Anda di halaman 1dari 15

Sejarah Pekembangan Ilmu

A. Landasan Ilmu Pada Zaman Yunani


Periode filsafat yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban
manusia karena waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi
logosentris.
Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sagat mengandalkan mitos
untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak
dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan
kepalanya.
Asal kata filsafat. Skitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM di yunani,
Sophia diberi arti kebijasanaan; Sophia juga berarti kecakapan. Kata philosophos mula-
mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540-480 SM).
Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan
daya pkirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil dan mana yang ilusi.
Orang yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhayul, tetapi lama
kelamaan, terutama stelah mereka mampu membedakan mana yang riil dengan yang
ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar
pengetahuan ilmiah. Inilah yang menjadi titik awal manusia menggunakan rasio untuk
meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jaga raya.
Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546
SM). Ia digelar dengan bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat
dan mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” Pertanyaan ini
sangat mendasar, terlepas apa pun jawabanya. Namun, yang penting adalah pertanyaan
itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau
kepercayaan.
Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540) menjelaskan bahwa substansi
pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur
utama alam adalah salah satu dari unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah.
Heraklitos (540-480 SM) menyimpulkan bahwa tidak ada satupun yang benar-
benar ada, semuanya menjadi. Ungkapan yang terkenal dai heraklitos dalam
menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei uden menei (semuanya mengalri dan
tidak ada sesuatu pun yang tingal mantap).
Filosof alam yang tcukup berpengaruh adalah Parmenindes (515-440 SM), yang
lebih muda umurnya dari pada heraklitos. Pendanganya bertolak belakang dengan
heraklitos. Menurut heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain daripada
gerak perubaha, sedang menurut Parmenides gerak dan perubahan tidak mungkin
terjadi. Menurutnya realitas merpakan keselurahan yang bersatu, tidak bergerak dan
tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada. Inilah kebenaran.
Pythagoras (580-500) mengabalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak
ada satpun yang dialam ini terlepas dari bilangan. Berpendapat bahwa bilangan adalah
unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa Pythagoras ini sangat besar
dalam perkemabngan ilmu terutama ilmu pasti dan ilmu alam.
Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni
penelitian tentang alam tiding menjadi focus utama , tetapi sudah mulai menjurus pada
penyelidikan pada manusia. Filosof alam tidak dapat memberikan jawaban yang
memuaskan sehinnga timbullah kaum sofis. Kaun sofis memulai kajian tentang manusia
dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Toko utamnya adalah
Protagoras ( 481-411 SM). Menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran.
Pernyataa ini merupakan cikal bakal humanisme.
Tokoh lain dari kaum sofis adalah Goargias (483-375 SM). Menurutnya ada tiga
proposisi: Pertama, tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada.
pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas. kedua, bila sesuatu itu
ada ia akan tidak dapat di ketahui. dan ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia
akan tidak dapat kita beritahukan kepada orang lain. sikap skeptis Georgias ini dianggap
oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilism, yakni kebenaran itu tidak ada, jadi,
dia lebih ekstrem dibandingkan dengan Protagoras.
Pengaruh positif gerakan kaum sofis cukup terasa karena mereka
membangkitkan semangat berfilsafat. mereka mengingatkan filosof bahwa persoalan
pokok dalam filsafat bukanlah alam melainkan manusia. Dalam filsafat ilmu, pandangan
relative tentang kebenaran menjadi bagian yang toidak terpisahkan dari proses mencari
ilmu. karena itu ilmu itu terbatas, tetapi proses dalam encari ilmu itu tidak terbatas.
Namun, para filosof setelah kaum sofis tidak setuju dengan pandangan terseebut,
seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Mereka menolak ralativisme kaum sofis.
Menurut mereka, ada kebenaran objektif yang bergantung kepada manusia. Socrates
membuktikan adanya kebenaran objektif itu dengan menggunakan metode yang bersifat
praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan, sehingga metode yang
digunakannya biasanya disebut metode dialog karena dialog mempunyai peranan
penting dalam menggali kebenaran yang objektif.
Periode setelah Socrates disebut dengan zaman keemasan filsafat Yunani karena
pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan
filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato(429-347 SM), yang
sekaligus murid dari Socrates. Menurutnya, esesnsi itu mempunyai realitas dan
realitasnya ada di alam ide.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia
murid Plato, seorang filosof yang berhasil memecahkan persoalan-persoalan besar
filsafat yang disatukannya dalam satu system : logika, mate-matika, fisika, dan
metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut silogisme.
Aristoteles yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoretis dan praktis. Yang
teoretis mencakup logika, metafisika, dan fisika, sedangkan yang praktis mencakup
etika, ekonomi, dan politik. pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi
klasifikasi ilmu dikemudian hari. Aristoteles dianggap bapak ilmu karena dia mampu
meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis.
Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles
menuangkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selam
berabad-abad sesudahnya sampai sebelum filsafat benar-benar memasuki dan tenggelam
dalam abad pertengahan. Namun jelas, stetlah periode ketiga filosof besar itu mutu
filsafat semakin merosot. Kemunduran politik ketika itu, yaitu sejalan dengan
terpecahnya kerajaan Macedonia menjadi pecahan-pecahan kecil setelah wafatnya
Alexander The Great. Tepatnya pada ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung
sebelum Masehi menjelang Neo Platonisme, filsafat benar-benar mengalami
kemunduran.
B. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam
Pandangan islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya
islma itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw. Menerima wahyu pertama, yang mula-mula
diperintahkan kepadanya adalah “membaca”. perintah ini tidak sekali di ucapkan Jibril
tetapi berulang-ulang sampai Nabi menerima wahyu tersebut. dari kata iqra inilah
kemudian lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti,
mengetahui, dan membaca teks baik yang diketahui maupun yang tidak di ketahui.
Wahyu pertama itu menghendaki umat islam untuk senantiasa “membaca” dengan
dilandasi bismi Rabbik, dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat untuk
kemanusian. Alquran dan sunnah menciptakan atmosfir khas yang mendorong aktivitas
intelektual dalam konformitas dengan semangat islam.

