A. Perkembangan filsafat ilmu pada zaman Yunani kuno
Kelahiran pemikiran filsafat diawali pada abad ke-6 SM yang ditandai oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran setiap gejala alam. Filsafat Yunani yang telah berhasil mematahkan berbagai mitos tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti dimulainya tahap rasionalisasi pemikiran manusia tentang alam semesta. Cara berpikir ini berlangsung sampai abad ke-6 SM. Sedangkan sejak abad ke-6 SM orang mulai mencari jawaban rasional tentang asal usul dan kejadian alam semesta. Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan mitos belaka. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah. Filosof yang mengembangkan filasfat pada zaman Yunani yang begitu ramai dipersoalkan sepanjang sejarah yaitu Socrates. Setelah itu, Plato meneruskan keaktifan Socrates dengan mengarang dialog-dialog seperti gurunya. Plato berpendapat bahwa berfilsafat artinya mencari kebijaksanaan atau kebenaran, dan oleh karena itu dapat dimengerti bahwa mencari kebenaran itu dilakukan secara bersama-sama dalam suatu dialog. Pemikiran filsafat Yunani Kuno mencapai puncaknya pada masa Aristoteles (384 SM-322 SM). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari penyebab objek yang diselidiki. Kekurangan utama para filosof sebelumnya adalah mereka tidak memeriksa semua penyebabnya. B. Perkembangan filsafat pada masa islam Lahirnya filsafat Islam terjadi pada abad ke-8 Masehi, saat peradaban Islam mengalami perkembangan pesat di kawasan Timur Tengah. Filsafat Islam merupakan perpaduan antara pemikiran filsafat Yunani dan pemikiran Islam. Pada awalnya, filsafat Islam muncul sebagai respons terhadap masalah-masalah keagamaan dan filsafat yang dihadapi oleh para Muslim pada saat itu. Para ulama dan filosof Muslim mulai mempelajari dan menafsirkan Al-Quran dan hadis dalam konteks pemikiran filosofis dan ilmiah. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan filsafat Islam adalah Al-Farabi, seorang filosof Muslim yang hidup pada abad ke-9 Masehi. Al-Farabi memadukan pemikiran filsafat Yunani dengan pemikiran Islam, dan menghasilkan karya-karya seperti "The Philosophy of Plato and Aristotle" dan "The Book of Letters". Selain Al- Farabi, tokoh-tokoh penting lain dalam perkembangan filsafat Islam antara lain Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Rushd (Averroes), dan Al-Ghazali. Karya-karya mereka memengaruhi perkembangan pemikiran filsafat di dunia Islam dan di luar dunia Islam. Secara keseluruhan, filsafat Islam lahir sebagai usaha untuk mengembangkan dan memperdalam pemahaman tentang agama Islam, serta untuk memadukan pemikiran Islam dengan pemikiran filsafat dan ilmiah dari budaya-budaya lain. Pada masa itu, para sarjana Muslim mempelajari karya-karya filsafat Yunani dan mulai memadukannya dengan pemikiran Islam. Mereka percaya bahwa filsafat dapat membantu memperdalam pemahaman tentang agama dan memperluas pengetahuan mereka tentang dunia. Beberapa tokoh awal dalam perkembangan filsafat Islam adalah Al-Kindi, seorang filsuf Muslim dari abad ke-9, yang menafsirkan filsafat Yunani dalam konteks Islam. Kemudian, Al-Farabi memadukan pemikiran Plato dan Aristoteles dengan ajaran Islam dan menciptakan sebuah sistem filsafat yang disebut "falsafah". Selain itu, Abu Hamid Al-Ghazali juga memainkan peran penting dalam perkembangan filsafat Islam, dengan karyanya yang kontroversial, "The Incoherence of the Philosophers" yang membahas kritik terhadap pemikiran Aristoteles. Dalam perkembangannya, filsafat Islam memiliki banyak variasi dan pandangan yang berbeda-beda, dan seringkali terdapat perbedaan pandangan antara para filsuf Muslim itu sendiri. Meskipun begitu, filsafat Islam tetap memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan, terutama pada periode Renaisans di Eropa, ketika karya-karya filsafat Islam diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi bahan bacaan populer di kalangan ilmuwan Eropa.