Anda di halaman 1dari 79

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Matematika Kertas Karya Diploma (Statistika)

2018

Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir

Simanjuntak, Arnol
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8031
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

LAPORAN TUGAS AKHIR

ARNOL SIMANJUNTAK
152407131

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ii

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


memperoleh gelar Ahli Madya

ARNOL SIMANJUNTAK
152407131

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA


DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS


PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 25 Mei 2018

Arnol Simanjuntak

152407131

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


v

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS


PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR

ABSTRAK

Pembangunan Manusia adalah aspek yang diperlukan untuk menyelesaikan


permasalahan yang ada di masyarakat. Permasalahan yang mendasar di masyarakat
adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan dan lain
sebagainya. Pembangunan Manusia ini sangat luas cakupannya, oleh karena itu maka
dibutuhkan suatu indikator untuk mengetahui faktor apa saja yang harus ditingkatkan
agar tujuan dari pembangunan manusia tersebut dapat tercapai. Maka dibuatlah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari berbagai komponen sebagai
bentuk penyederhanaan dari pembangunan manusia dan tolak ukur untuk
menjelaskan pembangunan manusia di suatu daerah. Tiga komponen Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yaitu jumlah penduduk miskin, angka harapan hidup
dan rata-rata lama sekolah akan menjelaskan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara ketiga komponen tersebut terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir. Metode penelitian yang digunakan
adalah dengan regresi linear berganda yaitu hubungan antara sebuah variabel tak
bebas dan dua atau lebih variabel bebas. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
data sekunder mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba
Samosir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara mulai tahun 2007
sampai dengan 2016. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa angka harapan hidup
sangat memberikan pengaruh yang baik, jumlah penduduk miskin perlu dikurangi
dan rata-rata lama sekolah perlu ditingkatkan agar IPM di Kabupaten Toba Samosir
meningkat.

Kata kunci : Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kabupaten Toba Samosir,


Regresi Linear Berganda.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vi

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING HUMAN DEVELOPMENT INDEX


(HDI) IN TOBA SAMOSIR REGENCY

ABSTRACT

Human Development is a necessary aspect to solve the problems that exist


in society. The basic problems in society are poverty, unemployment, illiteracy,
resilience and other pangandan forth. Human Development is very wide scope,
therefore it takes an indicator to determine what factors should be improved so that
the purpose of human development can be achieved. Thus the Human Development
Index (HDI), which consists of various components as a form of simplification of
human development and benchmarks to explain human development in an area. The
three components of the Human Development Index (HDI) are people under poverty,
life expec-tancy and mean years of schooling will explain the Human Development
Index (HDI) in Toba Samosir District. This research is intended to find out how big
the relationship between the three components to Human Development Index (IPM)
in Toba Samosir Regency. The research method used is with multiple linear
regression that is the relationship between a dependent variable and two or more
independent variables. This research was conducted by taking secondary data about
Human Development Index (IPM) in Toba Samosir District from Central Agency of
Statistics of North Sumatera Province from 2007 until 2016. From the research result
it can be concluded that life expectancy is very good, the poor need to be reduced
and the average length of school needs to be increased so that HDI in Toba Samosir
Regency increases.

Keywords: Human Development Index (HDI), Toba Samosir District, Multiple


Linear Regression.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


vii

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, atas berkat kasih serta penyertaan-Nya Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan dengan judul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba
Samosir.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Aghni Syahmarini S. Si, M. Si
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan
tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS sebagai Dekan
FMIPA-USU. Terima kasih kepada Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si sebagai Ketua
Program Studi D-3 Statistika Departemen Matematika FMIPA-USU, dekan dan
wakil dekan FMIPA USU. Terima kasih kepada seluruh staf dan Dosen Program
studi D-3 Statistika FMIPA-USU. Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa
Program Studi D-3 Statistika FMIPA-USU. Teristimewa kepada Ayah saya S.
Simanjuntak, Ibu saya L. Pane dan saudara-saudara saya, Rimhot Simanjuntak, Eben
Simanjuntak, Rois Simanjuntak, Petris Simanjuntak dan seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan moril dan materil dan sahabat- sahabat saya Bulam, Feri,
Maria, Ester, Eve, Yohana, Resni, Novi, Sari, Nova, Daolan, Indri, Aslina dan Grace
yang telah memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa akan membalasnya.

Medan, Juni 2018

Penulis,
ARNOL SIMANJUNTAK

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


viii

DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACK iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Sistematika Penulisan 4

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Indeks Pembangunan Manusia 5


2.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia 6
2.3 Tinjauan Pustaka 6
2.4 Pengertian Analisis Regresi 7
2.5 Analisis Regresi Linier 8
2.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana 9
2.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda 10
2.6 Koefiisien Determinasi 11
2.7 Koefisien Korelasi 11
2.8 Uji Regresi Linier Berganda 13
2.9 Uji Koefisien Regresi Linear Berganda 14

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Pengambilan Data 15


3.2 Metode Penelitian 15
3.2.1 Metode Penelitian Kepustakaan (Studi 15
Literatur)
3.2.2 Metode Pengumpulan Data 15
3.2.3 Metode Pengolahan Data 16
3.3 Gambaran Umum dan Peta Lokasi Kabupaten Toba 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ix

Samosir
3.4 Lambang Kabupaten Toba Samosir 18
3.5 Pertanian dan Perdagangan Kabupaten Toba 20
Samosir
3.6 Peternakan dan Perikanan Kabupaten Toba Samosir 21
3.7 Perindustrian Kabupaten Toba Samosir 21
3.8 Pariwisata Kabupaten Toba Samosir 22
3.9 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten 22
Toba Samosir

Halaman
BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Pengambilan Sampel 24
4.2 Membentuk Persamaan Regresi Linear Berganda 25
4.3 Koefisien Determinasi 30
4.4 Koefisien Korelasi 32
4.4.1 Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel 32
Tak Bebas
4.4.2 Korelasiantara Variabel Bebas 34
4.5 Uji Regresi Linear Berganda 36

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
Tabel 4.1 Data yang akan diolah. 25

Tabel 4.2 Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan koefisien 26


regresi.
Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien. 29
Tabel 4.4 Data Mencari Determinasi. 31

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
Gambar 3.1 Letak wilayah Kabupaten Toba Samosir 17

Gambar 3.2 Lambang Kabupaten Toba Samosir 18


xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul
Lampiran
1 Surat Pengantar
Riset

2 Surat Permohohonan Pengantar Riset


3 Surat Balasan Dari Badan Pusat Statistika Provinsi
Sumatera Utara
4 Keterangan Hasil Uji Implementasi Sistem Tugas Akhir
5 Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa
6 Surat Keputusan Pembimbing Tugas Akhir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UNDP (United Nation Development Programme) mendefenisikan


pembangunan manusia adalah suatu proses perluasan pilihan bagi penduduk (UNDP,
1990). Sehingga dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
Terdapat beberapa hal yang menjadi dasar dalam pembangunan manusia sehingga
manusia dapat merasakan kehidupan yang panjang dan sehat, berpengetahuan, dan
mempunyai kemampuan untuk mencapai hidup layak.

