Anda di halaman 1dari 123

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Akuntansi Skripsi Sarjana

2018

Analisis Penerapan Akuntansi


Lingkungan terhadap Kinerja
Lingkungan pada Perusahaan di
Sumatera Utara

Panjaitan, Imanuel Armando


Universitas Sumatera Utara

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9785
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA


LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN DI SUMATERA UTARA

OLEH

IMANUEL ARMANDO PANJAITAN


140503135

PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA


LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN DI SUMATERA UTARA

OLEH

IMANUEL ARMANDO PANJAITAN


140503135

PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA


LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN DI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh environmental


responsibility, environmental accounting report, dan environmental audit terhadap
kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian asosiatif kausal. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
convinience sampling dan diperoleh 31 perusahaan sebagai sampel. Data yang
digunakan adalah data primer. Penelitian ini menggunakan SPSS versi 20.0 dengan
teknik regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel environmental


responsibility dan environmental accounting report berpengaruh signifikan terhadap
kinerja lingkungan sedangkan environmental audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja lingkungan. Secara simultan hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel environmental responsibility, environmental accounting report, dan
environmental audit secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja lingkungan. Dimana tingkat signifikansi dilihat dari nilai sig, yang menunjukkan
angka < 0,05.

Kata Kunci : Environmental Responsibility, Environmental Accounting Report,


Environmental Audit, Kinerja Lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

ANALYSIS OF ENVIRONMENTAL ACCOUNTING APPLICATIONS TO


ENVIRONMENTAL PERFORMANCE IN THE COMPANY IN NORTH
SUMATERA

This study aims to determine the effect of environmental responsibility, environmental


accounting report, and environmental audit on environmental performance at companies in
North Sumatra. This research is a kind of causal associative research. Sample selection was
done by using convinience sampling method and obtained 31 companies as sample. The
data used is primary data. This study uses SPSS version 20.0.
The results showed that partially variable environmental responsibility and environmental
accounting report have a significant effect on environmental performance while
environmental audit has no significant effect on environmental performance.
Simultaneously, the result of the research shows that the variable of environmental
responsibility, environmental accounting report, and environmental audit together have
positive and significant effect on the environmental performance. Where the significance
level is seen from the sig value, which shows the number <0.05.

Keywords: Environmental Responsibility, Environmental Accounting Report, Environmental


Audit, Environmental Performance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Analisis penerapan Akuntansi Lingkungan terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima

bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S., selaku Dekan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., CPA, Ak. selaku Ketua

Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Bapak Drs. Zainal Abidin Tarigan Silangit, S.E., M.Si, Ak., CA., Bapak Drs. Arifin

Akhmad, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismael, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing,

Pembanding, dan Penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Orang Tua ku tercinta, dan abang serta kakaku tersayang yang tidak henti-hentinya

memberikan support dan kasih sayang kepada peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Peneliti juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman

dari FPM GEM EKONOMI, GPDI JEHOVA JIREH Kisaran, Beasiswa Tanoto

Foundation, Tanoto Scholarship Association Medan, dan Teman-teman dekat

satu tim dalam publikasi Jurnal dan Lomba.

6. Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan

mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 18 Juli 2018


Penulis,

IMANUEL ARMANDO PANJAITAN


NIM : 140503135

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 9
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 10
Tujuan Penelitian 10
Manfaat Penelitian 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Akuntansi Lingkungan 12
2.1.1 Environmental Responsibility 13
2.1.2 Environmental Accounting Report 15
2.1.3 Environmental Audit 19
2.2 Kinerja Lingkungan 22
2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu 23
2.4 Kerangka Konseptual 26
2.5 Hipotesis Penelitian 28
BAB III METODE PENELITIAN 29
3.1 Jenis Penelitian 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 29
3.2.1 Lokasi Penelitian 29
3.2.2 Waktu Penelitian 29
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 30
3.3.1 Populasi Penelitian 30
3.3.2 Sampel Penelitian 30
3.4 Jenis Data 33
3.5 Metode Pengumpulan Data 33
3.6 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 34
3.7 Uji Instrumen Penelitian 38
3.7.1 Uji Validitas 38
3.7.2 Uji Reliabilitas 38
3.8 Teknik Analisis 38
3.8.1 Model Analisis Data 39
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik 40
3.8.2.1 Uji Normalitas 40
3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2.3 Uji Multikolinieritas 41
3.8.3 Pengujian Hipotesis 42
3.8.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) 42
3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F) 43
3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) 44
3.8.4 Analisis Regresi Berganda 44
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 46
4.1 Gambaran Umum 46
4.1.1 Deskriptif Silang Data 47
4.1.1.1 Environmental Responsibility
Dengan Kinerja Lingkungan 47
4.1.1.2 Environmental Accounting Report
Dengan Kinerja Lingkungan 48
4.1.1.3 Environmental Audit
Dengan Kinerja Lingkungan 50
4.1.2 Gambaran Data Kuisioner 51
4.2 Hasil Penelitian 54
4.2.1 Uji Intrumentasi 54
4.2.1.1 Uji Validitas 54
4.2.1.2 Uji Reliabilitas 56
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 57
4.2.2.1 Uji Normalitas 57
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas 58
4.2.2.2.1 Metode Grafik
58
4.2.2.4 Multikolinearitas 59
4.4 Pengujian Hipotesis 59
4.4.1 Pengujian Koefisien
Regresi Secara Parsial (Uji t) 59
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (uji-F) 61
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi
62
4.5 Analisis Regresi Berganda 63
4.6 Pembahasan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 68
5.1 Kesimpulan 68
5.2 Keterbatasan 69
5.3 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Hal

1.1 Nilai Tambah Industri Manufaktur 5


1.2 Research GAP 9
2.1 Penelitian Terdahulu 24
3.1 Jadwal Proses Penelitian 29
3.2 Daftar Perusahaan Di Sumatera Utara
Yang Menjadi Sampel 32
4.1 Distribusi Kuesioner 46
4.2 Gambaran Data Kuisioner 52
4.3 Uji Validitas 55
4.4 Uji Reliabilitas 56
4.5 Hasil Pengujian Multikolinearitas 59
4.6 Hasil Uji Parsial (t-test) 60
4.7 Hasil Uji Simultan (F-test) 61
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 62
4.9 Analisis Regresi Berganda 63

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul

Hal

1.1 Kriteria Penilaian Lingkungan Hidup


Perusahaan Di Indonesia 2
2.2 Kerangka Konseptual 26
4.1 Crosstabs Environmental Responsibility
Dengan Kinerja Lingkungan 47
4.2 Crosstabs Environmental Accounting Report
Dengan Kinerja Lingkungan 48
4.3 Crosstabs Environmental Audit
Dengan Kinerja Lingkungan 50
4.4 Uji Normalitas Grafik P-Plot 57
4.5 Uji Heterokedastisitas (scatterplot) 58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No.Tabel Judul

Hal

1. Data Kuesioner 74
2. Hasil Olah Data SPSS 74
3. Kuesioner Penelitian 100
4. Surat Persetujuan Penelitian 104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu ekonomi selalu ada di era globalisasi. Perusahaan harus mampu

menyelesaikan setiap masalah yang terkait dengan keberlangsungan produksinya

yang saat ini menjadi sulit karena memerlukan teknologi dan konsumsi energi

yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah tersebut. Teknologi pada dasarnya

membutuhkan bahan baku sehingga bisa dioperasikan dan menciptakan energi

yang dibutuhkan namun beberapa perusahaan belum mengikuti peraturan dalam

menangani polusi, pengelolahan limbah, dan ekologi yang bisa membuat bumi

kita semakin rusak, hal tersebut didukung oleh catatan A Journey To Gold oleh

Kementerian lingkungan hidup (Reliantoro, 2013) :

Dalam PROPER periode 2011-2012, sebanyak 1.317 perusahaan dari sektor


manufaktur, pertambangan, energi, minyak dan gas, agroindustri, kawasan
industri dan jasa telah melalui pemeriksaan kinerja pengelolaan
lingkungannya oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) dari KLH
dan/atau Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) dari 22
provinsi. Hasilnya, jumlah dan komposisi peringkat pada periode ini adalah
12 perusahaan (1%) mendapatkan peringkat Emas, 119 perusahaan (9%)
memperoleh peringkat Hijau, 771 perusahaan (59%) meraih peringkat Biru,
dan 331 perusahaan (25%) diganjar dengan peringkat Merah. Dalam kurun
waktu 2011- 2012 terdapat sebanyak 79 perusahaan (6%) yang mendapatkan
peringkat Hitam dari KLH, akibat pengelolaan limbah yang cukup
mengkhawatirkan bagi pencemaran lingkungan. Peringkat Hitam merupakan
peringatan bagi perusahaan yang tak menaati pengelolaan lingkungan. Jumlah
perusahaan yang mendapatkan peringkat Hitam itu mengalami kenaikan
dibandingkan periode 2010-2011 yang hanya tercatat 49 perusahaan. Ke-79
perusahaan tersebut mendapat kesempatan selama enam bulan untuk
melakukan perbaikan, namun bila masih melanggar mereka akan diproses
hukum sesuai prosedur yang berlaku.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berikut adalah gambar prosedur penilaian lingkungan hidup bagi perusahaan:

Gambar 1.1
Kriteria Penilaian Lingkungan Hidup Perusahaan Di Indonesia

Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2013

Perusahaan harus menjaga bumi sebagai pemukiman mahkluk hidup

karena bumi tidak menyediakan kebutuhan organisme secara langsung melainkan

membutuhkan proses hingga jutaan tahun lamanya, terlihat dari banyak Industri-

industri yang dibangun oleh pemerintah kita untuk menyokong perekonomian

Indonesia, namun dalam pembangunannya pemerintah dan pihak pengembang

tidak memperhatikan lingkungan tempat dimana industri tersebut dibangun.

Sehingga banyak sekali lingkungan-lingkungan sekitar proyek perindustrian

tersebut menjadi rusak parah, ini akibat tidak bertanggung jawabnya perusahaan

dalam memperhatikan kelestarian lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berikut ini merupakan masalah lingkungan yang terjadi di areal

perindustrian menurut Bethan (2013) :

1. Udara disekitar industri menjadi sangat buruk, dikarenakan gas buang


berupa asap membumbung tinggi di udara bebas.
2. Daerah sekitar industri menjadi panas, ini akibat adanya peningkatan suhu
yang ekstrim yang dihasilkan oleh gas-gas buang industri tersebut.
3. Tercemarnya sumber-sumber mata air sekitar industri, akibat pembuangan
limbah ke sumber-sumber mata air tersebut.
4. Industri juga dapat mempengaruhi peningkatan pemanasan global (global
warming), yang saat ini sedang dilakukan pencegahan agar tidak lebih
meluas.
5. Pembangunan industri dapat menyebabkan banjir karena kurangnya daerah
resapan air, daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah fungsi
menjadi daerah perindustrian.
6. Polusi suara yang dihasilkan oleh deru-deru mesin produksi yang tak henti-
henti, Polusi suara dapat membisingkan telinga warga yang tinggal disekitar
areal perindustrian.

Itulah beberapa masalah lingkungan yang mungkin akan timbul jika adanya

pembangunan sebuah industri. dibutuhkan pemeliharaan dari perusahaan sebagai

aktor untuk membuatnya tetap hijau dan nyaman.

Keberlanjutan telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dibahas

sejak istilah "pembangunan berkelanjutan" yang pertama kali dipopulerkan untuk

masa depan semua mahluk hidup. Melalui istilah tersebut mempunyai arti dalam

mengembangkan pemanfaatan yang lebih baik atau memberantas masalah yang

ada dalam bidang utama yaitu: lingkungan, ekonomi, dan sosial untuk mencapai

tujuan yang berkelanjutan. Ini juga membahas konsep ekonomi hijau. Menurut

konferensi yang dilaksanakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), ekonomi

hijau merupakan salah satu hasil peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan

sosial sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan

ekologis. Ekonomi hijau didasarkan pada kombinasi pertumbuhan rendah karbon,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


efisiensi sumber daya, dan inklusivitas sosial. Tujuannya juga untuk

menyingkirkan 3 Krisis Utama" yaitu: krisis sosio-politik, krisis ekonomi, dan

krisis ekologis. Krisis ekologis dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ketiga krisis

tersebut dan dapat digunakan sebagai pendorong untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Fenomena perubahan iklim global merupakan dampak dari kerusakan

lingkungan. Di Indonesia, kerusakan lingkungan paling banyak terjadi karena

kinerja industri yang semakin meroket. Kerusakan lingkungan yang sangat besar

ini didukung oleh tingginya pertumbuhan indutri di Indonesia. Menurut Gosta

(2016) “Nilai tambah produksi manufaktur di Indonesia untuk pertama kalinya

masuk dalam 10 besar pada 2015. Nilai tambah (value added) industri manufaktur

Indonesia mencapai US$ 229,66 miliar pada 2015, menyumbangkan 1,93% value

added industri manufaktur dunia”. Sedangkan menurut menteri perindustrian

(Hartarto : 2017) “Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara-negara dunia

yang kontribusi industrinya cukup tinggi”. Sementara Inggris menyumbangkan

sekitar 10 persen, sedangkan Jepang dan Meksiko di bawah Indonesia dengan

pencapaian kontribusinya 19 persen. Bahkan juga berada di atas Amerika Serikat”

Berikut adalah tabel nilai tambah industri manufaktur di dunia:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 1.1
Nilai Tambah Industri Manufaktur

No Negara Nilai Tambah Manufaktur (US$) Porsi Atas Nilai


Tambah
Manufaktur Dunia

1 China 2.838.691.500.000 23,84%

2 USA 1.969.028.700.000 16,54%

3 Japan 1.063.028.400.000 8,93%

4 Germany 6,37%
758.993.292.695
5 South Korea 368.159.711.723 3,09%

6 India 291.288.887.830 2,45%

7 Italy 2,42%
287.736.513.024
8 France 2,34%
278.604.238.584
9 Brazil 269.422.028.933 2,26%

10 Indonesia 229.663.498.300 1,93%

11 United Kingdom 1,93%


229.272.172.551
12 Russian 210.720.139.688 1,77%

13 Mexico 1,70%
201.943.946.032
14 Canada 172.460.181.050 1,45%

15 Spain 171.859.389.628 1,44%

World 11.907.442.000.000

Sumber : Artikel Bisnis.com

Sedangkan “Kasus-kasus lingkungan hidup yang menimpa beberapa

perusahaan di Indonesia, seperti kasus pencemaran dari limbah pabrik oleh PT Inti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Indo Rayon di Sumatera Utara dan lumpur Sidoarjo oleh PT Lapindo Brantas

adalah beberapa contoh yang nyata dalam masalah ini” (Kristiono, 2006).

Eksistensi industri di tengah-tengah masyarakat berdampak pada

kehidupan masyarakat itu sendiri. Secara ekonomi, keberadaan industri

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian kesempatan kerja.

Secara ekologis, industri dapat merubah infrastruktur masyarakat hingga

menyebabkan terjadinya pengurangan pencemaran lingkungan melalui pemakaian

amdal di pabrik. Guinness World Records pada 2008 pernah mencatat rekor

Indonesia sebagai negara yang memiliki laju kerusakan lingkungan hidup yang

tinggi. Kerusakan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai proses deteriorasi atau

penurunan mutu (kemunduran) Lingkungan. Deteriorasi lingkungan ini ditandai

dengan hilangnya sumber daya tanah air, udara, punahnya flora dan fauna liar dan

kerusakan ekosistem. Kerusakan lingkungan hidup terutama terjadi pada hutan.

Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektare. Kerusakan yang

terjadi di daerah hulu (hutan) juga turut merusak kawasan di daerah pesisir.

Menurut catatan Down The Earth, proyek Asian Development Bank (ADB) di

sektor kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-

besaran hutan bakau menjadi kawasan pertanian Padahal hutan bakau, selain

berfungsi melindungi pantai dan abrasi, merupakan hal yang baik bagi berbagai

jenis ikan. Hancurnya hutan bakau juga mengakibatkan semakin rentannya

kawasan pesisir Indonesia terhadap terjangan air pasang laut dan banjir, terlebih di

musim hujan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Selain itu, kerusakan ekosistem air juga disebabkan oleh industrilaisasi

perusahaan. Memberikan dampak yang luar biasa terhadap kerusakan lingkungan

yang ada disekitarnya, secara sosial, adanya industri berdampak pada perubahan

nilai-nilai sosial kemasyarakatan, secara ekologis, industri dapat merubah

infrastruktur masyarakat maupun terjadinya pencemaran lingkungan,

Peningkatan produktivitas dan efisiensi, berbagai usaha dilakukan oleh

perusahaan, di antaranya berproduksi menggunakan teknologi modern dan

penggunaan sumber daya yang lebih berkualitas dan upaya tersebut dilakukan

untuk memberikan hasil maksimal bagi shareholder. Selain mengutamakan

pemilik dan manajemen, perusahaan juga harus memperhatikan seluruh pihak

seperti karyawan, konsumen, masyarakat dan lingkungan. Hal ini karena

keberadaan perusahaan tidak terlepas dari dukungan lingkungan. Pada era

pergerakan perusahaan kearah green company, kalangan industri tidak hanya

dituntut untuk sebatas pengolahan limbah, tetapi tuntutan masyarakat konsumen

yang lebih jauh lagi yaitu agar proses produksi suatu barang mulai dari

pengambilan bahan baku sampai ke pembuangan suatu produk setelah dikonsumsi

tidak merusak lingkungan.

Dalam upaya pelestarian lingkungan, ilmu akuntansi juga berperan melalui

pengungkapan sukarela dalam laporan keuangannya terkait dengan biaya

lingkungan atau environmental costs. Sistem akuntansi yang di dalamnya terdapat

akun-akun terkait dengan biaya lingkungan ini disebut sebagai green accounting

atau environmental accounting. Peran dari green accounting sebagai salah satu

tahap dalam sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi internal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisa

biaya lingkungan dengan manfaatnya, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi

aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang dibuat. Akuntansi

lingkungan dapat berfungsi sebagai alat manajemen yang digunakan manajer dan

unit bisnis terkait. Konsep green (environmental) accounting - akuntansi

lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa.

Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran

lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan

bukan sekedar berkegiatan industri demi bisnis saja, tetapi juga menerapkan

pengelolaan lingkungan. Tujuan penerapan akuntansi lingkungan atau green

accounting adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan

melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya

(environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit), serta

menghasilkan efek perlindungan lingkungan (environmental protection) secara

singkat, green accounting dapat memberikan informasi sejauh mana organisasi

atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas

hidup manusia dan lingkungannya. Melalui penerapan green accounting maka

diharapkan lingkungan akan terjaga kelestariannya, karena dalarn menetapkan

green accounting maka perusahaan akan secara sukarela mematuhi kebijakan

pemerintah tempat perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya. Adapun

perbedaaan dengan penelitian teori terdahulu (theory gap) yaitu Legitimacy theory

menyatakan bahwa perusahaan akan memastikan bahwa mereka beroperasi dalam

batasan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan tempat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perusahaan berada. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa

“guna melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat, perusahaan

cenderung menggunakan kinerja berbasis lingkungan dan pengungkapan

informasi lingkungan”.

Tabel 1.2
Research GAP

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Metode

Peneliti

1 Burhany Pengaruh Implementasi Implementasi Regresi


Akuntansi Lingkungan Akuntansi
(2009) terhadap kinerja Lingkungan
lingkungan dan berpengaruh
pengungkapan positif terhadap
informasi lingkungan kinerja
lingkungan dan
pengungkapan
informasi
lingkungan

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “analisis penerapan akuntansi lingkungan terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka,

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah environmental responsibility berpengaruh terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara parsial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Apakah environmental accounting report berpengaruh terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara parsial.

3. Apakah environmental audit berpengaruh terhadap kinerja lingkungan

pada perusahaan di Sumatera Utara secara parsial.

4. Apakah environmental responsibility, environmental accounting report

dan environmental audit berpengaruh terhadap kinerja lingkungan pada

perusahaan di Sumatera Utara secara simultan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan

adanya hasil sesuatu yang dapat diperoleh setelah penelitian selesai atau

sesuatu yang dicapai ataupun dituju dalam sebuah penelitian. Maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah environmental responsibility berpengaruh

terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara

parsial.

2. Untuk mengetahui apakah environmental accounting report berpengaruh

terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara

parsial.

3. Untuk mengetahui apakah environmental audit berpengaruh terhadap

kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara parsial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Untuk mengetahui apakah environmental responsibility, environmental

accounting report dan environmental audit berpengaruh terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara secara simultan.

Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini selain diharapkan dapat memberi

manfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis,

diharapkan juga dapat memberi manfaat bagi:

1. Manajemen Perusahaan

Memberikan informasi bagi manajer perusahaan khususnya manajer

keuangan dalam mengambil keputusan mengenai lingkungan serta dapat

digunakan sebagai salah satu masukan mengenai kinerja manajer

perusahaan.

2. Investor

Menjadi salah satu masukan bagi investor dalam mempengaruhi

pertimbangan calon investor dalam mengambil keputusan untuk

berinvestasi pada suatu perusahaan.

3. Kreditor

Dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pihak kreditor dalam hal

memberikan pinjaman kepada perusahaan.

4. Pembaca dan pihak-pihak lainnya

Sebagai referensi dalam penelitian sejenis di masa yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi Lingkungan

Akuntansi Lingkungan merupakan sarana untuk melaporkan suatu

perusahaan yang dikaitkan dengan lingkungan. Tujuan dari akuntansi lingkungan

adalah memberikan informasi mengenai kinerja operasional perusahaan yang

berbasis pada perlindungan lingkungan. Adapun “Motivasi yang melatarbelakangi

perusahaan untuk melaporkan permasalahan lingkungan lebih didominasi oleh

faktor kesukarelaan” (Ball, 2005). Akuntansi lingkungan juga memberikan

laporan bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Tujuan dari akuntansi

lingkungan “sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan sebagai alat

komunikasi dengan masyarakat dan untuk meningkatkan jumlah informasi relevan

yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya” (Idris,

2012), sehingga dapat mengetahui kegiatan perusahaan dalam upaya menangani

pencemaran lingkungan serta kewajiban perusahaan atas masalah tersebut melalui

laporan keuangan perusahaan. “Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas

lingkungan akuntansi konvensional dan akuntansi ekologis” (Environmental

Accounting Guidelines: 2005). Akuntansi lingkungan konvensional mengukur

dampak-dampak dari lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam isitilah-

istilah keuangan. Sedangkan akuntansi ekologis mencoba untuk mengukur

dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan

dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram, pemakaian energi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam kilojoules, yang terdapat dalam ISO dan amdal maupun peraturan resmi

lingkungan lainnya), tetapi standar pengukuran yang digunakan bukan dalam

bentuk satuan keuangan. Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi

dua bagian. Bagian pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu

perusahaan baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan

akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya.

Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti

beberapa faktor berikut, antara lain:

1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).

2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).

3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai

satuan uang/rupiah).

Sehingga, dari beberapa ulasan mengenai akuntansi lingkungan dapat

dirumuskan variabel “environmental responsibility, environmental accounting

report dan environmental audit dalam bagian green accounting/ akuntansi

lingkungan” (Susilo: 2008).

2.1.1 Environmental Responsibility

Environmental Responsibility ialah suatu konsep tanggung jawab

yang ditugaskan bagi perusahaan untuk menjauhkan diri dari kegiatan yang

dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan alam. Istilah ini berasal dari

corporate social responsibility (CSR). Isu lingkungan sekarang ini sudah

merupakan isu yang penting. Pentingnya isu lingkungan tersebut ditandai

dengan maraknya pembicaraan mengenai masalah pencemaran lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan penurunan kualitas hidup. Dunia industri sebaiknya harus mengikuti

berbagai peraturan yang diterapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.

“Teori yang mendukung penyampaian laporan pertanggungjawaban

sosial dan lingkungan adalah stakeholder theory” (Deegan, 2004).

stakeholder theory memperhatikan keseluruhan pihak yang mempunyai

kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder perusahaan memiliki

ekspektasi masing-masing terhadap perusahaan. Manajemen akan berusaha

untuk mengelola dan mencapai harapan stakeholder dengan penyampaian

aktivitas-aktivitas lingkungan dan sosial.

Manajemen perusahaan sudah tidak lagi berfokus pada maksimalisasi laba


dan bertanggung jawab kepada para pemegang saham, kreditur, dan
pemerintah, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan
di sekitarnya (Manuhara, 2000).

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi

perseroan sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.

Tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur secara spesifik dalam

Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007:

(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan


dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai 38 biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Ketentuan dan pasal ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang

selaras, serasi dan seimbang sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya

masyarakat setempat. Tanggung jawab sosial perusahaan timbul sebagai respon

atau tindakan proaktif yang dilakukan oleh perusahaan terhadap harapan

masyarakat atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Konsep tanggung jawab

sosial mengundang pro-kontra dikalangan masyarakat. Pihak yang pro

memandang perusahaan sebagai sistem sosial ekonomi yang harus tanggap

terhadap kepentingan sosial, sedangkan pihak yang kontra memandang

perusahaan sebagai sistem ekonomi yang hanya bertanggungjawab kepada

pemilik perusahaan. Masyarakat akan menilai perusahaan yang memiliki

kepedulian terhadap lingkungan akan menjadi nilai tambah dalam kepercayaan

sebagai lembaga penyejahtera kehidupan sekitarnya, demikian pula sebaliknya

pandangan atas perusahaan yang sama sekali mengabaikan masalah sosial

dilingkungan tempat usahanya bernaung. “Respon perusahaan terhadap tanggung

jawab sosial akan menimbulkan suatu kebutuhan untuk mengukur dan

melaporkan kinerja perusahaan menjadi semakin luas” (Murni, 2001).

2.1.2 Environmental Accounting Report

Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan

istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental

costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya

lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan

yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lingkungan. Menurut Ikhsan (2008) “Akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai

pencegahan, pengurangan dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan,

bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari perbaikan kembali kejadian-

kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan tersebut”.

Dalam Environmental Accounting Guidelines yang dikeluarkan oleh

Menteri Lingkungan Jepang (2005) “Akuntansi lingkungan mencakup tentang

pengidentifikasian biaya dan manfaat dari aktivitas konservasi lingkungan,

penyediaan sarana atau cara terbaik melalui pengukuran kuantitatif”. Serta untuk

mendukung proses komunikasi yang bertujuan untuk mencapai pembangunan

yang berkelanjutan, memelihara hubungan yang menguntungkan dengan

komunitas dan meraih efektivitas dan efisiensi dan aktivitas konservasi

lingkungan.

Konsekuensi dari wacana akuntansi sosial dan lingkungan ini pada

akhirnya memunculkan konsep Socio Economic Environmental Accounting

(SEEC). Bell dan Lehman (1999) mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai

berikut, "Green accounting is one of the contemporary concepts in accounting

that support the green movement in the company or organization by recognizing,

quantifying, measuring and disclosing the contribution of the environment to the

business process".

Berdasarkan definisi environmental accounting di atas maka bisa

dijelaskan bahwa environmental accounting merupakan akuntansi yang

didalamnya mengidentifikasi, mengukur, menilai, dan mengungkapkan biaya-

biaya terkait dengan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sedangkan aktivitas dalam environmental accounting dijelaskan oleh

Cohen dan Robbins (2011) sebagai berikut:

Environmental accounting collects, analyzes, assesses, and prepares reports


of both environmental and financial data with a view toward reducing
environmental effect and costs. This form of accounting is central to many
aspects of governmental policy as well. Consequently, environmental
accounting has become a key aspect of green business and responsible
economic development.

Melalui penerapan environmental accounting maka diharapkan lingkungan

akan terjaga kelestariannya, karena dalam menerapkan environmental accounting

maka perusahaan akan secara sukarela mematuhi kebijakan pemerintah tempat

perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya. Selanjutnya, US EPA (1995)

“Akuntansi lingkungan sebagai aspek dari sisi akuntansi manajemen, mendukung

keputusan manajer bisnis dengan mencakup penentuan biaya, keputusan desain

produk atau proses, evaluasi kinerja serta keputusan bisnis lainnya”.

Environmental accounting is an anclusive field of accounting. It provides


reports inveronmental information to help make management decisions on
pricing, controlling overhead and capital budgeting, and external use,
disclosing inveronmental information of interest to public and to the
financial community.

Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis

serta memastikan adanya efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan untuk

mengukur biaya kualitas dan jasa. Menurut Mathew dan Parrerra (1996),

“akuntansi lingkungan ini digunakan untuk memberikan gambaran bentuk

komprehensif akuntansi yang memasukkan eksternalitas ke dalam rekening

perusahaan seperti informasi tenaga kerja, produk, dan pencemaran lingkungan”.

Menurut Volosin (2008) "The identification, measurement, and allocation of

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


environmental costs the integration of these environmental costs into business

decisions, and the subsequent communication of the information is a company's

stakeholders”. “Akuntansi lingkungan merupakan akuntansi yang di dalamnya

terdapat identifikasi, pengukuran, dan alokasi biaya lingkungan, di mana biaya-

biaya lingkungan ini diintegrasikan dalam pengambilan keputusan bisnis, dan

selanjutnya dikomunikasikan kepada para stakeholders” (Volosin, 2008).

Konsisten dengan argumen di awal, maka pelaporan sosial dan lingkungan

perusahaan dapat didefinisikan sebagai berikut:

The process of communicating the social and environmental effects of


organizations economic actions to particular interest groups within society
and to society at large. As such, it involves extending the accountability of
organizations (particularly companies), beyond the traditional role of
providing a Financial account to owners of capital, in particular,
shareholders. Such an extension is predicated upon the assumption that
companies do have wider responsibilities than simply to make money for
their shareholders (Adam dan Zutshi, 2004).

Menurut Gone dan Herrbach (2006) “Pelaporan CSR tidak hanya bermanfaat bagi

pihak eksternal, tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan”. Dengan membuat

laporan CSR perusahaan akan melakukan self-assessment sehingga dapat

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait dengan aktivitas

CSR di perusahaan tersebut. Dengan demikian, laporan tersebut merupakan alat

pembelajaran organisasi, yang dapat menyebabkan perubahan dinamis terhadap

individu maupun perusahaan tersebut, yang pada akhirnya mendorong

peningkatan kinerja organisasi. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan

Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency

Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya


lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong
pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki
kualitas lingkungan (US EPA, 1995).

Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment

Protection Agency:

Istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua dimensi utama. Pertama,


akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung berdampak
pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah
“biaya pribadi”). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biaya-biaya
individu, masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan (US EPA, 1995).

2.1.3 Enviromental Audit

Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara

sistematik, terdokumentasi, periodik, dan obyektif tentang bagaimana suatu

kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi

kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan

dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan

perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Dua definisi Audit

Lingkungan yaitu:

1. Sistem Manajemen Lingkungan adalah struktur pertanggungjawaban dan


kebijakan perusahaan, praktik-praktik, prosedur, proses, dan sumber-sumber
untuk melindungi lingkungan dan mengelola masalah-masalah lingkungan.
2. Audit Lingkungan adalah bagian integral dan sistem manajemen lingkungan
yang digunakan oleh manajemen untuk menentukan apakah sistem
pengendalian lingkungan perusahaan cukup untuk menjamin kepatuhan pada
peraturan dan kebijakan internal. Audit lingkungan internal dipertimbangkan
sebagai proses evaluasi diri yang digunakan oleh perusahaan untuk
menentukan apakah perusahaan memenuhi tujuan kebijakan internal dan
hukum (Thomson and Simpson, 1993).

Audit Lingkungan tercakup ke dalam berbagai program industri untuk

kepastian pengendalian kualitas dan keberadaan dalam ruang lingkup

pertanggungjawaban audit internal. Audit lingkungan mempunyai tujuan internal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan eksternal. Audit Lingkungan internal bermanfaat untuk memberikan

informasi kepada manajemen mengenai apakah operasi perusahaan mematuhi

peraturan, apakah suatu kontrak pembuangan limbah telah dilakukan secara

kompeten, serta apakah keputusan manajemen lingkungan dibuat atas dasar fakta

yang ada. Audit Lingkungan eksternal memberikan jaminan kepada pihak-pihak

luar seperti kreditur, investor atau pemakai laporan eksternal atas usaha atau

kegiatan yang telah dilakukan perusahaan. Berbagai aktivitas yang

diklasifikasikan sebagai Audit Lingkungan eksternal mencakup jasa-jasa yang

diberikan oleh konsultan, pengacara, dan implementasi serta pengawasan sistem

manajemen lingkungan.

Menurut (Thomson dan Simpson, 1993), mengidentifikasikan enam kategori

aktivitas-aktivitas yang diklasifikasikan sebagai audit lingkungan:

1. Compliance Audit
Merupakan investigasi yang fokus utamanya adalah pada operasi
perusahaan. Audit ini menilai apakah aktivitas-aktivitas berada dalam
batas-batasan legal yang diperkenankan hukum dan peraturan atau tidak.
Compliance Audit dibutuhkan pada saat kreditur atau investor
memerlukan informasi untuk mengetahui apakah operasi perusahaan
menyebabkan atau kemungkinan menyebabkan pelanggaran hukum dan
peraturan tentang lingkungan. Audit jenis ini merupakan jenis audit
lingkungan yang paling umum. Compliance audit dikategorikan menurut
tingkat detail usaha yang diperlukan dalam audit, yaitu:
1.1 Preliminary assesment,
Disebut juga Document Review atau Destop Audit, digunakan
untuk memberikan masukan pada bidang masalah yang potensial,
khususnya yang memiliki proyeksi mengenai kondisi masa datang
untuk dipertimbangkan perlunya penelaahan atau kaji ulang yang
lebih intensif.
1.2 Environment audit
Merupakan audit yang lebih rinci dengan berfokus pada operasi
perusahaan. Audit tipe ini mencakup verifikasi kepatuhan pada
suatu peraturan. Sehingga auditor perlu menelusuri proses
kepatuhan perusahaan melalui pernyataannya untuk menjamin
kepatuhan perusahaan pada regulasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3 Environmental investigation
Penilaian intensif atas waktu dan tenaga kerja yang dilakukan
ketika tahap-tahap sebelumnya menunjukkan bahwa risiko adanya
kontaminasi potensial atau dugaan ketidakpatuhan lainnya.
Laporan auditnya mencakup interpretasi analisis teknis, seperti
laporan laboratorium.
2. Transactional Audit
Merupakan alat manejemen untuk menilai risiko lingkungan perusahaan
bagi bank, agen kreditur, yayasan, serta investor. Audit ini menentukan
apakah tanah mengandung bahan atau buangan beracun. Pihak-pihak
eksternal perlu memahami risiko lingkungan perusahaan.
3. Environmental Management System Audit
Jenis audit lingkungan ini memiliki fokus pada keseluruhan sistem
manajemen lingkungan perusahaan. Audit ini memberikan informasi dan
keyakinan kepada manajemen mengenai efektivitas sistem, pengendalian,
dan prosedur untuk mematuhi kebijakan lingkungan perusahaan. Proses
audit jenis ini dilakukan secara internal ketika proses Audit Lingkungan
sudah matang dan perusahaan menjadi yakin akan kepatuhan terhadap
suatu peraturan.
4. Pollution Prevention Audit
Merupakan penilaian operasional yang digunakan untuk
mengidentifikasikan kesempatan-kesempatan meminimalkan buangan
dan mengurangi polusi. Pencegahan polusi meliputi berbagai fasilitas
pabrik yang mungkin menimbulkan polusi dalam berbagai media pada
beberapa tahap operasi.
5. Environmental Liability Accrual Audit
Audit lingkungan ini merupakan akuntansi teknis dan review legal untuk
mengakui, mengkuantifisir, dan melaporkan kewajiban keuangan yang
menyangkut masalah-masalah lingkungan.
6. Product Audit
Merupakan penilaian dalam proses produksi suatu fasilitas perusahaan
(mesin-mesin). Tujuan audit jenis ini adalah memberikan keyakinan
bahwa produk itu sesuai dengan ambang batas kimiawi dan sesuai
dengan standar lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Sistem Manajemen Lingkungan (SML) International Standart

Organization (ISO) (14010 : 1996) :

Suatu proses verifikasi tersistemasi dan terdokumentasi untuk memperoleh


dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan apakah sistem
manajemen lingkungan dari organisasi sesuai dengan kriteria audit sistem
manajemen lingkungan yang dibuat organisasi, dan untuk
mengkomunikasikan hasil proses ini kepada manajemen.

Tujuan dari audit lingkungan (Musyarofah : 2013) adalah:

1. Untuk menentukan apakah Sistem Manajemen Lingkungan sesuai dengan

pengaturan pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan dan apakah

sistem manajemen lingkungan sudah diterapkan secara benar dan

dipelihara,

2. Perolehan jaminan pentaatan

3. Pertanggungjawaban keuangan

4. Perlindungan terhadap pertanggungjawaban pegawai

2.2 Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen

lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya, serta

pengkajian kinerja lingkungan yang didasarkan pada kebijakan lingkungan,

sasaran lingkungan dan target lingkungan (International Standart Organization

(ISO) 14004, dari International Organizational Standart (ISO) 14001). Menurut

Suratno, dkk. (2007) “kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan yang

menciptakan lingkungan yang hijau (green)”. Kinerja lingkungan (environmental

performance) dibuat dalam bentuk peringkat oleh suatu lembaga yang berkaitan

dengan lingkungan hidup. Menurut Clarkson, dkk (2006) "proxied by their

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


industry membership and by whether they report to the Ministry of Environment

under the National Pollution Release Inventory program".

Dari kutipan tersebut dinyatakan bahwa kinerja lingkungan adalah kinerja

yang dapat ditunjukkan oleh para anggota industri dengan melaporkan kinerjanya

kepada Kementerian Lingkungan Hidup untuk program yang terkait. Dengan

demikan kinerja lingkungan (environmental performance) merupakan seluruh

kegiatan dan aktivitas perusahaan yang memperlihatkan kinerja perusahaan dalam

menjaga lingkungan sekitarnya serta melaporkannya kepada pihak yang

berkepentingan.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian

terdahulu sebagai acuan dalam meneliti. Penelitian terdahulu memudahkan

peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

penelitian dari segi teori maupun konsep. Adapun penelitian sebelumnya

digunakan sebagai acuan dan referensi untuk memudahkan dalam membuat

penelitian ini. Peneliti telah menganalisa 4 (empat) penelitian terdahulu yang

berkaitan, sejenis dalam bentuk metode penelitiannya. Penelitian terdahulu dapat

dilihat pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel Penelitian Hasil Penelitian


Peneliti
1 Radu Variabel Independen: Adanya hubungan antara Fix
(2012) fixed asset, number of Asset dan Number Of Employees
employee terhadap Turnover baik secara
parsial maupun simultan.
Variabel Dependen:
Turnover
2 Fauzi, dkk Variabel Independen: Adanya Hubungan antara Triple
(2010) triple bottom line Bottom Line dengan Sustainable
Corporate Performance.
Variabel Dependen:
sustainable corporate
performance

3 Burhany Variabel Independen: Implementasi Akuntansi


(2009) Implementasi Lingkungan berpengaruh positif
Akuntansi terhadap kinerja lingkungan dan
Lingkungan pengungkapan informasi
lingkungan.
Variabel Dependen:
Kinerja Lingkungan,
Pengungkapan
Informasi Lingkungan
4 Hubbard Variabel Independen: The index makes sustainable
(2009) macroeconomic organizational performance
system model, the measurable and accessible to
quality approach, the stakeholders.
triple bottom line, the
balance scorecard.

Dari tabel 2.1 merupakan penelitian yang relevan/berkaitan dengan

penelitian ini, Konsep Triple Bottom Line mengimplikasikan bahwa perusahaan

harus lebih mengutamakan kepentingan stakeholder (semua pihak yang terlibat

dan terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan) daripada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kepentingan shareholder (pemegang saham). Mari kita lihat secara detail

bagaimana perusahaan di Indonesia bisa mengaplikasi konsep 3P ini secara

riil. People menekankan pentingnya praktik bisnis suatu perusahaan yang

mendukung kepentingan tenaga kerja. Lebih spesifik konsep ini melindungi

kepentingan tenaga kerja dengan menentang adanya eksplorasi yang

mempekerjakan anak di bawah umur, pembayaran upah yang wajar, lingkungan

kerja yang aman dan jam kerja yang dapat ditoleransi. Bukan hanya itu, konsep

ini juga meminta perusahaan memperhatikan kesehatan dan pendidikan bagi

tenaga kerja. Planet berarti mengelola dengan baik penggunaan energi terutama

atas sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Mengurangi hasil limbah

produksi dan mengolah kembali menjadi limbah yang aman bagi lingkungan,

mengurangi emisi CO2 ataupun pemakaian energi, merupakan praktik yang

banyak dilakukan oleh perusahaan yang telah menerapkan konsep ini. Hasil

Penelitian terdahulu yang memakai konsep triple bottom line antara lain “Fix

Asset dan Number Of Employees terhadap Turnover baik secara parsial maupun

simultan” (Radu, 2012), “Adanya Hubungan antara Triple Bottom Line dengan

Sustainable Corporate Performance” (Fauzi, dkk, 2010), dan “The index makes

sustainable organizational performance measurable and accessible to

stakeholders” (Hubbard, 2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir menurut Sekaran (2006) adalah “jaringan asosiasi yang

disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antar variabel yang dianggap

relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui proses wawancara,

pengamatan, dan survei literatur”. Kemampuan penelitian untuk mendukung

pengembangan dari praktik akuntansi lingkungan selalu menarik untuk dicermati.

Gambar berikut merupakan kerangka konseptual dari penelitian ini:

Environmental
Responsibility
(X1)

Environmental Kinerja
Accounting Report Lingkungan
(X2) (Y)

Environmental
Audit (X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, diharapkan dapat mempertegas pihak-pihak yang

berhubungan dengan akuntansi lingkungan dalam usahanya untuk ikut serta

berpartisipasi dalam mewujudkan usaha kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Sedikit banyak diharapkan bahwa akuntansi lingkungan menjadi agent of change

untuk perbaikan lingkungan hidup (Susilo, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam kondisi sekarang ini, hal yang paling penting dan menarik adalah

agenda pengembangan akuntansi lingkungan sebagai konsep elaborasi yang

berkelanjutan yang nantinya diharapkan menjadi dasar dalam pengambilan

keputusan. Sustainability merupakan hubungan yang erat antara ekonomi

lingkungan dan sosial. Untuk itu, akuntansi lingkungan dikaitkan dengan

sustainability ini, akan membutuhkan penyesuaian antara akuntansi konvensional

dengan kebutuhan sosial di sekitarnya. Akuntansi lingkungan dikaitkan dengan

sustainability ini adalah memberikan informasi berupa kalkulasi berapa biaya

yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan agar produk/jasa yang dihasilkannya

merupakan produk/jasa yang ramah lingkungan, aman dikonsumsi atau

digunakan. Menurut Yousef (2003) dalam Musyarofah (2013):

Perusahaan dikatakan ikut andil dalam menjaga lingkungan hidup di sekitar


perusahaannya, yaitu jika perusahaan itu haruslah memiliki perhatian
terhadap permasalahan lingkungan hidup itu sendiri. Jika sudah, maka
keterlibatan terhadap permasalahan lingkungan hidup diperlukan dalam
memenuhi tanggung jawab lingkungan hidupnya.

Hal ini harus diikuti dengan pelaporan permasalahan lingkungan hidup di

sekitar perusahaan terutama kinerja perusahaan dalam mengatasi dampak

keberadaan perusahaan tersebut di lingkungan hidup sekitarnya. Tahapan ini akan

sempurna jika pada akhirnya dapat dilakukan audit lingkungan untuk

perusahaannya yang mengukur kinerja lingkungаnnуа.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi

dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Perumusan hipotesis

penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti

mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Penelitian yang

merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru

diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji

oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

1 : Environmental Responsibility berpengaruh terhadap Kinerja Lingkungan

pada perusahaan di Sumatera Utara.

2 : Environmental Accounting Report terhadap Kinerja Lingkungan pada

perusahaan di Sumatera Utara.

3 : Environmental Audit berpengaruh terhadap Kinerja Lingkungan pada

perusahaan di Sumatera Utara.

4 : Environmental Responsibility, Environmental Accounting Report,

Environmental Audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BАВ ІШ

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal yaitu

Penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel

independen, terhadap satu variabel dependen. “Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan membuktikan pengaruh environmental responsibility,

environmental accounting report, environmental audit, terhadap kinerja

lingkungan” (Erlina, 2011).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Perusahaan yang terdapat di Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Jadwal Proses Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 Riset Awal/Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan/Acc Proposal
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Skripsi
7 Bimbingan Skripsi
8 Penyelesaian Skripsi
Sumber: Data diolah penulis, 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2006: 72), "Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya". Alasan yang mendasari pemilihan perusahaan yang

termasuk dalam sektor industri sebagai bahan penelitian yaitu karena

perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor industri tersebut

terlihat bahwa kegiatan operasi dan produksi yang mereka lakukan benar-

benar dianggap banyak berhubungan langsung dengan lingkungan dan

limbah.

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006: 73) "Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". “Pengambilan sampel

dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan

cara Convinience Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

kemudahan peneliti” (Mustafa, 2000). Convenience sampling

adalah pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan elemen dan

kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena sampel

tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat.

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam

pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan tersebut adalah perusahaan yang terdapat di Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Perusahaan tersebut termasuk dalam klasifikasi sedang dan besar.

3. Perusahaan tersebut telah mempunyai pedoman umum yang dikeluarkan

oleh kementerian/dinas lingkungan hidup atau standar umum yang terkait.

Mengikuti dari keberhasilan EMA (Environmental Management

Accounting) dalam menyajikan informasi secara lengkap butuh didukung

oleh beberapa disiplin ilmu non-accounting, yaitu environmental science,

environmental law and regulation, finance and risk management, serta

management policies and control system.

Penelitian dilakukan dengan memilih responden yang memiliki salah

satu kriteria yang ditentukan. Berikut beberapa kriteria responden dalam

penelitian ini adalah:

1. Responden yang memahami tentang environmental science.

2. Responden yang memahami tentang environmental law and regulation.

3. Responden yang memahami finance and risk management.

4. Responden yang memahami management policies and control system.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Di Sumatera Utara Yang Menjadi Sampel
Kriteria
Penentuan
NO. Nama Perusahaan Sampel
1 2 3
1 PT Pertamina (Persero) √ √ √
2 PT Inalum (Persero) √ √ √
PT Perkebunan Nusantara III
3 √ √ √
(Persero)
4 PT PLN (Persero) √ √ √
5 PT Astra International Tbk √ √ √
6 PT General Property Solution √ √ √
7 PT Astra Agro Lestari Tbk √ √ √
8 PT Moeis Tbk √ √ √
9 PT Trans Sumatera √ √ √
10 PT Sibayak Raya √ √ √
11 PT Cakra Surya √ √ √
12 PT Lubuk Raya √ √ √
13 PT Smart Tbk √ √ √
14 PT Sintong Abadi √ √ √
15 PT Tanto Intim Line √ √ √
16 PT Asian Agri Tbk √ √ √
17 RS Adam Malik √ √ √
18 PT Enseval Putera Megatrading √ √ √
19 PT HM Sempoerna √ √ √
20 PT Oil dan Gas √ √ √
21 PT Trinity Interlink √ √ √
22 PT Indonesia Power √ √ √
23 PT Perkebunan Nusantara IV √ √ √
PT Sumatera Tobacco Trading
24 √ √ √
Limited Company
25 PT Bakrie Tbk √ √ √
26 PT Sabaritha Perkasa Abadi √ √ √
PT Kharisma Cakranusa Rubber
27 √ √ √
Industry
28 PT Sari Tani Sumatera √ √ √
29 PDAM Tirtauli Pematangsiantar √ √ √
30 PT Toba Pulp Lestari √ √ √
31 PT Es Siantar √ √ √
Sumber: Data Diolah Penulis, 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.2 diatas adalah tabel daftar perusahaan yang menjadi sampel,

dalam pemilihan sampel ada 31 perusahaan yang akan diajukan kuesioner.

Pemilihan perusahaan yang akan diberikan kuesioner harus sesuai dengan

prosedur convinience sampling.

3.4 Jenis Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal, makalah,

penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian

ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik

dan merupakan data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang

yang diperoleh peneliti secara langsung kepada responden yang memenuhi

kriteria.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode angket. Metode dilakukan dengan menyebar kuisioner yang

telah disusun secara terstruktur sesuai dengan judul penelitian dengan

mengadaptasi dengan indikator penelitian, dimana sejumlah pernyataan tertulis

disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami

oleh responden yang bersangkutan. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner adaptasi. Pertanyaan berkaitan dengan opini atau persepsi responden

terhadap tanggung jawab perusahaan dalam mengelola lingkungan hidup di

sekitar perusahaannya. Dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan model

pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari alternatif

jawaban tersebut. Masing-masing kuesioner disertai dengan surat permohonan

untuk mengisi kuesioner yang ditujukan pada responden. Surat permohonan

tersebut berisi identitas peneliti, maksud penelitian yang dilakukan dan jaminan

kerahasiaan data penelitian. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta

pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai

dengan 5. Skala Pengukuran Persepsi Responden (Skala Likert 1 s.d 5).

Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab

kuesioner, maka skala penelitiannya sebagai berikut :

Skala 1: Sangat Tidak Setuju

Skala 2: Tidak Setuju

Skala 3: Netral

Skala 4: Setuju

Skala 5: Sangat Setuju

3.6 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara praktik, secara nyata

dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi, yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel

terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


environmental responsibility, environmental accounting report dan

environmental audit.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan. Definisi operasional variabel

penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang

membentuknya.

Variabel-variabel penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Environmental Responsibility (X1)

Kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan

kewajaran. Respon dari responden diukur dengan skala Likert 1 - 5. Butir

pertanyaan di kuesioner dengan menggunakan indikator variabel. Semakin rendah

nilai yang ditunjukan maka tanggung jawab perusahaan semakin buruk. Menurut

Yousef (2003) variabel ini diukur dengan indikator :

1. Ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi yang cukup
dikaitkan dengan tanggung jawab lingkungan hidup.
2. Usaha perusahaan dalam mengatasi limbah perusahaan.
3. Usaha perusahaan dalam mengatasi limbah perusahaan meskipun perusahaan
mengalami kerugian.
4. Usaha perusahaan dalam mengatasi limbah perusahaan meskipun perusahaan
harus menutup usahanya.

2. Environmental Accounting Report (X2)

Keuntungan dari konservasi lingkungan. Pengukuran variabel ini menggunakan

10 item pertanyaan yang dikembangkan dari penelitian Dunk (2002) dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Musyarofah (2013). Skala Likert 1 - 5 digunakan untuk mengukur respons dari

responden. Butir pertanyaan di kuesioner dengan menggunakan indikator variabel.

Semakin tinggi nilai yang ditunjukan maka pelaporan perusahaan akan akuntansi

lingkungan semakin tinggi pula. menurut Dunk (2002) dalam Musyarofah (2013),

indikator yang digunakan untuk mengukur variable ini adalah :

1. Terdapat proses pengurangan atau pembatasan limbah.


2. Penelusuran terhadap kos aktivitas lingkungan.
3. Terdapat pertimbangan aspek lingkungan dalam keputusan investasi ataupun
pertukaran.
4. Proses desain produk dipengaruhi oleh pertimbangan aspek lingkungan.
5. Proses desain produk dipengaruhi oleh pelanggan dan stakeholders lainnya.
6. Selalu berusaha untuk memenuhi standar lingkungan hidup.
7. Selalu berusaha untuk mematuhi standar lingkungan hidup.
8. Selalu mendukung tercapainya pertumbuhan laba yang berkelanjutan.
9. Mengidentifikasi bahan baku produk yang membahayakan lingkungan.
10. Mengurangi atau membatasi bahan baku yang membahayakan lingkungan.

3. Environmental Audit (X3)

Audit lingkungan hidup diperlukan sebagai suatu proses evaluasi yang

dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk menetapkan

tingkat ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang

pengelolaan lingkungan hidup yang terkait dengan kegiatan tersebut (Kementerian

Lingkungan Hidup). Pengukuran menggunakan 3 item pertanyaan. Skala Likert 1-

5 digunakan untuk mengukur respons dari responden. Butir pertanyaan di

kuesioner dengan menggunakan indikator variabel. Semakin tinggi nilai yang

ditunjukan maka audit lingkungan yang telah dilakukan semakin tinggi pula.

Menurut Dunk (2002) dalam Musyarofah (2013), indikator yang digunakan untuk

mengukur variable ini adalah :

1. Sudah melaksanakan audit laporan keuangan tahunan secara teratur setiap


Tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Sudah melakukan audit atas kinerja perusahaan yang terkait dengan kelestarian
dan keselamatan lingkungan hidup sekitar.
3. Hasil laporan audit menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam aktivitas
Berikutnya.

4. Kinerja Lingkungan (Y)

Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen

lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya, serta

pengkajian kinerja lingkungan yang didasarkan pada kebijakan lingkungan,

sasaran lingkungan dan target lingkungan (International Standard Organization

(ISO) 14004 : 1996, dari International Standard Organization (ISO) 14001:2015).

Pengukuran menggunakan 3 item pertanyaan. Skala Likert 1 - 5 digunakan untuk

mengukur respons dari responden. Butir pertanyaan di kuesioner dengan

menggunakan indikator variabel. Semakin tinggi nilai yang ditunjukan kinerja

lingkungan yang telah dilakukan semakin tinggi pula. Menurut Andie Purwanto

(2000), indikator yang digunakan untuk mengukur variable ini adalah :

1. Sasaran lingkungan.
2. Ukuran kinerja.
3. Mekanisme umpan balik.
4. Pelaporan perbaikan.
5. Emisi/pengeluaran.
6. Tumpahan/pengeluaran tak terencana.
7. Total limbah dikeluarkan.
8. Daur ulang.
9. Penggunaan sumber daya alami konservasi.

menurut Lindrianasari (2007) mengungkapkan bahwa indikator yang dipakai

dalam penelitian adalah:

1. Amdal (uji BOD dan COD air limbah).


2. Proper.
3. International Standard Organization (ISO) (14001 untuk sistem manajemen
lingkungan).
4. Sertifikasi uji lingkungan dari lembaga independen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7 Uji Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto, 2007).

Kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian haruslah valid, yaitu

kuesioner yang mampu mengungkapkan apa yang diukur dengan kuesioner

tersebut. Untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner dengan melihat

Pearson Correlation. Jika korelasi antara skor masing-masing item

pertanyaan terhadap skor total signifikan (p < 0,05) maka pertanyaan tersebut

dapat dikatakan “valid” dan sebaliknya, Jika t hitung > t tabel maka kuesioner

tersebut valid (Ghozali, 2011).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Untuk mengetahui reliable

atau tidaknya suatu variable maka dilakukan uji statistik dengan cara melihat

Cronbach Alpha (α). “Kriteria yang digunakan adalah suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70”

(Ghozali, 2011).

3.8 Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda. Analisis regresi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen untuk kinerja pada masing-masing perusahaan baik secara parsial

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


maupun secara simultan. Sebelum melakukan uji regresi berganda, “metode

mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil yang

terbaik” (Ghozali, 2011: 105). Tujuan pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan

agar variabel bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias.

3.8.1 Model Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengujian asumsi

klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan software SPSS 20.

Pengujian hipotesis menggunakan uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang

berbunyi Environmental Responsibility, environmental accounting report,

environmental audit berpengaruh secara simultan terhadap kinerja lingkungan

pada perusahaan, adalah sebagai berikut:

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + e

Keterangan :

Y = Kinerja Lingkungan

X1 = Environmental Responsibility

X2 = Environmental Accounting Report

X3 = Environmental Audit

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel

dependen berdasarkan pada variabel independen.

e = Error

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu

perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik atas data yang akan diolah

sebagai berikut :

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang

sesuai, sehingga kesimpulan yang diambil dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Erlina (2011) “uji ini berguna untuk

tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan

statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non-

parametrik atau lakukan treatment agar data normal”.

Menurut Erlina (2011) “ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik

dan uji statistik”.

a. Analisis Grafik

untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat

dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2006)

sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas melihat apakah didalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

Ada 2 cara yang dilakukan dalam mendeteksi terjadinya

heterokedastisitas yaitu:

1. Dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot.

Dasar analisis Ghozali (2006:105) adalah :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.2.3 Uji Multikolinearitas

"Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-

variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal

ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal" (Erlina,

2011). Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel

bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan

nol.

Pengujian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya

multikolinearitas antara variabel-variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor)

dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai

tolerance < 0,10.

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Analisis linier

berganda dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F. Model

regresi dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.8.3.1 Uji signifikansi Parsial (Uji t)

"Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh

pengaruh variabel bebas (independen) secara individual dalam

menerangkan variansi variabel dependen" (Ghozali, 2006). Dengan

menganggap variabel lain konstan atau tetap. Langkah-langkah dalam

pengujian ini:

1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Ha: β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap dependen secara parsial.

2. Menentukan tingkat signifikan (e) yaitu sebesar 5%.

3. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 (α) maka variabel

bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu

berpengaruh terhadap struktur modal.

3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara simultan (menyeluruh) dengan

menggunakan "uji F" yaitu dengan mencari "F hitung" dan

membandingkan dengan "f tabel". "Pengujian ini dilakukan untuk

membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara

simultan (menyeluruh) memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan

variabel dependen" (Ghozali, 2006: 88).

Langkah-langkah dalam penelitian ini:

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen,

2. Ha : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen,

3. Menentukan besarnya nilai F hitung dan signifikansi F (Sig-F).

4. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%,

5. Kriteria pengujian:

a. Jika nilai sig F > 0.05. maka Ho diterima, artinya variabel bebas
secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara
signifikan.
b. Jika nilai sig F < 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara
simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa


jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai adjusted R2 memiliki range antara nol hingga satu.
Nilai adjusted R2 yang makin mendekati nol berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen makin terbatas. Sementara nilai adjusted R2 yang makin
mendekati satu berarti variabel-variabel independen makin memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006 : 83).

Selain itu nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun

yang dikehendaki harus bernilai positif. Nilai adjusted R2 dapat naik

turun apabila variabel independen ditambahkan ke model. Oleh karena

itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R2 berkisar antara nol

dan satu. Jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik

kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen

dan sebaliknya.

3.8.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh hubungan variabel Environmental

Responsibility (X1), Environmental Accounting Report (X2),

Environmental Audit (X3), terhadap variabel dependen Kinerja

Lingkungan (Y). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut

(Supranto, 1998):

Y = A + β1 Χ1 + β2 Χ2 + β3 Χ3 + е

Keterangan :

Y = Kinerja Lingkungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


β1 = Koefisien regresi dari variabel X1

X1 = Environmental Responsibility

β2 = Koefisien regresi dari variabel X2

X2 = Environmental Accounting Report

β3 = Koefisien regresi dari variabel X3

X3 = Environmental Audit

e = Standar error B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis

data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel yang

dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik dan pengujian dengan regresi

berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS Versi 20. Prosedur

dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS

tersebut dan menghasilkan output sesuai metode analisis data yang telah

ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, didapat 31 perusahaan di

Sumatera Utara yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian

ini.

Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner

No Daerah Tempat Industri jumlah industri Persentase Industri


1 Kodya Medan 12 38,69%
2 Kabupaten Asahan 3 9,68%
3 Kodya Pematangsiantar 9 29,03%
4 Kabupaten Karo 1 3,23%
5 Kabupaten Deli Serdang 3 9,68%
6 Kodya Sibolga 1 3,23%
7 Kabupaten Batu Bara 1 3,23%
8 Kabupaten Toba Samosir 1 3,23%
Jumlah 31 100%
Sumber : Output Miscrosoft Excel 2010, Diolah oleh penulis, 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.1 Deskriptif Silang Data

4.1.1.1 Environmental Responsibility Dengan Kinerja Lingkungan

Variabel dependen: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Gambar 4.1
Crosstabs Environmental Responsibility Dengan Kinerja Lingkungan

1. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab sangat tidak

setuju di environmental responsibility yang juga memilih sangat tidak

setuju (3,2%), tidak setuju (3,2%), dan setuju (3,2%), namun tidak ada

responden yang menjawab netral dan sangat setuju pada kinerja

lingkungan.

2. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab tidak setuju di

environmental responsibility yang juga memilih tidak setuju (6,5%),

netral (6,5%), dan setuju (6,5%), namun tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju dan sangat setuju pada kinerja lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab netral di

environmental responsibility yang juga memilih netral (12,9%), setuju

(6,5%), dan sangat setuju (9,7%), namun tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju pada kinerja lingkungan.

4. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab setuju di

environmental responsibility yang juga memilih setuju (6,5%), sangat

setuju (9,7%), namun tidak ada responden yang menjawab sangat tidak

setuju, tidak setuju dan netral pada kinerja lingkungan.

5. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab sangat setuju

di environmental responsibility yang juga memilih sangat setuju (19,4%),

dan setuju (6,5%), namun tidak ada responden yang menjawab netral dan

sangat tidak setuju, dan tidak setuju pada kinerja lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.1.2 Environmental Accounting Report Dengan Kinerja
Lingkungan

Variabel dependen: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Gambar 4.2
Crosstabs Environmental Accounting Report Dengan Kinerja Lingkungan

1. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab sangat

tidak setuju di environmental accounting report yang juga memilih

sangat tidak setuju (3,2%), namun tidak ada responden yang

menjawab setuju, tidak setuju, netral dan sangat setuju pada kinerja

lingkungan.

2. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab tidak

setuju di environmental accounting report yang juga memilih tidak

setuju (9,7%) dan netral (3,2%), namun tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju, setuju dan sangat setuju pada kinerja

lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab netral di

environmental accounting report yang juga memilih netral (12,9%),

setuju (16,1%), dan sangat setuju (3,2%), namun tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju pada kinerja

lingkungan.

4. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab setuju di

environmental accounting report yang juga memilih netral (3,2%),

setuju (9,7%), dan sangat setuju (16,1%), namun tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju pada kinerja

lingkungan.

5. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab sangat

setuju di environmental accounting report yang juga memilih sangat

setuju (19,4%), dan setuju (3,2%), namun tidak ada responden yang

menjawab netral dan sangat tidak setuju, dan tidak setuju pada kinerja

lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.1.3 Environmental Audit Dengan Kinerja Lingkungan

Variabel dependen: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Gambar 4.3
Crosstabs Environmental Audit Dengan Kinerja Lingkungan

1. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab sangat

tidak setuju di environmental audit yang juga memilih sangat tidak

setuju (3,2%), dan netral (6,5%), namun tidak ada responden yang

menjawab tidak setuju, setuju dan sangat setuju pada kinerja

lingkungan.

2. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab tidak

setuju di environmental audit yang juga memilih tidak setuju (6,5%),

netral (3,2%), dan setuju (3,2%), namun tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju dan sangat setuju pada kinerja

lingkungan.

3. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab netral di

environmental audit yang juga memilih netral (9,7%), setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(12,9%), dan sangat setuju (6,5%), namun tidak ada responden yang

menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju pada kinerja

lingkungan.

4. Dari hasil penelitian diatas, ada responden yang menjawab setuju di

environmental audit yang juga memilih tidak setuju (3,2%), setuju

(12,9%), dan sangat setuju (32,3%), namun tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju, dan netral pada kinerja

lingkungan.

4.1.2 Gambaran Data Kuisioner

Maka rumus yang digunakan dalam mengukur interval variabel

Environmetal Reponsibility adalah

Maka, 1 – 1,8 = sangat tidak setuju

1,9 – 2,7 = tidak setuju

2,8 – 3,6 = netral

3,7 – 4,5 = setuju

4,6 – 5 = sangat setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.2
Gambaran Data Kuisioner
No Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Rata- Hasil

Pertanyaan Setuju Setuju Tidak rata

Setuju

1 0,483871 0,322581 0,193548 0 0 4,29 Setuju

2 0,322581 0,451613 0,193548 0,032258 0 4,06 Setuju

3 0,548387 0,258065 0,16129 0,032258 0 4,32 Setuju

4 0,322581 0,290323 0,290323 0,096774 0 3,84 Setuju

5 0,322581 0,16129 0,225806 0,258065 0,032258 3,48 Netral

6 0,354839 0,451613 0,16129 0,032258 0 4,12 Setuju

7 0,225806 0,483871 0,193548 0,096774 0 3,83 Setuju

8 0,419355 0,354839 0,096774 0,129032 0 4,06 Setuju

9 0,451613 0,322581 0,16129 0,064516 0 4,19 Setuju

10 0,354839 0,451613 0,096774 0,096774 0 4,06 Setuju

11 0,483871 0,387097 0,096774 0,032258 0 4,32 Setuju

12 0,516129 0,354839 0,129032 0 0 4,38 Setuju

13 0,354839 0,451613 0,129032 0,064516 0 4,09 Setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14 0,548387 0,354839 0,064516 0,032258 0 4,42 Setuju

15 0,419355 0,322581 0,225806 0,032258 0 4,12 Setuju

16 0,516129 0,290323 0,16129 0,032258 0 4,29 Setuju

17 0,354839 0,322581 0,225806 0,096774 0 3,93 Setuju

18 0,322581 0,548387 0,096774 0,032258 0 4,16 Setuju

19 0,387097 0,451613 0,129032 0,032258 0 4,19 Setuju

20 0,451613 0,322581 0,129032 0,064516 0,032258 4,09 Setuju

21 0,548387 0,290323 0,129032 0,032258 0 4,35 Setuju

22 0,483871 0,354839 0,129032 0,032258 0 4,29 Setuju

23 0,419355 0,258065 0,258065 0,064516 0 4,03 Setuju

24 0,419355 0,258065 0,258065 0,064516 0 4,03 Setuju

Sumber : Microsoft Excel. Diolah oleh penulis, 2018

Dari hasil penelitian diatas, terdapat 23 pertanyaan yang memiliki

kontribusi nilai mayoritas setuju, namun pada pertanyaan ke-5 terjadi perubahan

kontribusi nilai yaitu berada pada posisi netral. Ada 20 pertanyaan diatas nilai 4,

dan ada 4 pertanyaan yang dibawah nilai 4. Pada pertanyaan nomor 4, 5, 7, dan 17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang memiliki nilai kontribusi dibawah 4, mayoritas adalah pertanyaan mengenai

mengatasi limbah dan pengelolaan limbah namun terjadi penyimpangan

pertanyaan ke-7 mengenai penelusuran biaya lingkungan. Perubahan konsep

pemikiran responden dipengaruhi oleh tingkat psikologis dan ketajaman dalam isi

pertanyaan yang diajukan peneliti ke pihak responden.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Intrumentasi

4.2.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat

instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur

(Arikunto, 2007). Kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian

haruslah valid, yaitu kuesioner yang mampu mengungkapkan apa yang

diukur dengan kuesioner tersebut. Untuk mengukur valid atau tidaknya

kuesioner dengan melihat pearson correlation. Jika korelasi antara skor

masing-masing item pertanyaan terhadap skor total signifikan (p <

0,05) maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan “valid” dan sebaliknya,

Jika r hitung > r tabel maka kuesioner tersebut valid (Ghozali, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3
Uji Validitas

Nomor Kuesioner r – Hitung r – Tabel Validitas

Q1 0,728 0,355 Valid

Q2 0, ,785 0,355 Valid

Q3 0, 680 0,355 Valid

Q4 0, 556 0,355 Valid

Q5 0, 502 0,355 Valid

Q6 0, 687 0,355 Valid

Q7 0, 724 0,355 Valid

Q8 0, 823 0,355 Valid

Q9 0, 838 0,355 Valid

Q10 0, 743 0,355 Valid

Q11 0, 810 0,355 Valid

Q12 0, 634 0,355 Valid

Q13 0, 650 0,355 Valid

Q14 0, 654 0,355 Valid

Q15 0, 786 0,355 Valid

Q16 0, 625 0,355 Valid

Q17 0, 718 0,355 Valid

Q18 0, 727 0,355 Valid

Q19 0, 741 0,355 Valid

Q20 0, 655 0,355 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Q21 0, 678 0,355 Valid

Q22 0, 680 0,355 Valid

Q23 0, 729 0,355 Valid

Q24 0,724 0,355 Valid

Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

4.2.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Untuk mengetahui

reliable atau tidaknya suatu variable maka dilakukan uji statistik dengan

cara melihat Cronbach Alpha (α). “Kriteria yang digunakan adalah

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,70” (Ghozali, 2011). Maka hasil dari uji reliabilitas

diketahui bahwa penelitian ini reliabel.

Tabel 4.4
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha N Of Item Keterangan

Environmental 0,862 5 Reliabel


Responsibility
Environmental 0,921 8 Reliabel
Accounting
Report
Environmental 0,849 3 Reliabel
Audit
Kinerja 0,895 8 Reliabel
Lingkungan

Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

4.2.2.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas grafik p-plot adalah sebagai berikut:

Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Gambar 4.4
Uji Normalitas Grafik P-Plot

Berdasarkan hasil grafik P-P Plot pada gambar 4.4 dapat terlihat

bahwa kedua gambar tersebut masing-masing nilai plot P-P terletak di

sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal

dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang

menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti

bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas (scatterplot) adalah sebagai berikut:

4.2.2.2.1 Metode Grafik

Hasil metode grafik adalah sebagai berikut:

Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Gambar 4.5
Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.5 terlihat bahwa titik-titik didalam gambar menyebar

di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menjunjukkan

bahwa model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.2.3 Multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Pengujian Multikolinearitas

Collinearity Statistics Interpretasi Hasil


Model Tolerance VIF
(Constant)
ER .546 1,831 Tidak terjadi multikolinearitas

EAR .248 4,040 Tidak terjadi multikolinearitas

EA .340 2,941 Tidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang

ditunjukkan pada tabel 4.5 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh

variabel independen yang digunakan dalam tiga model regresi memiliki

nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena

itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini

terhindar dari multikolinearitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Signifikan Parsial (t) pada

tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6
Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize T Sig. Collinearity
Coefficients d Statistics
Coefficient
s
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constan
1,637 2,913 ,562 ,579
t)
1 ER ,404 ,156 ,284 2,595 ,015 ,546 1,831
EAR ,571 ,161 ,578 3,556 ,001 ,248 4,040
EA ,349 ,348 ,139 1,002 ,325 ,340 2,941

a. Dependent Variable: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Ttabel dalam penelitian ini adalah sebesar 2,052 yaitu n - k = 31- 4 = 27.

Dari hasil Uji Signifikan Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel

independen secara satu persatu (parsial), yaitu :

1. Nilai thitung untuk Environmental Responsibility adalah 2,595 dengan

tingkat signifikansi 0,015. Oleh karena itu thitung > ttabel (2,595 > 2,052) dan

signifikansi t lebih besar dari 0,05 (0,015 < 0,05). Hal ini berarti bahwa

secara parsial environmental responsibility berpengaruh signifikan

terhadap kinerja lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Nilai thitung untuk environmental accounting report adalah 3,556 dengan

tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena itu thitung > ttabel (3,556 > 2,052) dan

signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hal ini berarti bahwa

secara parsial environmental accounting report berpengaruh signifikan

terhadap kinerja lingkungan.

3. Nilai thitung untuk pertumbuhan environmental audit adalah 1,002 dengan

tingkat signifikansi 0,325. Oleh karena itu thitung < ttabel (1,002 < 2,052) dan

signifikansi t lebih besar dari 0,05 (0,325 > 0,05). Hal ini berarti bahwa

secara parsial environmental audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja lingkungan.

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (uji-F)

Berikut ini peneliti menampilkan hasil Simultan (uji-F) pada tabel 4.6

dibawah ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan (F-test)
ANOVAb
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 756,239 3 252,080 41,891 ,000b
1 Residual 162,471 27 6,017
Total 918,710 30
a. Predictors: (Constant), ER, EAR, EA
b. Dependent Variable: KL
Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Bedasarkan Uji Signifikan Simultan (F) tersebut, maka didapat


nilai F hitung 41,891 dan tingkat signifikansi 0,000. df pembilangnya = k-1,
df penyebut = n – k, maka df pembilang = 3, dan df penyebutnya = 27.
Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) adalah 2,96. Oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


karena itu, nilai F hitung > F tabel atau 41,891 > 2,96 pada tingkat
signifikansi 0,000 yang juga lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Hal
tersebut menunjukan bahwa pengaruh environmental responsibility,
environmental accounting report, dan environmental audit secara simultan
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan
di Sumatera Utara.

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi

Berikut hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-


Square the Estimate Watson
a
1 ,907 ,823 ,804 2,43505 1,453
a. Predictors: (Constant), ER, EAR, EA
b.Dependent Variable: KL
c. Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Hasil uji determinan pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan Nilai R = 0,915.

Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X)

dengan variabel dependen (Y). Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien

korelasi sebesar 0,907 atau 90,7 % artinya hubungan antara variabel X

(environmental responsibility, environmental accounting report, dan

environmental audit) terhadap variabel Y (kinerja lingkungan) dalam kategori

kuat. Adapun korelasi sebesar 9,3% tidak diteliti dalam penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.9
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize T Sig. Collinearity
Coefficients d Statistics
Coefficient
s
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constan
1,637 2,913 ,562 ,579
t)
1 ER ,404 ,156 ,284 2,595 ,015 ,546 1,831
EAR ,571 ,161 ,578 3,556 ,001 ,248 4,040
EA ,349 ,348 ,139 1,002 ,325 ,340 2,941
a. Dependent Variable: KL

Sumber : Output SPSS V.20. Diolah oleh penulis, 2018

Berdasarkan pada tabel 4.9 maka didapatkan persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y = 1,637 + 0,404X1+0,571 X2+ 0,349X3.

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai 1,637 pada hasil uji analisis regresi linier berganda diketahui sebagai

konstanta yang artinya jika variabel environmental responsibility,

environmental accounting report, dan environmental audit sama dengan nol,

maka kinerja lingkungan sama dengan 1,637.

2. Nilai 0,404 pada variabel environmental responsibility (X1) adalah bernilai

positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kenaikan penerapan

environmental responsibility di perusahaan, maka akan semakin tinggi pula

kinerja lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Nilai 0,571 pada variabel environmental accounting report (X2) adalah bernilai

positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penerapan

environmental accounting report di perusahaan, maka akan semakin tinggi

pula kinerja lingkungan.

4. Nilai 0,349 pada variabel environmental audit (X3) adalah bernilai positif

sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penerapan environmental

audit di perusahaan, maka akan semakin tinggi pula kinerja lingkungan.

4.5 Pembahasan

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel

environmental responsibility, environmental accounting report, dan

environmental audit berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja lingkungan

pada perusahaan di Sumatera Utara. Berdasarkan F-tabel dapat dilihat

signifikansinya, dimana secara simultan variabel yang digunakan memiliki

pengaruh yang signifikan dilihat dari (0,000 < 0,05) nilai signifikan kurang dari

0,05.

Dalam pengujian secara parsial ditemukan variabel environmetal

responsibility dan environmental accounting report memiliki pengaruh signifikan

terhadap kinerja lingkungan perusahaan, sedangkan variabel environmental audit

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja lingkungan. Pembahasan

terhadap masing – masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas

berikut ini :

1. Pengaruh environmental responsibility terhadap kinerja lingkungan.

Melalui Uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial X1 yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Environmental responsibility berpengaruh signifikan terhadap Y yaitu kinerja

lingkungan. Nilai thitung untuk Environmental Responsibility adalah 2,595 dengan

tingkat signifikansi 0,015. Oleh karena itu t hitung > ttabel (2,595 > 2,052) dan

signifikansi t lebih besar dari 0,05 (0,015 < 0,05). Hal ini berarti bahwa secara

parsial environmental responsibility berpengaruh signifikan terhadap kinerja

lingkungan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hipotesis penelitian Hadiprajitno dan

Sari (2013). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori tanggungjawab perusahaan

yang menyatakan bahwa setiap industri berkewajiban dan bertanggungjawab

untuk mengendalikan dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan

industrinya (Ginting, 2007). Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Susilo (2008), yang menyatakan bahwa

besarnya perhatian juga terkait erat dengan adanya tanggungjawab perusahaan

terhadap permasalahan lingkungan. Tanggung jawab lingkungan dapat dilakukan

apabila kerusakan lingkungan terjadi dari aktivitas operasi perusahaan maupun

individu dan bukan hanya meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan tetapi

lingkungan hidup.

2. Pengaruh Environmental Accounting Report terhadap Kinerja Lingkungan.

Nilai thitung untuk environmental accounting report adalah 3,556 dengan

tingkat signifikansi 0,001. Oleh karena itu t hitung > ttabel (3,556 > 2,052) dan

signifikansi t lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Hal ini berarti bahwa secara

parsial environmental accounting report berpengaruh signifikan terhadap kinerja

lingkungan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Yousef (2003), yang menyatakan bahwa “pihak perusahaan menyadari masalah

perlindungan lingkungan, namun komitmen mereka terhadap perlindungan

lingkungan masih rendah”. Burhany (2009), “Beberapa dari perusahaan sudah

melaporkan kinerja lingkungan perusahaan”.

3. Pengaruh environmental audit terhadap kinerja lingkungan.

Nilai thitung untuk environmental audit adalah 1,002 dengan tingkat

signifikansi 0,325. Oleh karena itu thitung < ttabel (1,002 < 2,052) dan signifikansi t

lebih besar dari 0,05 (0,325 > 0,05). Hal ini berarti bahwa secara parsial

environmental audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja lingkungan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori pengauditan lingkungan

perusahaan, yang menyatakan bahwa audit lingkungan diperlukan untuk

perlindungan lingkungan yang akan membantu perusahaan meningkatkan

efisiensi dan pengendalian emisi, polutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

citra positif dari masyarakat terhadap perusahaan. Hasil penelitian yang berbeda

dan tidak konsisten dari pengertian Audit lingkungan itu sendiri yaitu alat

pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen lingkungan untuk

memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu

mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan.

4. Pengaruh secara simultan.

Bedasarkan Uji Signifikan Simultan (F) tersebut, maka didapat nilai F hitung

41,891 dan tingkat signifikansi 0,000. df pembilangnya = k-1, df penyebut = n –

k, maka df pembilang = 3, dan df penyebutnya = 27. Sedangkan F tabel pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) adalah 2,96. Oleh karena itu, nilai F hitung > F

tabel atau 41,891 > 2,96 pada tingkat signifikansi 0,000 yang juga lebih kecil dari

0,05 atau 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa pengaruh environmental

responsibility, environmental accounting report, dan environmental audit secara

simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja lingkungan pada

perusahaan di Sumatera Utara. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Hadiprajitno dan Sari (2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Maka hasil dari penelitian ini adalah:

1. Variabel environmental responsibility secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara.

2. Variabel environmental accounting report secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara.

3. Variabel environmental audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara.

4. Variabel environmental responsibility, environmental accounting report, dan

environmental audit secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

lingkungan pada perusahaan di Sumatera Utara.

5. Hasil uji Koefisien Determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,907 atau 90,7 %

artinya hubungan antara variabel X (environmental responsibility, environmental

accounting report, dan environmental audit) terhadap variabel Y (kinerja lingkungan)

dalam kategori kuat.

69

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan

pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Berikut keterbatasan dalam

penelitian ini.

1. Variabel yang digunakan dibatasi oleh variabel independen seperti environmental

responsibility, environmental accounting report dan environmental audit sehingga

masih terdapat kemungkinan ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja

lingkungan seperti respon lingkungan, ukuran perusahaan, dan resiko produk bisnis

pada perusahaan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka berikut saran yang dapat di berikan

oleh penulis.

1. Bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut di

sarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karateristik yang

lebih beragam dan menambah periode penelitian menjadi lebih panjang, sehingga

diharapkan dapat memperoleh hasil komperhensif dari penelitian yang telah di lakukan

ini.

2. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambahkan variabel independen seperti

respon terhadap lingkungan, dan kinerja keuangan.

70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Adam, C dan Zutshi, 2004. “Corporate Social Responsibility: Why Business Should Act
Responsibly and Be Accountable?”. Australian Accounting Review.

Arikunto, 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Aksara.

Ball, A, 2005. Environmental; accounting and Change in UK local government.


Accounting, Auditing & Accountability Journal. Vol. 18, No. 46-373.

Bell, F dan Lehman G, 1999. “Recent Trends in Environment Accounting: How Green
Are Your Account?”. Accounting Forum.

Bethan, S, 2013. Penegakan Hukum Sebagai Salah Satu Aspek Penting Dalam PPLH.
Retrieved Juni 05, 2018, from azizstevan.blogspot.com:
www.azizstevan.blogspot.com

Burhany, Dian Imanina, 2009. “Pengaruh Implementasi Akuntansi Lingkungan Terhadap


Kinerja Lingkungan Dan Pengungkapan Informasi Lingkungan (Studi Pada
Perusahaan Pertambangan Umum Yang Mengikuti Proper Periode 2008-2009)”,
Proceedings SNEB 2014: Hal.1.

Clarkson, Peter M., Yue Li, Gordon D. Richardson, dan Florin P, 2006. Revesiting The
Relation Between Environmental Performance and Environmental Disclosure:
An Ampirical Analysis. Vasvari. http://www.sciencedirect.com.

Cohen, N., dan P. Robbins, 2011. Green Business: An A-to-Z Guide, Thousand Oaks,
SAGE Publications Inc, California.

Deegan, Craig, 2004. Financial Accounting Theory. Australia : McGraw-Hill.

Down The Earth, 2008, Asian Development Bank, 2 Mei 2009.

Dunk, A. S, 2002. “Product Quality, Environmental Accounting, And Quality


Performance”, Accounting, Auditing & Accountanbility Journal. Vol. 15, No. 5,
Hal. 719-732, MCB Up Limited.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Ed.
Kedua, Cetakan Pertama, USU Pertama, Medan : USU Press.

71

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Fauzi, Hasan, dkk, 2010. “Triple Bottom Line as Sustainable Corporate Performance: A
Proposition For The Future”, Sustainability Journal, Vol. 2, Hal. 1345-1360;
doi: 10.3390/su2051345.

Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri, Cetakan
Pertama. Bandung: Yrama Widya. Hal 37-200.

Gone, J. P., dan O. Herrbach, 2006. “Social Reporting As An Organizational Learning


Tool? A Theoretical Framework”. Journal Of Business Ethics. Vol. 65, Hal.
359-371.

Gosta, D. R, (2016, april 23). ini 15 negara sentra manufaktur terbesar. Retrieved juni
05, 2018, from industri.bisnis.com:
http://industri.bisnis.com/read/20160423/257/540959/ini-15-negara-sentra-
manufaktur-terbesar.

Guidelines. Environmental Accounting Ministry Of The Environment, 3 (2015).

Guinness World Records, 2008. Negara Dengan Tingkat Deforestasi Tercepat Di Dunia.
London: Hit Entertainment.

Hadiprajitno, Paulus Basuki dan Maylia Pramono Sari, 2013. Pengawasan Implementasi
“Green Accounting” Berbasis University Social Responsibilities (USR) Di
Universitas Negeri Semarang Serta Studi Komparasi Universitas Se-Kota
Semarang, Jurnal Akuntansi Dan Auditing, Volume 9, Hal 169-196.

Hartarto, A, 2017. Indonesia Masuk Kategori Negara Industri. (H. K. Perindustrian,


Interviewer).

Hubbard, Graham, 2009, “Measuring Organizational Performance: Beyond The Triple


Bottom Line”, Journal Business Strategy And The Environment, Bus. Strat. Env.
19, 177-191.

72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Idris, 2012. Akuntansi Lingkungan Sebagai Instrumen Pengungkapan Tanggung Jawab
Perusahaan Terhadap Lingkungan di Era Green Market. Jurnal economic. Vol.
2, No. 2, Hal. 1-10.

Ikhsan, Arfan, 2008, Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya, Graha Ilmu,


Yogyakarta.

International Standart Organization 14001. 2015. From ISO 14001 to EMAS: Mind the
Gap . Office of the German EMAS Advisory Board.

ISO 14004, 2016. Environmental Management Systems -General Guidelines on


Implementation. London: British Standards Institution.

ISO 14010, 1996. Guidelines for Environmental Auditing - General Principles.


Vlinderweg 6 Netherlands: Netherlands Standardization Institute.

Kristiono, N., 2006. “Gugatan Blok Cepu: Kerugian Finansial Harus Jadi Dasar”, Suara
Karya (Suara Karya Online, Jakarta).

Lindrianasari, 2007. “Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan


Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan Di Indonesia”, JAAi. Vol. 11,
No. 2.

Manuhara, Wahyu, 2000. “Audit Lingkungan: Pengungkapan Isu Lingkungan Dalam


Laporan Keuangan Auditan”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Volume 1 Nomor
2.

Matthew, M. R dan M. H. B Parrera, 1996. “Accounting Theory And Development”,


Paperback.

Murni, Sri, 2001. “Akuntansi Sosial: Suatu Tinjauan Mengenai Pengakuan, Pengukuran,
dan Pelaporan Eksternalities dalam Laporan Keuangan”, Jurnal Penelitian,
Jurnal Akuntansi & Investasi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta , Yogyakarta.

Mustafa, Hasan, 2000. Teknik Sampling, Alfabeta. Bandung.

Musyarofah, S, 2013. Analisis Penerapan Green Accounting Di Kota Semarang .


Accounting Analysis Journal , 352-359.

Pasal 74 Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007.

73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013. (2013).
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Purwanto, Andie Tri, 2000. “Perangkat Manajemen Lingkungan”.


www.andrietri.tripod.com.

Radu, Maria, 2012. “Corporate Governance Internal Audit And Environmental Audit The
Performance Tools In Romanian Companies”, Journal Accounting And
Management Information System, Vol. 11, No. 1, pp. 112-130.

Reliantoro, M. K, 2013. A JOURNEY TO GOLD: Mencapai PROPER Emas, Menyemai


Kebajikan, Melindungi Lingkungan (1 ed.). Jakarta: Kementerian Lingkungan
Hidup.

Sekaran, Uma, 2006. Research Method For Business, 4 Ed, Jhon Wiley & Sons,inc,
USA.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Supranto, Johanes, 1998. “Teknik Pengambilan Keputusan”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suratno, I.B., Darsono dan Mutmainah, S, 2007. “Pengaruh Environmental Performance


Terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No. 2, Hal 199-214.

Susilo, Joko, 2008. “Green Accounting Di Daerah Istimewah Yogyakarta: Studi Kasus
Antara Kabupaten Sleman Dan Kabupaten Bantul”, JAAI, Volume 12.

Thomson, R, P., dan T. E. Simpson, 1993. “Environmental Auditing”, Internal Auditor,


April, Hal 19-22.

US EPA, 1995. “National Water Quality Inventory: 1994 Report to Congress”, Office
Water, US Environmental Protection Agency, Washington, DC.

Volosin, E., 2008, Environmental Accounting, GRIN Verlag, Norderstedt Germany.

Yousef, F. H, 2003. “Green Accounting In Developing Countries: The Case OF United


Arab Emirate and Jordan”, Manajerial Finance, Vol. 29, No. 8.

74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Kuesioner

Tanggung jawab Lingkungan

NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
1 4 4 4 4 3
2 4 4 3 3 2
3 5 5 5 5 5
4 5 5 5 3 3
5 4 4 4 4 3
6 3 3 2 2 2
7 5 4 5 3 2
8 5 5 5 3 5
9 4 3 5 4 4
10 5 5 5 5 5
11 3 3 3 4 5
12 5 4 5 5 4
13 4 4 4 5 3
14 4 3 3 3 3
15 3 3 3 2 2
16 4 4 4 3 2
17 3 2 3 3 3
18 4 4 5 2 2
19 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5
21 5 4 4 4 2
22 5 4 4 4 4
23 5 4 5 3 3
24 3 4 4 4 4
25 3 3 4 4 2
26 4 4 5 3 1
27 5 5 5 5 5
28 4 4 5 4 4
29 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5
31 5 5 5 5 5

75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PELAPORAN AKUNTANSI LINGKUNGAN

NO Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13


1 5 3 3 5 5 4 5 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4
3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 2 4 4 4 5 4 4
5 4 5 5 4 4 5 5 5
6 5 4 5 5 4 5 4 3
7 4 4 5 5 3 5 5 5
8 5 4 4 5 4 5 5 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4
10 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 3 3 3 4 4 3 4
12 4 4 4 4 4 4 4 2
13 5 4 4 5 5 5 4 5
14 3 3 3 4 4 4 3 3
15 3 3 2 2 2 3 4 4
16 4 4 4 4 3 3 4 4
17 3 2 2 2 2 2 3 2
18 2 4 4 4 4 4 5 4
19 4 4 5 5 5 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5 5 5
21 3 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 3 4 5 4
23 4 3 5 5 5 5 5 5
24 3 2 2 3 4 4 3 4
25 4 3 2 3 2 3 5 3
26 5 4 5 3 4 5 5 3
27 4 4 5 5 5 4 4 4
28 5 5 5 5 5 5 5 5
29 5 5 5 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5 5 5
31 4 4 4 4 4 4 4 4

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


AUDIT LINGKUNGAN

NO Q14 Q15 Q16


1 4 4 4
2 4 4 4
3 5 5 5
4 5 4 5
5 5 4 5
6 4 5 5
7 5 5 5
8 5 5 5
9 4 4 5
10 5 5 4
11 4 3 3
12 4 5 4
13 5 5 5
14 5 3 3
15 3 3 4
16 4 3 3
17 2 3 3
18 5 4 4
19 5 5 5
20 5 5 5
21 3 3 3
22 4 4 4
23 5 5 5
24 4 2 2
25 5 4 5
26 5 3 5
27 4 4 4
28 5 5 5
29 5 5 5
30 5 5 5
31 4 4 4

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KINERJA LINGKUNGAN

NO Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24


1 5 4 3 4 4 4 3 3
2 4 4 4 4 4 4 2 2
3 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 5 4 4 4 4
5 5 4 4 4 5 4 5 4
6 3 4 4 4 5 5 5 3
7 5 5 4 5 5 5 5 3
8 5 5 4 5 5 5 4 5
9 4 3 5 4 4 3 5 5
10 4 4 5 4 5 5 5 5
11 3 4 4 4 3 3 3 4
12 4 5 5 5 5 5 4 5
13 5 4 5 5 5 5 5 5
14 3 3 3 3 4 3 3 3
15 3 4 4 2 3 4 2 2
16 4 4 3 3 3 5 5 5
17 2 2 2 2 3 3 3 3
18 2 4 4 1 5 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4
20 5 5 5 5 5 5 5 5
21 4 4 4 3 4 4 3 3
22 3 4 4 5 4 5 4 4
23 3 4 5 5 5 5 4 5
24 2 4 3 4 5 4 3 3
25 3 3 4 5 2 2 3 3
26 5 4 5 3 5 4 3 4
27 4 5 5 5 5 5 5 5
28 5 5 5 5 5 5 5 5
29 5 5 5 5 5 5 5 5
30 5 5 5 5 5 5 5 5
31 4 4 4 4 4 4 4 4

78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran II : Hasil Olah Data SPSS

Case Processing Summary


N %
Valid 31 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardized
Items
,960 ,962 24

Summary Item Statistics


Mean Minimu Maximu Range Maximum / Varianc N of
m m Minimum e Items
Item Means 4,126 3,484 4,419 ,935 1,269 ,044 24
Item Variances ,815 ,512 1,658 1,146 3,239 ,062 24
Inter-Item
,407 ,073 ,947 ,874 12,956 ,015 24
Covariances
Inter-Item
,516 ,079 ,807 ,727 10,177 ,018 24
Correlations

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted

Q1 94,7419 226,531 ,728 . ,958


Q2 94,9677 224,499 ,785 . ,957
Q3 94,7097 225,746 ,680 . ,958
Q4 95,1935 226,495 ,556 . ,960
Q5 95,5484 223,323 ,502 . ,962
Q6 94,9032 226,957 ,687 . ,958
Q7 95,1935 224,028 ,724 . ,958
Q8 94,9677 218,166 ,823 . ,957
Q9 94,8387 220,806 ,838 . ,957
Q10 94,9677 222,832 ,743 . ,958
Q11 94,7097 224,480 ,810 . ,957
Q12 94,6452 230,037 ,634 . ,959
Q13 94,9355 226,529 ,650 . ,959
Q14 94,6129 228,578 ,654 . ,959
Q15 94,9032 222,757 ,786 . ,957
Q16 94,7419 227,265 ,625 . ,959
Q17 95,0968 221,957 ,718 . ,958
Q18 94,8710 227,649 ,727 . ,958
Q19 94,8387 226,006 ,741 . ,958
Q20 94,9355 222,129 ,655 . ,959
Q21 94,6774 226,492 ,678 . ,958
Q22 94,7419 226,731 ,680 . ,958
Q23 95,0000 222,000 ,729 . ,958
Q24 95,0000 222,133 ,724 . ,958

80

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Q1 4,2903 ,78288 31
Q2 4,0645 ,81386 31
Q3 4,3226 ,87129 31
Q4 3,8387 1,00322 31
Q5 3,4839 1,28766 31
Q6 4,1290 ,80589 31
Q7 3,8387 ,89803 31
Q8 4,0645 1,03071 31
Q9 4,1935 ,90992 31
Q10 4,0645 ,92864 31
Q11 4,3226 ,79108 31
Q12 4,3871 ,71542 31
Q13 4,0968 ,87005 31
Q14 4,4194 ,76482 31
Q15 4,1290 ,88476 31
Q16 4,2903 ,86385 31
Q17 3,9355 ,99785 31
Q18 4,1613 ,73470 31
Q19 4,1935 ,79244 31
Q20 4,0968 1,07563 31
Q21 4,3548 ,83859 31
Q22 4,2903 ,82436 31
Q23 4,0323 ,98265 31
Q24 4,0323 ,98265 31

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
99,0323 244,299 15,63006 24

81

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Descriptive Statistics
Mean Std. N
Deviation
KL 33,0968 5,53386 31
ER 20,0000 3,89016 31
EAR 33,0968 5,60568 31
EA 12,8387 2,20751 31

Correlations
KL ER EAR EA
KL 1,000 ,739 ,881 ,746
Pearson ER ,739 1,000 ,668 ,489
Correlation EAR ,881 ,668 1,000 ,809
EA ,746 ,489 ,809 1,000
KL . ,000 ,000 ,000
ER ,000 . ,000 ,003
Sig. (1-tailed)
EAR ,000 ,000 . ,000
EA ,000 ,003 ,000 .
KL 31 31 31 31
ER 31 31 31 31
N
EAR 31 31 31 31
EA 31 31 31 31

Coefficient Correlationsa
Model EA ER EAR
EA 1,000 ,118 -,744
Correlations ER ,118 1,000 -,531
EAR -,744 -,531 1,000
1
EA ,121 ,006 -,042
Covariances ER ,006 ,024 -,013
EAR -,042 -,013 ,026
a. Dependent Variable: KL

82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalu Condition Variance Proportions
e Index (Constant ER EAR EA
)
1 3,961 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,018 14,688 ,54 ,55 ,00 ,02
1
3 ,016 15,700 ,45 ,21 ,06 ,22
4 ,004 30,439 ,01 ,24 ,94 ,76
a. Dependent Variable: KL

83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Toleranc VIF
e
(Constant) 1,637 2,913 ,562 ,579
ER ,404 ,156 ,284 2,595 ,015 ,546 1,831
1
EAR ,571 ,161 ,578 3,556 ,001 ,248 4,040
EA ,349 ,348 ,139 1,002 ,325 ,340 2,941
a. Dependent Variable: KL

ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 756,239 3 252,080 41,891 ,000b
1 Residual 162,471 27 6,017
Total 918,710 30
a. Dependent Variable: KL
b. Predictors: (Constant), EA, ER, EAR

Variables Entered/Removeda
Mode Variables Variables Method
l Entered Removed
EA, ER,
1 . Enter
EARb
a. Dependent Variable: KL
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
a
1 ,907 ,823 ,804 2,45305 1,453
a. Predictors: (Constant), EA, ER, EAR
b. Dependent Variable: KL

84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Descriptive Statistics
Mean Std. N
Deviation
KL 33,0968 5,53386 31
ER 20,0000 3,89016 31
EAR 33,0968 5,60568 31
EA 12,8387 2,20751 31

85

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,862 5

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,921 8

86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,849 3

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,895 8

Variabel Cronbach's Alpha N Of Item Keterangan

Environmental 0,862 5 Reliabel


Responsibility
Environmental 0,921 8 Reliabel
Accounting
Report
Environmental 0,849 3 Reliabel
Audit
Kinerja 0,895 8 Reliabel
Lingkungan

87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Statistics
Environmental Responsibility

Valid 31
N
Missing 0
Mean 3,2903
Median 3,0000
Mode 3,00
Std. Deviation 1,32145
Skewness -,114
Std. Error of Skewness ,421
Kurtosis -1,070
Std. Error of Kurtosis ,821
Range 4,00
Minimum 1,00
Maximum 5,00
25 2,0000

Percentiles 50 3,0000

75 5,0000

Environmental Responsibility

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sangat Tidak Setuju 3 9,7 9,7 9,7


tidak setuju 6 19,4 19,4 29,0

netral 9 29,0 29,0 58,1


Valid
setuju 5 16,1 16,1 74,2

sangat setuju 8 25,8 25,8 100,0

Total 31 100,0 100,0

88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Statistics
KInerja Lingkungan

Valid 31
N
Missing 0
Mean 3,9032
Median 4,0000
Mode 5,00
Std. Deviation 1,13592
Skewness -,820
Std. Error of Skewness ,421
Kurtosis -,102
Std. Error of Kurtosis ,821
Range 4,00
Minimum 1,00
Maximum 5,00
25 3,0000

Percentiles 50 4,0000

75 5,0000

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KInerja Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sangat Tidak Setuju 1 3,2 3,2 3,2

tidak setuju 3 9,7 9,7 12,9

netral 6 19,4 19,4 32,3


Valid
setuju 9 29,0 29,0 61,3

sangat setuju 12 38,7 38,7 100,0

Total 31 100,0 100,0

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Statistics
ENvironmental Accounting Report

Valid 31
N
Missing 0
Mean 3,5484
Median 4,0000
Mode 3,00
Std. Deviation 1,09053
Skewness -,297
Std. Error of Skewness ,421
Kurtosis -,517
Std. Error of Kurtosis ,821
Range 4,00
Minimum 1,00
Maximum 5,00
25 3,0000

Percentiles 50 4,0000

75 4,0000

ENvironmental Accounting Report

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sangat Tidak Setuju 1 3,2 3,2 3,2

tidak setuju 4 12,9 12,9 16,1


netral 10 32,3 32,3 48,4
Valid
setuju 9 29,0 29,0 77,4

sangat setuju 7 22,6 22,6 100,0

Total 31 100,0 100,0

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Statistics
Environmental Audit

Valid 31
N
Missing 0
Mean 3,1613
Median 3,0000
Mode 4,00
Std. Deviation 1,00322
Skewness -,979
Std. Error of Skewness ,421
Kurtosis -,102
Std. Error of Kurtosis ,821
Range 3,00
Minimum 1,00
Maximum 4,00
25 3,0000

Percentiles 50 3,0000

75 4,0000

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Environmental Audit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Sangat Tidak Setuju 3 9,7 9,7 9,7

tidak setuju 4 12,9 12,9 22,6

Valid netral 9 29,0 29,0 51,6

setuju 15 48,4 48,4 100,0

Total 31 100,0 100,0

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kriteria
Penentuan
NO. Nama Perusahaan Sampel
1 2 3
1 PT Pertamina (Persero) √ √ √
2 PT Inalum (Persero) √ √ √
PT Perkebunan Nusantara III
3 √ √ √
(Persero)
4 PT PLN (Persero) √ √ √
5 PT Astra International Tbk √ √ √
6 PT General Property Solution √ √ √
7 PT Astra Agro Lestari Tbk √ √ √
8 PT Moeis Tbk √ √ √
9 PT Trans Sumatera √ √ √
10 PT Sibayak Raya √ √ √
11 PT Cakra Surya √ √ √
12 PT Lubuk Raya √ √ √
13 PT Smart Tbk √ √ √
14 PT Sintong Abadi √ √ √
15 PT Tanto Intim Line √ √ √
16 PT Asian Agri Tbk √ √ √
17 RS Adam Malik √ √ √
18 PT Enseval Putera Megatrading √ √ √
19 PT HM Sempoerna √ √ √
20 PT Oil dan Gas √ √ √
21 PT Trinity Interlink √ √ √
22 PT Indonesia Power √ √ √
23 PT Perkebunan Nusantara IV √ √ √
PT Sumatera Tobacco Trading
24 √ √ √
Limited Company
25 PT Bakrie Tbk √ √ √
26 PT Sabaritha Perkasa Abadi √ √ √
PT Kharisma Cakranusa Rubber
27 √ √ √
Industry
28 PT Sari Tani Sumatera √ √ √

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29 PDAM Tirtauli Pematangsiantar √ √ √
30 PT Toba Pulp Lestari √ √ √
31 PT Es Siantar √ √ √

No Daerah Tempat Industri jumlah industri Persentase Industri


1 Kodya Medan 12 38,69%
2 Kabupaten Asahan 3 9,68%
3 Kodya Pematangsiantar 9 29,03%
4 Kabupaten Karo 1 3,23%
5 Kabupaten Deli Serdang 3 9,68%
6 Kodya Sibolga 1 3,23%
7 Kabupaten Batu Bara 1 3,23%
8 Kabupaten Toba Samosir 1 3,23%
Jumlah 31 100%

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Rata- Hasil

Pertanyaan Setuju Setuju Tidak rata

Setuju

1 0,483871 0,322581 0,193548 0 0 4,29 Setuju

2 0,322581 0,451613 0,193548 0,032258 0 4,06 Setuju

3 0,548387 0,258065 0,16129 0,032258 0 4,32 Setuju

4 0,322581 0,290323 0,290323 0,096774 0 3,84 Setuju

5 0,322581 0,16129 0,225806 0,258065 0,032258 3,48 Netral

6 0,354839 0,451613 0,16129 0,032258 0 4,12 Setuju

7 0,225806 0,483871 0,193548 0,096774 0 3,83 Setuju

8 0,419355 0,354839 0,096774 0,129032 0 4,06 Setuju

9 0,451613 0,322581 0,16129 0,064516 0 4,19 Setuju

10 0,354839 0,451613 0,096774 0,096774 0 4,06 Setuju

11 0,483871 0,387097 0,096774 0,032258 0 4,32 Setuju

12 0,516129 0,354839 0,129032 0 0 4,38 Setuju

13 0,354839 0,451613 0,129032 0,064516 0 4,09 Setuju

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14 0,548387 0,354839 0,064516 0,032258 0 4,42 Setuju

15 0,419355 0,322581 0,225806 0,032258 0 4,12 Setuju

16 0,516129 0,290323 0,16129 0,032258 0 4,29 Setuju

17 0,354839 0,322581 0,225806 0,096774 0 3,93 Setuju

18 0,322581 0,548387 0,096774 0,032258 0 4,16 Setuju

19 0,387097 0,451613 0,129032 0,032258 0 4,19 Setuju

20 0,451613 0,322581 0,129032 0,064516 0,032258 4,09 Setuju

21 0,548387 0,290323 0,129032 0,032258 0 4,35 Setuju

22 0,483871 0,354839 0,129032 0,032258 0 4,29 Setuju

23 0,419355 0,258065 0,258065 0,064516 0 4,03 Setuju

24 0,419355 0,258065 0,258065 0,064516 0 4,03 Setuju

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nomor Kuesioner r – Hitung r – Tabel Validitas

Q1 0,728 0,355 Valid

Q2 0, ,785 0,355 Valid

Q3 0, 680 0,355 Valid

Q4 0, 556 0,355 Valid

Q5 0, 502 0,355 Valid

Q6 0, 687 0,355 Valid

Q7 0, 724 0,355 Valid

Q8 0, 823 0,355 Valid

Q9 0, 838 0,355 Valid

Q10 0, 743 0,355 Valid

Q11 0, 810 0,355 Valid

Q12 0, 634 0,355 Valid

Q13 0, 650 0,355 Valid

Q14 0, 654 0,355 Valid

Q15 0, 786 0,355 Valid

Q16 0, 625 0,355 Valid

Q17 0, 718 0,355 Valid

Q18 0, 727 0,355 Valid

Q19 0, 741 0,355 Valid

Q20 0, 655 0,355 Valid

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Q21 0, 678 0,355 Valid

Q22 0, 680 0,355 Valid

Q23 0, 729 0,355 Valid

Q24 0,724 0,355 Valid

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

X1 31 13,00 12,00 25,00 20,0000


Valid N (listwise) 31

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

X2 31 22,00 18,00 40,00 33,0968


Valid N (listwise) 31

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

X3 31 7,00 8,00 15,00 12,8387


Valid N (listwise) 31

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Y 31 20,00 20,00 40,00 33,0968


Valid N (listwise) 31

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran III : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGANTAR

KepadaYth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i


di Tempat

Responden yang saya hormati,

Kuesioner ini digunakan dalam rangka penulisan Skripsi di Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini mengangkat topik Green Accounting. Judul Penelitian yang dilakukan
berjudul “Analisis Penerapan Akuntansi Lingkungan Terhadap Kinerja
Lingkungan Pada Perusahaan Di Sumatera Utara ”. Kuesioner ini digunakan untuk
keperluan akademis, oleh karena itu kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan.
Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu mengisi lembar
kuesioner penelitian skripsi ini. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang
tak ternilai harganya bagi penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan
terimakasih.

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia : Tahun

Nama Perusahaan :

Jabatan :

Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan

DAFTAR PERTANYAAN

Bapak/Ibu diharapkan memilih salah satu dari jawaban yang telah tersedia.
Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih.

Pilihan Arti
SS Sangat Setuju
S Setuju
N Netral
TS Tidak Setuju
STS Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Pilihan Jawaban


A Tanggung jawab Lingkungan Hidup SS S N TS STS
1 Perusahaan selalu menghasilkan produk yang
ramah
lingkungan.

2 Perusahaan memiliki ketersediaan sumber daya


manusia dan sumber daya ekonomi yang cukup
dikaitkan dengan tanggungjawab lingkungan hidup.

3 Perusahaan memiliki usaha dalam mengatasi


limbah
perusahaan.

4 Perusahaan selalu mengatasi limbah meskipun

102

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perusahaan mengalami kerugian.

5 Perusahaan selalu mengatasi limbah meskipun


perusahaan harus menutup usahanya.

B Pelaporan Akuntansi Lingkungan SS S N TS STS


6 Dalam perusahaan terdapat proses pengurangan
atau
pembatasan limbah.

7 Dalam perusahaan terdapat penelusuran terhadap


biaya
aktivitas yang berpengaruh terhadap lingkungan.

8 Dalam perusahaan terdapat pertimbangan aspek


lingkungan dalam keputusan investasi ataupun
pertukaran.

9 Dalam perusahaan terdapat proses desain produk


yang
dipengaruhi oleh pertimbangan aspek lingkungan.

10 Dalam perusahaan terdapat proses desain produk


yang
dipengaruhi oleh pelanggan dan stakeholders
lainnya.

11 Perusahaan selalu mendukung tercapainya


pertumbuhan laba yang berkelanjutan.

12 Perusahaan selalu mengurangi atau membatasi


bahan
baku yang membahayakan lingkungan.

13 Perusahaan sudah menyajikan biaya yang terkait


dengan pengolahan limbah perusahaan dalam
laporan
keuangan.

Audit Lingkungan SS S N TS STS


14 Perusahaan sudah melaksanakan audit laporan
keuangan tahunan secara teratur setiap tahun.

15 Perusahaan melakukan audit atas kinerja

103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


perusahaan
yang terkait dengan kelestarian dan keselamatan
lingkungan hidup sekitar.

16 Hasil audit kinerja lingkungan tersebut menjadi


bahan
pertimbangan perusahaan dalam aktivitas
berikutnya.

Kinerja Lingkungan SS S N TS STS


17 Perusahaan melakukan suatu tindakan untuk
mengurangi Total limbah dikeluarkan
18 Perusahaan secara aktif melakukan sistem Daur
ulang

19 Perusahaan melakukan penggunaan sumber daya


alami / konservasi
20 Perusahaan melakukan aksi penekan terhadap
sesuatu kegiatan yang dapat merusak lingkungan
21 Perusahaan telah memiliki AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) uji BOD dan COD
Limbah Air
22 Perusahaan terdaftar dalam Proper (Program
Penilaian Peringkat kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan)
23 International Standard Organization (ISO 14001
untuk sistem manajemen lingkungan dan
International Standard Organization (ISO)17025
untuk sertifikasi lingkungan dari Lembaga
Independen)
24 Perusahaan menggunakan GRI (Global Reporting
Initiative)
Untuk kinerja lingkungan
Sumber: Musyarofah (2013), Andri Purwanto (2000), Lindriana Sari (2007).

104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran IV: Surat Keterangan Penelitian

105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai