0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu, mulai dari zaman Yunani kuno hingga masa kejayaan Islam. Pada zaman Yunani, ilmu pengetahuan bermula dari filsafat alam yang mengkaji asal usul alam semesta secara rasional. Tokoh-tokoh seperti Thales, Anaximander, dan Heraklitus meletakkan dasar berpikir ilmiah. Zaman keemasan terjadi pada masa Plato dan Aristoteles. Pengetahuan Yunani
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu, mulai dari zaman Yunani kuno hingga masa kejayaan Islam. Pada zaman Yunani, ilmu pengetahuan bermula dari filsafat alam yang mengkaji asal usul alam semesta secara rasional. Tokoh-tokoh seperti Thales, Anaximander, dan Heraklitus meletakkan dasar berpikir ilmiah. Zaman keemasan terjadi pada masa Plato dan Aristoteles. Pengetahuan Yunani
Teks tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu, mulai dari zaman Yunani kuno hingga masa kejayaan Islam. Pada zaman Yunani, ilmu pengetahuan bermula dari filsafat alam yang mengkaji asal usul alam semesta secara rasional. Tokoh-tokoh seperti Thales, Anaximander, dan Heraklitus meletakkan dasar berpikir ilmiah. Zaman keemasan terjadi pada masa Plato dan Aristoteles. Pengetahuan Yunani
Periode filsafat yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sagat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya. Asal kata filsafat. Skitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700 SM di yunani, Sophia diberi arti kebijasanaan; Sophia juga berarti kecakapan. Kata philosophos mula- mula dikemukakan dan dipergunakan oleh Heraklitos (540-480 SM). Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah awal proses manusia mau menggunakan daya pkirnya, sehingga dia mampu membedakan mana yang riil dan mana yang ilusi. Orang yunani awalnya sangat percaya pada dongeng dan takhayul, tetapi lama kelamaan, terutama stelah mereka mampu membedakan mana yang riil dengan yang ilusi, mereka mampu keluar dari kungkungan mitologi dan mendapatkan dasar pengetahuan ilmiah. Inilah yang menjadi titik awal manusia menggunakan rasio untuk meneliti dan sekaligus mempertanyakan dirinya dan alam jaga raya. Filosof alam pertama yang mengkaji tentang asal usul alam adalah Thales (624-546 SM). Ia digelar dengan bapak Filsafat karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. “Apa sebenarnya asal usul alam semesta ini?” Pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas apa pun jawabanya. Namun, yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540) menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur utama alam adalah salah satu dari unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah. Heraklitos (540-480 SM) menyimpulkan bahwa tidak ada satupun yang benar- benar ada, semuanya menjadi. Ungkapan yang terkenal dai heraklitos dalam menggambarkan perubahan ini adalah panta rhei uden menei (semuanya mengalri dan tidak ada sesuatu pun yang tingal mantap). Filosof alam yang tcukup berpengaruh adalah Parmenindes (515-440 SM), yang lebih muda umurnya dari pada heraklitos. Pendanganya bertolak belakang dengan heraklitos. Menurut heraklitos, realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain daripada gerak perubaha, sedang menurut Parmenides gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi. Menurutnya realitas merpakan keselurahan yang bersatu, tidak bergerak dan tidak berubah. Dia menegaskan bahwa yang ada itu ada. Inilah kebenaran. Pythagoras (580-500) mengabalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak ada satpun yang dialam ini terlepas dari bilangan. Berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Jasa Pythagoras ini sangat besar dalam perkemabngan ilmu terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Setelah berakhirnya masa para filosof alam, maka muncul masa transisi, yakni penelitian tentang alam tiding menjadi focus utama , tetapi sudah mulai menjurus pada penyelidikan pada manusia. Filosof alam tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan sehinnga timbullah kaum sofis. Kaun sofis memulai kajian tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Toko utamnya adalah Protagoras ( 481-411 SM). Menyatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Pernyataa ini merupakan cikal bakal humanisme. Tokoh lain dari kaum sofis adalah Goargias (483-375 SM). Menurutnya ada tiga proposisi: Pertama, tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. pemikiran lebih baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas. kedua, bila sesuatu itu ada ia akan tidak dapat di ketahui. dan ketiga, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia akan tidak dapat kita beritahukan kepada orang lain. sikap skeptis Georgias ini dianggap oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilism, yakni kebenaran itu tidak ada, jadi, dia lebih ekstrem dibandingkan dengan Protagoras. Pengaruh positif gerakan kaum sofis cukup terasa karena mereka membangkitkan semangat berfilsafat. mereka mengingatkan filosof bahwa persoalan pokok dalam filsafat bukanlah alam melainkan manusia. Dalam filsafat ilmu, pandangan relative tentang kebenaran menjadi bagian yang toidak terpisahkan dari proses mencari ilmu. karena itu ilmu itu terbatas, tetapi proses dalam encari ilmu itu tidak terbatas. Namun, para filosof setelah kaum sofis tidak setuju dengan pandangan terseebut, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Mereka menolak ralativisme kaum sofis. Menurut mereka, ada kebenaran objektif yang bergantung kepada manusia. Socrates membuktikan adanya kebenaran objektif itu dengan menggunakan metode yang bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan, sehingga metode yang digunakannya biasanya disebut metode dialog karena dialog mempunyai peranan penting dalam menggali kebenaran yang objektif. Periode setelah Socrates disebut dengan zaman keemasan filsafat Yunani karena pada zaman ini kajian-kajian yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato(429-347 SM), yang sekaligus murid dari Socrates. Menurutnya, esesnsi itu mempunyai realitas dan realitasnya ada di alam ide. Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia murid Plato, seorang filosof yang berhasil memecahkan persoalan-persoalan besar filsafat yang disatukannya dalam satu system : logika, mate-matika, fisika, dan metafisika. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut silogisme. Aristoteles yang pertama kali membagi filsafat pada hal yang teoretis dan praktis. Yang teoretis mencakup logika, metafisika, dan fisika, sedangkan yang praktis mencakup etika, ekonomi, dan politik. pembagian ilmu inilah yang menjadi pedoman juga bagi klasifikasi ilmu dikemudian hari. Aristoteles dianggap bapak ilmu karena dia mampu meletakkan dasar-dasar dan metode ilmiah secara sistematis. Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah Aristoteles menuangkan pemikirannya. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selam berabad-abad sesudahnya sampai sebelum filsafat benar-benar memasuki dan tenggelam dalam abad pertengahan. Namun jelas, stetlah periode ketiga filosof besar itu mutu filsafat semakin merosot. Kemunduran politik ketika itu, yaitu sejalan dengan terpecahnya kerajaan Macedonia menjadi pecahan-pecahan kecil setelah wafatnya Alexander The Great. Tepatnya pada ujung zaman Helenisme, yaitu pada ujung sebelum Masehi menjelang Neo Platonisme, filsafat benar-benar mengalami kemunduran. B. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam Pandangan islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya islma itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw. Menerima wahyu pertama, yang mula-mula diperintahkan kepadanya adalah “membaca”. perintah ini tidak sekali di ucapkan Jibril tetapi berulang-ulang sampai Nabi menerima wahyu tersebut. dari kata iqra inilah kemudian lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui, dan membaca teks baik yang diketahui maupun yang tidak di ketahui. Wahyu pertama itu menghendaki umat islam untuk senantiasa “membaca” dengan dilandasi bismi Rabbik, dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat untuk kemanusian. Alquran dan sunnah menciptakan atmosfir khas yang mendorong aktivitas intelektual dalam konformitas dengan semangat islam.
