KINERJA
Universitas Semarang
C.411.15.0061
Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya , penulis diberi kekuatan untuk meyelesaikan Tugas Akhir . Penulisan Tugas
Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Jenjang
Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang
Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan dari pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perkenankanlah
2. Bapak Purwanto, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Semarang.
3. Ibu Titik Nurhayati, ST, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Semarang
4. Ibu Ari Endang Jayati, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
5. Bapak Puri Muliandi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral
serta doa
vi
7. Serta sahabat serta teman- teman yang telah banyak membantu saya menyelesaikan
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sesempurna sebagaimana yang diharaokan,
untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini . Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para akademisi , praktisi ataupun untuk penelitian-
penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dan kesalahan yang ada
pada penyusunan laporan ini . Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
Semarang,
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8
ix
4.2 Perhitungan Pathloss Site Megawon ....................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 74
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
4.3 RSRQ Before Area Megawon..................................................................... 49
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Variasi MS (hre) dan Jarak d untuk Perhitungan Pathloss........... ...... 44
xiii
Tabel 4.12 Perbandingan Pathloss d = 8Km , hte = 38 m Nilai MS (hre) dari 1 – 8
meter.................................................................................................................... 57
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
vidio, dan data. Dengan meningkatnya permintaan layanan data, hal ini
jaringan 4G LTE ( Long Term Evolution) yang baik dan handal untuk user
Project ( 3GPP )
tidak tercapai nya parameter yang telah di tentukan oleh standar KPI( Key
1
2
jaringan 4G LTE di area tersebut, RSRP merupakan sinyal LTE power yang
agar dapat mencapai standart KPI untuk parameter RSRP dan RSRQ
lapangan untuk mengetahui kondisi real yang di alami oleh user atau
memodifikasi pada masa mendatang agar menjadi lebih baik . Dari metode
drive test ini dapat menjadi acuan untuk mengambil tindakan apa saja yang
harus di lakukan pada saat optimasi di lakukan pada saat penurunan kinerja
nya standart parameter yang telah di tentukan oleh KPI yaitu RSRP dan
jaringan 4G LTE untuk menentukan solusi apa yang harus dilakukan pada
qual dan RX-level sebagai acuan nya dengan bantuan software Tems
sebagai alat untuk aktivitas saat melakukan drive test. Pada penelitian
seluler yang berupa drop call , blocked call dan handover . Yang
layanan jaringan .
LTE ?
pathloss ) ?
Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini memiliki tujuan antara lain :
informasi
Penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini memiliki manfaat antara lain :
memperoleh data-data, baik itu data primer yang merupakan data dari
buku dan situs situs internet yang mendukung dan menujang penyusun
Dalam penulisan Tugas Akhir ini pembahasan dibagi menjadi 5 bab dan
memberikan uraian secara rinci mengenai Tugas Akhir , agar lebih mudah
berikut :
7
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi daerah-daerah kecil yang disebut sel. Setiap sel mempunyai daerah
selular dapat diterima dengan baik tergantung pada kuatnya sinyal batasan
sel para pemakainya. Tetapi, masih terdapat faktor lain yang dapat menjadi
kendala untuk sinyal yang dikirim dapat diterima dengan baik. Faktor lain
yang dimaksud adalah faktor geografis (alam). Ukuran sel pada system
2. Daya pemancar, yaitu Base Station (BS) dan Mobile Station (MS).
sendiri oleh kuatnya sinyal radio antar Base Station (BS) dan Mobile
bergerak, yaitu suatu komunikasi antara dua buah terminal dengan salah
8
9
pengguna pada cakupan area geografis yang cukup luas dalam frekuensi
STASIUN 1 STASIUN 2
media yang sama , contoh : Telepon dan Voice offer Internet Protocol
(Voip)
STASIUN 1 STASIUN 2
STASIUN 1 STASIUN 2
Ananto .2009)
1. PSTN
Office (MTSO)
analog, MSC berfungsi untuk mengatur agar sistem tetap beroperasi. Suatu
3. Base Station
sistem GSM, cell site (site). BTS merupakan bagian penting dalam cell site,
yang berfungsi mengalokasikan frekuensi dan daya serta kode walsh yang
akan digunakan oleh user. BTS memiliki peralatan fisik radio yang
a. Unit Kontrol
data signaling dengan Mobile Station (MS) dalam jaringan radio. Unit
menangani handoff dan untuk mengontrol level daya pancar pada Base
b. Unit Kanal
dalam setiap unit kanal. Sebagian besar unit kanal adalah unit kanal bicara.
