Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT

DI DUNIA

Oleh :
Mustika Al Fatikhah, Irfan Bahari, Sumaryanto

ABSTRAK

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan materitentang


sejarah perkembangan pemikiran filsafat di dunia. Filsafat adalah pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang
bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Setelah abad ke-6 SM muncul
sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya
pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal
(rasional). Kemunculan sopisme dan skeptisisme, kaum Sofis muncul sekitar
tahun 450-380 SM, fenomena Sofisme membelah para penafsir, yang satu
melihat kaum Sofis sebagai guru-guru yang hanya peduli uang dan
mendiskreditkan kebijaksanaan tradisional yang serba gratis. Sedangkan yang
lain melihat Sofisme sebagai asal-usul sistem persekolahan modern, dan kaum
Sofis adalah kaum cerah, yang membebaskan pikiran bak European Age of
Enlightenment.
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum
Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng - dongeng yang
selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang Yunani yang
hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau
dongeng - dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan
sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam
alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.

Kata Kunci: perkembangan pemikiran filsafa didunia.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena
berkat rahmat-nya kami dapat menyelesaikan artikel yang berjudul pemikiran
filsafat. Artikel ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga artikel ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Artikel ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya artikel ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah
pengetahuan bagi pembaca serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, Desember 2020

Penyusun,

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Tujuan filsafat ilmu ialah
mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. Selain itu, filsafat ilmu juga
memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai
bidang sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer
secara historis. Suatu peristiwa atau kejadian pada dasarnya tidak pernah lepas
dari peristiwa lain yang  mendahuluinya. Demikian juga dengan timbul dan
berkembangnya filsafat dan ilmu. Rinjin (1997 : 9-10), filsafat dan ilmu timbul dan
berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.
Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5. Arti
tertua dari kata “Sofis” adalah “seseorang bijaksana” atau “seseorang yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Kaum Sofis muncul sekitar tahun
450-380 SM, periode kejayaan Athena setelah dua kali menang perang melawan
Persia sampai mulai mundurnya Athena akibat perang saudara melawan Sparta.
Fenomena Sofisme membelah para penafsir. Yang satu melihat kaum Sofis
sebagai guru-guru yang hanya peduli uang dan mendiskreditkan kebijaksanaan
tradisional yang serba gratis.
Kaum Sofis dianggap mewakili gejala merosotnya moral dan keringnya
spekulasi intelektual yang terlepas dari kenyataan, karena kursus pendidikan
mereka hanya peduli pada bagaimana memenangkan argumen.Yang lain
melihat Sofisme sebagai asal-usul sistem persekolahan modern, dan kaum Sofis
adalah kaum cerah, yang membebaskan pikiran bak European Age of
Enlightenment. Oleh Richard H. Popkin di dalam Routledge Encyclopedia of
Philosophy, dijelaskan bahwa sebetulnya skeptisisme memiliki akar yang
panjang dalam sejarah. Kelahiran skeptisisme sebagai metode di abad
pertengahan lebih disebabkan oleh adanya penemuan kembali teks-teks kuno.

1
Teks-teks tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh para pemikir
Humanis di Italia.Kemudian teks-teks tersebut tersebar dan semakin berkembang
di Eropa Barat danEropa Utara. Seperti sudah disinggung sebelumnya, teks-teks
yang berpengaruh adalah tulisan Cicero, Diogenes, dan (yang terpenting) adalah
tulisan Sextus Empiricus. Pada awalnya teks-teks tulisan Empiricus lebih dikenal
sebagai teks-teks sejarah dan literatur biasa. Namun setelah terbit dua teks
terjemahan milik Empiricus, yakni Outlines of Pyrrhonism dan Against the
Professors, para filsuf pada waktu itu mulai menempatkan teks-teks itu sebagai
teks yang memiliki problem filosofis (pada abad ke 14 dan 15).
Konsep skeptisisme juga berkembang dalam konteks tegangan
denganagama pada abad ke-14. Tokoh yang terkait adalah Girolamo Savonarola
dan muridnya yang bernama Pico della Mirandola. Savonarola sendiri adalah
seorang biarawan Dominikan sekaligus seorang guru filsafat di Florence. Ia
menyarankan dilakukannya reformasi besar-besaran terhadap Gereja Katolik
Roma pada waktuitu. Ia bahkan menyarankan orang membaca tulisan Sextus
Empiricus sebagai perkenalan kepada iman Kristiani. Ia juga meminta teman-
teman biarawannya untuk menerjemahkan teks-teks Empiricus, sehingga bisa
dibaca oleh banyak orang. Akan tetapi tulisan-tulisan Empiricus, berlawanan
dengan cita-cita Savonarola, tidak pernah dijadikan salah satu teks Kristiani.
Bahkan ia kemudian dituduh bidaah, dan dibakar pada tahun 1498. Cita-cita
Savonarola sebenarnya sesuai dengan ajaran Kristiani.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula filsafat.
2. Bagaimana kemunculan sophisme dan skeptisme.
3. Bagaimana perkembangan pertumbuhan filsafat.
4. Bagaimana akhir filsafat yunani.
5. Bagaimana perkembangan filsafat timur.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Pemikiran Filsafat


Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem
kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang
bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran
lewatakal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang
bersumber dari mitos (dongeng-dongeng). Setelah abad ke-6 SM muncul
sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya
pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal
(rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang sifatnya mitologi.
Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir ,
ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi
kekuatan akal pikir secara murni, maka timbul lah peristiwa ajaib The Greek
Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia. Pelaku
filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antaraakal dan hati
itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal
pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah
juga kedua-duanya sama sama-sama menang.
Diantara keduanya ,dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut
dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia. Yang dimaksud dengan
akal disini ialah akal logis yang bertempat dikepala, sedangkan hati adalah rasa
yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan
pengetahuan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman
termasuk disini.
Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yangdimana mencapai
puncaknya pada orang-orang sofis. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat
yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat
(Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada
masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta

3
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli
- ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah
sebetulnya alam itu.
Mungkin yang beraneka warna yang ada dalam alam ini dapat dipulangkan k
epada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka: mereka
mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula,
asal).Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos
dianggapsebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
Mitos - mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk
sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional,
seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran
filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya
mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir)
dilembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya
ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya
tidakdidasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh
logos(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir. Periode yunani
kuno inilazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada
periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan
perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.
Mereka membuat pertanyaan- pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah. Para
pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban atas apayang
ada di belakang semua materi itu.

4
Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu:
1. Thales (625-545 SM) 
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodatus pada abad ke-
5SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise
Menof Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy.juga
menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar
adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales berpendapat
bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air. Thales mengembangkan
filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan
struktur komposisi dari alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia
mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga
mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan
pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari.
Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga
The Fatherof Deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
2. Pythagoras (580 SM – 500 SM)
Pythagoras lahir di Samos (daerah Ioni), tetapi kemudian berada di
Kroton(Italia Selatan). Ia adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani
yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan
salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras,
yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang
pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu,
Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras
Society.
3. Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli
filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates
adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar
Aristoteles. Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat
adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang
banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu,

5
Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga
filsafat secara umum. 12 Periode setelah Socrates ini disebut dengan zaman
keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian
kelimuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat
tentang manusia. Tokoh yang sangatmenonjol adalah Plato (429-347 SM),
yang sekaligus murid Socrates.
4. Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling
terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar
pandangannya pada keadaan ideal. Selain itu, ia juga menulis tentang Hukum
dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih
Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini
tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal
semua nya sangat sempurna. Plato, yang hidup di awal abad ke-4 S.M.,
adalah seorang filsufearliest (paling tua) yang tulisan-tulisannya masih
menghiasi dunia akademisi hingga saat ini. Karyanya Timaeus merupakan
karya yang sangat berpengaruh di zaman sebelumnya; dalam karya ini ia
membuat garis besar suatu kosmogoniyang meliputi teori musik yang ditinjau
dari sudut perimbangan dan teori-teorifisika dan fisiologi yang diterima pada
saat itu.
5. Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika,
Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia
merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik,
Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah
masalah logika dan Teologi (Metefisika).
6. Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil
danmerupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih
tua. Ia mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak
pemikirannya sangatsulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia

6
mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah
mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga
mencela orang-orang yang terkemuka diYunani.
7. Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan,
Arena. ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea.
Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali
memikirkan tentang hakikat tentang ada (being). Parmanides adalah salah
seorang tokoh relativusme yang penting. Dikatakan sebagai logikawan
pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam
pengertian modern.Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada
dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode
intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmenides itu. Dan Plato
lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan dari filosof
yang lain pendahulunya.

B. Kemunculan Sopisme dan Skeptisisme


Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5. Arti
tertua dari kata “Sofis” adalah “seseorang bijaksana” atau “seseorang
yangmempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Kaum Sofis muncul sekitar
tahun 450-380 SM, periode kejayaan Athena setelah dua kali menang perang
melawan Persia sampai mulai mundurnya Athena akibat perang saudara
melawan Sparta. Fenomena Sofisme membelah para penafsir. Yang satu melihat
kaum Sofis sebagai guru-guru yang hanya peduli uang dan mendiskreditkan
kebijaksanaan tradisional yang serba gratis.
Kaum Sofis dianggap mewakili gejala merosotnya moral dan keringnya
spekulasi intelektual yang terlepas dari kenyataan, karena kursus pendidikan
mereka hanya peduli pada bagaimana memenangkan argumen.Yang lain
melihat Sofisme sebagai asal-usul sistem persekolahan modern, dan kaum Sofis
adalah kaum cerah, yang membebaskan pikiran bak European Age of
Enlightenment. Oleh Richard H. Popkin di dalam Routledge Encyclopedia of
Philosophy, dijelaskan bahwa sebetulnya skeptisisme memiliki akar yang
panjang dalam sejarah.

7
Menurutnya, sudah sejak jaman Romawi Kuno, teks-teks Cicero, Sextus
Empiricus, dan Diogenes sudah memuat argumen-argumen skeptisisme.
Setidaknya ada dua bentuk skeptisisme, yakni ketidakpercayaan pada
persepsiinderawi (sense perception) manusia untuk memperoleh pengetahuan,
dan ketidakpercayaan pada kemampuan akal budi (reason) manusia untuk
mencapai pengetahuan yang universal.Jika akal budi dan persepsi inderawi tidak
bisa membawa manusia pada pengetahuan, maka manusia tidak memiliki lagi
alat untuk bisa mengetahui sesuatu. Pengetahuan pun menjadi sesuatu yang
tidak mungkin. Cara pandang ini memiliki implikasi moral tertentu. Jika manusia
tidak bisa sampai pada pengetahuan, maka satu-satunya harapan adalah
menyandarkan diri pada cara hidup dan aturan yang sudah mapan di dalam
masyarakat. Daya dorong untukmencapai kebenaran absolut menghilang, dan
orang pun ‘dipaksa’ untuk hidup dalam harmoni dengan lingkungan sekitarnya.
Kelahiran skeptisisme sebagai metode di abad pertengahan lebih
disebabkan oleh adanya penemuan kembali teks-teks kuno. Teks-teks tersebut
pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh para pemikir Humanis di
Italia.Kemudian teks-teks tersebut tersebar dan semakin berkembang di Eropa
Barat danEropa Utara. Seperti sudah disinggung sebelumnya, teks-teks yang
berpengaruh adalah tulisan Cicero, Diogenes, dan (yang terpenting) adalah
tulisan Sextus Empiricus. Pada awalnya teks-teks tulisan Empiricus lebih dikenal
sebagai teks-teks sejarah dan literatur biasa. Namun setelah terbit dua teks
terjemahan milik Empiricus, yakni Outlines of Pyrrhonism dan Against the
Professors, para filsuf pada waktu itu mulai menempatkan teks-teks itu sebagai
teks yang memiliki problem filosofis (pada abad ke 14 dan 15).
Konsep skeptisisme juga berkembang dalam konteks tegangan
denganagama pada abad ke-14. Tokoh yang terkait adalah Girolamo Savonarola
dan muridnya yang bernama Pico della Mirandola. Savonarola sendiri adalah
seorang biarawan Dominikan sekaligus seorang guru filsafat di Florence. Ia
menyarankan dilakukannya reformasi besar-besaran terhadap Gereja Katolik
Roma pada waktuitu. Ia bahkan menyarankan orang membaca tulisan Sextus
Empiricus sebagai perkenalan kepada iman Kristiani. Ia juga meminta teman-
teman biarawannya untuk menerjemahkan teks-teks Empiricus, sehingga bisa
dibaca oleh banyak orang. Akan tetapi tulisan-tulisan Empiricus, berlawanan
dengan cita-cita Savonarola, tidak pernah dijadikan salah satu teks Kristiani.

8
Bahkan ia kemudian dituduh bidaah, dan dibakar pada tahun 1498. Cita-cita
Savonarola sebenarnya sesuai dengan ajaran Kristiani.
Dia dan muridnya Pico sebenarnya hendak menyerang semua bentuk
pengetahuan yang ada dengan teori skeptisisme, supaya orang tidak lagi
menyandarkan diri pada akal budinya, melainkan bersandar hanyasepenuhnya
pada iman. Hal ini juga dipergunakan oleh para Rabi Yahudi untuk menjadikan
Torah sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Melanjutkan cita-cita gurunya,
Pico menyerang Filsafat Yunani Kuno dan pemikiran Aristoteles.Argumen Pico
memiliki pengaruh sangat besar para para pemikir Renaissance nantinya. Pada
masa reformasi, Erasmus pernah melakukan debat keras melawanMartin Luther.
Masa itu adalah masa yang penuh gejolak, akibat gelombang reformasi yang
deras melanda Eropa.
Pada 1511 dalam salah satu tulisannya yang berjudul In Praise of Folly,
Erasmus menyerang semua bentuk pandangan skeptik. Baginya skeptisisme
adalah sikap dogmatik untuk tidak mengatakan apapun tentang apapun juga.
Artinya skeptisisme adalah ajaran yang kosong belaka. Pada bukunya yang
berjudul Philosophia Christi, Erasmus menyetujui sepenuhnya ajaran Kristus
sebagai satu-satunya kebenaran. Walaupun begitu ia tidak membangun sistem
pemikiran apapun untuk mendasari argumennya itu.
Erasmus awalnya setuju dengan kritik tajam yang dilontarkan oleh Luther
pada Gereja Katolik. Namun dalam perjalanan waktu, Erasmus melihat sikap
yang semakin lama semakin keras pada argumen dan tindakan Luther. Ia pun
menarik dukungannya, dan tetap memilih untuk menjadi bagian dari Gereja
Katolik. Ia kini berada pada posisi yang bertentangan dengan Luther. Yang
menarik, Erasmus justru menggunakan argumen skeptik untuk melawan Luther.
Ia berpendapat bahwa tema perdebatannya dengan Luther terlalu sulit untuk
dipahami oleh akal budi manusia.
Kitab suci pun tidak bisa dijadikan acuan mutlak untuk soal-soaliman dan
teologi yang mereka perdebatkan. Berdasar pada argumen skeptik, bahwa
manusia tidak mungkin bisa memahami sepenuhnya misteri Tuhan daniman,
Erasmus mengajak Luther untuk kembali pada pandangan tradisional, yakni
pandangan Gereja Katolik, dengan penuh keterbukaan hati. Tokoh-tokoh yang
beraliran skeptisisme ialah Democtrikus, Protagoras, Phyro, Montaigne,
Charron dan lain-lain.

9
 
C. Masa Pertumbuhan Filsafat
Secara garis besar perkembangan filsafat dibagi dalam 6 tahap, yaitu:
1. Zaman Yunani Kuno
Merupakan priode terpenting dalam sejarah peradapan manusia
pola pikir MITOSENTRIS yaitu Pola pikir yang sangat mengandalkan mitos
untuk menjelaskan fenomena alam filosof pertama yang mengkaji tentang
asal usul alam yaitu THALES (624-546 SM) Ia mengatakan bahwa asal alam
adalah air karenaunsur terpenting dalam kehidupan makhluk hidup
HERAKLITOS berpendapat bahwa arche (asas pertama dari alam semesta)
adalah api bahwa yg mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan
bahanya, melainkan aktor dan penyebabnya yaitu api.
2. Zaman Abad Pertengahan (abad 12-13M)
Filsafat pada zaman ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu
KristianPuncak Filsafat Kristiani adalah PATRISTIK (“Patres”/Bapa-bapa
gereja) danSKOLASTIK PATRISTIK skolastik patristik dibagi 2:
a. Patristik Yunani (Patristik Timur)
Tokoh-tokohnya: 
1) Clemens dari Alexandria(150-215)
2) Origenes (185-254)
3) Gregorius dari Naziane (330-390)Basilius (330-379)
b. Patristik Latin (Patristik Barat)
Tokoh-tokohnya: 
1) Hilarius (315-367)
2) Ambrosius (339-397)
3) Hieronymus (347-420)
4) Augustinus (354-430)

3. Zaman Awal Modern ( abad 16 M)


Pada masa ini Kristen berkuasa dan menjadi sumber otoritas
kebenaran mengalami kehancuran dan awal abad kemunduran bagi umat
islam. Muncul pemikiran Yunani : RASIONALISME , EMPIRISME, dan
KRITISME. Tokoh- tokohnya: Gerard Van Cromona dan Fransiscan Roger
Bacon : menganut aliran pemikiran empirisme dan realisme. Masa ini

10
menyebabkan perpecahan dalamagama kristen yaitu Kristen Katolik dan
Protestan.
4. Zaman Modern ( Abad 17-18 M)
Diawali munculnya Renaissance sekitar abad 15 dan 16M. Problem
utama masa Renaissance adalah sintesa agama dan filsafat dengan arah
yang berbeda. Era Renaissence tercurah perhatian pada berbagai bidang
kemanusian baik individumaupun sosial.Filsuf masa Renaissence adalah
FRANCIS BACON (1561-1626) Ia berpendapat bahwa fisafat harus
dipisahkan dari teologi Puncak Masa Renaissance pada era RENE
DESCARTES ( 1596-1650) dikenal sebagai Bapak Filsafat Modern dan
pelopor aliran Rasionalisme Semboyannya : “Cogito Ergo Sum” (saya
berpikir maka saya ada).

D. Akhir Filsafat Yunani


Setelah masa Plato dan Aristoteles, berlalulah satu kurun panjang dimana
murid-murid kedua tokoh ini aktif mengoleksi, menyistematisasi dan
mengomentari pendapat - pendapat kedua guru mereka. Murid-murid ini agaknya
mampu mempertahankan ramainya pasar filsafat. Namun, tidak lama berselang,
keramaian itu berganti dengan kemandekan ; kegairahannya berangsur hilang
dari peredaran. Di Yunani, tinggal segelintir pelanggan yang berminat membeli
produk - produk ilmu pengetahuan.
Guru-guru seni dan ilmu pengetahuan berpindah ke dan menetap di
Aleksandria, karam dalam penelitian dan pendidikan. Kota ini terus menjadi pusat
ilmu dan filsafat sampai abad 4 setelah Masehi. Akan tetapi, tatkala Kekaisaran
Romawi memeluk agama Kristen dan menyebar-luaskan doktrin Gereja sebagai
keyakinan dan ajaran resmi, mereka mulai menentang suasana bebas pemikiran
dan ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya Justinian, Kaisar Romawi Timur, pada
529 M, menerbitkan perintah menutup seluruh universitas dan sekolah di Athena
dan Aleksandria. Para sarjana lalu berlarian karena takut dan mengungsi
menyelamatkan diri ke pelbagai kota dan negeri lain. Dan dengan begitu, cahaya
obor ilmu dan filsafat padam diwilayah Kekaisaran Romawi.

11
E. Perkembangan Filsafat dari Timur
Filsafat Timur telah melahirkan banyak peradaban besar serta
memberikan kontribusi keilmuan bukan hanya untuk dunia timur tetapi juga dunia
barat. Filsafat Timur merupakan produk pemikiran filosofis masyarakat Asia
terutamamasyarakat China, India, Islam dan beberapaa daerah Asia lainnya.
Masing-masing pemikiran Filsafat mereka sangat plural dengan kondisi budaya
dan sosialyang ada. Filsafat China terbagi menjadi dua pemikiran Filsafat antara
Filsafat Konfusianisme dan Taoisme, Filsafat India terbagi menjadi dua golongan
Filsafat Hindu dan Buddhisme, Filsafat Islam secara garis besar terbagi menjadi
filsafatteoretis (al-hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-hikmah
al-‘amaliyyah).
Filsafat Timur mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Filsafat
Barat,dimana dalam Filsafat Timur kental sekali pemikirannya berkaitan dengan
Agama. Meskipun banyak yang menyangkal terutama kaum post kolonial
keberadaan Keilmuan Timur bukan dianggap sebagai suatu Filsafat, karena
dianggap memiliki unsur keagamaan ataupun mistik. Padangan-pandangan
miringini sebenarnya mudah dibantah oleh fakta sejarah bagaimana pemikiran-
pemikiran Timur telah menghasilkan Peradaban besar dan penemuan-penemuan
penting keilmuan yang telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan
manusia. Kerangka pemikiran Filsafat Timur inilah yang telah memunculkan
berbagaikemajuan dibidang keilmuan, bahkan Dunia Barat sempat berguru dan
menimbah keilmuan Timur untuk dijadikan sebagai pegangan dunia barat seperti
contoh kitabal-Quran fi al-Tibb atau di Barat dikenal The Canon sebagai salah
satupemikiran besar Filosof Islam Ibnu Sina atau Avecinna sebagai buku
panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan.
Bukan hanya Ibnu Sina tetapi juga masih banyak tokoh-tokoh filosof
Timur yang telah mempengaruhi pemikiran Barat, sehingga pandangan tentang
pemikiran Timur bukan bagian dari Filsafat adalah salah besar.
1. Filsafat India
Filsafat India termasuk filsafat tertua . Alam pemikiran India lebih
mendekati arti philosophia itu sendiri, yakni ajaran hidup yang bertujuan
untuk memaparkan bagaimana orang dapat mencapai kebahagiaan yang
kekal. Alam pikiran India boleh dikatakan “Magic Religius” dan karena itulah
filsafat ini berkembang pada saat itu. Tidak mencakup dalam bidang ilmu

12
saja, tetapi juga suatu faktor penting dalam usaha pembebasan diri. Bagus
Takwin menguraikan bahwa “Awal mula Hindu tidak lepas dari agama Hindu,
atau lebih luas lagi Hinduisme”. Hinduisme adalah sebuah nama yang
menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda
bernaung di bawahnya. Pada dasarnya Hinduisme merupakan suatu
kepercayaan satu kepercayaan monetheistik. Percaya hanya pada satu
Tuhan. Hinduisme dikenal juga sebagai Sanathana Dharma, yang berarti
“kebajikan” . Periode perkembangan fisafat India :
a. Periode Weda (1500-600 SM)
Periode ini diisi oleh peradaban namgsa Arya. Pada saat itu,
mucul benih pemikiran filsafat yang berupa mantera-mantera dan pujian
keagamaan.
b. Periode Skeptisisme (600-300 SM)
Pada periode ini lahirlah ritual dari para imam. Imam suci
akanmenyampaiakn dan menyeru pada ritual-ritual khusus. Para
penganutnya (budhaisme) diajarkan bagaimana agar dapat memperoleh
keselamatandan bagaimana agar terbebas dari penderitaan melalui
kebaikan budi.
c. Periode Puranis (300-1200 M)
Paham Budhisme di India pada masa ini mulai berkurang.
Dominasi pemikiran telah dipengaruhi oleh bentuk teologi, seperti
kepercayaan padainkarnasi dewa. Bentuk inkarnasi dewa tersebut
terlihat kental dalam budaya dan kehidupan India. Contoh : dalam karya
kesastraan Mahabratadan Ramayana
d. Periode Muslim (1200-1757 M)
Kehadiran muslim diterima oleh para pedagang dan pelajar
darisemenanjung Arab. Pada periode ini termahsyur nama
sepertiKabir(seorang penyair) yang mencoba memberikan ajaran
tentangkebaikan universal dan bisa diterima semua orang. Tdrkisah juga
namaGuru Nanak, yang dikenal sebgai pendiri aliran sikh. Yang
mencobamembuat keserasian Islam dan Hinduisme.
e. Periode modern
Modernisasi ini tak terlepas dari kolonial Inggris di India.
Perpaduan nilaiIndia Kuno dengan sentuhan pembaharuan terlihat

13
kental. Raja RamMohan Roy menekankan akan monoteisme. Kemudian
Vivekananda yangmengajarkan bahwa tidak ada agama yang salah
tetapi untuk India,Hinduisme yang paling Pas.
2. Filsafat Cina
Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM
pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng
Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat
Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus
yang membedakannya dari filsafat India dan Yunani.
1) Ciri-ciri filsafat china :
a. Pertama-tama karena masalah politik dan pemerintahan merupakan
masalah sehari-hari yang tidak dapat dihindarkan, maka filsafat
Cina berkecendrungan mengutamakan pemikiran praktis berkenaan
masalah dan kehidupan sehari-hari. Dengan perkataan lain ia
cenderung mengarahkan dirinya padapersoalan-
persoalandunia.Para ahli sejarah pemikiran mengemukakan
beberapa ciri yang muncul akibat kecenderungan tersebut,
Pertama, dalam pemikiran kebanyakan orang Cina antara teori dan
pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian
pemikiran spekulatif kurang mendapat tempat dalam tradisi filsafat
Cina, sebab filsafat justru lahir karena adanya berbagai persoalan
yang muncul dari kehidupan yang aktual.
b. Kedua, secara umum filsafat Cina bertolak dari semacam
‘humanisme’. Tekanannya pada persoalannya kemanusiaan
melebihi filsafat Yunani dan India. Manusia dan perilakunya dalam
masyarakat dan peristiwa-peristiwa kemanusiaan menjadi perhatian
utama sebagian besar filosof Cina.
c. Ketiga, dalam pemikiran filosof Cina etika dan spiritualitas (masalah
keruhanian) menyatu secara padu. Etika dianggap sebagai intipati
kehidupan manusia dan sekaligus tujuan hidupnya. Di lain hal
konsep keruhanian diungkapkan melalui perkembangan jiwa
seseorang yang menjunjung tinggi etika. Artinya spiritualitas
seseorang dinilai melalui moral dan etikanya dalam kehidupan

14
sosial, kenegaraan dan politik. Sedangkan inti etika dan kehidupan
sosial ialah kesalehan dan kearifan.
d. Keempat, meskipun menekankan pada persoalan manusia sebagai
makhluk sosial, persoalan yang bersangkut paut dengan pribadi
atau individualitas tidak dikesampingkan. Namun demikian secara
umum filsafat Cina dapat diartikan sebagaoi ‘Seni hidup
bermasyarakat secara bijak dan cerdas’. Kesetaraan, persamaan
dan kesederajatan manusia mendapat perhatian besar. Menurut
para filosof Cina keselerasan dalam kehidupan sosial hanya bisa
dicapai dengan menjunjung tinggi persamaan, kesetaraan dan
kesederajatan itu.
e. Kelima, filsafat Cina secara umum mengajarkan sikap optimistis dan
demokratis. Filosof Cina pada umumnya yakin bahwa manusia
dapat mengatasi persoalan-persoalan hidupnya dengan menata
dirinya melalui berbagai kebijakan praktis serta menghargai
kemanusiaan. Sikap demokratis membuat bangsa Cina toleran
terhadap pemikiran yang anekaragam dan tidak cenderung
memandang sesuatu secara hitam putih.
f. Keenam, agama dipandang tidak terlalu penting dibanding
kebijakan berfilsafat. Mereka menganjurkan masyarakat
mengurangi pemborosan dalam penyelenggaraan upacara
keagamaan atau penghormatan pada leluhur.
g. Ketujuh, penghormatan terhadap kemanusiaan dan individu tampak
dalam filsafat hukum dan politik. Pribadi dianggap lebih tinggi
nilainya dibanding aturan-aturan formal yang abstrak dari hukum,
undang-undang dan etika. Dalam memandang sesuatu tidak
berdasarkan mutlak benar dan mutlak salah, jadi berpedoman pada
relativisme nilai-nilai.
h. Kedelapan, dilihat dari sudut pandang intelektual, Para filosof Cina
berhasil membangun etos masyarakat Cina seperti mencintai
belajar dan mendorong orang gemarmelakukan penelitian
mendalam atas segala sesuatu sebelum memecahkan dan
melakukan sesuatu. Demikianlah pengetahuan dan integritas
pribadi merupakan tekanan utama filsafat Cina. Aliran pemikiran,

15
teori dan metodologi apa saja hanya bisa mencapai sasaran apabila
dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan luas dan
integratitas pribadi yang kokoh.
Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang
nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami
perpecahan dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang
menguasai wilayah yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya rakyat sengsara,
dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia disebabkan
peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi melanda negeri. Tiadanya
pemerintahan pusatyang kuat dan degradasi moral di kalangan pejabat
pemerintahan mendorongsejumlah kaum terpelajar bangkit dan mulai
memikirkan bagaimana mendorongmasyarakat berusaha menata kembali
kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik. Kondusius, Taoisme (500
SM) Penggagas aliran Tao adalah Lao Tze. Lao Tze menkankan pada
Realia objektif “jalan alam”.
2) Periodisasi Filsafat Cina
Pada perkembangan melewati rentan waktu panjang yang dilalui
Filsafat di Cina, disini Filsafat Cina dapat dikategorikan ke dalam empat
periode besar, yaitu: Zaman Klasik (600 – 200 SM), zaman Neo-taoisme dan
Buddhisme (200 SM – 1000 M), zaman Neo-konfusianisme (1000 – 1900 M)
dan zaman Modern (setelah 1900).
a. Zaman Klasik (600 – 200 SM)
Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat,
seratus aliran yang semuanya mempunyai ajaran yang berbeda.
Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan secara
umum, misalnya “tao” (jalan), “te” (keutamaan atau seni hidup), “yen”
(perikemanusiaan), “i” (keadilan), “t’ien” (surga) dan “yin-yang” (harmoni
kedua prinsip induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan).
Sekolah-sekolah terpenting dalam jaman klasik adalah: Konfusianisme.
a) Konfusianisme
Kong Hu Cu merupakan seorang filosof besar Cina. Dialah
orang pertama pengembang sistem yang memadukan alam fikiran
dan kepercayaan orang Cina yang paling besar filosofinya
menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu

16
pemerintahan tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya
lewat tingkah laku teladan yang sekarang telah menyerap dalam
kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama lebih dari dua ribu
tahun. Dari pengaruh pemikiran inilah Confusianisme banyak
menghasilkan para intelektual di Cina, dan pengaruh intelektualnya
ini berpengaruh terhadap sebagian penduduk di dunia.
Confusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari
suku Kung”) hidup antara 551 dan 497 SM di daerah Lu,di Shantung.
Ia mengajarkan bahwa Tao (“jalan” sebagai prinsip utama dari
kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang
dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik.
Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat
dicapai melalui perikemanusiaan (“yen”), yang merupakan model
untuk semua orang. 
b) Taoisme
Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (“guru tua”) yang hidup
sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse,
bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”lah yang merupakan
Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif,
substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak ternamai.
Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius
lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran
bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga
dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”: “tidak begitu”) dan dalam
filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”,
“ketidaktahuan yang berilmu”).
c) Yin-Yang
“Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh
kenyataan. “Yin” itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan,
air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin.
“Yang” itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-
laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu
dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin
tertentu dan derajat Yang tertentu.

