KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat tuhan YME karna berkat
rahmatnya penulis bisa melaksanakan pratikum mekanika tanah dan dapat
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini penulis susun berdasarkan hasil pratikum mekanika tanah yang
telah di laksanakan pada Laboratorium Mekanika tanah Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perancanaan Universitas Bung Hatta Padang. Pratikum
ini di prioritaskan sebagai pengembangan dan pemantapan teori-teori yang
di dapat selama perkuliahaan Mekanika Tanah.
Terwujudnya laporan ini tidak terlepas dari arahan bimbingan dan
pertolongan dari semua pihak yang bersangkutan. Untuk itu sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada bapak Dr. Eng. Ir. H. Indra Farni, M.T, IPU, ASEAN Eng. selaku
kepala laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas Bung
hatta Padang.
2. Dosen pembimbing mata kuliah mekanika tanah Dr. Eng. Ir. H. Indra Farni, M.T,
IPU, ASEAN Eng & Risayanti, S.T, M.T
3. Kepada para instruktur asisten laboratorium Mekanika Tanah, antara lain:
1. Dirhamas Hartadi, S.T
2. Ilham Saputra
3. Rahmat Syafutra
4. Rekan-rekan seperjuangan yang melaksanakan Praktikum Mekanika Tanah II.
Penulis harapkan semoga jasa dan kebaikan yang telah di berikan semua
pihak dalam terwujudnya laporan ini dan juga pengembangan wawasan penulis
semoga memberikan hasil yang bermanfaat nantinya.
Sebagai manusia yang memiliki kemampuan yang terbatas, penulis
i
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta memiliki banyak
kekurangan, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan saran-saranserta kritikan
yang membangun gunaperbaikan atas kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga laporan ini dapat berguna bagi
kita semua.
Penulis
ii
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ix
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
4. SUMBER DATA..................................................................................................2
5. KESIMPULAN....................................................................................................2
1.2 Tujuan...................................................................................................................3
1.6 Dokumentasi.........................................................................................................7
2.2 Tujuan.................................................................................................................45
iii
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
2.6 Dokumentasi.......................................................................................................53
3.2 Tujuan.................................................................................................................10
3.6 Dokumentasi.......................................................................................................14
4.2 Tujuan.................................................................................................................34
4.6 Dokumentasi.......................................................................................................42
5.2 Tujuan.................................................................................................................25
iv
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
5.6 Dokumentasi.......................................................................................................31
JOB VI KONSOLIDASI............................................................................................16
6.2 Peralatan.............................................................................................................17
6.5 Dokumentasi.......................................................................................................22
7.2 Tujuan.................................................................................................................57
7.6 Dokumentasi.......................................................................................................64
8.2 Tujuan.................................................................................................................69
8.3 Peralatan.............................................................................................................69
v
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
8.6 Dokumentasi.......................................................................................................73
PENUTUP...................................................................................................................74
I. KESIMPULAN....................................................................................................74
II. SARAN...............................................................................................................75
Daftar Pustaka..............................................................................................................76
DAFTAR GAMBAR
vi
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
vii
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Boring Log....................................................................................................6
viii
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
ix
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Untuk lebih memahami dan memperjelas teori mekanika tanah yang didapat di
bangku kuliah serta yang diberikan dosen mekanika tanah, maka diadakan praktikum.
Pratikum ini akan memperjelas permasalahan yang didapat di bangku kuliah dengan
bimbingan instruktur dan buku panduan praktikum.
Setelah menyelesaikan pratikum ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang akan timbul tentang “pemeriksaan
tanah” bagaimanapun juga penulis menyadari sebagai calon “engineer muda” harus
mampu menambah dengan pengetahuan di luar, apakah dengan membaca, diskusi
dan lain-lainnya yang akan mendukung penyelesaian yang akan timbul.
Untuk memudahkan pelaksanaan praktikum labor, maka penulis sebagai
praktikan membagi beberapa kelompok. Hal ini ditujukan untuk efisiensi pelaksanaan
pengujian bahan, serta memecahkan permasalahan yang timbul secara bersama
(diskusi). Dalam pelaksanaan praktikum, penulis bergabung kepada kelompok 1.
1
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
4. SUMBER DATA
Data-data yang benar dan baik diperlukan sekali untuk melengkapi pelaksanaan
praktikum, data-data tersebut dapat diperoleh dari pengujian material di laboratorium
dan informasi yang dibaca pada buku panduan yang berskala Nasional dan
Internasional. Selama ini juga dapat membandingkan data-data yang sudah diberikan
oleh asisten dan dosen pada mata kuliah yang berhubungan dengan Mekanika Tanah.
5. KESIMPULAN
Dari percobaan Mekanika Tanah di Laboratorium Universitas Bung Hatta pada
tanggal s/d banyak Ilmu Pengetahuan yang didapat penulis untuk menunjang ilmu
yang didapat dibangku kuliah sehingga penulis sebagai Mahasiswa dapat
mengembangkan lebih lanjut nantinya.
2
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB I
HAND BOR (BOR TANGAN)
Standar Acuan: SNI 03-2847-2002
3
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
1.2 Tujuan
a) Untuk menyelidiki/mengetahui jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi) pada
setiap kedalaman.
b) Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak asli
c) Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluaan
penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.
d) Mengukur kekuatan geser langsung di lapangan.
1.3 Alat dan Bahan
A. Alat bor terdiri dari:
1) Mata bor
2) Stang bor
3) Kunci T + engkol
B. Alat sampling terdiri dari:
1) Tabung sampel
2) Stick apparat + kunci yg sesuai
C. Perlengkapan:
1) Kunci pipa
2) Obeng atau spatula, parafin, dongkrak
3) Angkur, kompor, kunci pas secukupnya, dan panci.
1.4 Prosedur Pelaksanaan
A. Pengeboran:
1) Tentukan titik bor dan bersihkan secukupnya.
2) Mata bor dipasang pada stangnya, kemudian pada bagian atasnya
dipasang kunci T.
3) Dirikan alat bor tegak lurus pada titik yang telah ditentukan, kemudian
dengan menggunakan engkol putar stangnya searah putaran jarum jam
sambil ditekan, hingga mata bor masuk ke dalam tanah.
4
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
4) Setelah mata bor penuh, alat bor diangkat keluar kemudian segera
diidentifikasi tentang jenis, warna, sifat dari tanah, sambil mata bornya
dibersihkan.
5) Langkah 3 & 4 dilanjutkan sampai kedalaman yang dikehendaki. Bila
kedalaman lubang bor sudah lebih dari satu stang, disambung dengan
stang lain dst.
B. Pengambilan contoh asli:
1) Contoh tanah asli diambil pada setiap interval kedalaman tertentu.
2) Pada kedua sisi lubang bor dipasang kertempat dudukan rangka dongkrak.
3) Dasar lubang bor dibersihkan dari runtuhan tanah.
4) Mata bor dilepas dari stangnya dan diganti dengan stic kaparat untuk
memasang tabung sampel.
5) Ukur panjang tabung sampel, kemudian tabung sampel dimasukkan
kedalam lubang bor hingga dasar lubang.
6) Pada bagian atas dari stang dipasang dongkrak sebagai alat penekan.
7) Tekan stang dengan perlahan-lahan hingga tabung sampel masuk ke
dalam tanah dan terisi penuh.
8) Setelah tabung sampel penuh, stang diputar 180 untuk memutuskan tanah
dibagian bawah tabung sampel, kemudian ditarik keatas dan dikeluarkan
dari lubang bor.
9) Segera lepaskan tabung sampel dari stangnya, lalu dibersihkan. Tanah
pada kedua ujungnya dikorek sedikit kemudian ditutup dengan parafin
cair yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian diberi label.
5
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Tipe Sampel
Simbol
0,20
Kedalaman 0,0 - 0,50 m, jenis tanah lempung berpasir dengan sedikit kerikil
0,40
0,60
0,80 Kedalaman 0,50 - 1,00 m, jenis tanah lempung, warna kuning kecoklatan dengan sedikit pasir dan kerikil
1,00
1,20
1,40
Kedalaman 1,00 - 1,80 m, jenis tanah pasir warna kuning kecoklatan dengan sedikit lempung
1,60
1,80
Keterangan
: Muka air tanah (MAT)
: Sampel undistrubed (UDS)
6
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
1.6 Dokumentasi
7
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
8
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB II
PENGUJIAN PERMEABILITAS
Standar Acuan: SNI 03-2435-1991
9
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
2.2 Tujuan
Permeabilitas suatu massa tanah penting untuk:
1. Mengevaluasi jumlah rembesan (seepage) yang melalui bendungan dan
tanggul sampai ke sumur air.
2. Mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan di bawah struktur hidrolik
untuk analisis stabilitas.
3. Menyediakan kontrol terhadap kecepatan rembesan sehingga partikel
tanah berbutir halus tidak tererosi dari massa tanah.
4. Studi mengenai laju penurunan (konsolidasi) di mana perubahan volume
tanah terjadi pada saat air tersingkir dari rongga tanah pada saat proses
terjadi pada suatu gradien energi tertentu.
5. Mengendalikan rembesan dari tempat penimbunan bahan-bahan limbah
dan cairan-cairan sisa yang mungkin berbahaya bagi manusia.
- Coefficient of permeability (k) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
a∙ L h0
k =2 ,3 log
A∙t h1
dimana:
a : luas penampang pipa (cm2)
L : tinggi sampel (cm)
A : Luas penampang sampel (cm2)
t : interval waktu (detik)
h 0 : tinggi permukaan air mula-mula
h1 : tinggi permukaan air setelah waktu
10
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
11
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
12
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
13
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
2.6 Dokumentasi
14
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
15
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB III
PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)
Standar Acuan: SNI 3420 -2016
16
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
saling terkunci dan memiliki kuat geser yang lebih tinggi (ф yang lebih besar)
daripada partikel-partikel yang bundar seperti pada tebing tebing.
4. Sementasi partikel, yang terjadi secara alamiah atau buatan.
5. Daya tarik antar partikel atau kohesi.
3.2 Peralatan
a. Alat geser langsung yang terdiri dari:
1. Stang penekan dan pemberi beban.
2. Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2
buah arloji geser (extensiometer).
3. Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan penguncinya terletak
dalam kotak.
4. Dua buah batu pori.
b. Alat pengeluaran contoh dan pisau pemotong
c. Cincin pencetak benda uji
d. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
e. Stopwatch
3.3 Langkah Kerja
A. Persiapan Benda Uji
1) Benda uji tanah asli (undistrubed)
Contoh tanah asli dari tabung ujungnya diratakan dan cincin pencetak
benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya
untuk 3 benda uji. Pakailah bagian yang rata sebagai alas dan ratakan
bagian atasnya.
2) Benda Uji Asli Bukan dari Tabung
Contoh yang digunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah
benda uji. Persiapan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air.
Bentuklah benda uji dengan cincin pencetak. Dalam mempersiapkan benda
17
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
uji terutama untuk tanah yang peka harus hati-hati guna menghindarkan
terganggunya struktur asli dari tanah tersebut.
3) Benda Uji Buatan (Dipadatkan)
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang
dikehendaki. Pemadatan dapat langsung dilakukan pada cincin
pemeriksaan atau pada tabung pemadatan.
4) Tebal minimum benda uji kira-kira 1.3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali
diameter butir maksimum.
5) Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji
B. Pengujian:
1) Timbang benda uji.
2) Masukan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda
uji.
3) Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada
benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama
dengan beban yang diberikan pada stang tersebut.
4) Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk memberikan
beban mendatar pada bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembacaan
arloji geser sehingga menunjukan angka nol. Kemudian buka kunci
cincin pemeriksaan.
5) Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan.
Segera setelah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin
pemeriksaan dengan air sampai penuh diatas permukaan benda uji,
jagalah permukaan ini supaya tetap selama pengujian berlangsung.
6) Kecepatan penggeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi
geser maximum dengan 50. Deformasi geser maximum kira-kira 10 %
18
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
19
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
20
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
21
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
3.5 Dokumentasi
22
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
23
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB IV
TES KUAT TEKAN BEBAS
Standar Acuan: SNI 3638: 2012
24
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
25
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
26
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
27
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
28
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Tabel 4. 2 Undistrubed
Waktu Pembacaan Regangan (ϵ) Pembacaan Beban Angka Koreksi 1- Luas Terkoreksi Tegangan (σ)
∆L
(menit) arloji (divisi) % arloji (divisi) (kg) (ϵ x 0.01) (A) cm2 kg/cm2
29
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Tabel 4. 3 Remoeled
Waktu Pembacaan Regangan (ϵ) Pembacaan Beban Angka Koreksi 1- Luas Terkoreksi Tegangan (σ)
∆L
(menit) arloji (divisi) % arloji (divisi) (kg) (ϵ x 0.01) (A) cm2 kg/cm2
Grafik Unconfined
0,250
0,200
Tegangan (kg/cm3)
0,150
0,100
0,050
0,000
0,000 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000
Regangan (%)
Unconfined Remouled
30
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
St = 1,4622 kg/cm2
4.6 Dokumentasi
31
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
32
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB V
TES TRIAXIAL UU
Standar Acuan: SNI 4813-1998
33
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
diletakkan di dalam sebuah tabung silinder dari bahan plastiK transparan atau gelas
yang kemudian tabung itu diisi dengan air.
Untuk menyebabkan terjadinya keruntuhan geser pada benda uji, tegangan
aksial (vertikal) diberikan pada benda uji. Pembebanan arah vertikal dapat dilakukan
dengan dua cara:
a) Dengan memberikan beban mati yang bertahap dan ditambah dgn tekanan yg sama
sampai benda uji runtuh Deformasi arah aksial akibat pembebanan ini diukur
dengan sebuah arloji ukur /dial gage.
b) Dengan memberikan deformasi arah aksial (vertikal) dengan kecepatan
pembebanan yang tetap dengan bantuan mesin pembeban hidrolis.
Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring
(lingkaran pengukur beban) yang berhubungan dengan piston vertikal.
Percobaan kekuatan geser ini dilakukan dalam 2 tingkat yaitu:
a) Pemberian tegangan normal
b) Pemberian tegangan geser sampai terjadi keruntuhan yaitu sampai terjadi
tegangan geser maksimum.
Kriteria suatu tanah dikatakan runtuh:
a) Bacaan proving ring turun
b) Bacaan proving ring 3 kali berturut-turut sama
Ambil regangan 15 %, bila contoh tanah tidak runtuh-runtuh.
