Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah : Studi Hadits

MAKALAH
“YASSIRU WALAA TU’ASSIRU”

DISUSUN

A. MAHRISAL SABIL
200112014

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2020
PENJELASAN/PEMAHAMAN HADITS YASSIRU WALAA TU’ASSIRU

‫سرُوا‬
ِّ ‫سُروا وَلَا تَُع‬
ِّ ‫َي‬
Artinya : “Mudahkanlah dan jangan Mempersulit"

Secara etimologi

Kata ‫يسر‬
ِّ "yassiru" berasal dari kata‫يسرا‬-‫يسر‬
ً "yasara-yasran " yang berarti 1

mudah atau mudahkanlah2 sebagaimana dalam ayat surat al A’laa ayat 8


3
  
Artinya : “Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah”

Kalimat Wa laa yang berarti dan janganlah

Kata ‫سرُوا‬
ِّ ‫“ ُتَع‬Tu’assiruu” bentuk jamak muzakkar salim yang ditujukan kepada
orang banyak dalam bentuk fi’il; mudhari’ dan berasal dari kata ‫‘" عسر‬asura”
yang berarti sulit atau sukar4, Sebagaimana dalam Surah al Insyirah ayat 5 :
5
    
Artinya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”,

Secara Terminologi

‫َص َحابِِه‬ ِ ‫ثأ‬ ِ ِ


َ َ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم إذَا َب َع‬
ْ ‫َح ًدا م ْن أ‬
ِ ُ ‫ َكا َن رس‬:‫ال‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ َ‫وسى ق‬ َ ‫َو َع ْن أَيِب ُم‬
‫أبو موسى‬: ‫ َويَ ِّسُروا َواَل ُت َع ِّسُروا» الراوي‬،‫ «بَشُِّروا َواَل ُتَنفُِّروا‬:‫ض أ َْم ِر ِه قَ َال‬
ِ ‫يِف َب ْع‬
1
Kamus Al Munawwir, Ahmad Warson Munawwir, Penerbit Pustaka Progressif, Surabaya, 1997
hal. 1588
2
https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D9%8A%D8%B3%D8%B1/?page=2,
Sinjai,05/12/2020
3
Add Ins, Qur’an in word Versi.1.2.0, Mohammad. Taufiq, Al ‘Alaa ayat 8
4
Kamus Al Munawwir, Op.Cit hal. 929
5
Add Ins, Qur’an in word Versi.1.2.0, Mohammad. Taufiq, Al Insyirah ayat 5
:‫اجلزء أو الصفحة‬ ‫صحيح مسلم‬:‫املصدر‬ ‫مسلم‬: ‫ احملدث‬ ‫األشعري‬
6
)‫ (صحيح‬:‫حكم احملدث‬ 1732
Dari Abu Musa berkata : Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
mengutus salah satu dari sahabatnya untuk berda’wah, beliau bersabda :
Gembirakan mereka, jangan membuat mereka lari, buatlah mudah dan jangan
mempersulit.

ِ ‫ال أَخبرنَا ُشعبةُ وه‬


َ َ‫اش ٌم َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ ق‬
‫ال‬ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ‫اج ق‬ ٌ ‫حدثنا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر َح َّد َثنَا ُش ْعبَةُ َو َح َّج‬
َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬ ِ َ ‫ول إِ َّن رس‬ ٍِ ِ ِ َّ‫التي‬
‫ال‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ُ ‫س بْ َن َمال ك َي ُق‬ َ َ‫ت أَن‬ ُ ‫اح مَس ْع‬ َّ ‫قَ َال أَبُ و‬
‫مس ند‬: ‫س بْ َن َمالِ ٍك املص در‬ ِّ
َ َ‫ أَن‬: ‫ال راوي‬. ‫يَ ِّس ُروا َواَل ُت َع ِّس ُروا َو َس كنُوا َواَل ُتَنفُِّروا‬
7
)‫ (صحيح‬:‫حكم احملدث‬ 11883 :‫اجلزء أو الصفحة‬ ,‫امحد‬
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja'far] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Syu'bah]. sedang [Hajjaj] berkata; telah
mengabarkan kepada kami [Syu'bah]. Sedang menurut [Hasyim], ia berkata;
telah menceritakan kepada kami [Syu'bah] berkata; [Abu At Tayyah] berkata;
aku mendengar [Anas bin Malik] berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Permudahlah dan jangan persulit, tenangkanlah dan
jangan kalian buat lari menjauh."

ٍ ِ‫ال ح َّدثَنا حَي بن سع‬


‫اح‬ َّ ‫ال َح َّدثَيِن أَبُو‬
ِ َّ‫التي‬ َ َ‫ال َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ ق‬َ َ‫يد ق‬ َ ُ ْ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَشَّا ٍر قَ َ َ َ ْىَي‬
َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ٍِ ِ َ‫َع ْن أَن‬
‫ال يَ ِّس ُروا َواَل تُ َع ِّس ُروا َوبَش ُِّروا َواَل‬ َ ِّ ‫س بْ ِن َمالك َع ْن النَّيِب‬
‫اجلزء أو‬ ,‫صحيح البخاري‬: ‫س بْ َن َمالِ ٍك املصدر‬
َ ‫ن‬
ََ‫أ‬ : ‫الراوي‬ . 8
‫ُتَنف ُِّروا‬
) ‫ (صحيح‬:‫حكم احملدث‬ 5660 : ‫الصفحة‬

6
http://hdith.com/?s? = ‫تنفروا‬+‫ال‬+‫و‬+‫بشروا‬
7
https://carihadis.com/Musnad_Ahmad/nomor 11883
8
https://carihadis.com/Shahih_Bukhari/nomor 5660
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basysyar] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Yahya bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada
kami [Syu'bah] Telah menceritakan kepadaku [Abu At Tayyah] dari [Anas bin
Malik] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "permudahlah
dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari."

‫سحو‬ ٍ َ‫اح َع ْن أَن‬ ُّ ِ‫َح َّدثَنَا عَُبْي ُد اللَّ ِه بْ ُن ُم َع ٍاذ الْ َعْنرَب‬
َّ ‫ي َح َّدثَنَا أَيِب َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن أَيِب‬
ِ َّ‫التي‬
‫يد ح و َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن الْ َولِي ِد‬ ٍ ِ‫ح َّدثَنا أَب و ب ْك ِر بن أَيِب ش يبةَ ح َّدثَنا عبي ُد اللَّ ِه بن س ع‬
َ ُْ ْ َُ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ َ َ
‫ك َي ُق واُل‬ٍ ِ‫ال مَسِ عت أَنَس بن مال‬ َّ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر كِاَل مُهَا َع ْن ُش ْعبَةَ َع ْن أَيِب‬
َ َ ْ َ ُ ْ َ َ‫اح ق‬ ِ َّ‫التي‬
‫ الراوي‬.9‫ول اللَّ ِه َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يَ ِّس ُروا َواَل ُت َع ِّس ُروا َو َس ِّكنُوا َواَل ُتَنفُِّروا‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ق‬
‫حكم‬ 3264 : ‫اجلزء أو الص فحة‬  ,‫ص حيح مس لم‬: ‫اح املص در‬ َّ ‫ أَيِب‬:
ِ َّ‫التي‬
) ‫ (صحيح‬:‫احملدث‬
Telah menceritakan kepada kami [Ubaidulalh bin Mu'adz Al 'Anbari] telah
menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah]
dari [Abu At Tayah] dari [Anas]. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan
kepada kami [Ubaidullah bin Sa'id]. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah
menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Walid] telah menceritakan kepada
kami [Muhammad bin Ja'far] keduanya dari [Syu'bah] dari [Abu At Tayah] dia
berkata; aku mendengar [Anas bin Malik] berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Permudahlah oleh kalian dan jangan mempersulit,
buatlah hati mereka tenang dan jangan menakut-nakuti."

ِ ‫ح َّد َثنَا عثْما ُن بن أَيِب َشيبةَ ح َّد َثنَا أَبو أُسامةَ ح َّد َثنَا بري ُد بن عب ِد اللَّ ِه عن ج د‬
‫ِّه أَيِب بُ ْر َد َة‬ َ َْ ْ َ ُ ْ ْ َُ َ َ َ ُ َ َْ ُْ َ ُ َ
‫َص َحابِِه‬ ِ ‫ثأ‬ ِ ِ
َ َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم إ َذا َب َع‬
ْ ‫َح ًدا م ْن أ‬
ِ ُ ‫ال َك ا َن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ َ‫وس ى ق‬ َ ‫َع ْن أَيِب ُم‬

9
https://carihadis.com/Shahih_Muslim/nomor 3264
َ َ‫ض أ َْم ِر ِه ق‬
َ ‫ أَبو ُم‬: ‫ ال راوي‬. ‫ال بَ ِّش ُروا َواَل ُتَنفُِّروا َويَ ِّس ُروا َواَل ُت َع ِّس ُروا‬
‫وس ى‬ 10
ِ ‫يِف َب ْع‬

) ‫ (صحيح‬:‫حكم احملدث‬ 4195 : ‫اجلزء أو الصفحة‬  ,‫سنن ابو داود‬: ‫املصدر‬


Telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Abu Syaibah] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Abu Usamah] berkata, telah menceritakan kepada
kami [Buraid bin Abdullah] dari kakeknya [Abu Burdah] dari [Abu Musa] ia
berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin mengutus salah
seorang sahabatnya atas suatu urusan, beliau berpesan: "Buatlah gembira dan
jangan kalian buat lari, mudahkan dan jangan kalian buat sulit."

‫ب أح د ُكم‬
َ ‫ وإذا غض‬، ‫وبش روا وال تن ّف روا‬
ّ ، ‫تعس روا‬
ّ ‫ويس روا وال‬
ّ ‫علّم وا‬
11
‫فليس ُكت‬
‫السلسلة الصحيحة‬ : ‫املصدر‬ , ‫األلباين‬ : ‫احملدث‬ , ‫عبداهلل بن عباس‬ : ‫الراوي‬
‫صحيح‬ : ‫خالصة حكم احملدث‬ , 1375 :‫الصفحة أو الرقم‬
( ‫ والط رباين‬،‫) خمتص را‬4872( ‫ وال بزار‬،)2556( ‫أخرج ه أمحد‬ : ‫التخ ريج‬
.‫) باختالف يسري‬10951( )11/33
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “ Ajarilah mereka,
Mudahkanlah dan jang mempersulit , dan berikan berita gembira dan jangan
membuat mereka lari dan jika salah seorang diantara kalian marah henndaknya
mereka diam”

Dari keseluruhan hadits yang disebutkan di atas menekankan kemudahan


dan tidak mempersulit. Mudah dan mempermudah merupakan salah satu dari
karakteristik dalam Islam. Islam ingin mempermudah umatnya dalam menerima
dan menjalankan kebenaran; dan tidak ingin mempersulit mereka. Sehingga orang

10
https://carihadis.com/Sunan_Abu_Daud/nomor 4195
11
https://www.dorar.net/hadith/sharh/78068
menerima dan menjalankan Islam dengan lapang dada dan senang. Hal ini
diperkuat oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Di
dalam Al-Qur'an kita temukan, Allah menyatakan bahwa dien yang disyariatkan
kepada hamba-hamba-Nya bukan untuk menyulitkan mereka, sebagaimana
disebutkan dalam surah al Hajj: 78

        ......  .....
Artinya :
........” Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu
dalam agama suatu kesempitan”. ......

Islam adalah agama yang mudah berasal dari Dzat yang Maha Murah dan
penuh Kasih. Dalam menjalankan segala beban syariat, manusia diberikan banyak
kemudahan oleh Allah. Ketika seseorang kesulitan dalam menjalankannya, Allah
ringankan, Allah gantikan dengan yang lebih mudah bahkan kadang Allah
bebaskan kewajibannya. Namun, ada kalanya justru kemudahan-kemudahan dari
Allah ini tertutup oleh kekakuan sikap beberapa muslim. Islam digambarkan
sebagai ajaran yang rumit dan seakan hanya sedikit orang yang mampu
menjalankannya secara utuh.
Lebih lanjut, Rasulullah mempermudah ketentuan syariat yang dilakukan
oleh umatnya dalam kehidupan sehari-hari, karena setiap syariat yang dibawa
Nabi pasti mampu diamalkan oleh umatnya, jika syariat tersebut tidak dapat
sempurna diamalkan oleh umatnya, baik itu karena ketidak mungkinan fisik, dll.
Maka ada cara lain yang dapat digunakan unutk menghindari masyaqqat (beban
berat) yang sulit dilakukan, misalnya dengan cara rukhshah. Bahkan Nabi pernah
marah kepada sahabat-sahabatnya yang memaksakan untuk melakukan ketentuan
syariat bagi orang yang sakit disamakan sebagaimana orang sehat umumnya.
Padahal pemaksaan itu dapat mejadikan sakitnya semakin parah, ataupun
menjadikan orang yang sakit merasa menjadi Islam cukup sukar dan
memberatkan, dan akhirnya malah lari dari Agama yang dibawa Nabi, Kalau
disuruh memilih, Rasulullah selalu memilih yang paling mudah bagi umatnya
selama itu tidak mengandung dosa. Bila mengandung dosa, maka Rasulullah
adalah manusia pertama yang paling menghindarinya. 12 Dalam Shahih Muslim
pada Riwayat Jabir disebutkan Rasulullah bersabda “ Allah tidak mengutusku
untuk menyusahkan dan tidak pula membuat bingung, tetapi Allah mengutusku
untuk mengajarkan dan memudahkan”