12
seluler dapat dibedakan menjadi dua standar, yaitu standar 3GPP dan
adalah teknologi GSM yang merupakan generasi kedua (2G) sampai dengan
Yaqinudin .2017)
1. Generasi Pertama ( 1G )
sebagai telepon , kecepatan nya hanya mencapai 2.4 kbps . contoh teknologi
Phone System).
selain panggilan suara . Kecepatan jaringan pada teknologi ini yaitu dari 9
kbps ke 14,4 kbps . Contoh teknologi seluler generasi kedua yang sudah
menggunakan sistem digital yaitu GSM (Global System for Mobiles) dan
calls).
memberikan coverage dan kapasitas dan layanan yang lebih besar . Contoh
Bagian ini merupakan salah satu bagian terpenting dari sistem telepon
seluler. Mobile Station merupakan bagian yang berdiri sendiri dan dapat
Pada sistem jaringan GSM , kanal data dan suara dipertukarkan melalui
digital exchanges yang disebut MSC. MSC ini merupakan inti dari jaringan
HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan tetap yang berisi
pelanggan terkini.
jaringan.
16
bentuk kode yang digunakan untuk mengontrol pengguna jaringan yang sah
100 Mbps pada sisi downlink dan 50 Mbps pada sisi uplink. Selain memiliki
Arsitektur LTE terdiri atas dua bagian utama yakni LTE itu sendiri
Evolution) yang merupakan jantung dari sistem LTE ysng dikenal juga
arsitektur LTE :
pengguna. Pada jaringan GSM dikenal sebagai BTS dan pada jaringan
dan handover . Dengan demikian tidak ada lagi pengatur tambahan seperti
data yang berupa paket dari setiap UE. S-GW bersama denga SGSN juga
jaringan data antara UE denga Jaringan Paket data lain di luar 3GPP seperti
setiap bagian dari LTE/SAE. Pad saat UE tidak aktif, MME bertugas untuk
20
berlangsungnya komunikasi
a) OFDMA
diantaranya :
digunakan untuk membagi sumber yang ada pada OFDM sehingga dapat
access yang mana dapat digunakan untuk membedakan satu user dengan
user yang lain. Struktur OFDMA memiliki tiga jenis subcarrier, yaitu :
3. Null subcarrier untuk guard band dan tidak untuk transmisi data
b) SC-FDMA
optimal, salah satu faktornya adalah tingginya nilai PAPR (Peak Average
teknologi yang mempunyai nilai PAPR yang kecil , teknologi ini yaitu SC-
waktu yang lebih singkat dengan lebar subcarrier yang besar juga sehingga
apabila terkena Noise maka variasi daya yang terjadi antara carrier-nya tidak
puncak bentuk gelombang dibagi dengan nilai RMS dari bentuk gelombang.
(dalam hal ini UE). Namun pada sisi downlink tidak menjadi masalah
23
Maka dari itu pada sisi uplink digunakan SC-FDMA karena nilai PAPR nya
bumi yang dilalui, jarak, dan lain-lain. Beberapa faktor yang harus
(pathloss).
loss yang disebabkan oleh cuaca, kontur tanah dan lain-lain, agar tidak
difraksi, dan scattering. Path loss sangat penting dalam perhitungan link
mempengaruhi nilai level daya dan pathloss adalah jarak pengukuran antara
Tx dan Rx, tinggi antena (Tx dan Rx), serta jenis area pengukuran.
frekuensi 1500 MHz-2000 MHz yaitu model propagasi Cost 231 Hatta.
L (Urban) = (46.3 + 33.9 log fc – 13.82 log hte – a(hre)) + (44.9 – 6.55 log
a(hre) = (3.2 (log 11.75 hre)2 - 4.97) jika fc <= 300 MHz…………….....(4)
keterangan :
Link budget adalah perhitungan jumlah daya dan losses pada saat
pengiriman sinyal, mulai dari transmitter (Tx) sampai receiver (Rx). Link
budget menghitung seluruh gain dan loses pada sistem transmisi dari awal
budget. Link budget juga dihitung dengan melihat spesifikasi yang ada pada
a) Untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR yang
diinginkan di receiver.
tidak seragam. Fading terjadi karena adanya fenomena lebih dari satu
jangkauan gelombang tanah, yaitu daerah yang hanya bisa dijangkau oleh
gelombang langit. Fading bisa terjadi karena adanya akibat propagasi dari
jangkauan coverage. User yang berada di luar jangkauan maka tidak akan
……………………...................(5)
.=……………………………………………………….(6)
menjadi indicator bagus atau tidaknya performansi dari suatu jaringan GSM.
Parameter yang menjadi indikator dalam KPI ini meliputi Call Setup Sucess
Rate (CSSR), Call Drop Rate (CDR), dan Call Success Rate (CSR).
RSRP RSRQ
(PT.GCI Indonesia.2018)
1) Accesbility
ERAB untuk mengakses semua service termasuk VoIP dalam sel atau radio
attempt (titik A) dan successfull ERAB setup (titik B). Penjelasannya seperti
keberhasilan call setup untuk semua service pada sel atau radio network.
KPI ini dihitung berdasarkan perkalian antara RRC setup success rate KPI,
S1 connection signalling success rate KPI, dan ERAB success rate KPI.
Formula
Associsted
See Chapter 9 “Counter List”
Counters
Unite Percentage (%)
(Pranoto, Slamet . 2015)
2). Retainbility
Call drop rate KPI menunujukan call rate pada service VoIP pada sel
atau radio network. VoIP call drop muncul ketika VoIP ERAB release tidak
service VoIP adalah 1. Berikut ilustrasi dua prosedur yang dilakukan untuk
request:
31
Service drop rate KPI menunujukan call drop rate untuk semua
service pada sel atau radio network, termasuk VoIP. Sama dengan KPI call
drop rate KPI ini mengukur release abnormal pada EnodeB. Berikut definisi
3. Mobility
ke tempat lain tanpa terjadi pemutusan hubungan Ada tiga kategori mobility
32
frequency handover success rate dari locall cell atau radio network ke intra-
tersebut attempt pada source cell. Perhitungan HO sukses ada pada point C.
Menunjukan inter frequency handover success rate dari local cell atau
radio network ke inter frequency neighboring cell atau radio network. Untuk
Inter RAT Handover Out Success rate KPI menunjukan success rate
HO dari LTE cell or radio network ke WCDMA cell. Berikut skenario inter
Gambar 2.16 Inter RAT Handover Out Success Rate (Pranoto, Slamet .
2015)
2.6 Handover
Handover adalah proses perpindahan mobile user dari satu cell ke cell
yang lain pada saat mode dedicated atau UE sedang melakukan panggilan.
panggilan ketika mobile user berada di luar jangkauan source cell. Terdapat
sinyal yang lemah pada source cell yang telah melewati batas yang telah
35
ditentukan, kualitas yang kurang bagus, dan lainnya. Pada saat terjadi
handover koneksi dengan source cell diputus dan dipindahkan ke target cell.
Hal ini menunjukkan bahwa handover adalah proses yang sangat kompleks
dan kritis pada sistem GSM (Wardana, Lingga., Nuraksa Makodian. 2010)
b) Kerusakan Hardware
yang baik dalam suatu daerah dengan menggunakan data yang tersedia
seefisien mugkin. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika optimasi
jaringan yaitu:
lainnya.
