Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODOLOGI PEMBELAJARAN AKIDAH


AKHLAK

Oleh
A. MAHRISAL SABIL

(200112014)

ASTRINA AMAN

(200112024)

PROGRAM PASCASARJANAPENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada

junjungan Nabiyullah Muhammad Shallallau alaihi wasallam.

Makalah yang berjudul “ Metode Pembelajaran Akidah Akhlak” ini

bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan Metodologi Pembelajaran Agama

Islam pada jurusan Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan. 

Sinjai, 10 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN  ............................................................................1

A.    Latar Belakang ...........................................................................................1

B.     Rumusan Masalah ....................................................................................3       

C.     Tujuan Penulisan ......................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN ..............................................................................4

A.    Pengertian Akidah ....................................................................................4

1.      Sumber-sumber Akidah ....................................................................5

2.      Metode Mengajarkan Akidah ............................................................5

B.     Pengertian Akhlak ....................................................................................8

1.      Tujuan Mempelajari Akhlak .............................................................9

2.      Ciri-ciri Akhlak .................................................................................9

3.      Metode Pembelajaran Akhlak ...........................................................10

BAB III : PENUTUP .......................................................................................13

A. Kesimpulan .........................................................................................13

B. Saran ...................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan merupakan masalah yang penting dan menjadi kebutuhan

pokok bagi setiap manusia. Dengan pendidikan diharapkan mendapat ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan yang lebih baik, sehingga dengan

pendidikan yang dimiliki seseorang akan memberikan pengalaman dan latihan

dalam tujuan pokok dan fungsinya. Kaitan dengan pendidikan, pemerintah telah

menetapkan tujuan pendidikan Nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003 dalam

pasal 3, bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut, unsur ketakwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan hal yang pokok, hal ini menunjukkan

bahwa pendidikan agama memiliki peranan penting dalam membangun mental

dan spiritual. Oleh karena itu, pendidikan agama islam masuk dalam kurikulum

pendidikan yang berlangsung pada lembaga-lembaga pendidikan formal dari

pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan tingkat atas. Kurikulum yang bersifat

integrated (satu kesatuan) maka perlu di ikuti oleh proses kegiatan belajar

mengajar yang berorientasi pada anak didik dan bukan semata-mata

mengandalkan informasi yang berasal dari guru saja seperti yang selama ini

banyak diterapkan. Dengan demikian anak didik terlatih bersikap kreatif, mandiri

dan produktif. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran

masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran

1
belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer

yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi

seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang

diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui

alat-alat tersebut (Moh. Roqib dan Nurfuadi, 2011 : 107). Keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam

mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar.

Tugas utama guru harus di arahkan untuk membekali peserta didiknya

dengan nilai- nilai akhlak, keimanan dan pengetahuan yang sesuai dengan

tuntutan zamannya, agar menjadi generasi masa depan yang menjadi harapan

bangsa. Pada dasarnya metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar

mengajar merupakan titik terang bagi kita untuk membantu dalam penyampaian

materi pelajaran pada peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan seperti yang

diharapkan. Dengan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran akan

berjalan dengan baik dan juga tercapai tujuan yang diharapkan.

Tujuan pembelajaran yang utama untuk membekali Siswa adalah dengan

kemampuan. Atas dasar ini diperlukan metode pembelajaran yang sesuai pada

setiap pokok bahasan. Yang lebih penting lagi adalah agar Siswa dalam proses

pembelajaran Agama Islam terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat merasa

asyik, senang, dan menikmatinya.1

Dalam proses belajar mengajar sebagai seorang guru khususnya Aqidah

Akhlak dalam mendidik siswanya agar mencapai tujuan yang diharapkan tidaklah

mudah. Oleh karena itu, guru dituntut bisa mencari metode belajar aktif yakni

sebuah kesatuan sumber pembelajaran yang komprehensif.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik,

karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara


1 Sutrisno, Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia , ( Jogyakarta: Ar-Ruz Media, 2005), hal 22

2
mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa

akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga

diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya,

sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya.2

Dalam pengertian lain, metode pembelajran  merupakan cara-cara yang

digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk

mencapai tujuan. Dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan

maka makin efektif dan efisien kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru

dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar

siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru. 3 Oleh karena itu, guru

harus memilih metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar terutama dalam

menyampaikan materi mata pelajaran Akidah Akhlak agar dapat mencapai tujuan

yang diharapkan.

