Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

SEJARAH MUNCULNYA FILSAFAT

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Kiagus Ahmad Roni, M.T.

DI SUSUN OLEH

AHMAD BERLIAN

94221003

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI MEGISTER TEKNIK KIMIA

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PALEMBANG

2021
SEJARAH MUNCULNYA FILSAFAT

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah pikiran yang ada dalam diri manusia serta mendorong untuk mencari sebuah
kebenaran yang dapat diterima oleh insting logika manusia dan menjadikan manusia belajar
untuk bisa menjadi bijaksana.
Filsafat dalam kajian ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia merasa ingin tahu dan
menemukan kebenaran dari problema yang sedang dialami.
Filsafat pada dasarnya merupakan filosofi atau mitos-mitos yang mengundang rasa ingin tahu
manusia yang mengakibatkan timbul pemikiran-pemikiran tentang mencari kebenaran.
Manusia yang pada awalnya tidak mengetahui suatu perkembangan peradaban manusia
sehingga mengakibatkan mengikuti apa yang telah diikuti orang lain.
Filsafat lebih condong mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di dunia dan alam semesta yang
di dalamnya terdapat manusia sebagai objek kajian filsafat. Manusia itu sendiri tidak lepas
kaitannya dengan jasmani-rohani serta kodratnya sebagai manusia.
Berlandaskan persoalan-persoalan yang terjadi pada manusia serta rasa kekaguman yang ada
pada diri manusia, dan keheranan manusia sehingga mengakibatkan manusia manjadi rasa
ingin tahu dan manjadikannya dapat berfikir logis.
Berbagai jenis ilmu dalam filsafat yang dapat menimbulkan berbagai macam aliran-aliran dari
perpekstif antara filsafat barat dan timur. Adanya aliran-aliran dalam filsafat menimbulkan
kontradiksi antara hubungan pengetahuan dengan manusia yang mengakibatkan timbulnya
pertanyaan-pertanyaan serta memperoleh ilmu-ilmu baru.
Peradaban-peradaban filsafat yang berkembang pada masa Yunani hingga masa peradaban
moderenisasi dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan menjadikan manusia lebih
bijaksana.
Semakin meluasnya ilmu pengetahuan, maka akan bertambah pula suatu pandangan akan rasa
keingintahuan serta dapat menyatukan perfekstif dari pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Filsafat memperdalam wawasan tentang seluk-beluk kodrat manusia dalam berfikir.
Oleh karena itu. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan sangat penting di dipelajari baik dari asal-
usul filsafat dan juga aliran-aliran filsafat dari peradaban masa lampau hingga masa
moderenisasi.
Sehingga pemikiran tentang kebenaran hakikat dan hikamah dalam mencari latar belakan
terdalam kejadian suatu filosofi menjadi suatu pemikiran dalam ilmu filsafat. Pada hakikatnya,
filsafat adalah pengertian tentang manusia sekedar ia bergerak ke arah Tuhan.