Implementasi Hadits “Yassiru wa Laa Tua’assiru” dalam bidang Pendidikan


Hasil penelitian menunjukan bahwa, proses pembelajaran yang mudah dan
menyenangkan akan membuat potensi dan kemampuan siswa dapat berkembang.
Menurut Kline dan Buzan dalam Hartono, dkk. (2012: 88), tentang kekuatan
berfikir ketika dalam keadaan senang, mengungkapkan, ”Kekuatan berfikir akan
berkembang apabila diri anda berada dalam keadaan yang menyenangkan.”
Diantara banyak teori pembelajaran tentang cara memaksimalkan potensi siswa
pada proses pembelajaran diantaranya konsep ‘mudah dan menyenangkan.’
Namun teori ini diduga masih belum dilaksanakan secara komprehensif. 13
Dalam proses pembelajaran, pendidik memiliki peran utama dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan
pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotorik)
dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak dibidang
pengajaran (pedagogis). Namun dalam Islam bukan hanya semata ketiga aspek
tersebut, namun aspek pendidikan hati juga merupakan hal yang penting yaitu
tauhid dan akidah yang kokoh dan sebagainya. Di Indonesia saat ini istilah
pengajaran telah dirubah menjadi pembelajaran pasca amandemen keempat UUD
1945 pada pasal 31 ayat 2 (Sekretariat Jendral MPR RI, 2015: 164) dan
ditetapkannya UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, sebagai sistem pendidikan
nasional. Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pada bab I
pasal 1 ayat 20 menyebutkan bahwa; “Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
(Departemen Pendidikan Nasional, 2003).
12
https://hidayatuna.com/maksud-hadis-permudahlah-jangan-dipersulit/Sinjai, 27/11/2020
13
Bisri Mustofa Analisis Hadis Tentang Proses Pembelajaran Yang Mudah Dan Menyenangkan
Mahasiswa Program Doktor UIN SUSKA Riau JURNAL PIGUR Volum 02, Nomor 01, Maret
2017
Perubahan tersebut tentu sangat berdampak signifikan pada
keberlangsungan sistem di kelembagaan maupun implementasinya. Sebagai umat
Islam, apapun perubahan dalam sistem Undang-Undang, untuk tetap berpegang
pada Al-Qur’an dan hadis agar tidak tersesat dan selamat untuk di dunia dan
akhirat. Karena Islam merupakan Agama yang Universal. Menurut Salmaini Yeli
(2008: 248), Islam merupakan agama yang universal yang tidak hanya mengkaji
masalah-masalah agama semata, namun juga mencakup semua aspek kehidupan
manusia. Diantara aspek kehidupan manusia yang paling penting adalah
pendidikan. Didalamnya terdapat Al-Qur’an dan Hadis yang tanpa ada keraguan
baginya.14
Dalam proses pembelajaran, pendidik memiliki peran utama dalam
menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan
pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotorik)
dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak dibidang
pengajaran (pedagogis). Namun dalam Islam bukan hanya semata ketiga aspek
tersebut, namun aspek pendidikan hati juga merupakan hal yang penting yaitu
tauhid dan akidah yang kokoh dan sebagainya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. menjamin keselamatan bagi
mereka yang konsisten dan konsekwen merujuk segala nganan dan kemudahan
bagi umat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadits yassiru wa
laa tu’assiru. Hadits tersebut diawali dengan kalimat yassiru, yaitu perintah untuk
senantiasa memberikan segala kemudahan dalam berbagai urusan, yang kemudian
dilanjutkan dengan kalimat laa tu’assiru yaitu larangan untuk tidak mempersulit
urusan manusia. Hikmah dalam penambahan kalimat yassiru dengan laa tu’assiru
adalah sebagai bentuk penegasan. Jika hanya menggunakan kata yassiru
(mudahkanlah) maka orangorang akan sedikit memberikan kemudahan dan
seringkali menyusahkan orang lain dalam urusan-urusan yang mereka lakukan.
Oleh karena itu Rasulullah bersabda laa tu’assiru (janganlah mempersulit)
dengan maksud untuk mengingatkan bahwa memberikan kemudahan kepada
orang lain harus dilakukan dalam setiap situasi dan kondisi (Al-Asyqolani, terj:

14
Yeli Salmaini, Psikologi Agama, Bandung: Nusamedia, hal. 248, 2008
Ummah, 2002: 1: 309). Al-Mishri (2008: 3: 336) juga menjelaskan bahwa ketika
disebut suatu perkara dan lawan katanya maka hal tersebut menandakan bahwa
perkara itu terkadang dilakukan dalam dua waktu secara bergantian. Apabila tidak
dibatasi dengan kata yassiru pada hadis tersebut, maka orang yang memberikan
kemudahan bagi urusan orang lain justru akan lebih sering menyusahkan pada
waktu, situasi dan kondisi yang lain. Maka ketika Rasulullah bersabda “wa laa
tu’assiru”, terhalanglah kesempatan untuk menyulitkan orang lain dari berbagai
sisi, sehingga hal inilah yang harapkan dan dianjurkan untuk senantiasa dipegang
oleh setiap insan.
Dalam suatu riwayat, Aisyah menerangkan bahwa Rasulullah apabila
memilih atau memutuskan dua perkara, maka beliau akan memilih salah satu yang
paling ringan dan mudah diantara dua perkara itu. Namun yang menjadi catatan
dari penjelasan Aisyah bahwa Rasul akan memilih perkara yang paling mudah dan
ringan apabila tidak akan menimbulkan dosa. Namun apabila perkara itu akan
menimbulkan dosa, maka beliau akan menjauhkan orang-orang dari perkara itu
(Ibnu Bathal, 2003 M / 1423 H: 9: 302). Ibnu Bathal (2003 M / 1423 H: 9: 303)
kemudian menjelaskan tentang bagaimana dan seperti apa setiap muslim harus
memberikan kemudahan kepada orang lain yaitu dengan mengutip hadis riwayat
Abu Hurairah tentang kisah seorang Arab Badwi yang kencing di masjid sehingga
mengundang kemarahan dari para sahabat yang ada disana saat itu. Namun
Rasulullah bersabda:

ٍ ‫ث ح َّدثَيِن ي ونُس َعن ابْ ِن ِش ه‬ ِ


‫اب‬ َ ْ ُ ُ َ ُ ‫ال اللَّْي‬ ِّ ‫الز ْه ِر‬
َ َ‫ي َوق‬ ُّ ‫ب َع ْن‬ ْ ‫َح َّد َثنَا أَبُو الْيَ َمان أ‬
ٌ ‫َخَبَرنَا ُش َعْي‬
‫ال يِف الْ َم ْس ِج ِد‬
َ َ‫َن أ َْعَرابِيًّا ب‬
َّ ‫َخَب َرهُ أ‬ َّ ‫َخَب َريِن عَُبْي ُد اللَّ ِه بْ ُن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن عُْتبَ ةَ أ‬
ْ ‫َن أَبَا ُهَر ْي َر َة أ‬ ْ‫أ‬
‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َدعُ وهُ َوأ َْه ِري ُق وا‬ ِ ُ ‫ال هَل م رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِِ
ُ َ ْ ُ َ ‫َّاس َلي َقعُ وا ب ه َف َق‬
ِ ِ
ُ ‫َفثَ َار إلَْي ه الن‬
ِ ِ ٍ ِ ٍ ِ ِِ
َ ‫َعلَى َب ْوله َذنُوبًا م ْن َماء أ َْو َس ْجاًل م ْن َماء فَإمَّنَا بُعثْتُ ْم ُميَ ِّس ِر‬
َ ‫ين َومَلْ ُتْب َعثُوا ُم َع ِّس ِر‬
‫ين‬
Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Yaman] telah mengabarkan kepada
kami [Syu'aib] dari [Az Zuhri], [Al Laits] berkata; telah menceritakan kepadaku
[Yunus] dari [Ibnu Syihab] telah mengabarkan kepadaku ['Ubaidullah bin
Abdullah bin 'Utbah] bahwa [Abu Hurairah] telah mengabarkan kepadanya;
Seorang Arab badui kencing di Masjid, maka orang-orang pun segera menuju
kepadanya dan menghardiknya, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda kepada mereka: "Biarkanlah dia, dan guyurlah air
kencingnya dengan seember air, hanyasanya kalian diutus untuk memudahkan
bukan untuk mempersulit."
Berdasarkan kisah itu, terdapat nilai-nilai pendidikan yang mengisyaratkan
bahwa dalam memberikan teguran kepada orang yang melakukan kesalahan oleh
sebab keterbatasan ilmu dan ketidaktahuannya harus menggunakan cara yang
lemah lembut sehingga dapat diterima dengan baik (Ibnu Bathal 2003 M / 1423
H: 9: 303). Imam Ath-Thabrani menjelaskan perihal makna dari kalimat yassiruu
walaa tu’assiruu bahwa yang dimaksud memberikan kemudahan dan tidak
mempersulit itu adalah dalam semua jenis kebaikan yang bersifat umum bukan
dalam perkara kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah.
Berdasarkan pendapat para pensyarah hadits, hadits ini memerintahkan
bagi setiap umat muslim untuk memberikan kemudahan kepada orang lain di
dalam situasi dan kondisi apapun. Setiap umat muslim juga dilarang untuk
menyulitkan orang lain dari berbagai sisi. Memberikan kemudahan dan tidak
mempersulit kepada orang lain itu di dalam semua jenis kebaikan yang umum,
bukan hanya dalam perkara kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah saja.
Untuk memberikan kemudahan dan tidak menyulitkan dalam proses perubahan
perilaku ataupun proses belajar, dapat menggunakan cara yang lemah lembut
ketika ada seseorang yang melakukan kesalahan oleh sebab keterbatasan ilmu dan
ketidaktahuannya. Selain itu, Rasulullah juga menganjurkan umatnya jika
dihadapkan pada dua pilihan, maka pilihlah perkara yang paling mudah dan
ringan.

Belajar merupakan sebuah proses yang terjadi pada semua orang yang
berlangsung seumur hidup, sejak masih di dalam kandungan hingga liang lahat.
Di dalam proses belajar, terjadinya perubahan perilaku individu meliputi perilaku
yang tampak dan tidak tampak yang menyangkut salah satu ataupun keseluruhan
aspek kepribadian individu melalui proses yang direncanakan dengan sengaja
maupun melalui pengalaman yang tidak disengaja dalam lingkungan yang khusus
maupun lingkungan yang alamiah. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru tersebut seperti
dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan
berkembangnya sifat-sifat sosial dan emosional (Siahaan, 2005: 2). Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut untuk mampu memahami
materi yang sedang dipelajari. Tak hanya memahami, siswa juga dituntut untuk
mampu mengamalkan ilmu yang telah dipelajarinya di dalam kesehariannya.
Dalam proses pembelajaran, siswa seringkali mengalami perubahan energi.
Misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan. Seperti halnya ketika
di dalam kelas, siswa yang seharusnya fokus belajar, justru melakukan hal-hal lain
yang membuatnya tidak belajar. Agar dapat mengoptimalkan kemampuan yang
ada pada siswa, tidak cukup dengan menggunakan metode yang variatif dan
efektif saja. Tentunya guru sebagai pemimpin di dalam kelas, pemimpin bagi para
siswa saat pembelajaran berlangsung.15

Seorang guru harus mampu membuat proses belajar mengajar yang tepat,
menarik serta menyenangkan. Namun yang menjadi persoalan adalah bentuk
strategi seperti apa yang harus digunakan guru di dalam proses pembelajaran.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang
mengisyaratkan tentang konsep strategi dalam belajar mengajar yang terdapat
dalam Shahih Bukhari, kitabul ‘ilmi bab sabda Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam tentang memilih waktu yang tepat untuk memberi nasihat dan

15
Implikasi Pendidikan Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari tentang Yassiruu Wa Laa
Tu’assiruu Wa Bassyiruu Wa Laa Tunaffiruu dalam Menyusun Strategi Pembelajaran ,
Rachmawaty Rahayu, Saepuddin Hj Adliyah Ali, Prosiding Pendidikan Agama Islam
ISSN: 2460-6413
mengajarkan ilmu, yaitu: Dari Anas bin Mali Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

‫يَ ِّسُروا َواَل ُت َع ِّسُروا َوبَشُِّروا َواَل ُتَنف ُِّروا‬

"Permudahlah dan jangan persulit, berilah buatlah mereka gembira dan jangan
buat mereka lari." (Muttafaq 'Alaih)

Apabila ditelaah dari sisi asbab wurud, hadits tersebut merupakan pesan
Rasulullah kepada Anas bin Malik agar dia bersikap adil dan tidak memberatkan
orang yang belajar ilmu agama dan harus memberi semangat serta motivasi
supaya mereka lebih giat lagi dalam mempelajari agama dan mengamalkannya
(Wandi, 2017: 79).

Upaya untuk memudahkan pemahaman materi ajar kepada peserta


dibutuhkan strategi dalam pengajaran ataupun dalam proses pembelajaran yang
Secara harfiah, kata “strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan
stratagem yaitu siasat atau rencana. Strategi juga diartikan sebagai rencana
tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan. Strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan
secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.16
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau
kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arahn pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran
juga dapat dilihat sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif dengan menekankan pada
penyediaan sumber belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 17 Pembelajaran merupakan

16
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar mengajar, 2002
17
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-2003#:~:text=Dalam%20UU
%20ini%20diatur%20mengenai,bahasa%20pengantar%3B%20dan%20wajib%20belajar.,
rangkaian peristiwa (events) yang memengaruhi proses belajar mengajar sehingga
dapat berlangsung dengan mudah18. Strategi pembelajaran merupakan pedoman
umum yang berisi komponen- komponen yang berbeda dari pembelajaran agar
mampu mencapai hasil yang diinginkan secara optimal dari kondisi-kondisi yang
diciptakan, baik dalam kondisi pengorganisasian, penyampaian maupun dalam
strategi pengelolaannya. Hal ini dimaksudkan agar hasil pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien serta memiliki daya tarik tersendiri
(Reigeluth, 1983: 31). Strategi pembelajaran dimaknai sebagai kegiatan guru
dalam memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek
komponen pembentuk sistem tertentu19.

Kesimpulan

Dalam hadits yassiru wa laa tu’assiru. 2 esensi,20 yaitu: 1) Di dalam


proses pembelajaran, ajaran Islam memerintahkan untuk senantiasa
memberikan kemudahan dan larangan mempersulit dalam situasi dan kondisi
apapun. 2) Dalam memberikan pengajaran kepada orang yang sedang belajar
atau yang melakukan kesalahan oleh sebab keterbatasan ilmu dan
ketidaktahuannya, harus menggunakan penyampaian yang lemah lembut dan

Sinjai/18/12/2020
18
Gagne dan Briggs. 1979. Pengertian Pembelajaran. http://www.scribd.com/doc/50015294/13/B-
Pengertian-pembelajaranmenurut-beberapa-ahli
19
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Tineka Cipta. 1991
20
Rachmawaty Rahayu, 2Saepuddin 3Hj Adliyah Ali, Implikasi Pendidikan Berdasarkan Hadits
Riwayat Bukhari tentang Yassiruu Wa Laa Tu’assiruu Wa Bassyiruu Wa Laa Tunaffiruu dalam
Menyusun Strategi Pembelajaran, Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: 2460-6413,
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan, Universitas Islam Bandung
dengan menggunakan metode yang menyenangkan sehingga dapat diterima
dengan baik.
Sehubungan dengan hal ini, maka analisis pendidikan meliputi kedua
esensi hadits tersebut. Yaitu :
Pertama; Rasulullah sangat menganjurkan keringanan dan kemudahan
dalam segala urusan manusia. Rasulullah melarang umatnya untuk
mempersulit segala urusan dalam segala jenis aspek kehidupan bermasyarakat
terutama di dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Memberikan kemudahan dan tidak mempersulit suatu urusan tidak
hanya perkara wajib dalam hal ibadah yang telah Allah tetapkan saja. Perkara
lain yang bersifat umum harus dilaksanakan oleh manusia dalam memudahkan
dan tidak mempersulit urusan adalah dalam aspek ekonomi, sosial maupun
pendidikan. Hal yang harus diaplikasikan di dalam kehidupan adalah seperti
meringankan atau memberikan bantuan dalam hal ekonomi kepada orang lain
yang membutuhkan, memberikan bantuan jasa kepada yang sedang mengalami
kesulitan, serta memudahkan seseorang yang sedang berusaha belajar untuk
memahami suatu bidang ilmu, dan lain sebagainya.
Tidak hanya dalam aspek sosial dan ekonomi saja manusia dianjurkan
untuk saling membantu dan memberikan kemudahan. Dalam aspek pendidikan
dan pengajaran pun, manusia dituntut untuk memberikan jalan kemudahan dan
tidak mempersulit seseorang yang sedang belajar. terutama bagi seorang
pendidik yang bertugas memberikan informasi dan wawasan kepada para
peserta didik.
Cara atau strategi mengajar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
dengan cara membacakan kitab kepada mereka sampai mereka hafal nadham
dan lafalnya, terjaga dari kekeliruan, menjelaskan isi dan kandungan
hukumnya, sehingga mereka memperoleh petunjuk dan nur (cahaya-Nya).
Ayat ini menjelaskan proses pengajaran atau ta’lim yang dicontohkan oleh
Nabi Shallallahu alaihi wasallam dengan melalui tahapan-tahapan sehingga
membentuk individu yang sempurna. Pembelajaran harus disertai dengan
penjelasan isi, hikmat dan maksud sehingga pembelajar dapat mengambil
manfaat dan melahirkan amal yang baik.
Kedua; Seorang pendidik dalam memberikan pengajaran dan informasi
kepada murid harus memperhatikan cara dan langkah-langkah yang digunakan.
Pemberian informasi dengan cara yang tidak baik akan memengaruhi informasi
yang diberikan tersebut. Informasi yang disampaikan tidak akan diterima
dengan baik jika pendidik tidak sungguh-sungguh dalam menyampaikannya.
Jangan sampai pendidik memberikan informasi dan pengajaran dengan cara
yang kasar ataupun menggunakan paksaan. Karena cara seperti ini akan
mempersulit seseorang yang sedang belajar terutama bagi para peserta didik.
Proses pendidikan itu harus sejuk, penuh kasih sayang, perhatian,
sumber inspirasi dan menyenangkan atau tidak membosankan. Sesuai dengan
pendidikan atau Tarbiyat Allah kepada manusia yaitu Tarbiyat Diniyat
Tahdzibiyyat, yaitu pembinaan jiwa dengan wahyu untuk kesempurnaan akal
dan kesucian jiwa.21
Tarbiyat atau pendidikan yang Allah berikan kepada manusia
menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya sebagai pembinaan akal, namun
pendidikan juga sebagai pembinaan jiwa dan akhlak. Maka dari itu, untuk
mendidik dan memberikan pengajaran kepada seseorang harus memperhatikan
cara dan metode yang digunakan. Agar informasi dan wawasan yang diberikan
dapat tersampaikan dengan baik sehingga tidak hanya mencerdaskan akal
tetapi juga sebagai pembinaan dan perbaikan akhlak.
Seorang pendidik yang mengajar dengan hati atau dengan cara yang
lemah lembut dan menyenangkan akan membuat murid nyaman dan
menambah semangat belajar. Murid akan merasakan kenyamanan dalam
menuntut ilmu, tidak merasa terburu-buru ataupun merasa terancam dan
menegangkan.

21
Muḥammad Maḥmūd Ḥijāzī, Al-Tafsīr al-Wāḍiḥ, Beirut: Dār al-Jayl al-Jadīd, 1993 (cetakan ke-
10); lihat ‘Abd al-Ḥayy al-Farmāwī, Al-Bidāyah fi al-Tafsīr al-Mawḍū’ī..., h. 10
DAFTAR PUSTAKA

Add Ins, Qur’an in word Versi.1.2.0, Mohammad. Taufiq


Bisri Mustofa Analisis Hadis Tentang Proses Pembelajaran Yang Mudah Dan
Menyenangkan Mahasiswa Program Doktor UIN SUSKA Riau JURNAL
PIGUR Volum 02, Nomor 01, Maret 2017
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Tineka Cipta. 1991
Gagne dan Briggs. 1979. Pengertian Pembelajaran.
http://www.scribd.com/doc/50015294/13/B-Pengertian-
pembelajaranmenurut-beberapa-ahli
http://hdith.com/
https://carihadis.com/Shahih_Bukhari/nomor 5660
https://carihadis.com/Shahih_Muslim/nomor 3264
https://carihadis.com/Sunan_Abu_Daud/nomor 4195
https://hidayatuna.com/maksud-hadis-permudahlah-jangan-dipersulit/Sinjai,
27/11/2020
https://www.almaany.com/id/dict/ar-id/%D9%8A%D8%B3%D8%B1/?page=2,
Sinjai,05/12/2020
https://www.dorar.net/hadith/sharh/78068
Kamus Al Munawwir, Ahmad Warson Munawwir, Penerbit Pustaka Progressif,
Surabaya, 1997 hal. 1588
Muḥammad Maḥmūd Ḥijāzī, Al-Tafsīr al-Wāḍiḥ, Beirut: Dār al-Jayl al-Jadīd, 1993 (cetakan ke-
10); lihat ‘Abd al-Ḥayy al-Farmāwī, Al-Bidāyah fi al-Tafsīr al-Mawḍū’ī.
Rachmawaty Rahayu, 2Saepuddin 3Hj Adliyah Ali, Implikasi Pendidikan
Berdasarkan Hadits Riwayat Bukhari tentang Yassiruu Wa Laa
Tu’assiruu Wa Bassyiruu Wa Laa Tunaffiruu dalam Menyusun Strategi
Pembelajaran, Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: 2460-6413,
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyyah dan Keguruan, Universitas
Islam Bandung
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar mengajar, 2002
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-
2003#:~:text=Dalam%20UU%20ini%20diatur%20mengenai,bahasa
%20pengantar%3B%20dan%20wajib%20belajar.

Anda mungkin juga menyukai