Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


PROGRAM PASCA SARJANA

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MENGENAI FILSAFAT ILMU


(Suatu Kajian dalam Dimensi Definisi Filsuf Barat dan Islam)

PAPER

DOSEN PEMBIMBING :
DR.ZAINAL S.SOS. M.SI

DISUSUN OLEH :

DEA SEPTIANA MUFLIDA


227321028
M.IP 32.A

MAGISTER ILMU
PEMERINTAHAN PEKANBARU

2022
PENDAHULUAN

Berbicara mengenai filsafat dimulai dari kelahiran dan perkembangan

filsafat yang tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan

yang muncul pada masa peradaban Kuno (masa Yunani). Filsafat dikenal sebagai

sebuah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-

nilainya. Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan

sejauh dapat dipikirkan. Sebab sejatinya filsafat merupakan metode berpikir yang

sistematis dalam menyelesaikan berbagai problem yang ada. Filsafat berupaya

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam

semesta tempat manusia hidup serta yang menjadi tujuan hidupnya.1

Hadirnya filsafat sebagai metode berpikir memiliki corak yang berbeda-

beda sesuai dengan eranya masing-masing. Setiap era tersebut memiliki kekhasan

tersendiri yang terpengaruh dari tuntutan zamannya. Sehingga terdapat perbedaan

dan karakteristik yang spesifik. Sebagai contoh teori tentang pemikiran Thales

yang menganggap bahwa asal dari permulaan alam semesta adalah air. Kala itu,

Thales membangun dasar pemikirannya sebatas pengamatan empiris di mana

manusia itu tinggal. Ia pun menyimpulkan bahwa air menjadi sumber kehidupan

bagi manusia di alam ini. Pemikiran Thales itu pun dianggap luar biasa, sebab

pada masa itu belum ada lompatan pemikiran yang melebihinya.2

Begitu pun seterusnya, filsafat semakin berkembang dan memiliki corak

khas sesuai dengan wilayahnya. Maka muncul pula istilah filsafat timur dan

filsafat barat yang diusung oleh tokohnya masing-masing. Bagi para filsuf mereka
1
Husaini, A. (2013). Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema Insani.
2
Taufik, M. (2020). FILSAFAT BARAT ERA SKOLASTIK(Telaah Kritis Pemikiran Thomas
Aquinas). Jurnal Ilmu Ushuluddin, 19(2), 81–91

1
menggunakan filsafat dalam rangka menyelesaikan problem disekitarnya. Setiap

permasalahan yang ada, baik berkaitan dengan realitas alam, tuhan dan budaya

manusia semua mereka bahas secara radikal dengan menggunakan akal sebagai

instrumen pertama.3

Memperbincangkan filsafat dengan sendirinya membongkar kembali

pemikiranpemikiran para tokoh filsafat itu sendiri. Pemikiran-pemikiran mereka

hadir dengan berbagai kontekstualisasi yang ada. Namun seiring

perkembangannya, pemikiran tersebut kemudian menjadi sebuah metode berpikir

ilmiah yang dapat digunakan pada berbagai disiplin ilmu. Dari satu disiplin ilmu

kemudian melahirkan berbagai disiplin lain yang pada akhirnya melahirkan ilmu-

ilmu cabang sesuai kebutuhan manusia.

Hadirnya filsafat ikut membuktikan bahwa ilmu sejak dulu telah eksis

untuk dikembangkan. Ilmu pengetahuan digunakan oleh manusia untuk

menunjang keberlangsungan hidupnya. Sebab tanpa ilmu pengetahuan, manusia

akan kesulitan dalam mempertahankan hidupnya dari bencana, wabah penyakit,

gangguan alam seperti binatang buas atau hal-hal lain yang dapat mengganggu

ketahanan hidup.

PEMBAHASAN

Filsafat yang dimaknai sebagai sebuah kebijaksanaan juga berupaya

membawa manusia kepada ketenangan batin dalam menghadapi berbagai

permasalahan yang menimpa kehidupan, hal ini di sebut juga proses mencari

kebenaran kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan. Selanjutnya filsafat

3
Jauhari, S. (2020). Konstruksi Filsafat Islam Terhadap Filsafat Yunani dan Filsafat Barat
Modern. NGABARI: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 13(1), 1–12.

2
yang telah di kemukakan pada pendahuluan di atas berikut ini akan dipaparkan

beberapa pendapat para filosof dan para ahli mengenai filsafat4 :

1. Pythagoras (572-497 SM)

Dalam tradisi filsafat zaman Yunani Kuno, Pithagoras ini merupakan

orang yang pertama-tama mengenalkan istilah philosophia, yang kemudian

dikenal dengan istilah filsafat. Pythagoras membberikan definisi filsafat sebagai

the love of wisdom. Menurutnya manusia yang paling tinggi nilainya adalah

manusia pecinta kebijakan (lover of wisdom), sedangkan yang dimaksud dengan

wisdom adalah kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan. Pythagoras sendiri

menganggap dirinya seorang philosophos (pecinta kebijaka), baginya kebijakan

yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata Tuhan.

2. Socrates (469-339 SM)

Ia adalah seorang filosof dalam bidang moral yang termuka setelah Thales

pada zaman Yunan Kuno. Socrates memahami filsafat adalah suatu peninjauan

dari yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan

yang adil dan bahagia (principels of the just and happy life).

3. Plato (427-347 SM)

Menurutnya filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencaai kebenaran

yang asli. Dalam karya tulis Repulkika, Plato menegaskan bahwa para filosof

adalah pecinta pandangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam pencarian

terhadao kebenaran tersebut, hanya filosof yang dapat menemukan dan

menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tidak berubah. Dalam
4
Susanto, A. (2021). Filsafat ilmu: Suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis, dan
aksiologis. Bumi Aksara.

3
konsepsi Plato, filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau

perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran. Maka filsafat Plato

tersebut kemudian dikenal dengan sebutan filsafat spekulatif.

4. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles adalah seorang murid plato yang terkemuka. Dalam

pandangan, sering kali Aristoteles bersebrangan dengan pendapat gurunya.

Namun pada prinsipnya, Aristoteles mengembangkan paham-pahm yang

dikemukakan oleh Plato. Berkenaan dengan pengertian filsafat, Aristoteles

mengungkapkan bahwa sophi (kearifan) merupakan kebijakan intelektual

tertinggi. Sedangkan philosophi merupakan padanan kata dari episteme dalam arti

suatu kumpulan pengetahuan rasional mengenai suatu objek yang sesuai. Adapun

pengertian filsafat itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran

yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, rtika,

ekonomi, politik, dan estetika.

5. Rene Descartes (1596-1650)

Ia memberikan definisi filsafat sebagai kumpulan segala pengetahuan

dimana Tuhan, aam, dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.

6. Imanuel Kant (1724-1804)

Menurutnya filsafat adalah ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala

pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemology, etika, dan

masalah ketuhanan.

4
7. Al-Kindi (801-873 M)

Ia adalah seorang filosof muslim pertama. Menurut beliau filsafat adalah

pengetahuan ttentang hakikat segala sesuatu dalam batasan-batasan kemampuan

manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori adalah mencari kebenaran,

maka dalam peraktiknya pun harus menyesuaikan dengan kebenaran pula.

8. Al-Farabi (870-950 M)

Menurut beliau filsafat adalah ilmu yang menyelidiki hakikat yang

sebenarnya dari segala yang ada (al-mauju-dat).

9. Francis Bacon (1561-1621 M)

Seorang filosof inggris ini mengemukakan metode insuksi yang

berdasarkan pengamatan dan percobaan menemukan kebenaran dalam ilmu dan

pengetahuan. Ia menyebutkan filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the grat

mother of the science).

10. Henryn Sidwick (1839-1900 M)

Dalam bukunya yang berjudul “philosophy ts Scope and Relations: An

Introductory Couse Of Lectures”. Henry Sidgwick menyebutkan bahwasannya

filsafat sebagai scientia scientarium (ilmu tentang ilmu), karena filsafat

memerikasa pengertian-pengertian khusus, asas-asas pokok, metode khas, dan

kesimpulan-kesimpulan utama dalam suatu ilmu apapun dengan maksud untuk

mengkoordinasikan semuannya dengan hal-hal yang serupa dari ilmu-ilmu

lainnya.

Sebenarnya masih banyak definisi, konsepsi, dan interpretasi mengenai

filsafat ilmu dari berbagai filosof yang merumuskan bahwa filsafat berhubungan

5
dengan bentuk kalimat yang logis dari bahasa keilmuan, dengan penilaian, dengan

perbincangan kritis, pra anggapan ilmu, atau dengan ukuran baku tiindakan.

Setiap filosof dari suatu aliran filsafat membuat perumusannya masing-masing

agar cocok dengan kesimpulannya sendiri.

PENUTUP

Dari beberapa rumusan filsafat yang dikemukakan di atas, terlihat jelas

bahwa ilmu filsafat didefinisikan berbeda oleh satu tokoh dengan tokoh lainnya.

Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa filsafat merupakan ilmu yang maha

penting untuk dikaji dan dikembangkan. Dari waktu ke waktu orang terus

mengkaji dan mendalami ilmu filsafat ini di berbagai bbelahan penjuru dunia.

Selain itu filsafat tidak seperti ilmu lainnya, ilmu filsafat itu sangat sulit diberikan

batasan secara ketat dan pasti. Dengan demikian, masing-masing filosof

memberikan makna dan definisi yang berbeda terhadap istilah filsafat ini.

DAFTAR REFERENCE

Arif, O. (2018). Dasar-Dasar Ilmu Filsafat Timur dan Barat. Jakarta:


Gentanusantara.
Hamdi, S., Muslimah, M., Musthofa, K., & Sardimi, S. (2021). Mengelaborasi
Sejarah Filsafat Barat dan Sumbangsih Pemikiran Para Tokohnya. Jurnal
Pemikiran Islam, 1(2), 151-166.
Husaini, A. (2013). Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam. Jakarta: Gema
Insani.
Jauhari, S. (2020). Konstruksi Filsafat Islam Terhadap Filsafat Yunani dan
Filsafat Barat Modern. NGABARI: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 13(1),
1–12.
Rahman, M. T. (2020). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Prodi S2 Studi Agama-Agama
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Susanto, A. (2021). Filsafat ilmu: Suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Bumi Aksara.
Taufik, M. (2020). Filsafat Barat Era Skolastik (Telaah Kritis Pemikiran Thomas
Aquinas). Jurnal Ilmu Ushuluddin, 19(2), 81–91.

Anda mungkin juga menyukai