ILMU BALAGHAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan Hidayah-
Nya Kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Majaz Aqli dan Kinayah ”. Makalah
ini Kami susun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam segi penulisan maupun
segi bahasa dalam menyususn makalah ini. Dengan adanya kekurangan tersebut kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kami dalam menyempurnakan makalah ini.dan semoga
makalah yang kami susun dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kalam Allah yang sempurna, begitupun ilmu di dalamnya pun
juga lengkap. Membahas tentang semua kehidupan. Tetapi untuk mengetahui hal itu, kita
harus mempelajari apa-apa yang berkaitan dengan ilmu-ilmu al-Quran. Seperti halnya
ilmu tafsir, ilmu balaghah, ilmu qira’at dan lain-lain.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas majaz aqli dan kinayah dalam
ilmu balaghah. Yang mana ilmu ini penting juga dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran,
yang terkadang terdapat kalimat yang didalamnya mengandung majaz atau makna lain
yang tidak bisa dicerna secara langsung.
B. RUMUSAN MASALAH
Terdapat beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Kami akan
membahas tentang pengertian Majaz Aqli dan Kinayah, serta macam-macam dan
beberapa contoh yang ada didalamnya.
C. TUJUAN MAKALAH
BAB II
PEMBAHASAN
نهاره صائمasal artinya : Sianganya yang berpuasa. Padahal maksudnya: pada siang
harinya dia berpuasa.
Artinya :
“Yang kedua, (yaitu majaz aqli), ialah mengisnadkan fi’il atau syibihnya kepada
mulabasnya (ma’mulnya) yang bukan seharusnya diisnadkan kepadanya. Seperti: كثوب
= البسpakaian yang memakai. Maksudnya pakaian yang dipakai.
Artinya:
“Pembagian majaz dengan menghitung kedua macam (makna hakikat dan majaz)
didalam kedua juznya (musnad dan musnad ilaihnya), itu ada empat macam tanpa
kesulitan.”
احيا االرض شباب الزمان: telah menyuburkan tanah itu penggantian zaman. Arti احيا
disisni majaz, karena arti asalnya menghidupkan. Dan asal arti ش~~باب الزم~~ان
kemudian zaman, sedangkan maksudnya : penggantian zaman.
3. Musnad ilaih dengan arti hakikat, sedangkan musnad dengan arti majaz, seperti:
= احيا االرض الربيعmusim hujan itu menyuburkan tanah.musnad ilaih lafadz الربيع,
dan musnadnya lafadz احيا.
4. Musnad ilaih dengan arti majaz. Sedang musnadnya dengan arti hakikat, seperti:
= انبت البقل شباب الزمانtelah menumbuhkan sayur-sayuran itu penggantian zaman.
Musnadnya ilaihnya lafadz شباب الزمان, dan musnadnya انبت
Artinya:
Majaz aqlinya itu harus ada qorinah (yang menunjukkan kepada tujuan yang
sebenarnya), baik dengan qorinah menurut adat.”
Artinya:
C. Pengertian kinayah
1
. Abdurrahman Al-ahdori, Jauharul maknun, ( Mutiara Ilmu Surabaya: 2012), hal: 21-23
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz كناية- يك~~نى- ك~~نى/ يكن~~و- كن~~اyang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau sindiran.2
الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا
“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman
maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”.3
Contoh:
ٌ
ُفالن عصاه ألقى
Contoh:
2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, ( Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1990), hlm.384.
3
Ahmad Qalasy, Taisir Al Balaghah, (Madinah al Munawwarah: at thabi’ah ats tsaniyah,1995), hlm.122.
4
In’am Fawwal ‘Akkafi, Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, ( Beirut: Darul Kutub Ilmiah, 2006), hlm. 383-384.
5
Ahmad Hasymi, Jawaahir Al Balaghah, ( Beirut: Darul Fikri, 1994), hlm.297-299.
Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di
kinayahkan (mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) tanpa melalui
perantara.
Contoh:
كبير القدم, عظيم الرأس, وحذاؤه يتّسع لقدميه أي هو طويل القامة, وقلنسوته كبيرة,فالن ثوبه طويل
“Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk kakinya yang
bermakna perawakannya tinggi, besar kepala, besar telapaknya”.
Contoh dalam firman Allah QS.Nuh ayat 7:
َ َصابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم َوا ْستَ ْغ َشوْ ا ثِيَابَهُ ْم َوأ
صرُّ وا َوا ْستَ ْكبَرُوا ا ْستِ ْكبَارًا َ ََوإِنِّي ُكلَّ َما َدعَوْ تُهُ ْم لِتَ ْغفِ َر لَهُ ْم َج َعلُوا أ
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya
dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 7)
Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di
kinayahkan (mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
melalui perantara.
Contoh:
b. كناية عن موصوف
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf. Pada
kinayah ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.
Contoh:
تطورت وسائل االنتقال والسفر من سفينة الصحراء إلى ماخرة البحار ومن ذوات الصهيل إلى بنات الهواء
“Alat transportasi dan perjalanan kini telah berevolusi dari perahu padang pasir
menjadi pembelah lautan dan dari kendaraan meringkik menjadi anak-anak udara”..
c. كناية عن نسبة
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.
في عطفه الخيالء لم أتقرب متقرب من صاحبي فإذا مشت
“aku (selalu) mendekati sahabatku, namun jika kesombongan mengalir dalam
emosinya maka aku tidak mendekatinya”
Emosi = orangnya.
2. Dilihat dari segi perantara (media) atau kelazimannya, kinayah terbagi menjadi
empat,yaitu: 6
a. Ta’ridh ( ) تعريض
Yaitu perkataan untuk menunjukkan suatu makna yang tidak disebutkan (tidak
terang maksudnya)
Contoh:
المسلم من سلم المسلمون من لسانه
”Seorang muslim yang sebenarnya adalah yang tidak mengganggu muslim yang
lainnya dengan lisan dan tangannya”
Contoh tersebut mengisyaratkan tiadanya sifat islam dari orang yang menyakiti.
b. Talwih () تلويح
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhu terdapat media atau
perantara yang banyak.
Contoh:
ِ َب َم ْه ُزوْ ُل ْالف
صي ِْل ِ َجبَانُ ال َك ْل# ب فَإِنَّى
ٍ ي ِم ْن َع ْي ُ ََو َما ي
َّ ِك ف
“padaku tidak terdapat aib # Karena aku adalah pengecut anjingnya dan kurus anak
sapinya.”
ِ ”جبَ~~انُ ال َك ْل
Pada syi’ir tersebut terdapat ungkapan “ب ِ َ” َم ْه~ ُزوْ ُل ْالف. Kedua
َ dan “ص~ ْي ِل
ungkapan ini pada dasarnya menggunakan gaya bahasa kinayah. Kedua ungkapan ini
bermakna seseorang yang mulia.
c. Ramz ( ) رمز
6
Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus: Daarul Qalami, 1993), hlm.140-141.
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhunya terdapat sedikit
media atau perantara.
Contoh:
الو َسا َد ْة ِ فُاَل نُ ع
ِ َريْضُ القَفَا َوع
ِ َُريْض
Si fulan lebar tengkuknya dan lebar bantalnya
sebagai kinayah untuk mengungkapkan orang idiot atau bodoh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
majaz aqli, ialah mengisnadkan fi’il atau yang menyerupainya kepada mulabasnya
yang bukan sebenarnya, yaitu fi’il mabni fa’il. Seperti: نصرbukan kepada mulabas yang
seharusnya, ialah fa’il, melainkan kepada maf’ulnya dan fi’il mabni maf’ul bukan kepada
na’ibul fa’ilnya, seperti: ثوب البسasal artinya: pakaian yang memakainya.
Padahal maksudnya: pakaian yang di pakai.
نهاره صائمasal artinya : Sianganya yang berpuasa. Padahal maksudnya: pada siang
harinya dia berpuasa.
Contoh:
ٌ
ُفالن عصاه ألقى
Contoh:
DAFTAR PUSTAKA
In’am Fawwal ‘Akkafi, Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, ( Beirut: Darul Kutub Ilmiah,
2006).
7
Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus: Daarul Qalami,
1993)