Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU BALAGHAH

MAJAZ AQLI DAN KINAYAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Balagahah

Dosen Pengampu : Mastur, M,pdi.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

Liza Firdausi (U20171083)

Kamaliatul Millah (U20171082)

Naylatur Rahmah (U20171076)

Dillani Ratna Pertiwi (U20171073)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (IAT 2)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan Hidayah-
Nya Kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Majaz Aqli dan Kinayah ”. Makalah
ini Kami susun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf.

Kami Mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing


kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman Mahasiswa khususnya kelas Ilmu Al’Qur’an Dan Tafsir 2 yang juga telah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah .

Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam segi penulisan maupun
segi bahasa dalam menyususn makalah ini. Dengan adanya kekurangan tersebut kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kami dalam menyempurnakan makalah ini.dan semoga
makalah yang kami susun dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi.

Jember, 11 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1


C. Tujuan Makalah ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................

1. Pengertian Majaz Aqli


2. Contoh- contoh Majaz Aqli
3. Pengertian kinayah
4. Macam-macam kinayah

BAB III KESIMPULAN .......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kalam Allah yang sempurna, begitupun ilmu di dalamnya pun
juga lengkap. Membahas tentang semua kehidupan. Tetapi untuk mengetahui hal itu, kita
harus mempelajari apa-apa yang berkaitan dengan ilmu-ilmu al-Quran. Seperti halnya
ilmu tafsir, ilmu balaghah, ilmu qira’at dan lain-lain.

Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas majaz aqli dan kinayah dalam
ilmu balaghah. Yang mana ilmu ini penting juga dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran,
yang terkadang terdapat kalimat yang didalamnya mengandung majaz atau makna lain
yang tidak bisa dicerna secara langsung.

B. RUMUSAN MASALAH

Terdapat beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam makalah ini. Kami akan
membahas tentang pengertian Majaz Aqli dan Kinayah, serta macam-macam dan
beberapa contoh yang ada didalamnya.

C. TUJUAN MAKALAH

Untuk mengetahui Majaz Aqli dan Kinayah dalam ilmu Balaghah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Majaz Aqli


Arti majaz aqli, ialah mengisnadkan fi’il atau yang menyerupainya kepada
mulabasnya yang bukan sebenarnya, yaitu fi’il mabni fa’il. Seperti: ‫ نصر‬bukan kepada
mulabas yang seharusnya, ialah fa’il, melainkan kepada maf’ulnya dan fi’il mabni maf’ul
bukan kepada na’ibul fa’ilnya, seperti: ‫ ثوب البس‬asal artinya: pakaian yang memakainya.

Padahal maksudnya: pakaian yang di pakai.

‫ نهاره صائم‬asal artinya : Sianganya yang berpuasa. Padahal maksudnya: pada siang
harinya dia berpuasa.

Asalnya: ‫ لبس زيد ثوبا‬,‫صام زيد نهاره‬

‫والثاني ان يسند للمالبس * ليس له يبنى كثوب البس‬

Artinya :

“Yang kedua, (yaitu majaz aqli), ialah mengisnadkan fi’il atau syibihnya kepada
mulabasnya (ma’mulnya) yang bukan seharusnya diisnadkan kepadanya. Seperti: ‫كثوب‬
‫ = البس‬pakaian yang memakai. Maksudnya pakaian yang dipakai.

‫اقسامه بحسب النوعين في * جزئية اربع بال تكلف‬

Artinya:

“Pembagian majaz dengan menghitung kedua macam (makna hakikat dan majaz)
didalam kedua juznya (musnad dan musnad ilaihnya), itu ada empat macam tanpa
kesulitan.”

B. Contoh-contoh Majaz Aqli:

1. Kedua juznya dengan makna hakikat, seperti;

‫ انت الربيع البقل‬: telah menumbuhkan musim penghujan akan sayur-sayuran.

2. Kedua juznya dengan makna majaz, seperti:

‫ احيا االرض شباب الزمان‬: telah menyuburkan tanah itu penggantian zaman. Arti ‫احيا‬
disisni majaz, karena arti asalnya menghidupkan. Dan asal arti ‫ش~~باب الزم~~ان‬
kemudian zaman, sedangkan maksudnya : penggantian zaman.
3. Musnad ilaih dengan arti hakikat, sedangkan musnad dengan arti majaz, seperti:
‫ = احيا االرض الربيع‬musim hujan itu menyuburkan tanah.musnad ilaih lafadz ‫ الربيع‬,
dan musnadnya lafadz ‫احيا‬.

4. Musnad ilaih dengan arti majaz. Sedang musnadnya dengan arti hakikat, seperti:
‫ = انبت البقل شباب الزمان‬telah menumbuhkan sayur-sayuran itu penggantian zaman.
Musnadnya ilaihnya lafadz ‫ شباب الزمان‬, dan musnadnya ‫انبت‬

‫ووجبت قرينة لفظية * او مقتوية وان عادية‬

Artinya:

Majaz aqlinya itu harus ada qorinah (yang menunjukkan kepada tujuan yang
sebenarnya), baik dengan qorinah menurut adat.”

1. Contoh qorinah lafaziyah, seperti:

‫شيب رأسي توالي الهموم واالحزان ولكن هللا يفعل ما يشاء‬

Artinya:

“Telah menumbuhkan uban dikepalaku berturut-turut kesusahan dan keprihatinan,


tetapi Allah mengerjakan apa yang Ia kehendaki.”

Lafadz ‫ ولكن هللا يفعل ما يشاء‬, qorinah lafaziyah.

2. Contoh qorinah ma’nawiyah, seperti:

‫ = محبتك جاءت بي اليك‬kecintaan padamu telah mendatangkan aku padamu.

Qorinahnya : mustahil mendatangi kekasih oleh kecintaan melainkan oleh kakinya.

3. Contoh qorinah ‘adiyah (adat), seperti:

‫ = هزم االمير الجند‬telah menewaskan komandan itu kepada pasukan musuh.

Qorinahnya: mustahil menurut adat, seorang diri komandan mampu menewaskan


musuh. Melainkan oleh pasukannya.1

C. Pengertian kinayah

1
. Abdurrahman Al-ahdori, Jauharul maknun, ( Mutiara Ilmu Surabaya: 2012), hal: 21-23
Secara bahasa kinayah berasal dari lafadz ‫ كناية‬-‫ يك~~نى‬-‫ ك~~نى‬/‫ يكن~~و‬-‫ كن~~ا‬yang berarti
menerangkan sesuatu dengan perkataan lain atau mengatakan dengan kiasan atau sindiran.2

Sedangkan secara istilah kinayah adalah:

‫الكناية هي لفظ أطلق وأريد به الزم معناه مع جواز إرادة المعنى األصلى غالبا‬

“Al kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman
maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada arti yang sebenarnya.”.3

Sedangkan Zamakhsyary mengatakan kinayah adalah menyebutkan sesuatu bukan


dengan menggunakan lafadz yang sebenarnya.”4

Contoh:

ٌ
ُ‫فالن عصاه‬ ‫ألقى‬

Fulan telah melemparkan tongkatnya

Contoh:

‫فالنةُ بعيدةُ~ مهوى القُرْ ِط‬

Si Fulanah adalah wanita yang jauh tempat turun tempat antingnya.

D. Macam Macam Kinayah


1. Dilihat dari segi maknanya kinayah terbagi menjadi tiga, yaitu 5
a. ‫كناية عن صفة‬
Kinayah Sifat adalah kinayah yang berupa sifat. Mukanna ‘anhunya berupa sifat
yang menetap di maushufnya( menentukan sifat untuk maushuf). Kinayah sifat
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:

2
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, ( Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1990), hlm.384.
3
Ahmad Qalasy, Taisir Al Balaghah, (Madinah al Munawwarah: at thabi’ah ats tsaniyah,1995), hlm.122.
4
In’am Fawwal ‘Akkafi, Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, ( Beirut: Darul Kutub Ilmiah, 2006), hlm. 383-384.
5
Ahmad Hasymi, Jawaahir Al Balaghah, ( Beirut: Darul Fikri, 1994), hlm.297-299.
 Kinayah qaribah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di
kinayahkan (mukanna‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih) tanpa melalui
perantara.
Contoh:
‫ كبير القدم‬,‫ عظيم الرأس‬,‫ وحذاؤه يتّسع لقدميه أي هو طويل القامة‬,‫ وقلنسوته كبيرة‬,‫فالن ثوبه طويل‬
“Fulan panjang bajunya, besar songkoknya, dan luas sepatu untuk kakinya yang
bermakna perawakannya tinggi, besar kepala, besar telapaknya”.
Contoh dalam firman Allah QS.Nuh ayat 7:
َ َ‫صابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم َوا ْستَ ْغ َشوْ ا ثِيَابَهُ ْم َوأ‬
‫صرُّ وا َوا ْستَ ْكبَرُوا ا ْستِ ْكبَارًا‬ َ َ‫َوإِنِّي ُكلَّ َما َدعَوْ تُهُ ْم لِتَ ْغفِ َر لَهُ ْم َج َعلُوا أ‬
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya
dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat.” (Nuh: 7)
 Kinayah ba’idah yaitu kinayah yang perpindahan makna dari lafadz yang di
kinayahkan (mukanna ‘anhu) kepada lafadz kinayah (mukanna bih)
melalui perantara.

Contoh:

‫ كث~~~ير الرم~~~اد‬yang bermakna banyak abunya. Namun yang dimaksud


bukanlah makna yang sebenarnya, melainkan makna lain yang menjadi
kelazimannya. Yang dimaksud oleh al Khanza adalah seorang yang banyak
abunya banyak menyalakan api, orang yang banyak menyalakan api berarti
banyak memasak, orang yang banyak memasak berarti banyak tamunya, orang
yang banyak tamunya berarti dermawan.

b. ‫كناية عن موصوف‬
Kinayah maushuf yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf. Pada
kinayah ini di syaratkan sifatnya harus khusus untuk maushuf.
Contoh:

‫تطورت وسائل االنتقال والسفر من سفينة الصحراء إلى ماخرة البحار ومن ذوات الصهيل إلى بنات الهواء‬
“Alat transportasi dan perjalanan kini telah berevolusi dari perahu padang pasir
menjadi pembelah lautan dan dari kendaraan meringkik menjadi anak-anak udara”..

c. ‫كناية عن نسبة‬
Kinayah nisbah yaitu kinayah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang
dikinayahkan adalah maushuf.
‫في عطفه الخيالء لم أتقرب‬ ‫متقرب من صاحبي فإذا مشت‬
“aku (selalu) mendekati sahabatku, namun jika kesombongan mengalir dalam
emosinya maka aku tidak mendekatinya”
Emosi = orangnya.
2. Dilihat dari segi perantara (media) atau kelazimannya, kinayah terbagi menjadi
empat,yaitu: 6
a. Ta’ridh ( ‫) تعريض‬
Yaitu perkataan untuk menunjukkan suatu makna yang tidak disebutkan (tidak
terang maksudnya)
Contoh:
‫المسلم من سلم المسلمون من لسانه‬
”Seorang muslim yang sebenarnya adalah yang tidak mengganggu muslim yang
lainnya dengan lisan dan tangannya”
Contoh tersebut mengisyaratkan tiadanya sifat islam dari orang yang menyakiti.
b. Talwih (‫) تلويح‬
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhu terdapat media atau
perantara yang banyak.
Contoh:
ِ َ‫ب َم ْه ُزوْ ُل ْالف‬
‫صي ِْل‬ ِ ‫ َجبَانُ ال َك ْل‬# ‫ب فَإِنَّى‬
ٍ ‫ي ِم ْن َع ْي‬ ُ َ‫َو َما ي‬
َّ ِ‫ك ف‬
“padaku tidak terdapat aib # Karena aku adalah pengecut anjingnya dan kurus anak
sapinya.”
ِ ‫”جبَ~~انُ ال َك ْل‬
Pada syi’ir tersebut terdapat ungkapan “‫ب‬ ِ َ‫” َم ْه~ ُزوْ ُل ْالف‬. Kedua
َ dan “‫ص~ ْي ِل‬
ungkapan ini pada dasarnya menggunakan gaya bahasa kinayah. Kedua ungkapan ini
bermakna seseorang yang mulia.
c. Ramz ( ‫) رمز‬
6
Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus: Daarul Qalami, 1993), hlm.140-141.
Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhunya terdapat sedikit
media atau perantara.
Contoh:
‫الو َسا َد ْة‬ ِ ‫فُاَل نُ ع‬
ِ ‫َريْضُ القَفَا َوع‬
ِ ُ‫َريْض‬
Si fulan lebar tengkuknya dan lebar bantalnya
sebagai kinayah untuk mengungkapkan orang idiot atau bodoh.

d. Imak atau isyaroh ( ‫) اإليماء أو اإلشارة‬


Yaitu kinayah yang diantara mukanna bih dan mukanna ‘anhunya tidak banyak
terdapat media atau perantara,dan tidak samar.
Contoh:

( ‫ الكهف‬:٤٣ ) ‫خاوية وهي فيها نفق ا على كفيه يقلب فاصبح‬

“maka ia membolak-balikkan kedua telapak tangannya terhadap apa yang ia


infakkan, sedangkan telapak tangannya itu kosong”.
Pada ayat di atas terdapat ungkapan “‫ ”يقلب كفيه‬makna asal ungkapan tersebut
adalah ‘membolak-balikkan kedua telapak tangannya’. Ungkapan tersebut merupakan
ungkapan kinayah yang maksudnya menyesal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

majaz aqli, ialah mengisnadkan fi’il atau yang menyerupainya kepada mulabasnya
yang bukan sebenarnya, yaitu fi’il mabni fa’il. Seperti: ‫ نصر‬bukan kepada mulabas yang
seharusnya, ialah fa’il, melainkan kepada maf’ulnya dan fi’il mabni maf’ul bukan kepada
na’ibul fa’ilnya, seperti: ‫ ثوب البس‬asal artinya: pakaian yang memakainya.
Padahal maksudnya: pakaian yang di pakai.

‫ نهاره صائم‬asal artinya : Sianganya yang berpuasa. Padahal maksudnya: pada siang
harinya dia berpuasa.

Asalnya: ‫ لبس زيد ثوبا‬,‫صام زيد نهاره‬

Sebagaimana yang di katakana Az-Zarkasyi. Kinayah adalah menyebutkan


sesuatu bukan dengan menggunakan lafadz yang sebenarnya.”7

Contoh:

ٌ
ُ‫فالن عصاه‬ ‫ألقى‬

Fulan telah melemparkan tongkatnya

Contoh:

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al-Ahdhori, Jauharul Maknun,( Surabaya: Mutiara Ilmu: 2012)

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, ( Jakarta: Hidayah Karya Agung, 1990).

Ahmad Qalasy, Taisir Al Balaghah, (Madinah al Munawwarah: at thabi’ah ats tsaniyah,1995),

In’am Fawwal ‘Akkafi, Al Mu’jamul ufasshal fi Ulumil Balaghah, ( Beirut: Darul Kutub Ilmiah,
2006).

7
Abdurrahman Habanakata Al Maidani, Al Balaghah Al Arabiyyah, ( Damaskus: Daarul Qalami,
1993)

Anda mungkin juga menyukai