1. Penyampaian Ilmu Dan Filsafat Yunani Ke Dunia Islam
Pengalihan pengetahuan ilmiah dan filsafat yunani ke dunia islam, dan penyerapan serta pengintegrsian pengetahuan itu oleh umat islam, merupakan sebuah catatan sejarah yang unik. Dalam sejarah peradaban manusia, amat jarang ditemukan suatu kebudayaan asing dapat diterima sedemikian rupa oleh kebudayaan lain, yang kemudian menjadikannya landasan bagi perkembangan intelektual dan pemahaman filosofisnya. Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia islam, pada dasarnya terdapat upaya rekonsiliasi,dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstrem, antara pandangan filsafat Yunani dengan pandangan keagamaan dalam Islam yang sering kali menimbulkan benturan-benturan. Selanjutnya, ketika berbicara tentang proses penyampaian ilmu dan filsafat yunani ke dunia islam, kita harus melihat sisi lain yang juga menunjang keberhasilan Islam dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. sisi lain itu adalah aktivitas penerjemahan. Menurut C.A. Qadir, proses penerjemahan dan penafsiran buku-buku Yunani di negeri Arab dimulai jauh sebelum lahirnya agamma Islam atau penaklukkan Timur Dekat oleh bangsa Arab pada tahun 641 M. Selain itu, pada masa ini juga didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Ariokh, Ephesus, dan Iskandaria, dimana buku-buku Yunani Purba masih dibaca dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, terutama Siriani, bahkan setelah pusat-pusat itu ditaklukkan oleh umat Islam, pengaruh pemikiran Yunani tetap mendalam dan meluas. Pada masa ini juga didapati seorang tokoh Kristen bernama Nestorius, yang melakukan dekonstruksi atas pemahaman teologi kalangan Kristen konservatif ortodoks, setelah ia terpengaruh oleh alam pikirran Yunani tersebut. Kegiatan ini pada akhirnya menghasilkan terjemahan karya filosof Yunani seperti Phorphyrius, diantaranya adalah Isagoge, Categories, Hermeneutica, dan Analytica priori. Hal ini menunjukan bahwa Islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual, tetapi juga membuktikan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat mereka kepada ilmuwan tanpa memandang agama mereka.
2. Perkembangan Ilmu Pada Masa Islam Klasik
Pasca terjadinya fitnah al-kubra, muncul berbagai golongan yang memiliki aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya berkembang karena alasan-alasan politis. Pada saat itu muncul aliran Syi’ah yang membela Ali, aliran Khawarij, dan kelompok Muawiyah. namun diluar konflik yang muncul pada saat itu, sejarah mencatat dua orang tokoh besar yang tidak ikut dalam perdebatan teologis yang cenderung mengkafirkan satu sama lain, tetapi justru mencurahkan perhatiannya pada bidang ilmu agama. Kedua took itu adalah Abdullah Ibn Umar dan Abdullah Ibn Abbas. Tahap penting berikutnya dalam proses perkembangan dan tradisi keilmuwan islam ialah masuknya unsure-unsur dari luar kedalam islam, khususnya unsur-unsur budaya Perso-Semitik dan budaya Hellenisme.
3. Perkembangan Ilmu Pada Masa Kejayaan Islam
Dalam sejarah islam kita mengenal nama-nama seperti Al-mansur, Al-ma’mun, dan Harun Al-Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia islam. Pada pemerintahan Al-Mansur, misalnya proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani kedalam bahasa bahasa Arab berjalan dengan pesat. Dikabarkan bahwa Al-Mansur telah memerintahkan menerjemahkan naskah-naskah Yunani mengenai filsafat dan ilmu, dengan memberikan imbalan yang besar kepada ahli bahasa. Pada masa Harun-Alrasyid (786-809) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung. Harun memerintahkan Yuhanna (Yahya) Ibn Masawayh (w.857), seorang dokter istana untuk menerjemahkan buku-buku kuno mengenai kedokteran. Perkembangan ilmu selanjutnya berada pada masa pemerintahan Al-Ma’mun (813- 833). Ia adalah seoran gpengikut Mu’tazilah dan seorang rasionalis yang berusaha memaksakanpan pandangannya kepada rakyat melalui mekanisme Negara. Walaupun begitu ia telah berjasa dalam mengembangkan ilmu di dunia Islam dengan memmangun Bait al-Hikmah, yang terdiri dari sebuah perpustakaan, sebuah observatorium, dan sebuah departemen penerjemahan. Selanjutnya, pada masa kejayaan ini, terdapat juga tokoh-tokoh filsafat yang bergelut secara serius dalam kajian-kajian diluar filsafat. Salah satu bukti nyata yakni kitab Al-Syifa, sebuah ensiklopedia Arab yang terbesar. Tokoh lainnya adalah Al-Farabi (870 M – 950 M). Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia Islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas tetang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam. Selain adanya perkembangan islam yang dapat di kategorikan kedalam bidang eksakta, matematika, fisika, kimia, geometri dan lainnya, sejarah juga mencatat ilmu- ilmu keislaman, baik dalam bidang ilmu tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, dan disiplin ilmu keislaman lainnya.
4. Masa Keruntuhan Tradisi Keilmuwan dalam Islam
Abad ke-18 dalam sejarah islam adalah abad yang paling menyedihkan bagi umat islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban islam secara universal. Seperti yang di ungkapkan oleh Lothrop Stoddard, bahwa menjelang abad ke-18 dunia Islam telah merosot ketingkat yang terendah. Islam tampaknya sudah mati dan yang tertinggal hanyalah cangkangnya yang kering berupa ritual tanpa jiwa dan takhayul yang merendahkan martabat umatnya. Pernyataan Stoddard diatas menggambarkan begitu dahsyatnya proses kejatuhan peradaban dan tradisi keilmuwan Islam yang kemudian menjadikan umat Islam sebagai bangsa yang dijajah oleh bangsa-bangsa barat. Runtuhnya bangunan tradisi keilmuwan Islam secara garis besar dapat diterangkan karena adanya sebab-sebab berikut : Dalam bukunya The Recontruction of Religious Thought in Islam, iqbal menyatakan bahwa salah satu penyebab utama kematian semangat ilmiah dikalangan umat Islam adalah diterimanya paham Yunani mengenai realitas yang pada pokonya bersifat statis, sementara jiwa islam adalah dinamisdan berkembang. Ia selanjutnya mengemukakan bahwa semua aliran pikiran muslim bertemu dalam satu teori Ibn Miskawaih mengenai kehidupan sebagai suatu gerak evolusi dan pandangan Ibn Khaldun mengenai sejarah. Sebab lain yang menyebabkan kehancuran tradisi keilmuwan islam adalah presepsi yang keliru dalam memahami pemikiran Al-Gazali. Orang umumny amengancam Al-GAzali karena ia menolak filsafat yang ia tulis dalam Tahafut al-falasifahnya. Padahal ia sebenarnya menawarkan sebuah metode yang ilmiah dan rasional, dan juga menekankan pentingnya pengamatan dan analisis,serta sikap skeptic. Fiqih merupakan ilmu yang pertama dikembangkan oleh umat Islam. Keempat sumbernya yang utama yaitu Alquran, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas, merupakan sumber hukum yang tetap. Namun karena sifatnya yang tetap itulah kaum muslimin harus menggunakan metode deduktif untuk sampai kepada keputusan mengenai masalah- masalah khusus, dan pada saat yang sama metode induktif kehilangan semangatnya. Di masa dekadensi, kegiatan intelektual sedang mencapai titiknya yang terendah, tidaklah mengherankan jika orang kemudian menjadi bersikap dogmatis dan taklid secara membuta.
C. Kemajuan Ilmu Zaman Renaisans Dan Modern
1. Masa renaisans (abad ke 15-16) Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagai perkeambangan ilmu. Pada zaman renaisans ini manusia barat mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dan otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu keebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Zaman ini merupakan zaman penempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri jenis serba bisa Leonardo da Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) dan ditemukannya benua aru (1492 M) oleh Colombus memberikan dorongan lebih keras unutk meraik kemajuan ilmu. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi modern yang merupak titik balik dala pemikiran ilmu dan filsafat. Pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar berkat kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa masa sebelumnya. Manusia maju dengan langkah raksasa dari zaman uap ke zaman listrik, kemudian ke zaman atom, electron, radio, televise, roket dan zaman ruang angkasa. Pada zaman renaisans ini manusia barat berpikir secra baru, dan secra berangsur angsur melpaskan diri dari oteritas gereja yang selam ini telah membelenggu kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Pemikir yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini antara lain Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626). Copernicus adalah seorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa matahari berada dipusat jagad raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut Heliosentrisme, dimana matahari dalah pusat jagad raya, bukan bumi sebagaimana yang dikemukakakn oleh Protolomeus yang diperkuat gereja.Teori Protolomeus ini disebut Geosentrisme yang mempertahankan bumi sebagai pusat jagad raya. Menurut gereja, prinsip Geosentritisme dianggap lebih benar daripada prinsip Heliosentritisme. Tiap siang dan malam kita melihat semuanya mengelilingi bumi. Hal ini ditetapkan Tuhan, oleh agama, karena manusia menjadi pusat perhatian Tuhan, untuk manusialah diciptakan-Nya. Paham demikian disebut Homo-sentiritisme. Dengan kata lain, prinsip Geosentritisme tidak dapat dipisahkan dari prinsip Heliosentritisme. Jika dalam keadaan demikian prinsip Heliosentritisme dilontarkan, maka akan berakibat berubah dan rusaknya seluruh kehidupan manusia saat itu. Terori Copernicus ini melahirkan revolusi pemikirantentang alam semesta, terutama astronomi. Bacon adalah pemikir yang seolah-olah meloncat keluar dari zamannya denganmelihat perintis filsafat ilmu. Ungkapan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is Power (penegtahuan adalah kekuasaan). Ada tiga contoh yang dapat membuktikan pernyataan ini, yaitu: 1) Mesin menghasilkan kemenangan dan perang modern, 2) Kompas memungkinkan manusia mengarungi lautan, 3) Percetakan yang mempercepat penyebaran ilmu. Tycho Brahe (1546-1601) adalah seorang bangsawan yang tertari pada sistem astronomi baru. Ia membuat alat-alat yang ukuranya besar sekali untuk mengamatik bintang –bintang dengan teliti. Berdasarkan alat alat yang besar itu dan dengan ketentuan serta ketelitian pengamatannya maka, bahan yang dapat dikumpulkan selam 21 tahun sangat besar artinya untuk ilmu dan keperluan sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, Tycho berhasi menyusun sebuah observatorium yang lengkap dengan alat, kepustakaan, dan tenaga pembantu. Dalam tahun 1577, mengikuti timbulnya comet. Benda-benda angkasan tidak menempel pada crystalline spheres, melainkan dating dari tempat yang sebelumnya tidak dapatdilihat dan kemudian menucul perlahan-lahan ketempat yang dapat dilihat untuk kemudian menghilang lagi. Kesimpulannya adalah benda-benda angkasa semuanya terapung bebas dalam ruang angkasa. Johhanes Keppler (1571-1630) adalah pembantu Tycho dan seorang ahli matematika. Kepler tetap mengambangkan Astrologi untuk memperoleh uang guna memelihara perkembangan astranomi. Dalam mengolah bahan peninggalan Tycho, ia masih bertolak dari kepercayaan bahwa semua benda angkasa bergerak, mengikuti lintasan circle karena sesuai dengan kesempurnaan ciptaan Tuhan. Semua perhitungan ditunjukkan kearah itu.Namun semua perhitujngan tetap menunjukkan bahwa lintasan merupakan sebuah elips untuk semua planet. Akhirnya, Keppler terpaksa mengakui bahwa lintasan memang berbentuk elips. Selain itu dalam perhitungan terbukti bahwa pergerakan benda angkasa tidak beraturan dan tidak sempurna. Berdasarkan hukum ini kalau planet berada palingdekat dengan matahari (perihelion) kecepatannya pun paling besar. Sebaliknya, jika planet berada paling jauh dari matahari (abhelion), maka kecepatannya paling kecil. Hal ketiga yang ditemukan oleh Kepler adalah perbandingan antara dua buah planet, misalnya A dan B. Bila waktu yang dibutuhkna untuk melintasi orbit oleh masing-masing planet adalah P dan Q, sedang jarak rata-rata dari planet B ke matahari adalah X dan Y, maka P+ : Q+ = X+ : Y+. Dengan demikian kepler menemukan tiga buah hokum astronolmi, yaitu: 1) Orbit dari semua planet berbentuk elips, 2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama, 3) Bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P+ : Q+ = X+ : Y+. Perhitungan yang tepat memaksa disingkarkanya semua takhyul, misalnya tentang pergerakan sempurna atau pergerakan sirkuler. Bahan dan perhitungan yang teliti merupak suatu jalan untuk menemukan hukum-hukum alam uang murnidan berlaku universal. Gelileo (1546-1642) dengan penemuan lintas peluru, penemuan hokum pergerakan dan penemuan tata bulan planet Jupiter. Penemuan tata bulan bulan Jupiter memperkokoh keyakinan Galileo bahwa tata surya bumi bersifat heliosentrik. Galileo membagi sifat benda dalam dua golongan, pertama, golongan yang langsung mempunyai hun=Bungan dengan metode pemriksaan fisik, artinya yang mempunyai sifat primerseperti berat, panjang dan lain-lain sifat yang dapt diukur. Kedua golongan yang tidka mempunyai peranan dalam proses pemeriksaan ilmiah disebut sifat-sifat sekunder seperti sifat warna, asam, manis dan tergantung dari pancaindra manusia. Galileo dianggap sebagai pelopor perkembangan ilmu dan penemu dasar ilmu modern, yang hanya berpengaruh pada soal-soal yang objektif saja. Ditemukan Logaritma oleh Napier (1550-1617) berdasarkan Basi e yang kemudian diubah dalam dasar 10 oleh Briggs kemudian diperluas oleh Brpchiel de Decker. Penemuan logaritma membuat perhitungan 11 tahun dapat disingkat sekurang- kurangnya satu bula. Padamasa Desarque (1593-1662) ditemukan prokjektive Geometri, yang berhubungan dengan cara melihat sesuatu. Sedang Fertmat juga mengembangkan Ortoganal Coordinate System, seperti halnya Descrates. Disamping itu ia juga melaksanakan penelitian teori Aljabar berkenaan dengan bilangan-bilangan dan soal- soal yang dalam tangan Newton dan Leibniz kemudian akan menjelma sebagai perhitungan diferensial-integral (calculus). Fermat bersama-sama Pascal menyusun dasar-dasar perhitungan statistik.
2. Zaman Modern (abad 17-19)
Lahirnya teori Gravitasi, perhitungan Calculus dan Optikal merupakan karya terbesar Newton. Teori Gravitasi memberikan keterangan, mengapa planet tidak tegak lurus, sekalipun kelihatannya tidak ada pengaruh yang memaksa planet harus mengikuti lintasan yang elips. Setelah Calculus ditemukan banyak sekali perhitungan dan pemeriksaan ilmiah dapat diselesaikan, sebelumnya tonggal problematis saja. Tanpa Calculus ilmu matematika tidak dapat berkembang seperti sekarang ini. Penemuan ketiga yang mendasari ilmu alam adalah pemeriksaan Newton mengenai cahay dan lazim yang disebut Optika. Pada masa sesudah Newton, perkembangan ilmu selanjutnya adalah berupa ilmu kimia. Semua permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan-percobaan yang hasilnya kemudian ditafsirkan. Pada permi=ulaanya semua percobannya bersifat kualitatif. Joseph Black (1728-1799) dikenal sebagai pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan gas CO2. Antonine Laurent Lavoise (1743-1794) sarjana yang meletakkan dasar ilmu kimia sebagaimana yang kita kenal sekarang. Penemuan-penemuan empiris tentang kekuatan uap dan penemuan lainna kemuidan dijadikan percobaan-percobaan dalam laboratorium. Pemeriksaan itu akhirnya menghasilkan hukum-hukum dan rumus empris, yang melandasi perkembangan teoritis selanjutnya. Percobaan selanjutnya dilakukan oleh J.L. Proust (1754-1826) mengenai atom dan sampai berpendat bahwa perbandingan bahan-bahan yang ikut serta dalam proses tersebut selalu tetap demikian pula dengan sulfida dari logam. John Dalton (1766-1844) yang mendapatkan ilham untuk menetapkan kesatuan (a unit), untuk mencari keterangan tentang perbandingan yang selalu tetap. Berdasarakna penemuan dan ketentuan ini, maka perbandingan berat hydrogenium lawan atom lain-lainya disebut berat atom. Sejak Dalton, teori tentang atom terus dapat dipergunakan dalam lapangan ilmu kimia, juga oleh Frederich Wohler (1800-1882) untuk menemukan seintesis urea dalam tahun 1828. Sekitar tahun 1895 Henry Becquerel (1852-1908), suami istri Curie (1859- 1906) dan J.J. Thompson (1897) menemukan radium, logam yang dapat berubah menjadi logam lain, sedangkan Thompson menemukan electron. Dengan penemuan itu runtuhlah pendapat dan aksioma yang menyatakan bahwa atom adalah bahan terkecil yang tidak dapat berubah dan bersifat kekal. Dengan penemuan ini, mulailah ilmu dalam kerangka kimia-fisika, yaitu fisika nuklir, yang pada zaman sekarang dapat mengubah bermacam-macam atom. Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu ang lahir saat itu. Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi, kalkulus dan statistika. Di abad ke-19 lahir semisal pharmokologi, geofisika, geomorphologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi. Abad ke-20 mengenal ilmu teori informasi, logika matematika, mekanika kwantum, fisika nuklir, kimia nuklir, radiobiolgi, oceanograi, antropologi budaya, psikologi, dan sebagainya. Perlu diketahui bahwa pada zaman modern ini terjadi revolusi industry di Inggris, sebagai akibat peralihan masyarakat agraris dan perdangangan abad pertengahan ke masyrakat industry modern dengan perdangan maju. Pada abad inilah James Watt menemukan mesin uap (abad ke-18). Alat tenun dan Inggris menjadi penghasil tekstil terbesar, kemudian diikukti Amerika Serikat dan Jepang menjadi negara industri. Pada abad ke-19 ditemukan planet Neptunus. Sedang pada abad XX, secara garis besar terjadi perkembangan yang sangat luas dalam beberapa bidang ilmu. Dalam abad XX ini pengetahuan diperluas. Kalau dalam abad XIX tidak dapat diterangkan sumber energy matahari, sekarang dapat diketahui bahwa energy tersebut terjadi berdasarkan perubahan atom, yang zaman sekarang menjadi nuklir.
3. Ilmu Yang Berbasis Rasionalisme Dan Empirisme
Menurut A. Comte, dalam perkembangan manusia, sesudah tahap mitos, manusi berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode bepikir secara objektif. Berbeda dengan tahap teologi, pada tahap teologi, pada tahap filsafat inui manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami objek sevara dangkal, tetapi belum dimasuki secara metodologi yang definitive. Dalam Positivisme Auguste Comte ia membedakan tiga tahap evolusi dalm pemikiran manusia. Teori tersebut terkenal dengan nama “Teori Tiga Tahap”. Berdasarkan teori ini seluruh sejarah pemikir manusia berevolusi dari tahap teologi (mistis) ke tahap falsafi, dan akhirnya pada tahap positivistis sebagai kemenangan pasti akal. Dalam tahap teologis, semua fenomena dijelaskna dengan menunjuk kepada sebab-sebab supernatural dan intervensi sesuatu yang bersifat ilahi, dan segala problematika manusia dipecahkan dengan mengacu pada dunia Tuhan. Dalam tahap falsafi, pemikiran diarahkan menuju prinsip-prinsip dan ide-ide tertinggi. Dalam tahap ini “Hakikat” segala sesuatu menjadi keterangan terakhir kemudian dalam tahap positivistis orang mengucapkan selam tinggal untuk selam-lamanya pada dunia dewa- dewa dan hakikat-hakikat, dan membatasi penyelidikan ilmu pada “fakta”. Langkah- langkah terakhir ini menolak semua konstruksi hipotesis di dalam filsfat dan membatasi diri pada observasi empiric dan hubungan fakta-fakta di bawah bimingan metode- metode yang dipergunakan dalam ilmu-ilmu alam. Berkat pengamatan sistematis dan kritis, lambat laun manusia berusaha mencari jawab secara rasional dengan meninggalkan cara yang rasional. Kaum rasional mengembangkan paham Rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kaum rasional mengunakan penalaran deduktif. Secara deduktif ini menggunakan polapikir yang disebut silogisme. Silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan disebut premis mayor atau premis minor. Kesimpulan diperoleh dari penalaran deduktif dari kedua premis itu.
