Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

Oleh:

Azwir M.Jamil, Yana Zania, Ade Azwan

Abstrak

Filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia dalam memahami suatu konsep
dan metode dari sebuah disiplin ilmu. Perubahan zaman dan perkembangan telah mengantar
filsafat ke suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan”
bertumbuh mekar dan bercabang secara subur dari masing-masing disiplin ilmu. Tujuan
penelitian ini menelaah filsafat dan ilmu pengetahuan. Filsafat dan ilmu pengetahuan sangat
diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang ditandai dengan menajamnya
spesialisasi ilmu pengetahuan, karena dengan mempelajari filsafat para ilmuwan diharapkan
akan dapat menyadari atas keterbatasan dirinya agar tidak terperangkap ke dalam sikap
arogansi intelektual. Maka, keilmuan yang dijadikan sebagai tonggak aksiologis dalam
mengarahkan, mengendalikan perkembangan IPTEK secara positif untuk kepentingan umat
manusia dan lingkungannya adalah filsafat dan ilmu pengetahuan.

Kata kunci: filsafat, Ilmu pengetahuan

A. Pengantar

Filsafat hingga saat ini masih dipandang dari berbagai sudut pandang yang berbeda
dankadang-kadang diterapkan secara tidak tepat terutama di kalangan awam. Sebagian pihak
ada yang memandangnya sebagai suatu ilmu atau wacana luar biasa yang sangat
tinggi kedudukannya, jauh lebih tinggi dibandingkan maksud yang sebenarnya. Berdasarkan
pandangantersebut, filsafat menjadi sebuah wacana atau ilmu pengetahuan yang hanya mungkin
dilakukan dan dipahami oleh orang-orang yang memilki keunggulan intelektual serta
kebijaksanaan yangsangat tinggi. Jadi, dalam pemahaman ini, orang biasa belum tentu dapat
berfilsafat. Persepsi ini menempatkan filsafat sebagai pemikiran yang terlalu abstrak dan tidak
membumi untuk dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya, penilaian
terhadap hal tersebut tidak mempunyai manfaat praktis.

Sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia, dimana perbincangan dan pembahasan


mengenai ilmu pengetahuan mulai mencari titik perbedaan antara berbagai hal, termasuk
diantaranya mencari persekutuan-persekutuan di dalam penyelidikan keperbedaan tersebut.
Lantas kemudian orang mulai dapat membedakan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan,
demikian pula halnya dapat membedakan antara filsafat dengan agama, dan antara agama dengan
ilmu pengetahuan. Penempatan kedudukan yang berbeda, demikian pula perbedaan pengertian
fungsional dari ketiga masalah yang telah disebutkan di atas seringkali menimbulkan berbagai
macam sikap yang kurang atau bahkan tidak menguntungkan bagi manusia itu sendiri, karena
terjadi kesalahan pahaman tentang perbedaan itu.

selayaknya manusia untuk belajar berfilsafat, mengetahui makna dari berfilsafat dan juga
mempelajari ilmu pengetahuan Sehingga permasalahan yang sulit terpecahkan di dunia ini bisa
diatasi dengan mudah.

B. Pengertian Filsafat

Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa Inggris dan Yunani.
Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani, filsafat
merupakan gabungan dua kata, yaitu philein yang berarti cinta atau philos yang berarti
mencintai, menghormati, menikmati, dan Sophia dan sofein yang artinya kehikmatan, kebenaran,
kebaikan, kebijaksanaan, atau kejernihan. Berdasarkan teori tersebut, berfilsafat atau filsafat
berarti mencintai, menikmati kebijaksaan atau kebenaran. Hal ini sejalan dengan apa yang
diucapkan ahli filsafat Yunani kuno, Socrates, bahwa filosof adalah orang yang mencintai atau
mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Jadi, filosof bukanlah orang yang bijaksana atau
berpengetahuan benar, melainkan orang yang sedang belajar dan mencari kebenaran atau
kebijaksaan. Dalam bahasa Indonesia, filsafat berasal dari bahasa Arab filsafah, yang juga
berakar pada istilah Yunani.

Filsafat sangat terkait dengan tradisi pemikiran-pemikiran Barat. Hingga saat ini para
ilmuwan menyepakati bahwa filsafat pertama kali hadir di Yunani pada sekitar abad ke- 7 SM.
Pada awal kemunculan berkembangnya filsafat, ilmu pengetahuan masih menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari filsafat. Corak pemikiran filsafat pada awal munculnya dikenal dengan
istilah alam. Tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh besar ketika itu yakni, Thales dan
Anaximander. Selain itu dalam sejarah filsafat dikenal beberapa kategorisasi dan filosof yang
hidup pada kurun waktu berbeda. Kategori tersebut adalah filsafat filsafat klasik, filsafat abad
pertengahan dan filsafat modern dimulainya filsafat periode klasik.
1

Nama-nama filosof klasik yang terkenal di antaranya adalah:


1
Pengertian filsafat dalam, jurnal filsafat (Muhammad Rijal Fadli)
 Socrates (470-399 SM), Plato (427-374 SM)
 Aristoteles (384-322 SM)
 Plotinus (205-70 SM)

Sedangkan dalam filsafat abad pertengahan muncul nama-nama besar seperti:


 John Scotus Eriugena (815-877 M)
 Santo Anselmus (1034-1109)
 Roscellinus (1050-1120 M)
 Santo Thomas Aquinas (1225-1247 M)

Sementara itu pada filsafat modern yang berpengaruh bsesar adalah:


 Copernicus (1473-1543)
 Kepler (1571-1630 M)
 Galileo Galilei (1564-1642)
 Rene Descartes (1596-1650 M)
 Isaac Newton (1643-1727)
 Immanuel Kant (1724-1804).

Filosof periode modern adalah aktor yang paling berperan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan modern, kontribusi mereka hingga sampai saat ini masih bisa dirasakan Ilmu
pengetahuan yang diperoleh melalui filsafat di peradaban Yunani Kuno mengalami kemajuan
dari waktu ke waktu. Kemajuan tersebut ditandai dengan adanya pergulatan pemikiran di antara
para filsuf. Filsuf pertama yang muncul di Yunani Kuno (Pra Socrates) adalah Thales yang hidup
pada tahun (624-545 SM). Menurut Thales zat yang membentuk segala sesuatu di alam semesta
ini adalah air. Tak sependapat dengan yang dikemukakan oleh Thales, Anaximander (620-546
SM) membantah pendapat Thales dan menyatakan bahwa, substansi asal bukanlah air.
Berdasarkan hal tersebut memperlihatkan bahwa adanya diskursus tentang ilmu pengetahuan
telah memungkinkan wawasan manusia terus berkembang, seiring lahirnya filsuf-filsuf baru.2

Pengertian filsafat itu juga dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi yang statis dan dari
segi yang dinamis. Dikatakan dinamis karena dimana pada akhirnya orang harus mencari
kebijaksanaan itu dengan beraneka macam cara dan metode yang dimiliki dan kemampuan yang
ada, dan dikatakan statis karena orang dapat mencukupkan diri atau merasa cukup untuk sekedar
mencintai kebijaksanaan tersebut. Akan tetapi walaupun demikian, secara terinci dan secara
khusus filsafat itu dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mencari kebenaran yang
sesungguhnya dari segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada atau mencari hakikat segala
sesuatu yang secara ringkas dapat dikatakan sebagai usaha mencari kebenaran yang hakiki. 3
2
Nama filosof yang terkenal, filsafat abad pertengahan, filsafat modern, jurnal filsafat (Muhammad Rijal Fadli)
3
Pengertian filsafat dalam dua segi, filsafat ilmu pengetahuan prespektif barat dan islam(Prof. Darwis A.
Soelaiman, Ph.D)
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan memper-gunakan akal sampai pada hakikatnya. menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana ilmu filsafat dapat dicapai oleh akal manusia dan
bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan itu. Sebagai manusia yang
beriman, sudah seharusnya kita bersyukur kepada Allah SWT. yang telah membekali kita akal.
Melalui akal itulah kita mampu bernalar sehingga kita menjadi makhluk yang berbudaya, yang
lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sekiranya hewan yang diberi aka oleh Allah
SWT, maka kita harus khawatir, karena mungkin yang akan dilestarikan agar tidak punah
bukanlah harimau Jawa atau harimau Sumatera, melainkan manusia Jawa atau manusia
Sumatera.

Filsafat telah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri sendiri secara totalitas, sehingga
dengan pemahaman itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat
mengajarkan kita agar terlatih berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu sampai
ke akar-akarnya. Berfilsafat adalah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu
dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan berpikir serius diperlukan oleh
orang biasa, terlebih lagi bagi orang-orang yang memegang posisi penting dalam membangun
dunia, memimpin masyarakat, menjadi penguasa dalam pemerintahan. Kemampuan berpikir
serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, ini tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan.
Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan berpikir
serius. Kemampuan ini akan memberikan bekal yang berharga dalam upaya memecahkan
masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, dan menemukan sebab terakhir
suatu penampakan.

C. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan yakni ilmu yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek
tertentu, yang bisa diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode, dan
sistem tertentu. Ilmu pengetahuan bisa diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu
manusia yang tidak berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan
kesaksian indera, karena indera dianggap sering menipu. Ilmu pengetahuan bagi manusia
mempunyai kemungkinan untuk mencapai pengetahuan yang lebih sempurna daripada
pengetahuan biasa, yang lebih tinggi derajatnya yang hendak memberikan “insight” (pemahaman
yang mendalam).4

Ilmu pengetahuan dibangun atas kerja sama pendekatan akal dan intuisi. Akal memiliki
keterbatasan penalaran yang kemudian disempurnakan oleh intuisi yang sifatnya pemberian atau
4
Pengertian Ilmu Pengetahuan, Wikipedia
bantuan, sedangkan pemberian dari intuisi masih belum tersusun rapi, sedangkan pemberian dari
intuisi masih belum tersusun rapi, sehingga dibutuhkan bantuan nalar untuk menyistematisasikan
pengetahuan-pengetahuan yang bersifat pemberian itu. Dengan pengertian lain, akal
membutuhkan intuisi, dan begitu pula sebaliknya, intuisi membutuhkan akal. Keduanya saling
membutuhkan bantuan dari pihak lainnya untuk menyempurnakan pengetahuan yang dicapai
masing-masing.Ilmu pengetahuan merupakan sebuah rangkaian konseptual atau teori yang saling
berkaitan dan memberi tempat untuk pengkajian secara kritis menggunakan metode ilmiah yang
bersifat sistematik, objektif dan universal.

Ilmu pengetahuan memang berdasarkan “pengetahuan biasa”, yang disempurnakan,


diperluas, supaya pasti dan benar, sehingga manusia bisa mendekati apa yang dicita-citakannya.
Secara sederhana ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang diatur secara
sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dapat dipertanggungjawabkan secara
teoritis.Dalam memperoleh pengetahuan ada tiga masalah pokok yang biasanya harus
diperhatikan oleh manusia pencari pengetahuan: (1) apakah yang ingin ia ketahui? (2)
bagaimanakah cara memperoleh pengetahuan? dan (3) apakah nilai pengetahuan tersebut bagi
dirinya?. Dalam usaha memperoleh pengetahuan dengan menjawab beberapa pertanyaan
tersebut, maka manusia akan menghasilkan buah pemikiran salah satunya ialah ilmu. Karena
ilmu salah satu dari pengetahuan yang diperoleh oleh manusia.
5

Secara epistemologis, ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
yang dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah
pemikiranyang lainnya. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan
metode keilmuan.

Ilmu pengetahuan itu harus memiliki instrumen, paling tidak ada lima instrumen ilmu
pengetahuan yang mungkin dapat digunakan, yaitu:
 pertama, pengalaman yang memfungsikan inderawinya sebagai instrumen utama untuk
mendapatkan gambaran atau arti dari sesuatu itu, (pengetahuan perseptual indriyawi), dengan
kata lain pengalaman adalah sensoris yang menentukan kebenaran tentang sesuatu,
pengalaman itu ada yang bersifat objektif, yaitu pengalaman terhadap alam di luar diri yang
berada atau terjadi secara mandiri dan di luar diri dan ada pengalaman yang bersifat
subjektif, yaitu pengalaman milik pribadi, berada di dalam diri seperti rasa takut, rasa
bahagia, rasa enak atau rasa malu dan lain-lain sebagainya. Pengalaman hanya melalui
pengamatan semata-mata, kebenaran yang dicari itu akan mengalami distorsi
(penyimpangan), konsep dan konstruk akan terungkap dalam rumusan yang berbeda.
 Kedua, berpikir (rasio) atau menalar dimana akal atau intelek berfungsi dalam upaya
mencapai kebenaran. Berpikir itu tidak bisa terlepas dari realitas, juga tidak bisa terlepas dari
potensi-potensi yang ada di dalam diri manusia. Berpikir adalah suatu sistem dan proses

5
Jurnal filsafat(Muhammad Rijal Fadli)
kognitif yang kompleks, justeru kekompleksannya inilah yang merangsang para pakar untuk
terus menelitinya.
 Ketiga, intuisi adalah sebagai kejadian eksperensial dan di dalam kalangan ahli psikologi
menggambarkan intuisi itu sebagai kejadian prilaku, yang juga bisa sampai kepada
kebenaran.
 Keempat, fatwa yaitu pernyataan atau pendapat dari kalangan para ahli atau pakar (di dalam
Islam disebut dengan alim jamaknya ulama) yang ahli atau pakar di bidangnya masing-
masing.
 Kelima, wahyu yang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang memiliki sifat kebenaran
yang mutlak (absolut), akan tetapi keterungkapan kebenarannya itu sangat tergantung kepada
bagaimana manusia itu menganalisis dan menafsirkan makna dan maksud dari wahyu itu.6

D. Hubungan filsafat dan ilmu penegetahuan

Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat realitas
hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari kegiatan manusia
Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya. Bila dilihat dari
hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia secara sadar. Bila dilihat dari segi
prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha untuk memecahkan masalah-masalah
dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan), dengan
menggunakan metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.

Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang saling
melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya bukan untuk
dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi. Pada hakikatnya,
perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda. Maka dalam hal ini perlu
membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang menyangkut perbedaan-perbedaan
maupun titik temu diantaranya. Semua keilmuan sudah dibicarakan di dalam filsafat, bahkan
beberapa ilmu pengetahuan lahir dari filsafat, berarti ilmu yang memisahkan diri dari filsafat.
Misalnya matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga
bersifat analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai
objek formalnya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan
keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada
pada bagian-bagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-
fakta, teknik-teknik, dan alat-alat

Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk mengambil
keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak
6
Jurnal ilmu pengetahuan
netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang penting dalam berfilsafat, ilmu
mulai dengan asumsi-asumsi.

Filsafat juga mempunyai asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena


ia meragukan terhadap asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi
terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan
mengujinya dalam praktik berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal
pikiran yang didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat
dapat menelaah masalah-masalah yang tidak dapat dicarikanpenyelesaiannya oleh ilmu.

Ada hubungan timbal balik angara ilmu dan filsafat banyak masalah filsafat yang
memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatkan
dangkal dan keliru, ilmu ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa
fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan
dengan pengetahuan ilmiah.
7

Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja di pandang sebagai induk dan sumber
ilmu. Tetapi sudah menjadi bagian dari ilmu itu sendiri yang juga mengalami spesialisasi. Dalam
taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya
adalah filsafat agama, filsafat hukum dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat
yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu dalam konteks inilah
kenudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relavan untuk dikaji dan didalami.
Hubungan filsafat dengan ilmu dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal sedangkan ilmu objeknya
terbatas khusus lapangannya saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan
menunjukkan sebab-sebabnya yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-
sebab tetapi tidak begitu mendalam.
- Ilmu mengatakan “bagaiman”
- Filsafat mengatakan “apa”
3. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu tetapi sudut pandangnya
berlainan jadi merupakan dua pengetahuan yang tersendiri 8

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan saling
berkaitan karena semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya diibaratkan
filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak filsafat. Mengapa
7
Hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan, jurnal filsafat (Muhammad Rijal Fadli)

8
Hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan(Listiawati)
demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya. Sedangkan ilmu
pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu. Filsafat dengan ilmu
pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-duanya menggunakan metode pemikiran reflektif
dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap
kritik, dengan pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat
kebenaran. Mereka berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur. Ilmu
membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat penting untuk
membangun filsafat.

Tiap filsuf dan suatu periode lebih condong untuk merefleksikan pandangan ilmiah pada
periode tersebut. Sementara itu, ilmu pengetahuan melakukan pengecekan terhadap filsafat,
dengan menghilangkan ide-ide yang tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

Sedangkan Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-potong dan berbagai ilmu,


kemudian mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu. Dalam
hubungan ini, kemajuan ilmu pengetahuan telah mendorong kita untuk menengok kembali ide-
ide dan interpretasi kita, baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam bidang-bidang
lain.
Sebagai salah satu contoh, konsep evolusi mendorong kita untuk meninjau kembali
pemikiran kita, hampir dalam segal bidang. Kontribusi yang lebih jauh, yang diberikan filsafat
terhadap ilmu pengetahuan, adalah kritik tentang asumsi, postulat ilmu dan analisa kritik tentang
istilah-istilah yang dipakai.

Hubungan Ilmu dengan Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul ialah filsafat
dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Sedangkan filsafat merupakan induk dari
segala ilmu karena menjelaskan tentang abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas,
sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa dimengerti oleh
manusia. Filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap refleksi,
ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan metodenya mampu
mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu mempertanyakan
asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri. Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi
filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-bahan deskriptif dan faktual yang sangat perlu
untuk membangun filsafat. Filsafat dapat memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu yang
dibutuhkan.

Filsafat adalah meta ilmu, refleksinya mendorong peninjauan kembali ide-ide dan
interpretasi baik dari ilmu maupun bidang-bidang lain. Ilmu merupakan konkretisasi dari filsafat.
Filsafat dapat dilihat dan dikaji sebagai suatu ilmu, yaitu ilmu filsafat. Sebagai ilmu, filsafat
memiliki objek dan metode yang khas dan bahkan dapat dirumuskan secara sistematis. Filsafat
dan ilmu pengetahuan mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi manusia secara kritis refleksi,
integral, radikal, logis, sistematis, dan universal (kesemestaan) guna mencapai tujuan yang
diinginkannya.

E. Penutup

Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam suatu pembelajaran. Filsafat dan ilmu
merupakan suatu pengetahuan yang hampir sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk mencari kebenaran, tetapi memilki metode-metode yang berbeda dalam menemukan suatu
kebenaran tersebut. Ilmu membutuhkan pemikiran yang mendalam agar bisa dipahami dengan
sangat baik. Maka dari itu filsafat dan ilmu sangat berhubungan erat karena saling berkaitan
dalam menemukan kebenaran. Meskipun kebenaran keduanya hanya sementara atau sewaktu-
waktu dapat berubah dikarenakan perkembangan zaman yang semakin maju dan perubahan
kondisi alam. Filsafat mencoba menjawab petanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh
ilmu, maka dari itu bisang kajian filsafat lebih luas daripada ilmu.

Dalam mempelajari filsafat kita mendapatkan banyak manfaat yang salah satu adalah bisa
mengembangkan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai rasa keingintahuan
yang dalam terhadap sesuatu yang dianggap baru. Filsafat juga bisa membuat pemikiran-
pemikran menjadi tidak terbatas pada satu objek kajian saja, tetapi pada banyak objek lainnya.

Filsafat telah menjembatani lahirnya pendekatan multi disipliner yang sangat diperlukan,
karena terbatas dan sempitnya kajian keilmuan terhadap realitas fisik yang sesungguhnya bersifat
multidimensional. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Realitas hubungan filsafat dan ilmu
pengetahuan adalah sama-sama hasil dari kegiatan berpikir manusia.

Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam hasilnya. Apabila
dilihat dari hasilnya, ketiganya merupakan hasil daripada berpikir manusia secara sadar. Jika
dilihat dari segi prosesnya, keduanya menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh kebenaran dan
pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara
sistematis dan kritis.

Filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan jembatan atas perubahan dan perkembangan di
dunia IPTEK. Berkembangnya teknologi saat ini dikenal dengan istilah Revolusi Industri 4.0 dan
Society 5.0 di mana pola kehidupan manusia telah beralih dari tenaga manusia ke tenaga
teknologi canggih seperti internet, robot, kecerdasan buatan dan komputer. Hal ini biasa dikenal
dengan era disrupsi sebab akan muncul banyaknya permasalahan Filsafat telah menjembatani
lahirnya pendekatan multi disipliner yang sangat diperlukan, karena terbatas dan sempitnya
kajian keilmuan terhadap realitas fisik yang sesungguhnya bersifat multidimensional. Ilmu
pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang terdiri dari
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau perorangan
untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun
melakukan penerapan. Realitas hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan adalah sama-sama hasil
dari kegiatan berpikir manusia.

DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/download/42521/31083
https://repository.usd.ac.id/7333/1/3.%20Filsafat%20Ilmu%20Pengetahuan%20%20(B-3).pdf
https://m.merdeka.com/jateng/filsafat-adalah-ilmu-tentang-pencarian-makna-ketahui-
manfaat-mempelajarinya-kln.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://www.slideshare.net/liestyangel/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-pengetahuan-lainnya-
listiawati
Abbas, P. (2010). Hubungan Fisafat, ilmu, dan agama. Hubungan Fisafat

Anda mungkin juga menyukai