Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kita ketahui ranah kebahasa’an semakin meluas di dunia
Internasional. kita dituntut tidak hanya sebatas mempelajari bahasa dalam
negeri saja.Oleh sebab itu berbagai pengembangan bahasa asingpun banyak
bermunculan di tengah-tengah kita.Sebagai wujud dari antusias pemerintah
dan masyarakat,kemudian banyak inovasi yang diwujudkan pemerintah yakni
berupa muatan lokal bahasa asing dalam lingkup lembaga pendidikan maupun
yang lainnya.  Tak lepas dari lembaga kependidikan, Universitas mempunyai
andil yang cukup besar dalam pengembangan bahasa asing. Seperti halnya
dengan adanya berbagai prodi yang berkaitan dengan bahasa asing,baik itu
berupa ilmu murni ataupun ilmu kependidikan tentang bahasa asing.Dalam
kaitannya disini kami akan mengkaji bahasa asing dalam lingkup bahasa dan
sastra Arab.Sebelum menjuru terhadap sastra Arab, kita cerna lebih dulu apa
kaitannya bahasa dengan sastra sendiri?. Seperti yang kita ketahui sastra
merupakan suatu karya indah yang dapat diungkapkan melalui bahasa. Disini
kita sebagai mahasiswa bahasa dan sastra Arab menyadari bahwa dalam
mempelajari  bahasa dan sastra asing, yang dalam lingkup ini di khususkan
pada bahasa Arab kita perlu mengkaji sejarah perkembangan bahasa dan sastra
Arab itu sendiri.Mengapa demikian??? Karna bahasa merupakan suatu corak
atau kebudayaan dari suatu Bangsa atau Negara yang strukturnya atau
jenisnya berubah dari zaman ke zaman.Dan untuk itu kami menganggap
sangat penting untuk mengetahui perkembangan tersebut dengan mengkaji
sejarah perkembangan bahasa dan sastra Arab dalam makalah ini.
( memahaminya tentu kitapun harus memahami hal-hal yang terkait kedalam
sastra tersebut dari zaman ke zaman)

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sejarah sastra Arab?
2. Adakah pembabakan dalam sastra Arab?
3. Bagaimana perkembangan sastra Arab jahili sampai modern?
4. Apa faktor yang menyebabkan berkembangnya sastra Arab?
5. Apa manfaat mempelajari sejarah sastra Arab?
C. Tujuan
1. Mengetahui pembabakan waktu dalam sastra Arab
2. Mengetahui perkembamgan sastra Arab dari zaman ke zaman
3. Mengetahui factor penyebab berkembangnya sastra Arab
4. Mengetahui manfaat mempelajari sejarah sastra Arab

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Sastra Arab


a. Sejarah
Peristiwa masa lampau yang murujuk pada sebuah perubahan
besar yang memiliki pengaruh yang besar pula.
b. Sastra
Pertama : Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak.
Kedua : Sastra dibatasi hanya pada “mahakarya”(great
books),yaitu buku-buku yang di anggap menonjol karena bentuk dan
ekspresi sastranya.
Ketiga : Sastra diterapkan pada seni sastra, yaitu dipandang
sebagai karya imajinatif.
Keempat : Sastra adalah sebuah nama dengan alasan tertentu
diberikan sejumlah hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan.
c. Arab
Arab merupakan nama dari suatu bangsa atau negara,yang
bahasanya merupakan cabang dari bahasa semit,yaitu bahasa Arab purba
yang terkenal dan mendiami jazirah Arab sendiri.
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan pengertian dari
“Sejarah Sastra Arab” yaitu suatu ilmu yang membahas tentang keadaan-
keadaan bahasa Arab serta puisi atau prosa indah yang diciptakan oleh
anak-anak pengguna bahasa Arab dalam berbagai masa,dan sebab-sebab
kemajuan dan kemunduran dan kehancuran yang mengancam kedua
produk sastra itu,serta mengalihkan perhatiannya terhadap para tokoh
trkemuka dari kalangan para penulis dan ahli bahasa,serta melakukan
kritik terhadap karya-karya mereka,dan menjelaskan pengaruh sebagian
mereka terhadap yang lain dalam ide,penciptaan dan gaya bahasa (uslub).

3
B. Pembabakan Sastra Arab
Terdapat lima pembabakan dalam sastra Arab yaitu:
a. Periode Jahiliyyah
Masa ini terjadi pada 2 periode yakni masa sebelum abad ke-5, dan
masa sesudah abad ke-5 sampai dengan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW
ke Madinah (1 H/622 M). periode jahiliyyah ini dimulai pada sekitar satu
setengah abad sebelum kedatangan islam dan berakhir sampai datangnya
islam.
b. Periode Islam
Perkembangan kesusastraan Arab  ini berlangsung sejak tahun 1
H/622 M hinggga 132 H/750 M, yang meliputi: masa Nabi Muhammad
SAW dan Khalifah ar-Rasyidin (1-40 H/662-661 M), dan masa Bani
Umayyah (41-132 H/661-750 M). periode ini juga dapat disebut dengan
periode permulan islam (shadrul Islam).dimulai sejak datangnya islam dan
berakhir ketika runtuhnya bani Umayyah pada tahun 132 H.
c. Periode Abbasiyah
Terjadi pada tahun 132 H/750 M sampai 656 H/1258 M. padamasa
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :
 Abbasiyah 1 dimulai sejak berdirinya Daulah Abbasiyah tahun 132 H
dan berakhir sampai  berdirinya  negara-negara bagian pada tahun 334
H.
 Abbasiyah 2, dimulai sejak berdirinya Negara-negara bagian  dalam
pemerintahan Abbasiyah dan berakhir dengan jatuhnya Baghdad di
tangan bangsa Tartar atau Mongol pada tahun 656 H.
d. Periode kemunduran kesusastraan Arab
Pada tahun (656-1213 H/1258-1798 M), periode ini di mulai sejak
Baghdad jatuh ke tangan Hulagu Khan, pemimpin bangsa Mongol, pada
tahun 1258 M, sampai Mesir dikuasai oleh Muhammad Ali Pasya (1220
H/1805 M).

4
e. Periode kebangkitan kembali kesusastraan Arab (modern )
Periode kebangkitan ini dimulai dari masa pemerintahan Ali Pasya
(1220 H/1805 M) hingga masa sekarang. Dimulai sejak terjadinya
perkembangan modern sampai saat ini.
C. Perkembangan Sastra Arab Jahili sampai Modern
1. Perkembangan pada periode jahiliyah
Pada abad ini merupakan awal pembentukan dasar-dasar bahasa
Arab. Terdapat banyak kegiatan pada masa ini yang dapat berpengaruh
pada perkembangan bahasa Arab.seperti halnya kegiatan di suq Ukas, Zu
al-Majaz dan Majannah, merupakan festival dan berbagai lomba bahasa
Arab yang diadakan di Mekkah dan yang mengikutinya adalah berbagai
kalangan masyarakat antara suku Quraiys dan suku-suku lainnya. Bahasa
Arab yang kita kenal sehari-sehari merupakan pencapuran antara bahasa
Arab dari suku yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain :
1. Hijrahnya bani Khathan ke semenanjung Arab, percampuran mereka
dengan Arab Baidah di Yaman lalu kemudian berpencar ke seluruh
penjuru jazirah akibat pecahnya bendungan ma’rib.
2. Hijrahnya Isma’il ke jazirah Arab dengan percampuran keturunannya
dengan Qahthan dengan adanya perkawinan, peperangan dan
perdagangan. Waktu dan tempat yang paling terkenal dalam
percampuran bahasa Arab adalah pada waktu haji.
Pada masa ini pasar Ukaz berperan paling penting dalam
perkembangan bahasa Arab pada masa jahili. Pasar ini didirikan pada awal
Dzulqo’dah. Pasar ini sudah dibangun sejak 15 tahun setelah tahun gajah,
yakni tahun kelahiran nabi Muhammad. Pada masa inilah adalah waktu
berkumpulnya para bangsawan Arab untuk berdagang,menyelesaikan
persengketaan dan untuk menonjolkan kemampuannya dalam bidang
syair, kefasihan bahasa, kecantikan, keberaniannya dan lain sebagainya.
Diantara penyair yang terkenal pada masa ini adalah Nabighat Ad-

5
Dibyani, dan dalam bidang pidato adalah Qus Innu Sa’adah Al-Iyyadi.
Kebanyakan penyair menyebutkan pasar Ukaz pada syairnya.
1. Perbedaan Lahjah Arab
Terdapat 2 golongan besar pada periode ini yaitu Qahtani atau
Yamani dan Adnani atau Nizzari. Kemudian dari dua golongan ini
berpencar lalu membentuk qabilah-qabilah yang masing-masing
mempunyai lahjah yang berbeda antara satu sama lain. Pada waktu itu
bahasa Himyar dari Qahtan dapat mengalahkan saudaranya dan
kemudian kemasukan beberapa lafadz. Dan susunan katanya berasal
dari golongan Adnan yang mempunyai sedikit perbedaan lahjah. Tidak
hanya qabilah itu saja yang berperan penting dalam perkembangan
bahasa pada masa jahilli, terdapat qabilah – qabilah lain yang juga ikut
andil dalam hal ini. Dan inilah yang menyebabkan percampuran bahasa
pada masa itu. Seperti halnya perbedaan-perbedaan lahjah pada
penduduk Himyar. Lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan-
perbedaan lahjah.
2. Kalam Arab
Kalam Arab, seperti kalam-kalam lainnya yakni adalah untuk
mengungkapkan fikiran-fikiran maupun ungkapan yang tersimpan
dalam jiwa seseorang, dan untuk mendapat respon terhadap orang yang
menanggapinya. Kalam merupakan gambaran yang menyatakan sebuah
ungkapan dalam fikiran seseorang, dimana fikiran selalu mengadakan
pembaharuan, sesuai kemampuan daya cipta. Penyampaiannya yang
baik serta halusnya isyarat  sehingga enak di dengar, dan mudah
dimengerti, inilah yang disebut hikmah atau mutsul. Hikmah
merupakan perkataan yang indah, sedangkan mutsul merupakan
perumpamaan yang bertujuan untuk menyerupakan keadaan yang ditiru
dengan keadaan lain yang menimbulkan peniruan tersebut. Bahasa
mutsul dibagi menjadi dua bagian :
 Mutsul hakiki, ialah mutsul yang mempunyai sumber yang nyata
dan jelas.

6
 Mutsul fardliyah, ialah mutsul yang diambil dari kata-kata
binatang, tumbuh-tumbuhan atau benda-benda lainnya.
Dalam Mutsul fardliyah ini terdapat pada waktu kedzaliman
yang merajalela, dimana orang yang member peringatan dan petunjuk
sering mendapat hukuman. Mutsul fardlyah lah yang menurut mereka
sangat pas digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan pesan untuk
keselamatan hidupnya. Mutsul seakan-akan seperti sebuah alat yang
dapat melukiskan bangsa-bangsa pada masa itu. Orang Arab sangat
banyak yang menggunakan mutsul  di setiap kesempatan tertentu.
Terdapat juga pujangga – pujangga yang sengaja menyusun mutsul-
mutsul seperti mutsul luqmanul hakim.
Adapun tujuan bahasa Arab pada masa jahiliyah adalah:
a. Bahasa digunakan untuk kehidupan baduwi, dan manfaatnya
seperti:  separti menetap dan perginya ke daerah lain,
mempengaruhi segala sesuatu.
b. Sebagai pemanasan (awal)  dalam persengketaan dan permusuhan
serta sesuatu yang ditimbulkan dari kedua hal tersebut. seperti
keinginan untuk balas dendam, pesta kemenangan, dan berbangga-
bangga dari keturunan.
Adapun makna bahasa pada zaman jahiliyah adalah sebagai
berikut: arti mufradatnya sederhana sesuai dengan kebaduian dan fitrah
(naluri) mereka yang sederhana tidak tercampur dengan kemajuan
zaman dan keindahan. Cara berfikirnya dihasilkan dari hal-hal yang
dapat diraba, dilihat, atau watak, perasaan atau percbaan dengan cara
yang tidak berlebih-lebihan dan tidak mendalam. Daya khayal mereka
dihasilkan dari gambaran-gambaran yang nyata atas dasar hal-hal yang
jarang keluar dari kemampuan akal dan kebiasaan.
3. Pembagian Kalam Arab
Kalam Arab terbagi menjadi dua bagian, yaitu natsar dan
nadzam. Nadzam adalah kalam yang berwazan dan bersajak, sedangkan
natsar adalah kalam yang tidak bergantung pada wazan dan sajak.

7
a. Natsar
Pada dasarnya kalam berbentuk natsar karena natsar dapat
menjelaskan maksud dengan jelas. Kalam bisa berupa percakapan
antara satu orang dengan yang lainnya yang biasa disebut
muhadatsah. Perkataan yang fasih yang disampaikan kepada orang
banyak adalah istilah dari Al-Khitabah. Terdapat juga kalam yang
yang digambarkan dengan huruf atau gambatran-gambaran lain
untuk kepentingan tertentuyakni disebut kitabah. Adapun cirri-ciri
dari natsar jahiliyah adalah sebagai berikut :
1) Kurang teliti dalam memilih kata-kata yang sesuai dengan
wazan dan seirama. Mereka menggunakan kata-kata yang sesuai
dengan arti dan apa adanya.
2) Jarang mengunkan kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan
yang mempunyai arti yang sering digunakan oleh jahidh dan
kawan-kawannya.
3) tidak berlebih-lebihan dalam membentuk ungkapan-ungkapan,
uslub-uslub dan sajak-sajak kecuali sajak para dukun atau
peramal.
4) Kalimatnya pendek-pendek dan sering menggunakan hikam
mutsul dan wasiyat.
5) cenderung menggunakan kata-kata yang singkat tanpa
meninggalkan arti.
6) Sering menggunakan kinayah yang mendekati kenyataan, apa
adanya pada hal-hal yang mereka anggap jelek atau
menggerakan jiwa dalam melukiskan sindiran dengan
menggunakan sifat yang khas.
7) Kurang memperdalam arti kata-kata dan memperdalam
pemikiran yang sukar difahami sehingga membutuhkan
pemikiran dan penelitian ilmiah.

8
b. Al-khitabah
Merupakan sejenis perkataan dan merupakan salah satu cara
untuk mempengaruhi kelompok, adanya khitabah bermaksud untuk
mempertahankan pendapatnya sendiri.
Faktor alami yang mendorong adanya khitabah pada masa
jahiliyah adalah:
 Sebagian besar masyarakat  Arab adalah buta huruf yang dapat
mengharuskan mereka untuk  menggunakan lisan lebih banyak.
 Menguasai fasehah dan tunduk pada kaedah balaghah.
 Terpecahnya mereka dalam beberapa kabilah yang berdiri
sendiri dan kelompok-kelompok kecil.
 Belum ada  pos sebagai pengantar media komunikasi yang
membawa surat-surat atau telegram yang menyampaikan berita
penting atau surat-surat kabar yang menyiarkan peristiwa-
peristiwa umum.
c. Kitabah
Kitabah adalah lukisan atau yang biasa dikenal sebagai khot,
atau ukiran-ukiran yang menimbulkan seni. Awal mula khat Arab
muncul adalah bermula dari silsilah khot Arab yakni khot misyri al
qadim, setelah itu munculah khot finiqi disusul khot aroma. Setelah
khot-khot tersebut berkembang, munculah khot ats-tsamudi al-
lihyani di utara jazirah Arab dan al himyari di selatan jazirah Arab.
d. Nadzam
Menurut ahli ‘arud, nadzam adalah kalam yang berwazan
dan berakhiran sama secara disengaja. Definisi ini sama dengan
definisi syiir.
2. Periode Permulaan Islam
Setelah Islam Berkembang luas, terjadi perpindahan orang-orang
Arab ke daerah-daerah baru. Kemudian terjadilah pembauran yang
memperkuat kedudukan bahasa Arab. Sastra pada periode permulaan
islam ditandai dengan turunnya al-Quran melalui nabi Muhammad SAW,

9
al-Qur’an merupakan pedoman atau pegangan bagi umat islam dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu umat islam menjadi
termotivasi untuk mengembangkan bahasa serta memajukan peradaban,
sehingga dengan hal tersebut masyarakat Arab terdorong untuk
mempelajari serta mendalami ilmu pengetahuan dari berbagai ilmu,
termasuk ilmu bahasa dan kesustraan. Kedatangan islam membawa
pengaruh yang sangat besar di tanah Arab terhadap kebudayaan yang
sebelumnya. Pada masa sebelum islam bangsa Arab adalah bangsa yang
tertinggal oleh ilmu pengetahuan, kebiasaan orang Arab juga telah
menunjukkan bahwa kebudayaan Arab pada saat itu masih tertinggal jauh.
Pada masa sebelum islam perang saudara merupakan hal yang biasa, dan
bahkan membunuh anak perempuan disaat itu sudah umum terjadi, hanya
dengan alasan bahwa mempunyai anak perempuan merupakan sebuah aib
dan takut miskin melanda kehidupan mereka. Seolah-olah hal ini menjadi
tradisi. Setelah datangnya islam, tradisi seperti itu berangsur-angsur
menghilang. Ketika islam muncul, kesustraan Arab tidak berubah hanya
saja isi dari sastra tersebut mengalami perubahan. Hal ini diakibatkan
karena banyak sastrawan yang pada masa itu masuk islam. Sehingga
mempengaruhi perubahan karya sastra itu sendiri. Diantara sastrawan
jahiliyah yang masuk islam adalah Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik
dan Abdullah bin Rawahah. Karena kesustraan merupakan sebuah
keindahan dan Allah menyukai hal-hal yang indah, hal ini juga terdapat
dalam al-Quran dan hadits.
3. Periode bani umayyah
Periode ini ditandai dengan intensifikasi percampuran oran-orang
Arab islam dengan penduduk asli pada masa pemerintahan pada bani
umayyah. Orang Arab merupakan kelompok orang yang mempunyai
dorongan yang sangat besar untuk mengembangkan kebudayaan mereka
dengan cara menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa negara. Oleh karena
itu penduduk asli pada masa itu mencoba untuk mempelajari bahasa Arab
sebagai bahasa pergaulan atau bahasa komunikasi sehari-hari dan bahasa

10
agama. Sejak sepertiga akhir abad pertama Hijriah bahasa Arab telah
mencapai kedudukan tertinggi,dan terhormat dalam islam.
Periode umayyah merupakan periode gencar dengan sastranya.
Pada masa ini terdapat banyak golongan yang bermunculan dalam islam
diantaranya  Syi’ah dan Khowarij dan lain-lain.keadaan seperti ini
menyebabkan posisi syair justru sebagai penyambung lidah atau alat
untuk komunikasi sesuai dengan misi dari tiap-tiap golongan islam
tersebut. Dan pada zaman bani Umayyah ini penyair diberi kebebasan
untuk mengekspresikan karyanya. Fasilitas yang diberikan kepada penyair
pada masa ini sangat memadai demi untuk memperkuat politik mereka.
Para khalifah pada masa itu sengaja memecah belah antara penyair
dengan memberikan iming-iming tertentu antara yang satu dengan yang
lainnya bagi mereka yang pro kontra terhadap pemerintahan.
a. Jenis sya’ir pada masa bani umayah :
 Puisi Politik (Syiir al-Siyasi)
Seiring dengan munculnya golongan atau partai politik,
maka munculah para penyair yang mendukung golongan atau
partai politik tersebut, sehingga melahirkan puisi yang bernuansa
politik seperti: Kasidah al-Kumait yang mendukung ahlu bait, Al-
Qithry ibn Al-Fajaah pendukung Khawarij, dan Al-Akhthal
pendukung bani umayah.
 Puisi Polemik (Syiir al-Naqoid)
Puisi Al-Naqoid yakni  jenis puisi yang menggabungkan
antara kebanggaan (fakhr), pujian(madh), dan satire (haja’).
 Puisi cinta (Syiir al-Ghazal)
Merupakan puisi yang  berkembang menjadi seni
bebas/independent yang mengkhususkan pada kasidah-kasidah.
b. Tujuan sya’ir pada masa bani umayah:
 Al-Hija’ (celaan atau ejekan)
Adalah sya’ir yang bertujuan untuk mencela penya’ir
lainnya, sehingga pada saat itu sering terjadi perang sya’ir antara