36
4. Dilakukan pada cakupan daerah yang lebih kecil yang disebut dengan
jaringan. Proses awal yang dilakukan adalah melakukan drive test yang
setelah drive test yaitu mengubah tilt pada antenna. Tilting dibagi menjadi
tiga yaitu mechanical tiltl (pengubahan arah pancar antena secara vertikal) ,
electrical tilt (pengubahan sinyal fasa tiap elemen antena) dam azimuth tilt
a. Mechanical Tilt
mechanical downtilt adalah pengaturan arah antena secara vertikal (ke atas
Jarak = = ………………………….............……………(8)
Sudut= = …………….............……………….(9)
Keterangan :
Selain itu, suatu sinyal dari antenna memiliki batas dalam dan batas
dalam dan batas luar sinyal dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
Gambar 2.19 Pengukuran Batas Dalam dan Batas Luar Antena (Al-
b) Electrical tilt
elemen antena. Semakin besar nilai electrical maka semakin kecil pula
coverage yang diberikan. Tidak semua tipe antena dapat di ubah nilai
c) Azimuth Tilt
Sudut azimuth suatu satelit dari suatu titik tertentu adalah sudut yang
dibentuk oleh arah satelit dengan arah utara yang sebenarnya, diukur
berlawanan arah jarum jam. Jika stasiun bumi, satelit, dan titik subsatelit
40
terletak pada bidang yang sama, besarnya sudut azimuth dari stasiun bumi
ke satelit sama dengan dari stasiun bumi ke titik subsatelit. Sudut azimuth
timur stasiun bumi dan jika titik subsatelit dan stasiun bumi berada pada
belahan bumi utara atau selatan . Azimuth Tilt dapat diukur dengan
A’ = ................................................... (12)
hardware tertentu. Dari data yang telah diperoleh tersebut kita dapat
dilakukan baik karena terdapat masalah pada pemancar tersebut atau sebatas
(RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam lingkup Base
lain :
3. Kemampuan Handover
41
parameter perencanaan.
METODOLOGI PENELITIAN
suatu daerah yang terletak di kabupaten atau kota Kudus kecamatan Jati
bahasa Sansekerta, yaitu mega dan won. Mega berarti sesuatu yang sangat
agung, sesuatu yang memiliki nilai tinggi, dan sesuatu yang memiliki makna
dari alam yang memayungi dan memberi kesejukan pada dunia. Sementara
dapat diartikan sebagai suatu daerah yang memiliki makna tinggi dan sangat
megah serta agung, yaitu suatu perdikan yang memiliki makna tinggi,
telah diambil sebelum nya oleh engginer drive test PT GCI Indonesia
42
43
perangkat dari PT. GCI Indonesia Regional Jawa Tengah yang berupa data
IQC yang berbentuk excel yang di ambil pada tanggal 31 januari 2019
Mulai
Tidak
Apakah Data Sudah
Lengkap?
Ya
Tidak
Ya
Ya
Selesai
kecamatan jati yang di lakukan oleh engginer drive test PT GCI Indonesia
hasil dari drive test yang berupa logfile yang telah di report oleh RF
karena peningkatan jumlah user atau pelanggan dan juga letak geografis
suatu daerah .
berikut :
45
L (Urban) = (46.3 + 33.9 log fc – 13.82 log hte – a(hre)) + (44.9 – 6.55 log
Pathloss
1 1 1 , 3, 5 , 8 , 10
2 2 1 , 3, 5 , 8 , 10
3 3 1 , 3, 5 , 8 , 10
4 4 1 , 3, 5 , 8 , 10
5 5 1 , 3, 5 , 8 , 10
6 6 1 , 3, 5 , 8 , 10
7 7 1 , 3, 5 , 8 , 10
8 8 1 , 3, 5 , 8 , 10
kapasitas sinyal , maka akan di lakukan evaluasi jaringan yang berupa tilting
Tilt = ....................................(11)
frekuensi 1800 MHz dan bandwidth 15 MHz di area Megawon dengan site
KPI dari provider tersebut. Luas area yang dilakukan untuk drive test sekitar
142.97 Ha. Drive test dilakukan oleh engginer drive test PT. GCI Indonesia