1. Penyampaian Ilmu Dan Filsafat Yunani Ke Dunia Islam


Pengalihan pengetahuan ilmiah dan filsafat yunani ke dunia islam, dan penyerapan
serta pengintegrsian pengetahuan itu oleh umat islam, merupakan sebuah catatan sejarah
yang unik. Dalam sejarah peradaban manusia, amat jarang ditemukan suatu kebudayaan
asing dapat diterima sedemikian rupa oleh kebudayaan lain, yang kemudian
menjadikannya landasan bagi perkembangan intelektual dan pemahaman filosofisnya.
Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia islam, pada dasarnya terdapat
upaya rekonsiliasi,dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang
berbeda, bahkan seringkali ekstrem, antara pandangan filsafat Yunani dengan
pandangan keagamaan dalam Islam yang sering kali menimbulkan benturan-benturan.
Selanjutnya, ketika berbicara tentang proses penyampaian ilmu dan filsafat yunani ke
dunia islam, kita harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam dalam
menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. sisi lain itu adalah aktivitas
penerjemahan. Menurut C.A. Qadir, proses penerjemahan dan penafsiran buku-buku
Yunani di negeri Arab dimulai jauh sebelum lahirnya agamma Islam atau penaklukkan
Timur Dekat oleh bangsa Arab pada tahun 641 M.
Selain itu, pada masa ini juga didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti
Ariokh, Ephesus, dan Iskandaria, dimana buku-buku Yunani Purba masih dibaca dan
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, terutama Siriani, bahkan setelah pusat-pusat
itu ditaklukkan oleh umat Islam, pengaruh pemikiran Yunani tetap mendalam dan
meluas. Pada masa ini juga didapati seorang tokoh Kristen bernama Nestorius, yang
melakukan dekonstruksi atas pemahaman teologi kalangan Kristen konservatif
ortodoks, setelah ia terpengaruh oleh alam pikirran Yunani tersebut. Kegiatan ini pada
akhirnya menghasilkan terjemahan karya filosof Yunani seperti Phorphyrius,
diantaranya adalah Isagoge, Categories, Hermeneutica, dan Analytica priori. Hal ini
menunjukan bahwa Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi
juga membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat
mereka kepada ilmuwan tanpa memandang agama mereka.

2. Perkembangan Ilmu Pada Masa Islam Klasik


Pasca terjadinya fitnah al-kubra, muncul berbagai golongan yang memiliki aliran
teologis tersendiri yang pada dasarnya berkembang karena alasan-alasan politis. Pada
saat itu muncul aliran Syi’ah yang membela Ali, aliran Khawarij, dan kelompok
Muawiyah. namun diluar konflik yang muncul pada saat itu, sejarah mencatat dua orang
tokoh besar yang tidak ikut dalam perdebatan teologis yang cenderung mengkafirkan
satu sama lain, tetapi justru mencurahkan perhatiannya pada bidang ilmu agama. Kedua
took itu adalah Abdullah Ibn Umar dan Abdullah Ibn Abbas.
Tahap penting berikutnya dalam proses perkembangan dan tradisi keilmuwan islam
ialah masuknya unsure-unsur dari luar kedalam islam, khususnya unsur-unsur budaya
Perso-Semitik dan budaya Hellenisme.

3. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam


Dalam sejarah islam kita mengenal nama-nama seperti Al-mansur, Al-ma’mun, dan
Harun Al-Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di
dunia islam. Pada pemerintahan Al-Mansur, misalnya proses penerjemahan karya-karya
filosof Yunani kedalam bahasa bahasa Arab berjalan dengan pesat. Dikabarkan bahwa
Al-Mansur telah memerintahkan menerjemahkan naskah-naskah Yunani mengenai
filsafat dan ilmu, dengan memberikan imbalan yang besar kepada ahli bahasa. Pada
masa Harun-Alrasyid (786-809) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung.
Harun memerintahkan Yuhanna (Yahya) Ibn Masawayh (w.857), seorang dokter istana
untuk menerjemahkan buku-buku kuno mengenai kedokteran.
Perkembangan ilmu selanjutnya berada pada masa pemerintahan Al-Ma’mun (813-
833). Ia adalah seoran gpengikut Mu’tazilah dan seorang rasionalis yang berusaha
memaksakanpan pandangannya kepada rakyat melalui mekanisme Negara. Walaupun
begitu ia telah berjasa dalam mengembangkan ilmu di dunia Islam dengan memmangun
Bait al-Hikmah, yang terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah observatorium, dan
sebuah departemen penerjemahan. Selanjutnya, pada masa kejayaan ini, terdapat juga
tokoh-tokoh filsafat yang bergelut secara serius dalam kajian-kajian diluar filsafat.
Salah satu bukti nyata yakni kitab Al-Syifa, sebuah ensiklopedia Arab yang terbesar.
Tokoh lainnya adalah Al-Farabi (870 M – 950 M). Al-Farabi adalah seorang
komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di
berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah
menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang
musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah
Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian
melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut
pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
Selain adanya perkembangan islam yang dapat di kategorikan kedalam bidang
eksakta, matematika, fisika, kimia, geometri dan lainnya, sejarah juga mencatat ilmu-
ilmu keislaman, baik dalam bidang ilmu tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, dan disiplin
ilmu keislaman lainnya.

4. Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuwan dalam Islam


Abad ke-18 dalam sejarah islam adalah abad yang paling menyedihkan bagi umat
islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban islam secara universal. Seperti
yang di ungkapkan oleh Lothrop Stoddard, bahwa menjelang abad ke-18 dunia Islam
telah merosot ketingkat yang terendah. Islam tampaknya sudah mati dan yang tertinggal
hanyalah cangkangnya yang kering berupa ritual tanpa jiwa dan takhayul yang
merendahkan martabat umatnya. Pernyataan Stoddard diatas menggambarkan begitu
dahsyatnya proses kejatuhan peradaban dan tradisi keilmuwan Islam yang kemudian
menjadikan umat Islam sebagai bangsa yang dijajah oleh bangsa-bangsa barat.
Runtuhnya bangunan tradisi keilmuwan Islam secara garis besar dapat diterangkan
karena adanya sebab-sebab berikut :
Dalam bukunya The Recontruction of Religious Thought in Islam, iqbal
menyatakan bahwa salah satu penyebab utama kematian semangat ilmiah dikalangan
umat Islam adalah diterimanya paham Yunani mengenai realitas yang pada pokonya
bersifat statis, sementara jiwa islam adalah dinamisdan berkembang. Ia selanjutnya
mengemukakan bahwa semua aliran pikiran muslim bertemu dalam satu teori Ibn
Miskawaih mengenai kehidupan sebagai suatu gerak evolusi dan pandangan Ibn
Khaldun mengenai sejarah. Sebab lain yang menyebabkan kehancuran tradisi
keilmuwan islam adalah presepsi yang keliru dalam memahami pemikiran Al-Gazali.
Orang umumny amengancam Al-GAzali karena ia menolak filsafat yang ia tulis dalam
Tahafut al-falasifahnya. Padahal ia sebenarnya menawarkan sebuah metode yang ilmiah
dan rasional, dan juga menekankan pentingnya pengamatan dan analisis,serta sikap
skeptic.
Fiqih merupakan ilmu yang pertama dikembangkan oleh umat Islam. Keempat
sumbernya yang utama yaitu Alquran, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas, merupakan sumber
hukum yang tetap. Namun karena sifatnya yang tetap itulah kaum muslimin harus
menggunakan metode deduktif untuk sampai kepada keputusan mengenai masalah-
masalah khusus, dan pada saat yang sama metode induktif kehilangan semangatnya. Di
masa dekadensi, kegiatan intelektual sedang mencapai titiknya yang terendah, tidaklah
mengherankan jika orang kemudian menjadi bersikap dogmatis dan taklid secara
membuta.

