Anda di halaman 1dari 17

 SATRIA PANJI GUMELAR

 OKTA VIANA
 WINDY YUDHA
 FAIZ DWIKIE
 DIAN AYU IMANIAR
 CHRISTIAN GULTOM
 Makna Filsafat dari Segi Bahasa
 Filsafat berasal dari bahasa Yunani,
 philosophia atau philosophos Philos atau philein berarti
teman atau cinta, dan shopia atau shopos berarti
kebijaksanaan,pengetahuan, dan hikmah. Filsafat
berarti juga mater scientiarum yang artinya induk dari
segala ilmu pengetahuan Kata filsafat dalam bahasa
Indonesia memiliki padanan kata
falsafah (Arab),philosophie (Prancis, Belanda dan
Jerman), serta philosophy (Inggris). Dengan demikian
filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat
bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman
kebijaksanaan (menjadikata benda) atau induk
darisegala ilmu pengetahuan.

 merupakan bagian dari Epistemologi
 (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji
 hakikat ilmu (pengtahuan ilmiah). Ilmu berasal dari bahasa
Arab:‘alima
 ,ya’lamu,‘ilmanyang berarti mengetahui, memahami dan mengerti
 benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebutSciencedari bahasa
Latin yang berasal dari kataScientia
 (pengetahuan) atauScire (mengetahui). Sedangkan
 dalam bahasa Yunani adalahEpisteme(pengetahuan). Dalam
kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah
 pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun
 secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
 dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
 tertentu di bidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)

 Arti kata “filsafat” berasaldari Bahasa Yunani yang berarti
“cinta akan nikmat” atau “cinta akan pengetahuan.”

 Periode filsafat Yunani merupakan masa yang paling dasar
pada abad 640-545 SM. pada masa ini ahli filsafatnya adalah
Thales yang ahli dalam filsafat, astronomi, dan
geometri. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang
bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan
gelar The Father of Filoshopy. Periode ini lazim disebut
periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode
ini ditandai dengan munculnya para ahl ipikiralam, dimanaarah
dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya.mereka membuatpertanyaan-pertanyaan tentang
gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan
tida kberdasarkan pada mitos. Mereka mencar iasas yang
pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang
berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
 Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan paradigma dan pola pikir
 yang berkembang saat itu. Sebelumnya bangsa Yunani masih diselemuti oleh pola pikir
 mitosentris. Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran kefilsafatan
 yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf yang corak pemikirannya
 boleh dikatakan mewarnai diskusi¬-diskusi filsafat sepanjang sejarah perkembangannya,
 yaitu Herakleitos (535-475 SM) dan Parmenides (540-¬475 SM).
 Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa
 segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau
 dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang
 berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng)
 Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir, ini kemudian
 banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir
 secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib “The Greek Miracle” yang artinya dapat
 dijadikan sebagai landasan peradaban dunia. Ciri umum filsafat yunani adalah
 rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis
 Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
 1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
 awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
 2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
 Yunani.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah
 sungai Nil.

 Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu:


 1) Thales (625-545 SM) 8) Empledoces (490-435 SM)
 2) Anaxagoras (±499-20 SM ) 9) Anaximandros (640-546 SM)
 3) Democritos (460-370 SM) 10) Zeno (490-430 SM)
 4) Pythagoras (± 572-497 SM)
 5) Xenophanes (570 – ? SM)
 6) Heraclitos (535 – 475 SM)
 7) Parmenides (540-475 SM)
 Periode filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban manusia karena
 pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-mite menjadi yang lebih
 rasional.
 Abad ini didefinisikan sebagai proses penemuan kembali budaya
kuno yang pernah berkembang pada
 masa Yunani dan Roma.
 Sejarah filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua periode, yaitu :
 1.) Awal abad prtengahan sampai abad ke-12 (karya-karya
Aristoteles dan Plato)
 2.) Masa keemasan pada abad ke-12, ke-13, dan ke-14 di Barat Latin.
Masa ini merupakan puncak
 kembalinya filsafat kuno dan perkembangan yang signifikan
dibidang agama, logika, serta metafisika.
 Masalah yang dibahas sepanjang periode ini adalah hubungan iman
dengan akal budi, eksistensi dan
 kemudahan dari Allah, tujuan dari teologi dan metafisika, dan
masalah-masalah pengetahuan,
 universalisme, dan individuasi
 Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat Barat yang
 menjadi tanda berakhirnya era skolatisisme. Tidak mudah untuk membuat
suatu
 batas yang tegas antara periode Renaissance dan periode modern. Sebagian
 orang menganggap bahwa periode modern hanyalah perluasan periode
 Renaissance.
 Renaissance sendiri berarti kelahiran kembali, yang mengacu pada gerakan
 keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad
ke-
 14).Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan
hidup
 Kristiani dengan mengaitkan filsafat yunani dengan ajaran agama Kristen
dan
 juga dimaksudkan untuk mempesatukan kembali gereja yang terpecah-
pecah.
 Filsafat kontemporer adalah periode dalam sejarah filsafat
barat yang dimulai pada akhir abad
 ke-19, ditandai dengan suatu proses profesionalisasi disiplin
keilmuan filsafat dan munculnya
 filsafat analitik dan filsafat kontinental beserta perdebatan di
antara kedua kubu filsafat ini.
 Profesionalisasi filsafat kontemporer adalah proses sosial
ketika setiap profesi atau pekerjaan
 menetapkan sekelompok norma-norma perilaku, yang dapat
diterima sebagai kualifikasi untuk
 menentukan keanggotaan suatu profesi , suatu badan
organisasi profesional atau asosiasi untuk
 mengawasi perilaku anggota profesi , dan munculnya
beberapa derajat demarkasi yang
 menentukan seorang profesional dengan seorang amatir

Anda mungkin juga menyukai