4. Perkembnagan Filsafat Pada Zaman Modern
Pada zaman modern filsafat dari berbagai aliran muncul. Paham-paham yang muncul dalam garis besarnya adalah rasionalisme, idealisme, dan emprisme. Dan paham-paham yang merupakan pecahan dari aliran itu. Paham rasionalisme mengajarkan bahwa akal itu adalah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting pendukung rasionalisme, yaitu Descrates, Spinoza, dan Leibniz. Seangkan paham idealisme mengajarkan hakikat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang memberikan jaln untuk mempelajari paham idealialisme zaman modern. Fitche (1762-1814) yang dijuluki sebagi penganut idealisme subjektif merupakn murid Kant. Sedang Scelling, filsafatnya dikenal dengan filsafat idealisme objektif. Kedua idealisme ini lalu disenteisikan dalam filsafat idealisme mutlaknya Hegel (1770-1831). Paham empirisme dinyatakan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman. Paham ini bertolak belakang dengan paham rasionalisme. Mereka menentang pendapat para penganut rasionalisme yang berdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat a priori. Pelopor aliran ini adalah rancis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Lock dan David Hume. Sedangkan pada abad XX, aliran filsafat banyak sekali sehingga sulit digolongkan, karena makin eratnya kerja sama internasional. Namun sifat-sifat filsafat pada abad ini lawannya abad XIX, yaitu anti positivitis, tidak mau bersistem, realistis,menitik beratkan pada manusia, pluralistis, antroposentrisme, dan pembentukan subjektivitas modern.
D. Kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer
Sejarah perkembangan ilmu zaman kontemporer tidak lain adalah mengamati pemanfaatan dan perkembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi itulah yang kemudian mengalami percepatan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang berada diluar dugaan manusia itu sendiri. Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun- tahun terakhir yang kita jalani hingga saat ini. Hal ini yang membedakan dengan pengamatan tentang ilmu dizaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedangkan kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang terjadi hingga sekarang. Perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hamper seluruh bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum dan politik serta ilmu-ilmu seksakta spserti fisika, kimia, dan biologi, serta aplikasi-aplikasinya dibidang teknologi rekayasa genetika, informasi dan komunikasi, danlain-lain. Beberapa contoh perkembangan ilmu kontemporer yaitu: 1. Santri, priyayi, dan abangan 2. Teknologi rekayasa genetika Salah satu bentuk perkembangan ilmu zaman kontemporer yang santa mahsyur adalah dibidang rekayas genetika berupa teknik Kloning. 3. Teknologi informasi Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika bernama Howard Aiken merancang IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyangnya komputer mainframe saat ini. Komputer tersebut menggunakan tabung vakum dan elektro mekanikal dan bukan tombol-tombol elektronis. Teknologi computer terus berkembangn dan melahirkan inovasi. Hampir tiap tahun perusahaan-perusahaan computer internasional mengeluarkan model computer terbaru mereka dengan fitur dan keistimewaan serta perbaikan-perbaikan terhadap generasi-generasi sebelumnya. Ukuranya pun dibuat semakin simple tapi menarik dan daya memorinya terus diperbesar. 4. Teori partikel elemnter Mengamati perkembangan ilmu diantaranya juga bisa dilakukan dengan melihat temuan-temuan para ilmuan di bidang. Satu contoh misalnya tentang teori pertikel erlementer. Ilmu pun berkembang dengan sejumlah percobaan dilakukan dan teori-teori baru bermunculan. Teori tentang partikel elementer bisa menjadi dasar bagi temuan- temuan baru yang spektakuler. Bukan tidak mungkin manusia bisa diubah partikel dasarnya, sehingga bisa dipindah tempatkan setiap saat tanpa kendaraan, seperti digambarkan dalam Star Trek.