ELEKTRONIKA DIGITAL
(GERBANG LOGIKA, RANGKAIAN SEKUENSIAL, DAN RANGKAIAN KOMBINASI)
Asisten
ALI HASAN HARIYADI NRP. 02311840000003
i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ELEKTRONIKA – P3
ELEKTRONIKA DIGITAL
(GERBANG LOGIKA, RANGKAIAN SEKUENSIAL, DAN RANGKAIAN KOMBINASI)
Asisten
ALI HASAN HARIYADI NRP. 02311840000003
ii
ABSTRAK
Pada praktikum (P3) Elektronika Digital ini, dibahas mengenai prinsip serta cara
kerja dari gerbang logika, khususnya gerbang logika AND, OR, NOT, NAND,
NOR dan pembuatan rangkaian dari persamaan logika dengan metode karnaugh
map. Selain itu karakteristik dan cara kerja rangkaian sekuensial (flip flop dan
counter) dan rangkaian kombinasi (multiplexer) juga dibahas melalui hasil simulasi
yang telah dirangkai saat praktikum dengan menggunakan Software Proteus 8
Professional. Hasil simulasi akan dihasilkan tabel kebenaran, dan kemudian
dibandingkan secara analisis dengan tabel kebenaran yang sesuai dengan teori yang
sudah ada.
Kata kunci: Gerbang logika, AND, OR, NOT, NAND, NOR, Flip Flop, Counter,
Multiplexer
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
(P3) yang berjudul “Elektronika Digital (Rangkaian Logika, Rangkaian Sekuensial,
dan Rangkaian Kombinasi)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas setelah dilakukannya praktikum dan
asistensi setelah dilakukannya praktikum. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang elektronika digital bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. IR. Ali Musyafa M.SC.
serta seluruh dosen pengampu mata kuliah elektronika lainnya, Mas Ali Hasan
Hariyadi selaku asisten laboratorium kali ini beserta seluruh asisten laboratorium
yang lainnya dan Laboratorium Fisis sendiri yang telah membantu kelancaran saya
dalam melaksanakan praktikum dan dapat menyelesaikan laporan ini sehingga
dapat menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua namanya, terimakasih atas bantuan serta bimbingannya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari, laporan yang saya
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.3 Demultiplexer ......................................................................... 15
BAB III: METODOLOGI .................................................................................. 17
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 17
3.2 Langkah Kerja .................................................................................. 17
3.2.1 Gerbang Logika ...................................................................... 17
3.2.2 Flip Flop ................................................................................. 17
3.2.3 Counter ................................................................................... 18
3.2.4 Multiplexer ............................................................................. 19
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 20
4.1 Hasil ................................................................................................. 20
4.1.1 Gerbang Logika ...................................................................... 20
4.1.2 Flip Flop ................................................................................. 21
4.1.3 Counter ................................................................................... 22
4.1.4 Multiplexer ............................................................................. 23
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 25
4.2.1 Gerbang Logika ...................................................................... 25
4.2.2 Flip Flop ................................................................................. 26
4.2.3 Counter ................................................................................... 29
4.2.4 Multiplexer ............................................................................. 31
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 32
5.1 Keismpulan ...................................................................................... 32
5.2 Saran ................................................................................................ 33
Daftar Pustaka ................................................................................................. 34
Lampiran ......................................................................................................... 35
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.31 Rangkaian Up Counter 3 bit (hasil perhitungan menggunakan K-map)
Gambar 4.32 Rangkaian Multiplexer 2 select line
Gambar 4.33 Rangkaian Multiplexer 4 to 1 (child sheet)
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum “Elektronika Digital” kali ini agar dapat memahami
prinsip gerbang logika, mampu menurunkan gerbang logika dalam rangkaian
digital, dapat memahami karakteristik dan cara kerja rangkaian sekuensial (flip flop
dan counter), mampu mendesain rangkaian counter dari rangkaian flip flop, serta
dapat memahami karakteristik dan cara kerja rangkaian kombinasi yaitu
multiplexer.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1.2 Gerbang OR
Gerbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki 2
buah saluran masukan atau lebih dan sebuah saluran keluaran . Berapapun jumlah
saluran masukan yang dimiliki oleh sebuah gerbang OR, maka tetap memiliki
prinsip kerja yang sama dimana kondisi keluarannya akan berlogika 1 bila salah
satu atau semua saluran masukannya berlogika 1. Selain itu output berlogika 0.
(Sugiartowo,2018)
3
Gambar 2.3 Gerbang NOT
4
2.1.5 Gerbang NOR
Gerbang NOR adalah pengembangan dari gerbang OR. Pengembangan ini
berupa pemasangan gerbang NOT pada keluaran dari gerbang OR. Gambar 2.5
menunjukan gabungan ini beserta simbol dari gerbang NOR. Karena pada
dasarnya gerbang OR yang keluaranya dibalik maka tabel kebenarannya adalah
kebalikan dari tabel kebenaran gerbang OR. (Sugiartowo,2018)
5
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 2.6 Tabel kebenaran Gerbang XOR
6
dan hasil pelingkaran akan ditampilkan dalam bentuk operasi penjumlahan. Hasil
inilah yang merupakan bentuk sederhana dari ungkapan boole suatu rangkaian
logika. Dua kolom atau baris pada peta karnaugh dikatakan adjacent satu sama
lain jika variabel keduanya hanya berbeda satu variable, sehingga variabel itu
dapat dihilangkan dan akibatnya fungsi logika itu menjadi lebih sederhana
(Nripendra, 1993)
7
Gambar 2.8 Simbol logika RS Flip Flop
8
2.2.4 2
Merupakan modifikasi dari JK flip-flop, dengan menggabungkan kedua
masukan J dan K sehinga keluaran akan berubah-ubah sesuai perubahan pada
clock-nya. Rangkaian T flip-flop dapat dilihat pada Gambar 2.11. (Laboratorium
Pengukuran, Keandalan, Resiko dan Keselamatan Teknik Fisika ITS, 2020)
2.2.5 Counter
Counter adalah rangkaian penghitung ataupencacah digital yang merupakan
rangkaian dari “clock” sekuensial yang hampir sama. Terdiri dari flip-flop dan
juga gerbang kombinasi dengan system sambungan umpan balik (feedback) yaitu
suatuistilah untuk digunakan di elektronika digital padasaat menghitung logika.
Gerbang logika didalam counter dihubungkan dengan masing-masingsaluran
untuk memproduksi penjelasan gerbang awal dari kondisi sekuensial biner. Pada
umumnya counter digunakan untuk menghitung banyaknya pulsa yang dimasukan
pada suatu rangkaian digital. Pada peralatan elektronika hampir seluruh
menggunakan sistem digital yang rangkaiannya berisi suatu alat yang bisa
mengontrol urutan operasi program. Alat itu disebut dengan pencacah atau
counter. (Utama,2019)
Dasardh (2020:3.24) menegaskan “Penghitung pada dasarnya digunakan
untuk menghitung jumlah pulsa clock yang diterapkan. itu juga dapat digunakan
untuk pengukuran waktu pembagifrekuensi. pengukuran frekuensi. Pengukuran
rentang, lebar pulsa dan generator bentuk gelombang.” Penghitung adalah register
yang mampu menghitung jumlah pulsa clock yang tiba pada input clock-nya.
Menurut jumlah pulsa yang dapat dicacah. Hitung mewakili jumlah pulsa clock
yang tiba. Urutan kondisi yang ditentukan muncul sebagai output penghitung.
9
Gambar 2.12 Diagram blok Counter
10
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa input Clock terhubung langsung
dengan empat flip-flop dan kedua input J-K tinggi. Dengan itu, J-K flip-flop akan
beroperasi dalam mode toggle dan pola frekuensi divide-by-two dapat diperoleh
dari output masing-masing flip-flop. Sirkuit ini tidak bisa dijadikan sebagai
penghitung. Untuk mencapaiurutan biner, input J-K dari flip-flop akan
dihubungkan ke output tahap sebelumnya secara langsung atau dengan beberapa
pengaturan khusus. Dalam Counter Sinkron juga terdapat istilah carry
propagation delay, yang dimana terdapat perbedaan manipulasi gerbang yang
menyebabkan perbedaan waktu tunda. Counter sinkron ini secara logis mengatur
flip-flop dan gerbang logika AND untuk mengimplementasikan fungsi
perhitungan tersebut. Dengan ini, Counter Sinkron bisa dikatakan lebih cepat
pengoperasiannya dibandingkan dengan Counter Asinkron, karena setiap flip-
flop nya tidak menerima input dari Clock secara bersamaan. (Utama,2019)
a) Up Counter
Pada counter sinkron, sumber clock diberikan pada masing-masing
masukan clock dari flip-flop penyusunnya, sehingga apabila ada perubahan
pulsa dari sumber, maka perubahan tersebut akan memicu seluruh flip-flop
secara bersama-sama. Dapat dilihat pada Gambar 2.15. (Laboratorium
Pengukuran, Keandalan, Resiko dan Keselamatan Teknik Fisika ITS,2020)
11
Sebuah counter disebut sebagai up counter jika dapat menghitung secara
berurutan mulai dari bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Contoh: 0-
1-2-3-4-5-6-7-0-1-2- .... Sedangkan down counter adalah counter yang
dapat menghitung secara berurutan dari bilangan terbesar ke bilangan
terkecil. (Laboratorium Pengukuran, Keandalan, Resiko dan Keselamatan
Teknik Fisika ITS, 2020)
b) Down Counter
Berdasarkan tabel PS/NS, dapat dilihat bahwa down counting merupakan
kebalikan dari up counting, sehingga rangkaiannya masih tetap
menggunakan rangkaian up counter, hanya keluarannya diambilkan dari Q
masing-masing flip-flop. Bentuk rangkaian down counter yaitu pada
Gambar 2.16. (Laboratorium Pengukuran, Keandalan, Resiko dan
Keselamatan Teknik Fisika ITS, 2020)
c) Up-Down Counter
Rangkaian up/down counter merupakan gabungan dari up counter dan down
counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara up dan down
karena adanya masukan eksternal sebagai control yang menentukan saat
menghitung up atau down. Pada Gambar 2.17 ditunjukkan rangkaian
up/down counter sinkron 3 bit. Jika masukan CNTRL bernilai ‘1’ maka
counter akan menghitung naik (up), sedangkan jika masukan CNTRL
bernilai ‘0’, counter akan menghitung turun (down). (Laboratorium
Pengukuran, Keandalan, Resiko dan Keselamatan Teknik Fisika ITS, 2020)
12
Gambar 2.17 Rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit
13
Gambar 2.18 Simbol Multiplexer 4 to 1
Dilihat dari masukan dan keluaran dari sebuah multiplexer 4 to 1, dapat dibuat
tabel kebenaran seperti tabel 2.8 dibawah ini :
S1 S0 Y
0 0 I0
0 1 I1
1 0 I2
1 1 I3
Tabel 2.8 Tabel kebenaran Multiplexer 4 to 1
14
2.3.2 Demultiplexer
Demultiplexer sering disebut dengan DEMUX, fungsi rangkaian
demultiplexer merupakan kebalikan dari fungsi rangkaian multiplexer.
Demultiplexer merupakan rangkaian yang berfungsi menyalurkan data yang ada
pada masukanya ke salah satu dari beberapa keluaranya dengan bantuan sinyal
pemilih atau sinyal kontrol (S). (Sugiartowo,2018)
Dilihat dari masukan dan keluaran dari sebuah demultiplexer 1 to 4, dapat dibuat
tabel kebenaran seperti tabel 2.9 dibawah ini:
𝑆1 𝑆0 𝑌̅0 𝑌̅1 𝑌̅2 𝑌̅3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1
Tabel 2.9 Tabel kebenaran Demultiplexer 1 to 4
15
Gambar 2.21 Rangkaian Demulti plexer 1 to 4
(Sugiartowo,2018)
16
BAB III
METODOLOGI
17
Gambar 3.22 Rangkaian RS Flip-flop menggunakan gerbang NOR
3.2.3 Counter
1. Buat rangkaian seperti Gambar 3.24.
18
2. Buatlah rangkaian Up Counter sinkron 3bit dengan menggunakan metode
K-Map
3. Bandingkan rangkaianmu dengan Gambar 3.24.
4. Analisis apakah ada perbedaan hasil rangkaianmu dengan Gambar 3.24.
5. Aktifkan rangkaian pada Gambar 3.24 dan catat data dengan membuat
tabel hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian
6. Analisis tabel kebenaran rangkaian pada Gambar 3.24.
3.2.4 Multiplexer
1. Susun rangkaian multiplexer 2 select line seperti Gambar 3.25.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukannya praktikum menggunakan simulasi dari Software Proteus
8 Professional, berikut hasil yang didapatkan pada masing-masing rangkaian yang
telah dibuat saat praktikum.
4.1.1 Gerbang Logika
̅ + CD
Gambar 4.27 Rangkaian logika F = A + BC ̅
20
̅ + CD
F = A + BC ̅
Nilai Input Output
Desimal A B C D (LED)
0 0 0 0 0 Mati
1 0 0 0 1 Mati
2 0 0 1 0 Nyala
3 0 0 1 1 Mati
4 0 1 0 0 Nyala
5 0 1 0 1 Nyala
6 0 1 1 0 Nyala
7 0 1 1 1 Mati
8 1 0 0 0 Nyala
9 1 0 0 1 Nyala
10 1 0 1 0 Nyala
11 1 0 1 1 Nyala
12 1 1 0 0 Nyala
13 1 1 0 1 Nyala
14 1 1 1 0 Nyala
15 1 1 1 1 Nyala
̅ + CD
Tabel 4.10 Tabel kebenaran rangkaian logika F = A + BC ̅
21
Gambar 4.29 Rangkaian RS Flip Flop menggunakan gerbang NAND
4.1.3 Counter
22
Gambar 4.31 Rangkaian Up Counter 3 bit (hasil perhitungan
menggunakan K-map)
4.1.4 Multiplexer
23
Gambar 4.33 Rangkaian Multiplexer 4 to 1 (child sheet)
Input Output
S0 S1 D0 D1 D2 D3 X Ket
0 0 0 0 atau 1 0 atau 1 0 atau 1 0
D0
0 0 1 0 atau 1 0 atau 1 0 atau 1 1
0 1 0 atau 1 0 0 atau 1 0 atau 1 0
D1
0 1 0 atau 1 1 0 atau 1 0 atau 1 1
1 0 0 atau 1 0 atau 1 0 0 atau 1 0
D2
1 0 0 atau 1 0 atau 1 1 0 atau 1 1
1 1 0 atau 1 0 atau 1 0 atau 1 0 0
D3
1 1 0 atau 1 0 atau 1 0 atau 1 1 1
Tabel 4.14 Tabel kebenaran hasil simulasi rangkaian Multiplexer saat
praktikum
24
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gerbang Logika
Pada praktikum bagian gerbang logika, pertama dibuat rangkaian logika
̅B
dengan persamaan yang telah diberikan di dalam modul, yaitu F = A ̅ CD
̅ +A
̅ BD
̅
̅ D + AB + ACD + AB
+ BC ̅ . Rangkaian ini dibuat menggunakan software proteus
8 pro (gambar 4.26). Kemudian persamaan logika tersebut disederhanakan
menggunakan perhitungan karnaugh map, berikut adalah tabel karnaugh map dan
pengelompokannya untuk menyederhanakan persamaan
̅̅̅̅CD
Karnaugh Map F = AB ̅ +A
̅ BD
̅ + BC
̅ D + AB + ACD + AB
̅
̅̅̅̅
AB ̅B
A AB ̅
AB
̅̅̅̅
CD 0 1 1 1
̅D
C 0 1 1 1
CD 0 0 1 1
̅
CD 1 1 1 1
25
̅
logika dengan 2 input dikarenakan akan meng”kali”kan 2 wires yaitu B dengan C
̅ . Kemudian dibutuhkan 2 gerbang logika NOT untuk
serta juga C dengan D
̅ dan D
menghasilkan output berupa “bar” atau kebalikan dari inputnya, seperti C ̅.
NOT ini diletakan sebelum gerbang logika AND, karena dalam gerbang logika
̅ dan D
AND ada yang dibutuhkan input berupa C ̅.
Pada simulasi ini, A, B, C dan D yang merupakan bilangan biner yang akan
di kombinasi dengan urut dari nilai desimal 0 sampai 15 (karena 4 bit). Kombinasi
bilangan biner pada rangkaian ini digunakan komponen logicstate, yaitu
komponen yang bisa memberi input kepada gerbang logika yang disambungnya
dengan nilai 0 (low) atau 1 (high). Sehingga dengan logicstate kita bisa mengatur
kombinasi 0000 sampai 1111.
Kemudian output dari rangkaian ini diberikan LED yang dapat menyala atau
mati tergantung dari kombinasi biner yang kita berikan pada rangkaian logika ini.
Dapat dilihat berdasarkan tabel kebenaran dari hasil simulasi rangkaian logika ini
(Tabel 4.10), didapatkan bahwa pada kombinasi biner 0000 (0), 0001 (1), 0011
(3), dan 0111 (7) lampu LED akan dalam kondisi mati. Sedangkan sisa kombinasi
biner yang lainnya, lampu LED akan dalam kondisi menyala. Jika outputnya
menggunakan logicprobe arti dari lampu LED menyala adalah nilai yang keluar
pada logicprobe merupakan 1 (high) sedangkan sebaliknya jika lampu LED mati
artinya nilai yang keluar pada logicprobe bernilai 0 (low).
26
merupakan hasil output gerbang logika OR yang di-invert (menjadi
kebalikannya). Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan output
yang dimiliki oleh NOR (Y = ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
A + B) sedangkan OR (Y = A + B).
Pada saat simulasi telah dihasilkan berupa tabel kebenaran dari gerbang
logika NOR dan dibutuhkan 5 kondisi input yang berbeda pada kedua gerbang
logika agar dapat dihasilkan seluruh kombinasi outputnya. Berikut tabel
kebenaran pada hasil simulasi rangkaian RS flip flop gerbang logika NOR akan
dibandingkan dengan tabel kebenaran dari gerbang logika NOR.
RS FLIP FLOP (NOR)
Input NOR Output
Kondisi
A B = Y' Y = A' B' Y Y'
Kombinasi 1 0 0 1 0 1 0
Kombinasi 2 0 1 0 0 0 1
Kombinasi 3 1 0 0 1 0 0
Kombinasi 4 0 0 1 1 1 0
Kombinasi 5 1 1 0 0 0 1
Tabel 4.16 Tabel kebenaran hasil simulasi rangkaian RS FLIP FLOP (NOR)
saat praktikum
Input Output
A B Y = ̅̅̅̅̅̅̅̅̅
A + B
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
Tabel 4.17 Tabel kebenaran Gerbang NOR
Dapat dilihat dari tabel 4.16 dan 4.17 dapat kita bandingkan bahwa tabel
kebenaran pada hasil simulasi rangkaian RS flip flop (NOR) saat praktikum sudah
sesuai dengan tabel kebenaran menurut teori gerbang logika NOR yang sudah ada.
