Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KAMPUS

type to search

HOME › UNCATEGORIES › MAKALAH: SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU

Makalah: Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu

By Goling Tuesday, January 3, 2017 Add Comment

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Dalam konteks sejarah perlu kiranya mengetahui sejarah perkembangan ilmu dan falsafahnya. Sinergi
dengan pernyataan tentang kesatuan sejarah, yang artinya bahwa pengetahuan harus mengabdi kepada
umat dan manusia. Disinilah perlunya kita tinjau sejarah filsafat ilmu dan perkembangannya secara
integral. Dalam mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kita tidak bisa berpaling dari asal
filsafat itu sendiri yaitu yunani, dengan pembagian klasifikasi secara priodik. Filsafat ilmu berkembang
pada masa kemasa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta realita sosial.
Dimulai dengan aliran rasionalisme- empiresme, kemudian kritisme dan positivisme. Karena setiap
priode mempunyai ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan
demi penemuan yang dilakukan oleh manusia hingga zaman sekarang ini tidaklah terpusat disatu tempat
atau diwilayah tertentu.
B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan penjelasan dapat diambil suatu rumusan dari penulisan makalah ini. Adapun yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini yaitu :

Untuk mengetahui sejarah filsafat ilmu.

Untuk mengetahui sejarah perkembangan filsafat ilmu.


1

BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum mengetahui Sejarah Pemkembangan Filsafat Ilmu alangkah baiknya kita mengetahui pengertian
filsafat ilmu. Filsafat merupakan berfikir secara menyeluruh tidak parsial dan secara radikal atau
mendalam sampai ke akar-akar masalah.Sedangkan, filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Filsafat ilmu sendiri telah berkembang
seiring perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan.1

Sejarah filsafat ilmu hingga kini merupakan perjalanan yang sangat panjang sehingga terbagi dalam
berbagai era/zaman. Makalah ini akan mendeskripsikan secara singkat sejarah perkembangan aliran
filsafat ilmu. Uraian singkat tentang periode sejarah akan melewati dan mengungkap banyak tokoh,
peristiwa dan fakta yang memungkinkan kita dapat memahami sejarah perkembanganaliran filsafat ilmu.

Perkembangan aliran filsafat ilmu terbagi menjadi 5 fase, yaitu :

Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)


Zaman Yunani kuno (abad-7 - 2 SM)

Zaman Pertengahan (Abad 2 - 14 M)

Masa Renaissance (14-17 M)

Zaman Modern (17-19 M)

1. Pra Yunani Kuno (abad 15-7 SM)

Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia. Yakni ketika belum mengenal peralatan seperti yang
dipakai sekarang ini. Pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Masa zaman
batu berkisar antara 4 juta tahun sampai 20.000 tahun SM. Mereka pada mulanya hidup dari
mengumpulkan biji-bijian dan buah-buahan. Sejak itu mereka menemukan pengetahuan dan menjadi
penghasil makanan sehingga memiliki

1Jujun s. Suriasumantri, Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005,
33

2
kelebihan persediaan. Mereka juga mulai mampu mengatur waktu kerja dan istirahat sesuai dengan
waktu nalam dan siang. Perkembangan kehidupan manusia lainnya, yaitu mulai berkelompok dan
mengukur waktu serta perhitungan hari. Lalu, manusia sampai kezaman logam (metal age).

Pada zaman Fir‟aun, dimesir telah ditemukan dasar-dasar pertanian, survei pertanian, dan kalkulasi
banjir Sungai Nil. Perdagangan mulai tumbuh dengan subur sehingga muncul kebutuhan akan angka-
angka. Penulisan dengan gambarpun mulai dikenal sehingga peradaban mulai memperlihatkan
perkembangannya yang pesat.

Pelajaran tulis menulis dan pentatan ilmu pengetahuan dilakukan pada daun-daun papirus dan di
dinding kuil dalam bentuk tulisan Heirogliph di Negeri Mesir Kuno, juga tulisan-tulisan paku terdapat
pada batu-batu bata di Assyiria, dan Babylonia. Evolusi ilmu pengetahuan dapat diruntut melalui sejarah
perkembangan pemikiran yang terjadi di Yunani, Babilonia, Mesir, China, Timur Tengah dan Eropa.

Sisa peradaban manusia yang ditemukan pada masa ini antara lain: alat-alat dari batu, tulang belulang
dari hewan, sisa beberapa tanaman, gambar-gambar digua-gua, tempat-tempat penguburan, tulang
belulang manusia purba.2

2. Zaman Yunani kuno (abad 7-2 SM)

Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya, Yunani pada masa itu dianggap sebagai
gudangnya ilmu dan filsafat, karena Yunani pada masa itu tidak mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa
Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima saja
(receptive attitude) tetapi menumbuhkan rasasenang menyelidiki secara kritis (quiring attitude). Sikap
inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli-ahli pikir yang terkenal sepanjang masa.

Pada Zaman Yunani kuno terdapat tiga periode masa sejarah Filsafat, yaitu masa awal, masa keemasan,
serta masa Helenitas dan Romawi. Masa awal filsafat Yunani Kuno ditandai tercatatnya tiga nama filosof
yang berasal dari daerah Miletos, antara lain: Thales, Ananximandros, Anaximenes,Hipocrates,
Pythagoras, Democritus, Socrates, Plato dan Aristoteles.
2Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2008, 44-45

Perhatiannya adalah pada alam dan kejadian alamiah, terutama dalam hubungannya dengan perubahan-
perubahan yang terjadi. Namun mereka yakin bahwa terhadap perubahan-perubahan itu terdapat suatu
asas yang menentukan, tetapi di antara mereka menyebut asas yang berbeda. Thales menyebutnya asas
air, Anaximandros dengan asas yang tidak terbatas (to apeiron), dan Anaximandres dengan asas udara.

Dilanjutkan pada masa keemasan Yunani Kuno yang ditandai oleh sejumlah nama besar yang sampai
sekarang tidak pernah dilupakan oleh kalangan pemikir, termasuk pemikir masa kini yang berbeda
pendapat. Nama besar yang pertama dipimpin Perikles yang tinggal di Athena. Athena menjadi pusat
dari penganut berbagai aliran filsafat yang ada pada masa itu. Pada masa itu terdapat pula pemikiran
sofistik yang penganutnya disebut kaum sofis, yaitu kaum yang pandai berpidato dan yang tidak lagi
menaruh perhatian utama pada alam, tetapi menjadikan manusia sebagai pusat perhatian studinya.
Tokohnya adaalah protogoras. Pemahamannya memperlihatkan sifat-sifat relativisme, atau kebenaran
bersifat relatif, tidak ada kebenaran yang tetap dan definitif. Benar, baik, dan bagus selalu berhubungan
dengan manusia, tidak mandiri sebagai kebenaran mutlak. Pemahaman seperti ini di tentang oleh
Socretes (470-399 SM) sebagaimana yang dikatakannya bahwa ia tidak memiliki ajaran sendiri, sebagai
seorang filosofyang terpenting adalah mengembangkan pemikiran filosofisnya, seperti seorang bidan
yang tidak melahirkan anaknya sendiri, tetapi orang lain.

Pengetahuan ilmiah sampai di tangan orang-orang Yunani, juga di Babylonia diperkirakan pada
permulaan abad ke-7 SM. Sarjana-sarjana Yunani memfilsafatkan ilmu dan menghasilkan teori-teori
baru.

Pemikir-pemikir (filosof) Yunani seperti Thales, Ananximandros, Anaximenes,Hipocrates, Pythagoras,


Democritus, Socrates, Plato dan Aristoteles. Warisan mereka dalam bidang ilmu dan filsafat merupakan
penambahan yang baru dan tak terdandingi dalam khazanah ilmu pengetahuan.dunia mengenal teori-
teori, seperti unsur-unsur kimia, teori bilangan, pandangan Demokritos tentang atom, pandangan
Hipercritos tentang pengobatan, pandangan Pythagoras tentang matematika, pandangan Plato tentang
geometri, dan pandangan Aristoteles tentang anatomi, botani, zoologi dan metalurgi. Diantara pemikiran
aristoteles yang radikal, yaitu bahwa alam semesta tidak dikendalikan oleh serba kebetulan, magi, oleh
keinginan tak terpikirkan kehendak dewa, tetapi oleh tingkah laku alam semesta yang tunduk pada
hukum-hukum rasional.

Masa ketiga adalah masa Helenitas dan Romawi. Ini adalah suatu masa yang tidak dapat dilepaskan dari
peranan Raja Alexander Agung. Raja ini telah mampu mendirikan negara besar yang tidak sekedar
meliputi seluruh Yunani, tetapi daerah-daerah di sebelah timurnya. Kebudayaan Yunani menjadi
kebudayaan supranasional. Kebudayaan Yunani ini disebut “Kebudayaan Helenitas”. Dalam bidang
kebudayaan, selain akademia lykeion, di buka juga sekolah-sekolah baru dan yang menjadi tekanan
pembelajarannya adalah masalah etika, yaitu bagaimana sebaiknya orang mengatur tingkah lakunya agar
hidup bahagia dalam kehidupan bersama. Ada sejumlah aliran pada masa ini, seperti stiotisme,
epikurisme, skeptisisme, ekletisisme, dan neolplatonisme. Periode gemilang ilmu-ilmu Helenis ini
berakhir dengan meninggalnya Iskandar yang Agung disusul oleh Aristoteles.3

3. Zaman Pertengahan (Abad 2 - 14 M)

Zaman pertengahan (middle age) ditandai dengan para tampilnya theolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Ilmuwan pada masa ini adalah hampir semuanya para theolog, sehingga aktivitas ilmiah
terkait dengan aktivitas keagamaan. Atau dengan kata lain kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama. Semboyan pada masa ini adalah Anchila Theologia (abdi agama).

Filsafat pada abad ini dikuasai dengan pemikiran keagamaan (Kristiani). Puncak filsafat Kristiani ini adalah
Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik sendiri dibagi atas Patristik Yunani (atau
Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat). Tokoh-tokoh Patristik Yunani ini anatara lain
Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-
379). Tokoh-tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus
(347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran-ajaran dari para Bapa Gereja ini adalah falsafi-teologis, yang
pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari
manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari Plotinos. Pada masa ini dapat dikatakan era filsafat yang
berlandaskan akal-budi “diabdikan” untuk dogma agama.

Zaman Skolastik (sekitar tahun 1000), pengaruh Plotinus diambil alih oleh Aristoteles. Pemikiran-
pemikiran Ariestoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam, Eriugena (810-
877), Avicena (Ibnu Sina, 980-1037), Averroes (Ibnu Rushd,

3Ibid, hlm. 46-48

1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles demikian besar sehingga ia (Aristoteles)
disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki
sebagai “Sang Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan filsuf
penting sebagian besar dari ordo baru yang lahir pada masa Abad Pertengahan, yaitu, dari ordo
Dominikan dan Fransiskan.. Filsafatnya disebut “Skolastik” (Lt.“scholasticus”, “guru”), karena pada
periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan universitas-universitas menurut suatu
kurikulum yang baku dan bersifat internasional. Inti ajaran ini bertema pokok bahwa ada hubungan
antara iman dengan akal budi.

Pada masa ini filsafat mulai ambil jarak dengan agama, dengan melihat sebagai suatu kesetaraan antara
satu dengan yang lain (Agama dengan Filsafat) bukan yang satu “mengabdi” terhadap yang lain atau
sebaliknya.Peradaban dunia Islam terutama abad 7 yaitu Zaman bani Umayyah telah menemukan suatu
cara pengamatan astronomi, 8 abad sebelum Nicholas Covernicus (1473-1543)dan Galileo Galilie (1564-
1642) dan. Sedangkan peradaban Islam yang menaklukan Persia pada abad 8 Masehi, telah mendirikan
Sekolah kedokteran dan Astronomi di Jundishapur. Pada masa keemasan kebudayaan Islam, dilakukan
penerjemahan berbagai karya Yunani. Dan bahkan khalifah Al Makmun telah mendirikan rumah
Kebijaksanaan (House of Wisdom) / Baitul Hikmah pada abad 9. Pada abad ini Eropa mengalami zaman
kegelapan(dark age).

Filsafat abad pertengahan diakhiri oleh Nicolaus Cusanus (1401 – 1464). Nicolaus Cusanus membedakan
tiga macam pengenalan, yaitu pancaindra, rasio, dan intuisi. Pengenalan indrawi kurang sempurna. Rasio
membentuk konsep berdasarkan pengenalan indrawi. Adapun aktivitasnya dikuasai prinsip
nonkontradiksi (tidak mungkin sesuatu ada dan tiada). Manusia tidak mengetahui apa pun (dogta
ignotaria). Dengan intuisi, manusia dapat mencapai segala sesuatu yang tidak terhingga. Allah
merupakan objek intuisi manusia. Dalam diri Allah seluruh hal yang berlawanan akan mencapai kesatuan
(coincidentia oppositrum). Pengetahuan yang luas memvuat Nicolaus tidak sekedar menjadi eksponen
abad pertengahan. Ia juga mencintai eksperimen shingga membawanya pada pemikiran ilmu masa
modern.

Sampai dengan di penghujung Abad Pertengahan sebagai abad yang kurang kondusif terhadap
perkembangan ilmu, dapatlah diingat dengan nasib seorang astronom

berkebangsaan Polandia Nicholas Covernicus yang dihukum kurungan seumur hidup oleh otoritas
Gereja, ketika mengemukakan temuannya tentang pusat peredaran benda-benda angkasa adalah
matahari (Heleosentrisme). Teori ini dianggap oleh otoritas Gereja sebagai bertentangan dengan teori
Geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda - benda angkasa) yang dikemukakan oleh
Ptolomeus semenjak zaman Yunani yang justru telah mendapat “mandat” dari otoritas Gereja. Oleh
karena itu dianggap menjatuhkan kewibawaan Gereja.
4. Masa Renaissance (14-17 M)

Renaisance merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti
bagi perkembangan ilmu. Jembatan antara Abad pertengahan dan zaman Modern adalah zaman
“Renaisanse”, periode sekitar 1400-1700. Pada zaman ini pengetahuan arab dalam kemunduran, Eropa
mulai menggeliat dari tidurnya. Pada abad ke-13 M, mereka mulai mengadakan penerjemahan dan
mendirikan Universitas seperti Oxford, Cambridge dan lain-lain. Filsuf-filsuf penting dari zaman ini adalah
Nicholas Macchiavelli (1469-1527), Thomas Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis
Bacon (1561-1626). Pembaharuan yang sangat bermakna pada zaman ini adalah “antroposentrisme”nya.
Artinya pusat perhatian pemikiran tidak lagi kosmos seperti pada zaman Yunani Kuno, atau Tuhan
sebagaimana dalam Abad Pertengahan.Zaman yang menyaksikan dilancarkannya tantangan gerakan
reformasi terhadap keesaan dan supremasi gereja katolik Roma, bersamaan dengan berkembangnya
humanisme.

Zaman ini juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu yang diwujudkan dalam diri
jenius serba bisa, Leonardo Da Vinci. Penemuan percetakan (kira-kira 1440 M) oleh kolumbus
memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran kembali sastra di Inggris,
Prancis, dan Spayol diwakili Shakespeare, Spencer, Rabelais, dan Ronsard. Pada masa itu, seni musik juga
mengalami perkembagan. Adanya penemuan para ahli perbintangan seperti Covernicus dan Galileo
menjadi dasar munculnya astronomi modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan
filsafat.

Setelah Renaissence mulailah zaman Barok, pada zaman ini tradisi rasionalisme ditumbuh-kembangkan
oleh filsuf-filsuf antara lain; R. Descartes (1596-1650), B. Spinoza

(1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710). Para Filsuf tersebut di atas menekankan pentingnya
kemungkinan-kemungkinan akal-budi (“ratio”) didalam mengembangkan pengetahuan
manusia.

5. Zaman Modern (17-19 M)

Tidaklah mudah membuat garis batas yang tegas antara zaman Renaisance dengan zaman modern.
Sementara orang menganggap bahwa zaman modern hanyalah perluasan Renaisance. Akan tetapi,
pemikiran ilmiah membawa manusia lebih maju kedepan dengan kecepatan yang besar, berkat
kemampuan-kemampuan yang dihasilkan oleh masa-masa sebelumnya. Manusia maju dengan langkah
raksasa dari zaman uap ke zaman listrik, kemudian ke zaman atom, elektron, radio, televisi, roket dan
zaman ruang angkasa.

Zaman ini ditandai dengan berbagai dalam bidang ilmiah, serta filsafat dari berbagai aliran muncul. Pada
dasarnya corak secara keseluruhan bercorak sufisme Yunani. Paham – paham yang muncul dalam garis
besarnya adalah Rasionalisme, Idialisme, dengan Empirisme. Paham Rasionalisme mengajarkan bahwa
akal itulah alat terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Ada tiga tokoh penting
pendukung rasionalisme ini, yaitu Descartes, Spinoza, dan Leibniz.

Sedangkan aliran Idialisme mengajarkan hakekat fisik adalah jiwa, spirit. Ide ini merupakan ide Plato yang
memberikan jalan untuk memperlajari paham idealisme zaman modern. Para pengikut aliran/paham ini
pada umumnya, sumber filsafatnya mengikuti filsafat kritisisismenya Immanuel Kant. Fitche (1762-1814)
yang dijuluki sebagai penganut Idealisme subyektif merupakan murid Kant. Sedangkan Scelling,
filsafatnya dikenal dengan filsafat Idealisme Objektif .Kedua Idealisme ini kemudian disintesakan dalam
Filsafat Idealisme Mutlak Hegel.

Pada Paham Empirisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu dalam pikiran kita selain didahului oleh
pengalaman. ini bertolak belakang dengan paham rasionalisme. Mereka menentang para penganut
rasionalisme yang berdasarkan atas kepastian-kepastian yang bersifat apriori. Pelopor aliran iniadalah
Thomas Hobes Jonh locke, dan David Hume.4
4Abbas Langaji, Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu, Surabaya : 1998

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam perkembangannya filsafat ilmu dibagi dalam 5 fase, yaitu: Pra Yunani Kuno , Zaman Yunani kuno,
Zaman Pertengahan, Masa Renaissance, Zaman Modern. Dalam tiap era/zaman filsafat ilmu memiliki
karakteristik pemikiran dan tokoh-tokoh yang mengembangkan pemikiran tersebut.

Kritik dan Saran

Kritik sangatlah kami perlukan demi menambah wawasan.Dalam mempelajari filsafat ilmu hendaknya
memahami semua era sehingga memperoleh pemahaman yang menyeluruh.
9

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, Atang. 2008. Filsafat Umum “Dari Metologi sampai Teofilosofi. Bandung

Filsafat. http://peta-ilmu.blogspot.com/2011/03/pengertian-filsafat-cabag-cabang.html

Suriasumantri, J.S. 1995. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Langaji, Abbas. 1998. Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu.


SHARE THIS POST

0 RESPONSE TO "MAKALAH: SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU"

Newer Post Older Post

BLOG ARCHIVE
▼ 2017 (8)

▼ January (8)

Makalah: Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Sekuler

Makalah: Sekularisasi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Kerangka Berfikir Ilmu Alam

Makalah: Kerangka Berfikir Ilmu Sosial

Makalah: Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu

Makalah: Dasar-dasar Aksiologi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Dasar Ontologi Ilmu Pengetahuan

MAKALAHKAMPUS

Goling

View my complete profile

ABOUT ME

Goling

View my complete profile

BLOG ARCHIVE

▼ 2017 (8)

▼ January (8)

Makalah: Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Sekuler

Makalah: Sekularisasi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Kerangka Berfikir Ilmu Alam

Makalah: Kerangka Berfikir Ilmu Sosial

Makalah: Sejarah Perkembangan Filsafat Ilmu


Makalah: Dasar-dasar Aksiologi Ilmu Pengetahuan

Makalah: Dasar Ontologi Ilmu Pengetahuan

Powered by Blogger.

About Contact Privacy Policy Disclaimer

Copyright 2018 Makalah Kampus

Anda mungkin juga menyukai