17
d) Moisme
Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M.
Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “cinta universal”,
kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama
untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis,
langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak
berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat
kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga
melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna, dan oleh
karenanya dianggap jelek. Etika Mo Tse mengenal prinsip yang
antara lain dalam agama kristen disebut kaidah emas: setiap orang
harus memperlakukan negara-negara asing seperti tanah air sendiri,
keluaga lain seperti keluarga sendiri, orang lain seperti dirinya sendiri.
Perintah ini cukup untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran
umum.
e) Ming Chia
Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri
dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia,
yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan dengan
aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai
analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian
bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan
tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan
tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang”
dan “waktu”.
f) Fa Chia
Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua
aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak berpikir tentang manusia,
surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa
Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari
contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain,
melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali
g) Mencius dan Xunzi

18
Konfusianisme bermula dari ajaran Konfusius, tetapi
kemudian dibangun dan dikembangkan oleh Mencius dan Xunzi.
Seperti Konfusius, Mencius mendasarkan ajarannya pada Ren, tapi
ia menyatakan bahwa untuk membina Ren harus dikembangkan yi
atau kebaikan. “Yang disimpan dalam hati adalah ren, yang dipakai
dalam tindakan adalah yi.” Jadi, ren adalah prinsip tepat untuk
mengawasi gerak internal, sedangkan yi adalah cara tepat untuk
membimbing tindak eksternal.
h) Daoisme
Lao Zi dan pengikutnya menduga bahwa ada yang salah
dalam hakekat masyarakat dan peradabannya. Mereka
menganjurkan rakyat Cina untuk membuang semua pranata dan
konvensi yang ada. Mereka percaya bahwa manusia yang dulu
mempunyai suatu sorga kemudian hilang karena kekeliruannya
sendiri, yaitu karna ia mengembangkan peradaban. Menurut Lao Zi
dan pengikut pengikutnya, cara terbaik untuk hidup adalah menarik
diri dari peradaban dan kembali kepada alam, dari keadaan beradab
ke keadaan alami. Inilah jalur pemikiran naturalistic yang dikenal
sebagai Daoisme yang menjunjung tinggi Dao dan alam.
Para penganut Daois memandang alam sebagai tempat
mereka menarik diri, mencita citakan hidup sederhana, dengan wu
wei sebagai inti ajaran mereka. Tetapi karena diantara mereka ada
perbedaan dalam hal menafsirkan konsep Dao, muncullah dua anak
aliran. Yang satu dipelopori oleh Zhuang Zi, yang lainnya dipelopori
oleh Yang Zhu.
Sementara itu, Chuang Tzu memandang Dao sebagai
totalitas dari spontanitas segala sesuatu di alam semesta ini. Semua
hal harus dibiarkan berkembang sendiri, secara alami dan spontan,
Akan tetapi Yang Tzu berpendapat bahwa Dao adalah suatu
kekuatan fisis yang buta. Dao menghasilkan dunia tidak atas dasar
perencanaan atau kehendak, tetapi atas dasar keniscayaan atau
kebetulan. Pendapat ini merupakan pendapat yang mewakili kaum
materialistic Daoisme. Apapun perbedaannya, ajaran ajaran mereka

19
menekankan bahwa manusia harus cocok dan serasi dengan
kodratnya dan puas dengan apa adanya.
i) Han Fei Zi
Dalam Kitab han Fei Zi kita temukan suatu sintesa bulat
dari gagasan kaum Legalis berasal dari ajaran shi menurut Shen
Dao, ajaran shu menurut Shen Buhai, dan fa menurut Shang Yang.
Han Fei memakai teori Xunzi tentang kodrat manusia dalam
upayanya mempertahankan bahwa hukum dan peraturan itu esensial
dalam menjaga tatanan social dan perdamaian .Han Fei juga
memakai doktrin wu wei dari Laozi bagi prinsip politiknya bahwa roda
pemerintahan yang memakai hukum yang terperinci harus berfungsi
sendiri, tidak perlu ada campur tangan penguasa. Dengan demikian
menandakan bahwa mereka bertentangan langsung dengan kaum
konfusianis, yang menekankan nilai nilai etis dan pengaruh manusia.
b. Zaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 S.M.-1000 M.)
Bersama dengan perkembangan Buddhisme di Cina, konsep Tao
mendapat arti baru. Tao sekarang dibandingkan dengan “Nirwana” dari
ajaran Buddha, yaitu “transendensi di seberang segala nama dan
konsep”, “di seberang adanya”. Transendensi merupakan dasar dari dua
unsurnya yang lain. Transendensi hendak menjadikan nilai-nilai
transendental (keimanan) sebagai bagian penting dari proses
membangun peradaban. Transendensi menempatkan agama pada
kedudukan yang sangat sentral.
c. Zaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)
Dari tahun 1000 M. Konfusianisme klasik kembali menjadi ajaran
filsafat terpenting. Buddhisme ternyata memuat unsur-unsur yang
bertentangan dengan corak berpikir Cina. Kepentingan dunia ini,
kepentingan hidup berkeluarga dan kemakmuran material, yang
merupakan nilai-nilai tradisional di Cina, sema sekali dilalaikan, bahkan
disangkal dalam Buddhisme, sehingga ajaran ini oleh orang dianggap
sebagai sesuatu yang sama sekali asing.
Neo-Konfusianisme adalah bentuk Konfusianisme yang terutama
dikembangkan selama Dinasti Song, tetapi aliran ini mulai nampak ke
permukaan sudah sejak zaman dinasti Tang lewat Han Yu dan Li ao.

20
Mereka membuka cakrawala baru Neo-Konfusianisme, yaitu dimensi
kosmologis dalam refleksi mereka. Zhou Dunyi merupakan tokoh yang
tak boleh dilupakan. Kosmologi Zhou Dunyi merupakan pengembangan
butir-butir ajaran Apendiks dari Kitab Yi Jing dan dia memakai diagram
daois untuk ilustrasi dan membentuk ‘Tai Ji Tu dan Tai JI Shuo-nya.
Selain Zhou Dunyi masih ada Shao Yong (kosmologis lain yang
mengembangkan ajarannya berdasar juga Apendiks dari Kitab Yi Jing.
Bedanya dengan Zhuo dia memakai 64 hexagram Yi Jing). Sementara
Zhang Zhai (kosmologis lain yang juga mengembangkan ajarannya
berdasar juga Apendiks dari Kitab Yi Jing. Namun dia menekankankan
dan mengolah lebih jaug gagasan Qi). Mewarisi ‘ke-satu-an’ dari segala
dari Zhang Cai, itu yang dikembangkan Cheng Hao menjadi filsafatnya.
Ren = rangkuman dari: Yi, Li, Zhi dan Xin, pahami itu dan tempa-
tumbuhkan dengan ketulusan dan kecermatan, itulah segalanya. Secara
metafisis ada kesatuan antara semua yang ada. Gagasan tersebut
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Lu Jiuyuan dan Wang
Yangming yang pada akhirnya membentuk sekolah Lu wang.
d. Zaman Modern (setelah 1900)
Sejarah modern mulai di Cina sekitar tahun 1900. Pada
permulaaan abad kedua puluh pengaruh filsafat Barat cukup besar.
Banyak tulisan pemikir-pemikir Barat diterjemahkan ke dalam bahasa
Cina. Aliran filsafat yang terpopuler adalah pragmatisme, jenis filsafat
yang lahir di Amerika Serikat. Setelah pengaruh Barat ini mulailah suatu
reaksi, kecenderungan kembali ke tradisi pribumi. Terutama sejak 1950,
filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung.
3. Filsafat Islam
Filsafat Islam Dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van
Hoeve dijelaskan bahwa kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke daerah-
daerah itu melalui ekspansi Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-
323 SM), setelah mengalahkan Darius pada abad ke-4 SM di kawasan
Arbela (sebelah timur Tigris). Alexander Agung datang dengan tidak
menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, bahkan sebaliknya, ia
berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia.

21
Hal ini telah memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani
diwilayah Timur, seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur
di Mesopotamia, dan Bactra di Persia. Pada masa Dinasti Umayyah,
pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum begitu nampak karena
ketika itu perhatian penguasa Umayyah lebih banyak tertuju kepada
kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada masa
Dinasti Abbasiyah karena orang-orang Persia pada masa itu memiliki
peranan penting dalam struktur pemerintahan pusat. Para Khalifah
Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut
dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudianmereka juga tertarik pada
filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat
pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M).
Filsafat Yunani paling dominan masuk ke dunia Islam di tandai
dengan adanya penerjemahan - penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-
upaya umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke
dalam atau luar islam. Sebagaimana nama : al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibnu Sina,
ibnu bajjah dan masih banyak lagi. Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas
dari adanya usaha penerjemahan naskah - naskah ilmu filsafat dan berbagai
cabang ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak
masa klasik Islam. Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan
Peradaban disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan
terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah
dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia dan india.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum
Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng - dongeng yang
selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang Yunani yang
hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala
sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau
dongeng - dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan
sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam
alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam
semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan
kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari
keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya
apakah sebetulnya alam itu. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal
kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu (arche) yang merupakan
unsur awal terjadinya segala gejala.

23
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin Salam. 2003. Pengantar Filsafat.Jakarta : Bumi Aksara.

Creel, H. G. Chinese Thought from Confusius to Mao Tse tung. 1953. Chicago:
The University of Chicago Press.

Dhofir Zuhry. 2003. Filsafat timur: Sebuah Pergulatan Menuju Manusia


Paripurna.Malang : Madani.

Karim,Abdul.2014.Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal


Fikrah,Vol.2, No.1.Soleh,Khudori.2014.

Kuswanjono,Aqrom. 2016. Hakikat Ilmu Dalam Pemikiran Islam. Jurnal


Filsafat,Vol.26, No.2.

Liu, JeeLoo. An Introduction to Chinese Philosophy – From Ancient Philosophy to


Chinese Buddhism. 2006. Blackwell Publishing.

Matius Ali. 2003. Filsafat Timur. Sebuah Pengantar Hinduisme dan Buddhisme

Mencermati Sejarah Perkembangan Filsafat Islam. JurnalVol.10,No.1.Dalam


file:///C:/Users/user/Downloads/64-228-1-PB.pdf.

Rinjin, Ketut. (1997) Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu Sosial Dasar.

Bandung : CV Kayumas.

Wibowo,Setyo.2016. Pengantar Sejarah Filsafat Yunani. Makalah Kelas Filsafat.


Dalam http://salihara.org/sites/default/files/%5B2016-03-12kf%5D
Sejarah%20Filsafat%20Yunani%20Kuna-Sofisme.pdf ..

24

Anda mungkin juga menyukai