Input dan output sudah sesuai dengan persamaan yang ada.
Lalu untuk gerbang NAND, gerbang logika NAND sendiri juga memiliki
kesamaan dengan gerbang logika AND yaitu perkalian lebih dari 1 input. Tetapi
27
pada gerbang logika NAND hasil output yang dihasilkan berbeda dengan gerbang
logika AND. Hasil output gerbang logika NOR merupakan hasil output gerbang
logika OR yang di-invert (menjadi kebalikannya). Hal ini dapat dibuktikan dengan
menggunakan persamaan output yang dimiliki oleh NAND (Y = ̅̅̅̅̅
A. B) sedangkan
AND (Y = A.B).
Pada saat simulasi telah dihasilkan berupa tabel kebenaran dari gerbang
logika NAND dan dibutuhkan 5 kondisi input yang berbeda pada kedua gerbang
logika agar dapat dihasilkan seluruh kombinasi outputnya. Berikut tabel
kebenaran pada hasil simulasi rangkaian RS flip flop gerbang logika NAND akan
dibandingkan dengan tabel kebenaran dari gerbang logika AND.
RS FLIP FLOP (NAND)
Input NAND Output
Kondisi
A B = Y' Y = A' B' Y Y'
Kombinasi 1 0 1 1 0 1 1
Kombinasi 2 1 0 1 1 1 0
Kombinasi 3 0 0 1 1 1 0
Kombinasi 4 1 1 0 0 0 1
Kombinasi 5 1 1 0 1 0 1
Tabel 4.18 Tabel kebenaran hasil simulasi rangkaian RS FLIP FLOP
(NAND) saat praktikum
Input Output
A B Y = ̅̅̅̅̅
A. B
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Tabel 4.19 Tabel kebenaran Gerbang NAND
Dapat dilihat dari tabel 4.18 dan 4.19 dapat kita bandingkan bahwa tabel
kebenaran pada hasil simulasi rangkaian RS flip flop (NAND) saat praktikum
sudah sesuai dengan tabel kebenaran menurut teori gerbang logika NAND yang
sudah ada.
28
4.2.3 Counter
Pada bagian praktikum ini, dibuat rangkaian up counter 3 bit menggunakan
metode perhitungan karnaugh map. Setelah itu hasil rangkaian up counter 3 bit
yang dirangkai dengan perhitungan karnaugh map, dibandingkan bentuk
rangkaiannya dan tabel kebenarannya dengan yang terdapat pada modul.
Berdasarkan hasil merangkai rangkaian up counter 3 bit saat praktikum dapat
dibandingkan dengan rangkaian up counter 3 bit yang terdapat pada modul bahwa
rangkaian tersebut sama dan sudah sesuai, bisa dibandingkan dengan dilihatnya
gambar 4.30 dan 4.31.
Langkah membuat rangkaian up counter 3 bit dengan metode perhitungan
karnaugh map, sebelumnya perlu dibuat tabel kebenaran 3 bit (3 angka biner A,
B dan C) kemudian karena digunakan flip flop jenis JK untuk input dan output
setiap huruf biner maka perlu dikalkulasikan dengan tabel kebenaran JK flip flop.
Setelah itu baru bisa dikalkulasikan dengan menggunakan karnaugh map untuk
menentukan input dari setiap JK flip flop akan disambung wire dengan apa saja.
Berikut bentuk tabel kebenaran 3 bit (3 angka biner A, B dan C), hasil kalkulasi
dengan tabel kebenaran JK flip flop, dan karnaugh map nya.
Current State
Next State
Bil Des.
A B C A' B' C'
0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 0 1 0
2 0 1 0 0 1 1
3 0 1 1 1 0 0
4 1 0 0 1 0 1
5 1 0 1 1 1 0
6 1 1 0 1 1 1
7 1 1 1 0 0 0
Tabel 4.20 Tabel kebenaran 3 bit (3 angka biner A, B dan C) saat merangkai
rangkaian up counter pada praktikum
JA KA JB KB JC KC
0 X 0 X 1 X
0 X 1 X X 1
0 X X 0 1 X
1 X X 1 X 1
29
X 0 0 X 1 X
X 0 1 X X 1
X 0 X 0 1 X
X 1 X 1 X 1
Tabel 4.21 Hasil kalkulasi setiap huruf biner nya (current state & next state)
terhadap tabel kebenaran JK flip flop
Dapat dilihat berdasarkan perhitungan karnaugh map yang telah dibuat, input
dari JA dan KA akan menggunakan gerbang logika AND dengan meng”kali”kan
output JK flip flop B (QB)dan C(QC). Kemudian input dari JB dan KB yaitu tidak
menggunakan gerbang logika karena hanya perlu menggunakan 1 wire saja untuk
menghubungkan ke output JK flip flop C (QC). Lalu input dari JC dan KC karena
hasil nya sama dengan 1 maka bisa disambungkan dengan power (jika ingin saat
di run secara automatis dalam kondisi 1 atau high) atau dengan logicstate (jika
ingin saat di run harus secara manual di click logicstatenya sehingga yang awalnya
dalam kondisi 0 atau low akan berubah menjadi kondisi 1 atau high).
Kemudian untuk 7 segment disambungkan terhadap output dari masing –
masing JK flip flop. Karena 3 bit, sehingga terdapa 3 JK flip flop yang outputnya
masing-masing disambungkan kepada input 7 segment. Agar bisa menyala, 7
segment yang memiliki 4 input, salah satu input nya harus disambungkan ground,
karena 3 input lainnya hanya didapatkan dari output QA, QB dan QC.
30
Rangkaian ini disebut rangkaian up counter dikarenakan input yang
dibutuhkan dari 7 segment berupa output Q dari JK flip flop. Sedangkan jika input
̅ akan menjadi rangkaian down counter
7 segment disambung dengan output Q
(hitung mundur).
Kemudian simulasi ini juga dihasilkan tabel kebenaran dari logicstate yang
disambungkan terhadap output JK flip flop (QA, QB, dan QC) dengan hasil angka
yang muncul di 7 segment (tabel 4.13). Pada tabel 4.13 dapat dibandingkan dan
disimpulkan bahwa tabel kebenaran pada rangkaian yang telah dibuat
menggunakan metode perhitungan karnaugh map disimulasikan sudah sesuai
dengan tabel kebenaran rangkaian up counter yang ada secara teori. Yaitu dengan
tanda bahwa 3 angka kombinasi biner yang muncul dari logicstate menunjukan
angka digital yang sesuai dan seharusnya pada 7 segment, contoh nya jika angka
biner menunjukan angka 000 pada 7 segment menunjukan angka 0 juga begitupun
seterusnya sampai angka biner menunjukan angka 111 pada 7 segment
menunjukan angka 7.
4.2.4 Multiplexer
Rangkaian ini merupakan rangkaian logika yag menerima banyak input-an
dan menghasilkan satu output-an. Sederhananya rangkaian ini bekerja seperti
saklar yang akan mengganti secara otomatis dan sangat cepat terhadap tertentu.
Dan pada rangkaian kali dibuat rangkaian multiplexer 2 select line dibagian
parentsheet seperti pada gambar 4.32 beserta rangkaian multiplexer 4 to 1
dibagian childsheet seperti pada gambar 4.33. Hal yang harus diperhatikan dalam
merangkai rangkaian ini adalah penamaan antara rangkaian multiplexer 2 select
line harus sama dan sesuai dengan susunan rangkaian multiplexer 4 to 1.
Setelah dilakukan simulasi, dihasilkan tabel kebenaran dari rangkaian ini
yang sudah sesuai dengan tabel kebenaran secara teori yang ada. Yaitu dapat
dilihat tabel kebenaran hasil simulasi rangkaian ini pada tabel 4.14.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yaitu praktikum (P3) Elektronika Digital dapat ditarik
sebuah kesimpulan. Yaitu gerbang logika memiliki beberapa jenis dimana jenisnya
ini memiliki fungsinya masing masing, tetapi kita dapat melihat dan menganalisis
persamaan pada tiap gerbang logika. Gerbang logika ini menggunakan prinsip
matematik (ada yang dikalikan atau ditambahkan) sehingga kita dapat mengambil
prinsip ini untuk suatu karakteristik jenis gerbang logika. Lalu gerbang logika dapat
diturunkan menggunkaan metode K-Map, dimana metode K-Map ini dapat
menyederhanakan atau membentuk persamaan logika dari suatu keadaan yang
diinginkan sehingga dengan itu kita dapat merangkai rangkaian dengan patokan
input dan output yang dihasilkan dalam perhitungan metode K-map.
Kemudian rangkaian sekuensial merupakan rangkaian logika yang digunakan
untuk menyimpan, mewaktu dan menghitung. Rangkaian sekuensial dipengaruhi
dari inputnya. Rangkaian ini bekerja berdasarkan urutan waktu. Secara umum
rangkaian sekuensial memiliki karakteristik berupa keluarannya yang tidak hanya
bergantung pada nilai masukan saat ini tetapi juga pada riwayat masukan
sebelumnya (memory), contohnya adalah flip-flop dan counter. Untuk mendesain
rangkaian counter dengan flip-flop bisa dilakukan melalui perhitungan
menggunakan metode K-map terlebih dahulu sehingga bisa didapatkan persamaan,
lalu dari persamaan itu kita dapat membuat rangkaian counter dan flip-flop.
Selanjutnya ada rangkaian multiplexer yang berkerja dengan cara menyeleksi
beberapa masukan, multiplexer sendiri memiliki prinsip kerja pada masukan
dimana data yang diinginkan ke keluaran dikontrol oleh masukan “select” lalu
multiplexer bertindak seperti saklar multiposisi yang dikontrol secara digital di
mana kode digital diterapkan ke masukan “select” untuk mengontrol masukan data
mana yang akan dialihkan ke keluara. Hal ini karena rangkaian ini memiliki banyak
masukan tetapi hanya menghasilkan satu keluaran. Rangkaian ini membutuhkan
dua platform rangkaian yaitu dengan parentsheet dan dengan childsheet.
32
5.2 Saran
Setelah dilakukannya praktikum (P3) Elektronika Digital ini, tentu saja ada
kekurangan dari berbagai pihak. Sehingga berikut adalah saran – saran yang dapat
membangun berbagai pihak agar praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
1. Penjelasan materi pada modul masih minim, sehingga praktikan sedikit kesulitan
untuk memahami konsep materi, contohnya sistematika perhitungan karnaugh
map dan. Sebaiknya diberi petunjuk dasar lebih agar dapat menunjang atau
mempermudah kegiatan praktikum oleh praktikan.
2. Penggunaan kata dalam modul masih kurang efektif, terutama pada langkah
kerja praktikum. Sehingga praktikan sedikit kesulitan untuk memaparkan point-
point hasil apa saja yang harus di bahas. Sebaiknya pemilihan kata bisa lebih
diperjelas agar dapat mempemudah praktikan untuk mmahami maksud kalimat
yang terdapat pada langkah kerja modul.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, M. I., Hustim, M., & Ariani, U. (2014). Analisis Tingkat Kebisingan pada
Kawasan Perbelanjaan (Mall) di Kota Makassar dan Dampaknya terhadap
Lingkungan.
Utama, G. G., Gussanda, W., Juniartha, I. P., Artama, I. M., & Artama, I. M. (2019).
COUNTER SINKRON DAN ASINKRON. Denpasar: PROGRAM STUDI
SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) PRIMAKARA.
34
LAMPIRAN
35
36