Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH KOMITE AUDIT, REPUTASI KAP, DAN OPINI

AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY

SKRIPSI

Disusun Oleh

SADARI DAELI
NIM. 171011200425

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
BANTEN
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya yang

selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini, Pembuatan tugas akhir skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah

satu syarat meyelesaikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi Universitas Pamulang.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penelitian untuk menyelesaikan

program Sarjana pada Jurusan Akuntansi pada Universitas Pamulang. Banyak

hambatan yang penulis temukan dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan kerja

keras dan tekad yang kuat serta adanya bimbingan dan bantuan baik moril maupun

materil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan,

dukungan, semangat, dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam

penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Yang terhormat Bapak Dr. Pranoto, SE., M.M., selaku Ketua Yayasan

Sasmita Jaya yang telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan

melopori adanya pendidikan yang mampu dijangkau oleh kalangan kurang

mampu namun berkualitas.

2. Yang terhormat Bapak Dr. E. Nurzaman A.M., MSi., M.M. selaku Rektor

Universitas Pamulang yang telah berupaya maksimal untuk menjadikan

Universitas Pamulang semakin berkualitas.

2
3. Yang terhormat Bapak Ubaid Alfaruq, S.Pd., M.Pd. selaku wakil Rektor

Universitas Pamulang yang telah mengispiasi dan memberikan motivasi

kepada seluruh mahasiswa.

4. Yang terhormat Dr. H. Endang Ruhiyati, S.E., M.M., CSRA., CMA. Selaku

dekan Fakultas Ekonomi yang telah membuat Fakultas Ekonomi semakin

maju.

5. Yang terhormat Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si,. CA. selaku Ketua Program

Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang yang telah

menjadikan prodi Akuntansi semakin baik dan maju

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff di Universitas

Pamulang yang telah memberikan ilmunya baik secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk dan saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Selanjutnya apabila terdapat kesalahan

baik materi yang tersaji maupun teknik penyelesaiannya, penulis memohon maaf

yang sebesar-besarnya. Akhir kata, semoga apa yang terdapat dalam skripsi ini bisa

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pamulang, 22 Mei 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Landasan Teori 9

2.1.1. Signalling Theory 9

2.1.2. Audit Delay 10

2.1.3. Komite Audit 12

2.1.4. Reputasi KAP 13

2.1.5. Opini Audit 14

2.2. Penelitian Terdahulu 15

2.3. Kerangka Pemikiran 20

2.4. Hipotesis Penelitian 22

BAB III : METODE PENELITIAN 26

3.1. Jenis Penelitian 26

4
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian 26

3.3. Operasional Variabel Penelitian 26

3.3.1. Variabel Terikat (Dependen Variabel) 26

3.3.2. Variable Bebas (Independen Variabel) 28

3.4. Populasi Dan Sampel 31

3.4.1. Populasi 31

3.4.2. Sampel 30

3.5. Teknik Pengumpulan Data 32

3.6. Teknik Analisa Data 33

3.6.1. Uji Statistik Deskriptif 33

3.6.2. Pemilihan Regresi Data Panel 33

3.6.2.1. Model Common Effect 33

3.6.2.2. Model Fixed Effect 34

3.6.2.3. Model Random Effect 35

3.6.3. Pemilihan Teknik Model Estimasi Regresi Data Panel 36

3.6.3.1. Uji Chow 36

3.6.3.2. Uji Hausman 36

3.6.3.3. Uji Lagrange Multipler 37

3.6.4. Uji Asumsi Klasik 38

3.6.4.1. Uji Normalitas 38

3.6.4.2. Uji Multikolinearitas 39

3.6.4.3. Uji Autokorelasi 39

3.6.4.4. Uji Heteroskedastisitas 40

5
3.6.5. Analisis Regresi Data Panel 41

3.6.6. Uji Hipotesis 41

3.6.6.1. Uji Koefisien Determinasi 41

3.6.6.2. Uji F 41

3.6.6.3. Uji t 41

DAFTAR PUSTAKA 43

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan 4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 15

Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi 40

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 21

8
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan Laporan keuangan mempunyai peran penting bagi

perusahaan go public karena memberikan informasi kegiatan keuangan

perusahaan di setiap periodenya. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi

terhadap kegiatan perusahaan, maka laporan keuangan menjadi indikator

utama untuk memperkirakan dengan lebih tepat dan lebih rasional mengenai

prospek perusahaan di masa yang akan datang (Artaningrum et al., 2017).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017) tujuan dari laporan keuangan yaitu

untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

dalam rangka membuat keputusan – keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka.

Dalam pengungkapan pelaporan keuangan haruslah jelas dan lengkap

serta dapat menggambarkan urutan waktu atas kejadian-kejadian ekonomi

yang mempunyai pengaruh terhadap hasil operasi usaha tersebut. Laporan

keuangan dibuat untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga

menjadi hal penting bagi pemilik perusahaan untuk menilai pengelolaan

dana yang telah dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut.

Investor juga mengandalkan laporan keuangan ini untuk mengetahui kinerja

dari perusahaan tersebut baik dari sisi keuangan maupun kinerja perusahaan

1
secara keseluruhan (Sari & Mulyani, 2019).

Laporan keuangan ini merupakan sumber informasi yang sangat

penting bagi pemegang saham dan masyarakat dalam pengambilan

keputusan investasi. Pentingnya ketepatan waktu dalam penyajian laporan

keuangan adalah dapat langsung digunakan dalam pengambilan keputusan.

Astrina & Resmadely (2020) menyatakan bahwa manfaat yang terkandung

dalam laporan keuangan terkait dengan ketepatan waktu penyajian laporan

keuangan tersebut. Manfaat ini akan cukup menguntungkan jika diberikan

secara tepat waktu. Apabila yang membutuhkan laporan keuangan ini untuk

pengambilan keputusan namun laporan tidak tersedia, maka akan berdampak

negatif terhadap reaksi pasar modal dan mengakibatkan citra perusahaan

menjadi buruk.

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam

pasar modal.Undang-undang No.4 Tahun 2023 tentang pengembangan dan

penguatan sektor keuangan menyatakan bahwa semua perusahaan yang

terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara

berkala kepada Otoritas jasa keuangan dan mengumumkan kepada

masyarakat umum. Apabila perusahaan tersebut terlambat menyampaikan

laporan keuangannya, maka akan dikenakan sanksi administrasi sesuai

dengan ketetapan dalam undang – undang. Peraturan tentang penyampaian

laporan keuangan ini kemudian diperbaharui oleh Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) Nomor 14/POJK.04/2022. Peraturan ini menyatakan bahwa

penyampaian laporan keuangan dilakukan selambat-lambatnya 120 hari

2
setelah berakhirnya tahun buku.

Semakin lama audit delay mengakibatkan ketidakpastian bagi

pemilik perusahaan untuk mendapatkan informasi atas investasi yang telah

diberikan sehingga pemilik perusahaan mengalami kesulitan dalam

menentukan strategi yang akan dilakukan selanjutnya. Keterlambatan ini

bukan hanya mengakibatkan reaksi pasar yang negatif dan ketidakpastian

bagi pemilik perusahaan tetapi juga dapat merugikan para pengguna laporan

keuangan tersebut, seperti investor, kreditor, masyarakat, pemerintah ataupun

pihak lain yang menggunakan laporan ini sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan (Wiryakriyana, dkk 2017) dalam (Ruchana & Khikmah, 2020).

Berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh Bursa Efek

Indonesia pada tanggal 02 Mei 2023 tentang penyampaian laporan keuangan

auditan yang berakhir 31 Desember 2022 bahwa terdapat 139 perusahaan

dari berbagai sektor tercatat yang belum menyampaikan laporan

keuangannya, adanya pengumuman yang disampaikan oleh pihak Bursa

Efek Indonesia menunjukkan bahwa kesadaran di dalam menyampaikan

laporan keuangan di Indonesia masih sangat kurang. Mengacu kepada

Peraturan Otoritas Jasa keuangan No. 14/POJK.04/2022 tentang Kewajiban

Penyampaian Informasi bahwa “Laporan Keuangan Tahunan harus

disampaikan dalam bentuk Laporan Keuangan Auditan, selambat-lambatnya

pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan”.

3
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang terlambat menyampaikan
Laporan Keuangan 2022 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI)
KOD
NAMA PERUSAHAAN SEKTOR
E
Barang Konsumen
DUCK PT Jaya Bersama indo Tbk
Non - Primer
Barang Konsumen
HOTL PT Saraswati Griya Lestari Tbk
Non - Primer
HOM Barang Konsumen
PT Hotel Mandarine Regency Tbk
E Non - Primer
Sumber : www.idx.co.id

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi rentang waktu

penyelesaian audit sebuah perusahaans salah satunya Komite audit. Komite

audit memegang peranan penting sebagai pengawas pelaksanaan kemudian

mengevaluasi hasil audit guna menilai kelayakan dan kemampuan

pengendalian intern termasuk mengawasi proses penyusunan laporan

keuangan. Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen.

Hal ini perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang ikut

menjebatani antara eksternal auditor dan entitas yang juga sekaligus

menjebatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal

auditor, Eksandy (2017).

Hasil penelitian Mulyana dan Rozmita (2017) komite audit

berpengaruh signifikan terhadap audit delay dengan menggunakan proksi

proporsi komite audit (PKA). Hal ini menunjukkan bahwa dengan

penambahan anggota komite audit akan cenderung meningkatkan

4
pengawasan penyusunan laporan keuangan sehingga semakin sesuai dengan

standar audit yang berlaku, selain itu waktu yang dibutuhkan auditor untuk

melaksanakan tugas auditnya akan menjadi lebih singkat. Sedangkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dan Santoso (2017) yang

membuktikan komite audit tidak signifikan terhadap audit delay. Baik itu

entitas dengan komite audit paling sedikit ataupun komite audit paling

banyak tidak menjamin penyampaian laporan keuangan kepada auditor

untuk segera di audit akan semakin cepat.

Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi

kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk

menggunakan jasa KAP. Ukuran KAP adalah lembaga keuangan yang telah

disahkan pemerintah yang ditujukan untuk para akuntan publik dalam

menjalankan pekerjaanya sesuai peraturan yang berlaku. Pengaruh ukuran

KAP terhadap audit delay dalam penelitian (Hermana, 2018) menyatakan

bahwa ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil ini

menunjukkan bahwa KAP The Big Four akan mempersingkat audit delay.

Hal tersebut dikarenakan KAP The Big Four memiliki lebih banyak sumber

daya manusia dan pengalaman lebih banyak dari pada KAP Non The Big

Four. Selain itu KAP The Big Four memiliki tanggung jawab menjaga

kepercayaan pihak eksternal atas jasa yang diberikan. Hal ini memperjelas

bahwa audit delay yang singkat memiliki hubungan yang kuat dengan

ukuran KAP untuk melakukan audit..

Berdasarkan hasil penelitian Prameswari dan Yustrianthe (2015),

5
Apriyani (2015), dan Yunita dan Syofyan (2017), faktor reputasi KAP

berpengaruh negatif terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang

menggunakan jasa KAP Big Four akan mengalami audit delay yang lebih

pendek. Sedangkan hasil lain didapatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Hairul (2023) mengatakan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap

Audit Delay, Hal ini dikarenakan baik entitas yang menggunakan jasa

Kantor Akuntan Publik big four, namun memiliki sumber daya yang

memiliki kompetensi dan integritas dibawah rata-rata tentu akan

memperlambat proses audit entitas klien. Sebaliknya, walaupun entitas

menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik non big four namun independensi

dan integritas auditornya tidak diragukan lagi, maka dalam proses audit akan

lebih mudah untuk tepat waktu.

Faktor opini audit merupakan faktor yang juga dapat mempengaruhi

audit delay. Opini audit adalah pendapat yang dikeluarkan auditor mengenai

kewajaran laporan keuangan perusahaan, dalam semua hal material, yang

didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan

prinsip akuntansi berlaku umum. Opini audit terdiri dari: pendapat wajar

tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with

explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified

opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), dan pernyataan tidak

memberikan pendapat (disclaimer of opinion). Hasil dari penelitian Malinda

Dwi Apriliane (2015) menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh

6
signifikan terhadap audit delay, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Furqan & Wahdana (2023) menyatakan bahwa komite audit tidak memiliki

pengaruh terhadap Audit Delay.

Berdasarkan penjelasan mengenai audit delay diatas dan mengingat

pentingnya ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komite Audit, Reputasi

KAP dan Opini Audit terhadap Audit Delay“.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini sesuai dengan latar belakang yang

telah diuraikan sebelumnya, adalah sebagai berikut:

1. Apakah komite Audit berpengaruh terhadap Audit ?

2. Apakah Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay ?

3. Apakah Opini Audit berpengaruh terhadap Audit Delay ?

4. Apakah Komite Audit, Reputasi KAP dan Opini audit berpengaruh secara

simultan terhadap Audit Delay ?

1.3. Tujuan penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitan

Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Komite Audit terhadap Audit

delay.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit

delay.

7
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh opini audit tahun sebelumnya

terhadap Audit delay.

4. Untuk menguji dan menganalisi pengaruh Komite Audit, Reputasi KAP

dan Opini audit tahun sebelumnya secara simultan terhadap Audit.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka diharapkan penelitian ini

dapat bermanfat bagi berbagai pihak diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan referensi

bagi pihak akademis dan dapat berkontribusi terhadap literatur terkait

penelitian tentang pengaruh Komite Audit , reputasi KAP dan Opini audit

secara simultan terhadap Audit delay.

2. Manfaat teoritis

Penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan oleh beberapa pihak terkait

dengan keputusan atau kebijakan yang akan diambil. Bagi Perusahaan

penelitian ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya berhati-hati

menentukan kebijakan khususnya mengenai terkait penerbitan laporan

keuangan susai waktu yang ditentukan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Signalling Theory

Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh Ros pada tahun

1997, menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik

mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut

kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Hal positif

dalam signaling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus

akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki berita bagus.

Dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang

bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja

keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar.

Menurut Fitria (2015) signalling teori merupakan salah satu teori pendukung

dalam memahami manajemen keuangan. Signalling theory secara umum merupakan

kode yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan kepada pihak luar

perusahaan (investor). Karena manajemen dianggap dapat memberikan informasi

yang lengkap terkait kondisi perusahaan sekarang dengan prospek perusahaan ke

depannya. Manfaat dari adanya teori ini adalah ketepatan serta akurasi waktu yang

digunakan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik merupakan sinyal

9
yang diberikan oleh pihak perusahaan yang nantinya dapat digunakan oleh pihak

investor untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2014) dalam Iswahyudi & Sapari (2019), informasi

yang dipublikasikan oleh perusahaan akan memberikan sinyal kepada pihak

investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pada saat informasi tersebut

dipublikasikan, pihak pasar cenderung menginterpretasikan dan menganalisis

informasi tersebut sebagai good news atau bad news. Sinyal yang diberikan oleh

pihak perusahaan dapat mempengaruhi harga saham, sinyal yang baik akan

berpengaruh baik pula terhadap harga saham begitupun sebaliknya, jika sinyal yang

diperoleh dianggap sebagai informasi yang buruk maka akan menimbulkan

penurunan terhadap harga saham dalam perusahaan tersebut. Dalam signalling

theory, jika perusahaan memberikan informasi yang bagus akan membedakan

mereka dengan perusahaan lain yang tidak memiliki kabar baik terkait kondisi

perusahaan mereka. Investor bisa saja mengalami kesalahan dalam pengambilan

keputusan investasi jika perusahaan tersebut menyajikan informasi perusahannya

tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Dalam peristiwa

seperti ini disebut dengan asymetric information antara pihak perusahaan dengan

pihak luar perusahaan.

2.1.2 Audit Delay

Praptika dan Rasmini (2016) dalam Puryati (2020) juga menjelaskan terkait

pengertian audit delay, yaitu rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku

dan tanggal laporan audit. Audit delay merupakan senjang waktu audit atau dapat

dikatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh pihak auditor dalam memperoleh

10
hasil dari laporan audit atas kinerja keuangan perusahaan. Rentang waktu yang

digunakan oleh pihak auditor dalam menyelesaikan audit dapat dilihat dari

perbedaan waktu antara laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan

keuangan auditan (Kurniawan & Laksito, 2015) dalam (Puryati, 2020).

Menyelesaiakan laporan keuangan dalam rentan yang waktu yang telah

ditentukan adalah sebuah keharusan atau dengan kata lain “ on time published “.

Dasar pertimbangan dengan ketepatan waktu dalam menyelesaiakan laporan

keuangan adalah reputasi perusahaan, perusahaan terlihat baik, perusahaan harus

baik, serta wajib dipercaya oleh para investor. Hal ini merupakan keuntungan

kesempatan (opportunities profit) bagi perusahaan. Dengan kepercayaan yang

diperoleh dari para investor ini perusahaan dapat leluasa melakukan segala hal

(Nugraha & Hapsari, 2015) dalam (Sujarwo, 2019). Keterlambatan penyelesaian

dan penyajian laporan keuangan berpengaruh terhadap manfaat laporan keuangan

tersebut terutama bagi para pengguna seperti investor, kreditor, pemilik perusahaan

dan publik yang membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan

keputusan.

Rentan waktu yang digunakan dalam melakukan penyelesaian audit sudah

diatur dalam Keputusan Ketua BAPEPAM pada tahun 2012 No. KEP-431/BL/2012

yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik yang pernyataan

pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepada

BAPEPAM dan Lembaga Keuangan paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun

buku berakhir.

11
Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan juga terdapat dalam

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 29/POJK.04/2016 mewajibkan

setiap emiten dan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan

paling lambat akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) mengeluarkan sanksi dimana perusahaan yang melanggar

peraturan tersebut dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis, denda berupa

kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu, pembatasan dan pembekuan

kegiatan usaha serta pembatalan pendaftaran (Puryati, 2020 ).

2.1.3 Komite Audit

Arens et al., (2017) menjelaskan bahwa audit committees is a selected

number of members of a company’s board of directors whose responsibilties

include helping auditors remain independent of management. Most audit

committees are made up of three to five or sometimes as many as seven

directors who are not a part of company management.

Komite audit merupakan salah satu komponen corporate governance

yang berperan penting dalam proses pelaporan keuangan dengan cara

mengawasi pekerjaan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan

serta membantu tugas-tugas dari dewan komisaris (Verawati dan Wirakusuma,

2016).

Perusahaan yang mempunyai komite audit lebih cepat dalam

melakukan proses auditnya karena diduga mempunyai sistem pengendalian

intern yang baik sehingga memudahkan tugas auditor dalam proses audit atas

12
laporan keuangan klien (Mumpuni dalam Tias dan Triani, 2014).

2.1.4 Reputasi KAP

Menurut Iswahyudi & Sapari (2019) menyatakan bahwa Kantor Akuntan

Publik (KAP) merupakan suatu bentuk badan usaha yang telah mendapat izin dari

Menteri Keuangan sebagai wadah untuk para akuntan dalam memberikan jasanya.

Dalam menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk gambaran kinerja yang

dipublikasikan kepada publik, perusahaan diminta untuk menggunakan jasa akuntan

publik agar laporan keuangan tersebut akurat serta dapat dipercaya. Perusahaan

cenderung menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai

reputasi yang baik untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya. Jasa

Kantor Akuntan Publik dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu KAP big four dan

KAP non big four. Untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan, perusahaan

menggunakan jasa KAP yang berafiliasi besar atau dikenal dengan KAP big four.

