Anda di halaman 1dari 7

“Al-Mu’allaqat As-Sab’u

dan
Nash Syi’ir Umr Al-Qais”

KELOMPOK 3
Nama Kelompok :
1. Alfi Lailatul Muf’idah (12304193006)
2. Nur Savira Anggraini (12304193012)
3. Muhammad Irfan Kusbiantoro (12304193027)
“Al-Mu’allaqat As-Sab’u

• Pengertian Al-Mu’allaqat As-Sab’u

Istilah Al-Muallaqat As-Sab’u merupakan untuk sebutan dari tujuh syair-syair terbaik yang
digantungkan di ka’bah. Al-Muallaqah As-Sab’u adalah qasidah panjang yang indah yang
diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Al-Muallaqat As-
Sab’u ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa Jahiliyah. Dinamakan
dengan Al-Mu’allaqat (Kalung) karena indahnya syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang
dikalungkan oleh seorang wanita. Para pujangga Al-Mu’allaqat berjumlah tujuh orang, oleh
karena itu mereka dikenal dengan sebutan Al-Muallaqat As-Sab’u.
• Tujuh Orang yang Pernah Masuk dalam Al-Muallaqat As-Sab’u

1. Umr Qais Al-Kindy

2. Zuhair bin Abi Sulma

3. Tharafah bin Abdul Bakry

4. An-Nabighah Az-Zubiani

5. Antarah bin Syadad Al-Absyi

6. Kharits bin Khillizah

7. Labid bin Rabi’ah Al-Amiri


Salah Satu Contoh Syair Al-Mu’allaqat As-Sab’u dari Zuhair bin Abi Sulma

Syair ini diciptakan oleh Zuhair untuk memuji dua orang Maka esok hari pujiannya itu akan disesali
pemuka kabilah yang mampu mendamaikan perang kabilah ’Abs
dan kabilah Dzubyan. Dua orang tersebut adalah Haram bin Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu
Sinan dan Al-Harits bin ‘Auf. Syair dari Zuhair sebagai berikut:
Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan
Aku telah letih merasakan beban kehidupan
mengetahui
Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia
Namun terhadap masa depan sungguh aku buta

Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan
menemuinya setengahnya lagi adalah hati
Walau ia panjat langit dengan tangganya
Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah sahaja
Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji
“Nash Syi’ir Umr Al-Qais”

Umr Qais berasal dari suku Kindah, yaitu suku yang pernah berkuasa penuh di Yaman, karena itu
beliau lebih dikenal sebagai penyair Yaman (Hadramaut). Nasab penyair ini sangat mulia karena
beliau anak seorang raja Yaman yang bernama Hujur Al Kindy. Dari segi nasab ibunya, Umrul
Qais adalah anak Fatimah binti Rabiah saudara Kulaib Tghlibiyah seorang perwira Arab yang
amat terkenal dalam peperangan Al Basus.
Karya-Karya Umr Al-Qais

Sebagian besar ahli sastra Arab berpendapat bahwa puisi Umrul Qais dapat digolongkan dalam kelas tertinggi dari
golongan penyair jahiliyah. Karena penyair ini banyak menyandarkan pada kekuatan daya khayalnya dan
pengalamannya dalam mengembara, bahasanya sangat tinggi sekali dan isinya padat.

Umrul Qais dianggap orang pertama yang menciptakan cara menarik perhatian dengan jalan istiqhafus sohby (cara
mengajak orang untuk berhenti pada puing runtuhan bekas rumah kekasihnya sekedar untuk mengenangkan masa
cinta). Memang cara ini sangat menarik sekali bila digunakan dalam syair ghazal (merayu wanita) dan cara seperti ini
adalah suatu cara yang amat disenangi para penyair Arab dalam membuka setiap Qashidahnya untuk perhatian orang.
Dalam syair ghazalnya, Umrul Qais mengisahkan kepada kita tentang perjalanannya dengan kekasihnya
yang bernama Unaizah :
‫وقاليت لك الويالت إنك مرجلى‬ # ‫ويوم دخلت الخدرخدرعنيزة‬
‫عقرت بعيرى ياامرأالقيس فانزل‬ # ‫تقول وقد مال الغبيط بنامعا‬
‫والتبعدينى من جناك المعلل‬ # ‫فقلت لها سيرى وارخى زمامه‬
Artinya:
“Suatu hari ketika aku sedang masuk dalam Haudatnya (tempat duduk diatas panggung unta khusus bagi
wanita) Unaizah (kekasihnya), maka Unaizah berkata kepadaku: “celaka kamu, janganlah kamu payahkan
untukku.” Ketika punggung untanya agak condong kebawah (keberatan) maka ia berkata kepadaku:
“Turunlah hai Umrul Qais, janganlah kamu ganggu jalan untaku ini.” Disaat itu kukatakan padanya:
“Teruskan perjalananmu dan lepaskan tali kekangnya, janganlah engkau jauhkan aku dari sisimu.”

Anda mungkin juga menyukai