Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu & Logika yang diampu oleh:
Disusun Oleh:
BANDUNG
2021
PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
1. Zaman Pra Sejarah
Perkembangan zaman ini ditandai dengan pengetahun dan bagaimana (knowhow) yang diperoleh manusia
melalui:
Kemampuan mengamati
Kemampuan memilih
Kemampuan membeda-bedakan
Kemampuan melakukan percobaan berdasarkan prinsip trial dan error
2. Masa Sejarah
Perkembangan zaman ini manusia mulai memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Manusia sebagai makhluk yang berpikir atau bernalar (Homo Sapiens). Ciri kemampuan masa ini antara
lain:
Fungsi control dan pengendalian alam
Fungsi imajinasi sebagai realisasi daya kreasi manusia
Sikap mental dan penalaran yang reseptif dan empiris
3. Zaman Logam
Zaman logam merupakan masa dimana kehidupan masyarakatnya sudah semakin maju dan mengenal
teknik-teknik pengolahan logam. Mereka sudah mampu membuat alat-alat dari logam dan menjadi sangat
terampil. Perkembangan ini tentunya menunjukkan bahwa taraf kehidupan sudah meningkat. Ciri zaman
logam:
Mahir dalam pengolahan logam, hal itu dapat dilihat dari peninggalan- peninggalan berbahan
dasar logam seperti cincin, kalung, anting, gelang
Kebudayaan sudah semakin tinggi dan maju
Kemajuan juga dirasakan dalam bidang pertanian yang sudah menggunakan sistem persawahan
yang lebih efektif dari sistem ladang.
4. Zaman Yunani
Pada zaman ini, para pemikir memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Para
pemikir pada peridisasi ini diantaranya:
Thales (640-546 SM)
Filsafat alam kosmologi: mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan komposisi dari alam
semesta. Thales berpendapat bahwa semua berasal dari air dan kembali menjadi air.
Phytagoras (547-495 SM)
Dikenal sebagai bapak bilangan, berpendapat bahwa segalanya adalah bilangan. Filsafat
matematika, yang kemudian menjadi metafisika.
Socrates (470-399 SM)
Metode dialektis atau elenchus. Metode ini terwujud kedalam suatu bentuk Tanya jawab atau
dialog sebagai upaya untuk meraih kebenaran dan pengetahuan.
Plato (427-347 SM)
Seluruh filsafat Plato bertumpu pada ajarannya tentang ide. Menurutnya realitas seluruhnya
seakan-akan terjadi dari luar dunia, dunia yang mencakup jasmani dan dunia yang terdiri atas ide-
ide.
Aristoteles (382-322 SM)
Aristoteles adalah pelapor utama logika deduktif yang memberatkan pada rasionalitas. Menurut
Aristoteles setiap benda memiliki 2 unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi dan bentuk.
Zaman Romawi
Perkembangan Romawi dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang berada di wilayah strategis, yaitu di
kawasan Laut Tengah, sehingga cocok untuk perdagangan. Selain itu, lokasinya yang dikelilingi tujuh
bukit membuatnya aman dari serbuan bangsa asing. Selain itu, peradaban Romawi mempunyai andil
besar dalam perkembangan bahasa, agama, tata kemasyarakatan, teknologi, hukum, politik, kesenian, dan
masih banyak lainnya.
5. Zaman India
ZamanIndia: pada hakekatnya, filsafat India itu bersifat kejiwaan/kerohanian (spiritual). Dan yang
memungkinkan India sampai dapat bertahan terhadap serbuan-serbuan sepanjang waktu dan terhadap
kejadian-kejadian diluar perhitungan sejarah, adalah keteguhan jiwa/ rohaninya. Filsafat India berpangkal
pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan
kosmos. Seorang anak di India harus belajar bahwa ia karib dengan semua benda, bahwa ia harus
menyambut air yang mengalir di sungai, dan matahari yang tebit.
Zaman Cina
Peradaban tiongkok telah kita ketahui sangat maju. Terbukti dari banyakmya masyarakat Cina yang
memiliki banyak ahli ilmu astronomi, keahlian bertani dan berperang, dan sudah mengenal tulisan gambar
sejak dulu. Selain itu juga kemajuan dalam pembuatan benda-benda seni yang terbuat dari keramik
misalnya, dan juga perkembangan teknologinya.
Abad ke 17
Filsafat abad ke-17 di dunia Barat umumnya dianggap sebagai awal dari filsafat modern dan
keberangkatan dari pendekatan abad pertengahan, terutama Skolastisisme. Tokoh yang dikenal sebagai
bapak filsafat modern adalah Rene Descarter (1598-1650) dan Isaac Newton (1643-1727). Mereka telah
mewariskan suatu metode berpikir yang menjadi landasan berpikir dalam ilmu pengetahuan modern, yaitu
:
Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar, kecuali kalau diyakini sendir bahwa itu memang
benar.
Berpikir runtut dengan mulai dari hal yang sederana sedikit demi sedikit untuk sampai ke hal
yang rumit.
Perincian yang lengkap dan pemeriksaan menyeluruh diperlukan supaya tidak ada yang
terlupakan.
Ungkapan Rene Descartes yang terkenal adalah “Cogito Ergo Sum” yang berarti aku berpikir maka aku
ada.
9. Abad ke 18
Pada abad ke 18 merupakan dimulainya babak baru yang berakar dari masa renaissance serta yang
menolarkan buah pahit dari rasionalisme dan emipirsme. Abad ini di sebut zaman penyerahan (aufklarung
atau enlightenment ), baligh yang disebabkan karena kesalahan manusia pada penafian penggunaan
akalnya. Gerakan abad ini mengarah kepada emansipasi spritualitas manusia dari pemikiran reflektif
kepada pemikiran penyelesaian masalah filosafis dengan memberikan alasan-alasan (resaons). Oleh
karenanya, abad ini merupakan sebuah gerakan kritis dengan gerakan konsep pemikiran rasional yang
menjadi aturan absolute (absolute ruler) dalam kehidupan manusia. Oleh karenanya abad ini juga dikenal
sebagai age of reason. Istilah yang dipergunakan dalam kesehariannya,acap kali berubah-ubah (inter-
changeble) antara aufklarung dan enlightenment.
Abad ke 19
Pada abad ke-19, filosofi Zaman Pencerahan mulai memiliki efek dramatis, karya-karya terkenal para
filsuf seperti Immanuel Kant dan Jean-Jacques Rousseau mempengaruhi generasi pemikir baru. Pada
akhir abad ke-18 sebuah gerakan yang dikenal sebagai Romantisisme dimulai, aliran ini adalah emosi
yang kuat sebagai pengalaman autentik yang bukan dari estetika, menempatkan penekanan baru pada
emosi seperti rasa takut, ngeri dan teror serta kekaguman. Ide-ide kunci yang memicu perubahan dalam
filsafat adalah kemajuan sains yang cepat: evolusi, sebagaimana didalilkan oleh Vanini, Diderot, Lord
Monboddo, Erasmus Darwin, Lamarck, Goethe, dan Charles Darwin, dan apa yang sekarang disebut
urutan emergent, seperti pasar bebas yang dikatakan Adam Smith di dalam suatu negara. Tekanan
egalitarianisme, dan perubahan yang lebih cepat memuncak pada periode revolusi dan turbulensi yang
menyaksikan filosofi juga berubah.