2.1 Latar Belakang Kemunculan Filsafat


Pengertian kata filsafat menurut Salam (2012: 46) berasal dari kata “philosophia”. Perkataan ini
berasal dari bahasa Yunani yang berarti: cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom). Aristoteles
mengutarakan tentang filsafat dimulai dengan suatu thauma (rasa kagum) yang timbul dari
suatu aporia, yakni suatu kesulitan yang dialami karena adanya percakapan-percakapan yang
saling kontradiksi. Istilah aporia dari bahasa Yunani juga berarti problema, pernyataan atau
“tanpa jalan ke luar”. Jadi filsafat itu mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha
menerangkan berbagai gejala dunia itu. (Salam, 2012: 100)
Orang-orang yunani dulu kala mempunyai banyak mitos-mitos yang berupa dongeng takhayul
yang jauh dari kebenaran rasional, tetapi sudah merupakan percobaan untuk mengerti tentang
rahasia alam ini, sehingga dapat memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul
dalam hati mereka. Dengan demikian, melalui mitos-mitos itulah manusia mencari
keterangan-keterangan tentang assal-usul alam semesta (biasa disebut mitos kosmogonis) dan
keterangan-keterangan tersebut diperoleh tanpa bimbingan rasional.
Pada abab ke-6 SM mulai berkembang di Yunani suatu sikap baru, di mana orang mulai
mencari jawaban-jawaban tentang rahasia-rahasia alam semesta. Rasio mulai menggantikan
mitos logika menggantikan legenda. Dengan demikian lahirlah filsafat Yunani, di mana mereka
tidak mencari-cari lagi keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita mitos,
tetapi mereka mulai berfikir sendiri, untuk memperoleh keterangan-keterangan yang
memungkinkan mereka mengerti kejadian-kejadian dalam alam ini. (Praja, 2014: 72)
Munculnya filasafat dalam kajian sejarahnya, fisafat (terutama filsafat barat) muncul di Yunani
sejak abad +_ 7 S.M. filsafat muncul ketika orang mulai berfikir dan berdiskusi tentang keadaan
alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan menggantungkan diri kepada agama lagi
untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Filsafat muncul di Yunani karena tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual, orang
lebih bebas dalam berfikir dan merumuskan konklusi-konklusi hasil pemikirannya. Orang yang
diberi gelar filosof pertama adalah Thales dari Mileta, pesisir barat Turki. Akan tetapi, para
filosof Yunani terbesar tentu saja Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru plato,
sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. (Sholihin, 2007: 21).
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai pilsafat jagat raya yang selanjutnya berkembang ke arah
kosmologi. Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat spekulatif pada plato dan metafisika
pada Aristoteles. Memasuki zaman Romawi Kuno, para pemikir mencari keselarasan antara
manusia dengan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai
dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal (sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan
mengikuti hukum alam dari Logos (sebagai akal alam semesta). Filosuf Romawi Marcus Tullius
Cicero secara sangat singkat memberikan definisi filsafat sebagai Ars Vitae atau “the art of life”
(pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini kemudian dianut luas oleh orang-orang
terpelajar pada zaman Renaissance di Eropa. (Gie, 2012: 9)
Berpijak dari pendapat para ahli dan filosof tentang awal mula filsafat. Kemunculan filsafat yang
dimulai dengan adanya mitos-mitos takhayul serta kekaguman manusia terhadap alam semesta
yang menimbulkan berbagai pertanyaan serta keheranan dalam benak pikiran manuisa,
mengakibatkan timbulnya problema-problema untuk mencari kebenaran tentang rahasia alam
semesta.
Tokoh-tokoh pada masa keemasan filsafat yunani.
1. Sokrates (470-399)
Sokrates menentang ajaran para Sofis, ia membela “yang benar” dan “yang baik” sebagai nilai-
nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam pemahan
Socrates, filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap
asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life) (Gie, 2012:
33).
2. Plato (427-347)
Plato lahir di Athena dalam kalangan bangsawan. Plato mengubah pengertian kearifan (shopia)
yang semula bertalian dengan soal-soal praktis dalam kehidupan menjadi pemahaman
intelektual. Dalam pencarian terhadap kebenaran itu, hanyalah filsuf yang dapat menemukan
dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah atau lebih
mementingkan ilmu pasti (Gie, 2012: 33).
3. Aristoteles (384-322)
Aristoteles merupakan murid dari plato dan juga sebagai penentang dari ajaran plato. Perhatian
Aristoteles secara khusus diarahkan kepada ilmu pengetahuan alam dengan sedapat mungkin
menyelidiki dan mengumpulkan data-data kongkret. (Bertens,1998: 14)
Manusia dijadikan sebagai objek kajian filsafat tentang kebenaran yang selama ini
menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan pada diri manusia. Timbulnya filsafat pada diri
manusia, menurut Salam (2012: 98).
1. Manusia adalah “Ens Metaphysicum”
Berdasarkan ragam teori filsafat, maka filsafat itu sendiri menunjukkan bagaimana filsafat itu
timbul dari kodrat manusia, artinya asal ada manusia, ada filsafat, karena sesuai dengan
kodratnya manusia itu. Manusia disebut “Ens Metaphysicum” menurut Aristoteles artinya
makhluk yang menurut kodratnya berfilsafat. Berlandaskan definisi “ens metaphysicum”
filasafat dibedakan antara:
- Filsafat sebagai ilmu pengetahuan dan
- Filsafat dalam arti yang lebih luas, yaitu dalam arti: usaha mencari jawaban atas pertanyaan
hidup, menanyakan dan mempersoalkan segala sesuatu.

2. Filsafat bersifat ekstensial


Filasafat adalah “existensial” sifatnya erat hubungannya dengan hidup kita sehari-hari, dengan
adanya manusia sendiri. Filsafat berdasarkan dan berpangkalan pada manusia yang kongkret
pada diri kita yang hidup di dalam dunia dengan segala persoalan-persoalan yang kita hadapi.
3. Permulaan filsafat adalah keheranan
Filsafat dimulai dengan suatu thauma (rasa kagum) yang timbul dari suatu aporia, yakni suatu
kesulitan yang dialami karena adanya percakapan-percakapan yang saling kontradiksi. Istilah
aporia dari bahasa Yunani juga berarti problema, pernyataan atau “tanpa jalan ke luar”. Jadi
filsafat itu mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha menerangkan berbagai gejala
dunia itu.
Menurut Salam (2012: 104) Keheranan awal permulaan dari filsafat. Keheranan merupakan
usaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan untuk menyelami rahasia, barualah
disebut filsafat apabila dilakukan secara sistematis.

4. Beberapa jalan ke filsafat


a. Keinginan akan kebahagiaan;
b. Kesusilaan;
c. Manusia yang mempersoalkan Tuhan;
d. Mengenai diri kita sendiri; dan
e. Dan bermacam-macam pertanyaan lain lagi
5. Filsafat timbul dari kodrat manusia
a. Dorongan untuk mengerti timbul dari kodrat manusia
- Kenyataan bahwa manusia mengerti dan bahwa hidupnya tergantung dari pengetahuannya,
hal itu tak dapat dipungkiri.
- Setiap perbuatan manusia menghendaki pengetahuan tentang apa yang diperbuatnya.
b. Filsafat timbul dari dorongan untuk mengerti
- Manusia tentu berusaha untuk menyempurnakan kehidupannya dan dalam usaha itu
pikirannya ikut dengan aktif berperanserta.
- Kita membutuhkan suatu ilmu pengetahuan tersendiri, yang mempelajari dasar-dasar yang
terdalam dari seluruh hidup dan kehidupan manusia yaitu filsafat.
c. Jadi filsafat timbul dari kodrat manusia
- Jadi teranglah bahwa filsafat itu lahir dari dorongan untuk mengerti dengan sempurna.

6. Kodrat manusia mendorong ke filsafat


a. Kodrat manusia adalah rohani – jasmani.
Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan hewan. Manusia adalah merdeka, ia dapat
mengerti, ia dapat menciptakan kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, ia dapat mempunya cita-
cita yang luhur dengan mengorbankan barang-barang materil (jasmani). Manusia itu bukan saja
barang materil atau benda jasmani. Prinsip yang menyebutkan keunggulan manusia yang biasa
disebutkan “roh” atau “jiwa” manusia. Jadi ia adalah rohani jasmani, yang berarti dua aspek
dalam satu kesatuan/kebulatan, suatu “dwi tunggal” yang tak dapat dipisahkan. Inilah yang
disebut kodrat manusia (nature the intrinsic principle of activity, the assence).
b. Kodrat rohani–jasmani ini menyebabkan timbulnya dorongan akan berfilsafat, artinya akan
berpikir dan mengerti sedalam-dalamnya.
Dorongan ini niscaya lahir karena semua hal yang belum sempurna tentu mencari
kesempurnaannya dan kesempurnaan pengetahuan kita adalah mengerti dengan sedalam-
dalamnya (tidak yang pertaman untuk mengerti lebih banyak) dan itulah yang disebut ilmu
filsafat.
c. Jadi dorongan untuk brfilsafat itu lahirnya dari kodarat manusia.
Manusia terdorng untuk lebih mengerti akan dirinya sendiri. Yang diinginkan adalah
pengetahuan yang sempurna.
2.2 Aliran-Aliran Filsafat
1. Aliran Rasionalisme
Aliran rsionalisme merupakan aliran yang menyatakan rasio dapat melahirkan kebenaran yang
bersifat pasti, kebenaran yang menyeluh (universal) tidak diperoleh melalui pengalaman,
melainkan semata-mata dari logika murni (fauzan, 2009:20). Dalam rasio terdapat ide-ide dan
dengan ide itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa mengraukan realitas di
luar rasio (Praja,2014:91). Falsafah rasional mempercayai bahwa pengetahuan yang dapat
diandalkan bukanlah diturunkan dari dunia pengalaman melainkan dari dunia pikiran
(Suriasumantri, 2012:134).
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal bukan karena
rasionalisme mnengingkari nilai pengalaman melainkan paling dipadang sebagai sejinis
perangsang bagi pikiran. (kattsoff, 2004: 135).
Tokoh tokoh aliran rasionalisme (Praja, 2009:102) :
a. Rene Descartes (Prancis, 1595-1650)
Descartes adalah tokoh filsafat modern yang menjadi pelopor aliran rasionalisme. Descartes
berpendapat bahwa dalam dirinya terdapat tigaide bawaan yaitu:
1) Pemikiran; sebab sayamemahami diri saya sebagai mahluk yang berpikir, harus diterima juga
bahwa pemikiran merupakan hakikat saya. Dalam ungkapanya Descartes menyatakan cogito
ergo sum (saya berpikir berarti saya ada);
2) Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna;
3) Keluasan; sayamengerti materi sebagai keluasan atau ksistesi.
Descartes berpendapat bahwa selain Allah ada dua substansi, pertama, jiwa yang
hakikaynya adalah pemikiran. kedua,materi yang hakikatnya adalah keluasan. Tentang manusia,
Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas yang terdiri dua substansi: jiwa dan
tubuh.jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan.
b. Nicolas Malerbranche (Prancis, 1638-1775)
Malerbranche berpendapat bahwa jiwa tidak dapat mempengaruhi tubuh demikian sebaliknya.
Tetapi pada kesempatan terjadinya perubahan dalam tubuh, allah menyebabkan perubahan
yang sesuai dengannya dalm jiwa dan sebaliknya.
c. De Spioza (Amsterdam,1632-1677 M)
Menurut Spinoza hanya ada satu substansi yaitu Allah yang meliputi dunia maupun manusia.
d. Gottried Wilhlm Leibniz (Jerman,1646-1716 M)
Menurut Leibniz bawa substansi itu jumlahya tidak terhingga yang dinamakan monade. Apat
Leibniz berpendapat bahwa pusat-pusat gaya atau kekuatan itumempunyai kesadaran dan
kehendak seperti roh atau jiwa yang disebut dengan monade-monade.
e. Chritian wolff (Jerman,1679-1754M), memiliki keyakinan akan kekuatan akaldan filsafat
diyakininya sebagai telaah mengenai intisari danbukan keberadaan (Gie,2012:32).
f. Blaise Pascal (Prancis,1623-1662M)
Pascal memandang bahwa manusia selalu dianggapsebagai msteri yang tidak dapat diselami
sampai dasarnya, ada yang lebih penting dari rasio yaitu hati.
2. Aliran Empirisme
Aliran empirisme menyatakan pengalaman adalah awal dari sumber pengetahuan. Akal
bukanlah sumber pengetahuan, melainkan berfngsi mengolah bahan yang diperoleh melalui
pengalaman. Hanya pengalamanlah yang member kepastian (Fauzan, 2009:21). Empirisme
dinisbatkan kepada paham yang memiih pengalaman sebagai sube utama pengenalan bak
pengalamn lahriah yang meenyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut
pribadi manusia ( Praja,2014:105).
Tokoh-tokoh aliran empirisme (Prja, 2014:110 dan Fauzan, 2009:21).
a. Francos Bacon (1561-1626)
Menurut bacon penemuan dilakukan secara metodis.ilmu hanya dapat berkembang dengan
pengamatan, pecobaan,penyusunan fakta dan pengenalan hukumnya.
b. Thomas Hobbes(1688-1679)
Hobbes beranggapan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan. Manusia,
menurut Hobbes, merupakan bagian dari dunia (alam bendawi).
c. Jhon Locke (1632-1704)
Menurut Locke, akal tidak melahirkan pengetahuan dengan sendirinya. Akal ibarat secarik
kertas putih atau bersih (as white paper)yang enerima segala sesuatu yang datang dari
pengalaman baik pengalaman lahiriah (sensasi) maupun pengalaman batiniah (refleksi).
d. George Berkeley (1665-1753)
Berkeley mempuyai pandangan bahwa ide merupakan satu-satunya kebenaran (kenyataan).
e. David Hume (1711-1776)
Hume berpendapat bahwa kesimpulan empiris tidak pernah memiliki kebenaran mutlak.
3. Aliran Kritisisme
Aliran Kritisme merupakan gabungan dari empirisme (sintetis) dan rasionalisme (analitis), yaitu
apriori yang dapat melahirkan keputusan yang benar ( Fauzan, 2009:25). Tokoh aliran ini
Immanuel Kant. Adapun pendapat Immanuel kant tentang pengetahuan adalah “bagaimana
mungkin orang dapat menetapkan pendapat yang apriori (terlepas ari pengalaman) tentang
suatu obyek dengan mempergunakan logika” (Salam,2012:154).
4. Aliran positivisme
Menurut aliran positivism pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta. Tokoh
aliran ini adalah August Comte. Menurut Comte yang perlu dibicarakan dan diketahui adalah
yang pasti, perlu, positif, terutama yang berguna bagi masyarakat.Teori Comte yang terkenal
adalah “Hukum tiga Tahap” yang mengajarkan bahwa pemikiran umat manusia berkembang
melalui tiga tahap, yakni (1) tahap theologies atau fiktif; (2) tahap metafisik atau abstrak; dan
(3) tahap positif atau real (Fauzan, 2009:27).
5. Aliran Idealisme
Aliran idelisme menyatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau
jiwa (self) dan bukan benda material atau kekatan. Idealism menekankan mind sebagai hal yang
primer daripada materi.
Tokoh-tokoh aliran iliran ini adalah:
a. W.E.Hocking
Filsuf ini dalam karangannya “What philosophy is and says” menyatakan bahwa filsafat
pertama-tama adalah pemeriksaan terhadap keyakinan-keyakinan yang dengan itu seorang
hidup (Gie, 2012:43).
b. Plato, terkenal dengan teori idea yang mengatakan bahwa pengertian manusia hanyalah
ingatan kepada gambaran asli yang dinamakan idea atau cita ( Salam, 2012:64).
c. Hegel
Dalil Hegel yang terkenal adalah “semuanya yang rill bersifat rasional dan semua yang rasional
bersifat riil.
d. Fichte (1762-1814)
Menurut fichte dasar realitas adalah kemauan, kemauan inilah yang merupakan thing in itself
manusia.
6. Aliran Evolusionisme
Aliran evolusionisme merupakan sebuaahteori yang mengkaji proses perkembangan segala
bentuk kehidupan (Praja,2014:139).
Tokoh-tokoh aliran evolusionisme adalah:
a. Charles R. Darwin;
Darwin terkenal dengan teorinya evolusi organik yang terdiri dari dua bagian yaitu, pertama
evolusi menyataakan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang beraneka ragam telah tercipta dan
berkembeng secara berangsur-angsur dari suatu tingkat asal yang rendah. Kedua tentang
perjuangan hidup dan kelangsungan hidup.
b. Lamarck, dikenal dengan teorinya warisan sifat-sifat yang diperoleh;
c. Weismann, menciptakan teori kelangsungan benih (germinal continuity);
d. De Vries, menciptakan teori mutasi (mutation);
e. Mendel, menciptakan teori kaidah warisan (low of inheritance);
f. Morgan, menciptakan teori jenis (theory of the genes).
7. Aliran Materialisme
Aliran materialisme menganggap bahwa materi itu ada sebelum jiwa (self) dan dunia material
adalah yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua. Menurut
faham materialism segalanya adalah materi (everything is matter), (Fauzan, 2009:23).
Tokoh-tokoh materialisme:
a. Ludwig Feuerbach;
Pernyataannya adalah “kabahagiaan manusia dapat dicapai di dunia ini, bukan di seberang
sana……bukannya Tuhan menciptakan manusia, melainkan manusia yang menciptakan Tuhan
menurut citranya!” (Rindjin, 1987:26) (dalam Fauzan, 2009:23).
b. Karl Marx
Marx memandang bahwa alam semesta menurut sifatnya adalah material atau terdiri
darimaterike materi. Materi itu abadi, dalam arti tidak diciptakan oleh kekuata lain (Praja, 2014:
158).
8. Aliran Pragmatisme
Aliran ini mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktian sebagai yang benar dengan
peranaraan akibat-akibatnya yang bermanfaan secara praktis (Praja, 2014:171).
Tokoh-tokoh pragmatisme:
a. William James (1842-1910)
Dalam bukunya The Meaning of Truth, Arti kebenaran, James mengemukakan bahwa tidak ada
kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan terlepas
dari segala akal yag mengenal (Praja,2014:172). Gagasan yang benar menurut James adalah
gagasan yang dapat dibuktikan, dikukuhkan, diberlakukan, dan diwujudkan, jika gagasan tidak
sesuai dengan realita maka gagasan itu tertolak, (Fauzan, 2009:24).
b. Jhon Dewey (1859-1952)
Menurut Dewey, filsafat bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia serta lingkunganya.
Dewey menyebut filsafatnya dengan istilah instrumentalisme yang berpijak pada pengalaman
(Experience). Kebenaran menurut Dewey sama sekali bukan yan sekali ditentukan tetapi
kebenaran dapat berubah (Praja, 2014:174).
c. Charles S. Pierce (1839-1914)
Peirce berpandapat keampuhan (workability) suatu teori atau konsep tergantung dari
kemampuannya memecahkan masalah (Fauzan, 2009:24).
9. Aliran Filsafat Hidup
Tokoh aliran ini adalah Henri Bergson yang menyatakan filsafat adalah kesadaran dan refleksi
yang merujuk kepada data yang lansung diperoleh dari intuisi. Tokoh aliran ini adalah Marcuss
Tullius Cicero yang menyebut ffilsafat sebagai ibu dari semua pengetahuan ( the art Of life) atau
pengetahuan kehidupan.
10. Aliran Fenomenologi
Aliran fenomenolgi merupakan aliran yang membicarakan fenomena atau segala sesuatu yang
menampakan diri (Praja, 2014:179). Tokoh fenomenologi adalah Edmund Husserl (1859-1938)
yang berpendapat bahwa kebenaran untuk semua orang dan manusia dapat mencapainya.
Husserl terkenal dengan teri reduksi yaitu penundaan segala pengetahuan yang ada tentang
objek sebelum pengamatan intuisi dilakukan.
11. Aliran Sekularisme
Aliran sekularisme memandang pembebasan manusia pertama-tama dari agama dan metafisika
yang mengatur nalar dan bahasanya. Tokoh aliran ini adalah George Jacob Holyoke.
12. Filsafafat Islam
Tokoh-tokoh filsafat Islam:
a. Al-Kindi, Menurut Al-Kindi kebenaran pertama adalah Tuhan (Allah). Dialah yang awal ( The
First Truth) (Praja,2014:197).
b. Ibnu Sina
Terkenal dengan ajarannya “penciptaan dan akal yang aktif”. Pendapatnya adalah Tuhan adalah
satu-satunya pengetahuan yang murni dan kebaikan sejati dan ada-Nya merupakan suatu
keharusan.
13. Aliran Filsafat Alam Semesta
Aliran ini menelaah alam semesta untuk mengetahui asal usulya, unsu-unsurnya,dan kaidah-
kaidahnya. Menurut aliran kosmos ini bahwa dasar perubahan yang membentuk ala mini
adalah air, api, tanah dan angin (Gie, 2012: 31). Tokoh aliran ini adalah Thales (640-546 SM).
14. Aliran Filsafat Spekulatif
Tokoh aliran ini adalah Plato (427-347 s.M). Plato menegaskan para filsif adalah pecinta
kebenaran (Vision of truth). Menurut Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat
spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran (Gie, 2012:33).
15. Aliran Filsafat Stoicisme
Aliran ini memandang bahwa filsafat merupakan suatu pencrian terhadap asas-asas rasional
yang mempertalikan alam semesta dan kehidupan manusia dalam suatu kebulatan tunggal
yang logis (Gie, 2012 :35). Bagi kaum stoisis, dunia itu terdiri dari dan dunia yang terdiri dari
materi kasar yang nampak pada pancaindra kita dan jiwa dunia, dan materi halus yang
berembus sebagai angin melintas dunia, menggerakkan dunia dan membuatnya laksana
binatang yang sangat besar (Poespoprodjo,1999:63). Tokoh aliran ini adalah Baruch Spinoza.
16. Aliran Hedonisme
Menurut aliran inikesenangan atau kenikmatan adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang
tertinggi (Poespoprodjo,1999:60). Tokoh-tokoh aloran ini adalah:
a. Aristippus
Menurut Aristippus kesenangan berkat gerakan yang lemah gemulai, sedangkan rasa sakit
berkat gerakan kasar (Poespoprodjo,1999:60).
b. Socrates
Pengetahuan adalah kebajikan dan kebajikan adalahkebahagiaan (Gie, 2012 :31). Menurut
Socrates berfilsafat merupakan berpikir yang radikal, menyeluruh dan mendasar
(Suriasumantri, 2012:5).
17. Utilitarianisme, tokoh aliran ini adalah:
a. J. Bentham
Bentham mengatakan bahwa kesenangandan kesedihan perseorangan adalah bergantung
kepada kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat
(Poespoprodjo,1999:62).
b. Jhon Stuart Mill
Mill mengatakan bahwa kesenangan itu berbeda pada dalam kualitas dan berbeda juda pada
kualitas (Poespoprodjo,1999:62).
18. Aliran filsafat Konsepsi Abad Tengah
Filsafat dianggap sebagai pelayanan dari teologi, yakn sebagai suatu sarana untuk menetapkan
kebenara mengenai tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia (Gie, 2012: 35). Tokoh aliran ini
adalah Thommas Aquinas.
19. Aliran Filsafat Analitik (Atomisme Logis Betrand Russel)
Menurut Russel tujuan filsafat ada tiga, yaitu pertama, untuk mengembalikan seluruh ilmu
pengetahuan kepada bahasa yang paaling padat dan sederhana, kedua, menghubungkan logika
dengan matematikadan ketiga, analisis bahasa untuk mencari pengetahuan yang benar
(Hidayat,2009:48).
20. Aliran Oxpord
Aliran ini lebih dikenal dengan sebutan “Ordinary Language philoshophy”. Aliran ini
berpendapat bahwa filsafat harus berpegang pada prinsip “Don’t ask for the meaning,ask for
the use” (jangan tanyakan makna, tapi tanyakan pemakaiaanya) (Hidayat,2009:48).
Tokoh aliran ini adalah G. Ryle, J. Wisdom, J. Austin, P.Strawon dan SE. Toulmin.

DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, M.pd. 2009. Pengantar Filsafat Ilmu. yogyakarta: Insyira
Gie, Liang, The. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta. Liberty Yogyakarta
Hidayat, Asep ahmad. 2009. Filsafat Bahasa (Mengungkap hakikat Bahasa, Makna dan tanda).
Bandung: Remaja Rosdakarya
Kattsoff, O, Louis. 2004. Pengantar filsafat. Jogjakarta: Tiara Wacana
Poespoprodjo,W, Dr. Filsafat Moral kesusilaan Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:Pustaka Grafika
Praja, Juhaya,S, Prof. Dr. 2014. Aliran-aliran Filsafat & etika. Jakarta: Kencana Prenadameda
Group
Suriiasumantri, Jujun S. 2012. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Pustaka Obor
Salam, Burhanuddin. 2012. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Solihin, M. 2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Kelasik Hingga Moderen. Bandung:
Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai