Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI

DOSEN PEMBIMBING:

NURUZZAHRI, M.Pd.I

DISUSUN OLEH:

AKLIMA (194474)

CUT ULFA MIRANDA (194488)

ISMI MASTURA (20014537)

NISA MUNAWWARAH (194486)

NURATUL JANNAH (194487)

RAHMAWATI (194469)

INSTITUT AGAMA ISLAM ALMUSLIM ACEH

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Salawat dan
salam kepada Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  atas perjuangan beliau
kita dapat menikmati pencerahan Iman dan  Islam dalam mengarungi samudera kehidupan
ini. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “ Pengertian Metodologi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Pembelajaran Agama Islam.
       Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami  juga menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengharap  pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Pembelajaran PAI
B. Pengertian Pendidikan Agama Islam
C. Tujuan Metodologi Pembelajaran PAI
D. Manfaat Metodologi Pembelajaran PAI
E. Alasan Penggunaan Metodologi pembelajaran
F. Macam-Macam Metodologi Pembelajaran
G. Prinsip-Prinsip Metodologi Pembelajaran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil
dalam mengajar, hanya karena tidak menguasai metode mengajar. Itulah sebabnya, metode
mengajar menjadi salah satu obyek bahasan yang penting dalam pendidikan.Guru sebagai
dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu mengembangkan keterampilan
mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan lokal dimana proses
pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap statis (merasa cukup dengan apa yang sudah
ada) maka proses pendidikan itu akan statis pula bahkan mundur .Keberadaan metodologi
pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan guru dalam memecahkan
persoalan tersebut, karena merupakan hasil pengkajian dan pengujian melalui metode ilmiah.
Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut didaktik yaitu ilmu yang
membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar yang menimbulkan proses belajar.
Didaktik dibedakan menjadi dua, yaitu dikdaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik umum
membahas prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar, sedangkan didaktik khusus
yaitu membahas cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pelajar.Dan dalam Islam,
da’wah dan pendidikan tidak bisa dipisahkan, keduanya terjadi jalinan yang sangat erat dan
banyak mengalami persamaan-persamaan, hal ini ditegaskan Syeh Ali Manfudz
bahwa :“Sesungguhnya dakwah kepada kebaikan itu adalah pendidikan, dan pendidikan yang
bermanfaat itu hanyalah ada dengan amal perbuatan, karena pendidikan itu tegak berdiri atas
teladan yang baik dan uswatun hasanah”.
Adapun dalam makalah ini akan membahas metodologi pembelajaran, pengertiannya,
fungsi dan tujuannya, macam-macamnya berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam
metode pembelajaran tersebut, sebagai ilmu dalam mengembangkan cara mengajar baik
berupa prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar (didaktik umum), dan membahas
cara guru dalam menyajikan materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (didaktik
khusus) tentunnya pada pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembembelaran  tersebut
akan tercapai.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Metodologi Pembelajaran PAI?
2. Apa Pengertian Pendidikan Agama Islam?
3. Apa Tujuan Metodologi Pembelajaran PAI?
4. Apa Manfaat dari Metodologi Pembelajaran PAI?
5. Apa Alasan Penggunaan Metodologi Pembelajaran?
6. Apa saja Macam-Macam Metodologi Pembelajaran?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Metodologi Pembelajaran PAI
2. Untuk Mengetahui Maksud dari PAI
3. Untuk Mengetahui Tujuan Metodologi Pembelajaran PAI
4. Untuk Mengetahui Manfaat dari Metodologi Pembelajaran PAI
5. Untuk Mengetahui Alasan Penggunaan Metodologi Pembelajaran
6. Untuk Mengetahui Macam-Macam Metodologi Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI
1. Pengertian Metodologi
Kata “Metodologi” berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara, dan logos
yang berarti ilmu. Dengan demikian Metodologi dapat diartikan ; Suatu disiplin ilmu yang
berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan1.
Metodik (Methodentic) sama artinya dengan metodologi (Methodology), yaitu suatu
penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian.
Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002 : 741), berarti
“ ilmu tetang metode, uraian tentang metode”.
Dan dalam bahasa Arab disebut minhaj, wasilah, kaipiyah, dan thoriqoh, semuanya
adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia pendidikan Islam adalah
thoriqoh, bentuk jama’ dari thuruq yang berarti jalan atau cara yang harus ditempuh.
2. Pengertian Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran
mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan
demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar
(oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang
dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena
adanya usaha.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal2.

1
Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Cet.Pertama,
Pekanbaru: Suska Press, 2010. hlm. 13
2
S. Winataputra, Belajar dan Mengajar, Surakarta: Lima Aksara, 2008. hlm.40
Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar,
membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur serta memfasilitasi berbagai hal
kepada peserta didik agar biasa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan pendidik kepada
peserta didik untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui media, lingkungan, dan lainnya. Pembelajaran menurut para ahli :
1. Menurut Knowles, pembelajaran adalah cara pengorganisasian peserta didik untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan.
2. Menurut Crow & Crow, Pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan
sikap.
3. Menurut Munif Chatib, Pembelajaran adalah suatu proses transfer ilmu dua arah,
antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
4. Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar.
3. Pengertian Metodologi Pembelajaran
Metodologi dapat diartikan ; Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode,
peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan.
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena
adanya usaha. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa metodologi pembelajaran adalah :
a. Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara yang
digunakan untuk melaksanakan suatu proses interaksi antara pebelajar dan pebelajar agar
tujuan yang telah ditentukan dalam pendidikan dapat tercapai.
b. Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara-
cara seorang guru dalam membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur serta
memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar sehingga pengajaran
tersebut sesuai dengan daya serap peserta didik
c. Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang membahas tentang segala usaha seorang
guru yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses
pembelajaran dengan berbagai aktivitas baik itu di dalam lingkungan sekolah maupun di luar
lingkungan sekolah.
Dalam bahasa Inggris, metode di sebut method dan way, keduanya diartikan cara.
Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara adalah kata way itu, bukan kata method.
Karena metode istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling
tepat (efektif) dan cepat (efisien)” dalam melakukan sesuatu3.
Maka metodologi dalam pengertian ini adalah ilmu tetang metode yaitu ilmu yang
mempelajari cara yang paling tepat (efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan pengertian di tersebut, maka dijumpai
dalam buku metodologi pengajaran lebih banyak membahas bermacam-macam metode,
seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi dan lain-lain. Pendapat di atas
diperkuat dengan fiman Allah dalam surah An-Nahl : 125, yang artinya sebagai berikut :
Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasehat yang baik,
serta berbantahlah mereka dengan cara yang baik (QS.An-Nahl : 125).
Dengan demikian, metodologi pembelajaran tidak hanya membahas metode semata,
tapi kajiannya lebih luas yaitu mengaitkan cara mengunakan metode dengan bahan yang
diajarkan, peserta didik dan guru bahkan lingkungan.
Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Pendapat Gagne, bahwa pembelajaran diartikan seperangkat acara pristiwa eksternal
yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.
b. J. Drost (1999), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan
untuk menjadikan orang lain belajar.
c. Mulkan (1993), memahami pembelajarann sebagai suatu aktifitas guna menciptakan
kreativitas siswa.

B. PENGERTIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Pendidikan berasal dari kata didik. Dengan diberi awalan pend dan akhiran kan, yang
mengandung arti perbuatan, hal, dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah religion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan
pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan pada feeling attituted, personal
ideals, aktivitas kepercayaan4

3
Ahmad tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, Hal.
9.
4
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia, 2001, Hal. 3
Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian
pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar),[13] ta’dib (mendidik),[14] dan tarbiyah (mendidik).[15]
Namun menurut al-Attas (1980) dalam Hasan Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih
tepat digunakan dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar
saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara.Dalam perkembangan selanjutnya, bidang
speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah
digunakan dalam pendidikan Islam hingga populer sampai sekarang. Dengan demikian,
Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.
Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut :
a. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing,
pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang
hendak dicapai.
b. Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
c. Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa menjalankan
tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan pelatihan.
d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.
Sebagai salah satu komponen ilmu pendidikan Islam, metode pembelajaran PAI harus
mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan pendidikan
agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran.
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, Departemen
Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut :
a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran
(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan
pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu : pertama, membentuk
peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya semata. Kedua, bernilai
edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan
motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.
Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa Pendidikan Agama
Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran dan / atau
latihan yang dilakukan GPAI secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik
bisa menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT yang pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama
dan berakhlak mulia.Agar hal di atas dapat dicapai, maka GPAI dituntut mampu
mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran PAI, disinilah pentingnya mempelajari
metode pembelajaran PAI.

C. TUJUAN METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


Metode yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan dengan tujuan
pembelajaran. Metode harus mendukung kemana kegiatan interaksi edukatif berproses guna
mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan anak
secara individu agar bisa menyelesaikan segala permasalahan yang dihatapinya Dr. Sayyid
Ibrahim al-jabar mengatakan5 :
“Sesungguhnya tujuan pokok pendidikan haruslah dapat memberikan rangsangan kuwat
untuk pengembangan kemampuan individudalam upaya mengatasi semua permasalahan baru
yang muncul serta dapat mencari terobosan-terobosan solusi alternative dalam
menghadapinya”.
Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk
memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional
pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain, metode dapat merupakan sarana untuk
menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu
ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil
pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakanbisa diraih dengan sebaik dan semudah
mungkin.
5
Nazarudin Rahman. Op.Cit. hal. 163
Dari pemaparan di atas tadi segara dapat dilihat bahwa pada intinya metode bertujuan
mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat
sesuai yang diinginkan. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umumdalam memfungsikan
metode yaitu prinsip agar pembelajaran dapat dilaksanakan dalam suasana menyenangkan,
mengembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi
lebih mudah untuk diterima oleh peserta didik.

D. MANFAAT METODOLOGI PEMBELAJARAN PAI


Metode metode pembelajaran PAI memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta
didik.baik dalam proses belajar dan pembelajaran.maupun dalam kehidupan sehari hari
bahkan untuk hari esok. Sehubungan dengan itu, Omar Muhamad althoumy alsyaibani
mengatakan bahwa kegunaan metodologi pembelajaran agam islam adalah sbb6:
a.Menolongsiswadalammengembangkanilmupengetahunan pengalaman,ketrampilan.terutama
berpikir ilmiah dan sikap dalam satu kesatuan.

b. Membiasakan pelajar berpikir sehat, rajin ,sabar dan teliti dalm menuntut ilmu
c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektife dan efisien.
d. Menciptakan suasanabelajar mengajar yang kondusif komunikatif,sehingga dapat
meningkatkan motivasi peserta didik.
Dengan demikian keberadaan metodologi pembelajaran menunjukan pentingnya
metode dalam sistem pengajaran. Tujuan dan materi yang baik tanpa di dukung
denganmetode dan penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar
itu pendidkan islam sangat memperhatikan terhadap masalah metodologi pembelajaran ini,
sebagaimana hadis nabi sbb:
Bagi segala sesutu itu ada caranya( metodenya), dan metode masuk sorga adalh ilmu.
(HR. Dailami )

E. ALASAN PENGGUNAAN METODOLOGI PEMBELAJARAN


Metode belajar-mengajar adalah bagian utuh (terpadu, integral)dari proses pendidikan
pengajaran. Metode ialah cara guru menjelaskan suatu pokok bahsan (thema, pokok masalah)
sebagai bagian kurikulum (isi, materi pengajaran), dalam upaya mencapai sasaran dan
tujuan pengajaran (tujuan institusional, tujuan pembelajaran umum dan khusus).

6
Hasan Langgulung, Op. Cit., Hal. 3.
Proses pembelajaran, atau PBM sebagai kerjasama guru-siswa, secara psiko-pedagogis
mengutamakan oto-aktivitas (kemandirian, KBS) sebagai bekal pendewasaan diri
mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata
pelajaran). Artinya, dalam PBM peran guru lebih bersifat tut-wuri handayani, berjalan
bersama (bekerjasama, komunikasi, dialog dan hubungan akrab) guru-siswa, ialah suasana
pembelajaran di dalam dan di luar kelas.
PBM dan kerjasama guru-siswa mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara
atu metode, yang pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pendidikan-
pengajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memilih/menetapkan suatu metode dalam PBM
(proses intruksional) ialah:
1) metode ini seeuai dengan pokok bahasan, dalam makna lebih menjadi mencapai
sasaran dan tujuan instruksional.
2) metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar (KBS, kemandirian) dan
meningkatkan motivasi atau semangat belajar.
3) metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan, sehingga
pemahaman siswa makin jelas.
4) metode ini dipilih guru dengan asas di atas berdasarkan pertimbangan praktis,
rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar
5) metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan
secara kombinasi (sintesis terpadu) dan dilengkapi dengan media tertentu,bahkan multi-
media. Dasar pertimbangannya ialah sasaran dan tujuan pendidikan pengajaran.

F. MACAM-MACAM METODOLOGI PEMBELAJARAN


1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan
(penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan cara
penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan disertai macam-macam penggunaan metode
pengajaran lain seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas dan sebagainya.
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari
siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau tertulis. Pertanyaan yang
diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih
luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang dihayati. Melalui tanya jawab
akan memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas,
dengan bertukar pendapat mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu
pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topik/sesuatu, atau untuk
mempersiapkan dan merampungkan keputusan Bersama.
4. Metode Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sisrematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung. Cara atau metode ini ditandai pada umumnya dengan pengamatan apa yang
benar-benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan secara obyektif
mengenai apa yang diamati. Secara garis besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

a)Structured orm controller observation (observasi yang direncanakan, atau tes control)
b)Strukctures or informal observation (observasi informal atau tidak direncanakan lebih
dahulu).
Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko
daftar isian yang telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu
diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak
direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa
sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-Aspek atau peristiwanya tidak
terduga sebelumnya.
5. Metode Peragaan
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan
peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya
6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan
pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual maupun
secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara
rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan
penentuan alternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak
ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan secara
rasional.
7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa
murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.Karya= kerja, wisata= pergi
Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek
tersebut berada. Karya wisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja
ataupun cukup lama sampai beberapa hari
8. Metode Inkuiri
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari
kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut
dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar mengajar dimana
siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau
kesimpulannya.Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan
masalah atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai
pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah
tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara model inkuiri dengan metode pemecahan
masalah. (Problem Solving) yang lebih menitikberatkan pada pemecahan masalah yang
dihadapi oleh siswa.
Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok atau pun seluruh kelas
( klasikal ), baik dilakukan dalam kelas, maupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab antar guru dengan murid, dan
sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban
tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah
tertentu.
9. Metode Mengarang (Ekspresi)
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah
(thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu.
10. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan
memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas tersebut dapat berupa mengikhtisarkan karangan
(dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar,
perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung metode ceramah,
inkuiri, VCT. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik ruang
lingkup maupun bahannya.Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun
kelompok.
11. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah.
Simulation juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja. Simulasi sebagai metode
penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat. Simulasi sebagai
metode penyajian adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman akan hakikat suatu
prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan
(tidak sesungguhnya). Dengan simulasi memungkinkan siswa mampu menghadapi kenyataan
yang sesungguhnya atau mempunyai kecakapan bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi
sebenarnya
12. Metode Permainan
Metode permainan merupakan cara menyajikan bahan pengajaran dimana siswa
melakukan permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu.
Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam
kerangka proses belajar mengajar. Sebagai metode mengajar metode permainan dapat
dilakukan secara individual atau kelompok.
13. Metode Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (education games)
yang dipakai untuk menjelasakan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan
untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain dengan
memerankan peran orang lain. Bermain peran diperankan tanpa naskah dan bersifat
afektif dengan strategi pemecahan masalah. Dengan perkataan lain bermain peran adalah
suatu usaha memperjelas suatu masalah atau memecahkannya dengan memerankan tanpa
dipersiapkan terlebih dahulu. Bermain peran dapat dibedakan atas dua macam yaitu
bermain peran secara sederhana yakni tanpa tahap-tahap seperti uraian di bawah, dan bermain
peran yang kompleks seperti dijelaskan berikut. Perbedaan antara bermain peran dengan
dramatisasi adalah bahwa bermain peran dimainkan tanpa naskah/teks, sedang dramatisasi
dimainkan atas dasar naskah yang ada.
14. Metode Partisipatorik
Metode partisipatorik adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa
diikut sertakan dalam kegiatan yang sebenarnya dalam kehidupan masyarakat.Metode ini
dianjurkan untuk dipergunakan dalam mengajarkan konsep yang diperkirakan memerlukan
ketrampilan siswa serta diperhitungkan bahwa konsep tersebut akan banyak kegunaan
praktisnya bagi siswa.Salah satu tuntutan metode ini adalah guru harus memiliki relasi yang
banyak dalam masyarakat, atau setidak-tidaknya sekolah dapat membantu komunikasi
dengan masyarakt tersebut.
15. Teknik Pembinaan Nilai (Value Clarification Technique)
Teknik pembinaan nilai (VCT) merupakan salah satu cara penyajian materi pelajaran
untuk membina siswa agar mampu mengidentifikasi, mengklarifikasi, menilai dan
mengambil keputusan nilai mana yang akan dipilihnya secara nalar dan penuh keyakinan.
Terdapat banyak teknik yang dapat digunakan dalam metode VCT diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. percontohan (example of the examploratory)
2. analisis nilai : (a) model repotasi/liputan (b) model analisis akurat (c) model
analisis ceritera tidak selesai
3. VCT daftar : (a) daftar baik buruk (DBB) (b) daftar tingkat urutan (DTU) (c)
daftar skala sikap (DSS) (d) daftar gejala kontinum (DGK) (e) perisai kepribadian (PK) (f)
daftar membaca perkiraan orang lain tentang diri kita
4. VCT klarifikasi nilai dengan kartu keyakinan (evidencecard)
5. VCT melalui teknik wawancara
6. Teknik yurisprudensi
7. Teknik inkuiri nilai dengan pertanyaan acak (valueinquiry random questioning
technique = VIRQT)

G. PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI PEMBELAJARAN


Metodologi pembelajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
berfungsi membantu dalam proses pembelajaran, karena memberikan alternatif dan
mengandung unsur-unsur inovatif.
Menurut Mulyasa (2004), tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku peserta didik. Oleh karena itu,
Firdaus (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan proses
pengalaman belajar yang sistematis yang bermanfaat untuk siswa dalam kehidupannya kelak
dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa juga sekaligus mengilhami mereka ketika
menghadapi problem dalam kehidupan sesungguhnya7.
Dalam kontek pemberian pengalaman belajar yang dimaksud di atas, maka
implementasi metodologi pembelajaran yang selama konvensional (terpusat pada guru),
sudah saatnya untuk diganti dengan metodologi pembelajaran yang memungkinkan siswa
aktif dalam pembelajaran.
Menurut Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi
pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a. menjaga motivasi, kebutuhan, dan minat dan keinginan pelajar pada proses belajar.
b. menjaga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. memelihara tahap kematangan, perkembangan, dan perubahan anak didik.
d. menjaga perbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.
e. mempersiapkan peluang partisipasi praktikal; sehingga menjadi keterampilan, adat
kebiasaan, sikap dan nilai.
f. memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi
pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berpikir.
g. menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak
didik.
h. Pendapat yang hampir sama, menurut Abdurrahman Mas’ud, bahwa secara teknis
dalam penerapan metode, guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Guru hendaknya bertindak sebagai role model, suri tauladan bagi kehidupan sosial
siswa, baik di dalam maupun luar di luar kelas.
b. Guru hendaknya menunjukkan sikap kasih sayang kepada siswa.
c. Guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai subyek dan mitra belajar, bukan
obyek.
d. Guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator, promotor of learning yang lebih
mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas siswa, serta interakstif dan kamunikatif
dengan siswa. Maka menurut Syaiful Bahri, dalam penggunaan metode hendaknya
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1) Selalu beroritentasi pada tujuan.
2) Tidak terikat pada satu alternatif saja.
3) Dipakai sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode.
4) Digunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.
7
Nazarudin Rahman, Op.Cit. hal. 165.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, cara yang paling tepat dan cepat dalam
pembelajaran agama Islam yaitu dengan memperhatikan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab ketika metodologi pembelajaran PAI mau diterapkan, yaitu : siapa yang diajar?,
berapa jumlahnya?, seberapa dalam agama itu akan diajarkan?, seberapa luas yang akan
diajarkan?, dimana pelajaran itu berlangsung? dan peralatan apa saja yang tersedia?
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip metodologi
pembalajaran harus dapat memungkinkan pembelajaran terpusat pada guru dan siswa yang
menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan
siswa bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran . Dalam
hubungan ini tugas guru bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran,
melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain
meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah kegiatan
pembelajaran yang baik. Saat ini, ada beberapa metode dalam pembelajaran yang selama ini
digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran pada peserta
didiknya. Masing-masing dari metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahannya.
Metode pembelajaran ini memegang peranan yang sangat penting dalam kaitannya
dengan tujuan untuk mencapai sebuah pembelajaran yang ideal dan efisien. Seorang tenaga
pendidik haruslah mengerti tentang banyak hal terkait dengan bagaimana cara yang tepat
yang harusnya mereka terapkan pada setiap peserta didik yang mereka miliki. Hal ini jelas
karena setiap lingkungan pembelajaran memiliki kebutuhan metode pembelajaran yang
berbeda karena di dasari oleh banyak faktor yang berbeda.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan makalah ini tentunya masih banyak yang
perlu di benahi, walaupun kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi masih jauh dari
kesempurnaan. Karena itu kritik dan saran para pembaca sangat kami harapkan, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif,
Cet.Pertama, Pekanbaru: Suska Press. hlm. 13
S. Winataputra, Belajar dan Mengajar, Surakarta: Lima Aksara. hlm.40
Ahmad tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan, Bandung, Remaja
Rosdakarya, Hal. 9.
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia, Hal. 3
Nazarudin Rahman. Op.Cit. hal. 163
Hasan Langgulung, Op. Cit., Hal. 3.
Nazarudin Rahman, Op.Cit. hal. 165.

Anda mungkin juga menyukai