Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Natsr adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan bebas dan tidak terkait dengan
berbegai aturan dalam penulisan seperti rima, diksi, irama. An-natsr atau yang lebih kita kenal
dengan prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi bagian dari kesenian. Natsr adalah
ungkapan atau tulisan yang tidak sama dengan Syi'r, ia tidak terkait dengan wazan atau qafiyah.
Natsr adalah bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa dan bukan Syair, terdiri atas kalimat-
kalimat yang jelas dan runtut pemikirannya. biasanya ditulis satu kalimat sesudah kalimat yang
lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alenea-alenea. Prinsipnya bersandar ada
susunan penalaran pada asosiasi imajinasi.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Nasr Arab Qadim dan Hadist?

2. Bagaimana karakteristik Nasr Arab Qadim dan Hadist ?

3. Apa saja tema-tema yang berkembang pada Nasr Arab Qadim dan Hadist ?

I.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Nasr Arab Qadim dan Hadist.

2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik Nasr Arab Qadim dan Hadist.

3. Untuk mengetahui apa saja tema-tema yang berkembang pada Nasr Arab Qadim dan
Hadist.

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Natsr Arab Qadim

Natsr Arab Qadim atau dikenal dengan Natsr Arab Jahiliyah merupakan sebuah karya
sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh rima dan irama.
Pada masa jahiliyah, prosa lebih dulu ada dibanding dengan syiir, karena mudah digunakan dan
tidak ada ikatan, peraturan dan juga kebutuhan manusia yang mendesak. Para perawi jarang
mencatat prosa-prosa Arab karena terlalu banyak kecuali beberapa natsr yang membekas karena
bagian balaghahnya, ijaznya dan maknanya.1

Pernyataan ini berbeda dengan Thaha Husein yang menyatakan sebaliknya, bahwa syiir
lebih dulu daripada natsr, karena syiir terikat dengan rasa sastra dan imajinasi yang tinggi. Ibn
Rasyid mempertegas bahwa asalnya bahasa atau ungkapan itu berbentuk natsr, kemudian orang-
orang arab membutuhkan lagu-lagu yang membicarakan budi pekerti, mengenang memori
kehidupan, dan sebagainya sehingga muncullah wazan-wazan yang kemudian disebut dengan
syiir.2

"natsr adalah ungkapan atau tulisan yang tidak sama dengan Syi'r, ia tidak terkait dengan wazan
atau qafiyah"

Secara umum natsr adabi terbagi menjadi ke dalam dua kategori besar: prosa sastra non
imajinatif dan imajinatif. Prosa sastra non imajinatif adalah prosa yang membahas tentang sastra,
tetapi tidak merupakan hasil imajinatif. Dalam tradisi sastra arab,prosa sastra non imajinatif
disebut dengan al-adab al-wasfi (sastra deskriptif) atau al-‘ulum al-adabiyah (ilmu sastra).
Adapun sastra imajinatif adalah fiksi atau cerita rekaan yang bobot khayalannya lebih besar dari
pada cerita dalam biografi, otobiografi, sejarah, atau memoir yang mendasarkan dirinya pada
fakta atau realitas.3

1
Wildana wargadinata, Sastra Arab dan Lintas Budaya, Malang: UIN Malang Press, 2008, h. 163-164
2
Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006,h.
13-14
3
Al-Turas, Vol.12, No.1, Januari, 2006 hal.23

2
Menurut Ibnu ja’far prosa terdiri dari khithabah (retorika), tarassul (korespondensi),
ihtijaj (argumentasi), dan hadist (cerita). Sementara menurut Prof.DR.Nabila Lubis di dalam
bukunya Al-Mu’in fi Al-Adab Al-Arabiyah wa Tarikhihi menjabarkannya sebagai berikut:

1. Al-Khithabah
2. Ar-Rasail
3. Al-Amtsal
4. Al-Hakam
5. Al-Washaya
6. Al-Maqamat
7. Al-Qishas
8. Al-Masrahiyyah4

Adapun perkembangan sastra arab di mulai pada masa sadr Islam dari masa kenabian sampai
berakhirnya khulafaurrasyidin. Akan tetapi menurut Ahmad Iskandari dan Mustafa Inani
perkembangan sastra arab terbagi menjadi lima periode:

1. Perkembangan pada masa Jahiliyah (475-622 M)


2. Perkembangan pada masa Permulaan Islam (622-750 M)
3. Perkembangan pada masa Dinasti Abbas (750-1258)
4. Perkembangan pada masa Daulah Turki (1258-1797 M)
5. Perkembangan pada masa Modern (1798 M)5

1.Pekembangan Natsr pada masa Jahiliyah (475-622 M)

Sastra Pada periode ini dengan jelas menggambarkan kepada kita tentang keadaan bangsa
arab pada masa jahiliyah yang hidup penuh dengan konflik di antara mereka mengharuskan
mereka memiliki natsr yang kuat dan mampu mengungkapkan pendapat dan pemikiran
kabilahnya atau memobilisasi masyarakat untuk kebutuhan berperang.6

4
https://imamalmasbuk.wordpress.com diakses pada ahad,8 desember 2019 pukul 22:15
5
Al-turas, Vol.10,No, 3 Sempteber 2004, hal.182
6
Al-turas, Vol.10,No, 3 Sempteber 2004, hl.187

3
Natsr Jahiliyah secara garis besar terdiri atas tiga bentuk yaitu : a) Masal (pribahasa), b)
Khatbah (pidato), c) Qasas (Cerita)7

Contoh khutbah nikah abu thalib ketika nabi Muhammad menikahdengan sayyidah Khadijah :
‫ تم إن‬, ‫ و جعلنا الحكام علي الناس‬,‫وزرع إسماعيل و جعل لنا بلدا حراما و بيتا محجوزا‬: ‫الحمد هللا الذي جعلنا من ذرية إبراهم‬
‫ و إن كان‬,‫و مجدا و نبال‬, ‫ وكرما و عقال‬,‫محمد بن عبد هللا ابن أخي من ال يوازن به فتي من قريش إنا رجح عليه براو فضال‬
‫ ولها فيه مثل ذلك وما احببتم من‬, ‫ و له في خديجة بنت خويلد رغبة‬,‫و عارية مسترجعة‬,‫في المال قال فإنما المال ظل زائل‬
. ‫الصداق فعلي‬

Artinya :segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan kami dari anak cucu nabi Ibrahim as,
anak ismail, dan Allah telah menjadikan bagi kami tanah haram. Ka’bah tempat melaksanakn
ibadah haji, dan telah menjadikan kami pemimpin kepada manusia. Kemudian dari pada itu ,
sesungguhnya Muhammad ibn Abdullah, anak saudaraku yang tak dapat di tandingi oleh
seseorang pun dari pemuda Quraisy, dalam bidang kebajikan dan keutamaan, kemuliaan,
pemikiran, akhlak, dan dan kecerdasan , walaupun dari segi harta kurang, tetapi harta itu laksana
bayangan yang akan hilang karena pinjaman yang harus dikembalikan kepada pemiliki-Nya. Dan
dia (Muhammad) mencintai khadijah binti khuwailid, dan khadijah juga mencintainya, dan apa
yang kalian inginkan dari mahar maka saya yang akan menanggungnya.8

2.Perkembangan Natsr pada masa Permulaan Islam (622-750 M)

Pada periode ini, Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di segala bidang.
Kemajuan itu antara lain dalam bidang perluasan daerah, pengaturan kas negara dan lain-lain.
Kemajuan juga tampak di bidang sastra dan ilmu pengetahuan seperti dalam hal Nastr. Adapun
bentuk-bentuk prosa pada masa ini adalah khatbah dan kitabah atau surat.

Berikut contoh Kitabah dari Rasullah kepada Khalid bin Walid:

,‫ سالم عليك‬,‫ من محمد النبي رسول هللا إلي خالد بن الوليد‬: ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫فإن كتابك جاءني مع رسولك تخبر ان بني الحارث بن كعب قد أسلموا قبل ان‬: ‫فإني أحمد إليك هللا الذي ال إله إال هو أما بعد‬
, ‫ فبشرهم و أنذرهم‬,‫ و ان محمدا عبد هللا ورسوله‬.‫ و شهدوا ان ال إله إال هللا‬,‫ و اجابوا إلي ما دعوتهم إليه من اإلسالم‬, ‫تقتالهم‬
,‫وأقبل و اليقبل معك و فدهم‬

7
Al-turas, Vol.10,No, 3 Sempteber 2004, hal.188
8
Al-turas, Vol.10,No, 3 Sempteber 2004 hal.189-190

4
‫و السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dari
Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji
kepada Allah untukmu. Amma ba’ad: Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan
bersama utusanmu , menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’ab tealh masuk islam
dengan damai tanpa terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau
dakwahkan dari agam ini, mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah
kegembira ini atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau
wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah
senantiasa Allah limpahkan kepadamu.9

3.Perkembangan Natsr pada masa Dinasti Abbas (750-1258

Sebagaimana syi’ir, Natsr pun mengalami perkembangan yang sangat pesat di masa ini.
Dalam genre prosa, muncul Natsr pembaruan yang ditokohi oleh Abdullah ibn Muqaffa dan
juga prosa lirik yang ditokohi oleh antara lain Al-Jahizh. Salah satu prosa terkenal dari masa ini
ialah Kisah Seribu Satu Malam. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan nasr antara
lain: 1) Berkembangnya kebudayaan karena pembelajaran-pembelajaran Islam dan memperoleh
manfaat dari ilmu-ilmu umat lain, seperti Paris, Hindi dan Yunani dengan jalan tarjamah, 2)
Masa Abbasiyyah adalah masa yang panjang, sehingga ini membantu dalam ketetapan terhadap
pikiran, bacaan dan pembahasan, Keberanian para khalifah dan kedekatan mereka dengan orang
terkemuka dalam penulisan natsr.

II.1.1. Karakteristik Nasr Arab Qadim

Secara umum nasr dibagi kedalam tiga bagian: nasr korespondensi resmi kenegaraan atau
lainnya, nasr yang ada dalam buku-buku ilmiah dan media cetak, dan nasr sastra. Yang
membedakan antara keduanya yang pertama dan yang terakhirnya adalah pada dominannya

9
http://sastra arab-pada- masa- sadr-islam-imma.blogspot.com diakse pada Senin,9 Desember 2019
pukul 07:47

5
unsur rasa pada nasr sastra. Karena itu, wajar jika pada prosa yang menggunakan gaya bahasa
saja’ (kesesuaian akhir kata dalam kalimat prosa).10

Nasr adalah bentuk karangan sastra dengan bahasa biasa dan bukan Syair, terdiri atas
kalimat-kalimat yang jelas dan runtut pemikirannya. biasanya ditulis satu kalimat sesudah
kalimat yang lain, dalam kelompok-kelompok yang merupakan alenea-alenea. Prinsipnya
bersandar ada susunan penalaran pada asosiasi imajinasi.

Terlepas dari ciri-ciri khas pada seni nasr biasanya ada karakteristik umum yang
memenuhi semua seni ini yang paling penting:

1. Ringkas dan fokus, dan mengintensifkan banyak makan dalam frasa yang sedikit.
2. Istana kalimat, diikuti oleh sesuatu yang tersurat kadang-kadang, dan termotivasi dalam
beberapa konsep, dan berkomitmen pada simulasi dalam berita tentang pada peramal
secara permanen.
3. Kejelasan dalam ide-ide, mudah dipahami dan jauh dari peramal-peramal, itu tidak jelas
dan tidak bisa diketahui maknanya dengan mudah.
4. Kejelasan konsep lingkungan, terutama yang terkait dengan ide-idenya dan manfaat dari
pengalaman khusus yang dialami manusia.11

Ahmad Iskandari dan Musthafa Inani menyatakan ciri nasr jahiliyah antara lain :

1. Tidak terlalu aneh dalam seleksi kata-kata, serasi irama dan intonasinya.
2. Sedikit menggunakan kalimat yang berlebihan untuk satu pengertian
3. Sedikit pemaksaan dalam penyusunan ungkapan, gaya, bahasa dan sajaknya
4. Kalimatnya pendek atau sedang, terutama dalm kata-kata hikmah, pribahasa, dan pesan-
pesan
5. Cenderung ijaz (singkat tegas) tanpa merusak hati
6. Banyak menggunakan kata kiasan (kinayah)

10
Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 37
11
Kulliyatul-Muallimin Al-Islamiyah, Tarikh Adab Al-Arabi, Ponorogo: Darr Salam, 2004, h. 19

6
7. Tidak terlalu mendalam dalam mengeluarkan pengertian untuk mencapai gagasan yang
sulit dan yang sifatnya memerlukan kesungguhan pikiran.12

II.2. Pengertian Natsr Arab Hadist

Natsr Arab Hadist mulai tumbuh sejak bangkitnya kesusastraan Arab pada awal Abad ke-
20 setelah selesainya studi para sarjana yang dikirim oleh penguasa waktu itu, Muhammad Ali,
ke negara-negara Eropa terutama Prancis. Karya-karya itu adalah cerita pendek, novel, dan
naskah drama. Pada awal masa-masa ini, bahasa ‘amiyah berada dalam puncak kemerosotan.
Kemudian setelah pengajaran tersebar ke semua lapisan masyarakat Mesir, masuklah kedalam
bahasa mereka banyak sekali kata-kata fasih, yang kemudian meluas kepada keluarga mereka
yang buta huruf dan kepada kaum wanita.

Hal ini ditunjang oleh penggunaan bahasa fasih dalam pengaduan-pengaduan ke


Mahkamah, dan oleh banyaknya surat kabar, majalah-majalah, dan cerita-cerita sastra. Diantara
para tokoh-tokohnya yang kenamaan ialah Muhammad Usman Jalal Bey, Sayid Abdullah an-
Nadiem, Syaikh Muhammad an-Najjar, Syaikh Muhammad al-Qoushy, dan lain-lain tetapi jenis
syiir ini akhirnya merosot sebab dikalahkan oleh syiir fasih dan dikarenakan keengganan para
pembesar untuk mendengarkannya.13

Perkembangan Natsr dalam kesusastraan Arab dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu:

1. Natsr pada tahap permulaan pembaharuan

Pada masa ini, para penulis masih mengikuti para pengarang masa sebelumnya, yaitu
masa Turki. Mereka tidak saja meniru gayanya, tapi juga isinya. Mereka masih tetap
memperhatikan saja' (natsr lirik), jinas (asonansi), dan tibaq (antitesis). Mereka lebih
mementingkan permainan kata-kata daripada isi dan idenya. Gaya dan isi seperti ini muncul di
berbagai negara Arab. Akan tetapi, setelah itu, muncul unsur-unsur pembaharuan seperti yang
tampak pada pengarang terkenal seperti: Adurrahman Jabarti, Ismail Khasab, dan Abdullah Fikri

12
https://s.docworkspace.com/d/AObvrDHO2KUlgtWr77-mFA di kutip pada Minggu 15/09/19 pukul
23.00 WIB

13
https://m.marefa.org/%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%AF%D8%A8_%D8%A7%D9%84%D8%B9%
D8%B1%D8%A8%D9%8A_%D9%81%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B5%D8%B1_%D8%A7%D
9%84%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB dilansir pada Minggu, 08/12/19 pukul 23:12WIB.

7
Unsur-unsur pembaharuan dalam natsr Arab ini berkembang secara bertahap dalam
masyarakat Arab. Para pengarang sudah mulai memperhatikan aspek pemikiran dan makna
tulisannya, kebiasaan mengarang sudah mulai tumbuh dalam masyarakat Arab. Di antara para
pengarang masa ini adalah Rifa'at Tahtawi, Ibrahim al-Muwailihi, dan Nasif al-Jazili.

2. Natsr pada tahap pembaharuan

Terjadinya pembaharuan di bidang natsr pada masa ini disebabkan oleh munculnya para
reformis dan pemikir yang menyebabkan terjadinya pembaharuan dalam masyarakat Arab dan
Islam, seperti Muhammad Abdul Wahab di Saudi Arabia, Jamaludin al-Afgani di Afganistan,
dan Muhammad Abduh di Mesir, serta Abdurrahman Kawakibi di Syiria, serta munculnya
sarana-sarana kebudayaan, terutama bidang penerbitan dan surat kabar. Surat kabar mempunyai
peran besar dalam pembaharuan prosa di negara-negara Arab, juga munculnya kesadaran politik
dan sosial di negara-negara Arab.

Perkembangan natsr Arab pada tahap ini tidak berjalan pada satu garis, melainkan
berjalan pada dua kecenderungan. Kecenderungan pertama, mereka yang menyerukan agar
berpegang teguh pada kebudayaan Arab dan Islam yang asli dengan mengambil manfaat dari
kebudayaan Barat. Di antara para pengarang yang mempunyai kecenderungan seperti ini adalah:
Mustafa Luthfi al-Manfaluti, Mustafa Shadiq ar-Rafi'I, Abdul Aziz Bisyri, Syarkib Arsalan,
Ahmad Hasan az-Ziyat, dan Mahmud Abbas al-Aqqad.14

II.2.1. Karakterisktik Natsr Arab Hadist

Dalam sejarah kesusastraan Arab modern, sastra natsr telah berhasil mengekspresikan
suasana yang kontemporer dan menyebarkan isu-isu individu, keluarga, dan masyarakat. Ciri-ciri
kebangkitan sastra natsr pada masa ini dapat dilihat dengan adanya perhatian yang besar
terhadap bangkitnya kembali karya-karya Arab klasik, baik dalam bentuk kesusastraan, filsafat,
dan disiplin ilmu lainnya.

14
http://ibnuhadyallhokseumawey.blogspot.com/2016/11/prosa-sastra-arab-struktur-dan.html?m=1 dilansir
pada Minggu 15/09/19 pukul 10.55 WIB.

8
Ciri-ciri natsr pada masa ini adalah lebih memperhatikan pemikrian daripada unsur
gayanya, tidak banyak menggunakan kata-kata retoris seperti saja’, tibaq, seperti pada masa
sebelumnya. Pemikirannya runtun dan sistematis, penulis tidak keluar dari satu gagasan ke
gagasan yang lain, kecuali gagasan yang satu telah selesai, pendahuluannya tidak terlalu panjang,
temanya cenderung pada tema yang sedang terjadi pada masyarakat, seperti masalah politik,
sosial, dan agama.

Perkembangan bahasa pun mengalami perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang
panjang-panjang, dan berbunga-bunga akibat pengaruh pleonasme dan penggunaan kosakata
klasik berganti dengan gaya yang sejalan dengan zaman, serba singkat, dan serba cepat.
Perkembangan bahasa pun mengalami perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang panjang-
panjang, dan berbunga-bunga akibat pengaruh pleonasme dan penggunaan kosakata klasik
berganti dengan gaya yang sejalan dengan zaman, serba singkat, dan serba cepat.15

Contoh prosa Arab modern (artikel):

15
Daif, Shawqi. Al-Adab al-Arabi al-Mu’ashir fi Mishra, Maktabah Ad-Dirasah al-Adabiyah, Daarul
Ma’arif, Cet. 10; 1961. Hal. 203.

9
10
II.2.2. Tema-Tema yang Berkembang Nasr Arab Hadist

Nasr modern mempunyai tiga jenis tema, yaitu:

1. Kitabah Diwaniyah (‫)الكتابة الديوانية‬

Kitabah Diwaniyah adalah nasr yang ditulis dengan pena para kuttab diwan dan editor di
sebuah lembaga pemerintahan dan umum. Kitabah diwaniyah terdapat di Mesir dan Syam
(Syria) pada permulaan masa modern. Nasr jenis ini menggunakan bahasa ‘amiyah yang
bercampur dengan bahasa Turki, sedangkan bahasa fushahnya ditiadakan. Hal itu membuat nasr
ini menjadi lemah. Jenis nasr ini hanya ada di dua negara tersebut (Mesir dan Syam) dan negara-
negara disekitarnya, seperti Irak kira-kira hingga tahun 1325 H. Kemudian para pemikir muda di
Mesir mulai mengadopsi reformasi metode-metode kitabah diwaniyah. Hal itu mengalami
kemajuan dalam perkembangannya dari waktu ke waktu hingga pertengahan abad keempat belas
dan sangat bagus dalam hal kefasihan lafaz, kontinuitas gaya bahasa dan menjaganya dengan
mudah.

2. Kitabah at-Ta’lif (‫)كتابة التأليف‬

Kitabah at-Ta’lif adalah metode yang dirumuskan/disusun dari realitas ilmiah dalam
segala bidang ilmu seperti fiqh, sastra, kedokteran, dan lain-lain. Nasr ini menggunakan bahasa
fushah yaitu gaya bahasa yang jelas, beda dengan kitabah diwaniyah.16

Dalam nasr ini tidak diperbolehkan menggunakan majaz serta jenis-jenisnya, seperti
majaz aqli, mursal, isti’aroh, kinayah dan tasybih dimni. Sedangkan tasybih wadih boleh
digunakan ketika dibutuhkan untuk menjelaskan beberapa masalah. Pada permulaan masa
modern bahasa karangan merupakan kelemahan seni badi’, seperti halnya bahasa ‘amiyah pada
gaya bahasa sebagian para pengarang, termasuk al-Gibrani dan Ibnu Ghanam. Ketika koran
mulai bermunculan, percetakan mencetak buku-buku tersebut. Para pengarang mulai menyusun
gaya bahasa baru seperti al-Jahith dan Ibnu Kholdun. Maka kitabah ta’lif mengalami kemajuan

16
http://cak-son.blogsot.com/2015/01/perkembangan-sastra-arab-modern_8.html?m= di kutip pada Minggu
15/09/19 pukul 14.41 WIB

11
hingga mendapat tempat di dunia percetakan. Gaya bahasa pengarang yang ilmiah menjadi
percontohan bahasa arab asli baik secara lafad maupun gaya bahasa.

3. Kitabah Adabiyah (‫)الكتابة األدبية‬

Kitabah adabiyah adalah nasr yang dihasilkan oleh rasa dan perasaan insan yang
menggambarkan keburukan dan kecantikan serta kejadian-kejadian dalam kehidupan manusia.
Yang mana ketika sastrawan mulai merangkai kata-kata mereka dipengaruhi intuisi dan perasaan
dalam suatu kejadian yang berbeda dengan kecenderungan dan orientasi sang sastrawan pada
tema-tema dan seni sastra. Begitu pula perbedaan kemampuan sastrawan dalam bidang bahasa
dan penggambaran sastra.

Pada permulaan masa modern prosa jenis ini memiliki struktur lafaz tanpa rasa, intuisi,
dan perasaan seperti dalam media massa. Sebelum pertengahan abad ketigabelas hijriah orang-
orang Nasrani Barat menggiatkan prosa di Syam, khususnya Lebanon. Mereka juga membuka
sekolah-sekolah yang berusaha menarik minat anak-anak negeri pada prosa. Dan menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa pendidikan, dan diharuskan menggunakan buku-buku sastra arab
dalam belajar mengajar. Maka anak-anak Syam dipengaruhi oleh gaya bahasa arab klasik dan
mereka mulai berusaha menyalinnya.17

17
http://cak-son.blogsot.com/2015/01/perkembangan-sastra-arab-modern_8.html?m= di kutip pada Minggu
15/09/19 pukul 14.41 WIB

12
BAB III

KESIMPULAN

III.1. Simpulan

Ahmad Iskandari dan Musthafa Inani menyatakan ciri nasr jahiliyah antara lain :

Tidak terlalu aneh dalam seleksi kata-kata, serasi irama dan intonasinya. Sedikit
menggunakan kalimat yang berlebihan untuk satu pengertian. Sedikit pemaksaan dalam
penyusunan ungkapan, gaya, bahasa dan sajaknya. Kalimatnya pendek atau sedang, terutama
dalm kata-kata hikmah, pribahasa, dan pesan-pesan. Cenderung ijaz (singkat tegas) tanpa
merusak hati. Banyak menggunakan kata kiasan (kinayah). Tidak terlalu mendalam dalam
mengeluarkan pengertian untuk mencapai gagasan yang sulit dan yang sifatnya memerlukan
kesungguhan pikiran.

Dalam sejarah kesusastraan Arab modern, sastra nasr telah berhasil mengekspresikan
suasana yang kontemporer dan menyebarkan isu-isu individu, keluarga, dan masyarakat. Ciri-ciri
kebangkitan sastra nasr pada masa ini dapat dilihat dengan adanya perhatian yang besar terhadap
bangkitnya kembali karya-karya Arab klasik, baik dalam bentuk kesusastraan, filsafat, dan
disiplin ilmu lainnya.

III.2. Saran

Pada saat pembuatan makalah dengan sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dari
sumber-sumber akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Islamiyah, Kulliyatul-Muallimin, Tarikh Adab Al-Arabi, Ponorogo: Darr Salam, 2004


Daif, Shawqi. Al-Adab al-Arabi al-Mu’ashir fi Mishra, Maktabah Ad-Dirasah al-Adabiyah,
Daarul Ma’arif, Cet. 10; 1961.
Muzakki, Akhmad, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2006
Sukron Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern, Jakarta: Rajawali Pers,
2009
Wargadinata, Wildana, Sastra Arab dan Lintas Budaya, Malang: UIN Malang Press, 2008

Sumber Lain :

http://ibnuhadyallhokseumawey.blogspot.com/2016/11/prosa-sastra-arab-struktur-dan.html?m=1
https://s.docworkspace.com/d/AObvrDHO2KUlgtWr77-mFA
https://m.marefa.org/%D8%A7%D9%84%D8%A3%D8%AF%D8%A8_%D8%A7%D9%84%D
8%B9%D8%B1%D8%A8%D9%8A_%D9%81%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%
B5%D8%B1_%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB

http://sastra
https://imamalmasbuk.wordpress.com

14

Anda mungkin juga menyukai