Disusun Oleh:
ALI ABDOEL MUHAMMADI NASUTION - 181410005
MUHAMMAD DZAKY RAKHMANSYAH - 181410011
Oleh :
Dewi Susan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. i
I. PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 1
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………….. 2
1.4 Metode Pengambilan Data…………………………………………... 2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………….. 2
II. PELAKSANAAN KEGIATAN……………………………………….. 3
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………….. 3
2.2 Deskripsi Kegiatan………………………………………………….. 3
III. MANFAAT KERJA PRAKTIK………………………………………. 3
IV. PEMBAHASAN………………………………………………………... 5
4.1 Permeabilitas………………………………………………………... 5
4.2 Jenis Jenis Permeabilitas…………………………………………….. 5
4.3 Permeabilitas Relatif ………………………………………………... 5
4.3.1 Faktor yang memperngaruhi permeabilitas relatif..……….. 6
4.3.2 Karakteristik fungsi permeabilitas relatif..………………… 6
4.4 Metode yang digunakan untuk pengukuran permeabilitas relatif....... 6
4.5 Hasil pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady yang
dilakukan di Laboratorium Lemigas………………………………… 6
4.6 Pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady…………. 7
4.6.1 Tujuan pengukuran………………………………………… 7
4.6.2 Peralatan dan bahan………………………………………... 7
4.6.3 Prosedur pengukuran………………………………………. 8
4.6.4 Kurva hubungan antara nilai permeabilitas relatif dengan
nilai saturasi air……………………………………………. 9
V. PENUTUP……………………………………………………………… 11
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 11
5.2 Saran………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 13
i
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi energi di sektor minyak dan gas bumi di
Indonesia sampai saat ini masih terus aktif dalam rangka menemukan cadangan
minyak dan gas bumi yang terdapat kurang lebih 128 titik cekungan baik di onshore
maupun di offshore yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional
yang masih jauh dari kata mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar nasional.
Agar tercapainya ketahananan di bidang energi seiring dengan perkembangan
zaman, diperlukan kegiatan ekploitasi yang berkesinambungan yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Dalam hal eksploitasi, diperlukan data yang akurat yang didukung teknologi
di industri hulu minyak dan gas bumi untuk memudahkan pembuktian nilai
cadangan minyak dan gas bumi tersedia yang diharapkan dapat mengurangi risiko
kegagalan dan juga pertimbangan cost efficiency.
Disamping itu, di bidang sumber daya manusia juga harus menjadi fokus serius
dalam mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, dengan adanya peningkatan
sumber daya manusia yang ada akan menjadi faktor keuntungan lebih bagi
perusahaan minyak dan gas bumi dalam menjalankan bisnisnya juga tentunya
negara dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasional.
Trend penemuan cadangan di Indonesia saat ini masih sangat signifikan, maka
dari itu perlu kedepannya dipersiapkan recana yang strategis demi pengembangan
industri minyak dan gas bumi dikarenakan kebutuhan energi nasional yang terus
meningkat, namun pembuktian cadangan yang tersedia masih belum maksimal.
1
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan Laporan ini penulis memfokuskan pembahasannya
mengenai “Analisa Sistem Permeabilitas Relatif” dari sampel core yang berada di
Laboratorium SCAL Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS.
I. PENDAHULUAN
Bab ini sebagai pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulis
dalam menentukan judul Laporan, tujuan penulisan yang digunakan untuk
mengetahui hal hal yang diinginkan oleh penulis saat sedang melakukan
penyusunan Laporan, batasan masalah untuk membatasi topik yang akan
dibahas pada saat penyusunan Laporan agar tidak terlalu luas, metode
pengambilan data untuk menerangkan dari mana sumber data Laporan
diperoleh, dan sistematika penulisan berupa urutan langkah kerja penulisan
tiap bab pada saat penyusunan Laporan.
2
III. MANFAAT KERJA PRAKTIK
Bab ini berisi tentang manfaat yang diterima baik oleh mahasiswa,
perusahaan, maupun kampus dengan dilaksanakannya kegiatan kerja praktik
ini.
IV. PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan dan inti dari Laporan. Dan di bab ini
akan dibahas hasik dari Kerja Praktik, yang berisi tentang teori dasar
permeabilitas, klasifikasi jenis permeabilitas, teori dasar permeabilitas relatif,
metode pengukuran permeabilitas relatif, hasil uji permeabilitas relatif, serta
pengukuran permeabilitas relatif dengan metode Unsteady State.
V. PENUTUP
Bab ini berupa penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari
penulis untuk pihak perusahaan setelah melakukan kerja praktik.
b. Untuk Perusahaan :
Kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem perguruan
tinggi di Indonesia dari mahasiswa yang melakukan kegiatan kerja
praktik.
Untuk mendapatkan input dari hasil analisis, penelitian serta
pengembangan yang dilakukan peserta kegiatan kerja praktik.
Mengetahui metode ataupun teknologi yang bisa didapatkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan.
Mempunyai kesempatan yang lebih untuk melihat peluang yang bisa
dikembangkan di bidang teknik produksi minyak dan gas untuk
perusahaan.
Mempunyai data dari calon mahasiswa yang berkualitas sebagai
referensi perekrutan calon pekerja di masa mendatang.
4
Untuk mempererat dan memperkuat hubungan PEM Akamigas
dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Permeabilitas
Permeabilitas (𝐾) merupakan salah satu parameter petrofisik berupa
kemampuan suatu media berpori untuk dapat meloloskan fluida. Satuan
permeabilitas yang umum digunakan ialah Darcy. Aliran fluida dalam media berpori
berdasarkan Hukum Darcy diturunkan secara empiris sebagai berikut:
𝑸𝒇 𝝁 𝑳
𝑲=
𝑨 ∆𝑷
Keterangan:
𝑄𝑓 = Laju alir fluida, cc/sec ∆𝑃 = Perbedaan tekanan, atm
A = Luas media berpori, cm2 𝐿 = Panjang media berpori, cm
𝜇 = Viskositas fluida, cps 𝐾 = Permeabilitas, Darcy
5
permeabilitas relatif memungkinkan perbandingan berbagai kemampuan
cairan untuk mengalir bersamaan satu sama lain, karena umumnya perbedaan
fasa fluida akan menghambat aliran.
4.3.1 Faktor yang mempengaruhi permeabilitas relatif
1. Saturasi Fluida.
2. Geometri ukuran pori dan distribusi ukuran pori batuan.
3. Wettability (Pembasahan Batuan).
4. Sejarah saturasi fluida (Imbibition atau Drainage).
𝒅𝑸 𝒅𝒉 𝒅𝑽
= 𝟎, = 𝟎, =𝟎
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕
Keterangan :
Q = Debit Aliran (m3/detik) v = Kecepatan aliran (m/s)
h = Kedalaman aliran (m) t = Waktu (detik)
b. Unsteady yaitu jenis aliran yang terdapat perubahan kondisi terhadap
waktu dalam aliran tersebut.
6
b. Krw/Kro yaitu rasio permeabilitas efektif dari brine terhadap permeabilitas
minyak pada saturasi absolutnya.
c. Krw/Krg yaitu rasio permeabilitas efektif dari brine terhadap permeabilitas
gas pada saturasi absolutnya.
7
Keterangan :
1. Silinder Gas Injeksi (Kerosene/Gas/ 11. Gauge Tekanan
Nitrogen Brine) Fluida Injeksi
2. Valve Gas 7. Valve Tekanan OB 12. Rubber Sleeve
3. Valve Gas 8. Valve Pelepas Tekanan 13. Sampel Core
4. Regulator OB 14. Hassler Core Holder
5. Regulator 9. Valve Fluida Injeksi 15. Gelas Ukur
6. Accumulator Fluida 10. Gauge Tekanan OB ---- Tubing
8
4.6.4 Kurva Hubungan antara nilai permeabilitas relatif dengan nilai saturasi air.
a. Sistem Water wet
E
C
B D
Pada kurva diatas, air yang berperan sebagai wetting phase dan minyak
sebagai non wetting phase. Kurva berwarna merah mewakili Kro dan kurva
berwarna biru mewakili Krw. Pada mulanya, sampel tersaturasi dengan 80%
minyak dan terdapat Swir sebesar 20%.
Titik A mewakili permeabilitas minyak dalam kondisi seperti ini. Titik B
mewakili nilai awal dari permeabilitas air. Anggap bahwa itu sama dengan
nol karena irreducible water, menurut definisi, tidak dapat berpindah.
Selanjutnya air diinjeksi kedalam core melalui salah satu ujungnya dengan
laju konstan.
Volume fluida diukur dari fluida yang terproduksi (minyak dan air) pada
ujung yang lain dari core, perbedaan tekanan juga diperhitungkan. Selama
proses ini pemeabilitas minyak menurun menuju nol sepanjang kurva ACD,
dan permeabilitas air meningkat sepanjang kurva BCE.
Titik D terjadi ketika tidak ada lagi minyak yang terproduksi dari core
(Kro=0), titik D juga menyatakan nilai Sor (residual oil saturation).
9
b. Sistem Oil wet
B D
Pada kurva diatas, minyak yang berperan sebagai wetting phase dan
air sebagai non wetting phase. Kurva berwarna merah mewakili Kro dan kurva
berwarna biru mewakili Krw. Pada mulanya, sampel tersaturasi dengan 80%
minyak dan terdapat Swir sebesar 20%.
Seperti sebelumnya, titik A mewakili permeabilitas dan titik B mewakili
permeabilitas air. Selanjutnya air diinjeksi kedalam core melalui salah satu
ujungnya dengan laju konstan.
Titik C menunjukkan bahwa air mengalir dengan cepat didalam core, Kro
menurun dan Krw meningkat tajam. Setelah itu, kesetimbangan akan tercapai
dengan perlahan yang menunjukkan karakteristik produksi minyak yang
lambat dan berkepanjangan setelah melalui titik C.
Setelah air dengan volume yang besar telah teralirkan melalui sistem, Sor
akan tercapai pada titik D. Pada titik D juga nilai Kro=0.
10
biasanya memberi indikasi sejauh mana efek akhirnya. Tes steady state
mungkin diperlukan untuk menentukan bentuk kurva permeabilitas relatif
sepenuhnya.
Tipikal data permeabilitas relatif intermediate wetting ditunjukkan pada
gambar dibawah. Bentuk kurva antara high rate dan low rate flooding berbeda
secara signifikan. Namun, volume minyak yang dihasilkan serupa.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai pengamatan saat melakukan Kerja Praktik di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS dan dari
pembahasan yang sudah dilampirkan, maka penulis dapat menguraikan
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Analisa Inti Batuan adalah tahapan analisa yang dilakukan terhadap
sampel core yang bertujuan mengetahui sifat sifat petrofisik batuan
secara langsung untuk mewakili keadaan lapisan yang di teliti guna
mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari
lapisan tersebut.
2. Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa sampel core meliputi
Routine Core Analysis, dan Special Core Analysis.
3. Saturasi fluida, geometri ukuran pori, distribusi ukuran pori,
wettability dan sejarah saturasi fluida (Imbibition atau Drainage)
sangat berpengaruh pada nilai permeabilitas relatif.
11
4. Pengukuran permeabilitas relatif yang dilakukan pada sampel
disesuaikan dengan keadaan reservoir dengan laju aliran yang
melibatkan aliran multi-fasa di reservoir.
5. Pengukuran permeabilitas relatif menghasilkan estimasi Residual
oil/gas Saturation dan data untuk memprediksi performa reservoir,
membuat rencana pengembangan sumur, evaluasi rencana produksi
alternatif, membuat konfigurasi sumur alternatif.
6. Nilai permeabilitas relatif berbeda beda untuk tiap batuan dan
fluida.
7. Permeabilitas relatif memengaruhi karakteristik aliran dari fluida
pada reservoir dan juga memengaruhi nilai Recovery efficiency dari
minyak dan gas.
8. Permeabilitas relatif dengan sistem water wet memiliki ciri
lambatnya perubahan pada kurva Krw dan Kro, memiliki recovery
yang bagus, perpotongan kurva Krw dan Kro terjadi pada nilai
saturasi air diatas 50%, dan memiliki nilai Krw yang rendah saat
mencapai Sor.
9. Permeabilitas relatif dengan sistem oil wet memiliki ciri drastisnya
perubahan pada kurva Krw dan Kro, perpotongan kurva Krw dan Kro
terjadi pada nilai saturasi air dibawah 50%, dan memiliki nilai Krw
yang tinggi saat mencapai Sor.
10. Permeabilitas relatif dengan sistem intermediate wet memiliki ciri
stabilnya perubahan pada kurva Krw dan Kro, perpotongan kurva Krw
dan Kro terjadi pada nilai saturasi air lebih kurang 50% dan
memiliki nilai Krw yang menengah(lebih rendah dari sistem oil wet
dan lebih tinggi dari sistem water wet) saat mencapai Sor.
5.2 Saran
Dilihat dari kesimpulan dan saat melakukan kegiatan kerja praktik
penulis memiliki saran yang ingin disampaikan yaitu:
1. Untuk penggunaan air yang bersifat sekali pakai (dialirkan lalu
dibuang) pada alat condensor sebaiknya dipertimbangkan untuk
dialirkan kembali di alat yang sama (aliran siklis) dalam rangka
menghemat penggunaan air.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Peng, Suping., & Zhang, Jincai. (2007). Engineering Geology for Underground
Rocks. Berlin: Springer
2. Bravo, M.C.; Araujo, M. (2008). "Analysis of the Unconventional Behavior of Oil
Relative Permeability during Depletion Tests of Gas-Saturated Heavy
Oils". International Journal of Multiphase Flow. 34 (5): 447–460.
3. Standing, M.B., 1975. Notes on Relative Permeabilty Relationship. Class Notes, Pet.
Eng. Dept., Stanford University, Stanford, CA
4. Glover, P.W.J., 2008, Formation Evaluation M.Sc. Course Notes Chapter 10.
5. Ahmed, T. (2001). Reservoir Engineering Handbook (Second ed.). London: Gulf
Professional Publishing.
6. “Introduction Effective Permeability & Relative Permeability” --- (online)
http://www.ux.uis.no/~s-
skj/ResTek1v03/Notater/Tamu.Lecture.Notes/Relative.Perm/Le cture_26.ppt
7. “Relative Permeability” (online) --- https://www.spec2000.net/09-relperm.htm
13