software Genex Probe milik PT. GCI Indonesia yang harus terhubung
dengan perangkat GPS sehingga dapat mengetahui titik lokasi dimana drive
47
48
Dari gambar 4.1 dapat dilihat ada tiga cell yang mensupport jaringan
sekitar Megawon sendiri, memiliki cell identity dengan nomor 144 untuk
sektor 1 , 145 untuk sektor 2 dan 146 untuk sektor 3 yang mengcover area
Megawon
value sebanyak 107 , lalu pada sector 2 cell 145 memiliki value sebanyak
214 dan untuk sector 3 cell 146 memiliki value sebanyak 118
bagus, namun sangat belum maksimal sesuai dengan standar KPI. Dapat
dilihat pada gambar 4.2 Untuk area sekitar Megawon hanya ada 0,35 % nilai
RSRP yang lebih besar dari -80 dBm. Sedangkan 20,61 % nilai RSRP
49
berada diantara -95 dBm sampai -80 dBm dan 40,86 % bernilai -100 dBm
sampai -95 dBm. Hal tersebut sebenarnya sudah dikatakan bahwa kekuatan
KPI yaitu diatas -80 dBm. Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan
sinyal yang dipancarkan salah satunya dilihat dari letak geografis dan padat
banyaknya pohon pohon serta bangunan yang tinggi dan juga padatnya
dilihat di gambar 4.3, nilai RSRQ tidak ada yang lebih kecil -6 dB. Untuk
area sekitar Megawon, nilai RSRQ paling banyak berada di antara -15 dB
nilai -10 dB sampai -6 dB dan sisanya berada dibawah -15 dB. Nilai
50
tersebut masih jauh dari standar maksimal KPI yang sudah ditetapkan. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ukuran power bandwidth masih kurang,
Maka dapat diketahui dari hasil drive test bahwa jaringan 4G LTE
antenna sektoral yang bertujuan untuk meningkatkan nilai RSRP dan RSRQ
yang awalnya tidak optimal. Kemudian dengan penambahan site baru jika
Pada penelitian data yang di gunakan adalah data antena site megawon yang
1800 Mhz dan alokasi bandwidth sebesar 15 Mhz pada sampel wilayah
megawon , kudus .
setinggi 1-8 meter dengan jarak ( d ) antara base station (BS) ke mobile
231.
BS (hte) = 38 meter
MS (hre) = 1 meter
d = 1 Km ( Jarak BS – MS )
Untuk penelitian ini diambil nilai a (hre) untuk daerah kecil dengan
= 2,88079 – 4,27822
= -1,39743
52
= 136,2185 dB
1 1 1 136,2185 dB
2 1 3 152,7042 dB
3 1 5 160,3697 dB
4 1 8 167,4225 dB
5 1 10 170,771 dB
1 2 1 133,3378 dB
2 2 3 149,8234 dB
3 2 5 157,4889 dB
4 2 8 164,5417 dB
5 2 10 167,8902 dB
1 3 1 130,457dB
2 3 3 146,9426dB
3 3 5 154,6081dB
4 3 8 161,6609 dB
5 3 10 165,0094 dB
1 4 1 127,5762 dB
2 4 3 144,0618 dB
3 4 5 151,7273 dB
4 4 8 158,7801 dB
5 4 10 162,1286 dB
1 5 1 124,6954 dB
2 5 3 141,181 dB
3 5 5 148,8465 dB
4 5 8 155,8993 dB
5 5 10 159,2478 dB
1 6 1 121,8146 dB
2 6 3 138,3002 dB
3 6 5 145,9657dB
4 6 8 153,0185dB
5 6 10 156,367 dB
1 7 1 118,9338 dB
2 7 3 135,4194 dB
3 7 5 143,0849 dB
4 7 8 150,1377 dB
5 7 10 153,4862 dB
1 8 1 116,053 dB
2 8 3 132,5386 dB
3 8 5 140,2041 dB
4 8 8 147,2569 dB
5 8 10 150,6054 dB
1 136,2185 dB
2 133,3378 dB
3 130,457dB
d = 1km
4 127,5762 dB
BS hte = 38 m
5 124,6954 dB
6 121,8146 dB
7 118,9338 dB
8 116,053 dB
1 152,7042 dB
2 149,8234 dB
3 146,9426 dB
d = 3 km
4 144,0618 dB
BS hte = 38 m
5 141,181 dB
6 138,3002 dB
7 135,4194 dB
8 132,5386 dB
1 160,3697 dB
2 157,4889 dB
3 154,6081 dB
d = 5 km
4 151,7273dB
BS hte = 38 m
5 148,8465 dB
6 1245,9657 dB
7 143, 0849 dB
8 140. 2041 dB
1 167,4225 dB
2 164,5417 dB
3 161,6609 dB
d = 8 km
4 158,7801 dB
BS hte = 38 m
5 155,8993 dB
6 153,0185 dB
7 150,1377 dB
8 147,2569 dB
1 170,771 dB
2 167,8902dB
3 165,0094 dB
d = 10 km
4 162,1286 dB
BS hte = 38 m
5 159,2478 dB
6 156,367 dB
7 153,4862 dB
8 150,6054 dB
59
menghasilkan layanan kinerja jaringan yang baik dari segi coverage nya dan
juga kualitas sinyalnya dalam suatu daerah dengan menggunakan data yang
tersedia dari hasil drive test . Kendala yang di alami sehingga perlu di lakukan
azimuth antenna dan juga penambahan site baru jika memang di perlukan
area Megawon , kudus . Pada proses optimasi ini dilakukan terlebih dahulu
plotting dan analisis hasil drive test yang kemudian dilakukan rekomendasi
lemahnya daya sinyal informasi . Keluaran dari Laporan akhir ini adalah
kudus yang sesuai dengan nilai standart parameter KPI operator telkomsel
60
Tilt
Site Name Type Antena Sektor Azimuth
M T
KDS033M TDQ- 1 2 4
L1_MEGA 182020DE-
WONTBG 2 2 2
65F
ML1
3 2 2
Mulai
Optimasi
Perhitungan manual
Implementasi Lapangan
Ya
Tidak
Selesai
secara manual
C A
B
Pada gambar terlihat low coverage pada hasil drive test berada pada
kisaran -110db sampai -100 db dan area Low coverage yang dimana terletak
harapkan layanan data serta cakupan sinyal yang diterima oleh pengguna
lebih baik .
NO DESKRIPSI REKOMENDASI
MASALAH
1 Low coverage yang Melakukan physical tuning untuk
disebabkan oleh daya mengendalikan cakupan site
sinyal yang rendah , KDS033ML1_MEGAWONTBG
karena sektor 1 agar bisa memberikan
-Lokasi site performansi yang lebih baik
-Tinggi antena
-Arah pancar site
62
perubahan pada tilt dan azimuth pada antena agar bisa memberikan
performansi yang lebih baik . Dipilihnya metode optimasi berupa tilting dan
dibutuhkan data data konfigurasi antena pada site yang akan di optimasi
C A
Pada gambar terlihat low quality pada hasil drive test berada pada
kisaran -15 db sampai – 10 db dan area Low Quality yang dimana terletak
63
pada area C yang di cover oleh sector 3 . Sehingga perlu di lakukan optimasi
layanan data serta kualitas sinyal yang diterima oleh pengguna lebih baik .
NO DESKRIPSI MASALAH
REKOMENDASI
1 - Terjadinya handover Untuk mengatasi adanya
berulang dan drop call yang handover berulang drop
disebabkan karna tidak ada call yang dapat
server yang dominan mempengaruhi kualitas
- kualitas sinyal rendah yang sinyal maka yang dapat
di sebabkan oleh lokasi site dilakukan sebagai berikut
dan juga -Mengubah arah antena
padatnya penduduk -Tilting antena ( jika di
perlukan ) dan perubahan
azimuth
-Perencanaan site baru jika
di perlukan
pembuatan site baru . dipilih nya metode optimasi tilting dan azimuth serta
Altitude : 12 m
Vertical Beamwidth : 5
Jarak Mainbean =
= 0,380 km
= 267,4 m
= 0,2674 km
65
= 653,9 m
= 0,6539 km
hanyalah 0,45 Km. Meskipun cakupan sinyal terluar dapat mencapai jarak
area blindspot namun ketika dilakukan drive test hasil yang didapatkan
daerah yang dilalui sinyal terdapat banyaknya pohon pohon tinggi serta
Diumpamakan jarak sinyal pancar terluar dari antenna yaitu 1,5 Km,
maka tilt antenna yang dibentuk agar outer radius coverage mencapai 1,5
Km yaitu :
66
Tilt =
= ˜
Jarak Mainbean =
= 0,572 km
= 351,1 m
= 0,3511 km
67
= 1527,5 m
= 1,5 km
outer radius coverage sejauh 1,5 Km. Hal tersebut terjadi setelah diatur
sudut pada antenna. Dengan semakin jauh pancaran luar antenna tersebut
serta pohon-pohon tinggi yang dilewati sinyal tersebut dan kekuatan sinyal
Untuk kualitas sinyal melihat azimuth dari antenna di cell identity 144.
Dapat diketahui bahwa azimuth awal dari antenna adalah dan ternyata
di daerah A memiliki kekuatan sinyal yang bagus tidak seperti awal sebelum
C A
Optimasi
BEFORE AFTER
Range
Value % Value %
Pada tabel 4.17 menunjukan data perbandingan drive test before dan
drive test after setelah di lakukan nya optimasi, untuk parameter RSRP
20,61 % nilai RSRP berada diantara -95 dBm sampai -80 dBm dan 40,86 %
bernilai -100 dBm sampai -95 dBm dan setelah di lakukan optimasi nilai
RSRP menjadi 31,68 % nilai RSRP berada diantara -95 dBm sampai -80
69
dBm dan 68,84 % bernilai -100 dBm sampai -95 dBm. Dan untuk kategori
Altitude : 14 m
Vertical Beamwidth : 5
Jarak Mainbean =
= 0.572 km
= 351,1 m
= 0,3511 km
70
= 1527,5 m = 1,5 km
sedangkan jarak dari antenna ke blindspot hanyalah 0.45 Km. hal tersebut
sinyal di area C
Jika dari segi tilt antenna tidak menyebabkan suatu masalah, berarti
kita perlu melihat azimuth dari antenna di cell identity 146. Pada data
konfigurasi antena pada sector 3 dapat diketahui bahwa azimuth awal dari
yang nantinya akan menyebabkan drop calll dan handover diarea tersebut.
agar tidak terjadi celah sudut yang cukup lebar . Setelah dilakukan
A
C
Optimasi
BEFORE AFTER
Range
Value % Value %
-6 to 0 dB 0 0,00% 4 0,31%
Pada tabel 4.18 menunjukan data perbandingan drive test before dan
drive test after setelah di lakukan nya optimasi , untuk parameter RSRQ
kualitas yang rendah di peroleh nilai RSRQ 47,92 % nilai RSRQ berada
dan setelah di lakukan optimasi nilai RSRQ menjadi 62,20 % nilai RSRQ
72
berada diantara -15 dB sampai -10 dB dan 26,02 % bernilai -10 dB sampai -
optimasi yaitu :
Tilt
Site Name Type Antena Sektor Azimuth
M T
KDS033M TDQ- 1 2 2
L1_MEG 182020DE-
AWONTB 2 2 2
65F
GML1
3 2 2
Pada tabel 4.17 terlihat perubahan pada antena sektor 1 dan 3 baik
melalui tilting antena maupun perubahan azimuth , hal itu di lakukan untuk
antena sektor 1 dan antena sektor 3 , namun pada antena sektor 2 tidak
sudah baiknya kinerja layanan jaringan di area yang di cover oleh antena
sektor 2
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
megawon kudus
secara azimuth tilt serta mechanical tilt dan elektrical tilt yang di
-95 dBm sampai -80 dBm sebanyak 31,68 % dan untuk range -100
pada sektor 1 nilai RSRP yang berada pada range -95 dBm sampai -80
73
74
6. dBm menjadi sebanyak 20,61 % dan untuk range -100 dBm sampai -
0,92 %
di lakukan optimasi pada sektor 3 nilai RSRQ yang berada pada range
-15 dBm sampai -10 dBm menjadi sebanyak 62,20 % dan untuk
5.2 Saran
[1]Adiono, Trio. Kusmawati, Astrini. 2017. “LTE and LTE advanced Handbook”.
Sons.Ltd
[4]C. S. Inc.2016, “The Link Budget and Fade Margin,” Campbell Sci. Inc.,
74
75
[11]Ulfah , Maria . 2016 . Perhitungan Pathloss Teknologi Long Term Evolution (LTE)
Jakarta Selatan