Pengetahuan mengenai kekuatan geser tanah diperlukan untuk menghitung daya
dukung tanah, tegangan tanah terhadap dinding penahan, dan kestabilan lereng,
kesemuanya bermuara pada masalah kekuatan geser tanah. Untuk itu kita harus
menghitung komponen penting dari kuat geser tanah, seperti kohesi tanah (c) dan
sudut geser dalam tanah (melakukan percobaan di laboratorium). Lingkaran Mohr
didapat dengan menghubungkan nilai tegangan sel (σ³) dengan tegangan deviator
(σ¹-σ³) dengan membentuk setengah lingkaran.
34
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
5.2 Tujuan
Menentukan parameter geser (sudut geser dalam (ᵠ) dan kohesi (c) suatu
contoh tanah dilaboratorium.
5.3 Alat dan Bahan
1. Satu unit mesin triaxial, yang terdiri dari:
a. Load frame (kerangka beban)
b. Proving ring
c. Dial untuk mengukur kecepatan regangan
d. Cell triaxial
2. Extruder
3. Tabung pencetak sesuai dengan ukuran contoh yang dikehendaki
4. Pisau (alat untuk memotong / meratakan contoh)
5. Membran karet dan cincin karet 3)
6. Unit tegangan cell (σ3) yang terdiri dari tabung tekanan dan kompresor.
5.4 Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan contoh tanah:
a. Lepaskan lapisan pelindung (parafin) dari tabung sample.
b. Pasang tabung sample pada extruder.
c. Pasang tabung pencetak didepan contoh tanah yang akan dikeluarkan.
d. Dengan extruder, contoh tanah dikeluarkan dari tabung contoh hingga
mengisi tabung pencetak sampai penuh 1 cm ± dengan kelebihan.
e. Contoh dipotong, kemudian kedua ujung tabung pencetak diratakan
dengan pisau, kemudian dengan extruder yang sesuai contoh dikeluarkan
dari tabung pencetak.
f. Contoh dibuat minimum 3 buah.
2. Pengujian:
a. Ukur diameter dan tinggi contoh tanah, kemudian ditimbang, untuk
35
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
36
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Dengan:
∈ : Regangan aksial (%)
ΔL : Perubahan dari contoh tanah yang terbaca pada arloji pengukur (mm)
Lo : Tinggi awal contoh (mm)
20
∆ L= (pembacaan arloji regangan pada alat triaxial dibagi dengan 10
10
karna 10 divisi pada arloji sama dengan 1 mm)
Contoh:
D0 = 3,6
( ) x π x 14
2
D0
A0 =
2 ,54
( ) x π x 14
2
3,6
A0 =
2 ,54
= 1,58 𝑐𝑚2
( )
❑
A0
A=
1−∈/100
Contoh luas terkoreksi untuk regangan = 0
( )
❑
1, 58
A=
1−0 /100
= 1,58
Dengan:
A : Luas terkoreksi (cm²)
Ao : Luas rata-rata sebelum diuji (cm²)
b) Perhitungan Tegangan Deviator
1 3 P
σ −σ =
A
P= pembacaan arloji x kalibrasi proving
= 3 , 80 x 0,830
37
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
P=3 ,15 kg
1 3 P
σ −σ =
A
1 3 3 , 15
σ −σ =
1,953
𝜎1 − 𝜎3 = 1,615 kg/cm²
Dengan:
𝜎1 − 𝜎3 : Tegangan deviator
P : Gaya aksial, diperoleh dari pembacaan cincin pembeban ×
faktor kalibrasi (kg/cm²)
c) Lingkaran Mohr didapat dengan menghubungkan nilai tegangan sel (σ³)
dengan tegangan deviator (σ¹-σ³) dengan membentuk setengah lingkaran.
38
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
3,00
2,50
Tegangan (kg/cm2)
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0 1 2 3 4 5
Regangan (%)
39
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
6,00
5,00
Tegangan (kg/cm2
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
Regangan (%)
40
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
4,50
4,00
3,50
3,00
Tegangan (kg/cm2
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
Regangan (%)
41
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Tegangan Ultimate
Tekanan Aliran Tegangan Naksimum Tegangan Ultimate
2 2 2
kg/cm2 pada
No.. kg/cm kg/cm kg/cm 2
Keruntuhan kg/cm
Cell Back Deviator Pore Deviator Pore σ1 σ3
1 1,0 2,58 3,58 3,58 1,0
2 2,0 3,98 7,98 5,98 2,0
3 4,0 5,42 7,42 9,42 4,0
5
4,5
4
Tegangan Geser (kg/cm2)
3,5
3 φ
2,5
1,5
0,5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 10
Tegangan Normal (kg/cm3)
Gambar 5. 4 Grafik Mohr Triaxial
C = kg/cm2
Ф = °
Tan ф =
42
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
5.6 Dokumentasi
43
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
44
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB VI
KONSOLIDASI
Standar Acuan: SNI 2812-2011
45
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
6.2 Tujuan
Konsolidasi dilakukan untuk:
a) Mengetahui sifat pemampatan suatu jenis tanah.
b) Mengetahui besarnya penurunan yang terjadi pada tanah tersebut.
c) Mengetahui waktu (lamanya) penurunan.
Data-data yang diperoleh adalah:
1. Koefisien konsolidasi (Cv)
2. Koefisien perubahan volume (mv)
3. Koefisien permeabilitas
6.3 Alat dan Bahan
a) Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari cell konsolidasi dan rangka beban,
lengkap dengan keping beban yang sesuai.
b) Dial dengan ketelitian 0,01 mm.
c) Alat pencetak yang terdiri dari ring pencetak, extruder, alat pemotong.
d) Stopwatch dengan kapasitas lebih dari 100 menit.
e) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr.
f) Kunci- kunci.
6.4 Prosedur Pelaksanaan
a) Ring pencetak dibersihkan, diukur dimensinya, dan ditimbang.
b) Contoh tanah dikeluarkan dari tabungnya dan dicetak dengan ring pencetak.
Kedua permukaannya diratakan kemudian ditimbang.
c) Dengan menggunakan doli (piston) contoh tanah dikeluarkan dari ring dan
langsung ditempatkan ke dalam cell konsolidasi. Bagian bawah dan atasnya
diberi batu pori dan kertas saringan (filter).
d) Pada bagian atas dipasang pelat penumpu.
46
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
e) Tempatkan cell yang telah berisi contoh tanah tersebut pada rangka beban,
kemudian atur lengan beban dengan hati-hati, hingga jarum penekannya
tepat menyentuh pelat penumpu, tapi contoh tidak boleh tertekan.
f) Pasang dial dan distel sebagai nol stan.
g) Cell diisi air hingga penuh dan dibiarkan selama 24 jam hingga contoh
menjadi jenuh.
h) Setelah 24 jam catat pembacaan dial sebagai pembacaan awal. Mulai diberi
pembebanan pertama yaitu beban yang memberikan tekanan pada contoh
tanah sebesar 0.25 kg/cm2, sambil dibaca pada interval waktu : 0 ; 0.125 ;
0.25 ; 0.5 ; 1 4 ; 6.25 ; 9 ; 12.25 ; 16 ; 20.25 ; 25 ; 30.25 ; 36 ; 42.25 ; 49 ;
56.25 ; 64 ; 72.25 ; 81 ; 90.25 ; 100 menit dan 1440 menit (24 jam).
i) Tambahkan beban secara bertahap, hingga setiap tahap tekanan berturut-
turut menjadi 0.5 ; 1 ; 2 ; 4 ; dan 8 kg/cm2 sambil diadakan pembacaan
seperti langkah h, pada setiap tahap.
j) Setelah tekanan 8 kg/cm2 dicapai, beban dikurangi secara bertahap hingga
tekanan menjadi 1 dan 0,25 kg/cm 2. Untuk ini pembacaan hanya diambil
setiap 24 jam atau setiap akan mengurangi beban.
k) Contoh tanah dikeluarkan, ditimbang, dan diukur kadar airnya.
47
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Tabel 6. 2 Konsolidasi
Beban : Tekanan 0.25 kg/cm2 0.5 kg/cm2 1 kg/cm2 2 kg/cm2 4 kg/cm2 8 kg/cm2 1 kg/cm2 0.25 kg/cm2
Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3 Arloji ∆H 10-3
(menit) √1
Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm) Ukur (mm)
0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000 0,0 0,000
0,25 0,500 26,0 0,026 95,0 0,095 130,0 0,130 201,0 0,201 285,0 0,285 394,0 0,394 426,0 0,426 411,0 0,411
0,50 0,707 34,0 0,034 97,0 0,097 135,0 0,135 210,0 0,210 295,0 0,295 400,0 0,400 425,4 0,425 410,0 0,410
0,75 0,866 36,5 0,037 98,5 0,099 146,0 0,146 215,0 0,215 305,0 0,305 403,0 0,403 424,9 0,425 409,9 0,410
1 1,000 42,9 0,043 99,5 0,100 151,0 0,151 224,0 0,224 309,0 0,309 405,0 0,405 424,8 0,425 409,5 0,410
2 1,414 53,0 0,053 102,2 0,102 156,5 0,157 227,0 0,227 320,0 0,320 412,5 0,413 424,0 0,424 408,5 0,409
4 2,000 58,0 0,058 105,0 0,105 162,0 0,162 235,0 0,235 328,0 0,328 418,5 0,419 423,5 0,424 407,5 0,408
5 2,236 62,0 0,062 106,0 0,106 163,5 0,164 237,0 0,237 330,0 0,330 420,0 0,420 423,0 0,423 407,0 0,407
6 2,449 64,0 0,064 106,5 0,107 164,5 0,165 238,0 0,238 330,5 0,331 421,0 0,421 422,8 0,423 406,9 0,407
7 2,646 66,0 0,066 107,0 0,107 166,0 0,166 239,0 0,239 331,5 0,332 422,0 0,422 422,5 0,423 406,8 0,407
8 2,828 68,0 0,068 107,8 0,108 166,5 0,167 240,0 0,240 332,5 0,333 423,0 0,423 422,1 0,422 406,1 0,406
9 3,000 68,0 0,068 108,0 0,108 167,0 0,167 241,0 0,241 333,0 0,333 423,5 0,424 422,0 0,422 406,0 0,406
10 3,162 69,0 0,069 108,2 0,108 167,5 0,168 242,0 0,242 334,0 0,334 424,5 0,425 421,9 0,422 405,9 0,406
20 4,472 74,0 0,074 110,8 0,111 170,5 0,171 245,5 0,246 337,0 0,337 428,0 0,428 421,1 0,421 405,1 0,405
30 5,477 75,5 0,076 112,0 0,112 172,0 0,172 247,0 0,247 339,0 0,339 430,0 0,430 421,0 0,421 409,9 0,410
50 7,071 77,0 0,077 113,3 0,113 174,0 0,174 249,5 0,250 341,0 0,341 432,0 0,432 420,1 0,420 404,0 0,404
60 7,746 80,3 0,080 114,0 0,114 174,9 0,175 250,3 0,250 342,0 0,342 433,0 0,433 420,0 0,420 403,5 0,404
1440 37,947 87,0 0,087 124,0 0,124 185,5 0,186 274,0 0,274 353,0 0,353 446,0 0,446 417,0 0,417 400,1 0,400
Koreksi Komulatif 0,200 0,237 0,299 0,387 0,466 0,559 0,530 0,513
Jumlah Penurunan Bersih 0,287 0,361 0,484 0,661 0,819 1,005 0,947 0,913
48
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
49
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
50
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
51
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
52
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
y a
Cc= Cs=
x b
e 1−e 2 e 1−e 2
Cc= Cs=
logP 2/logP 1 logP 2 /logP 1
1,803−1,776 1,812−1,761
Cc= Cs=
4 8
log log
1 0 ,50
Cc=¿0,045 Cs=¿0,042
Pc=0 , 30 kg/cm2
Cv=¿ 0,006 m2/tahun
Eo=¿ 1,265
53
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
6.6 Dokumentasi
54
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
55
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB VII
PERCOBAAN SONDIR
Standar Acuan: SNI 2827-2008
56
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
b. Bagian Stang Sondir adalah bagian ini terdiri dari casing (selimut yang berbentuk
seperti pipa dari baja) dan bagian “rod” yang merupakan batang besi yang
dimasukkan kecasing.
c. Bagian Manometer adalah bagian yang dihubungkan dengan piston yang berisi oli
dan bagian yang disebut plunger. Bagian plunger ini menghubungkan bagian rod
pada stang sondir dengan piston.
57
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
58
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
4. Meteran
5. Obeng
6. Linggis
7. Castrol oil (ex: Kimia Farma)
8. Alat tulis
9. Pacul
7.4 Prosedur Pelaksanaan
a. Tentukan lokasi/titik pemeriksaan.
b. Pasang mesin sondir sbb:
1. Ukur posisi ambang penahan terhadap titik penyondiran yang telah
ditentukan (lihat gambar).
2. Pasang angkur pada keempat sudut dari posisi ambang yang telah
diukur. Dirikan mesin sondir hingga sentris terhadap titik penyondiran.
3. Pasang ambang penahan pada posisi yang telah ditentukan, kemudian
kunci dengan skrup angkur, sambil diatur hingga posisi mesin benar-
benar vertikal.
c. Kontrol oli didalam plunger (dengan menggunakan kunci plunger), bila
kurang tambahkan secukupnya sambil dikeluarkan udara yang
terperangkap di dalamnya.
d. Pasang manometer, sambil diatur posisinya hingga memudahkan dalam
pembacaan.
e. Stel konus pada stang yang pertama, kemudian pasang pada titik
penyondiran yang telah ditentukan tepat dibawah plunger (posisi plunger
berada paling atas). Posisi konus harus benar-benar vertikal. Bila perlu titik
penyon diran tsb, digali dengan linggis.
f. Pembacaan pada setiap interval kedalaman tertentu dilakukan sebagai
berikut:
59
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
60
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Qc = Cw × ( Api
Ac )
Api = π × ( Dpi )2 /4
= 3 , 14 × ( 3 , 5 )2 /4
= 10 , 17
Ac = π × ( Dc )2 /4
= 3 , 14 × ( 3 , 5 )2 /4
= 9,6162
Api
Qc ¿ Cw x( )
Ac
10 , 17
¿ 51 x( )
9,6162
¿ 53,937
Dengan:
Cw : Pembacaan manometer untuk nilai perlawanan conus
Api : Luas penampang piston
Tw : Pembacaaan manometer perlawanan conus dan geser
Ac : Luas penampang konus
Dpi : Diameter piston
Dc : Diameter conus
b. Perlawanan geser (fs) dihitung dengan menggunakan rumus:
Fs = (Tw-Cw)/(Api/As)
Fs = (80-51)/15
Fs = 1,933
Dengan:
Fs : Perlawanan geser
As : Luas selimut geser
61
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
c. Local friction (Lf) adalah perlawanan vertikal tanah terhadap kepala konus
dan perlawanan / gesekan tanah terhadap selubung biconus bagian atas
dalam gaya per satuan panjang. Dihitung dengan menggunakan rumus:
Lf = fs x interval penusukan 20 cm
= 1,933 x 20
Lf = 38,667
d. Total friction (Tf) atau jumlah hambatan pelekat (JHP) adalah perlawanan
geser tanah terhadap selubung biconus dengan menjumlahkan nilai Local
friction (Lf).
e. Angka Banding geser (Rf) adalah perbandingan Local friction (Fs)
terhadap Cone resistant (qc). Dengan didapat nilai Fr maka kita dapat juga
memperkirakan jenis tanah dengan melihat tabel Fr.
f. Konsistensi tanah menurut qc.
62
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
63
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
64
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
7.6 Dokumentasi
65
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
66
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
JOB VIII
N-SPT (STANDAR PENETRATION TEST)
Standar Acuan: ASTMD-1452–89
67
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
68
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
dengan alat bor. Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga
ujungnya menumpu ke tanah dasar. Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul
(dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
Pada pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15 cm. Kemudian
dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30 cm dan dilanjutkan sedalam
45. Pukulan kedua dan ketiga inilah muncul nilai "N" yang merupakan manifestasi
jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung standar mencapai kedalaman
45 cm.
Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah,
disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300
mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg,
yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian
dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing
tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk
memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan
N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).
Teknik pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk
mendapatkan hasil uji SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan
adalah teknik bor bilas (wash boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir
(auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran
harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji SPT
dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor bilas
maka mata bor yang digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping mata bor
dan bukan melalui ujung mata bor.
Apabila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang keluar
dari ujung mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat mengakibatkan
69
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
terjadinya pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada gilirannya akan
menghasikkan nilai N yang lebih rendah dari pada yang seharusnya.
8.2 Tujuan
Standar penetration test atau lebih sering dikenal sebagai SPT merupakan suatu
cara yang dilakukan di lapangan atau lokasi pekeerjaan yang bertujuan untuk
mengetahui atau mendapatkan daya dukung tanah secara langsung di proyek. Selain
itu tes ini juga bertujuan untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun
pengambilan contoh tanah dengan teknik penumbukan. Uji SPT ini merupakan
percobaan dinamis yang dilakukan dalam suatu lubang bor dengan memasukkan
tabung sampel yang berdiameter dalam 35 mm sedalam 305 mm dengan
menggunakan masa pendorong (palu) seberat 63,5 kg yang jatuh bebas dari
ketinggian 760 mm. Banyaknya pukulan palu tersebut untuk memasukkan tabung
smapel sedalam 305 dinyatakan sebagai nilai N. Pelaksanaan dilakukan dalam tiga
tahap yang mana tahap pertama merupakan dudukan. sementara Jumlah pukulan
untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memproleh nilai
pukulan N atau perlawanan SPT dinyatakan dalam pukulan per 30 cm.
8.3 Peralatan
1. Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya.
2. Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya.
3. Split barrel sampler
4. Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ±1%.
5. Alat penahan (tripod).
6. Rol meter.
7. Alat penyipat datar.
8. Kerekan.
9. Kunci-kunci pipa.
10. Tali yang cukup kuat untuk menarik palu.
11. Perlengkapan lain.
70
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
71
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
72
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
Ketebalan (m)
Tipe Sampel
DEPTH (m)
Pukulan
LOG Masing-masing
Penetrasi GRAFIK NSPT
Deskripsi Tanah NSPT
15 cm
1 2 3 0 10 20 30 40 50 60
0,0
-0,5
-1,0 Urugan (lempung
-1,5 berbatu), very stiff, 3,0
-2,0 warna coklat tua 9 12 15 27
-2,5
-3,0
-3,5
-4,0 >60 >60 >60
-4,5 Pasir Berbatu + Fosil
-5,0 Laut (Batuan Karang),
4,0
-5,5 Dense sampai Very
-6,0 Dense, Warna Abu-Abu 13 19 24 43
-6,5
-7,0
-7,5
-8,0 Pasir, Dense, Berbutir 7 12 16 28
2,0
-8,5 Halus, Warna Abu-Abu
-9,0
-9,5
-10,0 4 9 11 20
-10,5
-11,0
-11,5
-12,0 6 8 10 18
Pasir + Fosil (Batuan
-12,5
Karang), Medium
-13,0
Dense, Water Looses 8,0
-13,5
pada Kedalaman 12m -
-14,0 5 5 9 14
17m, Warna Abu-Abu
-14,5
-15,0
-15,5
-16,0 3 4 6 10
-16,5
-17,0
-17,5
-18,0 4 6 8 14
-18,5
-19,0
-19,5
Pasir Berlempung,
-20,0 4 4 6 10
Medium Dense sampai
-20,5
Dense, Waetr Looses 7,0
-21,0
pada Kedalaman 8m,
-21,5
Warna Abu-Abu
-22,0 6 8 9 17
-22,5
-23,0
-23,5
-24,0 9 14 19 33
-24,5
-25,0
-25,5
Pasir, Very Dense,
-26,0 21 >60 >60 >60
Berbutir Halus, Warna 4,0
-26,5
Abu-Abu
-27,0
-27,5
-28,0 19 24 29 53
-28,5
Pasir Karang, Very
-29,0
Dense, Warna Abu-Abu 2,0
-29,5
Kehitaman
-30,0 >60 >60 >60
73
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
8.2 Dokumentasi
74
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum Mekanika Tanah di Laboratorium Universitas
Bung Hatta. Dari percobaan ini dapat diketahui langkah-langkah untuk
melakukan pengujian tanah. Melalui praktikum ini kita dapat memahami tentang
hal ini, serta dapat mengaplikasikannya baik di dalam kegiatan laboratorium.
1) JOB I
Pada praktikum handbor, didapat MAT pada kedalaman 1,0 meter dengan
keadaan tanah yang lempung berbutir.
2) JOB II
Pada job 2 tentang konsolidasi mendapatkan nilai Pc yaitu 0,30 kg/cm2,
nilai Cc yaitu 0,045 ; nilai Cs yaitu 0,042.
3) JOB III
Pada job 3 yaitu tentang permeabilitas mendapat besarnya harga koefisien
permeabilitas rata-rata sebesar 0,039 cm3/detik.
4) JOB IV
Pada job 4 tentang triaxial didapat didapat nilai kohesi 0,970 kg/cm 2 dan sudut
geser dalam 10,2 o.
5) JOB V
Pada job 5 tentang unconfined didapat nilai qu undistrubed 0,265 kg/cm2, dan
nilai qu remouled sebesar 0,157 kg/cm2, sehingga di dapat nilai kekuatan tekan
bebas dan sensitifitas tanah 1,688 kg/cm2
6) JOB VI
Pada job 6 tentang direct shear didapat nilai kohesi 0,003 kg/cm2 dan sudut
geser 22,05 o.
7) JOB VII
75
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
II. SARAN
Untuk saudara/ri yang akan melakukan laboratorium selanjutnya harus lebih
teliti dalam melakukan pratikum. Jika salah dan ceroboh dalam melakukannya
ataupun bermain-main pada waktu pelaksaan di dalam laboratorium akan membuat
kita menjadi bingung dan hasil dari pengujian dan pelaksaan kita jauh dari yang di
harapkan. Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan suatu hal. Dan letakkan
sesuatu pada tempatnya, lakukan sesuatu pada waktunya.
Terima kasih kepada asisnten-asisnten instruktur yang telah membimbing kami
selama laboratorium. Semoga kami bisa menerapkan ilmu yang asisten berikan dan
yang kami dapatkan selama pelaksanaan pratikum mekanika tanah ini. Aamiin.
76
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
DAFTAR PUSTAKA
SNI 1965-2008. 2008. Cara Uji Penentuan Kadar air untuk tanah dan batuan di
Laboratorium. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 03-3637-1994. 1994. Metode Pengujian Berat isi tanah berbutir halus dengan
cetakan benda uji. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 1966-2008. 2008. Cara Uji Penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah.
Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 1967-2008. 2008. Cara Uji penentuan batas cair tanah. Badan Standarisasi
Nasional. Bandung,
SNI 3423-2008. 2008. Cara uji analisis ukuran butir tanah. Badan Standarisasi
Nasional.
SNI 3638-2012. 2012. Metode Uji Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif. Badan
Standarisasi Nasional. Bandung
SNI 3420-2016. 2016. Metode Uji Kuat Geser Tanah tidak Terkonsolidasi dan Tidak
Terdrainase. Badan Standarisasi Nasional. Bandung
SNI 2436-2008. 2008. Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti.
Badan Standarisasi Nasional. Bandung
SNI 2812-2011. 2011. Cara Uji Konsolidasi Tanah Satu Dimensi. Badan
Standarisasi Nasional. Bandung
SNI 3420-2016. 2016. Metode Uji Kuat Geser Langsung Tanah Tidak
Terkonsolidasi dan Tidak Terdrainase. Badan Standarisasi Nasional. Bandung
SNI 4813-1998. 1998. Cara Uji Triaksial Untuk Tanah Kohesif Dalam Keadaan
Tidak Terkonsolidasi dan Tidak Terdrainase (UU). Badan Standarisasi
Nasional. Bandung
SNI 3638-2012. 2012. Metode Uji Kuat Tekan Bebas Tanah Kohesif. Badan
Standarisasi Nasional. Bandung
77
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK1
MEKANIKA TANAH II GELOMBANG 4
78