Disusun Oleh :
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata
kuliah Balaghah Al-Qur-an yang berjudul “Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan dan
Ilmu Badi’” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk Kami
khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.
Tangerang,September 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
3.1Kesimpulan ................................................................................................
PENDAHULUAN
ال
ِ ضي ال َح ُ أُص ُْو ُل َوقَ َوا ِع ُد يُع َْر
َ َف بِهَا َك ْيفِيَةُ ُمطَابَقَ ِة ال َكالَ ِم لِ ُم ْقت
ُق لَهَ ض الَ ِذيْ ِس ْي َ ق الفَ َرَ ْث يَ ُك ْو ُن ِو ْف
ُ بِ َحي
Yang artinya : “pokok-pokok dan aqidah-aqidah yang digunakan untuk
mengetahui tata cara menyesuaikan kalam pada makna yang didatangkan.”
B. Kajiannya :
Kalam khabari. Adalah ungkapan yang dapat dianggap benar atau
bohong karena isinya menunjukkan suatu berita. Oleh karena itu,
kalimat seperti itu disebut kalimat informatif. Kalam khabari ketika
berhadapan dengan mukhatab dia ada tiga bentuk. Yaitu ibtida'i,
yakni ketika mukhatab (lawan bicara) itu tidak punya pengetahuan
tentang hukum yang disampaikan (khali adz-dzihni) sehingga tidak
diperlukan taukid. Kemudian thalabi, yakni ketika yang dihadapi
adalah mukhatab yang ragu-ragu, dia ragu karena mungkin sudah
punya informasi awal yang bertentangan dengan yang disampaikan
mutakallim, maka diperlukan sedikit taukid disini. Kemudian yang
ke tiga ada inkari, yakni mukhotob yang menolak atau
mengingkari informasi yang disampaikan oleh mutakallim, maka
mutakallim perlu menambahkan dua taukid untuk memperkuat
beritanya.
Kalam Insya'i. Adalah ungkapan yang isinya tidak dapat dihukumi
benar atau bohong. Kalimat ini sering disebut kalimat imperatif.
Kalam ini terbagi menjadi dua yaitu insyai thalabi dan insyai ghair
thalabi. Insyai thalabi meliputi amr, nahyu, istifham, tamnni, dan
nida. Insyai ghair thalbi meliputi ta'ajjub, al-dzam, qasam, kata-
kata yang diawali dengan af'al al-raja'. Jenis-jenis dari bahasan
insyai thalabi tidak termasuk kedalam ilmu ma'ani.
Ilmu bayan berasal dari bahasa arab yang artinya “kias” atau “kiasan”.
uslub atau gaya bahasa kiasan yang dibahas dalam ilmu bayan pada
dasarnya dibentuk berdasarkan perbandingan dengan analogi, yakni
membandingkan suatu benda atau suatu keadaan dengan benda atau
keadaan lain, karena keduanya memiliki hubungan kesamaan atau
hubungan lain seperti hubungan sebab akibat, hubungan tempat dan lain
sebagainya.
1. At-Tasybih ()التشبيه
Adapun untuk lebih jelasnya mari kita amati contoh dibawah ini:
2. Majaz ()المجاز
b) Majaz Lughawy
Pengertian majaz Lughawy menurut istilah adalah:
1) Majaz Mursal.
3. Kinayah ()الكناية
dari fiil كنى يكني كنايةatau bias juga masdar dari fiil كنا يكنو
كناية yang berarti menerangkan sesuatu dengan perkataan yang
lain, mengatakan dengan kiasan, atau sindiran.
Sedangkan pengertian الكنايةmenurut istilah Ilmu balaghah
adalah:
Contohnya:
Muhassinat lafdziyyah
1. Jinas. Merupakan turunan kata dari jins yang artinya "bagian dari
sesuatu". Dalam kajian ilmu balaghah jinas bermakna kemiripan
pengungkapan dua lafadz yang berbeda artinya, atau dalam satu ungkapan
terdapat dua kata yang sama lafadznya namun berbeda artinya.
Contoh:
إلى رد أمر هللا فيه سبيل# وسميته يحيى ليحيىا فلم يكن
"dan aku memberinya nama Yahya agar ia senantiasa hidup, namun tidak
ada jalan untuk menolak perintah Allah padanya."
Pada syi'ir di atas terdapat kata Yahya yang berada di dua tempat. Pada
tempat pertama (yang awal) yahya bermakna nama orang, dan pada tempat
kedua bermakna hidup. Nah kedua lafadz Yahya itu mempunyai
kemiripan pada jenis hurufnya, syakalnya, jumlahnya, dan urutannya satu
sama lain.
b. Jinas ghair tam. Adalah suatu kata yang diulang pada tempat yang
berbeda, namun bedanya sama jinas tam, dia lafadznya tidak sepenuhnya
memenuhi empat hal tadi, entah itu tidak sama di syakalnya, atau
hurufnya, urutannya, ataupun jumlahnya. Contoh
Dua lafadz di atas nyaris sama, namun berebda pada huruf, dimana yang
satu menggunakan قdan satunya menggunakan ن.
أنا باخع نفسي علئ آثا رهم# رحلوا فلست مسائال عن دارهم
"mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan tempat tinggal
mereka, selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena bersedih hati
sepeninggal mereka"
Perhatikan pada kalam yang di beri warna, kalam itu merupakan ayat dari
surah al-Kahfi yang ke enam yang dikutip oleh penulis syi'ir itu dan
melakukan sedikit perubahan sehingga terlihat seperti ungkapannya
sendiri.
Contoh:
Muhassinat Maknawiyah
1. Tauriyah. Bermakna tertutup atau tersembunyi. Terminologisnya:
"sesorang yang berbicara mengucapkan lafadz yang tunggal , yang
mempunyai dua macam arti. Arti yang pertama adalah arti yang "dekat
dan jelas" tapi bukan itu yang dimaksudkan, kemudian arti yang kedua
adalah makna " jauh dan samar" tetapi yang dimaksudkan dengan ada
tanda-tanda, namun orang yang berbicara tadi menutupinya dengan makna
yang dekat. Dengan demikian pendengar menjadi salah sangka sejak
semulanya bahwa makna yang dekat itulah yang dikehendaki, padahal
tidak".
Pembagian Tauriyah.
a. Tauriyah Mujarradah. Adalah tauriyah yang tidak dibarengi dengan
ungkapan yang sesuai dengan salah satu dari dua makna (makna jelas dan
dekat serta makna samar dan jauh). Contoh ketika nabi Ibrahim menjawab
ketika ditanya siapa perempuan yang membersamainya itu (yang tak lain
adalah istrinya), lalu nabi Ibrahim menjawab "تيqqq"ھذه أخ, dalam
ungkapannya itu nabi Ibrahim tidak menyebut ungkapan lain yang
sekiranya bisa dijadikan petunjuk untuk mengetahui makna yang mana
yang dimaksud apakah makna dekat atau jauh. Maka si pendengar
memaknainya dengan makna yang dekat yaitu saudara kandung
(sebagaimana makna saudara secara umum), padahal makna jauhnyalah
yang dimaksud yakni saudara sekeyakinan (seagama).
kata ""بنيناھا menguatkan makna dekat dari " "أيدsehingga ketika kita
buka al-Qur'an maka kita akan lihat terjemahan dari kata itu adalah
"tangan" dengan tanda kurung kekuasaan setelahnya. Namun demikian
makna yang dikehendaki adalah makna jauhnya.
Pada bait pertama penyair mengatakan bahwa dia sedih, dan di bait kedua
mulai dijelaskan mengapa dia sedih, sampai pada kata غصونا kata ini
memiliki dua makna, dahan pohon (makna dekat) dan anak-anak (makna
jauh), ungkapan pada bait pertama seakan memberi penyesuaian sehingga
memberi penekanan pada makna jauh dari kata غصونا, sehingga makna
jauh itu menjelaskan kesedihan yang dialami oleh penulis.
Kata حبيبdi atas memiliki dua makna, orang yang dicintai (makna dekat)
makna ini dirujuk karena lafadz sebelumnya " "بغيض (orang yang
dibenci) dan seseorang
bernama habib (makna jauh) dalam hal ini adalah Abu Tamam yang
bernama Habib bin Aus, dam makna yang inilah yang dikehendaki
penyair.
Kata teman dan rahasia merupakan dua makna yang terletak di awal,
kemudian di akhir didatangkan pula 2 makna (secara berurutan) lain yang
berlwanan dengan dua makna sebelumnya yaitu musuh dan terang-
terangan.
7. Uslub al-Hakim. Adalah gaya bahasanya orang yang hakim (orang yang
mengetahui serta teliti dalam semua perkara). Yakni ketika seorang yang
hakim ditanya dan jawaban dari pertanyaan itu oleh orang hakim
dianggap panjang dan tidak dapat dengan serta merta dipahami oleh
sipenanya atau dianggap tidak bermanfaat untuk dibahas, maka orang
yang hakim mengalihkannya namun masih dalam konteks pembicaraan
yang sedikit punya hubungan. Seperti itu karena orang hakim ingin
mengarahkan pembicaraan pada sesuatu yang bermanfaat saja atau yang
pentingnya saja. Contoh
إني أنعم با العافية: كم سنك؟ فقال:قيل لشيخ ھرم
"seorang kakek tua ditanya: Berapa usiamu? Lalu sang kakek menjawab:
aku merasa senang bisa sehat."
Dalam percakapan itu sikakek tidak menjawab pertanyaan yang
dikehendaki si penanya, melainkan mengalihkannya, dengan jawaban
seperti itu seakan-akan sang kakek ingin mengatakan bahwa usiaku
sekarang bukanlah hal yang penting, melainkan yang penting adalah
kesehatan, karena mau umur berapa pun Itu, tapi sehat maka itulah yang
penting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kami penyimpulkan bahwa ilmu ma’aniy ialah ilmu yang pempelajari tentang
perkataan bahasa arab yang sesuai situasi dan kondisi dan juga dengan macam-
macam ruang lingkup pembahasan di dalamnya seperti halnya kalam
khabar,insya, al-qasr, al-fashl wa al-washl, dan ijaz, musawat dan ithnab.
http://repository.radenintan.ac.id/9298/1/BALAGHAH%20PALING
%20LENGKAP.pdf
https://online.fliphtml5.com/lkkz/pgis/#p=7
https://www.scribd.com/document/515695525/Makalah-umi
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/19530727198
0111-MAMAT_ZAENUDDIN/Pengantar_I_Badi%27.pdf