Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
R. Otje Salma,2001, Ikhtisar Filsafat Hukum, Armico, Bandung, hlm.3
materialism, idealism, dualism (dari aspek ontology) atau empirisme,
nasinalisme, positifsme, dan intuiisionisme (dari aspek etistemologi).
Pada tahap ini dirasakan bahwa filsafat menjaidi sngat-sangat berat dan
semakin menjauh dari realitas kehidupan sehari-hari, filsafta menjadi pokok
pembahsaan yang sulit dipahami karena telah memalingkan dirinya dari
realitas kehidupan yang nyata .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denagn filsafat ?
2. Apa pengetian filsafat?
3. Mengapa orang berfilsafat?
4. Apa itu filsafat hukum?
BAB II
PEMBAHASAAN
A. DEFINISI FILSAFAT
Filsafat sebenarnya merupaka studi tentang hakikat realitas dan
keberadaan, soal apa yang mungkin diketahui serta perilaku yang benar atau
salah. Filsafat berasal dari kata philosophia yang berarti cinta kebijksanaan. Ini
Filsafat adalah salah satu ilmu pengetahuan yang menarik untuk disimak.
hal sengan pendekataan yang lebih dalam dan mkana. Hal ini dapat dilihat dari
sebgai suau hal yang membosankan dan berbeli-belit .Namun bagi sebagaian
orang lainnya, cara berpikir dlam ilmu filsafat sangat membuka wawasan
moder ini .2
B. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia. Philo atau philein
2
Abidin Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya,2000.
kedua kata tersebut adalah cinta kebijaksanaan, dalam bahasa Arab disebut
Failasuf, yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi Failasuf atau filsuf.
Sementara itu sejarah filsafta juga tidak dapat dipisahkan dri filsafat itu sendiri
karena sejarah tersebut merupakan filsafat tersebut. Ketika satu demi satu ilmu
pengetahuan memisahkan diri dari filsafat itu, yakni”apakah yang dapat aku
ketahui da apakah yang harus aku kerjakan”. Kedua pernyattan itu merupakan
ini dari falsafah,yang pembahasanya meliputi tiga realitas masalah ,yaitu (1)
perspektif yang tepat sebagai bagian dari usaha manusi menjadi dunia
hanya menyelidiki bentu luar yang Nampak dan bisa diraskan, sedangkan
filsafat mmpelajari hakikat yang ada dalam objek filsafat. Sehingga filsafat
mempelajari hakikat yang ada dalam objek filsafat. Sehingga filsafat berbeda
dengan ilmu .4
C. MANUSIA BERFILSAFAT
Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk meyelidiki. Dan dari
penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda dengan Plato; Agustinus dan Rene
Descartes beranggapan lain. Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari
dari keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran, ia akan ragu-ragu dan
3
Bertens K, Ringkaan Sejarah Filsafat, YOGJAKARTA: Kanisius,1999
4
Baqir Haidar, Buku Saku Filsafat, Jakarta: Ghlmia Indonesia 1986
mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya yang sedang
keheranan?
Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih
yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini
Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran
terbatas dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan,
Ia akan memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu
Ada enam persoalan yang selalu menjadi bahan perhatian para filsuf dan
dan keindahan.
5
Lorens Bagus,2005, Kamus Filsafat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.294
sosial budaya manusia ). Ketiga hal tersebut memiliki titik sentral
kajian tersendiri.
dan logos. Episteme berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Jadi,
kegiatan pikiran atau akal budi manusia. Logika sendiri dapat dibagi
tentang penyimpulan.
dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca inderanya
mengenai sesuatu yang indah terutama dalam masalah seni dan rasa
belaka.
6
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Baraktullah,Filsafat, Teori dan ilmu hukum pmikiran
menuju masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat, Jakarta,rajawali pres
7
Achmadi Zaenal Abidin,Riwayat Hidup Ibn Rusyd,Jakarta:Bulan Bintang,1975
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
tuhan ,alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan Hukum adalah satu dari
norma yang ada dalam masyarakat ,norma hukum memiliki hukuman yang lebih
tegas.
Secara umum filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari asa/ pendirian
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Baraktullah, Filsafat, Teori dan ilmu hukum
pmikiran menuju masyarakat yang berkeadilan dan bermartabat, Jakarta,
rajawali pres