11
satu penya’ir dngan penya’ir yang lainnya. Salah satu contoh
dibawah ini adalah sya’ir hija’ yang dilontarkan oleh al-Farazdaq
kepada Jarir:

‫ولو ترمى بلؤم بنى كليب‬


‫لدنّس لؤمهم وضح النهار‬
‫نجوم الليل وما وضحت لسار‬         ‫ليطلب حاجة إال بحار‬
‫ولو يرمى بلؤمهم نهار‬
‫وما يغو عزيز بنى كليب‬
“Walaupun gemintang malam dilempar dengan kehinaan
bani kulaib, tidaklah bintang itu menjadi gelap sementara kehinaan
mereka tetap berlalu. Walaupun siang dilempar dengan kehinaan
mereka, siang tetaplah terang sedang kehinaan mereka semakin
terjadi. Dan tidaklah ketua bani Kulaib bepergian kecuali untuk
meminta kebutuhannya pada tetangga.”
 Al-Madah (pujian)
Para penyair Arab dimasa bani Umayyah sering
menggunakan sya’ir Al-Madah sebagai alat untuk mendapatkan
uang dari penguasa, sehingga memuji penguasa menjadi sebuah
pekerjaan bagi seorang penya’ir. Akan tetapi tidak semua penya’ir
memuji tujuannya hanya untuk  mendapatkan uang akan tetapi ada
juga yang hanya sebatas membanggakan kelompoknya. Berikut
adalah contoh sya’ir madah :
‫هلل دار عصابة نادمتهم‬
‫يوما بجلق فى الزمان األوّل‬          ‫يمشون فيالحلل المضاف سجها‬
‫مشى الجمال إلى الجمال البزل‬
           
“Allah adalah rumah setiap golongan yang menemani
mereka Selama satu hari di dzillaq (tempat dekat damaskus) pada
permulaan zaman. Mereka berjalan-jalan disela-sela kebingungan
yang memintal seperti unta yang memasuki umur unta bujjal (unta

12
umur delapan tahun yang menginjak umur Sembilan/ unta
dewasa)”        
 Al-Fakhru (membangga-banggakan)
Dalam sya’ir fakhru, penya’ir Arab sering membangga-
banggakan dirinya atau kelompoknya  lewat sya’ir-sya’irnya.
Adapun yang mereka banggakan adalah seperti bangga dengan
kekayaan, kedudukan dan istri yang cantik.
‫ وباد كأنّه‬،‫لنا حاضر فعم‬
‫شماريع رضوى ع ّزة وتكرّما‬         ‫لنا الجننات الغ ّر يلمعن بالضحى‬
‫وأسيافنا يقطر من نجدة دمأ‬
“Kita adalah orang yang ada di fa’mun (puncak), dengan
menikung bagai batang yang dijalari keagungan dan kemulyaan.
Kita adalah pembela kebenaran tyang bersinar terang di waktu
dluha (pagi menjelang siang). Dan pedang-pedang kita siap
mengucurkan darah”
4. Periode abbasiyah
Perkembangan bahasa dan sastra Arab pada masa ini tetap
mendapat perhatian. Pemerintahan pada periode Abbasiyah lebih makmur
dan maju, hal ini disebabkan oleh ilmu pengetahuan islam yang banyak
digali di zaman ini. Kerajaan bani Abbasiyah ini berperan besar dalam
kemajuan peradaban dunia islam. Kemegahan kota Baghdad sebagai ibu
kota kerajaan merupakan salah satu contoh dari kejayaan bani Abbasiyah
pada waktu itu. Para penyair saling berlomba mendapat kesenangan dari
rajadengan cara mengagungkannya. Pada masa ini masyarakat kota Arab
suadah berbaur dengan cara bekerja dilapangan seperti bidang
perindustrian, pertanian, dan lain sebagainya. Bahkan mereka sudah
berbaur atau bercampur dengan masyarakat-masyarakat luar yang
menetap pada wilayah tersebut hingga akhirnya mereka bertetangga
sampai berbesan dengan orang-orang diluar wilayah tersebut. Mereka
berkecimpung dalam peradaban dan kemodernan. Sebagian besar
penduduk Arab menekuni bidang bahasa, adat istiadat serta cara berfikir

13
sehingga hal ini berpengaruh pada kuatnya  daya fiir penduduk Arab
dalam bidang bahasa baik puisi maupun prosa. Maka dalam hal ini
muncullah istilah Arabisasi, yakni menggali hokum syariat dari kitab suci
al-Quran dan menyusun ilmu bahasa Arab untuk menjamin keutuhan
bahasa Arab termasuk Al-Qur’an. Tujuan penggalian bahasa pada masa
bani Abbasiyah adalah sebagai berikut :
1) Demi tersusunnya  ilmu-ilmu syari’at yang belum pernah ditulis pada
masa sebelumnya. Penyusunan ilmu tersebut mencakup tentang  ilmu
Fikih, Aqidah, Balaghah, Ushul Fiqh dan Nahwu dan Sorof.
2) Penerjemahan buku-buku bahasa asing kedalam bahasa Arab,
khususnya ilmu-ilmu yang lahir dari bangsa yunani kuno. Yang  dapat
kita jumpai dalam ilmu mantik (logika) seperti yang pernah dilakuan
oleh Imam Abdul Rahman al-Ahdlori
3) Penggarapan sektor industry sebagai buah dari kemajuan peradaban
dalam bidang sains dan teknologi yang dicapai pada masa Abbasiyah.
4) Mulai semaraknya kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi,
dan pengajaran ilmu-ilmu pengetahuan.
5. Periode abad pertengahan
Hancurnya pusat ilmu pengetahuan umat islam yang disebabkan
oleh hancurnya kota Baghdad pada masa itu. Penyerbuan tentara
Mongolia ke Baghdad yang dipimpin oleh Hulagu Khan menyebabkan
banyaknya para ilmuan islam meninggal dunia dan sebagian penyair ada
yang lari kesyam dan kairo, maka pada akhirnya kedua kota ini menjadi
pusat islam dan bahasa Arab. Maka dari itu perkembangan sastra pada
masa ini sangat lemah. Dorongan penyair untuk berkarya dan mencipta
mulai berkurang. Semangat penyair lama-kelamaan semakin pudar
berbeda dengan periode sebelum abad pertengahan. Bait-bait yang
diciptakan penyair pada masa itu hanya ditujukan untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan bahkan ada yang menjadikan Al-Qur’an pada masa itu
sebagai obat atau jimat. Sehingga makna yang terkandung dalam al-quran
menjadi tabu dan tidak berkembang.

14
6. Periode zaman modern
Pada akhir abad XVIII pada saat bansa Arab dibawah
kepemerintahan Daulah Usmaniyah keaadaannya sangat lemah. Bangsa
Eropa yang telah melihat keadaan ini akhirnya kembali mengulangi
ekspansi ke timur tengah. Mereka datang tidak dengan menggunakan cara
kekerasan, melainkan mereka datang dengan dalih untuk menyebarkan
ilmu pengetahuan serta memperluas roda perdagangan.pemerintahan
berikutnya yang jatuh kepada Muhammad ali yang diangkat oleh Sultan
Usmani menjadi gubernur mesir. Beliau berusaha untuk menerima
kebudayaan barat dan hasil ilmu pengetahuan. Ali tidak lagi
mementingkan pemerintah dan pembangunan, dan semenjak itu
perkembangan dibidang sastra berkurang lalu dua abad kemudian
munculah lagi karya sastra Arab yang baru, dan para penyair
menyesuaikan diri dengan zaman modern, lalu mereka mulai melepaskan
diri dari cirri klasik, namun keterikatannya masih ada. Keistimewaan syair
modern ini lebih mementingkan isi dari sampiran, dan bahasanya mudah
serta sesuai dengan keadaan. Kemudian munculah penulisan prosa berupa
cerita pendek modern dalam bahasa Arab. Seperti halnya dengan novel
dan drama, yang baru dimulai pada akhir abad lalu. Dan pada abad ini
bentuk puisi juga mengalami perubahan yang cukup besar. Dan banyak
puisi-puisi Arab modern yang sudah tidak terikat lagi pada gaya lama
yang biasa dikenal ‘’ilm al-Arud”. Meskipun demikian sebagai penyair.
Meskipun sebagian penyair dewasa ini senang juga menciptakan
puisi bebas, tetapi masih banyak juga yang bertahan dengan gaya lama
kendati tidak lagi terikat pada persyaratan tertentu, seperti penyair
Mahmud Ali Taha (w.1949).  Puisi-puisinya sangat halus, romantis, tetapi
sangat religius. Beberapa pengamat menganggapnya banyak terpengaruh
oleh romantisme Perancis abad ke-19, terutama Lamartine. Mungkin
sudah terdapat jarak antara penyair ini dan penyair-penyair modern semi-
klasik sebelumnya, seperti Ahmad Syauqi atau Hafidz Ibrahim (1872-
1932) yang dipandang sebagai penyair-penyair besar. Dalam sastra Arab

15
modern, mesir merupakan pembuka jalan meskipun para sastrawan itu
banyak yang dari Libanon dan Suriah. Mereka pindah ke mesir untuk
menyalurkan bakatnya.dan terlebih lagi di Mesir mempunyai Universitas
yang terkenal yakni Universitas Al azharCairo yang dibangun pada masa
dinasti Fatimiyah.  Beberapa Penyair pada masa itu umumnya berimigrasi
ke Amerika Selatan. Perkembangan bahasa dan sastra pun mengalami
perubahan dari gaya tradisional, kalimat yang panjang, dan berlebihan
akibat pengaruh pleonasme dan penggunaan kosa kata klasik berganti
dengan gaya yang sejalan dengan waktu, serba singkat. Cirri khas
perkembangan bahasa dalam sastra Arab modern ini ialah menggunakan
bahasa percakapan dalam dialog, sebagian kalangan cenderung ingin
merubahhuruf Arab sedemikian rupa supaya dapat dibaca dalam huruf
latin, bahkan di Libanon ada sekelompok sastrawan yang mencoba
mengganti huruf Arab dengan huruf latin. Novel pun sekarang terbitdalam
bahasa Arab kini menggunakan huruf latin
D. Faktor Penyebab Berkembangnya Sastra Arab
Kebangkitan Sastra di Mesir pada abad modern diawali dengan
berkembangnya aliran sastra yang kemudian dikenal dengan aliran
konservatif (Tayyaral Muhafidzin) yaitu aliran yang merekonstruksi ruang
lingkup sastra dengan tetap merevivalisasi sastra klasik serta
mengembangkan tema sastra sesuai dengan kondisi kekinian. Pelopor aliran
ini adalah Mahmud Samial-Barudi (1838-1904).
Pembaharuan yang dilakukan Barudi bukan melakukan sweeping atau
menyapu bersih kaidah-kaidah sastraklasik, seperti qowafi (rhyme) dan
wazan(ritme).Oleh karena itu aliran ini disebut muhafidziin karena mereka
tetap menjaga parameter sastra yang diwariskan secara turun-temurun dari
sastrawan-sastrawan klasik. Namun demikian, pembaharuan Barudi hanya
sebatas pembaharuan pada diksi tema yang dikaitkan dengan kondisi pada
zamannya atau hasil dari interaksi langsung dengan sosial budaya masyarakat
pada waktu itu.

16
Terlepas dari Barudi, kebangkitan sastra Arab diawali dengan
beberapa faktor, Berikut ini kami akan sampaikan secara singkat faktor-faktor
yang menyebabkan bangkitnya kembali kesusastraan Arab:
a) Bersatunya antara kebudayaan barat dengan kebudayaan timur. Pada awal
kurun yang lampau yang diusung pertama kali oleh Napoleon Bonaparte
dan pengambilan kekuasaan dari tangan para komunis, dan lain dari pada
itu negara bagian timur menjadi tempat bekerja bagi mereka, dan mereka
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang resmi untuk menyebar
luaskan beberapa ajaran dan sastra. Adapun beberapa pekerjaan mereka
yang ada di Suriah tidak terlepas dari beberapa peninggalan yang ada di
Mesir, maka dibangunlah beberapa sekolah dan kebanyakan dari mereka
adalah orang-orang Syam Nasrani, maka keluarlah beberapa kelompok
dari mereka yang mempunyai kelebihan berbahasa Arab dan kemudian
mengembangkan keilmuwan dan kesusastraan Arab.
b) Bertambahnya jumlah orientalis di Eropa bagian timur dan usaha mereka
terus berlanjut hingga mendapatkan beberapa publikasi Arab dan
dicetaklah beberapa buku berbahasa Arab, dan beberapa tulisan
perserikatan Asuyah yang membahas tentang berbagai ilmu dan masalah-
masalah ketimuran, sehingga bertambahlah tempat mutiara-mutiara ilmu
dan sastra.
c) Dibangunnya sekolah yang bermacam-macam yang didirikan Muhammad
Ali Basya dengan bantuan para pengajar dari Eropa dan beberapa ulama
Mesir. Dan dibangun pula -sekolah yang didirikan oleh Khudhowi Ismail,
yang merupakan sekolah bahasa Arab yang sangat besar, sedangkan
sekolah sastra yaitu sekolah Darul Ulum. maka tercetaklah dari sekolah-
sekolah ini ratusan guru, hakim, dan para penulis kitab.
d) Adanya utusan kaderisasi ilmu pengetahuan, yaitu Muhammad Ali Basya
dan Ismail Basya kepada sejumlah kerajaan yang ada di Eropa untuk
menyampaikan bermacam-macam ilmu pengetahuan, dan pengutusan
tersebut berjalan selama 12 tahun.

17
e) Adanya propaganda dalam pembelajaran bahasa asing, sehingga sistem
pengajaran pada saat itu dengan cara paksa seperti yang ada di Mesir dan
Syam dan sekolah-sekolah negeri, perguruan tinggi dan sekolah-sekolah
pusat da’wah. Dari sanalah banyak di nukil kalimat-kalimat yang
berbahasa Perancis kedalam bahasa Arab. Maka dengan adanya Atsar dari
bahasa tersebut, beberapa hasil pemikiran orang-orang pada waktu itu
dapat terbukukan dan menyebar luas hingga mereka mampu
menerjemahkan ribuan kitab dan riwayat, makalah-makalah politik ilmiah
kedalam bahasa Arab. Maka hal tersebut juga dimanfaatkan bagi orang
yang tidak paham dengan bahasa asing sehingga menjadi tahu dengan
jelas sastra yang yang mendalam.
f) didirikannya percetakan berbahasa Arab di Mesir, Syam, dan
konstantinopel. kemudian dicetaklah beberapa mushaf-mushaf dan
beberapa kitab ilmu sastra. Dan diantara kitab-kitab yang terpenting yang
tercetak untuk menghidupkan kembali bahasa Arab dan kesusastraanya,
yaitu kitab-kitab yang berbentuk kamus seperti kamus istilah dan
beberapa penjelasan, Lisanul Arab yang sifat khusus membahas tentang
kalamul Arab, dan beberapa kitab sastra seperti: kitab Al-Aghani Wal
Aqdul Farid karangan Al Hariri, Al-Badi’, Amalil Qali dan Shahi A’syaa.
Dan beberapa kitab-kitab syair yang sangat banyak jumlahnya. Adapun
kitab-kitab sejarah seperti: karangan At-thabari dan Ibnul Atsir, kitab
Muqoddimah karangan Ibnu Khaldun, dan beberapa kitab-kitab modern
yang lainnya yang tersebar di Eropa.
g) Diterbitkannya surat kabar Arab yang ada di Mesir Syam dan
Konstantinopel. Dan koran pertama di Arab yaitu Al-Waqoi’Al-Misriyah
yang terbit pada tahun 1828. Awalnya sebagian teks berbahasa Turki,
yang kemudian dirancang kembali oleh Syek Hasan Al-Ithari dan Syek
Syihabuddin, sehingga kemudian terpisah antara yang berbahasa Arab
dan Berbahasa Turki dan kemudian pada akhirnya hanya berbahasa Arab
saja kemudian dicetak dengan tulisan Arab Nashi dan Arab Farisi dan
terbit selama tiga kali dalam satu minggu hingga sekarang.

18
Sedangkan koran yang berbahasa Arab pertama kali terbit di
Suriah yaitu Hadiqatul Akbar yang terbit pada tahun 1808, sedangkan di
Konstantinopel pada tahun 1860, yang mana redakturnya adalah Ahmad
Faris. Kemudian terbit juga setelah itu koran Suriah resmi pada tahun
1865. Adapun koran yang pertama kali terbit di Mesir setelah Al-
Waqai’adalah Wadi Annaily (koran lama) dan terbit pula koran-koran
yang lain seperti Al-Iskandariyah, Azzaman, Al-Ibtidal, Al-Fallak Wal
Ahram, Al-Muqtim, Wal Muayyad, Wal-Lukluk, Wal-Ilmu, Wal Jaridah
dan Syuad.
h) Adanya kelompok-kelompok ilmuwan dan sastrawan, dan yang paling
terkenal pada saat itu Syek Jamaluddin Al-Afghari.
i) Adanya kreasi seni berbahasa Arab, pertama kemunculannya di Syam
kemudian menyebar ke Mesir, yang bertujuan untuk memberantas budaya
buta seni, dan kelemahan dalam berbahasa Arab yang pasih dan lancar.
j) Adanya peraturan baru di Al-Azhar dan sekolah-sekolah dasar, yang
memasukkan materi-materi baru dari berbagai macam ilmu, atas ide
Syekh Muhammad Abduh.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah Sastra Arab yaitu suatu ilmu yang membahas tentang
keadaan-keadaan bahasa Arab serta puisi atau prosa indah yang diciptakan
oleh anak-anak pengguna bahasa Arab dalam berbagai masa,dan sebab-sebab
kemajuan dan kemunduran dan kehancuran yang mengancam kedua produk
sastra itu, serta mengalihkan perhatiannya terhadap para tokoh trkemuka dari
kalangan para penulis dan ahli bahasa,serta melakukan kritik terhadap karya-
karya mereka, dan menjelaskan pengaruh sebagian mereka terhadap yang lain
dalam ide, penciptaan dan gaya bahasa(uslub).
Terdapat lima pembabakan dalam sastra Arab yaitu:
Periode Jahiliyyah
Periode Islam
Periode Abbasiyah
Periode Kemunduran Kesusastraan Arab
Periode modern
Beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya sastra Arab:
  Politik
  Sosial
  Budaya
  Agama
  Ilmu Pengetahuan

20
DAFTAR PUSTAKA

Bunyamin, Bachrun, Sastra Arab Jahili, Yogyakarta: Adab Press Fakultas


Adab UIN Sunan Kalijaga,
Kamil, Sukron, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, Jakarta: Rajawali
Press, 2009.
Wiyatmi, Pengantar Kajian Sastra, Yogyakarta: Pustaka buku publisher,2009
Tim penyusun MKD UIN Sunan Ampel,IAD ISD IBD, Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2013
http://www.perkembangan sastra Arab.com
http// faktor berkembangnya sastra Arab.com

21
MAKALAH
ILMU TARIKH AL-ADAB AL-ARABIY
TENTANG
SEJARAH SASTRA ARAB

Disusun Oleh :

ZULFIKAR (718110030)

Dosen Pembimbing :
Ust Muhamad Arfan, M.Hum.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021

22
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “SEJARAH
SASTRA ARAB”. Penyusunan makalah adalah merupakan salah satu tugas dalam
mata kuliah Ilmu Nahwu I di Universitas Muhammadiyah Mataram.
Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada :
1. Ustadz Muhamad Arfan, M.Hum sebagai dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Ilmu Kalam
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai amal ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Mataram, 14 Januari 2021

Penyusun

23
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................
i
Kata Pengantar..................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan............................................................................................
1
A. Latar Belakang................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
2
C. Tujuan.............................................................................................
2
Bab II Pembahasan...........................................................................................
3
A. Pengertian Sejarah Sastra Arab......................................................
3
B. Pembabakan Sastra Arab................................................................
4
C. Perkembangan Sastra Arab Jahili sampai Modern.........................
5
1. Perkembangan pada periode jahiliyah......................................
5
2. Periode Permulaan Islam..........................................................
9
3. Periode bani umayyah...............................................................
10

24
4. Periode abbasiyah.....................................................................
13
5. Periode abad pertengahan.........................................................
14
6. Periode zaman modern.............................................................
15
D. Faktor Penyebab Berkembangnya Sastra Arab..............................
16
Bab III Penutup.................................................................................................
20
A. Kesimpulan.....................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai