Anda di halaman 1dari 15

Kedudukan Bahasa Arab dan

Bahasa Samiyah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fiqh Lughoh
Dosen : Ade Nandang S, M.Ag.










Disusun Oleh :
Kelompok II
Muhammad Awwaludin (1210203062)
Nurul Husnatul wahida (1210203072)
Pingki Santika (1210203076)
Siti Ummu Kulsum Sanusi (1210203087)

Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah unsur kebudayaan yang berkembang sesuai dengan
zaman. Bahasa juga bersifat produktif, maka bahasa selalu mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan ini menunjukkan kedinamisan setiap bahasa.
Bahkan dapat dikatakan bahwa bahasa yang dinamis merupakan ciri-ciri
bahasa yang hidup ( ). Sebaliknya bahasa yang tidak mengalami
perubahan adalah bahasa yang sudah punah ( ). Bahasa yang telah
mengalami kepunahan dapat dilihat pada bahasa, Sangsekerta, Latin dll.
Bahasa Arab amat kaya dengan (kosa kata) dan
(sinonim). Dalam bahasa Arab terdapat cara pengembangan bentuk kata yang
disebut , yaitu pengambilan sighot (bentuk kata) dari sighot yang lain,
karena ada persamaan baik dari segi bentuk, maknanya maupun strukturnya
dengan beberapa tambahan tertentu yang telah ditetapkan.
Sedangkan bahasa samiyah menurut sebagian ulama yang berpegang
kepada unsur-unsur kesamaan antara bahasa-bahasa samiyah yaitu dari aspek
mufrodat dan qawaid, lalu mereka menjadikan dari kesamaan tersebut
gambaran bagi bahasa samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa
bentuk bahasa ini merupakan bahasa samiyah pertama kali ada dan digunakan,
dan pertama kali berkembang.
Walaupun demikian, diantara yang dapat diterima menurut orientalis
bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling banyak terjaga dari bahasa
aslinya yaitu bahasa samiyah baik dari aspek mufrodatnya maupun qawaidnya.

Disamping berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga memiliki
kedudukan-kedudukan yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami dapat merumuskan
berbagai permasalahan yaitu :
1) Apa itu bahasa arab dan samiyah?
2) Kedudukan bahasa arab dan samiyah?
3) Bagaimana Kedudukan bahasa arab di Arab dan di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan permasalahan di
atas, yaitu :
1) Untuk mengetahui apa itu bahasa arab dan samiyah.
2) Untuk mengetahui kedudukan bahasa arab dan samiyah.
3) Kedudukan bahasa arab di Arab dan di Indonesia.
4) Sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Fiqh Lughoh Semester VII

D. Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penyusun menggunakan metode
deskriptif. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam menyusun makalah ini,
penyusun menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu dengan
mengumpulkan keterangan-keterangan dari berbagai referensi (sumber),
seperti dari buku-buku yang ada di perpustakaan dan berbagai sumber lainnya
yang relevan dengan materi yang akan dibahas.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Bahasa Arab
Bahasa arab merupakan rumpun bahasa semit, yaitu bahasa yang
digunakan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai tigris dan
Frat, dataran syiria, dan jazirah Arabia (timur tengah). Seperti halnya
bahasa suryania, finisia, assyuria, babilonia, ibrania, dan Arabia adalah
perjalanannya rumpun-rumpun bahasa semit mengalami kepunahan dan
yang dapat bertahan sampai sekarang ini hanyalah bahasa arab dan ibrani.
Ahli sejarah menyatakan bahwa bahasa arab adalah cabang bahasa semit
yang paling mendekati bahasa aslinya, hal itu dikarenakan bangsa arab
yang tidak banyak bergaul dengan bangsa-bangsa lain dan tidak pernah
lama dibawah kekuasaan bangsa asing.
Walaupun bahasa arab telah berkembang di tempat-tempat
terdahulu, tetapi apa yang sampai kepada kita dari peninggalan-
peninggalannya dianggap sebagai peninggalan bangsa samiyah yang
terkini. Sementara itu kita melihat apa yang terdahulu dari peninggalan
bahasa arab al-baidah tidak melewati abad pertama sebelum masehi dan
apa yang sampai kepada kita dari peninggalan bahasa arab al-baqiyah
hamper tidak melewati abad kelima sesudah masehi, dengan demikian kita
tidak bisa mengetahui secara pasti perkembangan bahasa arab pada fase
awal.
1. Bahasa Arab Al-Baidah
Bahasa Arab Al-Baidah atau bahasa arab tulisan batu yaitu bahasa
arab yang digunakan oleh penyair-penyair arab yang tinggal di bagian
utara hijaz dekat perbatasan bangsa aromia dan sekitarnya. Karena bahasa
itu banyak bercampur dengan bahasa aromia serta keberadaannya jauh dari
pusat-pusat bahasa arab yang asli yang terletak di nejed dan hijaz, maka
bahasa arab al-baidah ini telah banyak berubah dan banyak dipengaruhi
dan di bentuk oleh bahasa aromia. Bahasa arab al-badiya ini telah muncul
setelah islam.
Bahasa arab al-baidah yang sampai kepada kita terbagi 2, yaitu:
bahasa arab yang sangat banyak terpengaruh oleh bahasa aromia dan
bahasa arab al-baidah yang tidak terlalu banyak terpengaruh oleh bahasa
aromia dan lebih dekat kepada bahasa arab al-baqiyah.
2. Bahasa Arab Al-Baqiyah
Bahasa arab al-baqiyah adalah bahasa arab yang dibentuk darinya
kalimat-kalimat bahasa arab dan bahasa arab yang senantiasa digunakan
oleh masyarakat arab yang lain sebagai bahasa sastra, bahasa tulisan dan
bahasa penyusunan buku. Peninggalan yang pertama kali sampai kepada
kita adalah yang dikenal dengan sastra jahili. Sastra jahili ini adalah sastra
yang dihubungkan kepada kelompok penyair masa jahiliyah juga para
hakim-hakim dan khatib-khatibnya.
3. Percampuran Bahasa Arab Al-Baqiyah dan Mengunggulinya Lahjah
Quraisy Terhadap Bahasa Arab Al-Baqiyah
Para peneliti membagi bahasa arab al-baqiyah kepada beberapa
kabilah dan kelompok antara kabilah dan kelompok yang satu dan yang
lainnya. Berbeda dalam hal lingkungan geografisnya, keadaan tabiat dan
masyarakatnya serta dibedakan dengan aspek perasaan dan cara berfikir
juga hal-hal lain yang terkait dengan kebudayaannya.
Adapun factor-faktor yang membantu lahjah bahasa arab lainnya
adalah sebagai berikut:
1. Factor agama
2. Factor ekonomi

B. Kedudukan Bahasa Samiyah
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi
sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as
yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah
Schlozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bangsa Ibrani dan
bangsa Arab. Dia melihat antara bahasa Ibrani dan bangsa Arab ternyata
ada hubungan dan kesamaan. Schlozer menyandarkan penamaan ini
kepada berita yang terdapat dalam kitab Tauret tentang keturunan Nuh as
setelah terjadi banjir besar. Bangsa-bangsa dan kabilah-kabilah dibagi
menjadi tiga bagian besar yang semuanya kembali kepada anak-anak Nuh
as yaitu Sam, Ham, dan Yafat.
1. Tempat Pertama Bangsa Samiyah
Mengenai tempat pertama bangsa samiyah, para ilmuwan berbeda
pendapat dalam menentukan tempat yang digunakan oleh bangsa samiyah,
pendapat-pendapat yang berkembang diantaranya:
a. Bangsa sam tinggal di Habsyah dari Habsyah menyebar ke bagian
selatan arab melalui jalan Mundab, dari bagian ini berkembang ke
berbagai penjuru jazirah arab.
b. Bangsa sam tinggal dibagian utara afrika, lalu berkembang ke asia
melalui Barzakh Sawis.
c. Bangsa sam tinggal di Armenia dekat perbatasan Kurdistan.
d. Guidi berpendapat bahwa bangsa sam tinggal di selatan Iraq.
Pendapatnya didasarkan kepada adanya sebahagian kosa kata yang
sama yang berkaitan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
e. Sebagian pakar berpendapat bahwa bangsa samiyah tinggal di
selatan jazirah arab (hijaz, Nejed dan Yaman).


2. Penyebaran Bahasa samiyah
Secara garis besar bahasa Samiyah terbagi kepada dua bagian yaitu
Samiyah bagian utara dan Samiyah bagian barat. Bahasa samiyah bagian
barat adalah bahasa Akkaida dan kedua cabangnnya yaitu Babilonia dan
Asyuria. Sedangkan Samiyah bagian Barat terbagi kepada dua bagian
yaitu barat bagian selatan dan barat bagian utara. Bahasa yang hidup
disebagian selatan adalah bahasa Kan'aniyah yang meliputi bahasa Ibrani,
Agoriti, dan Fainiqi. Sedanngkan Aromiyah meliputi bahasa Suryani dan
Nabti.
Samiyah bagian barat selatan terdiri terbagi dua yaitu bangsa
Habsyah dan Bangsa Arab. Bangsa Habsyah meliputi lahjah Ja'jiah,
Amhariyah dan Tijriniyah, sedangkan bangsa Arab terbagi dua bagian.
Bagian selatan yaitu Yaman kuno yang meliputi lahjah Ma'niyah,
Sabaiyah, Humairiyah, Quthbaniyah dan Hadramiyah sedangkan bagian
utara adalah bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi terbagi dua yaitu bahasa
Arab al-Baidah yang meliputi lahjah Lihyaniyah, Tsamudiyah, dan
Syafwiyah. Sedangkan bahasa Arab al-Baqiyah meliputi bahasa syi;ir arab
jahili, Rajaz, bahasa para Hukama, Fushsha.













Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam bagan berikut


3. Bahasa Samiyah Terdahulu (Kuno)
Sebagian para ulama berpendapat mengenai tempat pertama
bangsa sam, mereka juga berbeda pendapat mengenai bahasa pertama yang
digunakan oleh bangsa sam sampai anak dan keturunan mereka berkumpul
di satu tempat.
Sebagian mereka berpendapat bahwa bahasa Asyuriah Al-
Babiliyah (Babilonia-asyuria) merupakan bahasa terdahulu, tetapi
pendapat ini kurang disertai argumentasi, karena apa yang sampai kepada
kita dari peninggalan Asyuriah sedikit sekali. Sebagian ahli diantaranya
Olshausen (dalam pendahuluan bukunya tentang bahasa ibrani),
berpendapat bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling dekat
dengan bahasa sam terdahulu.
Semua pendapat ini disandarkan pada dasar yang tidak tepat, hal
ini dikarenakan semua bahasa-bahasa samiyah sudah mengalami fase-fase
perkembangan sebelum sampai kepada keadaan dimana para ulama
mengetahuinya. Diantara kesalahan adalah menetapkan suatu bahasa
sebagai bahasa yang pertama kali digunakan oleh bangsa sam, karena tidak
mungkin dapat diketahui satu bahasa itu sendiri ketika tempat-tempatnya
banyak, kelompok pemakai bahasanya juga banyak bahkan berkembang
menjadi banyak cabang bahasa dan dialek.
Ada juga diantara sebagian ulama yang berpegang kepada unsur-
unsur kesamaan antara bahasa-bahasa samiyah yaitu dari aspek mufrodat
dan qawaid, lalu mereka menjadikan dari kesamaan tersebut gambaran
bagi bahasa samiyah pertama, dan mereka menganggap bahwa bentuk
bahasa ini merupakan bahasa samiyah pertama kali ada dan digunakan,
dan pertama kali berkembang.
Walaupun demikian, diantara yang dapat diterima menurut
orientalis bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang paling banyak
terjaga dari bahasa aslinya yaitu bahasa samiyah baik dari aspek
mufrodatnya maupun qawaidnya. Sebabnya adalah karena perkembangan
bahasa tersebut terjadi ditempat terdahulu bagi bangsa sam, dan tetapnya
bahasa tersebut di tempat yang independen dan tidak banyak dipengaruh
oleh bangsa luar, maka sedikit sekali percampuran dengan bahasa lain juga
tidak ada jalan lain untuk menjauhkan bahasa tersebut dari bahasa asalnya
yang terdahulu.

C. Kedudukan Bahasa Arab di Arab dan di Indonesia
Kedudukan bahasa arab di Arab
Bahasa arab merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan
bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari,
memahami dan mendalami bahasa arab seutuhnya. Kedudukan bahasa
arab ada tiga, yaitu:
1. Bahasa komunikasi
Bahasa arab sebagai alat komunikasi sehari-hari bagi penduduk di Negara-
negara arab (bahasa arab sebagai bahasa ibu), dan tidak hanya digunakan
oleh orang muslim saja melainkan juga digunakan oleh orang non muslim
artinya bahasa arab sebagai bahasa kesatuan bagi Negara-negara arab.
2. Bahasa agama
Diriwayatkan oleh umar ibnu khattab :
Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa arab, karena sesungguhnya
bahasa arab adalah sebagian dari agamamu. Umat islam mempunyai
pedoman sebagai pedoman hidup yang berbahasa arab, yaitu Al-quran,
Al-Hadits dan kitab-kitab lainnya.
3. Bahasa komunikasi international
Bahasa arab tidak hanya sebagai alat komunikasi di Negara-negara arab
dan tidak hanya sebagai bahasa agama bagi umat islam, namun juga
sebagai alat komunikasi international yang diresmikan oleh PBB no.3190-
D2B dalam siding umum no.2206- desember 1973.
Oleh karena itu bahasa arab sebagai alat komunikasi dan penghubung
dalam pergaulan manusia dengan bangsa tertentu (antar Negara).


Kedudukan bahasa arab di Indonesia
Di Indonesia, bahasa arab berkedudukan sebagai bahasa asing,
sejajar dengan bahasa inggris, jerman, prancis, jepang, cina dan lain
sebagainya. Dalam kedudukan bahasa asing, bahasa arab di Indonesia
berfungsi sebagai berikut:
1. Alat penghubung antar bangsa
Sebagai alat penghubung antar bangsa bahasa arab cukup berperan,
karena:
a. Sebagai bahasa resmi bagi kurang lebih 20 negara Arab yang
terbesar di benua asia dan afrika
b. Dinyatakan sebagai bahasa resmi dilingkungan organisasi PBB
sejak tahun 1973
c. Dinyatakan sebagai bahasa resmi dilingkungan organisasi-
organisasi islam international, misalnya Muktamar Alam Islami,
Rabithah Alam Islami, dll.
d. Sebagai bahasa resmi dalam komprensi-komprensi islam
international, di mana Indonesia menjadi anggota aktif, misalnya
muktamar media islam yang pernah diselenggarakan di Indonesia
beberapa tahun lalu.
2. Alat pembantu pembanguna bahasa Indonesia
Setidak-tidaknya pertumbuhan pembendaharaan kata, terutama
untuk istilah-istilah dalam peribadatan , filsafat dan tasawuf. Kata-kata
bahasa arab yang dipinjam oleh bahasa Indonesia meliputi:
a. Memiliki sinonim dalam bahasa Indonesia, misalnya: bakhil
untuk kikir, taat untuk patuh, dan baiat untuk lantik.
b. Terjadi perubahan makna/arti
c. Penyempitan makna, misalnya: alim ulama, yang semula
bermakna orang yang berilmu, menyempit artinya menjadi
orang yang berilmu agama islam dalam bahasa Indonesia.
d. Perluasan arti, misalnya: arti yang semula berarti orang yang
mengetahui meluas artinya menjadi orang yang mengetahui,
pandai dan bijaksana dalam bahasa Indonesia.
e. Penyimpangan, misalnya: insaf yang dalam bahasa arab berarti
berbuat adil, menyimpang maknanya menjadi sadar.
3. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam rangkan
pembangunan bangsa
Sekalipun peran ini sekarang boleh dikatan tidak terlalu besar.
Namun para sarjana barat dan timur yang mendalami pertumbuhan dan
perkembangan dunia islam, mengakui bahwa selama beberapa kurun
waktu pada abad pertengahan, bahasa arab selain merupakan bahasa
agama juga merupakan bahasa yang dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan dan kebudayaan di seluruh bagian dunia yang berperadaban.
Pada saat itu muncul ilmuan-ilmuan terkenal, seperti Al-kindi, Ibn Sina,
Al-farabi, Ibn Rusdy, Ibn Khaldun, AL-khowarizmi dan lain sebagainya.
Dengan mempelajari bahasa arab sedikit banyak akan berguna
untuk memahami sejarah perkembangan peradaban dunia islam pada
khususnya dan peradaban dunia pada umumnya.
4. Bahasa agama islam
Dalam hal ini agama berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan
intensitas penghayatan dan pengalaman ajaran agama islam dalam rangka
pembinaan kepribadian luhur bangsa.
Mayoritas bangsa Indonesia beragama islam. Sumber pokok ajaran
islam, yaitu al-quran dan al-hadits kedua-duanya berbahasa arab,
disamping buku-buku tentang ajaran islam sebagian besar berbahasa arab.
Dalam sejarah perkembangan agama wahyu, tidak ada kitab suci yang
masih asli bahasanya kecuali bahasa al-quran, tidak ada al-quran dengan
bahasa lain kecuali bahasa arab. Maka mempelajari bahasa arab bagi kaum
muslimin merupakan kebutuhan utama. Disamping itu, dalam rangka
ibadah yang bersifat ritual, bacaan-bacaan shalat, adzan dan iqomat harus
di ucapkan dengan bahasa aslinya, yaitu bahasa arab.












BAB III
SIMPULAN
Bahasa arab merupakan rumpun bahasa semit, yaitu bahasa yang
digunakan oleh bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai tigris dan
Frat, dataran syiria, dan jazirah Arabia (timur tengah). Walaupun bahasa
arab telah berkembang di tempat-tempat terdahulu, tetapi apa yang sampai
kepada kita dari peninggalan-peninggalannya dianggap sebagai
peninggalan bangsa samiyah yang terkini. dengan demikian kita tidak bisa
mengetahui secara pasti perkembangan bahasa arab pada fase awal.
Istilah bahasa Samiyah ditetapkan sebagai sebutan bagi
sekumpulan bahasa yang dihubungkan kepada salah satu anak nabi Nuh as
yaitu Sam. Orang yang pertama kali memberikan istilah tersebut adalah
Schlozer pada tahun 1781 ketika dia mencari nama bagi bangsa Ibrani dan
bangsa Arab. Dia melihat antara bahasa Ibrani dan bangsa Arab ternyata
ada hubungan dan kesamaan.
Bahasa arab merupakan bahasa yang kaya dengan keindahan
bahasanya bisa dipertahankan apabila kita semua mau mempelajari,
memahami dan mendalami bahasa arab seutuhnya. Kedudukan bahasa
arab ada tiga, yaitu:
1. Bahasa komunikasi
2. Bahasa agama
3. Bahasa komunikasi international
Di Indonesia, bahasa arab berkedudukan sebagai bahasa asing,
sejajar dengan bahasa inggris, jerman, prancis, jepang, cina dan lain
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Nandang, Ade ,2012. Fiqh Lughah. Bandung. CV Insan Mandiri
Wafi, Ali Abdul Wahid, Fiqh al-Lughah, Beirut
Ahmad Muhammad Qaddur, 1992. Al-MAdkhal ila Fiqh Al-Lughah, Dar al-Fikr
al-Mu'ashir
Ahmad Izzan, 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet. III.,
Humaniora: Bandung

Anda mungkin juga menyukai