Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Lutfiyanah 4319053
2. Lizianil Azizah 4321044
3. Liza Septiyani 4321060
KELAS B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " ILMU FAWATIHU SUWAR"
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, semoga kita semua bisa mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir nanti. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zulaikha Fitri Nur
Ngaisah,M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Quran yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk membuat tugas makalah ini. Terima kasih juga kepada penulis
buku dan jurnal-jurnal online yang menjadi sumber referensi bagi kami dalam menulis makalah
ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah menyempatkan waktunya
untuk membaca makalah ini.
Kami menyadari betul makalah bertema ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami secara terbuka menerima kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
agar makalah ini dapat lebih baik.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, ataupun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Akhir
kata terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaaat.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Al-Qur’an ada berbagai bentuk yang digunakan oleh allah dalam memulai
firman-Nya. Terkadang sebuah surat diawali dengan tahmid, tasbih, nida, sumpah, amr
dan lai-lain. Dalam beberapa surat ternyata Allah membuka firman-Nya dengan kalimat
berbeda yang sering disebut dengan al-ahruf al-muqatta’ah sehingga menimbulkan rasa
ingin tahu karena sulit dipahami maknanya di balik beberapa kalimat pembuka yang
berbeda diluar kebiasaan itu.
Pembahasan Fawatihul Suwar sampai saat ini masih menjadi pembicaraan yang
unik, menarik dan belum selesai. Fawatihul Suwar seringkali dipahami hanya terbatas
pada huruf-huruf muqatta’ah saja, padahal terdapat jenis Fawatih as-suwar lainnya. Satu
alasan mendasar yang diajukan oleh para ilmuan yang menaruh minat tinggi untuk
mengungkap misteri huruf muqatta’ah yaitu mereka yakin bahwa al-Qur’an diturunkan
tidak lain untuk dikaji manusia. Sehingga dari kajian itu diperoleh petunjuk, baik
petunjuk keimanan, keilmuan, dan petunjuk-petunjuk lainnya.1
Dalam Catatan As-Syuyuthi kurang lebih 20 pendapat yang berkaitan dengan
persoalan Fawatihul suwar. Ragam Fawatihul As-Suwar di tinjau dari struktur kalimatnya
terdapat 11 macam. Fawatih as-suwar juga memiliki fungsi utama yaitu untuk
membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca dan untuk mengantarkan pokok
bahasan atau topik yang dikupas.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Fawatihul Suwar ?
2. Apa saja macam – macam ilmu Fawatihul Suwar ?
3. Bagaimana Pendapat Ulama tentang Fawatih Suwar ?
4. Apa saja manfaat yang dapat diambil dari mempelajari ilmu Fawatihu Suwar ?
1
Dr.H.Moh.Zahid, M.Ag. “Ragam Fawatih As-suwar Keindahan, kesan dan Pesan”, Pamekasan.
November 2021
2
Ibid,
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ilmu fawatihul suwar
2. Dapat mengetahui macam – macam ilmu fawatihul suwar
3. Supaya dapat mengetahui pendapat para ulama tentang ilmu Fawatihul Suwar
4. Supaya tahu manfaat dari mempelajari Ilmu Fawatihul Suwar
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah “fawatih” adalah jamak dari kata “fatih” atau “fatihah” yang berarti
pembuka. Sedangkan “suwar” adalah jamak dari kata “surah” sebagai sebutan dari
sekumpulan ayat-ayat Al-Qur’an yang di beri nama tertentu. Jadi “ fawatih Al-suwar”
berarti pembukaan-pembukaan surah, karena posisinya berada di awal surag-surah dalam
Al-Qur’an. 3
Al Qur'an karim merupakan kitab suci yang keautentikannya dijamin oleh Allah,
dan ia merupakan kitab yang senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Hal itu ditegaskan
oleh Allah dalam firman-Nya:
إنا نحن نزلنا الذكرى وإنا له لحفظون
Apabila kita membaca Alquran, yang diturunkan kepada manusia secara global,
akan kita dapati bahwa ayat-ayat Alquran itu ada yang bersifat muhkam dan ada juga
yang mutasyabihat. Boleh jadi kita mengatakan bahwa semua ayat Al-qur’an adalah
muhkam, dan kita pun dapat mengatakan bahwa semua ayat Alquran mutasyabihat. Hal
ini ini berlandaskan kepada
3
Nur Alfiyatur Rochmah, “Fawatihus Suwar”, Surabaya 2013 .
a. Surah Hud ayat 1 (untuk muhkam)
Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, )Inilah(“
”(yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana, Mahateliti
َ ِث ِك ٰتبًا ُّمتَ َشابِهًا َّمثَانِ ۙ َي تَ ْق َش ِعرُّ ِم ْنهُ ُجلُوْ ُد الَّ ِذ ْينَ يَ ْخ َشوْ نَ َربَّهُ ْم ۚ ثُ َّم تَلِيْنُ ُجلُوْ ُدهُ ْم َوقُلُوْ بُهُ ْم اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ٰۗذل
ك هُدَى ِ ُ نَ َّز َل اَحْ َسنَ ْال َح ِد ْي
هّٰللَا
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-
ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah
petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang
dapat memberi petunjuk”
Fawatihul Suwar merupakan bagian penting dari stryktur surah dalam al-Mushaf.
Banyak di pengaruhi cara memulai firman-Nya pada setiap surah dalam Al-Qur’an yang
disebut dengan fawatih as-suwar. Kebenaran Fawatih as- suwar terbukti efektif
mempengaruhi komunikan dengan sangat kuat terutama pada efek primernya yaitu
menarik perhatian pembaca. 4
b. Mensucikan Allah dari sifat-sifat negative dengan menggunakan lafal tasbih yang
terdapat 7 surah, yaitu Al-Isra, Al-A'la. Al-Hadid, Al Hasyr, Al-shaff, Al-jum'ah,
dan Al-Taghabun.
a. Kelompok sederhana, yakni pembukaan yang hanya satu huruf, terdapat pada tiga
surah, yakni (صsurah shad), (قsurah Qaf), dan (نsurah Al-Qalam)
b. Kelompok yang terdiri atas dua huruf, terdapat pada 9 surah, yakni ( حمsurah Al-
Mu'min, Asy-Synura, Al-Zukhruf, Al-dukhan, Al-Jatsiyah dan Al-Ahqaf),
(طهsurah Thaha)( طسSurah Al-Naml), dan (يسsurah Yasin).
c. Kelompok yang terdiri atas tiga huruf, terdapat pada 13 surah, yakni ( المsurah Al-
Baqarah, Alilmran, Al-Rum. Luqman dan Sajdah), (الرsurah Yunus, Hud, Ibrahin,
Yusuf, dan Al-Hijr), (طيمSurah Al-Qashash dan Al-Syu'araa).
d. Kelompok yang terdiri atas empat huruf, terdapat pada dua surah yakni المر
(surah Al-Ra'd), dan( المصsurah al-A'raf).
3. Kelompok yang terdiri atas lima huruf, terdapat pada dua surah, ( كهيعصsurah
Maryam), dan ( عصقحمsurah Al-Syura).
4
Shofaussamawati ,“Konsep Fawatih As-Suwar Imam Al-Marigi Dalam Tafsir Al-Marigi” Kudus, Desember
2015.
4. Pembukaan dengan panggilan (af-istifah bi Al-nida)
a. Nida untuk Nabi dengan term يا أيها النبيsurah Al-Ahzab Al Tahrim, Al-Thalaq.
d. Nida untuk orang-orang beriman dengan term يــا ايهــا الــذ ين امنــواpada surah Al-
Maidah, Al-hujurat, dan Al-Mumtahanah.
e. Nida untuk orang-prang secara umum dengan term اايها النــاس يpada surah Al-
Nisadan Al-Hajj.
b. Kalimat Verba (Al-jumlah Al-fi liyah) Kalimat ini terdapat pada 12 surah yaitu
Al-Anfal, An-Nahl Al-Qomar, Al-Mu'minun, Al-Anbiya, Al-Mujadalah, Al-
Ma'arij, Al-Qiyamah, Al Balad, Abasa, Al-Bayinah, Al-Takatsur.
Sumpah yang digunakan dalam pembukaan surah surah Al-Qur'an ada 3 macam dan
terdapat dalam 15 surah.
Berdasarkan penelitihan pura ahli ada sekitar 6 kata kerja perintah yang menjadi
pembukaan sunah-sunah Al-quran yaitu pada surat Al-alaq, Jin, Al-kafirun, Al-ikhlas
Al-falaq dan Al-Nas.
9. Pembukaan dengan pertanyaan (Al-istiftah bi Al-istifham)
Pembukan dengan doa ini terdapat pada 3 surah yaitu surah Al-muthaffifin, Al-
humazah dan Al-Lahab.
Fawatih Suwar ini menjadi bukti kepada bangsa Arab, bahwa Alquran diturunkan
dengan mempergunakan huruf-huruf yang mereka kenal. Ini merupakan teguran keras
bagi mereka dan sekaligus mem buktikan ketidakmampuan mereka membuat semisal
Alquran. Kajian tentang fawatih suwari telah dikembangkan oleh para ahli tafsir
terdahulu semisal Zamakhsyari. Kemudian diikuti oleh Baidhawi. Demikian pula Ibnu
Taimiyyah dan muridnya yang bernama Al-Hafidz Al-Mizi.
Apabila kita mengklasifikasikan huruf-huruf yang terdapat dalam fawatih suwari,
maka kita akan dapati:
Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat yang terletak pada awal
surah berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikian rupa,
melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkan yang seperti Al-
Qur'an.
Karena kehati-hatian nya, mereka tidak berani memberikan penafsuran dan tidak
berani mengeluarkan pendapat yang tegas terhadap huruf-huruf itu.Dan mereka
berkeyakinan bahwa Allah sendiri yang mengetahui tafsir nya.Hal ini menjadi suatu
kewajaran yang berlaku bagi ulama salaf karena mereka dalam hal teologi pun menolak
terjun dalam pembahasan tentang hal-hal yang suci seperti ungkapan nya,"istiwa Allah
adalah cukup di ketahui hal ini harus kita percayai, mempersoalkan hal itu adalah bid'ah".
Sebagaimana yang di katakan oleh Asy-Sya'bi yang di kutip oleh Subuh Solig
menyatakan:"huruf awalan itu adalah rahasia Al-Qur'an."
"Sesungguhnya bagi tiap-tiap kitab ada saripatinya.Saripati Al-Qur'an ini ialah huruf-
huruf Hijaiyah"
"DI tiap-tiap kitab ada rahasia nya . Rahasia dalam Al-Qur'an ialah permulaan-permulaan
surah".
Ahli-ahli hadis menukilkan dari Ibnu Mas'ud dan empat Khulafaur Rosyidin (abu
bakar,Umar,Usman,dan Ali) mereka berpendapat: "Huruf-huruf awalan yang
sesungguhnya adalah ilmu yang tertutup dan mengandung rahasia yang terselubung yang
di khususkan Allah."
Untuk lebih jelasnya dari apa yang telah dikemukakan di atas, kita akan melihat
pendapat atau penafsiran para mufassir tentang fawath suwari, di antaranya adalah:
Misalnya apa yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas (w. 65 H)mengenai makna
kaaf, haa, yaa, 'ain, shaad. Huruf kaaf ( )كberasal dari kata karim (Maha Penyantun),
huruf haa () هdari kata hadin (Maha Penuntun), yaa ()يberasal dari kata 'Aliim ( Maha
Mengetahui ) dan huruf shaad()صberasal dari kata shaadiq (tidak berdusta).
Mengenai tiga huruf awal alif laam raa, Ibnu Abbas mentakwilkannya dengan
anallahu araa (Aku Allah mengetahui). Empat huruf awalan alif laam miim shaad
ditakwilkani ( أنا هللا أ فصلAku adalah Allah yang memutuskan). Selain itu ada juga
orang mentakwilkan tiga huruf awalan thaa siin miim dengan thursina wa Musa
(Bukit Thursina dan Musa), karena dua buah surah yang masing-masing diawali
dengan tiga huruf tersebut mengetengahkan kisah Nabi yang menerima Taurat (Musa)
di Bukit Thursina.
2. Mufassir Orientalis
Pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah dari seorang
orientalis yang bernama Noldeke, yang kemudian dikoreksi, bahwa awalan surah itu
tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-nama para sahabat Nabi.
Misalnya, huruf sin adalah dari nama Sa'ad bin Abi Waqash, mim adalah huruf depan
dari nama al-Mughirah, huruf nun adalah huruf akhir dari nama Usman Bin Affan,
dan lain-lain.
3. Al-Khuwaibi
4. Rasyid Ridha
Ungkapan Rasyid Ridha, sedikit berbeda dengan apa yang dikemukakan Al-
Khuwaibi. Rasyid Ridha berpendapat bahwa tanbih yang dimaksud di atas adalah
dihadapkan kepada orang orang musyrik di Mekah, kemudian kepada Ahli Kitab di
Madinah.
Kelompok Syi'ah berpendapat bahwa jika huruf-huruf awalan itu dikumpulkan setelah
dihapus ulangan-ulangannya maka akan bearti "صــراط علي على حقJalan Ali adalah
kebenaran yang kita pegang teguh". Pentakwilan itu kemudian dijawab oleh
kelompok Ahlu Sunnah, dan jawabannya berdasarkan pengertian yang mereka
peroleh dari huruf-huruf awalan itu yang juga dihapus ulangan-ulangannya, dengan
mengatakan "benarlah jalanmu ber sama kaum Ahlu Sunnah".
Dari pendapat para ahli tentang fawatih suwari, dapat dilihat bahwa pentakwilan
sebuah ayat sangat banyak macamnya. Hal ini boleh jadi didasari oleh pendidikan dan
ilmu-ilmu yang dimilikinya serta kecenderungan mereka mengkaji Alquran secara
lebih luas. Pada prinsipnya tidak menutup kemungkinan bagi mereka, mufassir, untuk
melahirkan sebuah tafsir yang dilandaskan dengan il1.mu yang mendukung dan
memadai bagi seorang mufassir.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Al Qur'an karim merupakan kitab suci yang keautentikannya dijamin oleh Allah,
dan ia merupakan kitab yang senantiasa dipelihara hingga hari kiamat. Demikianlah
Allah menjamin keautentikan Alquran, jaminan yang diberikan atas dasar
kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh
makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Apabila kita membaca Alquran, yang
diturunkan kepada manusia secara global, akan kita dapati bahwa ayat-ayat Alquran itu
ada yang bersifat muhkam dan ada juga yang mutasyabihat. Boleh jadi kita mengatakan
bahwa semua ayat Alquran adalah muhkam, dan kita pun dapat mengatakan bahwa
semua ayat Alquran mutasyabihat.
Para ulama salaf dalam menyikapi ayat-ayat mutasyabihat yang terletak pada awal
surah berpendapat bahwa ayat-ayat tersebut telah tersusun sejak azali sedemikian rupa,
melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkan yang seperti Al-
Qur'an. Kajian-kajian tentang Alquran telah berkembang sejalan dengan munculnya ilmu-
ilmu tafsir dan atau Ulumul Alquran, yang disponsori oleh para mufassir, sehingga corak
penafsiran sebuah ayat boleh jadi akan berbeda satu dengan yang lain.