Anda di halaman 1dari 12

IJAZ, MUSAWAH, & ITHNAB

KELOMPOK 9:
KRISDIANTI NURAYU WULANDARI (12304183006)
MUHAMMAD NURIL FAIZIN (12304183011)
IJAZ
Ijaz adalah mengungkapkan kata-kata dengan lafaz yang sedikit
(ringkas) tetapi memiliki makna yang luas melebihi susunan
kalimat.

“Sederhana, Tapi Sampai Tujuan (maksudnya)”


Pembagian Ijaz
Terdapat dua macam ijaz: 2. Ijaz Al-Hadzf
1. Ijaz Qashr Ijaz al-Hadzf adalah meringkas pengungkapan kata-kata dengan
Ijaz al-Qashr adalah mengungkapkan kata-kata tidak menyebutkan suatu lafaz atau kalimat. Jadi dalam Ijaz al-
dengan susunan lafaz yang sedikit dan ringkas Hadzf ada lafaz atau kalimat yang tidak disebutkan
tetapi memiliki makna yang luas dan padat (digugurkan).
(maknanya lebih luas dari susunan kalimat). Contoh:
Contoh: ‫َو ْاسأَلَ الْ َق ْري َ ََة الَّتَ هكنَّا فهيَا‬
(54 :‫َا ََل َهَل الْ َخلْ ه َق َوا َأل ْم هَر )اعراف‬ “Bertanyalah kepada desa yang pernah kami diami….” (QS.
“...Ketahuilah milik Allah segala penciptaan dan Yūsuf: 82)
urusan....” (QS. Al-A’rāf [7]: 54) Pada contoh pertama tidak disebutkan lafazh (‫) أأهل‬, yang
Kata (‫ )اخللق‬yang artinya penciptaan dan kata (‫)ا أألمر‬ asalnya:
yang artinya urusan mengandung makna semua ‫َو ْاسأَل أأهل القرية‬
atau segala hal yang berkaitan dengan penciptaan karena seseorang tidak mungkin bertanya kepada desa. Tetapi
makhluk dan urusannya seperti hidup, mati, seseorang akan bertanya kepada penduduk (orang-orang yang
senang, bahagia dan lain-lain itu sudah terkandung berada) di desa tersebut.
dalam makna ayat ini.
Ijaz dianggap bagus dalam beberapa kondisi, yaitu:
Faktor penyebab adanya Ijaz adalah : 1. Dalam keadaan mohon belas kasih
1. Untuk meringkas 2. Mengadukan keadaan
2. Mempermudah hafalan 3. Pemohonan ampun
3. Mempercepat pemahaman 4. Bela sungkawa
4. Sempitnya kondisi 5. Cercaan
5. Menyamarkan 6. Janji dan ancaman
6. Merasa bosan mengucapkan 7. Mencela
7. Memperoleh makna yang banyak dengan 8. Surat-surat penarikan pajak
lafadz yang hanya sedikit 9. Surat-surat para raja kepada para penguasa di waktu perang
10. Perintah-perintah dan larangan-larangan kerajaan
11. Mensyukuri nikmat
Musawah
Musawah adalah mengungkapkan kata-kata yang sesuai antara
lafaz dan maknanya, tidak lebih dan tidak kurang. Jika salah satu
dari suatu lafaz dalam kalimat tersebut dikurangi atau dibuang
atau tidak disebutkan maka akan mengurangi maknanya.

“Ungkapan yang biasa dipakai manusia pada umumnya.”


Contoh:
‫َم ْنَ َك َف َرَفَ َعلَ ْيهَ هك ْف هرهَه‬
”Barang siapa yang kafir (ingkar) maka dia sendirilah yang
menanggung (akibat) kekafirannya itu.” (QS. Ar-Rūm [30]: 44)
Contoh lain:
َ‫ُكَا ْمرئٍ َب َماَ َك َس َب ََره ن‬
‫ي‬ ُّ ‫ه‬
”Setiap orang tergadai (terikat) dengan apa yang diperbuatnya”. (QS.
Ath-Thūr [52]: 21)
Ithnab
Ithnab adalah menambah lafadz atas maknanya. Penambahan tersebut
mempunyai fungsi dan makna Dalam pengertian lain mendatangkan
makna dengan ungkapan yang melebihi apa yang telah dikenal oleh
orang banyak yang berfungsi untuk menguatkan dan mengukuhkannya

“Ithnab adalah antonim dari ijaz”


Contoh:
Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4:
َْ ‫قَا ََل َربَ ا َْن َوه َََن الْ َع ْظ هَم م‬
‫ن َو ْاش َت َع ََل َّالر ْأسَ َش ْي ًبا‬
Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi
uban, (QS. Maryam 4).
Maksudnya ayat diatas adalah: “Saya sudah tua”.
Contoh lain:
ََ ْ ‫ت هم ْؤمنًا َوللْ هم َْؤمن‬
‫ي ََو املؤمنات‬ ََ ْ‫َربَ ا ْغف َْر َْل َول َو َاِل َّيَ َول َم َْن َد َخ ََل بَي‬
“Ya Allah, ampunilah saya dan kedua orang tua saya serta orang-orang yang memasuki rumahku
dalam keadaan beriman baik orang yang beriman dari laki-laki atau perempuan” (QS. Nūh : 28).
Pada contoh ini disebutkan lafaz (‫ )املؤمني‬dan (‫ )املؤمنات‬setelah disebutkannya lafaz (‫ )مؤمنا‬yang
merupakan bagian dari kata setelahnya.
Faktor penyebab Ithnab adalah :
1. Memantapkan tujuan atau makna
2. Menjelaskan maksud yang dikehendaki
3. Menguatkan
4. Menghilangkan kesamaran
5. Membangkitkan semangat
KLASIFIKASI ITHNAB
Ithnab itu bisa terjadi dengan beberapa perkara yaitu :
1. Menyebutkan makna khusus setelah makna umum.
Contoh :
ِ‫ ﺇﺟْﺘَﻬِﺪُﻭﺍ ﻓِﻲْ ﺩﺭﻭﺳِﻜُﻢْ ﻭﺍﻟﻠُّﻐَﺔِ ﺍﻟﻌَﺮَﺑِﻴَّﺔ‬.
Bersungguh-sungguhlah pada pelajaran kalian dan bahasa arab.
Faidahnya : Mengingatkan atas keutamaan lafadz khusus itu, seolah-olah karena keutamaannya ia seperti jenis yang berbeda pada
lafadz sebelumnya.
2. Menyebutkan makna Umum setelah makna khusus.
Contoh :
‫ﺭﺏ ﺍﻏْﻔِﺮْﻟِﻲْ ﻭﻟِﻮَﺍﻟِﺪَﻱ ﻭﻟِﻤَﻦْ ﺩﺧَﻞَ ﺑَﻴْﺘِﻲَ ﻣُﻮْﻣِﻨًﺎ ﻭﻟِﻠْﻤُﻮْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻭﺍﻟﻤُﻮْﻣِﻨَﺎﺕ‬
Wahai tuhanku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang yang masuk rumahku dengan beriman, dan orang-orang mukmin laki-laki
dan perempuan. (QS. Nuh : 28)
Tujuan penambahan lafadz-lafadz tersebut adalah untuk menunjukkan ketercakupan lafadz yang khas ke dalam lafadz yang umum
dengan memberi perhatian khusus kepada sesuatu yang khas karena disebut dua kali.
3. Menjelaskan setelah menyamarkan.
Contoh :
ََ ‫َاأل ْم َرَ َأ َّنَ َداب َرَ َه َٰ هؤ َلءَ َم ْق هطو نعَ هم ْصبح‬
‫ي‬ َ ْ ‫َوقَضَ ْي َناَالَ ْيهَ َذَٰ َِل‬
ِ
“Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.”
(QS. Al-Hijr: 66)
َ‫ َأ َّنَدَاب َرَ َه َٰ هؤ َلء‬Adalah tafsiran dan penjelasan bagi lafadz َ‫َاأل ْم َر‬ َ ْ ‫َذَٰ َِل‬
Faedahnya adalah memuliakan kedudukan makna yang dijelaskan, dan juga menetapkannya di dalam hati
4. Mengulangi penyebutan suatu lafadz
ََ ‫ونَ ه َُّثَ َ َّّلَك ََس ْو َفَتَ ْعلَ هم‬
‫ون‬ َ ‫َ َّّلَك ََس ْو َفَتَ ْعلَ هم‬
Pada ayat di atas terdapat ushlub ithnab yaitu pada pengulangan ungkapan ‫ون‬ ََ ‫ ه َُّثَ َ َّّلَك ََس ْو َفَتَ ْعلَ هم‬yang hal ini bisa ditunjukan untuk
memperkuat, mempertegas, dan memperjelas maknanya.
5. I’tirodh (yaitu : Menyisipkan lafadz antara bagian-bagian satu jumlah atau antara dua jumlah yang masih berkaitan makna,
dikarenakan adanya sebuah tujuan). Diantaranya: mendoakan, mensucikan, menambah pengukuhan. Dan kalimat yang menjadi
sisipan tersebut tidak mempunyai tempat dalam i’rab.
‫ون‬ َ ‫ون ََّّلِلَألۡ َبن َ َٰ تَ هس ۡب َح َٰ نَه‬
ََ ‫هۥَولَههمَ َّماَي َۡش َتَ ه‬ َ ‫َو َ َۡي َعله‬
Yang menjadi contoh adalah kata ‫س بحانه‬. Kata tersebut hanya sebagai selingan dalam ayat tersebut dan tidak mempunyai mahal
i’rab. Faidah dari penyebutan kata tersebut adalah untuk menyucikan (‫ )التزنيه‬Allah.
6. Tadzyil (Mengiringi suatu jumlah dengan jumlah yang lain yang mengandung pada ma’nanya dengan tujuan menguatkannya.
Tadzyil itu adakalanya berlaku seperti periahasa, karena berbedanya makna dan tidak membutuhkan pada kalam sebelumnya.
Contoh Firman Allah :
‫َﺇﻥ ﺍﻟﺒَﺎﻃِﻞَ ﻛَﺎﻥ ﺯﻫُﻮْﻗًﺎ‬، ُ‫ﻭ ﻗُﻞْ ﺟَﺎﺀ ﺍﻟﺤَﻖُّ ﻭﺯﻫَﻖَ ﺍﻟﺒَﺎﻃِﻞ‬
Katakanlah (Hai Muhammad) telah datang perkara hak (Islam), dan telah hancur perkara bathil (kekufuran), dan sesungguhnya
kebathilan itu pasti akan binasa (QS. Al-Isra’: 81).
7. Ihtiros yaitu : Bisa berarti penyempurnaan, bila si pembicara menyampaikan suatu kalimat yang memungkinkan timbulnya
kesalahpahaman, maka hendaklah ia tambahkan lafadz atau kalimat untuk menghindarkan kesalahpahaman tersebut.
Contoh Ucapan Penyair :
ْ‫ﻓَﺴَﻘَﻰ ﺩﻳَﺎﺭﻙ ﻏَﻴْﺮَ ﻣُﻔْﺴِﺪِﻫَﺎ ﺻَﻮْﺏ ﺍﻟﺮَّﺑِﻴْﻊِ ﻭﺩﻳْﻤَﺔٌ ﺗَﻬْﻤِﻲ‬
Hujan pada musim semi menyirami rumahmu tanpa merusakkan dan Hujan terus menerus itu membanjiri.
Jika tidak disebutkan lafadz ‫ ﻏَﻴْﺮَ ﻣُﻔْﺴِﺪِﻫَﺎ‬maka secara muthlaq akan dipahami lebih umum atau mendo’akan kejelekan dengan
robohnya rumah, lalu didatangkanlah lafadz tersebut untuk menolak pehaman yang salah.

Anda mungkin juga menyukai