Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Perkembangan flilsafat Pada Zaman Klasik

Abstrak :

Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang besifat eksistensional artinya sangat erat
hubungannya dengan kehidupan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa filsafatlah yang
menjadi motor penggerak kehidupan manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif
dalam bentuk suatu masyarakat. Salah satu karakter manusia adalah berfikir, dimana
dengan berfikir itu manusia akan mendapatkan ilmu. Tetapi manusia juga mempunyai
keterbatasan dalam berfikir, dimana keterbatasan tersebut muncullah suatu telaah mendalam
tentang pengetahuan yang ditopang oleh filsafat hingga filsafat ilmu, mulai dari filsafat
yang berkembang pada zaman klasik atau kuno hingga modern yang telah disentuh oleh
tekhnologi informasi yang canggih. Filsafat ilmu merupakan hasil pemikiran dari ahli-ahli
filsafat seluruh dunia, sejarah filsafat yang amat panjang dengan dibandingkan sejarah ilmu
pengetahuan. Filsafat juga telah banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan budaya
manusia. Pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam ilmu filsafat dapat dibedakan.
Pengetahuan merupakan segala hal yang diketahui oleh masing-masing individu baik
subjektif maupun objektif. Sementara itu, ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang menyusun
lima hal yang pokok dalam persetujuannya. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari mempelajari
dasar-dasar filsafat dan juga yang termasuk didalamnya aantara lain ilmu alam dan ilmu
sosial. Menjelaskan dinamika dan perkembangan filsafat nerupakan tujuan pembaharuan
ini.berkaitan dengan ini, artikel ini akan memaparkan sejarah singkat perkembangan filsafat
ilmu yang mana tidak dapat lepas dari sejarah filsafat, khususnya filsafat barat, artikel ini
akan membahas tentang sejarah perkembangan filsafat pada zaman klasik

Kata Kunci : filsafat, Sejarah

Pendahuluan

Sejak hadirnya manusia didunia sebagai mahluk di bumi. Sebenarnya mereka telah
memiliki ilmu pengetahuan sebagai penolog hidupnya untuk bertahan hidup dan
melangsungkan keberlanjutkan generasinya hingga hari ini. Pemahaman tentang keilmuan
memang sangat terbatas hanya sebatas berfikir manusia. Dalam prekspektif agama ilmu bersumber
dari sang khaliq. Ketika tuhan hendak menciptakan manusia, tentu saja telah dibekali dengan
seperangkat alat deteksi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sejarah perjalanan ilmu pengetahuan
mulai dari zaman klasik hingga kontemporer tercatat, banyak temuan ilmuan yang tidak dapat
terjawab secara tuntas karena keterbatasan ilmu pengetahuan, metedologi, dan tentunya adalah
keterbatasan manusia itu sendiri. Padahal manusia dengan otaknya telah ditemukan dalam tekhnologi
modern ternyata lebih canggih dari komputer yang super canggih sekalipun didunia, namun hingga
hari ini tetap saja terbatas kemampuanya.

Tidak semua masalah yang tidak dapat atau belum terjawab oleh ilmu, lantas dengan
sendirinya dapat dijawab oleh filsafat. Karena jawaban filsafat sungguh spekulatif dan alternatif
tentang sebuah jawaban dari masalah asasi yang sama boleh jadi akan lahir berbagai jawaban, hal ini
kemungkinan terjadi karena manusia bertolak pada latar berpikir masing-masing. Disinal agama hadir
sebagai sintesis atas problem asasi ilmu dan filsafat yang tidak terjawab tuntas bagi manusia.

Dapat dilihat dari berbagai pandangan dan keterbatasan manusia dalam berfikir
manusia, muncullah suatu telaah mendalam tentang pengetahuan yang ditopang oleh filsafat
hingga filsafat ilmu, mulai dari filsafat yang berkembang pada zaman klasik atau kuno
hingga pada zaman modern yang telah sentuh oleh tekhnologi informasi yang canggih.
Semua ini tidak lain adalah untuk memfasilitasi keterbatasan manusia agar dapat menjawab,
memaknai dan memberikan prediksi terhadap semua realitas (fisik) dan semua yang berada
secara imaterial (metafisik) termasuk hal hal yang ada dalam pikiran dan kemungkinan serta
hal-hal yang bersentuhan dengan sosial (humaniora), dan pada akhirnya tentu saja untuk
kemaslahan kehidupan manusia. Filsafat tidak melakukan studi atau eksperimen tetapi
mengutarakan problem secara persis, mencari solusi, memberikan argumentasi dan alasan
tepat, proses ini yang dinamakan dengan dialektika.

Dialektika merupakan dialog yang logis, dan dalam filsafat mutlak sangat diperlukan.
Dialektika mengandalkan logika dan juga tidak sedikit harus jadi suatu ilmu pada sisi tertentu
dia berciri eksak, selain filsafat bersifat spekulasi, keraguan, dan keterkaitan, filsafat juga
berarti perjalanan menuju yang paling dalam sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh ilmu
pengetahuan , maka dengan cara spektif filsafat menjawabnya secara fokus dan mendalam.
Dalam filsafat terdapat konsep hakikat yang merupakan istilah utama ketika seseorang
berfilsafat. Hakikat filsafat yaitu kebebasan berfikir terhadap sesuatu tanpa batas, dia
mengacu pada hukum keraguan atas segala hal. Filsafat yaitu hasil dari logika seseorang
manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam dalamnya, dengan
kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh- sunggguh hakikat
kebenaran segala sesuatu.

Mengingat terbatasnya ilmu dan logika berpikir manusia paradigma dalam


memprediksi, memaknai, dan memberikan suatu deskripsi terhadap suatu objek abad ke-7
Mpengetahuan, maka disinilah pentingkan keberadaan filsafat untuk menebas dan merambah
hal-hal baru atau suatu lahan pengetahuan yang tidak dapat tersentuh oleh ilmu. Dengan
bersatunya filsafat dan ilmu yang menjadi “filsafat ilmu” hampir semua jenis pengetahuan
dapat dijelajahi dan didarati oleh filsafat ilmu.ilmu mengkaji hal empiris dan dapat
dibuktikan. Adapun filsafat mencari jawaban terhadap masalah yang tidak bisa dijawab oleh
ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif.

Pembahasan

Filsafat, terutama filsafat barat yang muncul di yunani semenjak kira-kira abad ke-7
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkandan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan ligkungan disekitar mereka. Fenoma itu menimbulkan suatu perubahan dari proses
berfikir dri mempercayai mitos yang berkembang ditengah masyarakat menjadi pemikir yang
lebih masuk akal. Filsafat pertama kali muncul di yunani karena di yunani tidak seperti di
daerah lainnya, tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang
yunani pertama yang diberi nama filsuf adalah Thales dari Mileta. Yang sekarang tinggal
dipesisir barat turki. Tetapi para filsuf terbesar tentu saja antara lain: Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Menurut catatan sejarah dalam ismail dan hamid (2012), filsafat barat bermula
diyunani. Bangsa yunani mulai menggunakan akal ketika mempertanyakan mitos yang
berkembang dimasyarakat sekitar abad 7 SM 1. Tokoh utama filsafat barat antara lain adalah
Plato, Socrates, Aristoteles, Thomas Aquinas, Rene Descrates, Immnuel kant, George Hegel,
Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Mark, Frieddrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.
Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang yunani kuno.

Muhammad adib (2010) mengungkapkan, filsafat memiliki objek material dan objek
formal. Objek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan pembicaraan.
Objek formal yaitu objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu atau objek
yang dipelajari oleh ilmu. Objek material filsafat ilmu yaitu pengetahuan ittu sendiri, yakni
pengetahuan ilmiah( scientific knowledge) pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
dengan menggunakan metode ilmiah tertentu, sehigga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum2.

Bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha menggunakan akal
untuk berfikir. Kegemaran bangsa yunani merantau secara tidak langsung menjadi sebab
melusnya tradisi berfikir bebas yang dimiliki bangsa yunani. Pada masa yunani klasik,
pertanyaan yang berkembang yaitu yang berhubungan dengan alam semesta. Ini berangkat
dari kegaguman manusia terhadap hal-hal yang ada disekitarnya. Para filsuf zaman yunani
kuno ini mempertanyakan hakikat kehidupan atau masalah tentang alam bukan manusia yang

1
Mukhtar latif. Filsafat Ilmu.(2014), hlm 46
2
Ibid,hlm 47
menjadi permasalahan . Seperi halnya Thales, salah seorang filsuf yang hidup pada masa itu,
ia mendapatkan kesimpulan bahwa penyebab pertama kehidupan adalah air. Dimana didalam
air itu sifatnya yang bergerak-gerak merupakan azaz kehidupansegala sesuatu. 3Periode
yunani kuno ini lazim disebut sebagai periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada
periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam seperti yan sudah dipaparkan
diatas, dimana arah dan penelitian diperhatikan pemikirannya kepada apa yan diamati
disekitarnya.

Filsafat pada zaman yunani klasik ini diwakili pleh Plato dan Aristoteles. Puncak
kejayan zaman yunani dicapai pada pemikiran filsafat Socrates(470-399 SM). Plato (428-348
SM). Aristoteles(384-322 SM). Pada zaman ini pertanyaan mengenai kehidupan mulai
berkembang dimana pada zaman itu mulai muncul prtanyaan tentang hakikat manusia dan
dari mana manusia berasal? Salah satu jawaban yang muncul dari plato bahwa hakikat
manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa. Secara struktural jiwa lebih tinggi dari pada tubuh.
Menurut plato tubuh menjadi penjara jiwa. Jiwa tersebut akan bebas ketika jiwa itu terlepas
dari tubuh. Semntara itu, Aristoteles mengatakan hakikat manusia tidak terpisah antara tubuh
dan jiwa. Tidak ada yang lebih tinggi secara struktur, manusia itu terdiri dari forma dan
materi.

Pada periode yunani klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu
ditandai dengan semakin besarnya minat seseorang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali
periode yunani klasik adalah kaum sofisme. 4kaum sofisme bukan merupakan suatu aliran
atau ajaran, akan tetapi sofisme itu lebih merupakan suatu gerakan dalam bidang intelektual
yang disebabkan oleh pengaruh kepesatan minat orang terhadap filsafat. Sofis sendiri berasal
dari kata sphises yang mempunyai pengertian seseorang sarjana atau cendekiawan. Antara
kaum sofis dan Socrates mempunyai hubungan yang sangat erat sekali. Karena disamping
mereka itu hidup sezaman, juga pokok persoalan pemikiran yang sama juga yaitu
permasalahan Socrates bukanlah tentang jagat raya melainkan tentang hakikat manusia,
sedangkan kaum sofis juga memusatkan perhatian pemikirannya kepada manusia.

Salah satu tokoh sofisme adalah : Gorgias (480-380 SM). 5Ada beberapa orang yang
berpendapat bahwa aliran sofisme adalah aliran yang merusak dunia filsafat, juga sebaliknya
yaitu mengajarkan kepada orang agar kita dapat berfikir secara kritis, mencari kelemahan-

3
Muzairi, Filsafat Umum.(2015),hlm 43
4
Ibid, hlm 59
5
Ibid, hlm 62
kelemahan yang sifatnya destruktif, agar kita memenangkan perdebatan. Aspek positif dari
adanya aliran sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan yunani, yaitu suatu
revolusi intelektual dan mengangkat manusia sebagai objek pemikiran filsafat.

Yang paling penting dengan munculnya aliran sofisme pada periode yunani klasik
adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka menyiapkan kelahiran pemikiran
filsafat yunani klasik yang dipelopori oleh Socrates, Plato, Aristoteles.

Socrates (469-399 SM)

Seperti halnya kaum sofis , Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia


sebagai objek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum sofis yang setiap mengajarkan
pengetahuannya selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada
muridnya. Sehingga ia kemudian oleh kaum sofis sendiri dituduh memberikan ajaran
barunya, merusak moral para pemuda dan menentang kepercayaan negara. Socrates dengan
pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan
menghargai nilai-nilai jasmani dan rohani, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan karena
dengan keterkaitannya kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

Plato (427-347 SM)

Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantaranya para pengikutnyayang


6
mempunyai pengaruh besar. Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba
menyelesaikan permasalahan lama : mana yan benar yang berubah-ubah atau yang tetap.
Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan yang benar
lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indra disebutnya pengetahuan indra atau
pengalaman, sedangkan pengetahuan yang diperoleh secara akal disebut pengetahuan akal,
pengetahuan indra atau pengalaman bersifat tidak tetapatau berubah-rubah, sedangkan
pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.

Aristoteles (384-322 SM)

Logika tidak dipakai oleh aristoteles, ia memakai istilah analitika. Meurut aristoteles
berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian suatu benda.
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan dengan dua cara yaitu
induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses berfikir yan bertolak pada hal-hal yang

6
Ibid,hlm 65
khusus untuk mencapai kesimpulan yang sifatnya umum, sedangkan deduksi adalah pross
berfikir yang bertolak pada dua kebenaran yang tidak diragukan lagi untuk mencapai
kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga.

Penutup

Periode filsafat yunani kuno yang lazim disebut sebagai periode filsafat alam.
Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam,
dimana arah dan perhatiaanya pemikirannya itu terfokus kepada apa yang di amati di
sekitanya. Pada periode ini yang dipermasalahkan atau dipertanyakan adalah tentang hakikat
kehidupan, salah satu tokoh filsuf pada periode yunani kuno ini adalah Thales. Dan pada
periode filsafat yunani klasik pertanyaan tentang kehidupan semakin berkembang, dengan
ditandainya semakin besarnya minat orang terhadap filsafat. Mereka tidak lagi melihat keluar
tetapi juga melihat kedalam yakni tentang persoalan tentang hakikat manusia yang mulai
depertanyakan bukan lagi tentang alam. Tokoh yang terkenal pada periode yunani klasik
adalah Socrates, Plato, dan Aristoteles

Daftar Pustaka

Bernard, Delfgaauw.(1992). Sejarah Ringkasan Perkembangan Filsafat Barat. Yogyakarta:


Tiara Wacana Yogya.

Muzairi. (2015). Filsafat Umum. Yogyakarta : Teras.

Latif , Mukhtar.(2014). Filsafat ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai