yang melibatkan eksistensi, pengetahuan, etika, dan banyak aspek lainnya yang
mempengaruhi pemikiran dan tindakan manusia. Ada pernyataan yang
mengemukakan bahwa orang banyak belajar tentang segala sesuatu dari sejarah.
Pernyataan tersebut ternyata juga berlaku untuk filsafat. Mempelajari filsafat tidak
dapat dilepaskan begitu saja dari sejarah perkembangan filsafat. Bahkan seorang
profesor filsafat yang pernah menjadi dosen penulis di era tahun 1980-an
mengemukakan bahwa sejarah filsafat adalah filsafat itu sendiri. Dalam hal ini
melalui aktivitas mempelajari sejarah filsafat terkandung di dalamnya juga
pemikiran-pemikiran filsafat pada suatu era. Ini berarti bahwa mempelajari sejarah
filsafat berarti pula belajar pemikiran filsafat dengan segenap aspeknya (metafisika,
epistemologi, etika, dan estetika).
Dalam hal ini, apabila seseorang mempelajari filsafat berarti bahwa ia harus
memahami secara mendalam dan menyeluruh sejarah perkembangan filsafat dari
masa ke masa. Pemahaman semacam itu akan sangat membantu memberikan
seseorang semacam rambu-rambu untuk menempatkan setiap aliran filsafat ke
dalam suatu struktur dunia filsafat yang bersifat kompleks.
Deskripsi tentang sejarah filsafat yang diuraikan dalam kesempatan ini masih
terbatas pada sejarah filsafat Barat. Sebenarnya sejarah filsafat tidak hanya pada
sejarah filsafat Barat, namun lebih luas sejarah filsafat dunia dapat meliputi berbagai
wilayah geografis yang lain. Wilayah geografis yang lain itu antara lain adalah
sejarah filsafat India, sejarah filsafat China, sejarah filsafat Islam, dan bahkan
mungkin sejarah filsafat Indonesia. Pemilihan deskripsi sejarah filsafat yang
berkembang di wilayah geografis Barat dimungkinkan karena alasan untuk masa
kini peradaban ilmu lebih kental pada sejarah peradaban Barat.
Meskipun filsafat sebenarnya ada dalam diri setiap orang maupun dalam setiap
kelompok masyarakat (bangsa dan negara), namun karena filsafat yang terkait
dengan perkembangan ilmu empiris di masa kini memiliki banyak kedekatan dengan
filsafat Barat maka deskripsi tentang sejarah filsafat lebih diarahkan pada sejarah
filsafat Barat. Selain alasan kedekatan dengan perkembangan ilmu empiris di masa
kita ini, alasan lain adalah bahwa filsafat Barat memiliki dokumentasi sejarah yang
relatif lebih lengkap dari filsafat-filsafat pada area-area wilayah yang lain.
Sebenarnya filsafat dalam skala dunia meliputi banyak ragam filsafat dari area yang
lain, seperti filsafat China, filsafat Arab atau filsafat Islam, atau bahkan filsafat
Nusantara dan Filsafat Pancasila yang berkembang di Indonesia.
Periode filsafat pada masa kelahiran filsafat berlangsung dalam kurun waktu
sekitar abad ke-6 Sebelum Masehi. Pada periode ini, para pemikir generasi pertama
dapat disebut sebagai guru ilmu alam, karena kajian-kajian mereka berfokus pada
fenomena-fenomena alam. Beberapa tokoh utama periode filsafat alam ini
mengemukakan asal muasal hakiki alam semesta, seperti Thales yang
mengemukakan bahwa asal muasal hakiki alam semesta adalah air. Menurutnya
segala sesuatu adalah air yang berubah bentuk.
Tokoh-tokoh lain dalam periode filsafat alam ini antara lain Anaximenes yang
mengemukakan asal muasal hakiki alam semesta adalah udara, Heraclitus yang
mengemukakan asal muasal hakiki alam semesta adalah api, dan Parmenides yang
mengemukakan segala sesuatu adalah satu. Parmenides adalah tokoh filsafat yang
mengemukakan pandangan yang radikal, yakni semua bentuk perubahan adalah
ilusi. Hal ini membuat filsafat alam semesta pada periode ini menjadi rentan pada
kritik-kritik terhadap pandangan-pandangan filsafat mereka. Meskipun demikian,
tokoh-tokoh ini memiliki kontribusi besar dalam perkembangan filsafat karena
mereka menciptakan kerangka berpikir rasional yang merupakan dasar bagi
perkembangan filsafat selanjutnya.
Periode filsafat klasik berlangsung di Yunani pada abad ke-5 dan ke-4 SM.
Periode ini sangat penting dalam sejarah filsafat karena di dalamnya lahir sejumlah
pemikir besar yang mengembangkan berbagai gagasan yang memengaruhi
perkembangan filsafat selanjutnya. Beberapa tokoh terkemuka dalam periode ini
adalah:
2. Plato: Plato adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah
filsafat. Ia mendirikan Akademi di Athena, yang merupakan salah satu pusat
pembelajaran paling terkenal pada masanya. Plato menulis banyak dialog
filosofis di mana dia menyampaikan pemikiran-pemikirannya tentang etika,
politik, pengetahuan, dan realitas. Teori mengenai bentuk-bentuk ideal (Idea)
dan konsep negara ideal dalam karyanya "Negara" (The Republic) adalah
contoh penting dari pemikiran filosofisnya.
4. Diogenes: Diogenes adalah seorang filsuf Cynic yang dikenal karena gaya
hidupnya yang sederhana dan konfrontasional terhadap norma-norma sosial.
Ia adalah contoh hidup filsafat Cynic yang menekankan kejujuran,
kesederhanaan, dan pembebasan dari keinginan material.
Periode filsafat klasik ini sangat penting karena melahirkan banyak gagasan dan
kerangka pemikiran yang masih memengaruhi filsafat dan ilmu pengetahuan
modern. Selain itu, filsafat klasik Yunani juga memiliki dampak besar pada
perkembangan filsafat Romawi dan
Kristen.
Abad ke-17 hingga abad ke-18 adalah periode penting dalam sejarah filsafat yang
disebut sebagai periode filsafat modern. Tokoh-tokoh penting dalam periode ini
antara lain:0
G. Periode Pencerahan
Salah satu tokoh Filsafat abad ke-19 adalah Arthur Schopenhauer. Filsafat
Arthur Schopenhauer dapat dikategorikan sebagai filsafat. Idealisme, romantisisme,
atau bahkan pesimisme. Arthur Schopenhauer dikategorikan sebagai filsuf yang
memiliki pandangan pesimis karena memiliki pandangan bahwa hidup manusia
sebagai makhluk hidup memiliki “ keinginan untuk hidup”( will to live )”. Keinginan
untuk hidup ini adalah dorongan untuk bertahan hidup dan bereproduksi yang
menjadi Pendorong utama keberadaan alam semesta. Keinginan untuk hidup yang
tidak terkendali menjadikan kehidupan jadi sia-sia (Muspro) karena setiap keinginan
yang telah tercapai akan melahirkan keinginan yang baru.
Periode filsafat abad ke-20 adalah periode filsafat yang terdapat di dalamnya
kompetisi di antara dua kutub tradisi filsafat. Dua kutub tradisi filsafat itu adalah
filsafat analitik dan filsafat kontinental. Filsafat analitik yang berbasis di area Anglo-
saxon cenderung memiliki pemikiran bahwa filsafat harus mendasarkan diri pada
terapan Logika dan berdasar pada ilmu-ilmu modern. Filsafat kontinental yang
berbasis di area daratan Eropa memiliki pemikiran filsafat yang menolak saintisme
dan cenderung memihak pada historisisme.
Tokoh-tokoh filsafat analitik adalah Betrand Rusell dan Alferd North Whitehead
yang secara kolaboratif menulis buku yang sangat terkenal, yaitu Principia
Mathematica. Betrand Rusell mengembangkan minat dalam filsafat bahasa dengan
mengembangkan teori atomisme logis. Teori atomisme logis memiliki sumbangan
penting bagi pengembangan salah satu teori dalam filsafat bahasa, yaitu filsafat
bahasa sehari-hari (Ordinary language philosophy) .