C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans Dan Modern


1. Masa renaisans (abad ke 15-16)
Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan
yang mengandung arti bagai perkeambangan ilmu. Pada zaman renaisans ini manusia
barat mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dan
otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu keebasan dalam
mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Zaman ini merupakan zaman
penempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenis serba bisa
Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) dan ditemukannya benua
aru (1492 M) oleh Colombus memberikan dorongan lebih keras unutk meraik kemajuan
ilmu. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi
dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupak titik balik dala pemikiran ilmu
dan filsafat.
Pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang
besar berkat kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa masa sebelumnya.
Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik, kemudian ke
zaman atom, electron, radio, televise, roket dan zaman ruang angkasa.
Pada zaman renaisans ini manusia barat berpikir secra baru, dan secra berangsur
angsur melpaskan diri dari oteritas gereja yang selam ini telah membelenggu kebebasan
dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Pemikir yang dapat dikemukakan
dalam tulisan ini antara lain Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon
(1561-1626).
Copernicus adalah seorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa matahari
berada dipusat jagad raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran
sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini
disebut Heliosentrisme, dimana matahari dalah pusat jagad raya, bukan bumi
sebagaimana yang dikemukakakn oleh Protolomeus yang diperkuat gereja.Teori
Protolomeus ini disebut Geosentrisme yang mempertahankan bumi sebagai pusat jagad
raya.
Menurut gereja, prinsip Geosentritisme dianggap lebih benar daripada prinsip
Heliosentritisme. Tiap siang dan malam kita melihat semuanya mengelilingi bumi. Hal
ini ditetapkan Tuhan, oleh agama, karena manusia menjadi pusat perhatian Tuhan,
untuk manusialah diciptakan-Nya. Paham demikian disebut Homo-sentiritisme. Dengan
kata lain, prinsip Geosentritisme tidak dapat dipisahkan dari prinsip Heliosentritisme.
Jika dalam keadaan demikian prinsip Heliosentritisme dilontarkan, maka akan berakibat
berubah dan rusaknya seluruh kehidupan manusia saat itu.
Terori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikirantentang alam semesta,
terutama astronomi. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari
zamannya denganmelihat perintis filsafat ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah
Knowledge is Power (penegtahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh yang dapat
membuktikan pernyataan ini, yaitu: 1) Mesin menghasilkan kemenangan dan perang
modern, 2) Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan, 3) Percetakan yang
mempercepat penyebaran ilmu.
Tycho Brahe (1546-1601) adalah seorang bangsawan yang tertari pada sistem
astronomi baru. Ia membuat alat-alat yang ukuranya besar sekali untuk mengamatik
bintang –bintang dengan teliti. Berdasarkan alat alat yang besar itu dan dengan
ketentuan serta ketelitian pengamatannya maka, bahan yang dapat dikumpulkan selam
21 tahun sangat besar artinya untuk ilmu dan keperluan sehari-hari. Beberapa tahun
kemudian, Tycho berhasi menyusun sebuah observatorium yang lengkap dengan alat,
kepustakaan, dan tenaga pembantu. Dalam tahun 1577, mengikuti timbulnya comet.
Benda-benda angkasan tidak menempel pada crystalline spheres, melainkan dating dari
tempat yang sebelumnya tidak dapatdilihat dan kemudian menucul perlahan-lahan
ketempat yang dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Kesimpulannya adalah
benda-benda angkasa semuanya terapung bebas dalam ruang angkasa.
Johhanes Keppler (1571-1630) adalah pembantu Tycho dan seorang ahli
matematika. Kepler tetap mengambangkan Astrologi untuk memperoleh uang guna
memelihara perkembangan astranomi. Dalam mengolah bahan peninggalan Tycho, ia
masih bertolak dari kepercayaan bahwa semua benda angkasa bergerak, mengikuti
lintasan circle karena sesuai dengan kesempurnaan ciptaan Tuhan. Semua perhitungan
ditunjukkan kearah itu.Namun semua perhitujngan tetap menunjukkan bahwa lintasan
merupakan sebuah elips untuk semua planet. Akhirnya, Keppler terpaksa mengakui
bahwa lintasan memang berbentuk elips.
Selain itu dalam perhitungan terbukti bahwa pergerakan benda angkasa tidak
beraturan dan tidak sempurna. Berdasarkan hukum ini kalau planet berada palingdekat
dengan matahari (perihelion) kecepatannya pun paling besar. Sebaliknya, jika planet
berada paling jauh dari matahari (abhelion), maka kecepatannya paling kecil. Hal ketiga
yang ditemukan oleh Kepler adalah perbandingan antara dua buah planet, misalnya A
dan B. Bila waktu yang dibutuhkna untuk melintasi orbit oleh masing-masing planet
adalah P dan Q, sedang jarak rata-rata dari planet B ke matahari adalah X dan Y, maka
P+ : Q+ = X+ : Y+. Dengan demikian kepler menemukan tiga buah hokum astronolmi,
yaitu: 1) Orbit dari semua planet berbentuk elips, 2) Dalam waktu yang sama, garis
penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama, 3)
Bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan
waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P+ : Q+ = X+ : Y+.
Perhitungan yang tepat memaksa disingkarkanya semua takhyul, misalnya tentang
pergerakan sempurna atau pergerakan sirkuler. Bahan dan perhitungan yang teliti
merupak suatu jalan untuk menemukan hukum-hukum alam uang murnidan berlaku
universal.
Gelileo (1546-1642) dengan penemuan lintas peluru, penemuan hokum pergerakan
dan penemuan tata bulan planet Jupiter. Penemuan tata bulan bulan Jupiter
memperkokoh keyakinan Galileo bahwa tata surya bumi bersifat heliosentrik. Galileo
membagi sifat benda dalam dua golongan, pertama, golongan yang langsung
mempunyai hun=Bungan dengan metode pemriksaan fisik, artinya yang mempunyai
sifat primerseperti berat, panjang dan lain-lain sifat yang dapt diukur. Kedua golongan
yang tidka mempunyai peranan dalam proses pemeriksaan ilmiah disebut sifat-sifat
sekunder seperti sifat warna, asam, manis dan tergantung dari pancaindra manusia.
Galileo dianggap sebagai pelopor perkembangan ilmu dan penemu dasar ilmu modern,
yang hanya berpengaruh pada soal-soal yang objektif saja.
Ditemukan Logaritma oleh Napier (1550-1617) berdasarkan Basi e yang kemudian
diubah dalam dasar 10 oleh Briggs kemudian diperluas oleh Brpchiel de Decker.
Penemuan logaritma membuat perhitungan 11 tahun dapat disingkat sekurang-
kurangnya satu bula.
Padamasa Desarque (1593-1662) ditemukan prokjektive Geometri, yang
berhubungan dengan cara melihat sesuatu. Sedang Fertmat juga mengembangkan
Ortoganal Coordinate System, seperti halnya Descrates. Disamping itu ia juga
melaksanakan penelitian teori Aljabar berkenaan dengan bilangan-bilangan dan soal-
soal yang dalam tangan Newton dan Leibniz kemudian akan menjelma sebagai
perhitungan diferensial-integral (calculus). Fermat bersama-sama Pascal menyusun
dasar-dasar perhitungan statistik.

2. Zaman Modern (abad 17-19)


Lahirnya teori Gravitasi, perhitungan Calculus dan Optikal merupakan karya
terbesar Newton. Teori Gravitasi memberikan keterangan, mengapa planet tidak tegak
lurus, sekalipun kelihatannya tidak ada pengaruh yang memaksa planet harus mengikuti
lintasan yang elips. Setelah Calculus ditemukan banyak sekali perhitungan dan
pemeriksaan ilmiah dapat diselesaikan, sebelumnya tonggal problematis saja. Tanpa
Calculus ilmu matematika tidak dapat berkembang seperti sekarang ini.
Penemuan ketiga yang mendasari ilmu alam adalah pemeriksaan Newton mengenai
cahay dan lazim yang disebut Optika.
Pada masa sesudah Newton, perkembangan ilmu selanjutnya adalah berupa ilmu
kimia. Semua permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan-percobaan yang
hasilnya kemudian ditafsirkan. Pada permi=ulaanya semua percobannya bersifat
kualitatif.
Joseph Black (1728-1799) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif,
ia menemukan gas CO2. Antonine Laurent Lavoise (1743-1794) sarjana yang
meletakkan dasar ilmu kimia sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Penemuan-penemuan empiris tentang kekuatan uap dan penemuan lainna kemuidan
dijadikan percobaan-percobaan dalam laboratorium. Pemeriksaan itu akhirnya
menghasilkan hukum-hukum dan rumus empris, yang melandasi perkembangan teoritis
selanjutnya.
Percobaan selanjutnya dilakukan oleh J.L. Proust (1754-1826) mengenai atom
dan sampai berpendat bahwa perbandingan bahan-bahan yang ikut serta dalam proses
tersebut selalu tetap demikian pula dengan sulfida dari logam. John Dalton (1766-1844)
yang mendapatkan ilham untuk menetapkan kesatuan (a unit), untuk mencari
keterangan tentang perbandingan yang selalu tetap. Berdasarakna penemuan dan
ketentuan ini, maka perbandingan berat hydrogenium lawan atom lain-lainya disebut
berat atom.
Sejak Dalton, teori tentang atom terus dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu
kimia, juga oleh Frederich Wohler (1800-1882) untuk menemukan seintesis urea dalam
tahun 1828. Sekitar tahun 1895 Henry Becquerel (1852-1908), suami istri Curie (1859-
1906) dan J.J. Thompson (1897) menemukan radium, logam yang dapat berubah
menjadi logam lain, sedangkan Thompson menemukan electron. Dengan penemuan itu
runtuhlah pendapat dan aksioma yang menyatakan bahwa atom adalah bahan terkecil
yang tidak dapat berubah dan bersifat kekal. Dengan penemuan ini, mulailah ilmu
dalam kerangka kimia-fisika, yaitu fisika nuklir, yang pada zaman sekarang dapat
mengubah bermacam-macam atom.
Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu ang lahir saat itu.
Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi,
kalkulus dan statistika. Di abad ke-19 lahir semisal pharmokologi, geofisika,
geomorphologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi. Abad ke-20 mengenal ilmu teori
informasi, logika matematika, mekanika kwantum, fisika nuklir, kimia nuklir,
radiobiolgi, oceanograi, antropologi budaya, psikologi, dan sebagainya.
Perlu diketahui bahwa pada zaman modern ini terjadi revolusi industry di
Inggris, sebagai akibat peralihan masyarakat agraris dan perdangangan abad
pertengahan ke masyrakat industry modern dengan perdangan maju. Pada abad inilah
James Watt menemukan mesin uap (abad ke-18). Alat tenun dan Inggris menjadi
penghasil tekstil terbesar, kemudian diikukti Amerika Serikat dan Jepang menjadi
negara industri.
Pada abad ke-19 ditemukan planet Neptunus. Sedang pada abad XX, secara
garis besar terjadi perkembangan yang sangat luas dalam beberapa bidang ilmu. Dalam
abad XX ini pengetahuan diperluas. Kalau dalam abad XIX tidak dapat diterangkan
sumber energy matahari, sekarang dapat diketahui bahwa energy tersebut terjadi
berdasarkan perubahan atom, yang zaman sekarang menjadi nuklir.

3. Ilmu Yang Berbasis Rasionalisme Dan Empirisme


Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia, sesudah tahap mitos, manusi
berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat rasio sudah terbentuk, tetapi belum
ditemukan metode bepikir secara objektif. Berbeda dengan tahap teologi, pada tahap
teologi, pada tahap filsafat inui manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk
memahami objek sevara dangkal, tetapi belum dimasuki secara metodologi yang
definitive.
Dalam Positivisme Auguste Comte ia membedakan tiga tahap evolusi dalm
pemikiran manusia. Teori tersebut terkenal dengan nama “Teori Tiga Tahap”.
Berdasarkan teori ini seluruh sejarah pemikir manusia berevolusi dari tahap teologi
(mistis) ke tahap falsafi, dan akhirnya pada tahap positivistis sebagai kemenangan pasti
akal. Dalam tahap teologis, semua fenomena dijelaskna dengan menunjuk kepada
sebab-sebab supernatural dan intervensi sesuatu yang bersifat ilahi, dan segala
problematika manusia dipecahkan dengan mengacu pada dunia Tuhan. Dalam tahap
falsafi, pemikiran diarahkan menuju prinsip-prinsip dan ide-ide tertinggi. Dalam tahap
ini “Hakikat” segala sesuatu menjadi keterangan terakhir kemudian dalam tahap
positivistis orang mengucapkan selam tinggal untuk selam-lamanya pada dunia dewa-
dewa dan hakikat-hakikat, dan membatasi penyelidikan ilmu pada “fakta”. Langkah-
langkah terakhir ini menolak semua konstruksi hipotesis di dalam filsfat dan membatasi
diri pada observasi empiric dan hubungan fakta-fakta di bawah bimingan metode-
metode yang dipergunakan dalam ilmu-ilmu alam.
Berkat pengamatan sistematis dan kritis, lambat laun manusia berusaha mencari
jawab secara rasional dengan meninggalkan cara yang rasional. Kaum rasional
mengembangkan paham Rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kaum rasional
mengunakan penalaran deduktif. Secara deduktif ini menggunakan polapikir yang
disebut silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan disebut premis mayor
atau premis minor. Kesimpulan diperoleh dari penalaran deduktif dari kedua premis itu.

4. Perkembnagan Filsafat Pada Zaman Modern


Pada zaman modern filsafat dari berbagai aliran muncul. Paham-paham yang
muncul dalam garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan emprisme. Dan
paham-paham yang merupakan pecahan dari aliran itu. Paham rasionalisme
mengajarkan bahwa akal itu adalah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji
pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme, yaitu Descrates, Spinoza,
dan Leibniz.
Seangkan paham idealisme mengajarkan hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini
merupakan ide Plato yang memberikan jaln untuk mempelajari paham idealialisme
zaman modern. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagi penganut idealisme subjektif
merupakn murid Kant. Sedang Scelling, filsafatnya dikenal dengan filsafat idealisme
objektif. Kedua idealisme ini lalu disenteisikan dalam filsafat idealisme mutlaknya
Hegel (1770-1831).
Paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain
didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan paham rasionalisme.
Mereka menentang pendapat para penganut rasionalisme yang berdasarkan atas
kepastian-kepastian yang bersifat a priori. Pelopor aliran ini adalah rancis Bacon,
kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Lock dan David Hume.
Sedangkan pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit
digolongkan, karena makin eratnya kerja sama internasional. Namun sifat-sifat filsafat
pada abad ini lawannya abad XIX, yaitu anti positivitis, tidak mau bersistem,
realistis,menitik beratkan pada manusia, pluralistis, antroposentrisme, dan pembentukan
subjektivitas modern.

D. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer


Sejarah perkembangan ilmu zaman kontemporer tidak lain adalah mengamati
pemanfaatan dan perkembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya.
Kondisi itulah yang kemudian mengalami percepatan atau bahkan radikalisasi yang
tidak jarang berada diluar dugaan manusia itu sendiri.
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-
tahun terakhir yang kita jalani hingga saat ini. Hal ini yang membedakan dengan
pengamatan tentang ilmu dizaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa
zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15,
sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan
terakhir yang terjadi hingga sekarang.
Perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hamper seluruh bidang ilmu
dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi,
hukum dan politik serta ilmu-ilmu seksakta spserti fisika, kimia, dan biologi, serta
aplikasi-aplikasinya dibidang teknologi rekayasa genetika, informasi dan komunikasi,
danlain-lain. Beberapa contoh perkembangan ilmu kontemporer yaitu:
1. Santri, priyayi, dan abangan
2. Teknologi rekayasa genetika
Salah satu bentuk perkembangan ilmu zaman kontemporer yang santa mahsyur
adalah dibidang rekayas genetika berupa teknik Kloning.
3. Teknologi informasi
Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika bernama Howard Aiken merancang
IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyangnya komputer mainframe saat ini.
Komputer tersebut menggunakan tabung vakum dan elektro mekanikal dan bukan
tombol-tombol elektronis. Teknologi computer terus berkembangn dan melahirkan
inovasi. Hampir tiap tahun perusahaan-perusahaan computer internasional
mengeluarkan model computer terbaru mereka dengan fitur dan keistimewaan serta
perbaikan-perbaikan terhadap generasi-generasi sebelumnya. Ukuranya pun dibuat
semakin simple tapi menarik dan daya memorinya terus diperbesar.
4. Teori partikel elemnter
Mengamati perkembangan ilmu diantaranya juga bisa dilakukan dengan melihat
temuan-temuan para ilmuan di bidang. Satu contoh misalnya tentang teori pertikel
erlementer. Ilmu pun berkembang dengan sejumlah percobaan dilakukan dan teori-teori
baru bermunculan. Teori tentang partikel elementer bisa menjadi dasar bagi temuan-
temuan baru yang spektakuler. Bukan tidak mungkin manusia bisa diubah partikel
dasarnya, sehingga bisa dipindah tempatkan setiap saat tanpa kendaraan, seperti
digambarkan dalam Star Trek.

Anda mungkin juga menyukai