Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT BARAT PADA

MASA YUNANI KUNO

Paper ini disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Filsafat
Umum

Dosen Pengampu : Muhammad Dwi Triyono, S.Pd.I., M.Pd

Oleh :

Matu Nada Risma Septiana


126204211048

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa Inggris
adalah philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari kata
‘philein’ yang berarti cinta (love) dan ‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom).
Secara etimologis, filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom)
dalam artinya sedalam-dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah
pencinta, pendamba dan pencari kebijaksanaan.
Menurut catatan sejarah, kata ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras,
seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero
(106-43 SM), seorang penulis Romawi terkenal pada zamannya dan sebagian
karyanya masih dibaca hingga saat ini, mencatat bahwa kata ‘filsafat’ dipakai
Pythagoras sebagi reaksi terhadap kaum cendekiawan pada masanya yang
menamakan dirinya ‘ahli pengetahuan’ Pythagoras menyatakan bahwa
pengetahuan itu begitu luas dan terus berkembang. Tiada seorangpun yang
mungkin mencapai ujungnya.
Filsafat merupakan ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya
menyelidiki pada suatu bidang tertentu, tetapi filsafat mempertanyakan
segala suatu kenyataan yang ada. Bahkan, filsafat selalu mempertanyakan
atau mempersoalkan hakikat, prinsip, asas dan hukum mengenai seluruh
realitas yang ada. Filsafat memang abstrak namun filsafat bukan semata-mata
tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret.
Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan
apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari
Hal pertama yang harus diketahui setelah pengertian
filsafat adalah sejarah filsafat. Dimana filsafat sendiri mengajarkan pada
kita agar mengkaji setiap sesuatu hingga ke akar-akarnya, maka sejarah
merupakan aspek penting dalam mempelajari ilmu filsafat. Karena pada
dasarnya segala sesuatu itu bukan terjadi secara kebetulan namun semua itu
ada sejarahnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Filsafat Pada Masa Yunani Kuno?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Filsafat Pada Masa Yunani Kuno?
3. Siapakah saja tokoh-tokoh Filsafat Pada Masa Yunani Kuno?
4. Bagaimanakah pemikiran tokoh-tokoh Filsafat Pada Masa Yunani Kuno?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Filsafat Pada Masa Yunani Kuno.
2. Mengetahui Sejarah Perkembangan Filsafat Pada Masa Yunani Kuno.
3. Mengetahui tokoh-tokoh Filsafat Pada Masa Yunani Kuno.
4. Mengetahui pemikiran tokoh-tokoh Filsafat Pada Masa Yunani Kuno.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pada Masa Yunani Kuno


Filsafat (philosopy) berasal dari bahasa Yunani philosophia.
Philosophia derivasi dari kata philos atau philia dan shopos. Philos artinya
“cinta”, philia artinya “persahabatan, tertarik kepada”, dan shopos artinya
“kebijaksanaan, pengetahuan keterampilan, pengalaman praktis,
inteligensi”. Jadi secara etimologis filsafat berarti “cinta akan
kebijaksanaan” (love of wisdom).
Pengertian etimologis ini sendiri menunjukkan bahwa manusia
tidak pernah sempurna memiliki pengertian komprehensif tentang segala
sesuatu yang dimaksudkan kebijaksaan, sehingga terus me nerus harus
mencarinya. Berkaitan dengan apa yang dilakukannya, filsafat adalah
pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang men embusi dasar-dasar
terakhir dari segala sesuatu. Filsafat menggeluti seluruh realitas, tetapi
teristimewa mengenai eksistensi dan tujuan manusia.
Dalam tradisi filsafat Yunani kuno istilah philosophia digunakan
pertama kali oleh Pythagoras (572-497 SM), ahli matematika. Py thagoras
ini adalah seorang pendiri madzhab Pythagoreanisme yang menjelaskan
ajaran metafisis bahwa "bilangan itu intisari dari seluruh benda atau dasar
pokok dari sifat-sifat benda". Filsafat Py thagoras dan madzhab
Pythagoreanisme ini dirumuskan dalam sebuah dalil, yaitu “Bilangan
mengatur alam semesta" (Number rules the universe).
B. Sejarah Perkembangan Filsafat Pada Masa Yunani Kuno
Filsafat Yunani dimulai sejak abad ke-6 SM. Periode filsafat
Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir
mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam. Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu

3
fenomena biasa melainkan suatu fenomena di mana Dewa Bumi yang
sedang menggoyangkan kepalanya.
Periode Yunani Kuno sering disebut juga dengan filsafat alam.
Karena, pada periode ini banyak melahirkan ahli pikir alam. Arah dan
penelitian mereka lebih banyak tertuju pada suatu objek yang ada di
sekitar mereka. Para filosof selalu mencari permasalahan berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai gelaja alam yang bersifat filsafat
(berdasarkan akal pikir), dan tidak berdasarkan pada pemikiran secara
mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang
sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba
berubah. Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos,
sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka
kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari
jawaban tas apa yang ada di belakang semua materi itu.
C. Tokoh dan Pemikiran Filsafat Yunani Kuno
Sejarah filsafat Yunani diawali dengan zaman filsafat pra-Socrates
dengan tokoh-tokohnya yang dikenal dengan nama filsuf pertama atau
filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arcbe) yang dianggap sebagai
asal mula segala sesuaru. Para filsuf yang terkenal pada masa ini di
antaranya adalah Thales, Anaximandros, Anaximenes, Pythagoras,
Xenophanes, Herakleitos, Parmenides, Zeno, Empedokles, Anaxagoras,
dan Demokritos.
Zaman keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik.
Pada masa ini, kecenderungan pemikiran filsafat yang berkembang lebih
ditujukan kepada manusia (antroposentris). Para filsuf yang mewarnai
zaman keemasan filsafat Yunani ini adalah : Socrates (± 470 – 400 SM),
yang mengembangkan teori moral; Plato (428-348 SM), yang
mengembangkan teori tentang ide; dan Aristoteles (384-322 SM), yang
mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda.
1. Sokrates

4
Sokrates merupakan anak dari seorang pemahat Sophroniscos,
ibunya bernama Phairmarete yang bekerja sebagai seorang bidan.
Istrinya bernama Xantipe yang terkenal galak dan keras.Socrates
adalah seorang guru. Setiap kali socrates mengajarkan
pengetahuannya, Socrates tidak pernah memungut bayaran kepada
murid-muridnya. Oleh karena itulah, kaum sofis menuduh dirinya
memberikan ajaran baru yang merusak moral dan menentang
kepercayaan negara kepada para pemuda.
Kemudian ia ditangkap dan dihukum mati dengan minum racun
pada umur 70 tahun yakni pada tahun 399 SM. Pemikiran filsafatnya
untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan
menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak
dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak
nilai yang dihasilkan.
Socrates mengarahkan kajian-kajian filsafat yang semula sangat
abstrak dan jauh dari praksis kehidupan seharis-hari menjadi lebih
praktis dan kongkrit. Oleh Socrates filsafat diarahkan pada
penyelidikan tentang manusia, etika, dan pengalaman hidup sehari-
hari, baik dalam konteks individu (psikologis), sosial, maupun politik.
Socrates menyampaikan ajaran-ajarannya dengan metode dialektika,
yaitu metode pencarian kebenaran secara ilmiah melalui percakapan
dan dialog. Socrates selalu bertanya-tanya: Apakah itu salah atau tidak
salah? Apakah itu adil atau tidak adil? Apakah itu pemberani atau tidak
berani? Demikian seterusnya. Socrates berpendapat jawaban pertama
dari pertanyaan itu adalah hipotesis, dan dengan pertanyaanpertanyaan
berikutnya ia menarik segala konsekuensi yang dapat disimpulkan dari
jawaban itu. Socrates juga 182 meramalkan masa depan yang ideal dari
negara yang sempurna, yaitu republik yang diperintah oleh para filsuf.
2. Plato
Plato adalah pengikut Socrates yang taat di antara para pengikut
Socrates yang lainnya. Selain dikenal sebagai ahli pikir, Plato juga

5
dikenal sebagai sastrawan. Ia lahir di Athena, dengan nama asli
Aristocles. Semenjak kanak-kanak Plato telah mengenal Socrates yang
kemudian menjadi gurunya selamanya 8 tahun Filsafat Plato dikenal
sebagai idealisme, karena meyakini bahwa kenyataan itu tidak lain
adalah proyeksi atau bayang-bayang dari dunia "ide" yang abadi. Oleh
karena itu, bagi Plato, yang ada dan nyata adalah "ide" itu sendiri.
Plato menerangkan bahwa manusia itu sesungguhnya berada dalam
dua dunia yaitu dunia pengalaman yang bersifat tidak tetap dan dunia
ide yang bersifat tetap. Dunia yang sesungguhnya atau dunia realitas
adalah dunia ide. Sebagai puncak pemikiran filsafatnya adalah
pemikiran tentang negara, yang tertera dalam polites dan Nomoi.
Konsepnya mengenai etika sama seperti Socrates yakni tujuan hidup
manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well being).
Menurut Plato di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan,
antara lain:
a. Golongan yang tertinggi (para penjaga dan para filsuf).
b. Golongan pembantu (prajurit yang bertugas untuk menjaga
keamanan negara).
c. Golongan rakyat biasa (petani, pedagang, dan tukang).
Filsafat Plato dikenal sebagai idealisme dalam hal ajarannya bahwa
kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/ bayangan
dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada
nyata adalah “ide” itu sendiri. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat
dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika),
teologi, etika, estetika, politik, ontology dan filsafat alam.
3. Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di Stageira, Yunani Utara, pada tahun 384
SM. Pada usia 17 tahun, Aristoteles clikirim ke Athena untuk belajar di
Academia Plato. Di sana, ia belajar di bawah bimbingan Plato selama
kurang lebih 20 tahun lamanya hingga Plato meninggal.

6
Berbeda dengan Plato, Aristoteles berpendapat bahwa "ide" tidak
terletak dalam dunia "abadi" sebagaimana yang dikemukakan Plato,
tetapi justru terletak pada kenyataan/benda-benda itu sendiri.
Aristoteles sendiri telah menulis banyak bidang pengetahuan yang
meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi dan ilmu alam.
Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak memberi
sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam filsafat Aristoteles, etika mendapat tempat yang khusus dan
tersendiri. Hukum-hukumnya bukan diarahkan pada suatu cita-cita
yang kekal, mutlak dan tanpa syarat di dalam dunia yang mengatasi
penginderaan manusia, tetapi diarahkan ke dunia. Hukum-hukum
kesusilaan ditiirunkan dari pengamatan perbuatan-perbuatan kesusilaan
dan dari pengalaman angkatan yang susul-menyusul. Tujuan tertinggi
yang ingin dicapai adalah "kebahagiaan" (eudamonia). Kebahagiaan
ini bukan kebahagiaan yang subyektif namun suatu keadaan yang
sedemikian rupa, sehingga segala sesuatu yang termasuk keadaan
bahagia itu terdapat pada manusia.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Yunani dimulai sejak abad ke-6 SM. Namun demikian, jauh
sebelum filsafat lahir, bangsa Yunani telah mengenal mitos-mitos yang
berkembang subur di tengah-tengah mereka. Mitos-mitos tersebut
berfungsi sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai teka-
teki atau misteri alam semesta dan kehidupan yang dialami langsung oleh
bangsa Yunani pada saat itu. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain
mengenai asal-usul alam semesta, penyebab bencana (gempa bumi,
gunung meletus, dan lain-lain), sebab-sebab gerhana, dan lain sebagainya.
Salah satu contoh mitos yang paling terkenal adalah mengenai sebab-sebab
terjadinya gempa bumi. Menurut bangsa Yunani pada saat itu, kejadian
gempa bumi disebabkan oleh kemarahan dewa Poseidon (dewa penjaga
bumi dan laut) yang ingin memberi hukuman kepada penghuni bumi
(manusia) dengan cara menggoyang-goyangkan bumi. Mitos-mitos seperti
itu merupakan upaya bangsa Yunani untuk menemukan jawaban atas
pertanyaanpertanyaan tentang misteri alam semesta.
Terdapat tiga filsuf pada masa keemasan atau puncak dari filsafat
Yunani Kuno atau Klasik. Para filsuf yang mewarnai zaman keemasan
filsafat Yunani ini adalah : Socrates (± 470 – 400 SM), yang
mengembangkan teori moral; Plato (428-348 SM), yang mengembangkan
teori tentang ide; dan Aristoteles (384-322 SM), yang mengembangkan
teori yang menyangkut dunia dan benda.

8
DAFTAR PUSTAKA
Masykur Wahid. 2021. Filsafat Umum Dari Filsafat Yunani Kuno ke Filsafat
Modern. Serang: A-Empat.

Muliadi. 2020. Filsafat Umum. Bandung: Fakultas Usluhuddin UIN Sunan


Gunung Djati.

Nur A. Fadhil Lubis. 2015. Pengantar Filsafat Umum. Medan: Perdana


Publishing.

12

Anda mungkin juga menyukai