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan bahwa “ Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Akidah

Akhlak”?

C.   Tujuan Penulisan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Metode Pembelajaran Akidah

Akhlak

BAB II

PEMBAHASAN

2 Metode Pembelajaran    materi Akidah Akhlak kelas Madrsah Aliyah.htm 


3 Musyrifah, Skripsi “ Metode Pembelajaran Akidah  Akhlak di MTsn Wonnokromo Bantul
Yogyakarta, (2008) hal 4

3
A.   Pengertian Aqidah Akhlak
1.      Pengertian Aqidah

Secara bahasa aqidah berasal dari kata berarti ikatan dua utas tali dalam satu

buku sehingga menjadi tersambung. Sehinggga aqidah menurut “ikatan” atau kata

aqad juga berarti janji, kesepakatan 2 orang yang mengadakan perjanjian.

Sedangkan menurut istilah aqidah adalah urusan-urusan yang harus

dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rsa puas tertanam kuat dalam benak

jiwa yang tidak dapat diguncangkan oleh keraguan. Secara harfiah Islam berarti

berserah diri atau selamat. Artinya terserah diri untuk patuh dan taat kepada segala

aturan Allah (melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya).

Ada banyak keyakinan (agama) yang dianut manusia. Adapun hanya satu,

Islamlah agama yang pantas dijadikan pedoman/peraturan dasar kehidupan kita,

sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran: 19


    
.…  

Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.

(QS. Ali Imran: 19)

Pada ayat ini Allah menerangkan agamanya yang diakui-Nya di sisi-Nya

adalah Islam, yaitu agama tauhid, agama yang menegaskan Allah Subhanahu

wata’ala. Esa pada Dzat-Nya, sifat-Nya dan afal-Nya (segala perbuatan-Nya).

Sebagaimana agama yang dibawa para nabi terdahulu intinya adalah satu

ialah Islam. Aqidah Islamiyah selalu berkaitan dengan Iman, seperti: Iman kepada

Allah Subhanahu wata’ala , Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-

Nya, Hari Akhir (Hari kiamat-Pembalasan).

4
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengajar Aqidah antara

lain:4

1.   Dengan pendekatan dogmatis yaitu pendekatan berdasarkan dogma yaitu sesuatu

yang harus diterima dengan yakin sebagai suatu kebenaran.

2.   Pendekatan normatif yaitu pendekatan berdasarkan norma yaitu ukuran atau

ketentuan berlaku.

3.   Penndekatan rasional yaitu pendekatan dengan akal pikiran yang dapat

diterimanya.

4.   Pendekatan praktis atau keteladanan ialah pendekatan berdasarkan kenyataan

dalam praktik yang dapat diteladani.

2.   Sumber-sumber Aqidah

Apabila diperhatikan dengan seksama bahwa sumber atau dasar akidah berupa

Al-Qur’an dan dan As-Sunnah dan selain itu adalah fitrah tauhid yang dimiliki

setiap manusia karena hidayah taufiqiyah dari Allah Subhanahu wata’ala, melalui

akal pikirannya akan menyadari bahwa dirinya itu makhluk dan dan hamba Allah

Subhanahu wata’ala dan manusia dengan qalb lebih dalam lagi seperti kaum sufi

dalam meletakkan landasan Agidahnya.5

3.   Metode Mengajarkan Akidah

Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat

dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi

menjadi dua bagian. Metode pengajaran akidah itu banyak, antara lain :

  Metode ceramah

  Metode cerita
4 Zuhri Saifuddin, Syamsuddin Yahya “Metodologi Pengajaran Agama ”.
Semarang: Pustaka Pelajar. 1999 hal 90
5 Ibid, hal. 90

5
  Metode tanya jawab

  Metode widya wisata

  Metode bermain peran

  Metode demonstrasi

  Metode latihan sosio drama

  Metode diskusi

Metode-metode tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah

antara lain, metode cerita, ceramah, dan tanya jawab, disamping metode sosio

drama, demonstrasi, dan metode bermain peran.

a)      Metode bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua

pokok bahasan, karena selain aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah

aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah islam dan

pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai

akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan

putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya

dengan bersyukur kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah

Swt dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’

kepada kedua orang tuanya.

b)      Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan

menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang

diterima melalui indera telinga.6 Metode ceramah disebut metode mau’idhoh

hasanah dengan menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik.

Sepeerti yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam

kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah

Saw.

6 Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, ( Jogjakarta: CTSD IAIN Sunan
Kalijaga, 2002) hal 13

6
Metode Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan
 

berfikir dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada

kecerdasan otak dan intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek

kognitif. Didalam pengajaran aqidah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau

tanya jawab antara Nabi Ibrahim alaihi salam dengan umatnya. Dengan cara

seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku.

Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang

buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan sehari-

hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.

Penggunaan Tanya jawab bertujuan mengetahui sejauhmana tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh

guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan merangsang siswa

untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah yang

belum dipahami.

Metode Tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap

saling keterbukaan antara guru dan siswa dalam penerapan metode ini

pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap

ide – ide baru yang ditimbulkan dalam pembelajaran tersebut.7

c)      Metode sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:

-  Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.

- Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq, Umar bin khatab, Bilal

bin    Rabbah dan lain sebagainya.

e) Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru atau

instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan

7 Muhammah Ali Sunan, Metodologi Pembelajaran Aqidah, Kajian Iman kepada Nabi.html,
Sinjai, 17/04/2021

7
sesuatu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi

dipergunakan dalam pokok bahasan:

            -   Sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Rasulullah.

- Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.

f)  Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan

                  - Berbakti kepada ayah dan ibu.

                  -  Adab makan dan minum.

                  - Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.

B. Pengertian Akhlak

1.      Pengertian Akhlak
ٌ ُ‫ ُخل‬  
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun,  ‫ق‬

yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah

laku atau tabiat.

Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan


ْ    yang
ٌ PPPP‫خَل‬
perkataan khalqun  ‫ق‬ berarti kejadian, yang juga erat

hubungannya dengan    ‫الِق‬PPPPَ‫خ‬yang berarti pencipta, demikian pula

dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.

Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai adanya hubungan baik

antara Khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.8

2.      Tujuan mempelajari Akhlak

Menurut Barmawi Umary (1984) bahwa tujuan pengajaran akhlak

secara umum meliputi:

a.    Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji

serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.

8 Op cit, Saifuddin Zuhri dkk hal 109-110

8
b.   Supaya perhubungan kita dengan Allah Subhanahu wata’ala dan

sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.

Sedangkan menurut Prof. DR. Hamka (1976) mengungkapkan bahwa

yang menjadi tujuan dalam pengajaran akhlak adalah ingin mencapai

setinggi-tinggi budi pekerti dan akhlak. Menurut Ali Hasan 1988

bahwa tujuan pokok akhlak agar setiap orang berbudi (berakhlak),

bertingkah laku (tabiat), berangai atau beristiadat yang baik/yang

sesuai dengan ajaran Islam.9

3.      Ciri-ciri Akhlak

Adapun cirri-ciri akhlak menurut H.A, Mustofa antara lain :10

a.       Kebajikan yang mutlak

Islam menjamin kebaikan mutlak karena telah menciptkan akhlak

yang luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan

atau masyarakat pada setiap keadaan dan waktu.

b.      Kebajikan yang menyeluruh

Akhlak Islam menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia, tidak

mengandung kesulitan dan memberatkan Islam menciptakan akhlak

yang mulia sehingga dapat dirasakan sesuai dengan jiwa manusia dan

dapat diterima akal yang sehat.

c.       Kemantapan

Akhlak islam bersifat tetap, langsung dan mantap sebab Allah selalu

memeliharanya dengan kebaikan yang mutlak

d.      Kewajiban yang dipatuhi

9 http://miazart.blogspot.com/2013/02/metode-pembelajaran-pelajaran-aqidah.html, Sinjai,
17/04/2021
10 Drs. H.A. Mustofa Akhlak , PUSTAKA SETIA BANDUNG Cetakan : Ke 6 Tahun Terbit :
2014, hal 152

9
Akhlak islam wajib ditaati manusia, karena mempunyai daya kekuatan

yang tinggi, menguasai lahir batin dan sebagai perangsang untuk

berbuat kebaikan yang diiringi dengan pahala dan mencegah

perbuatan jahat karena takut akan siksaan Allah Subhanahu wata’ala.

e.       Pengawasan yang menyeluruh

Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal sehat. Segala

perbuatan dan tingkah laku manusia harus sesuai dengan ajaran akhlak

islam.

4.      Metode Pembelajaran Akhlak

Adapun menurut Prof. Dr. Hamka metode pengajaran akhlak ialah:11

a.       Metode alami

   Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik

diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi

diperoleh melalui instink atau naluri yang dimilikinya secara alami.

Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan secara pasti

tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti

pendidikan, pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Tetapi, paling

tidak metode alam ini jika dipelihara dan dipertahankan akan

melakukan akhlak yang baik sesuai fitroh dan suara hati manusia.

Metode ini cukup efektif untuk menanamkan kebaikan kepada anak

karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat

kabaikan tinggal bagaimana memelihara dan menjaganya.

b.       Metode mujahadah.

        Orang yang ingin dirinya jadi penyantun maka jalannya dengan

membiasakan bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah

mengerjakannya dan tidak merasa berat lagi. Mujahadah atau


11 Op cit, Saifuddin Zuhri dkk hal 127

10
perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan

baik memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia

berniat sungguh-sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan. Metode ini

sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan berbuat baik lainnya,

agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi

akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui

perjuangan dan usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru

harus memberikan bimbingan yang continu kepada anak didiknya,

agar tujuan pengajaran akhlak ini dapat tercapai secara optimal dengan

melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan.

c.       Metode teladan.

Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat

dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-

orang yang berbudi baik. Pergaulan sebagai salah satu bentuk

komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan akan

memberikan pengalaman-pengalaman yang bermacam-macam.

Metode teladan ini memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku

perbuatan manusia. Sebagaimana dikatakan Hamka (1984) bahwa:

“alat dakwah yang sangat utama adalah akhlaki”. Budi yang nyata

dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari. Maka, meneladani Nabi

adalah cita-cita tertinggi dalam kehidupan Muslim. Metode ini sangat

efektif untuk mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi

ikutan utama bagi murid-murid dalam segala hal. Misalnya,

kelembutan dan kasih saying, banyak senyum dan ceria, lemah lembut

dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah

laku sesuai misi yang diembannya. Jadi,  metode ini harus diterapkan

11
seorang guru jika tujuan pengajaran hendak dicapai. Tanpa guru yang

memberi contoh, tujuan pengajaran sangat sulit dicapai.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa metodologi pembelajaran Akidah Akhlak merupakan suatu

hal yang sangat penting yang harus diketahui dan dikuasai oleh seorang guru.

Letak keberhasilan dari proses belajar mengajar berada pada seorang guru yang

kreatif dan berkualitas  menggunakan metode pembelajaran yang direncanakan.

Dalam memilih metode pembelajaran Akidah Akhlak haruslah sesuai kebutuhan

peserta didik sehingga dapat memahami bidang studi Akidah Akhlak. Adapun

metode pembelajaran Akidah Akhlak antara lain m


1.     Metode alami ini adalah suatu metode dimana akhlak yang baik diperoleh
bukan melalui didikan, pengalaman, atau latihan, tetapi diperoleh melalui

instink atau naluri yang dimilikinya secara alami.


2.     Metode Mujahadah adalah metode ini sangat tepat untuk mengajarkan
tingkah laku dan berbuat baik lainnya, agar anak didik mempunyai

kebiasaan berbuat baik sehingga menjadi akhlak baginya, walaupun

dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan usaha yang sungguh-

sungguh.
3.     Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat
dengannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang

yang berbudi baik.

B. Saran
1. Adanya masukan dan saran demi perbaikan makalah ini selanjutnya

13
2. Makalah ini dapat menjadi rujukan bagi penulis lainnya dalam menyusun

makalah yang memiliki keterkaitan materi, tema, dan judul

14
DAFTAR PUSTAKA

Hisyam Zaini dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, ( Jogjakarta:

CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002)

http://miazart.blogspot.com  2013,  Metode Pembelajaran Pelajaran Aqidah.html 

http://muhammadalisunan.blogspot.com/2012/05/metodologi-pembelajaran-

aqidahkajian.html

Drs. H.A. Mustofa Akhlak Tasawuf , Penerbit : PUSTAKA SETIA BANDUNG

Cetakan : Ke 6 Tahun Terbit : 2014

Musyrifah. Skripsi “ Metode Pembelajaran Akidah   Akhlak di MTsn

Wonnokromo Bantul Yogyakarta”. 2008

Sutrisno. “Revolusi Pendidikan Islam di Indonesia”. Jogyakarta: Ar-Ruz

Media,2005.

Zuhri Saifuddin, Syamsuddin Yahya “Metodologi Pengajaran Agama ”.

Semarang: Pustaka Pelajar. 1999

15

Anda mungkin juga menyukai