Perusahaan audit tersebut dapat melaksanakan pemeriksaan dengan lebih cepat.

Menurut Melati, dkk (2016) dalam Astrina & Resmadely (2020) Kantor Akuntan

Publik yang merupakan Kantor Akuntan Publik “ Big Four “, yaitu :

1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), bekerjasama dengan KAP Drs.

Hadi Sutanto & Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.

2. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP

Sidharta- Sidharta & Widjaja.

13
3. KAP Ernest & Young (E & Y) bekerjasama dengan KAP Prasetio, Sarwoko

& Sanjadja.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Hans

Tuanakotta & Mustofa, Osman Ramli Satrio & Rekan.

Besarnya reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat dilihat dari tingginya

kualitas yang dihasilkan dari jasa yang dilakukan, hal ini akan berpengaruh pada

jangka waktu penyelesaian audit. Waktu penyelesaian audit yang cepat merupakan

salah satu cara yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kualitas

tinggi untuk mempertahankan reputasinya (Puspitasari & Sari, 2012) dalam

(Astrina & Resmadely, 2020). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin

tinggi reputasi auditor maka audit delaynya juga semakin pendek.

2.1.5 Opini Audit

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508)

dalam Wirasari, dkk (2019), opini audit terdiri dari 5 (lima) jenis opini, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat ini diberikan oleh auditor jika audit telah dilaksanakan sesuai

dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku umum serta tidak terdapat kondisi yang

membutuhkan penjelasan khusus.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified

Opinion With Explanatory Language)

Pendapat atau opini ini diberikan oleh pihak auditor jika audit telh

dilaksanakan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan

14
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat kondisi

tertentu yang memerlukan kalimat penjelas.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Opini ini diberikan jika tidak terdapat bukti yang cukup kompeten atau

adanya pembatasan lingkup audit yang material namun tidak mempengaruhi

laporan keuangan secara keseluruhan. Pihak auditor yakin bahwa adanya

penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak

mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Pendapat ini diberikan apabila pihak auditor menemukan bahwa laporan

keuangan tersebut tidak disajikan secara wajar berdasarkan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion or No

Opinion) Pendapat ini diberikan apabila ada pembatasan lingkup audit yang

material baik oleh klien ataupun karena kondisi tertentu dan auditor tidak

independen terhadap klien.

2.2 Penelitian terdahulu

Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terdahulu dengan tujuan memperkuat hasil dari penelitian yang sedang

dillakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian yang

dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu.

15
TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
Variabel Yang
No Judul Penelitian Rumus Hasil Penelitian
Digunakan
1 Pengaruh Gender Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Komite Audit, Umur Delay Audit Delay = Tanggal penelitian ini
Perusahaan dan Audit - Tanggal menemukan bahwa
Laba/Rugi Terhadap X3 = Komite Laporan Keuangan gender komite audit
Audit Delay (Study Audit tidak berpengaruh
Empiris pada Komite Audit : terhadap audit delay,
perusahaan Sektor Proporsi Komite Audit umur perusahaan
Pertambangan yang = Total Komite audit / berpengaruh terhadap
terdaftar di BEI Total Dewan Komisaris audit delay dan untuk
periode 2015-2019) komite audit memiliki
pengaruh negative
Izmi Aulia & Dedik terhadap audit delay
Nur Triyanto (2021) dan gender komite
(e-proceeding Of audit, umur
Management : perusahaan dan komite
Volume 8 No. 5) audit berpengaruh
secara simultan
ISSN : 2355-9357 terhadap audit delay.
2 Ni Kadek Yeni Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Purnama, Putu Delay Audit Delay = Tanggal penelitan didapatkan
Sukma Kurniawan, Audit - Tanggal bahwa jenies industri
Made Ari wahyuni Laporan Keuangan berpengaruh terhadap
(2019) (Jurnal Ilmiah X2 = Komite audit delay, laba/rugi
Mahasiswa Audit Komite Audit : operasi, dewan
Akuntansi, Vol. 10 Proporsi Komite Audit komisaris dan komite
No 10, 2019) = Total Komite audit / audit berpengaruh
Total Dewan Komisaris terhadap audit delay,
Pengaruh Jenis dan ke empat varibel
Industri, Laba dan berpengaruh secara
Rugi Operasi, Dewan simultan terhadap
Komisaris, dan audit delay
Komite Audit
Terhadap Audit
Delay (Study Empiris
pada perusahaan LQ
45 Bursa Efek
Indenesian Tahun
2015 – 2017)

16
e-ISSN : 2614-1930
3 Pengaruh Komite Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Audit, Leverage, dan Delay Audit Delay = Tanggal penelitian ini
Financial Distress Audit - Tanggal mengatakan bahwa
Terhadap Audit X1 = komite Laporan Keuangan komite audit dan
Delay (Studi kasus Audit financial distress
pada Perusahaan IDX Komite Audit : memiliki pengaruh
30 Perusahaan yang Proporsi Komite Audit yang signifikan
Terdaftar pada Bursa = Total Komite audit / terhadap audit delay,
Efek Indonesia Total Dewan Komisaris sedangkan untuk
Periode 2016 – 2020) leverage tidak
memiliki pengaruh
Stevani Agatha dan yang signifikan
Selfiyan (2020) terhadap audit delay
Prosding : Ekonomi
dan Bisnis, 2022, 2
(2)
4 Pengaruh Ukuran Y = Audit Audit Delay : beberapa kesimpulan
Perusahaan, Opini Delay Audit Delay = Tanggal hasil pengujian secara
Audit, Laba/Rugi Audit - Tanggal simultan menunjukan
Operasi, X2 = Opini Laporan Keuangan bahwa variabel bebas
Profitabilitas dan Audit secara serempak
Solvabilitas terhadap Opini Audit : mempengaruhi audit
Audit Delay Sub Variabel Dummy delay, sedangkan
Sektor Rokok yang 0 = Qualified Opinion secara parsial variabel
terdaftar di BEI 1 = Unqualified ukuran perusahaan,
Opininion jenis opini auditor,
Heri Setiono dan laba/rugi operasi,
Rubiyanto (2019) tingkat Solvabilitas
(ASSETS, Jurnal tidak berpengaruh
Ilmiah Akuntansi dan signifikan terhadap
Pajak, Volume 3 No audit delay dan
2) variabel Profitabilitas
dan berpengaruh
e-ISSN : 2598-6074 signifikan terhadap
p-ISSN : 2598-2885 audit delay
5 Pengaruh Ukuran Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Perusahaan, Delay Audit Delay = Tanggal penelitian menunjukan
Profitabilitas, Audit - Tanggal bahwa solvabilitas
Solvabilitas dan X4 = Reputasi Laporan Keuangan tidak berpengaruh
Reputasi KAP KAP terhadap audit delay,
terhadap Audit Delay Reputasi KAP : sedangkan Ukuran
Varibel Dummy perusahaan,
profitabilitas dan

17
Dhita Alfiani & 0 = Tidak berafiliasi reputasi KAP memiliki
Putry Nurmala dengan Big Four pengaruh terhadap
(2020) (JTEBR : 1 = Berafiliasi dengan audit delay dan
Volume 1 No. 2) Big Four variable ukuran
perusahaan,
e-ISSN : 2716-0092 profitabilitas, dan
p-ISSN : 2716-0106 reputasi KAP
berpengaruh secara
simultan terhadap
audit delay
6 Pengaruh Leverage, Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Profitabilitas, Ukuran Delay Audit Delay = Tanggal penelitian menunjukan
Perusahaan, Audit - Tanggal bahwa profitabilitas
Kompleksitas X5 = Reputasi Laporan Keuangan dan reputasi KAP
Operasi dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap
KAP terhadap Audit Reputasi KAP : audit delay sedangkan
Delay Varibel Dummy leverage, kompleksitas
0 = Tidak berafiliasi operasi perusahaan dan
Wuri Septi, Amir & dengan Big Four ukuran perusahaan
Grecee Sabrina 1 = Berafiliasi dengan tidak berpengaruh
(2021) (Jakman : Big Four terhadap audit delay
Voleme 3 No. 3)

ISSN : 263-276
7 Pengaruh Y = Audit Audit Delay : Hasil penelitian
Kompleksitas Delay Audit Delay = Tanggal menunjukan bahwa
Perusahaan, reputasi Audit - Tanggal kompleksittas
KAP, dan Pandemi X2 = Reputasi Laporan Keuangan peusahaan, reputasi
Covid-19 terhadap KAP tidak memiliki
Audit Delay Reputasi KAP : pengaruh terhadap
Varibel Dummy audit delay
Fabian Cliff 0 = Tidak berafiliasi sedanngkan pandemic
Manajang & Yohanes dengan Big Four covid-19 memiliki
(2022) (Jurnal 1 = Berafiliasi dengan pengaruh negative
Akuntansi Trisakti : Big Four terhadap audit delay,
Volume 9 No. 2) hal ini menunjukan
bahwa hal ini
e-ISSN : 2339-0832 meningkatkan
resiko-resiko audit
yang menyebabkan
auditor harus
memeriksa Risk
Assesment yang dapat

18
menimbulkan audit
delay
8 Analisis Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Profitabilitas, Ukuran Delay Audit Delay = Tanggal penelitian yang
Perusahaan dan Audit - Tanggal disajikan dala jurnal
Reputasi KAP X3 = Reputasi Laporan Keuangan mengatakan bahwa
terhadap Audit Delay KAP variabel profitabilitas
Reputasi KAP : dan reputasi KAP
Dina Anggraeni dan Varibel Dummy tidak memiliki
Endah Tri 0 = Tidak berafiliasi pengaruh terhadap
Wahyuningtyas dengan Big Four Audit Delay dan
(2021) (e-Jurnal 1 = Berafiliasi dengan variabel Ukuran
Kewirausahaan, Big Four perusahaan memiliki
Volume 4 No. 2) pengaruh terhadap
Audit Delay
e-ISSN : 2339-1804
9 Faktor-Faktor yang Y = Audit Audit Delay : Hasil penilitian
mempengaruhi Audit Delay Variabel Dummy menunjukan hasil
Delay 0 = melaporkan <120 bahwa Audit tenure
X2 = Opini hari dan Opini Audit
Dwi Purysnti (2020) Audit 1 = melaporkan >120 nemiliki pengaruh
(Jurnal Akuntansi, hari secara parsial terhadap
vol 7 No. 2, Juli audit delay sedangkan
2020) Opini Audit : ukuran perusahaan
Variabel Dummy tidak memiliki
p-ISSN : 2339-2436 0 = Qualified Opinion pengaruh terhadap
e-ISSN : 2549-5968 1 = Unqualified audit delay dan ketiga
Opininion variable memiliki
pengarush secara
simultan terhadap
Audit delay

10 Pengaruh Umur Y = Audit Audit Delay : Kesimpulan dari


Perusahaan, Delay Audit Delay = Tanggal penelitian ini
Profitabilitas, Audit - Tanggal menunjukan bahwa
Solvabilitas, Ukuran X4 = Opini Laporan Keuangan profitabilitas tidak
Perusahaan dan Audit memiliki pengaruh
Opini Auditor Opini Audit : terhadap audit delay
terhadap Audit Delay Variabel Dummy dan solvabilitas,
(Studi empiris pada 0 = Qualified Opinion ukuran KAP dan Opini
perusahaan Sektor 1 = Unqualified auditor memiliki
Properti dan Real Opininion pengaruh terhadap
Estate yang terdaftar Audit Delay

19
di BEI Periode
2018-2020)

Anak Agung, Ni
Made dan Munidewi
(2022) (Jurnal
Kharisma, Volume 4
No 1)

e-ISSN : 2716-2710
11 Pengaruh Ukuran Y = Audit Audit Delay : Berdasarkan hasil
Perusahaan, Komite Delay Audit Delay = Tanggal penelitian mengatakan
Audit, Opini Audit, Audit - Tanggal bahwa ukuran
dan Ukuran KAP X3 = Opini Laporan Keuangan perusahaan, komite
terhadap Audit Delay Audit audit, dan ukuran KAP
Opini Audit : tidak berpengaruh
Arie Pratania, Variabel Dummy terhadap audit delay
Yosevin Yovenia, 0 = Qualified Opinion sedangkan Opini audit
Ricky Utomo & Ayu 1 = Unqualified berpengaruh terhadap
Cindi (2021) (Jurnal Opininion Audit delay hal ini
Akuntansi : Volume membuktikan bahwa
31 No. 6) opini yang cepat dan
tepat dapat
e-ISSN : 2302-8556 mengurangi audit
delay dari perusahaan.
12 Pengaruh Opini Y = Audit Audit Delay : Opini audit tidak
Audit, Ukuran Delay Audit Delay = Tanggal berpengaruh terhadap
Kantor Akuntan Audit - Tanggal audit delay, ukuran
Publik ( KAP ) dan X1 = Opini Laporan Keuangan KAP dan profitabilitas
Profitabilitas Audit berpengaruh negatif
terhadap Audit Delay Opini Audit : dan signifikan
Variabel Dummy terhadap audit delay
Yunus Iswahyudi & 0 = Qualified Opinion pada perusahaan
Sapari ( 2019 ) ( 1 = Unqualified perbankan yang
Jurnal Ilmu dan Riset Opininion terdaftar di BEI tahun
Akuntansi, Vol. 8, 2013-3017.
No. 11, 2019 : 1-16

Sumber : Penelitian yang telah diolah oleh si peneliti sebelumnya

2.3 Kerangka Pemikiran

20
Menurut Sugiyono (2012) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskrpsikan.

Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau variable bebas (X)

dan variabel dependen atau variabel terikat (Y). Variabel independen atau variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Sedangkan variabel dependen

atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012).

Gambar dibawah ini menunjukan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model

penelitian mengenai pengaruh variabel independen, yaitu Ukuran perusahaan, Debt

to aquity ratio, dan Opini Audit, terhadap Audit Delay variabel dependen.

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 kerangka pemikiran

21
Keterangan :

H1 : Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay

H2 : Pengaruh Reputasi KAP Operasi terhadap Audit Delay

H3 : pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay

H4 : pengaruh Komite Audit, Reputasi KAP dan Opini Audit secara

simultan terhadap Audit Delay.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan dalan perumusan masalah dan masih penganalisaan data penelitian.

Berdasarkan kerangka berpikir dan penjelasan, hipotesis penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

2.4.1. Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay

Keanggotaan komite audit memiliki peran penting untuk memantau

pengendalian internal dan untuk memahami berbagai masalah keuangan dan

operasional yang dapat timbul (Zhang et al., dalam Gunarsa dan Putri, 2017).

Kontrol internal yang lemah adalah salah satu penyebab audit delay yang

lama.

Komite audit dipilih oleh komite independen dan terkadang juga

diketuai oleh komite independen, komite independen berfungsi sebagai

pengawas jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan

tersebut sudah mematuhi prinsip-prinsip GCG yang sudah ditentukan (Tias

dan Triani, 2014).

22
Berdasarkan penelitian I Putu dan Niluh (2017) yang menunjukkan bahwa

komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sedangkan berbeda dengan

hasil penelitian Silvia dan Made (2013) yang menunjukkan bahwa komite audit

tidak berpengaruh secara negatif terhadap audit delay.

H1: Diduga Komite Audit berpengaruh tehadap Audit Delay

2.4.2. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay

Penelitian yang dilakukan oleh Hilda Azalia David M & Sansaloni Butar

Butar (2020) menyatakan bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Penelitian ini juga serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yamashida, dkk (2020) yang menyatakan

bahwa reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap audit delay dan peneltian yang dilakukan oleh Komang & Edy (2020)

menyatakan hal yang sama yaitu reputasi KAP berpengaruh secara signifikan

terhadap Audit delay yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian Putri & Ratnaningsih (2020) menyatakan bahwa Reputasi KAP

tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay, oleh karena itu perusahaan dengan

skala yang besar atau kecil sama-sama menggunakan KAP the big four maupun non

big four dengan jumlah auditor yang cukup maupun kualitas auditor yang baik

dalam melaksanakan proses audit yang didalam perusahaan tersebut terdapat

adanya risiko bisnis yang tinggi atau ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan

sehingga mengakibatkan auditor KAP the big four maupun non big four yang

digunakan oleh perusahaan harus memperluas auditnya agar cepat dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil

23
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari, et al. (2017) dan Primastiwi

(2017) yang menunjukkan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

H2: Diduga Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay

2.4.3. Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay

Penelitian Aryaningningsih dan Budiartha (2015) menunjukkan bahwa opini

auditor berpengaruh terhadap audit delay. perusahaan yang tidak menerima opini

audit wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diperkirakan mengalami audit

delay yang lebih panjang alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut

memandang sebagai kabar buruk dan akan memperlambat proses audit. Disamping

itu penerimaan opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada

akhirnya memperpanjang audit delay. (Fauziyah Althaf, 2016) bahwa opini audit

berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Penelitian yang berbeda ditunjukan oleh Putri & Ratnaningsih (2020)

menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pemberian opini audit terhadap laporan

keuangan perusahaan merupakan suatu bagian kewenangan bagi KAP untuk

mengeluarkan pernyataan tanpa dipengaruhi oleh negosiasi apapun selama proses

audit berjalan sehingga opini auditor tidak dapat menjadi tolak ukur dalam

pengambilan keputusan laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Guci dan Clarita (2019) dan Barjono dan

Hakim (2018).

H3: Diduga Opini Audit berpengaruh terhadap Audit Delay

24
2.4.4. Pengaruh Komite Audit, Reputasi KAP, Opini Audit secara simultan

terhadap Audit Delay

Berdasarkan penelitian I Putu dan Niluh (2017) yang menunjukkan bahwa

komite audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Sedangkan berbeda dengan

hasil penelitian Silvia dan Made (2013) yang menunjukkan bahwa komite audit

tidak berpengaruh secara negatif terhadap audit delay.

Penelitian Putri & Ratnaningsih (2020) menyatakan bahwa Reputasi KAP

tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay, oleh karena itu perusahaan dengan

skala yang besar atau kecil sama-sama menggunakan KAP the big four maupun non

big four dengan jumlah auditor yang cukup maupun kualitas auditor yang baik

dalam melaksanakan proses audit yang didalam perusahaan tersebut terdapat

adanya risiko bisnis yang tinggi atau ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan

sehingga mengakibatkan auditor KAP the big four maupun non big four yang

digunakan oleh perusahaan harus memperluas auditnya agar cepat dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari, et al. (2017) dan Primastiwi

(2017) yang menunjukkan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit

delay.

Penelitian yang berbeda ditunjukan oleh Putri & Ratnaningsih (2020)

menyatakan bahwa hal tersebut dikarenakan pemberian opini audit terhadap laporan

keuangan perusahaan merupakan suatu bagian kewenangan bagi KAP untuk

mengeluarkan pernyataan tanpa dipengaruhi oleh negosiasi apapun selama proses

audit berjalan sehingga opini auditor tidak dapat menjadi tolak ukur dalam

25
pengambilan keputusan laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh Guci dan Clarita (2019) dan Barjono dan

Hakim (2018). Berdasarkan uraian penelitian diatas, maka hipotesis keempat dalam

penelitian ini adalah :

H4: Diduga Komite Audit, Reputasi KAP, Opini audit berpengaruh

secara simultan terhadap Audit Delay.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan data sekunder

yaitu data yang dikumpulkan oleh penulis dari dokumen-dokumen yang ada pada

perusahaan manufaktur sector konsumen non primer selama periode 2019-2022

yang di ambil secara berkala pada laporan tahunan dan laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur sector konsumen non primer yang di peroleh dari BEI di

situs resmi perusahaan yang diteliti Laporan keuangan tahun 2019-2022 digunakan

untuk menghitung rasio keuangan.

3.2. Waktu dan tempat penelitian

Dalam penelitian dilakukan pada Perusahaan sub sektor manufaktur sector

konsumen non primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jangka waktu

yang ditentukan adalah selama 4 (Empat) periode pada tahun 2019-2022.

3.3. Operasional variable Penelitian

Variable dalam penelitian ini adalah satuan tertentu yang diperhitungkan

sebagai subyek penelitian. Penulis menganalisis data pada perusahaan sub sektor

manufaktur sector konsumen non primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dengan menggunakan metode purposive sampling.

3.3.1. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Menurut (Sugiyono, 2014), variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

27
terikat di notasikan dengan Y, dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Audit

Delay (Y).

3.3.1.1. Audit Delay

Puryati (2020) juga menjelaskan terakait pengertian audit delay, yaitu

rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit.

Audit delay merupakan senjang waktu audit atau dapat dikatakan sebagai waktu

yang dibutuhkan oleh pihak auditor dalam memperoleh hasil dari laporan audit atas

kinerja keuangan perusahaan. Bagi Perusahaan audit delay yang melebihi waktu

publikasi laporan keuangan akan berakibat nama Perusahaan menjadi kurang baik

di mata Investor sehingga Investor akan sulit mengambil keputusan investasi pada

perusahaan yang terlambat mempublikasikan laporan keuangan. Audit delay yang

telah melewati batas waktu dari ketentuan Bapepam dan Lembaga Keuangan, tentu

akan berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan.

Jangka waktu audit diukur dengan jangka waktu untuk menyelesaikan audit

tahunan atas laporan keuangan, yaitu jumlah hari yang diperlukan untuk oleh

auditor independen atas penyelesaian audit laporan keuangan tahunan yang dilihat

sejak tanggal tutup buku perusahaan per 31 Desember sampai dengan tanggal yang

tercantum dalam laporan auditor independen (Lestari & Nuryatno, 2018).

Pengukuran Audit Delay dalam penelitian ini menggunakan rumus yang

sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Komang & Sujana (2022).

Sumber : Komang & Sujana (2022)

28
3.3.2. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Menurut Sugiyono (2012) variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Apabila variabel independen berubah, maka varaibel dependen

juga berubah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.3.2.1. Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

beranggotakan tiga (3) orang yang berasal dari komisaris independen dan 2 anggota

eksternal perusahaan, bekerja secara professional dan independen untuk membantu

dewan komisaris melakukan pengawasan terhadap sistem pengendalian internal

perusahaan, kualitas laporan keuangan, dan efektivitas fungsi audit secara internal.

Dalam Nugroho et al., (2021) peran komite audit diuraikan dalam piagam komite

audit yang dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu, pelaporan keuangan, manajemen

perusahaan serta resiko dan kontrol. Komite audit dan dewan komisaris adalah

pihak yang mengawasi dan mengendalikan empat faktor untuk meningkatkan

kualitas laporan keuangan diantaranya keadilan, transparansi, akuntabilitas dan

tanggung jawab.

Auditor akan memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan

perusahaan dan juga laporan atas inkonsistensi perusahaan kepada komite audit

(Kristanti & Mulya, 2021). Dalam penelitian ini komite audit diukur berdasarkan

29
proporsi komite audit, yang berasal dari perbandingan atas jumlah komite audit

dengan jumlah dewan komisaris. Berikut ini adalah rumusan untuk mengukur rasio

proporsi komite audit:

Sumber : Kristanti & Mulya, 2021

3.3.2.2. Reputasi KAP

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan suatu bentuk organisasi

akuntan publik yang sudah mendapatkan izin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, yang bergerak di bidang pemberian jasa profesional dalam

melakukan praktik akuntan publik (Astrina & Resmadely, 2020). Menurut Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 bahwa Kantor Akuntan Publik yang

selanjutnya disebut KAP adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari

Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam memberikan jasanya. Kantor

akuntan publik memiliki reputasi atau nama baik yang terikat dengan kantor

akuntan publik universal (Verawati & Wirakusuma, 2016).

Besarnya reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat dilihat dari

tingginya kualitas yang dihasilkan dari jasa yang dilakukan, hal ini akan

berpengaruh pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu penyelesaian audit yang

cepat merupakan salah satu cara yang dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP)

dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasinya (Puspitasari & Sari,

2012) dalam (Astrina & Resmadely, 2020). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi reputasi auditor maka audit delaynya juga semakin pendek.

30
Pengukuran reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) terdiri dari KAP big

four dan KAP non big four. Yang termasuk KAP big four yaitu PWC, KPMG, E&Y

dan Deloitte. Untuk mengukur reputasi KAP bisa dilihat dengan memperhatikan

jenis KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan, untuk perusahaan yang

diaudit oleh KAP Internasional (big four) diberi kode 1, dan untuk KAP Lokal (non

big four) diberi kode 0.

Reputasi KAP dalam penelitian ini diukur menggunakan Variabel Dummy

yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Dika & Nisa (2022) yaitu :

Sumber : Dika & Nisa (2022)


3.3.2.3. Opini Audit

Opini audit merupakan pendapat dari kewajaran laporan keuangan dalam

audit (Bahri & Amnia, 2020). Menurut Amin et al., (2021) entitas memperoleh

opini wajar tanpa pengecualian tentu tidak akan terlambat mempublikasikan laporan

keuangan perusahaan dibanding entitas yang memperoleh opini selain wajar tanpa

pengecualian dimana memerlukan waktu dalam mempublikasikan laporan

keuangan. Hal ini dikarenakan auditor membutuhkan lebih banyak waktu yang akan

digunakan bernegosiasi dengan perusahaan dan bernegosiasi dengan mitra audit

senior.

Opini auditor merupakan pendapat auditor atas laporan keuangan

perusahaan, yang diukur dengan variabel dummy. Sebagaimana di ambil dari

laporan auditor independen tahun 2015. Apabila perusahaan yang memperoleh

31
opini wajar tanpa pengecualian diberi nilai 1 dan selain wajar tanpa pengecualian

diberikan nilai 0.

Opini Auditor dalam penelitian ini diukur menggunakan Variabel Dummy

yang sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Puryanti (2020) yaitu :

Sumber : Puryanti (2020)

3.4. Populasi dan sampel

Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode studi dokumentasi. Data

sekunder atau studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditunjukan pada objek penelitian, namun melalui dokumen. Dalam metode

ini, data diperoleh dengan cara membaca, mengumpulkan, mecatat, serta

mempelajari literature dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan

masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Data mengenai studi pustaka diperoleh

dari buku, jurnal, dan informasi di internet. Data yang berhubungan dengan rasio

keuangan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sector konsumen

non primer yang di dapat dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs

resmi perusahaan yang diteliti.

3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

32
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian diatas, populasi dalm penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sector konsumen non primer di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2017-2021.

3.4.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2012). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika

peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan

sampel atau pengambilan sampel didasarkan pada tujuan tertentu. Purposive

sampling terdiri dari 2 (dua) alternatif diantaranya judgement sampling dan quota

sampling. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan judgement sampling

dikarenakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi

beberapa kriteria berikut :

1. Perusahaan sektor manufaktur sector konsumen non primer yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2019-2022.

2. Perusahaan menerbitkan annual report periode 2019-2022 (menyajikan

laporan tahunan lengkap per 31 desember selama periode pengamatan).

3. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap dan jelas terkait dengan

penelitian ini.

33
3.5. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Studi kepustakaan ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang

relevan terkait dengan topik yang akan menjadi objek penelitian.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah,

jurnal-jurnal, internet dan sumber-sumber lainnya.

2. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, yaitu pencatatan dan pendokumentasian data yang

berkaitan dengan topik atau masalah yang sedang dibahas, seperti

memperoleh laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan di Bursa

Efek Indonesia (BEI).

3.6. Teknik analisis data

Metode statistik untuk analisis data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif

dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga

menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

3.6.1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengukur jumlah sampel, nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi (Ghozali, 2013).

Statistik deskriptif mendeskripsikan data yang ada menjadi informasi yang lebih

jelas dan mudah dipahami dalam uji statistic deskriptif menggunakan Eviews 10.

3.6.2. Pemilihan Model Regresi Data Panel

34
3.6.2.1. Model Common Effect Model (CEM)

Regresi data panel dengan metode common effect adalah asumsi yang

menganggap bahwa intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu maupun antar

individu. Setiap individu (n) yang diregresi untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dengan variabel- variabel independennya akan memberikan nilai

intersep maupun slope yang sama besarnya. Begitu pula dengan waktu (t), nilai

intesep dan slope dalam persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara

variabel dependen dan variabel-variabel independennya adalah sama untuk setiap

waktu. Hal ini dikarenakan dasar yang digunakan dalam regresi data panel ini

menggambarkan pengaruh individu dan waktu pada model yang dibentuknya

(Sriyana, 2014).

Langkah pertama untuk menguji model regresi data panel adalah dengan

menguji model Common Effect. Model ini merupakan model paling sederhana

dibandingkan dengan kedua model lainnya karena hanya mengkombinasikan data

time series dan cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu

maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama

dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary

Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data

panel. Bila kita punya asumsi bahwa α dan ß akan sama (konstan) untuk setiap data

time series dan cross section, maka α dan ß dapat diestimasi dengan model berikut

(Sriyana, 2014):

Yit= β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it

Keterangan :

35
I : unit cross section

t : periode waktu

3.6.2.2. Model Fixed Effect

Pendekatan ini merupakan cara memasukkan “individualitas” setiap

perusahaan atau setiap unit cross section adalah dengan membuat intersep

bervariasi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap berasumsi bahwa koefisien

slope konstan untuk setiap perusahaan (Ghozali, 2013).

Langkah kedua untuk menguji model regresi data panel adalah dengan

menguji model Fixed Effect. Model ini menggunakan teknik variable dummy untuk

menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan intersep bisa terjadi

karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif. Namun demikian slopnya

sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least

Square Dummy Variable (LSDV).

Persamaan untuk pendekatan dengan menggunakan model fixed effect

adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014).

Yit = α + α1DX1 it + α2DX2 it + α3DX3 it + µit

Keterangan :

I : unit cross section

t : periode waktu

3.6.2.3. Model Random Effect

Model Random Effect tidak seperti pada model Fixed Effect, model ini

diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh

36
residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang

terjadi secara random (Sriyana, 2014).

Langkah keempat untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan menguji model Random Effect. Model ini mengestimasi data panel yang

variabel residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek. model

Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model Fixed Effect yang

menggunakan variabel dummy. Metode analisis data panel dengan model Random

Effect harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section harus lebih besar

daripada jumlah variabel penelitian. Persamaan model dengan menggunakan

estimasi Random Effect adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014):

Yit = α + α1DX1 it + α2DX2 it + α3DX3 it + µit

Keterangan :

i : unit cross section

t : periode waktu

3.6.3. Pemilihan Teknik Model Estimasi Data Panel

Untuk menentukan model data panel yang tepat, maka penguji perlu

melakukan pengujian beberapa tahap, yaitu:

3.6.3.1. Uji Chow

Uji Chow ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang akan

digunakan Common Effect atau Fixed Effect dengan melihat nilai probabilitasnya.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah (Sriyana, 2014):

H0 : Common Effect

H1 : Fixed Effect Model

37
Jika nilai probabilitas > α 0.05 maka H0 diterima atau model yang digunakan adalah

model pendekatan Common Effect. Jika nilai probabilitas < α 0.05 maka

ditolak, artinya model regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed

Effect. Namun jika ditolak, maka model Fixed Effect harus diuji kembali untuk

memilih apakah memakai model Fixed Effect atau Random Effcet baru dianalisis.

3.6.3.2. Uji Hausman

Uji Hausman ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang

digunakan Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini

adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014):

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Jika nilai Probabilitas > α 0.05 maka H0 diterima atau model yang

digunakan adalah model pendekatan Random Effect. Jika nilai

probabilitas < α 0.05 maka H0 ditolak, artinya model regresi data panel

yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect.

3.6.3.3. Uji Lagrange Multipler

Uji lagrange multiplier ialah pengujian yang digunakan untuk memilih

pendekatan terbaik antara model pendekatan Common Effect Model (CEM)

dengan Random Effect Model (REM) dalam mengestiamsi data panel.

Breusch-pangan mengembangkan Random Effect Model yang akan digunakan

untuk menguji signifikansi berdasarkan pada nilai residual dari metode OLS.

Dengan dasar criteria sebagai berikut (Sriyana, 2014) :

● Jika nilai Breusch-pangan ≥ 0,05 (nilai signifikan) maka H0 diterima,

38
hingga model yang digunakan ialah Random Effect Model

● Jika nilai Breusch-pangan ≤ 0,05 (nilai signifikan) maka H0 ditolak,

hingga model yang digunakan ialah Fixed Effect model Maka hipotesis yang

digunakan ialah:

H0 :Random Effect Model

H1 :Fixed Random Model

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa asumsi klasik yang harus terpenuhi sebelum melakukan

pengujian hipotesis, asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah terdapat

penyimpangan melalui pengujian normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan

multikolinearitas.

3.6.4.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti diketahui

bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika

asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya

untuk ukuran sampel kecil (Ghozali, 2013).

Menurut (Ghozali, 2013), kita perlu memperhatikan bahwa asumsi

distibusi normal residual ini terutama untuk ukuran sampel yang kecil. Oleh karena

itu, kita dapat mengabaikannya untuk ukuran sampel besar. Pengujian asumsi

39
sebaiknya lebih kita tekankan pada heteroskedasitas dan autokorelasi yang dapat

menyebab kan pengambilan kesimpulan statistik menjadi tidak valid.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

Jarque-Bera (JB) dengan melihat pada nilai probabilitas. Jika nilai probability lebih

besar dari tingkat signifikansi α= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini

terdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α=

0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal. Dengan

hipotesis sebagai berikut:

H0 = Data terdistribusi normal

H1 = Data tidak terdistribusi normal

3.6.4.2. Uji Multikolonieritas

Dalam model regresi diasumsikan tidak memuat hubungan dependensi

linear antarvariabel independen. Jika terjadi hubungan dependensi linear yang kuat

di antara variabel independen maka dinamakan terjadi problem multikolinearitas.

Jika terjadi multikolinearitas maka nilai standard error dari koefisien menjadi tidak

valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak valid (Rosyadi,

2012).

Uji multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel

indpenden. Untuk melihat ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dengan cara

melihat nilai correlation matrix. Jika nilai correlation matrix lebih besar dari 0.9

maka data dalam penelitian ini terkena multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai

40
correlation matrix lebih kecil dari 0.9 maka data dalam penelitian ini tidak terkena

multikolinearitas.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = tidak ada multikolinearitas

H1 = ada multikolinearitas

Bila r < 0.09 (tidak ada multikolinearitas), maka H0 diterima.

Bila r > 0.09 (ada multikolinearitas), maka H0 ditolak

3.6.4.3. Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2013), Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t

dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi adalah

adanya korelasi antara nilai data pada suatu waktu dengan nilai data tersebut pada

waktu nilai satu periode sebelumnya atau lebih. Uji autokorelasi dilakukan untuk

mengetahui apakah model mengandung autokorelasi atau tidak, yaitu adanya

hubungan diantara variabel dalam mempengaruhi variabel dependen. Dalam upaya

mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi yang digunakan bisa

dilakukan dengan melihat nilai D-W (Durbin-Watson) dari output Eviews.

Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.
Tabel Autokorelasi
Hipotesis (H0) Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl
positif
Tidak ada autokorelasi no decision dl < d < du
positif

41
Tidak ada autokorelasi Tolak 4 – dl < d < 4
negatif
Tidak ada autokorelasi no decision 4 – du < d < 4 – dl
negatif
Tidak ada autokorelasi Tidak ditolak du < d < 4 – du
positif atau negatif
Sumber: Imam Ghozali (2016:108)

3.6.4.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi


terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013), Cara untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas dapat digunakan uji Glejser, yaitu dengan menguji tingkat
signifikansinya. Jika tingkat signifikansi berada diatas 5% (r > 0,05) berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika berada dibawah 5% (r < 0,05), berarti terjadi
gejala heteroskedastisitas.
3.6.5. Analisis Regresi Data Panel

Menurut (Ghozali, 2013) Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

analisis regresi berganda dengan data panel. Data panel merupakan penelitian yang

menggabungkan antara cross section (data silang) dengan time series (runtun

waktu). Dalam menganalisis data menggunakan metode analisis regresi panel data,

diawali dengan melakukan polling data dalam bentuk workfile.

3.6.6. Uji Hipotesis

3.6.6.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2018:286), Uji Determinasi (R2) adalah digunakan

untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi ialah antara nol dan satu ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). Nilai R2 yang

42
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang menjelaskan variabel

amat terbatas sebab R2 mempunyai kelemahan, ialah adanya bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap variabel tambah satu

maka R2 akan meningkat tidak memihak apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen, maka dari itu penelitian ini

menggunakan adjusted R2 . Apabila nilai adjusted R2 semakin mendekati angka

satu maka semakin baik kemampuan model tersebut dalammenguraikan variabel

dependen.

3.6.6.2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secarabersamasama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013).

Kreteria pengambilan keputusan dalam uji statistik F sebagai berikut:

a. Bila Fhitung > F tabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis

ditolak, ini berati secara simultan variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen.

b. Bila Fhitung < F tabel atau nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis

diterima, ini berati secara simultan variabel independen tidak

berpengaru variabel independen,

3.6.6.3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu

variable penjelas atau independen secara individu dalam menerangkan variansi

43
variable dependen (Ghozali, 2013). Adapun kreteria pengujian secara parsial

dengan tingkat signifikasi sebesar 𝛼: 5 % yaitu

a) Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05, maka Ha diterima

dan Ho ditolak, artinya variabel berpengaruh terhadap variable dependen.

b) Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ha ditolak

dan Ho diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

44
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Peneleitian

Berikut merupakan gambaran dari objek penelitian yang dimana dalam

penelitian ini objek tersebut adalah perusahaan Sub sektor Konsumen Non Primer

yang terdaftar di Bursak Efek Indonesia (BEI), penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari website resmi Bursa

Efek Indonesia (BEI). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan Sub sektor

Konsumen Non Primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2019 sampai dengan 2022 (4 tahun) yang berjumlah 145 perusahaan sub sektor

Konsumen Non Primer, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 77 perusahaan Farmasi, pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode Purposive sampling yaitu merupakan teknik pengambilan

sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan mempertimbangkan

kriteria tertentu.

Tabel 4.1
Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN
1 Anugerah Kagum Karya Utama Tbk
2 Argo Pantes Tbk
3 Arthavest Tbk
4 Sepatu Bata Tbk.
5 Bayu Buana Tbk
6 Primarindo Asia Infrastructure

45
7 Graha Layar Prima Tbk.
8 Garuda Metalindo Tbk.
9 Indo Kordsa Tbk.
10 Ace Hardware Indonesia Tbk.
11 Chitose Internasional Tbk.
12 Catur Sentosa Adiprana Tbk.
13 Electronic City Indonesia Tbk.
14 Erajaya Swasembada Tbk.
15 Eratex Djaja Tbk.
16 Ever Shine Tex Tbk.
17 Fortune Indonesia Tbk
18 Goodyear Indonesia Tbk.
19 Gema Grahasarana Tbk.
20 Gajah Tunggal Tbk.
21 Inti Agri Resources Tbk
22 Intikeramik Alamasri Industri
23 Indospring Tbk.
24 Jakarta International Hotels & Development Tbk
25 Kedaung Indah Can Tbk
26 MNC Land Tbk.
27 Langgeng Makmur Industri Tbk.
28 Multi Prima Sejahtera Tbk
29 Matahari Department Store Tbk.
30 Mitra Adiperkasa Tbk.
31 Multistrada Arah Sarana Tbk.
32 Multi Indocitra Tbk.
33 Media Nusantara Citra Tbk.
34 Mitra Pinasthika Mustika Tbk.
35 MNC Sky Vision Tbk.
36 Asia Pacific Investama Tbk.
37 Pan Brothers Tbk.
38 Destinasi Tirta Nusantara Tbk
39 Pembangunan Graha Lestari Inda
40 Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
41 Pudjiadi & Sons Tbk.
42 Asia Pacific Fibers Tbk
43 Prima Alloy Steel Universal Tb

46
44 Red Planet Indonesia Tbk.
45 Pioneerindo Gourmet Internatio
46 Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
47 Ricky Putra Globalindo Tbk
48 Surya Citra Media Tbk.
49 Hotel Sahid Jaya International
50 Selamat Sempurna Tbk.
51 Sri Rejeki Isman Tbk.
52 Sunson Textile Manufacture Tbk
53 Tempo Intimedia Tbk.
54 Trisula International Tbk.
55 Tunas Ridean Tbk.
56 Bintang Oto Global Tbk.
57 MAP Boga Adiperkasa Tbk.
58 Integra Indocabinet Tbk.
59 Hartadinata Abadi Tbk.
60 Andalan Perkasa Abadi Tbk.
61 Trisula Textile Industries Tbk
62 Sarimelati Kencana Tbk.
63 MNC Digital Entertainment Tbk.
64 Map Aktif Adiperkasa Tbk.
65 MD Pictures Tbk.
66 Arkadia Digital Media Tbk.
67 Yelooo Integra Datanet Tbk.
68 Satria Mega Kencana Tbk.
69 Mega Perintis Tbk.
70 Tifico Fiber Indonesia Tbk.
71 Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk.
72 Sanurhasta Mitra Tbk.
73 Indo-Rama Synthetics Tbk.
74 Jakarta Setiabudi Internasiona
75 Astra Otoparts Tbk.
76 Mitra Komunikasi Nusantara Tbk
77 Indomobil Sukses International Tbk
Sumber : Data diolah sendiri

4.2. Hasil Penelitian

47
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regeresi

linear berganda (multiple regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran

yang menyeluruh mengenai analisis pengaruh Capital Intensity, Leverage, Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.

4.2.1. Uji Statistik Deskriptif

Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif sesuatu

data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, dan range

statistik (Ghozali, 2011) dalam Siti Anis (2017). Mean digunakan untuk

memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar

deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum- minimum

digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil

dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif

48
Sumber : Hasil Input Eviews 12

Berdsarakan hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 didapat nilai variable

Komite Audit dengan nilai tertinggi sebesar 2.0000 dan nilai terendah sebesar 0.4000

dengan standard deviasi sebesar 0.3462, sedangkan untuk variable Reputasi KAP

mendapat nilai tertinggi sebesar 1.0000 dan nilai terendah sebesar 0.000 dengan

standard deviasi sebesar 0.4477, untuk variabel Opini Audit dengan nilai tertinggi

sebesar 1.0000 dan nilai terendah sebesar 0.0000 dengan standard deviasi sebesar

0.0804 dan untuk variable Audit Delay mendapat nilai tertinggi sebesar 176,000 dan

nilai terendah sebesar 45,000 dengan standard deviasi sebesar 26,102.

4.2.2. Model Regresi Data Panel

Tahapan dalam pengujian regresi berganda penulis pertama kali melakukan

pemilihan model untuk data regresi data panel yang sesuai dengan penilitian ini.

4.2.2.1. Model Common Effect

49
Regresi data panel dengan metode common effect adalah asumsi yang

menganggap bahwa intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu maupun antar

individu. Setiap individu (n) yang diregresi untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dengan variabel- variabel independennya akan memberikan nilai

intersep maupun slope yang sama besarnya. Begitu pula dengan waktu (t), nilai

intesep dan slope dalam persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara

variabel dependen dan variabel-variabel independennya adalah sama untuk setiap

waktu.

Tabel 4.3
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Commont Effect

50
Sumber : Hasil Output Eviews 12

4.2.2.2. Model Fixed Effect

Pendekatan ini merupakan cara memasukkan “individualitas” setiap

perusahaan atau setiap unit cross section adalah dengan membuat intersep bervariasi

untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap berasumsi bahwa koefisien slope konstan

untuk setiap perusahaan (Ghozali, 2013).

51
Tabel 4.4
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Fixed Effect

Sumber : Hasil Output Eviews 12

4.2.2.3. Model Random Effect

Model Random Effect tidak seperti pada model Fixed Effect, model ini

diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh residual/error

sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode waktu yang terjadi secara

random (Sriyana, 2014).

52
Tabel 4.4
Hasil Regresi Data Panel Menggunakan Model Random Effect

Sumber : Output Eviews 9.0

4.2.3. Teknik Pemilihan Model Regresi Data Panel

Untuk menentukan model data panel yang tepat, maka penguji perlu

melakukan pengujian beberapa tahap, yaitu:

53
4.2.3.1. Uji Chow

Uji Chow ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang akan

digunakan Common Effect atau Fixed Effect dengan melihat nilai probabilitasnya.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah (Sriyana, 2014):

H0 : Common Effect

H1 : Fixed Effect Model

Jika nilai probabilitas > α 0.05 maka H0 diterima atau model yang digunakan adalah

model pendekatan Common Effect. Jika nilai probabilitas < α 0.05 maka ditolak,

artinya model regresi data panel yang tepat untuk digunakan adalah Fixed Effect.

Namun jika ditolak, maka model Fixed Effect harus diuji kembali untuk memilih

apakah memakai model Fixed Effect atau Random Effcet baru dianalisis.

Tabel 4.5
Hasil Uji Chow

Sumber : Hasil Output Eviews 12

54
Berdsarakan hasil uji Chow pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas nya < 0,05 yang berarti bahwa model yang terpilih adalah fixed effect

model.

4.2.3.2. Uji Hausman

Uji Hausman ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang

digunakan Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini

adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014):

H0: Random Effect Model

H1: Fixed Effect Model

Tabel 4.6
Hasil Uji Hausman

Sumber : Hasil Output Eviews 12

Berdsarakan hasil uji hausman pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas nya < 0,05 yang berarti bahwa model yang terpilih adalah fixed effect

model.

4.2.3.3. Uji Lagrange Multipler

55
Uji lagrange multiplier ialah pengujian yang digunakan untuk memilih

pendekatan terbaik antara model pendekatan Common Effect Model (CEM) dengan

Random Effect Model (REM) dalam mengestiamsi data panel. Breusch-pangan

mengembangkan Random Effect Model yang akan digunakan untuk menguji

signifikansi berdasarkan pada nilai residual dari metode OLS. Dengan dasar criteria

sebagai berikut (Sriyana, 2014) :

● Jika nilai Breusch-pangan ≥ 0,05 (nilai signifikan) maka H0 diterima, hingga

model yang digunakan ialah Random Effect Model

● Jika nilai Breusch-pangan ≤ 0,05 (nilai signifikan) maka H0 ditolak,

hingga model yang digunakan ialah Fixed Effect model Maka hipotesis yang

digunakan ialah:

H0 :Random Effect Model

H1 :Fixed Random Model

Tabel 4.7
Hasil Lagrange Multipler

56
Sumber : Hasil Output Eviews 12

Berdsarakan hasil uji Lagrange Multipler pada tabel 4.7 dapat diketahui

bahwa nilai probabilitas nya < 0,05 yang berarti bahwa model yang terpilih adalah

Random Effect model.

4.2.4. Uji Asumsi Kalsik

4.2.4.1. Uji Normalitas

Gambar 4.1
Uji Normalitas

Sumber : Output Eviews 12

57
Berdasarkan Histogram Uji Normalitas di atas dapat diketahui bahwa nilai

Probability Jarque-Bera > 0.05% (0.132032 > 0.05%) yang artinya dalam penelitian

ini berdistribusi secara normal.

4.2.4.2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.8
Uji Multikolinearitas

Sumber : Output Eviews 9.0

Berdasarkan table 4.8 diatas menggunakan Correlation Test dapat

disimpulkan bahwa pengujian terhadap nilai koefisien diatas, masing-masing variable

mempunyai nilai koefisien < 0.9, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak

terjadi Multikolinearitas.

4.2.4.3. Uji Autokorelasi

Tabel Uji 4.9


Uji Autokorelasi

58
Sumber : Output Eviews 9.0

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel autokorelasi 4.9 didapatkan

nilai Durbin-Watson Stat adalah 1.776251 dibandingkan dengan DW tabel dengan

tarif signifikan 5% pada n = 308 dengan k = 3, maka didapat nilai Du = 1,84810, Dl =

1,82126 dan 4 – Du = 2.15670, 4 – dl = 2,17874

Maka dapat disimpulkan bahwa du < d < 4 – du = 1,84810 < 2,013367 <

2,15670 yang berarti tidak terjadi auto koorelasi positif atau negative.

4.2.4.4. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.10
Uji Heteroskedastisitas

59
Sumber : Output Eviews 9.0

Derdasarkan hasil dari table 4.10 dapat dilihat bahwa masing-masing dari

setiap variabel memiliki nilai probabilitas > 5%, maka dapat dikatakan bahwa

penelitian ini terbebas dari masalah Heteroskedasdisitas dan dapat dilanjutkan ke

tahapan uji selanjutnya.

4.2.5. Uji Signifikat Parameter Individual (Uji t)

Uji statistik dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkat variasi variabel dependen. Berikut

ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji t) :

Tabel 4.11

60
Hasil Uji t

Sumber : Output Eviews 9.0

berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.11 maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Pengaruh komite audit terhadap Audit Delay

Hasil pengujian menggunakan analisis data panel diatas menunjukan

nilai Coefficient Komite Audit sebesar 12,905 yang menunjukan bahwa araf

keofisien positif, sedangkan nilai probabilitas dari Komite Audit sebesar

0,165 > 5% yang menandakan bahwa Komite Audit tidak memiliki pengaruh

terhadap Audit Delay.

2. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay

61
Hasil pengujian menggunakan analisis data panel diatas menunjukan

nilai Coefficient Reputasi KAP sebesar 38,052 yang menunjukan bahwa araf

keofisien positif sedangkan nilai probabilitas dari Reputasi KAP sebesar 0,003

< 5% yang menandakan bahwa Reputasi KAP memiliki pengaruh yang

sifnifikan terhadap Audit Delay.

3. Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay

Hasil pengujian menggunakan analisis data panel diatas menunjukan

nilai Coefficient Opini Audit sebesar 3,935 yang menunjukan bahwa araf

keofisien positif, sedangkan nilai probabilitas dari opini Audit sebesar 0,855 >

5% yang menandakan bahwa Opini Audit tidak memiliki pengaruh yang

sifnifikan terhadap Audit Delay.

4.2.6. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara

bersama-sama dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil

uji koefisien regresi secara simultan (Uji F).

Tabel 4.12
Hasil Uji F

Sumber : Output Eviews 9.0

62
Berdasarkan hasil yang ditunjukan tabel 4.12 menunjukan bahwa nilai dari

Probability (F-Statistik) sebesar 0.0000 < 5%, yang artinya variable Komite Audit,

Reputasi KAP dan Opini Audit secara simultan berpangaruh signifikan terhadap

Audit Delay.

4.2.7. Uji Koefisien determinasi (R2)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase

sumbangan berpengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel

dependen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi (R2).

Tabel 4.13
Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Output Eviews 9.0

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas besarnya nilai Adjusted Square adalah 0,3157.

Hal ini menunjukan bahwa Audit Delay dapat dijelaskan oleh Variabel (Komite

Audit, Reputasi KAP, Audit Delay) sebesar 31.57% sedangkan sisanya 68,43%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

63
4.2.8. Analisi Regresi Data Panel

Tabel 4.14
Analisis Regresi Data Panel

Sumber : Output Eviews 9.0

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, maka diperoleh persamaan model regresi antara

variabel dependen dan independen sebagai beriku :

64
APit = 72.03255 + 12.90580 KAit – 39.05283 RKit + 3.935870 OAit

Dari persamaan diatas mengandung arti dan penjelasan sebagai berikut :

● Konstanta sebesar 72.03255 menunjukan bahwa variabel independen (Komite

Audit, Reputasi KAP, Audit Delay) pada observasi ke I dan periode ke t

adalah konstan, maka nilai Audit Delay adalah sebesar 72.03255.

● Koefisien regresi sebesar 12.90580 menunjukan bahwa jika nilai dari Komite

Audit pada observasi ke I dan periode ke t naik sebesar 1% maka akan

menaikan nilai Audit delay pada observasi ke I dan period eke t sebesar

12.90580.

● Koefisien regresi sebesar 39.05283 menunjukan bahwa jika nilai dari Reputasi

KAP pada observasi ke I dan period eke t naik sebesar 1% maka akan

menaikan nilai Audit delay pada observasi ke I dan period eke t sebesar

39.05283.

● Koefisien regresi sebesar 3.935870 menunjukan bahwa jika nilai dari Opini

Audit pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% maka akan

65
menaikan nilai Audit Delay pada observasi ke i dan periodeke t sebesar

3.935870.

66
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Audit

Delay pada peursahaan sub sektor Non Konsumen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dilihat dari annual report dan laporan keuangan perusahaan sub

sektor farmasi go public pada periode 2019-2022.

Faktor-faktor yang digunakan untuk dilihat pengaruhnya terhadap Audit delay

diantaranya yaitu Komite Audit, Reputasi KAP dan Opini Audit. Analisis dilakukan

dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan program Eviews 12. Data

sampel sebanyak 77 perusahaan dengan total data 308 selama 4 tahun yang

menerbitkan annual report dan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2019-2022. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap audit Delay pada perusahaan Sub

sektor Konsumen Non Primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2022.

2. Reputasi KAP berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Sub sektor

Konsumen Non Primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2022.

67
3. Opini Audit tidak berpengaruh terhadap Audit delay pada perusahaan sektor

Konsumen Non Primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2022.

4. Komite audit, Reputasi KAP dan Oini Audit secara simultan berpengaruh

terhadap Audit Delay pada perusahaan Sub sektor Konsumen Non Primer

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2022.

5.2. Saran

berikut adalah beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Peneliti selanjutnya disarankan agar menggunakan periode

pengamatan yang lebih terbaru, yaitu 2023.

2. Peneliti selanjutnya disarankan dapat menggunakan sampel dari

sektor lain untuk diteliti dengan variabel berbeda seperti ukuran

perusahan, kominsaris independen, komite audit dan faktor-faktor

lainnya yang diduga mempengaruhi agresivitas pajak.


DAFTAR PUSTAKA

Astrina, F., & Resmadely. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Reputasi
Kantor Akuntan Publik ( KAP ) terhadap Audit Delay pada Perusahaan
Sektor Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Accountia
Journal ( Acounting Trusted, Inspiring, Authentic Journal ), 04(2), 126–141.

Fiatmoko, A. L., & Anisykurlillah, I. . (2015). Faktor-Faktor yang Berpengaruh


Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Perbankan. . Accounting Analysis
Journal, Vol. 4 No. 1.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor :
KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten
atau Perusahaan Publik.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor :
KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.

Kurniawan, A. I., & Laksito, H. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). (Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis). Vol.4 No. 3, hlm 1-10.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor : Kep- 431/BL/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten
atau Perusahaan Publik.

Liwe, A. G., Manossoh, H., & Mawikere, L. M. (2018). Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Audit Delay ( Studi Empiris pada Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ). Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern, 13(2), 99–108.

Lubis, R. H., Ovami, D. C., & Chairani, S. (2019). Pengaruh Rasio Likuiditas,
Solvabilitas, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
pada Perusahaan LQ45. Jurnal Akuntansi Dan Pembelajaran, 8(2), 44–50.

M, H. A. D., & Butar, S. B. (2020). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Reputasi


KAP, Karakteristik Perusahaan dan Opini Audit Terhadap Audit Delay.
Jurnal Akuntansi Bisnis, 18(1), 1–19.

Okalesa. (Juni 2018). ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, ROA


DAN DAR TERHADAP AUDIT DELAY (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2016).
Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING), Vol 1 No 2.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 259/POJK.04/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Pinasthi, G. N., & Nurbaiti, A. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
Reputasi KAP terhadap Audit Delay ( Studi Empiris pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018 ).
E-Proceeding of Management, 7(2), 3277–3283.

Prastiwi, P. I., Astuti, D. S. P., & Harimurti, F. (2018). Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Leverages, Sistem Pengendalian Internal, dan Reputasi Auditor
terhadap Audit Delay dengan Audit Tenure Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Akuntansi Dan Sistem Teknologi Informasi, 14(1), 89–99. Puryati, D.
(2020). Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Akuntansi Kajian
Ilmiah Akuntansi, 7(2), 200–212.

Qonitin, R. A., & Yudowati, S. P. (2018). Pengaruh Mekanisme Corporate


Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan pada
Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. ASSETS, 8(1), 167–
182

Rohmana, N. S. (2017). Faktor-Faktor Yang Mmempengaruhi Audut Delay Pada


Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indinesia Tahun 2013-2015. Vol. 1 No. 05.

Ruchana, F., & Khikmah, S. N. (2020). Pengaruh Opini Audit , Pergantian Auditor ,
Profitabilitas dan Kompleksitas Laporan Keuangan terhadap Audit Delay.
Business and Economics Conference in Utilization of Modern Technology,
Hal. 257-269.

Sari, D. P., & Mulyani, E. (2019). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2017). Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(2), 646– 665.

Saemargani, F. I., & Mustikawati, I. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur


Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Opini Auditor
Terhadap Audit Delay. Jurnal Nominal, Vol. IV, No. 2.

Sujarwo. (2019). Pengaruh Audit Delay, Reputasi dan Kompleksitas Operasi


terhadap Timeliness Pelaporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Tahun
2012-2016. SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION: Economic,
Accounting, Management and Business, 2(3), 331–340.

Susilawati, S., & Safary, A. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Net Profit
Margin dan Debt To Equity Ratio terhadap Audit Delay. Jurnal Akuntansi,
9(1), 24–36.
Wijasari, L. K. A., & Wirajaya, I. G. A. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fenomena Audit Delay di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi,
31(1), 168–181.

Wirasari, N. N. I., Sunarsih, N. M., & Dewi, N. P. S. (2019). Pengaruh Skeptisisme


Profesional Auditor, Etika Profesi, Keahlian Audit, dan Komitmen
Profesional Auditor terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor
pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal Riset Akuntansi (JUARA),
9(1), 109–123.

Yamashida, M. A. R., Askandar, N. S., & Sudaryanti, D. (2020). Pengaruh


Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite
Audit pada Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019. E-JRA, 09(05), 122–136.

Yanasari, L. F., Rahayu, M., & Utami, N. E. (2021). Pengaruh Profitabilitas,


Solvabilitas dan Size terhadap Audit Delay pada Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal IKRA-ITH Ekonomika, 4(1), 84–93.

Yunita, Y., & Syofyan, E. (2017). Analisis Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Audit
Delay : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2011-2015. Jurnal WRA, 5(2), 1093–1106.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai