Anda di halaman 1dari 13

TUGAS : FILSAFAT HUKUM

DOSEN PENGAMPU : Dr. I KETUT WIRAWAN, S.H.,M.Hum.

Oleh :

NAMA : I NYOMAN SUDARMAYASA


NIM : 0215016010
SEMESTER : (1) SATU

MAGISTER ILMU HUKUM FAKUTAS HUKUM


UNIVERSITAS DWIJENDRA
DENPASAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran


manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen –eksperimen dan percobaan –
percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secra persis, mencari solusi
untukitu, memberikaan argument dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Akhir dari proses-proses itu dimasukan ke dalam sebuah proses
dialektika.Untuk studi filsafat, mutlak diperlakuakna logika berfikir dan
logika bahasa.1

Hukum sebagai sebuah produk dialektika evolusioner masyarakat nicaya


harus berkembang dalam lingkungan zaman dan waktu, hukum yang dahulu
dianggap sebagai suatu keniscayaan, lambat laun mulai ditinggalkan dn
digantikaan perannya oleh hukum yang lebih relevan bagi zaman dan waktu
tertentu. Namun ,kejadian yang sangat menarik dalam ranah perkembangan
ilmu hukum adalah: dalam perkembangan ilmu huku dari masa ke masa tidak
terjadi suatu lonctan revolusianer sebagaimana yang terjadi dlam ilmu
eksak,hukum sebagai ilmu berkembang secara kumulatif dan evolusi
dimanaperkembangan ilmu hukum tidak dapat di prediksi secara
matematis,namun harus dengan pendekataan filosofis yang juga menyangkut
akan keyakinaan (faith) suatu individu /masyarakat terhadap hukum tersebut.

Perlu ditegaskan dari awal bahwa filsafat hukum bukan cabangilmu


hukum, melainkan cabang filsafat. Menginga filsafat hukum adalah cabang
dari filsafat ,dalam banyak hal,sejarah filsafat hukum berjalan seiring dengan
sejarah filsafat pada umumnya. Aliran-aliran filsafat hukum sesungguhnya
dapat dikembangkan kedalam beberapa kelompok besar filsafat, seperti

1
R. Otje Salma,2001, Ikhtisar Filsafat Hukum, Armico, Bandung, hlm.3
materialism, idealism, dualism (dari aspek ontology) atau empirisme,
nasinalisme, positifsme, dan intuiisionisme (dari aspek etistemologi).

Sebagaimanan pertanyaan tentang hukum yang selalu dimulai dengan


“apakah hukum itu”, demikian juga dengan filsafat hukum, kita akan
memulainya dengan perbincangan “apakah filsfat hukum itu”, namun sebelum
sampai kepada persoalan ini ,mari kita dahulu membicarakan istilah filsafat .
Hal ini sangat pentinga karena filsafat adlah genus fdari filsafat hukum itu
sendiri. Oleh karena itu, tidak mungkin membicarakan filsafta itu sendiri, dan
kita akan ulai membahas tentang tentang filsafat.

Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan memiliki pengertian ynag vukup


luas, mislanya saja apa yang oleh plato dijlaskan sebagai “ilmu atau ajaran
tentang kesunyataan abadi,atau oleh Aritoteles sebagai ilmu atau ajaran
tentang kebenaran, dengan meliputi metafisika, logika, retorika, etika,
ekoneomi, politik, dan estensika, yang ruang lingkupnya paling tidak meliputi
4 hal ,yaitu apa yang dapat kita ketahui ,apa yang harus kita perbuat, apa yang
harus kita harapakan, apa manusia itu. Filsafat, dalam lintasan sejarahnya,
selalu membahas problem sehari-hari atau situasi manusiawi. Perkembangan
filsafat varat telah mencurahakn perhatiannya kepada sejarag filsafat atau
pembahasaan tentanf istilah dan Bahasa yang dipakai untuk memaparkan
pemikiran-pemikirannya.

Pada tahap ini dirasakan bahwa filsafat menjaidi sngat-sangat berat dan
semakin menjauh dari realitas kehidupan sehari-hari, filsafta menjadi pokok
pembahsaan yang sulit dipahami karena telah memalingkan dirinya dari
realitas kehidupan yang nyata .

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denagn filsafat ?
2. Apa pengetian filsafat?
3. Mengapa orang berfilsafat?
4. Apa itu filsafat hukum?
BAB II

PEMBAHASAAN

A. DEFINISI FILSAFAT
Filsafat sebenarnya merupaka studi tentang hakikat realitas dan

keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau

salah. Filsafat berasal dari kata philosophia yang berarti cinta kebijksanaan. Ini

merupakan bidang pemikiran manusia yang paling penting karena bercita-cita

untuk mencapai makna hidup yang paling hakikat.

Filsafat adalah salah satu ilmu pengetahuan yang menarik untuk disimak.

Bukan tanpa alasan, filsafat melahikan pikiran-pikiran tentang berbgai macam

hal sengan pendekataan yang lebih dalam dan mkana. Hal ini dapat dilihat dari

beberpa pemikran pemikiran para ahli.

Tidak dapat dipungkiri ,bagi sebagiamana orang ilmu filsafat dipandang

sebgai suau hal yang membosankan dan berbeli-belit .Namun bagi sebagaian

orang lainnya, cara berpikir dlam ilmu filsafat sangat membuka wawasan

.bahkan pemikiran-pemikiran dasar yang dikemukakaan para filsuf zaman

dahulu masih menjadi rujukan dalam melihat berbgai permaslahhan di duni

moder ini .2

B. PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Philo atau philein

berarti cinta, sementara Sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga gabungan

2
Abidin Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,2000.
kedua kata tersebut adalah cinta kebijaksanaan, dalam bahasa Arab disebut

Failasuf, yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi Failasuf atau filsuf.

Sementara itu sejarah filsafta juga tidak dapat dipisahkan dri filsafat itu sendiri

karena sejarah tersebut merupakan filsafat tersebut. Ketika satu demi satu ilmu

pengetahuan memisahkan diri dari filsafat itu, yakni”apakah yang dapat aku

ketahui da apakah yang harus aku kerjakan”. Kedua pernyattan itu merupakan

ini dari falsafah,yang pembahasanya meliputi tiga realitas masalah ,yaitu (1)

Tuhan ,(2) manusia dan (3) alam.

Definisi filsafat menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a) Plato, Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai

kebenaraan yang asli

b) Aristoteles , Filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran

yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu matematika, logika, retrorika,

etika,ekonomi, politik, dan estetika

c) Al Farabi, Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud

bagaimana hakikat yang sebenarnya

d) Prof.Dr. H. Lili Rasjidi, SH,S.Sos,LL.M, Filsafat merupakan suatu

ilmu pengetahuan yang sangat diperlukana dalam kehidupan manusia

mengapa dikatakan demikian karena filsafat melihat persoalan sampai

pada akar-akarnya sehingga suatu konflik atau permaslahan tersebut

dpat dilihat dengan sudut pandang yang benar. Terdapat beberapa

manfaat bila kita mempelajari filsafat hukum yakni diantaranya adlah

dpat menjelaskan secara praktis peran hukum dalam pembangunan,


bermanfaat untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan

pemahaman hukum, serta untuk menempatan hukum dalam tempat

perspektif yang tepat sebagai bagian dari usaha manusi menjadi dunia

ini suatu tempat yang lebih pantas untuk didiaminya.3

Beberapa ahli menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan,

namun sebenarnya terdapat perbedaan antara filsafat dengan ilmu. filsafat

dengan ilmu berbeda mengenai objek formalnya, yakni dalam kedalaman

penyelidikaan, sedang menurut objek materilnya terdapat kesamaan, Ilmu

hanya menyelidiki bentu luar yang Nampak dan bisa diraskan, sedangkan

filsafat mmpelajari hakikat yang ada dalam objek filsafat. Sehingga filsafat

mempelajari hakikat yang ada dalam objek filsafat. Sehingga filsafat berbeda

dengan ilmu .4

C. MANUSIA BERFILSAFAT

Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit.

Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk meyelidiki. Dan dari

penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda dengan Plato; Agustinus dan Rene

Descartes beranggapan lain. Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari

kekaguman atau keheranan, tetapi sumber utama mereka berfilsafat dimulai

dari keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan

3
Bertens K, Ringkaan Sejarah Filsafat, YOGJAKARTA: Kanisius,1999
4
Baqir Haidar, Buku Saku Filsafat, Jakarta: Ghlmia Indonesia 1986
mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya yang sedang

keheranan?

Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih

mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran

yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini

disebut dengan berfilsafat.5

Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran

akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat

terbatas dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan,

maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu manusia berfilsafat.

Ia akan memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu

yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan

kebenaran yang hakiki.

Ada enam persoalan yang selalu menjadi bahan perhatian para filsuf dan

memerlukan jawaban secara radikal, dimana tiap-tiapnya menjadi salah satu

cabang dari filsafat yaitu: ada, pengetahuan, metode, penyimpulan, moralitas,

dan keindahan.

1. Tentang ”Ada” Persoalan tentang ”äda” ( being ) menghasilkan

cabang filsafat metafisika; dimana sebagai salah satu cabang filsafat

metafisika sendiri mencakup persoalan ontologis, kosmologi

( perkembangan alam semesta ) dan antropologis ( perkembangan

5
Lorens Bagus,2005, Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.294
sosial budaya manusia ). Ketiga hal tersebut memiliki titik sentral

kajian tersendiri.

2. Tentang “Pengetahuan” ( knowledge ) Persoalan tentang pengetahuan

( knowledge ) menghasilkan cabang filsafat epistemologi ( filsafat

pengetahuan ). Istilah epistemologi sendiri berasal dari kata episteme

dan logos. Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Jadi,

epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji

secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur,

metode dan validitas pengetahuan.

3. Tentang ”Metode”( method ) Persoalan tentang metode ( method )

menghasilkan cabang filsafat metologi atau kajian/telaah dan

penyusunan secara sistematik dari beberapa proses dan azas-azas logis

dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan

kajian ilmiah; atau sebagai penyusun ilmu-ilmu vak.

4. Tentang ”Penyimpulan” Logika ( logis ) yaitu ilmu pengetahuan dan

kecakapan untuk berpikir tepat dan benar. Dimana berpikir adalah

kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Logika sendiri dapat dibagi

menjadi 2, yaitu logika ilmiah dan logika kodratiah. Logika bisa

menjadi suatu upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

Adakah metode yang dapat digunakan untuk meneliti kekeliruan

pendapat? Apakah yang dimaksud pendapat yang benar? Apa yang

membedakan antara alasan yang benar dengan alasan yang salah?


Filsafat logika ini merupakan cabang yang timbul dari persoalan

tentang penyimpulan.

5. Tentang ”Moralitas” ( morality ) Moralitas menghasilkan cabang

filsafat etika ( ethics ). Etika sebagai salah satu cabang filsafat

menghendaki adanya Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang,

matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita

untuk meyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda

dengan Plato; Agustinus dan Rene Descartes beranggapan lain.

Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari kekaguman atau

keheranan, tetapi sumber utama mereka berfilsafat dimulai dari

keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu

dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya

yang sedang keheranan? Rasa heran dan meragukan ini mendorong

manusia untuk berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk

memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara

mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini disebut dengan

berfilsafat. Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya

suatu kesadaran akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang

merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada saat

mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya

kesadaran akan keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia akan

memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu


yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan

kebenaran yang hakiki.

6. Tentang ”Keindahan” Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang

lahir dari persoalan tentang keindahan. Merupakan kajian kefilsafatan

mengenai keindahan dan ketidakindahan. Lebih jauhnya lagi,

mengenai sesuatu yang indah terutama dalam masalah seni dan rasa

serta norma-norma nilai dalam seni.6

D. PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM

Arti filsafat hukum menurut para ahli:

a) Menurut Van Apeldoorn, Filsafat hukum adalah ilmu yang

menjawab pertanyaan apakah hukumitu ? Ilmu hukum tidak dapat

memberi jawban yang memuaskan ,karna jawabannya sbatas ada

fenomenannya ,gejala ,melahirkan hukumyang bersifat formalistic

belaka.

b) Menurut Utrecht, Filsafat hukum merupakan ilmu yang menjawab

pertnyaan apakah pertanyaan apakah hukum itu, apa sebab orang

mentaati hukum, keadilan manakah yang dapat dijadikan sebagai

ukuran baik-buruknya hukum

c) Secara umum, filsafat adalah ilmu yang mempelajari asa/pendirian

yang paling mendasar tentang hukum7

6
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Baraktullah,Filsafat, Teori dan ilmu hukum pmikiran
menuju masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat, Jakarta,rajawali pres
7
Achmadi Zaenal Abidin,Riwayat Hidup Ibn Rusyd,Jakarta:Bulan Bintang,1975
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut Descrates Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana

tuhan ,alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan Hukum adalah satu dari

norma yang ada dalam masyarakat ,norma hukum memiliki hukuman yang lebih

tegas.

Secara umum filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari asa/ pendirian

yang paling mendasar tentang hukum.


DAFTAR PUSTAKA

R. Otje Salma, 2001, Ikhtisar Filsafat Hukum, Armico, Bandung, hlm.3

Abidin Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat,


Bandung:PT.Remaja Rosda Karya,2000.

Bertens K, Ringkaan Sejarah Filsafat, YOGJAKARTA: Kanisius,1999

Baqir Haidar,Buku Saku Filsafat, Jakarta: Ghlmia Indonesia 1986

Lorens Bagus,2005,Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,hlm.294

Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Baraktullah, Filsafat, Teori dan ilmu hukum
pmikiran menuju masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat, Jakarta,
rajawali pres

Achmadi Zaenal Abidin,Riwayat Hidup Ibn Rusyd,Jakarta:Bulan Bintang,1975

Anda mungkin juga menyukai