Anda di halaman 1dari 16

Analisa Sistem Permeabilitas Relatif

dengan Metode Unsteady State

Laporam Kerja Praktik


Sebagai Hasil dari Kerja Praktik Pada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS – Jakarta

Disusun Oleh:
ALI ABDOEL MUHAMMADI NASUTION - 181410005
MUHAMMAD DZAKY RAKHMANSYAH - 181410011

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
CEPU 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui sebagai


Laporan Kerja Praktik

Di PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI


MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS

ANALISA SISTEM PERMEABILITAS RELATIF


DENGAN METODE UNSTEADY STATE

Oleh :

ALI ABDOEL MUHAMMADI NASUTION – 181410005


MUHAMMAD DZAKY RAKHMANSYAH – 181410011
Program Studi : Teknik Produksi Migas
Diploma : I (Satu)

PEMBIMBING KERJA PRAKTIK


Menyetujui dan Mengetahui,
Kepala Lab Special Core Analysis (SCAL)

Dewi Susan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. i
I. PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 1
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………….. 2
1.4 Metode Pengambilan Data…………………………………………... 2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………………….. 2
II. PELAKSANAAN KEGIATAN……………………………………….. 3
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………….. 3
2.2 Deskripsi Kegiatan………………………………………………….. 3
III. MANFAAT KERJA PRAKTIK………………………………………. 3
IV. PEMBAHASAN………………………………………………………... 5
4.1 Permeabilitas………………………………………………………... 5
4.2 Jenis Jenis Permeabilitas…………………………………………….. 5
4.3 Permeabilitas Relatif ………………………………………………... 5
4.3.1 Faktor yang memperngaruhi permeabilitas relatif..……….. 6
4.3.2 Karakteristik fungsi permeabilitas relatif..………………… 6
4.4 Metode yang digunakan untuk pengukuran permeabilitas relatif....... 6
4.5 Hasil pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady yang
dilakukan di Laboratorium Lemigas………………………………… 6
4.6 Pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady…………. 7
4.6.1 Tujuan pengukuran………………………………………… 7
4.6.2 Peralatan dan bahan………………………………………... 7
4.6.3 Prosedur pengukuran………………………………………. 8
4.6.4 Kurva hubungan antara nilai permeabilitas relatif dengan
nilai saturasi air……………………………………………. 9
V. PENUTUP……………………………………………………………… 11
5.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 11
5.2 Saran………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 13

i
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi energi di sektor minyak dan gas bumi di
Indonesia sampai saat ini masih terus aktif dalam rangka menemukan cadangan
minyak dan gas bumi yang terdapat kurang lebih 128 titik cekungan baik di onshore
maupun di offshore yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional
yang masih jauh dari kata mencukupi kebutuhan konsumsi bahan bakar nasional.
Agar tercapainya ketahananan di bidang energi seiring dengan perkembangan
zaman, diperlukan kegiatan ekploitasi yang berkesinambungan yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Dalam hal eksploitasi, diperlukan data yang akurat yang didukung teknologi
di industri hulu minyak dan gas bumi untuk memudahkan pembuktian nilai
cadangan minyak dan gas bumi tersedia yang diharapkan dapat mengurangi risiko
kegagalan dan juga pertimbangan cost efficiency.
Disamping itu, di bidang sumber daya manusia juga harus menjadi fokus serius
dalam mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, dengan adanya peningkatan
sumber daya manusia yang ada akan menjadi faktor keuntungan lebih bagi
perusahaan minyak dan gas bumi dalam menjalankan bisnisnya juga tentunya
negara dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasional.
Trend penemuan cadangan di Indonesia saat ini masih sangat signifikan, maka
dari itu perlu kedepannya dipersiapkan recana yang strategis demi pengembangan
industri minyak dan gas bumi dikarenakan kebutuhan energi nasional yang terus
meningkat, namun pembuktian cadangan yang tersedia masih belum maksimal.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Penulisan Laporan merupakan tugas dan kewajiban semua mahasiswa di
Politeknik Energi dan Mineral Akamigas yang melaksanakan kegiatan Kerja
Praktik.
Adapun tujuan Kerja Praktik adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui teori dasar dari permeabilitas relatif.
b. Mempelajari pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady state.
c. Mengenal peralatan yang digunakan untuk pengukuran permeabilitas relatif
dengan metode unsteady state.
d. Memahami kurva hubungan antara permeabilitas relatif dengan saturasi air.

1
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan Laporan ini penulis memfokuskan pembahasannya
mengenai “Analisa Sistem Permeabilitas Relatif” dari sampel core yang berada di
Laboratorium SCAL Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS.

1.4 Metode Pengambilan Data


Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan
ini, penulis menggunakan beberapa cara yaitu:
1. Observasi langsung: yaitu melakukan eksperimen dan praktik
langsung di laboratorium SCAL.
2. Metode wawancara: yaitu melakukan tanya jawab dengan
pembimbing pada saat melakukan praktik di kantor maupun
langsung saat pengujian di Laboratorium.
3. Data arsip dan pustaka: mencari data berupa buku manual dan jurnal

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan Laporan ini, penulis membuat sistematika penulisan
sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
Bab ini sebagai pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulis
dalam menentukan judul Laporan, tujuan penulisan yang digunakan untuk
mengetahui hal hal yang diinginkan oleh penulis saat sedang melakukan
penyusunan Laporan, batasan masalah untuk membatasi topik yang akan
dibahas pada saat penyusunan Laporan agar tidak terlalu luas, metode
pengambilan data untuk menerangkan dari mana sumber data Laporan
diperoleh, dan sistematika penulisan berupa urutan langkah kerja penulisan
tiap bab pada saat penyusunan Laporan.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


Bab ini menguraikan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kerja
praktik juga deskripsi singkat kegiatan yang dilakukan.

2
III. MANFAAT KERJA PRAKTIK
Bab ini berisi tentang manfaat yang diterima baik oleh mahasiswa,
perusahaan, maupun kampus dengan dilaksanakannya kegiatan kerja praktik
ini.

IV. PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan dan inti dari Laporan. Dan di bab ini
akan dibahas hasik dari Kerja Praktik, yang berisi tentang teori dasar
permeabilitas, klasifikasi jenis permeabilitas, teori dasar permeabilitas relatif,
metode pengukuran permeabilitas relatif, hasil uji permeabilitas relatif, serta
pengukuran permeabilitas relatif dengan metode Unsteady State.

V. PENUTUP
Bab ini berupa penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari
penulis untuk pihak perusahaan setelah melakukan kerja praktik.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari, Tanggal : Senin – Jumat, 15 Juni – 2 Agustus 2019
b. Waktu : 07.30 - 16.00 WIB
c. Tempat : Gedung Ekploitasi 1&2 PPPTMGB LEMIGAS

2.2. Deskripsi Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan yaitu proses uji sampel core rutin dan analisis
spesial sampel core mulai dari persiapan alat dan bahan hingga pengujian langsung
sampel.

III. MANFAAT KERJA PRAKTIK


Dalam Kerja Praktik ini adapun manfaat yang bisa didapat yaitu :
a. Untuk Mahasiswa :
 Memenuhi syarat penilaian mata kuliah Kerja Praktik di program
studi Teknik Produksi MIGAS, Kampus PEM Akamigas.
 Mendapatkan pengetahuan tentang masalah teknis yang nyata serta
solusinya di dunia kerja.
3
 Membangun sebuah metode berpikir secara sistematis dan
konstruktif ketika menghadapi masalah di dunia kerja.
 Menerapkan pembelajaran yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di PEM Akamigas.
 Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja secara
nyata dan dapat membangun etos kerja yang baik, serta sebagai
upaya untuk memperluas wawasan dalam dunia kerja.
 Memperdalam pemahaman mengenai proses pengujian sampel core
rutin maupun spesial secara nyata khususnya yang diterapkan oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas
Bumi LEMIGAS.

b. Untuk Perusahaan :
 Kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem perguruan
tinggi di Indonesia dari mahasiswa yang melakukan kegiatan kerja
praktik.
 Untuk mendapatkan input dari hasil analisis, penelitian serta
pengembangan yang dilakukan peserta kegiatan kerja praktik.
 Mengetahui metode ataupun teknologi yang bisa didapatkan untuk
menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan.
 Mempunyai kesempatan yang lebih untuk melihat peluang yang bisa
dikembangkan di bidang teknik produksi minyak dan gas untuk
perusahaan.
 Mempunyai data dari calon mahasiswa yang berkualitas sebagai
referensi perekrutan calon pekerja di masa mendatang.

c. Untuk Institusi Pendidikan :


 Berkontribusi untuk memfasilitasi mahasiswa mengenali dunia kerja
yang nyata sehingga bisa menghasilkan lulusan yang lebih kompeten.
 Kesempatan untuk melakukan evaluasi metode pengajaran maupun
kurikulum didasarkan hasil/ laporan dari proses kerja praktik
mahasiswa.

4
 Untuk mempererat dan memperkuat hubungan PEM Akamigas
dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS.

IV. PEMBAHASAN
4.1 Permeabilitas
Permeabilitas (𝐾) merupakan salah satu parameter petrofisik berupa
kemampuan suatu media berpori untuk dapat meloloskan fluida. Satuan
permeabilitas yang umum digunakan ialah Darcy. Aliran fluida dalam media berpori
berdasarkan Hukum Darcy diturunkan secara empiris sebagai berikut:

𝑸𝒇 𝝁 𝑳
𝑲=
𝑨 ∆𝑷

Keterangan:
𝑄𝑓 = Laju alir fluida, cc/sec ∆𝑃 = Perbedaan tekanan, atm
A = Luas media berpori, cm2 𝐿 = Panjang media berpori, cm
𝜇 = Viskositas fluida, cps 𝐾 = Permeabilitas, Darcy

4.2 Jenis Jenis Permeabilitas


a. Permeabilitas absolut merupakan kemampuan batuan untuk dapat
meloloskan fluida yang 100% jenuh dengan fluida fase tunggal.
b. Permeabilitas efektif merupakan kemampuan batuan untuk dapat
meloloskan fluida apabila terdapat lebih dari satu jenis fluida didalam
media berpori.
c. Permeabilitas relatif: Merupakan perbandingan antara permeabilitas
efektif dan absolut.

4.3 Permeabilitas Relatif


Suatu besaran tanpa dimensi yang dirancang untuk mengadaptasi persamaan
Darcy dengan kondisi aliran multifasa. Permeabilitas Relatif adalah rasio
permeabilitas efektif fluida tertentu pada saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolut fluida tersebut pada saturasi total. Jika hanya satu jenis
fluida memasuki batuan, permeabilitas relatifnya adalah 1. Perhitungan

5
permeabilitas relatif memungkinkan perbandingan berbagai kemampuan
cairan untuk mengalir bersamaan satu sama lain, karena umumnya perbedaan
fasa fluida akan menghambat aliran.
4.3.1 Faktor yang mempengaruhi permeabilitas relatif
1. Saturasi Fluida.
2. Geometri ukuran pori dan distribusi ukuran pori batuan.
3. Wettability (Pembasahan Batuan).
4. Sejarah saturasi fluida (Imbibition atau Drainage).

4.3.2 Tujuan mengetahui permeabilitas relatif


1. Permeabilitas relatif berbeda untuk tiap batuan dan fluida.
2. Permeabilitas relatif memengaruhi karakteristik aliran dari cairan
reservoir.
3. Permeabilitas relatif memengaruhi Recovery efficiency dari minyak
dan gas.
4. Kurva permeabilitas relatif menentukan banyaknya minyak, gas
dan air yang mengalir relatif satu sama lain.

4.4 Metode yang digunakan untuk pengukuran permeabilitas relatif


a. Steady yaitu jenis aliran dengan kondisi tidak berubah seiring waktu.
Dapat digambarkan dengan persamaan:

𝒅𝑸 𝒅𝒉 𝒅𝑽
= 𝟎, = 𝟎, =𝟎
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕
Keterangan :
Q = Debit Aliran (m3/detik) v = Kecepatan aliran (m/s)
h = Kedalaman aliran (m) t = Waktu (detik)
b. Unsteady yaitu jenis aliran yang terdapat perubahan kondisi terhadap
waktu dalam aliran tersebut.

4.5 Hasil pengukuran permeabilitas relatif dengan metode unsteady yang


dilakukan di Laboratorium Lemigas
a. Krg/Kro yaitu rasio permeabilitas efektif dari gas terhadap permeabilitas
minyak pada saturasi absolutnya.

6
b. Krw/Kro yaitu rasio permeabilitas efektif dari brine terhadap permeabilitas
minyak pada saturasi absolutnya.
c. Krw/Krg yaitu rasio permeabilitas efektif dari brine terhadap permeabilitas
gas pada saturasi absolutnya.

4.6 Pengukuran Permeabilitas Relatif dengan Metode Unsteady


4.6.1 Tujuan Pengukuran
1. Sebagai simulasi keadaan reservoir.
2. Memberi data perhitungan laju aliran yang melibatkan aliran multi-
fasa di reservoir.
3. Menentukan estimasi Residual oil/gas Saturation.
4. Mendapatkan data untuk dimasukkan kedalam model simulasi
reservoir dalam berbagai kondisi untuk memprediksi performa
reservoir, membuat rencana pengembangan, evaluasi rencana
produksi alternatif, membuat konfigurasi sumur alternative.

4.6.2 Peralatan dan Bahan


Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode Unsteady State.
Berikut skema alat pengukuran permeabilitas relatif.

7
Keterangan :
1. Silinder Gas Injeksi (Kerosene/Gas/ 11. Gauge Tekanan
Nitrogen Brine) Fluida Injeksi
2. Valve Gas 7. Valve Tekanan OB 12. Rubber Sleeve
3. Valve Gas 8. Valve Pelepas Tekanan 13. Sampel Core
4. Regulator OB 14. Hassler Core Holder
5. Regulator 9. Valve Fluida Injeksi 15. Gelas Ukur
6. Accumulator Fluida 10. Gauge Tekanan OB ---- Tubing

4.6.3 Prosedur Pengukuran


1. Persiapan untuk drainage – core
tersaturasi dengan wetting phase fluid.
2. Drainage hingga tercapai Irreducible
wetting phase – injeksi non wetting
phase fluid hingga kondisi steady, ukur
saturasi, non wetting phase fluid akan
terproduksi setelah keadaan steady.
3. (A) Injeksi wetting phase fluid – wetting
phase fluid tidak akan terproduksi,
hanya non wetting phase fluid yang
terproduksi.
(B) Wetting phase fluid mulai
terproduksi, disebut breaktrough. lalu
wetting phase fluid akan terus terproduksi.
4. (C) Ketika injeksi wetting phase fluid berlanjut, produksi dari non wetting phase fluid
berkurang (keadaan re). Penting untuk mengambil data selama penurunan ini
(produksi kumulatif non wetting phase fluid dan laju produksi kedua fluida).
5. (D) Akhirnya, tidak ada lagi non wetting phase fluid yang terproduksi, yang
memungkinkan penentuan nilai saturasi residual non wetting phase fluid.
6. Dengan kondisi : perpindahan tidak menghasilkan reaksi, cairan bersifat tidak dapat
terkompresi, aliran linear, dan tekanan kapiler diabaikan.

8
4.6.4 Kurva Hubungan antara nilai permeabilitas relatif dengan nilai saturasi air.
a. Sistem Water wet

E
C
B D

Pada kurva diatas, air yang berperan sebagai wetting phase dan minyak
sebagai non wetting phase. Kurva berwarna merah mewakili Kro dan kurva
berwarna biru mewakili Krw. Pada mulanya, sampel tersaturasi dengan 80%
minyak dan terdapat Swir sebesar 20%.
Titik A mewakili permeabilitas minyak dalam kondisi seperti ini. Titik B
mewakili nilai awal dari permeabilitas air. Anggap bahwa itu sama dengan
nol karena irreducible water, menurut definisi, tidak dapat berpindah.
Selanjutnya air diinjeksi kedalam core melalui salah satu ujungnya dengan
laju konstan.
Volume fluida diukur dari fluida yang terproduksi (minyak dan air) pada
ujung yang lain dari core, perbedaan tekanan juga diperhitungkan. Selama
proses ini pemeabilitas minyak menurun menuju nol sepanjang kurva ACD,
dan permeabilitas air meningkat sepanjang kurva BCE.
Titik D terjadi ketika tidak ada lagi minyak yang terproduksi dari core
(Kro=0), titik D juga menyatakan nilai Sor (residual oil saturation).

9
b. Sistem Oil wet

B D

Pada kurva diatas, minyak yang berperan sebagai wetting phase dan
air sebagai non wetting phase. Kurva berwarna merah mewakili Kro dan kurva
berwarna biru mewakili Krw. Pada mulanya, sampel tersaturasi dengan 80%
minyak dan terdapat Swir sebesar 20%.
Seperti sebelumnya, titik A mewakili permeabilitas dan titik B mewakili
permeabilitas air. Selanjutnya air diinjeksi kedalam core melalui salah satu
ujungnya dengan laju konstan.
Titik C menunjukkan bahwa air mengalir dengan cepat didalam core, Kro
menurun dan Krw meningkat tajam. Setelah itu, kesetimbangan akan tercapai
dengan perlahan yang menunjukkan karakteristik produksi minyak yang
lambat dan berkepanjangan setelah melalui titik C.
Setelah air dengan volume yang besar telah teralirkan melalui sistem, Sor
akan tercapai pada titik D. Pada titik D juga nilai Kro=0.

c. Sistem Intermeadiate wet


Data dari batuan intermediate wetting sulit untuk dinilai, terutama jika
hanya satu uji yang digunakan untuk memperoleh data. Biasanya perlu
dilakukan berbagai flooding modes untuk menilai secara utuh efek akhir dan
tingkat ketergantungannya. Low rate flooding diikuti high rate bump flooding

10
biasanya memberi indikasi sejauh mana efek akhirnya. Tes steady state
mungkin diperlukan untuk menentukan bentuk kurva permeabilitas relatif
sepenuhnya.
Tipikal data permeabilitas relatif intermediate wetting ditunjukkan pada
gambar dibawah. Bentuk kurva antara high rate dan low rate flooding berbeda
secara signifikan. Namun, volume minyak yang dihasilkan serupa.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai pengamatan saat melakukan Kerja Praktik di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS dan dari
pembahasan yang sudah dilampirkan, maka penulis dapat menguraikan
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Analisa Inti Batuan adalah tahapan analisa yang dilakukan terhadap
sampel core yang bertujuan mengetahui sifat sifat petrofisik batuan
secara langsung untuk mewakili keadaan lapisan yang di teliti guna
mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari
lapisan tersebut.
2. Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa sampel core meliputi
Routine Core Analysis, dan Special Core Analysis.
3. Saturasi fluida, geometri ukuran pori, distribusi ukuran pori,
wettability dan sejarah saturasi fluida (Imbibition atau Drainage)
sangat berpengaruh pada nilai permeabilitas relatif.

11
4. Pengukuran permeabilitas relatif yang dilakukan pada sampel
disesuaikan dengan keadaan reservoir dengan laju aliran yang
melibatkan aliran multi-fasa di reservoir.
5. Pengukuran permeabilitas relatif menghasilkan estimasi Residual
oil/gas Saturation dan data untuk memprediksi performa reservoir,
membuat rencana pengembangan sumur, evaluasi rencana produksi
alternatif, membuat konfigurasi sumur alternatif.
6. Nilai permeabilitas relatif berbeda beda untuk tiap batuan dan
fluida.
7. Permeabilitas relatif memengaruhi karakteristik aliran dari fluida
pada reservoir dan juga memengaruhi nilai Recovery efficiency dari
minyak dan gas.
8. Permeabilitas relatif dengan sistem water wet memiliki ciri
lambatnya perubahan pada kurva Krw dan Kro, memiliki recovery
yang bagus, perpotongan kurva Krw dan Kro terjadi pada nilai
saturasi air diatas 50%, dan memiliki nilai Krw yang rendah saat
mencapai Sor.
9. Permeabilitas relatif dengan sistem oil wet memiliki ciri drastisnya
perubahan pada kurva Krw dan Kro, perpotongan kurva Krw dan Kro
terjadi pada nilai saturasi air dibawah 50%, dan memiliki nilai Krw
yang tinggi saat mencapai Sor.
10. Permeabilitas relatif dengan sistem intermediate wet memiliki ciri
stabilnya perubahan pada kurva Krw dan Kro, perpotongan kurva Krw
dan Kro terjadi pada nilai saturasi air lebih kurang 50% dan
memiliki nilai Krw yang menengah(lebih rendah dari sistem oil wet
dan lebih tinggi dari sistem water wet) saat mencapai Sor.

5.2 Saran
Dilihat dari kesimpulan dan saat melakukan kegiatan kerja praktik
penulis memiliki saran yang ingin disampaikan yaitu:
1. Untuk penggunaan air yang bersifat sekali pakai (dialirkan lalu
dibuang) pada alat condensor sebaiknya dipertimbangkan untuk
dialirkan kembali di alat yang sama (aliran siklis) dalam rangka
menghemat penggunaan air.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Peng, Suping., & Zhang, Jincai. (2007). Engineering Geology for Underground
Rocks. Berlin: Springer
2. Bravo, M.C.; Araujo, M. (2008). "Analysis of the Unconventional Behavior of Oil
Relative Permeability during Depletion Tests of Gas-Saturated Heavy
Oils". International Journal of Multiphase Flow. 34 (5): 447–460.
3. Standing, M.B., 1975. Notes on Relative Permeabilty Relationship. Class Notes, Pet.
Eng. Dept., Stanford University, Stanford, CA
4. Glover, P.W.J., 2008, Formation Evaluation M.Sc. Course Notes Chapter 10.
5. Ahmed, T. (2001). Reservoir Engineering Handbook (Second ed.). London: Gulf
Professional Publishing.
6. “Introduction Effective Permeability & Relative Permeability” --- (online)
http://www.ux.uis.no/~s-
skj/ResTek1v03/Notater/Tamu.Lecture.Notes/Relative.Perm/Le cture_26.ppt
7. “Relative Permeability” (online) --- https://www.spec2000.net/09-relperm.htm

13

Anda mungkin juga menyukai