Keberhasilan pembangunan manusia dapat dinilai dengan melihat seberapa


besar permasalahan yang paling mendasar dimasyarakat tersebut dapat teratasi.
Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran,
buta huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Namun yang menjadi
permasalahan adalah pembangunan manusia sangat bervariasi sehingga beberapa
aspek dari pembangunan tersebut gagal.

Pada tahun 1990, UNDP memperkenalkan suatu indikator yang telah


dikembangkannya, yaitu suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan
manusia secara terukur dan representative yang dinamakan Human Development
Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Maka IPM harus dilihat
sebagai penyederhanaan dari realitas yang kompleks dari luasnya dimensi
pembangunan manusia. Oleh karena itu, IPM dilengkapi dengan kajian dan analisis
yang dapat menggunakan dimensi-dimensi pembangunan manusia yang penting
lainnya (yang tidak seluruhnya dapat diukur) seperti kebebasan politik dan
kesinambungan lingkungan.

Luasnya cakupan Pembangunan Manusia menjadikan peningkatan Indeks


Pembangunan Manusia (IPM) dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam
meningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan. Seperti diketahui,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


beberapa faktor penting dalam pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan
manusia adalah pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan. Meningkatnya
kesehatan, pendidikan, serta keterampilan ketenagakerjaan diharapkan masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kualitas hidup serta
pencapaian standar hidup layak sehingga dapat meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di suatu daerah.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bermanfaat sebagai indikator untuk


mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM dapat
menetukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah. Terkhusus bagi
Indonesia sendiri IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU).

Dari uraian diatas penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat terkait
dengan Indeks Pembangunan Manusia dan seberapa besar pengaruh dari beberapa
faktor tersebut terhadap Indeks Pembangunan Manusia tersebut, maka dilakukan
suatu penelitian yang menggunakan suatu bentuk penduga yaitu Persamaan Regresi
Linier Berganda. Dan untuk menganalisis hubungan antara Indeks Pembangunan
Manusia terhadap faktor-faktornya, maka penulis memilih judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR”.

1.2 Perumusan Masalah

Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang


terkait. Disini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah penduduk
miskin, angka harapan hidup, dan rata-rata lama sekolah terhadap Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir.
1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi pokok permasalahan hanya pada tiga faktor yakni;

1. Jumlah penduduk miskin,


2. Angka harapan hidup, dan
3. Rata-rata lama sekolah.

Hal ini dikarenakan penulis manganggap ketiga faktor tersebut akan


memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
Penulis juga membatasi pokok permasalahan di tahun 2007-2016.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Indeks


Pembangunan Manusia di Kabupaten Toba Samosir.
2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten Toba Samosir.
3. Untuk mengetahui faktor yang paling memberikan kontribusi terbesar terhadap
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Toba Samosir.
4. Sebagai bahan aplikasi teori Analisis Regresi Ganda dan Korelasi yang penulis
dapatkan dari pembelajaran di perkuliahan.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan gambaran sebagai pendekatan yang akan terjadi di masa yang akan
datang mengenai Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Toba Samosir
ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya.
2. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai
analisis data.
3. Sebagai acuan bagi Pemerintah untuk mendukung perkembangan pembangunan
manusia di kabupaten tersebut untuk meningkatkan tingkat kesejahteraannya.
1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang diuraikan oleh penulis antara lain :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,


batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menjelaskan tentang komponen-komponen Indeks


Pembangunan Manusia, tinjauan pustaka, pengertian Analisis
Regresi, Analisis Regresi Linier Sederhana, Analisis Regresi Linier
Berganda, Koefisien Korelasi, Koefisien Determinasi, Uji Regresi
Linear Berganda dan Uji Koefisien untuk Regersi Linier Beganda.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang lokasi pengambilan data, metode penelitian


dalam mendapatkan hasil dan gambaran umum serta aspek-aspek
kehidupan di daerah Kabupaten Toba Samosir yaitu pertanian,
perdagangan, peternakan, perikanan, perindustrian, dan pariwisata.

BAB 4 : PEMBAHASAN DAN HASIL

Bab ini menjelaskan tentang proses pengolahan data dan analisis


data dengan menggunakan Regresi Linier Berganda, Koefisien
Determinasi, Analisis Korelasi, dan Koefisien Linier Berganda.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan
serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yang penulis
anggap bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang akan
membutuhkannya.
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Indeks Pembangunan Manusia


Kependudukan atau manusia merupakan aspek yang perlu mendapat
perhatian khusus dalam pembangunan, sebab subjek dan objek dari pembangunan itu
sendiri adalah manusia atau penduduk itu yang akan menunjukkan perubahan-
perubahan yang mengarah kepada perbaikan kualitas hidup dalam kerangka
pencapaian tingkat kehidupan layak.
Pembangunan Manusia adalah proses perluasan pilihan masyarakat.
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan
manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan
pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk
mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat)
dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat
berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi).
Indeks Pembangunan Manusia menjadi salah satu indikator yang penting
dalam melihat sisi lain dari pembangunan. Manfaat penting IPM antara lain sebagai
berikut :
 IPM merupakan Indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/Negara.
 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran
kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan
Dana Alokasi Umum (DAU).
Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu
digunakan ukuran pertumbuhan IPM per tahun. Pertumbuhan IPM menunjukkan
perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian sebelumnya.
Semakin tinggi nilai pertumbuhan komponen IPM, semakin cepat IPM suatu wilayah
meningkat.
2.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Adapun komponen-komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
saya gunakan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa/person)
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
2. Angka Harapan Hidup saat lahir – AHH (Life Expectancy )
Angka harapan hidup saat lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan
banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH
mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil
sensus dan survey kependudukan.
3. Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years Schooling –MYS)
Rata-rata Lama sekolah didefinisikan sebagai rata-rata dari jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan
bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan
turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam penghitungan rata-rata lama
sekolah adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas.

2.3 Tinjauan Pustaka

Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh


berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk
mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain
diperlukan alat analisis yang memungkinkan untuk membuat perkiraan nilai variabel
tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya (Aligrafi, 2000).
Analisis regresi telah lama dikembangkan untuk mempelajari pola dan
mengukur hubungan statistik antara dua atau lebih peubah (variabel). Teknik analisis
yang mecoba menjelaskan bentuk hubungan antara dua peubah atau lebih khususnya
hubungan antara peubah-peubah yang mengandung sebab akibat disebut analisis
regresi. Analisis regresi dimana terdapat lebih dari dua peubah yakni analisis regresi
dimana satu peubah tak bebas diterangkan oleh lebih dari satu peubah bebas lainnya.
Analisis ini sering disebut analisis regresi ganda (multiple linear regression analysis)
(Wibsono, Yusuf. 2005).
Koefisien determinasi dinyatakan dengan 𝑅2 pengujian regresi linear
berganda yang mencakup lebih dari 2 variabel, untuk mengetahui proporsi
keragaman total dalam variabel tak bebas (𝑌) yang dapat dijelaskan atau diterangkan
oleh variabel-variabel bebas (X) yang ada di dalam model persamaan regresi linear
berganda. (Sudjana. 2005)
Masalah disini adalah pengukuran hubungan antara dua peubah X dan 𝑌.
Analisis Korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah melalui
sebuah bilangan yang disebut Koefisien Korelasi. Koefisien korelasi linear
didefenisikan sebagai ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan 𝑌, dan
dilambangkan dengan r dengan r bernilai dari -1 sampai +1 (Hamang, Abdul. 2005).
Manfaat dari hasil analisis regresi adalah untuk membuat keputusan apakah
naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan
variabel independen atau tidak.

2.4 Pengertian Analisis Regresi


Perubahan suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada
variabel-variabel lain yang mempengaruhinya. Misalnya pada seorang karyawan
terhadap perubahan tingkat produktivitas karena adanya perubahan upah yang
diterimanya. Dalam artian karyawan tersebut semakin produktif sebagai akibat
adanya tambahan upah yang diterimanya. Dalam hal ini berarti bahwa perubahan
produktivitas disebabkan oleh adanya perubahan upah. Dalam fenomena alam
banyak sekali kejadian yang saling berkaitan sehingga perubahan pada variabel lain
berakibat pada perubahan variabel lainnya. Teknik yang digunakan untuk
menganalisis hal-hal semacam ini disebut dengan analisis regresi.
Analisis regresi dapat terdiri dari satu atau lebih peubah bebas dan satu
peubah terikat. Analisis yang terdiri dari satu peubah bebas dan satu peubah terikat
disebut analisis regresi sederhana, sedangkan yang terdiri dari satu peubah terikat
dan beberapa peubah bebas disebut analisis regresi berganda.
2.5 Analisis Regresi Linear
Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun
perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang
berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu
variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang
memungkinkan untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu
variabel yang mempengaruhinya.
Analisis regresi linear merupakan teknik umum yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel. Tujuan utama analisis regresi
linear adalah untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (variabel dependen) jika
nilai variabel yang lain berhubungan dengannya (variabel independen) yang sudah
ditentukan (diketahui). Variabel dependen adalah variabel yang nilainya bergantung
dari nilai variabel lain dan variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak
bergantung dari variabel lain. Dalam analisis regresi linear, untuk mengetahui
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain menggunakan suatu
persamaan estimasi. Persamaan estimasi adalah suatu formula matematis yang
menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya
sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui.
Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dapat
dirumuskan ke dalam suatu bentuk hubungan fungsional sebagai berikut:
𝑌 = ƒ(X1 , X2 , … , X𝑛 )
Keterangan:
Y adalah variabel dependen (peubah tak bebas)
X1 , X2 , … , X𝑛 adalah variabel independen (peubah bebas)
Analisis regresi linier tediri dari dua bentuk yaitu:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana
2. Analisis Regresi Linier Berganda
2.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
(Makridakis, Sofian. 1984) “Metode dan Aplikasi Peramalan”.
Model regresi linier yang paling sederhana adalah garis lurus. Bentuk umum
persamaan regresi linier sederhana yang menunjukkan hubungan antara dua variabel,
yaitu variabel X sebagai variabel independen dan variabel 𝑌 sebagai variabel
dependen, yaitu:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏X + 𝑒
Keterangan:
Y : variabel dependen
a : titik potong kurva terhadap sumbu
Yb : kemiringan kurva linier
X : variabel independen
Bentuk umum persamaan regresi linier sederhana tersebut merupakan model
matematis deterministik, sebab apabila nilai variabel X diketahui , maka nilai
variabel 𝑌 dapat ditentukan tanpa mengandung faktor kesalahan (error). Jika nilai
variabel X sudah ditentukan dan nilai variabel 𝑌 masih belum dapat ditentukan, maka
persamaan menjadi:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏X + 𝑒
dengan: e : faktor kesalahan (error).
Persamaan estimasi seacara umum dapat ditulis sebagai berikut:
Y = 𝑎 + 𝑏X
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan hubungan linier dari suatu
data agar dapat diprediksi nilai-nilainya yaitu dengan menggunakan metode kuadrat
terkecil (Least Square Method). Nilai yang tidak terdapat tersebut adalah nilai 𝑎 dan
nilai 𝑏. Nilai 𝑎 dan nilai 𝑏 pada persamaan estimasi dapat ditentukan dengan:
(∑ F)(∑ K2)−(∑ K)(∑ KF)
1. 𝑎 = n ∑ K 2−(∑ K) 2

n ∑ KF−(∑ K)(∑ F)
2. 𝑏 = n ∑ K 2−(∑K) 2
2.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda merupakan hubungan antara sebuah peubah tak bebas
dan dua buah atau lebih peubah bebas dalam bentuk regresi. Persamaan regresi linier
berganda mempunyai lebih dari satu variabel independen. Untuk memberi simbol
variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi berganda adalah dengan
melanjutkan simbol yang digunakan pada regresi linier sederhana, yaitu dengan
menambah tanda bilangan pada setiap variabel independen, yaitu X1, X2, … , X𝑘.
Secara umum persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:
𝑌i = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + ⋯ + 𝑏𝑘X𝑘 + si
Jika variabel independen itu X1, X2, … , X𝑘 dengan (𝑘 ≥ 2) dan variabel
dependennya adalah Y, maka bentuk normal untuk regresi linier berganda adalah:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + ⋯ + 𝑏𝑘X𝑘 + 𝑒
dan bentuk umum persamaan penduga menjadi:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + ⋯ + 𝑏𝑘X𝑘
Keterangan:
Y : nilai estimasi 𝑌
𝑏0 : nilai 𝑌 pada perpotongan antara garis linier dengan sumbu vertikal Y
X1, X2 : nilai variabel independen
𝑏1, 𝑏2 : kemiringan yang berhubungan dengan variabel X1 dan X2
Dalam penelitian ini, digunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel
tak bebas 𝑌 dan tiga variabel bebas X yaitu X1, X2 dan X3 sehingga dapat dibentuk
rumus:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + 𝑏3X3
untuk perhitungan koefisien-koefisien 𝑏0, 𝑏1, 𝑏2 𝑑𝑎𝑛 𝑏3 akan digunakan metode
kuadrat terkecil seperti dibawah ini:

∑𝑌 = 𝑛𝑏0 + 𝑏1 ∑ X1 + 𝑏2 ∑ X2 + 𝑏3 ∑ X3

2
∑ 𝑌 X1 = 𝑏0 ∑ X1 + 𝑏1 ∑ X
1 + 𝑏2 ∑ X1X2 + 𝑏3 ∑ X1X3

∑ 𝑌 X2 = 𝑏0 ∑ X2 + 𝑏1 ∑ X1X2 + 𝑏2 ∑ 2X2 + 𝑏3 ∑ X2X3

∑ 𝑌 X3 = 𝑏0 ∑ X3 + 𝑏1 ∑ X1X3 + 𝑏2 ∑ X2X3 + 𝑏3 ∑3X2


Untuk menentukan koefisien regresinya dapat menggunakan matriks atau
eliminasi dan substitusi. Dalam hal ini penulis menggunakan eliminasi dan substitusi.

2.6 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan
untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai
koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan 𝑅2 bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang ada di dalam
model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama menjelaskan variabel
tak bebas. Nilai 𝑅2 dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai 𝑅2 berkisar
antara 0 dan 1.
Koefisien dterminasi dapat dihitung dari:
∑(𝑌i − Y)2 − ∑(𝑌i − Yi)2
=
𝑅2 ∑(𝑌i − Yi)2
Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu:
𝐽𝐾𝑟𝑒g
𝑅2 = ∑ 𝑦2

dengan 𝐽𝐾𝑟𝑒g = 𝑏1 ∑ 𝑥1𝑦 + 𝑏2 ∑ 𝑥2𝑦 + ⋯ + 𝑏𝑘 ∑ 𝑥𝑘𝑦

2.7 Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk
mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain.
Koefisien korelasi disimbolkan dengan 𝑟. Jika koefisien korelasi berhubungan
dengan sampel yang digunakan, maka koefisien korelasi besarnya adalah akar
koefisien determinasi, dengan rumus sebagai berikut:

𝑟 = √ 𝑟2
Selain diturunkan dari koefisien determinasi (𝑅2), koefisien korelasi dapat
juga ditentukan dengan rumus berikut:
𝑛 ∑ Xi𝑌 − (∑ Xi)(∑ 𝑌i)
𝑟=
√{𝑛 ∑ X2 − (∑ Xi)2}{𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌i)2}
i i

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan


menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari
koefisien korelasi tersebut. Besarnya koefisien korelasi dari −1 sampai dengan +1
yang dapat ditulis −1 ≤ 𝑟 ≤ +1 yang menunjukkan arah korelasi. Nilai 𝑟 = −1
menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung antara X dan Y (korelasi
negatif). Nilai 𝑟 = +1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung
antara X dan Y (korelasi positif). Dan untuk 𝑟 = 0 menyatakan tidak terdapat
hubungan linier antara variabel X dan Y.
Dalam penelitian, untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak
bebas Y dengan tiga variabel bebas X1, X2 dan X3, yaitu:

1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1


𝑛 ∑ X1𝑌 − (∑ X1)(∑ 𝑌)
𝑟𝑦1 =
√{𝑛 ∑ X2 − (∑ X1)2}{𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌i)2}
1 i

2. Koefisien korelasi Y dengan X2


𝑛 ∑ X2𝑌 − (∑ X2)(∑ 𝑌)
𝑟𝑦2 =
√{𝑛 ∑ X2 − (∑ X2)2}{𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌i)2}
2 i

3. Koefisien korelasi Y dengan X3


𝑛 ∑ X3𝑌 − (∑ X3)(∑ 𝑌i)
𝑟𝑦3 =
√{𝑛 ∑ X2 − (∑ X3)2}{𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌i)2}
3 i

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keerataan korelasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
−1,00 ≤ 𝑟 ≤ −0,80 berarti korelasi kuat secara negatif.
−0,79 ≤ 𝑟 ≤ −0,50 berarti korelasi sedang secara negatif.
−0,49 ≤ 𝑟 ≤ 0,49 berarti korelasi lemah (kecuali 𝑟 = 0 berarti tidak berkorelasi)
0,50 ≤ 𝑟 ≤ 0,79 berarti korelasi sedang secara positif.
0,80 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 berarti korelasi kuat secara positif.
2.8 Uji Regresi Linear Berganda
Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat
dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu dilakukan
untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki
pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis
𝐻1 : 𝑏1 = 𝑏2 = 𝑏3 = ⋯ = 𝑏𝑘 = 0 (X1, X2, … , X𝑘 tidak mempengaruhi Y)
𝐻1 : 𝑏1 G 𝑏2 G 𝑏3 G ⋯ G 𝑏𝑘 G 0, minimal ada satu parameter koefisien
regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y.
2. Penentuan nilai kritis
Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat
ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan
memperhatikan tingkat signifikan (α) dan banyaknya sampel digunakan serta
nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan derajat kebebasan 𝑣1 = 𝑘 dan 𝑣2 = 𝑛 − 𝑘 − 1.
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima bila 𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻0 ditolak bila 𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
4. Menentukan nilai statistik F
𝐽𝐾𝑟𝑒g/𝑘
𝐹 = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠/(𝑛 − 𝑘 − 1)
dengan:
𝐽𝐾𝑟𝑒g : jumlah kuadrat regresi
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 : jumlah kuadrat residu (sisa)
(𝑛 − 𝑘 − 1) : derajat kebebasan
𝐽𝐾𝑟𝑒g : 𝑏1 ∑ 𝑥1𝑦 + 𝑏2 ∑ 𝑥2𝑦 + ⋯ + 𝑏𝑘 ∑ 𝑥𝑘𝑦

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 2
: ∑(𝑌 − Y)
5. Membuat kesimpulan apakah 𝐻0 diterima atau ditolak.
6. Interpretasi
2.9 Uji Koefisien Regresi Linear Berganda
Pemeriksaan terhadap kelinieran regresi linier berganda diasumsikan bahwa
bentuk regresi adalah linier dalam pengertian berpangkat satu dalam Xi. Keberartian
regresi dilakukan dengan menggunakan statistik F sedangkan pengujian mengenai
koefisien regresi linier berganda memerlukan koefisien korelasi ganda.
Yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + ⋯ + 𝑏𝑘X𝑘.
Untuk mengetahui pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tak
bebas akan diuji hipotesisnya dalam bentuk:
𝐻0: 𝑏i = 0 i = 1,2, … , 𝑘
𝐻1: 𝑏i G 0 i = 1,2, … , 𝑘

Untuk menguji hipotesis digunakan kekeliruan baku taksiran 𝑆𝑦.1,2,,,,,𝑘


2
dengan
rumus:
2
∑(𝑌 − Y )
2 i i
𝑆𝑦.1,2,…,𝑘 =
𝑛−𝑘−1
Jadi untuk kekeliruan baku dari koefisien 𝑏i adalah:
𝑆2
𝑆𝑏i = √∑ 𝑥2𝑦.1,2,…,𝑘
(1 − 𝑅2)
ij i

dengan: ∑ 𝑥ij2 = (Xij − X )2


i

𝑛 ∑ Xi𝑌 − (∑ Xi)(∑ 𝑌i)


𝑟ij =
√{𝑛 ∑ X2 − (∑ Xi)2}{𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌i)2}
i i

Apabila nilai-nilai koefisien sudah ada, maka untuk menguji hipotesis nol
digunakan ditribusi student t, yaitu:

𝑡i = 𝑆𝑏i
𝑏i

dengan: 𝑑𝑘 = (𝑛 − 𝑘 − 1).
Sehingga kriteria pengujiannya adalah:
𝐻0 diterima bila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻0 ditolak bila 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Jl. Asrama No. 179 Medan.

3.2 Metode Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian diantaranya
adalah :

3.2.1 Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)

Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-
buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta
sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan Indeks Pemabangunan Manusia
di Kabupaten Toba Samosir, regresi linear berganda dan pengolahan data dengan
SPSS.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan


menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh
pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data
sekunder yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Utara. Data yang dikumpulkan adalah mengenai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Toba Samosir yaitu jumlah penduduk miskin, angka harapan
hidup dan rata-rata lama sekolah. Data yang telah dikumpulkan kemudian diatur,
disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3.2.3 Metode Pengolahan Data

Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier


berganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan
setiap variabel digunakan analisis korelasi. Adapun langkah yang dilakukan dalam
pengolahan data adalah :
1. Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat
(𝑌). Dalam hal ini variabel bebasnya ada 3 yaitu jumlah penduduk miskin (X1),
angka harapan hidup (X2), rata-rata lama sekolah (X3), dan variabel tak bebasnya
Indeks Pembangunan Manusia/IPM (𝑌)
2. Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (𝑌)
sehingga didapat regresi 𝑌 atas X1, X2, X3, …, Xk.
3. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X
secara bersama-bersama terhadap variabel terikat 𝑌.
Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + …+ bn Xn + s
4. Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh hubungan
variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
5. Uji koefisien-koefisien regresi untuk menguji taraf nyata koefisien.

3.3 Gambaran Umum dan Peta Lokasi Kabupaten Toba Samosir


Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Kota Balige. Kabupaten Toba Samosir
merupakan satu dari tujuh kabupaten yang mengelilingi Danau Toba, yaitu danau
terluas di Indonesia. Suku yang mendiami kabupaten ini pada umumnya adalah suku
Batak Toba. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir, di Provinsi
Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir ini merupakan
pemekaran dari daerah tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara.
Pada tanggal 17 Februari 2016 Kabupaten Toba Samosir melaksanakan
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk masa jabatan 2015 –
2020. Dalam Pemilukada yang dilaksanakan secara demokratis tersebut pasangan
Darwin Siagian dan Hulman Sitorus berhasil meraih suara terbanyak dan
memenangkan Pemilukada tersebut.
Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah 2.021.80 km² atau 3,19%
dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir berada pada 2°03' -
2°40' Lintang Utara dan 98°56′ - 99°40′ Bujur Timur. Kabupaten Toba Samosir
terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 - 2.200 meter
diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam,
yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan terletak pada
wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Karena terletak dekat Garis Khatulistiwa,
Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis.

Gambar 3.1 Letak wilayah Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 15 kecamatan/kota yaitu

- Ajibata
- Balige
- Bonatua Lunasi
- Borbor
- Habinsaran
- Laguboti
- Lumban Julu
- Nassau
- Parmaksian
- Pintu Pohan Meranti
- Porsea
- Siantar Narumonda
- Sigumpar
- Silaen
- Tampahan
- Uluan

Kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Habinsaran


sedangkan terkecil adalah kecamatan Siantar Narumonda.

3.4 Lambang Kabupaten Toba Samosir

Gambar 3.2 Lambang Kabupaten Toba Samosir

Motto: Tampakna do Rantosna, Rimni Tahi do Gogona


(Kebersamaan mencerminkan Kekuatan).
Arti dan makna lambang :
1. Lambang berbentuk lonjong dengan satu tangkai kapas disebelah kanan
berjumlah 17 kantum dan disebelah kiri satu tangkai padi berjumlah 45 butir
melambangkan tanggal dan tahun bersejarah yaitu Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia serta menggambarkan tujuan untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
2. Bulat lonjong merah dan putih bagi dua secara horizontal melambangkan
Bendera Republik Indonesia.
3. Perisai segi lima melambangkan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia.
4. Rumah adat melambangkan bahwa Kabupaten Dati II Toba Samosir
merupakan suatu rumah tangga atau suatu daerah otonom yang mempunyai
otonom atau hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Tiang kiri kanan yang menandakan bahwa pembentukan Kabupaten Daerah
Tingkat II Toba Samosir ditetapkan dengan Undang-Undang nomor 12 tahun
1998, anak tangga berjumlah lima tingkatan, rusuk tiang tiga dipadu dengan
satu helai ulos, yang melengkung rumbai sembilan dikiri dan dikanan sisi
bawah menandakan bahwa Kabupaten Dati II Toba Samosir diresmikan pada
tanggal 9 maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden
Republik Indonesia bertempat di Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1
Sumatera Utara di Medan.
6. Ransang (rusuk tiang) terdiri dari tiga jalur melambangkan sistem
kekerabatan “Dalihan Natolu” sebagai salah satu filosofi dalam budaya adat
batak dan secara keseluruhan struktur rumah adat batak melambangkan
norma-norma kehidupan masyarakat batak yang perlu untuk senantiasa
dijaga, dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan kemajuan
ilmu teknologi.
7. Rumah adat dalam perisai segi lima dilatarbelakangi oleh lukisan – lukisan,
bukit barisan, Danau Toba dan Pulau Samosir menggambarkan bahwa di
wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir terdapat berbagai
potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk kemakmuran masyarakat.
8. Pisau Halasan menggambarkan bahwa Toba Samosir adalah termasuk lokasi
perjuangan dan tempat makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja.
9. Hutan dan Lahan Hijau menggambarkan areal pertanian yang subur.
10. Tungkot Balehat Raja menggambarkan bahwa masyarakat Toba Samosir
selalu mengingingkan pemimpin yang bijaksana dan berwibawa.
11. Pustaha dan Sipun melambangkan harapan untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas melalui pendidikan sebagai wujud dari salah satu
filosofi masyarakat batak yakni ANAKHONHI DO HAMORAON DIAHU.

3.5 Pertanian dan Perdagangan Kabupaten Toba Samosir


Sebagian besar penduduk Kabupaten Toba Samosir menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari luas lahan pertanian,
khususnya lahan persawahan. Pertanian menjadi sektor andalan bagi Kabupaten
Toba Samosir dalam menggerakan perekonomian daerah. Tahun 2016 sektor ini
memberi kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Toba
Samosir, yaitu sekitar 34,93 persen terhadap total PDRB. Kabupaten Toba Samosir
merupakan salah satu sentra penghasil padi dan jagung di Sumatera Utara. Jika
dibandingkan dengan kabupaten lain, produksi padi di Toba Samosir mencapai 3,81
persen dari seluruh produksi padi di Sumatera Utara dan masuk pada peringkat ke
delapan. Selain padi dan jagung, hasil pertanian Kabupaten Toba Samosir adalah
cabai, bawang merah, bawang putih, bawang daun, ubi kayu, andaliman, kacang
tanah, sayur mayur dan sebagainya. Selain itu, untuk tanaman buah-buahan yang
cukup potensial di Kabupaten Toba Samosir adalah buah mangga, apokat, durian,
pisang, jeruk dan nenas.
Jumlah pekan/pasar yang ada di Kabupaten Toba Samosir tersebar hampir di
semua kecamatan, masing-masing pekan juga memiliki hari yang berbeda.
3.6 Peternakan dan Perikanan Kabupaten Toba Samosir
Usaha peternakan umumnya juga dikelola dan diusahakan oleh masyarakat
sebagai usaha rumah tangga. Ternak dapat dikelompokkan menjadi ternak besar,
ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda. Ternak kecil
meliputi kambing, domba dan babi. Sedangkan ternak unggas meliputi ayam dan itik.
Usaha perikanan pada umumnya juga dikelola sebagai usaha rumah tangga,
baik sebagai kegiatan budidaya maupun kegiatan penangkapan ikan yang didukung
dengan adanya Danau Toba. Budidaya perikanan dilakukan di kolam, sawah, jaring
apung, kolam air deras dan pembenihan, sedangkan usaha penangkapan dilakukan di
danau, sungai dan rawa. Produksi ikan Kabupaten Toba Samosir menurut BPS Toba
Samosir pada tahun 2013 sebesar 11.174,6 ton yang terdiri dari 1.052,9 ton hasil
penangkapan dan 10.121,7 ton hasil budidaya. Hasil dari komoditi perikanan adalah
ikan mas, ikan nila, ikan mujair, ikan lele, ikan gabus, dan ikan pora-pora.

3.7 Perindustrian Kabupaten Toba Samosir


Jumlah usaha industri kecil di Kabupaten Toba Samosir tahun 2016 sebanyak
814 usaha dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 1.534 orang. Dari
jumlah usaha tersebut, industri sandang dan kulit merupakan industri kecil dengan
jumlah usaha terbanyak, yaitu: 514 usaha (63,14 persen) dengan tenaga kerja
sebanyak 86 orang. Berdasarkan kecamatan, industri sandang dan kulit terbanyak
berada di Kecamatan Uluan dengan 219 usaha dengan 219 tenaga kerja dan
Tampahan dengan 75 usaha dengan 75 tenaga kerja.
Industri Pangan menempati urutan kedua terbanyak setelah industri sandang
dan kulit dengan 108 usaha dan 250 tenaga kerja. Industri ini paling banyak terdapat
di Kecamatan Balige dengan 25 usaha yang menyerap 50 orang tenaga kerja serta
Kecamatan Habinsaran dengan 10 usaha dan 38 tenaga kerja. PLTA Asahan I yang
dioperasikan oleh PT. Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan perusahaan pulp
PT. Toba Pulp Lestari (TPL) terdapat di kabupaten ini.
3.8 Pariwisata Kabupaten Toba Samosir
Didukung oleh sumber daya alam dan keindahan Danau Toba, sektor
pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat menjadi andalan di Kabupaten
Toba Samosir. Jumlah Wisatawan Datang Ke Toba Samosir tahun 2015 terhitung
114.594 wisatawan, terdiri dari 11.828 wisatawan mancanegera, dan 102.766
wisatawan domestik. Jumlah hotel di Kabupaten Toba Samosir tahun 2016 sebanyak
26 hotel, dengan 591 kamar. Perairan Danau Toba juga berfungsi sebagai prasarana
transportasi air yang menghubungkan antar daerah, khususnya menghubungkan
antara Pulau Samosir dengan daerah Toba. Dermaga Ajibata merupakan dermaga
yang paling sibuk, dengan jumlah kunjungan kapal penumpang dan barang di
dermaga tersebut tahun 2016 masing-masing mencapai 6.956 kunjungan kapal,
196.069 penumpang dan 3.910,4 ton barang.

3.9 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Toba Samosir


Dibandingkan kabupaten lainnya di Provinsi Sumatera Utara, penduduk Toba
Samosir bersekolah lebih lama, indikator ini ditunjukkan dengan rata-rata lama
sekolah 9,89 tahun, artinya secara rata-rata sudah menyelesaikan pendidikan sampai
jenjang kelas SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Toba Samosir sudah
sadar akan pentingnya pendidikan (Statistik Daerah Toba Samosir, 2014).
Kabupaten Toba Samosir memiliki fasilitas pendidikan yang cukup baik,
pada tahun 2016 Kabupaten Toba Samosir memiliki tujuh perguruan tinggi setingkat
Akademi yang tersebar di Kecamatan Balige, Laguboti dan Silaen. Jumlah
mahasiswa tercatat 1.397 orang dengan jumlah dosen 152 orang. Tersedianya
fasilitas pendidikan unggulan seperti SMA Negeri 1 Balige, SMA Negeri 2 Balige,
SMA Unggul Del dan Institut Teknologi Del di Laguboti juga menunjang akses
pendidikan yang baik di Kabupaten Toba Samosir
Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang ditunjang oleh kemudahan
dan terjangkaunya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat luas merupakan salah
satu pilar pembangunan dibidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan berupa Rumah sakit, Puskesmas,
Polindes, Posyandu, apotek, dan lain-lain merupakan sarana dalam meningkatkan
dan menunjang kualitas hidup masyarakat.
Berdasarkan perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 33
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara selama 10 tahun terakhir selalu berada di
peringkat 5 besar

Semua informasi megenai gambaran umum dan aspek-aspek kehidupan di


Kabupaten Toba Samosir diperoleh dari Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera
Utara.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pengambilan Sampel


Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah mengenai Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir. Faktor- faktor yang
mempengaruhinya sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk miskin
2. Angka harapan hidup
3. Rata-rata lama sekolah
Untuk memperoleh model yang cocok dalam melihat Indeks Pembangunan
Manusia berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis
menggunakan analisis regresi linier dengan satu variabel tak bebas (dependent
variable) dan tiga variabel bebas (independent variable). Dengan variabelnya
sebagai berikut:
Y : Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
X1 : jumlah penduduk miskin
X2 : angka harapan hidup
X3 : rata-rata lama sekolah
Data yang diolah adalah 10 tahun terakhir yaitu tahun 2007 − 2016. Data
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data yang akan diolah

Jumlah penduduk Angka Harapan Rata-rata


IPM
miskin Hidup (AHH) lama sekolah
Tahun

𝑌 X1 X2 X3
2007 75,33 25,60 70,60 9,70
2008 75,75 19,78 70,54 9,70
2009 76,22 17,34 70,61 9,74
2010 76,55 17,60 70,68 9,80
2011 76,93 16,93 70,75 9,85
2012 77,21 16,64 70,82 9,87
2013 77,49 16,96 70,86 9,89
2014 72,79 16,51 69,04 9,83
2015 73,40 18,31 69,14 10,08
2016 73,61 18,20 69,25 10,09
Jumlah 755,28 183,87 702,29 98,55
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara)

4.2 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda


Dari data tersebut akan dibentuk persamaan regresi linier berganda dengan
menentukan koefisien-koefisien regresinya terlebih dahulu. Untuk menentukannya
maka diperlukan jumlah-jumlah variabelnya seperti berikut:
Dari tabel tersebut diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
𝑛 = 10 ∑ 𝑌i2 = 57070,7476
∑ 𝑌i = 755,28 ∑ X1i. X2i = 12915,1683
∑ X1i = 183,87 ∑ X1i. X3i = 1810,7854
∑ X2i = 702,29 ∑ X2i. X3i = 6920,4766
∑ X3i = 98,55 ∑ 𝑌i. X1i = 13882,5664
2
∑ X1i = 3447,2763 ∑ 𝑌i. X2i = 53053,6924
2
∑ X2i = 49326,2843 ∑ 𝑌i. X3i = 7442,3707
2
∑ X3i = 971,3825
Rumus yang digunakan dalam persamaan regresi linier berganda dengan tiga
variabel bebas dan satu variabel tak bebas yaitu:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + 𝑏3X3
diperoleh persamaan-persamaan berikut:

∑𝑌 = 𝑛𝑏0 + 𝑏1 ∑ X1 + 𝑏2 ∑ X2 + 𝑏3 ∑ X3

2
∑ 𝑌 X1 = 𝑏0 ∑ X1 + 𝑏1 ∑ X
1 + 𝑏2 ∑ X1X2 + 𝑏3 ∑ X1X3

∑ 𝑌 X2 = 𝑏0 ∑ X2 + 𝑏1 ∑ X1X2 + 𝑏2 ∑ 2X2 + 𝑏3 ∑ X2X3

∑ 𝑌 X3 = 𝑏0 ∑ X3 + 𝑏1 ∑ X1X3 + 𝑏2 ∑ X2X3 + 𝑏3 ∑3X2

Nilai-nilai yang diperoleh dari perhitungan pada tabel disubstitusikan ke


dalam bentuk persamaan, maka diperoleh:
755,28 = 10𝑏0 + 183,87𝑏1 + 702,29𝑏2 + 98,55𝑏3
13882,5664 = 183,87𝑏0 + 3447,2763𝑏1 + 12915,1683𝑏2 + 1810,7854𝑏3
53053,6924 = 702,29𝑏0 + 12915,1683𝑏1 + 49326,2843𝑏2 + 6920,4766𝑏3
7442,3707 = 98,55𝑏0 + 1810,7854𝑏1 + 6920,4766𝑏2 + 971,3825𝑏3
Setelah persamaan diselesaikan dengan metode eliminasi dan substitusi, maka
nilai koefisien-koefisien linier bergandanya antara lain:
𝑏0 = −120,912
𝑏1 = −0,106
𝑏2 = 2,482
𝑏3 = 2,443
Dari koefisien-koefisien linier yang diperoleh, maka persamaan regresi linier
bergandanya adalah:
Y = 𝑏0 + 𝑏1X1 + 𝑏2X2 + 𝑏3X3
Y = − 120,912 − 0,106X1 + 2,482X2 + 2,443X3
Dengan didapat persamaan regresi linier bergandanya, maka untuk
mengetahui seberapa besar diperkirakan penyimpangan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir, maka dapat dihitung dengan mencari
koefisien-koefisien dari analisis residunya sebagai berikut:

Tabel 4.3 Penyimpangan Nilai Koefisien


Tahun 𝑌i Y 𝑌i − Y (𝑌i − Y)2

2007 75,33 75,3007 0,0293 0,00085849

2008 75,75 75,7687 -0,0187 0,00034969

2009 76,22 76,2988 -0,0788 0,00620944

2010 76,55 76,59156 -0,04156 0,001727234

2011 76,93 76,95847 -0,02847 0,000810541

2012 77,21 77,21181 -0,00181 3,2761E-06

2013 77,49 77,32603 0,16397 0,026886161

2014 72,79 72,70991 0,08009 0,006414408

2015 73,4 73,37806 0,02194 0,000481364

2016 73,61 73,68717 -0,07717 0,005955209

Jumlah 755,28 755,23121 0,04879 0,049695812

Sehingga kekeliruan baku taksiran dihitung dengan menggunakan rumus:


2
∑(𝑌 − Y )
2 i i
𝑆𝑦.1,2,…,𝑘 =
𝑛−𝑘−1
dengan:
2
∑(𝑌 − Y ) = 0,049695812
i i

n = 10
k =3
sehingga diperoleh:
2
2 ∑(Fi−Yi)
𝑆𝑦.1,2,3,4 =√
𝑛−𝑘−1

0,049695812
=√
10−3−1

0,049695812
=√
6

= √0,008282635
= 0,09101
Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa rata-rata Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir yang sebenarnya akan menyimpang
sebesar 0,09101.

4.3 Koefisien Determinasi


Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang
ada di dalam model persamaan regresi linier berganda diperlukan dua macam jumlah
kuadrat (JK) yaitu 𝐽𝐾𝑟𝑒g untuk regresi dan 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 untuk sisa yang akan didapatkan
dengan mengetahui nilai-nilai dari:

𝑥1i = X1i − X 1, 𝑥2i = X2i − X 2, 𝑥3i = X31 − X 3 dan 𝑦1i = 𝑌i − Yi , dengan:

X 1 = 18,387, X 2 = 70,229, X 3 = 9,855, dan Yi = 75,528


Nilai-niali dari 𝑥1i, 𝑥2i, 𝑥3i dan 𝑦1i diperoleh dari:
Untuk mengnalisis seberapa besar pengaruh jumlah penduduk miskin, angka
harapan hidup dan rata-rata lama sekolah, maka dilakukan perhitungan sebagai
berikut:
𝐽𝐾𝑟𝑒g
𝑅2 = ∑ 𝑦2

dengan:
𝐽𝐾𝑟𝑒g = 𝑏1 ∑ 𝑥1𝑦 + 𝑏2 ∑ 𝑥2𝑦 + 𝑏3 ∑ 𝑥3𝑦
= (−0,106)(−4,76696) + (2,482)(11,13328) + (2,443)(−0,9137)
= 0,50529776 + 27,632801 −2,2321691
= 25,9059297
∑ 𝑦2 = 25,95976

sehingga diperoleh:
𝐽𝐾r𝑒𝑔
𝑅2 = ∑ 𝑦2

25,9059297
= 25,95976

= 0,9979
𝑅 = √0,9979
= 0,9989
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi (𝑅2) sebesar 0,9979
berarti 99,79% Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dipengaruhi jumlah penduduk
miskin, angka harapan hidup dan rata-rata lama sekolah. Dan dengan mencari akar
dari koefisien determinasi, maka diperoleh koefisien korelasinya (𝑅) sebesar 0,9989.

4.4 Koefisien Korelasi


Berikut merupakan koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel tak
bebas serta koefisien korelasi antara variabel bebas.

4.4.1 Korelasi antara Variabel Bebas dan Variabel Tak Bebas


Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak
bebas dapat dihitung dengan koefisien korelasinya yaitu :
1. Koefisien korelasi antara Indeks Pembangunan Manusia (Y) dengan jumlah
penduduk miskin (X1)
𝑦1 𝑛 ∑ K F−(∑ K )(∑ F)
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2−(∑1K1)2}{𝑛 1∑ F2−(∑ Fi)2}
1 i

(10)(13.882,5664) − (183,87)(755,28)
= √{(10)(3.447,2763) − (183,87)2}{(10)(57.070,7476) − (755,28)2}

138.825,664 − 138.873,3336
= √{34.472,763 − 33.808,1769}{570.707,476 − 570.447,8784}

−47,6696
= √{664,5861}{259,5976}

−47,6696
= √172.524,9566

−47,6696
= 415,3612
= −0,1148

2. Koefisien korelasi antara Indeks Pembangunan Manusia (Y) dengan angka


harapan hidup (X2)
𝑦2 𝑛 ∑ K F−(∑ K )(∑ F)
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2−(∑2K2)2}{𝑛2∑ F2−(∑ Fi)2}
2 i

(10)(53.053,6924) − (702,29)(755,28)
= √{(10)(49.326,2843) − (702,29)2}{(10)(57.070,7476) − (755,28)2}

530.536,924 − 530.425,5912
= √{493.262,843 − 493.211, 2441}{570.707,476 − 570.447,8784}

111,3328
= √{51,5989}{259,5976}

111,3328
= √13394,9506

111,3328
= 115,7366
= 0,9620
34

3. Koefisien korelasi antara Indeks Pembangunan Manusia (Y) dengan rata-rata


lama sekolah (X3)
𝑦3 𝑛 ∑ K F−(∑ K )(∑ F )
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2−(∑3 K3)2}{𝑛3∑ F2−(∑
i
Fi)2}
3 i

(10)(7442,3707) − (98,55)(755,28)
= √{(10)(971,3825) − (98,55)2}{(10)(57.070,7476) − (755,28)2}

74.423,707 − 74.432,844
= √{9.713,825 − 9.712,1025}{570.707,476 − 570.447,8784}

−9,137
= √{1,7225}{259,5976}

−9,137
= √447,1569

−9,137
= 21,1461
= −0,4321

4.4.2 Korelasi antara Variabel Bebas


Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara sesama variabel bebas dapat
dihitung dengan koefisien korelasinya yaitu :
1. Koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin (X1) dan rata-rata lama
sekolah (X3)
12 𝑛 ∑ K K −(∑ K )(∑ K )
1i 2i 2 1i 2i
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2 −(∑ K1i) }{𝑛 ∑ K2−(∑ K2i)2}
1i 2

(10)(12.915,1683) − (183,87)(702,29)
= √{(10)(3.447,2763) − (183,87)2}{(10)(49.326,2843) − (702,29)2}

129.151,683 − 129.130,0623
= √{34.472,763 − 33.808,1769}{493.262,843 − 493.211,2441}

21,6207
= √{664,5861}{51,5989}

21,6207
= √34.291,9117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21,6207
= 185,1808
= 0,1168

2. Koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin (X1) dan rata-rata lama
sekolah (X3)
13 𝑛 ∑ K K −(∑ K )(∑ K )
1i 3i 2 1i 3i
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2 −(∑ K1i) }{𝑛 ∑ K2−(∑ K3i)2}
1i 3

(10)(1810,7854) − (183,87)(98,55)
= √{(10)(3.447,2763) − (183,87)2}{(10)(971,3825) − (98,55)2}

18.107,854 − 18.120,3885
= √{34.472,763 − 33.808,1769}{9.713,825 − 9.712,1025}

−12,5345
= √{664,5861}{1,7225}

−12,5345
= √1.144,7496

−12,5345
= 33,8341
= −0,3705

3. Koefisien korelasi antara angka harapan hidup (X2) dan rata-rata lama sekolah
(X3)
23 𝑛 ∑ K K −(∑ K )(∑ K )
2i 3i 2 2i 3i
𝑟 = √{𝑛 ∑ K2 −(∑ K2i) }{𝑛 ∑ K2−(∑ K3i)2}
2i 3

(10)(6.920,4766) − (702,29)(98,55)
= √{(10)(49.326,2843) − (702,29)2}{(10)(971,3825) − (98,55)2}

69.204,766 − 69.210,6795
= √{493.262,834 − 493.211,2441}{9.713,825 − 9.712,1025}

−5,9135
= √{51,5899}{1,7225}

−5,9135
= √88,8636
−5,9135
= 9,4267
= −0,6273

Dari perhitungan koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel


tak bebas maupun koefisien korelasi antara sesama variabel bebas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. 𝑟𝑦1 = −0,1148; variabel X1 berkorelasi lemah terhadap variabel Y.
2. 𝑟𝑦2 = 0,9620; variabel X2 berkorelasi kuat terhadap variabel Y.
3. 𝑟𝑦3 = −0,4321; variabel X3 berkorelasi lemah terhadap variabel Y.
4. 𝑟12 = 0,1168; variabel X1 berkorelasi lemah terhadap variabel X2.
5. 𝑟13 = −0,3705;variabel X1 berkorelasi lemah terhadap variabel X3.
6. 𝑟23 = −0,6237; variabel X2 berkorelasi sedang terhadap variabel X3.

4.5 Uji Regresi Linier Berganda


Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-
variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis
𝐻0: 𝑏1 = 𝑏2 = 𝑏3 = 𝑏3 = 0
Artinya jumlah penduduk miskin (X1), angka harapan hidup (X2) dan rata-rata
lama sekolah (X3) tidak mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Toba Samosir.
𝐻0: 𝑏1 G 𝑏2 G 𝑏3 G 𝑏3 G 𝑏4 G 0
Artinya jumlah penduduk miskin (X1), angka harapan hidup (X2) dan rata-
rata lama sekolah (X3) mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Toba Samosir.
2. Penentuan nilai kritis
Derajat kebebasan yang digunakan adalah:
𝑣1 = 𝑘 dan 𝑣2 = 𝑛 − 𝑘 − 1
𝑣1 = 3
𝑣2 = 𝑛 − 𝑘 − 1
= 10 − 3 − 1
=6
dengan 𝖺= 0,05, maka diperoleh 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 4,76.
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima bila 𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻0 ditolak bila 𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus:
𝐽𝐾𝑟𝑒g/𝑘
𝐹 = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠/(𝑛 − 𝑘 − 1)
dengan:
𝐽𝐾𝑟𝑒g : jumlah kuadrat regresi
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 : jumlah kuadrat residu (sisa)
(𝑛 − 𝑘 − 1) : derajat kebebasan
𝐽𝐾𝑟𝑒g : 𝑏1 ∑ 𝑥1𝑦 + 𝑏2 ∑ 𝑥2𝑦 + ⋯ + 𝑏𝑘 ∑ 𝑥𝑘𝑦

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 2
: ∑(𝑌 − Y)
Maka diperoleh:
𝐽𝐾𝑟𝑒g/𝑘
𝐹 = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠/(𝑛 − 𝑘 − 1)

25,9059/3
= 0,0497/(6)

8,6353
= 0,0083
= 1.040,3976
5. Kesimpulan
Dari perhitungan dapat diperoleh bahwa:
𝐹ℎi𝑡𝑢𝑛g ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
1.040,3976 ➤ 4,76
sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak.
6. Interpretasi
𝐻0 ditolak artinya jumlah penduduk miskin (X1), angka harapan hidup (X2)
dan rata-rata lama sekolah (X3) mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Toba Samosir.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil persamaan regresi linier yang didapat untuk X2 𝑑𝑎𝑛 X3 bernilai positif
sehingga disimpulkan bahwa semakin tinggi variabel X2 (Angka Harapan
Hidup) dan X3 (Rata-rata Lama Sekolah) maka semakin tinggi pula Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan untuk
X1 bernilai negatif dapat disimpulkan semakin tinggi variabel X1 (Jumlah
Penduduk Miskin) maka semakin rendah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Toba Samosir.
2. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa X2 (Angka Harapan Hidup) memiliki
pengaruh yang sangat kuat terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
Kabupaten Toba Samosir.
3. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien determinasi (𝑅2) sebesar 0,9979
berarti 99,79% Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Toba
Samosir dipengaruhi oleh jumlah penduduk miskin, angka harapan hidup,
rata-rata lama sekolah dan sisanya 0,21% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2 Saran
Penulis memberikan beberapa saran terhadap hasil penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan terhadap rata-rata lama sekolah dan pengurangan jumlah
penduduk miskin sehingga tingkat keberhasilan untuk Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Kabupaten Toba Samosir dapat juga meningkat.
2. Penulis juga menyarankan agar metode regresi linier dapat digunakan untuk
mencari pengaruh dari meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
terhadap jumlah penduduk miskin dan rata-rata lama sekolah dari Indeks
Pembanguna Manusia (IPM) di suatu daerah.
40

DAFTAR PUSTAKA

Aligrafi, 2000. Analisi Regresi teori, Kasus, dan Solusi, Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2008. 2009. 2010. 2011. 2012. 2013.
2014. 2015. 2016. 2017. Sumatera Utara dalam Angka. Medan : Badan Pusat
Provinsi Sumatera Utara.

Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Edisi pertama-Yogyakarta : Penerbit Graha


Ilmu.

Makridakis, Sofian. 1984. Metodedan Aplikasi Peramalan, Jakarta : Binapura Aksara

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.

Wibsono.Yusuf. 2005. Metode Statistik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Anda mungkin juga menyukai