Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Ilmu

Kelompok 3:
• Nurul Husna Addina
• Zainul Barry

Sejarah Dan Perkembangan Filsafat Ilmu


Pada Zaman Yunani Kuno Dan Islam

A. Perkembangan filsafat ilmu pada zaman Yunani kuno


Kelahiran pemikiran filsafat diawali pada abad ke-6 SM yang ditandai oleh
runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran
setiap gejala alam. Filsafat Yunani yang telah berhasil mematahkan berbagai mitos
tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti dimulainya tahap
rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam semesta. Cara berpikir ini berlangsung
sampai abad ke-6 SM. Sedangkan sejak abad ke-6 SM orang mulai mencari jawaban
rasional tentang asal usul dan kejadian alam semesta.
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian
karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah
dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat
pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal
pikir) dan tidak berdasarkan mitos belaka. Mereka mencari asas yang pertama dari
alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba
berubah. Filosof yang mengembangkan filasfat pada zaman Yunani yang begitu ramai
dipersoalkan sepanjang sejarah yaitu Socrates. Setelah itu, Plato meneruskan keaktifan
Socrates dengan mengarang dialog-dialog seperti gurunya. Plato berpendapat bahwa
berfilsafat artinya mencari kebijaksanaan atau kebenaran, dan oleh karena itu dapat
dimengerti bahwa mencari kebenaran itu dilakukan secara bersama-sama dalam suatu
dialog.
Pemikiran filsafat Yunani Kuno mencapai puncaknya pada masa Aristoteles (384
SM-322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari
penyebab objek yang diselidiki. Kekurangan utama para filosof sebelumnya adalah
mereka tidak memeriksa semua penyebabnya.
B. Perkembangan filsafat pada masa islam
Lahirnya filsafat Islam terjadi pada abad ke-8 Masehi, saat peradaban Islam
mengalami perkembangan pesat di kawasan Timur Tengah. Filsafat Islam merupakan
perpaduan antara pemikiran filsafat Yunani dan pemikiran Islam.
Pada awalnya, filsafat Islam muncul sebagai respons terhadap masalah-masalah
keagamaan dan filsafat yang dihadapi oleh para Muslim pada saat itu. Para ulama dan
filosof Muslim mulai mempelajari dan menafsirkan Al-Quran dan hadis dalam konteks
pemikiran filosofis dan ilmiah.
Salah satu tokoh penting dalam perkembangan filsafat Islam adalah Al-Farabi,
seorang filosof Muslim yang hidup pada abad ke-9 Masehi. Al-Farabi memadukan
pemikiran filsafat Yunani dengan pemikiran Islam, dan menghasilkan karya-karya
seperti "The Philosophy of Plato and Aristotle" dan "The Book of Letters". Selain Al-
Farabi, tokoh-tokoh penting lain dalam perkembangan filsafat Islam antara lain Ibnu
Sina (Avicenna), Ibnu Rushd (Averroes), dan Al-Ghazali. Karya-karya mereka
memengaruhi perkembangan pemikiran filsafat di dunia Islam dan di luar dunia Islam.
Secara keseluruhan, filsafat Islam lahir sebagai usaha untuk mengembangkan dan
memperdalam pemahaman tentang agama Islam, serta untuk memadukan pemikiran
Islam dengan pemikiran filsafat dan ilmiah dari budaya-budaya lain. Pada masa itu,
para sarjana Muslim mempelajari karya-karya filsafat Yunani dan mulai
memadukannya dengan pemikiran Islam. Mereka percaya bahwa filsafat dapat
membantu memperdalam pemahaman tentang agama dan memperluas pengetahuan
mereka tentang dunia.
Beberapa tokoh awal dalam perkembangan filsafat Islam adalah Al-Kindi,
seorang filsuf Muslim dari abad ke-9, yang menafsirkan filsafat Yunani dalam konteks
Islam. Kemudian, Al-Farabi memadukan pemikiran Plato dan Aristoteles dengan
ajaran Islam dan menciptakan sebuah sistem filsafat yang disebut "falsafah". Selain
itu, Abu Hamid Al-Ghazali juga memainkan peran penting dalam perkembangan
filsafat Islam, dengan karyanya yang kontroversial, "The Incoherence of the
Philosophers" yang membahas kritik terhadap pemikiran Aristoteles.
Dalam perkembangannya, filsafat Islam memiliki banyak variasi dan pandangan
yang berbeda-beda, dan seringkali terdapat perbedaan pandangan antara para filsuf
Muslim itu sendiri. Meskipun begitu, filsafat Islam tetap memberikan kontribusi yang
signifikan bagi perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan, terutama pada
periode Renaisans di Eropa, ketika karya-karya filsafat Islam diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan menjadi bahan bacaan populer di kalangan ilmuwan Eropa.

Anda mungkin juga menyukai