OLEH :
FERDIANSYAH
RONI SAPUTRA
RUDI BAHRI
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tugas akhir kami dengan judul
“Mapping And Land Survey”. Tugas akhir ini disusun sebagai bahan laporan
karena telah menyelesaikan pelatihan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas
(BPVP ) Padang.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas semua dukungan,
baik moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis sehingga bias
menyelesaikan penulisan tugas ini. Ucapan terimakasih tersebut penulis tujukan
kepada :
1. Teristimewa untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan dalam proses
pembuatan laporan;
2. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan
secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan pelatihan dan pembuatan laporan;
3. Bapak Rahmat Yulianto, Bapak M. Arief Budiman, Bapak Rian Kamal
Jaya, Ibu Eli Yarni, Ibu Eve selaku instruktur pelatihan Mapping And
Land Survey;
4. Seluruh teman-teman pelatihan yang telah memberikan dukungan dan
bantuan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan
laporan ini di masa yang akan dating. Akhir kata penulis mengharapkan semoga
laporan ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi penulis maupun oleh pihak-
pihak yang memerlukannya.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
D.5 Pengolahan Data.................................................................................... 23
E. Geodetik........................................................................................................ 26
E.1 Landasan teori........................................................................................ 26
E.2 Peralatan ................................................................................................. 27
E.3 Langkah Kerja......................................................................................... 27
E.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 29
F. DRONE ......................................................................................................... 30
F.1 Landasan Teori ....................................................................................... 30
F.2 Peralatan.................................................................................................. 30
F.3 Langkah Kerja........................................................................................ 30
F.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 31
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 36
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 36
B. SARAN ........................................................................................................ 36
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat
ukur. Pengukuran merupakan suatu hal yang penting. Segala sesuatu yang berbentuk pasti
ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat, volume ataupun dimensi dari suatu objek.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik. Pengukuran merupakan bagian
penting dalam perkembangan teknologi yang semakin kompleks dan canggih. Semakin maju
pula negara tersebut dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dalam era modern saat ini, pengukuran survey dan pemetaan semakin canggih
sehingga sumber daya manusia khususnya dibidang surveyor harus dapat menjalankan alat
survey yang canggih seperti Theodolit, Total Station, Automatc level, dan Geodetik. Untuk
itu dilakukan lah pelatihan pengukuran agar dapat mendalami cara mengukur dengan alat di
lapanagan.
Dalam pelatihan ini siswa melakukan pengukuran dengan menggunakan meteran,
Theodolit, Total station, Automatic Level, Geodetik, kombinasi dengan Geodetik, serta
menggunakan Drone. Dengan pelatihan ini diharapkan dapat melatih siswa dalam
melakukan pengukuran dengan menggunakan alat-alat tersebut sehingga siswa dapat
menjadi sumber daya manusia yang profesional dan mempunyai skill untuk terjun ke dunia
kerja.
B. Tujuan
B.1 Tujuan umum
Penulisan Laporan ini merupakan salah satu media untuk mengevaluasi ketercapaian
program pendidikan dan proses pembelajaran serta tercapainya keterampilan dan keahlian
siswa. Penulisan Laporan ini juga merupakan syarat siswa untuk dapat lanjut pada tahap
Sertifikasi Kompetensi bidang survey.
B.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada penulisan Laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Dapat mengetahui metode pelaksanaan pengukuran.
2. Dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat-alat ukur; Meteran,
Theodolit, Total Station, Automatic Level, Geodetic serta Drone
3. Dapat melakukan pengolahan data berdasarkan data yang didapat dari lapangan
sampai terbentuk output yang diinginkan.
1
2
C. Rumusan Masalah
Lingkup pembahasan dalam pembahasan Laporan yang akan penulis bahas sebagai
berikut:
1. Bagaimana metode pelaksanaan pengukuran..
2. Bagaimana cara melakukan pengukuran dengan alat-alat ukur.
3. Bagaimana pengolahan data yang didapat dari hasil pengukuran.
D. Sistematika Laporan
Untuk mempermudah dalam pemahaman mengenai pembahasan isi laporan ini,
maka laporan ini disusun dengan inti sari sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang penulisan yaitu sebagai persyaratan
untuk penyelesaian Pendidikan di Balai Latihan kerja untuk di rekomendasikan
mengikuti Sertifikasi Kompetensi. Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam
penulisan Laporan ini yaitu sebagai bukti kemampuan siswa terhadap pendidikan yang
telah dijalani di Balai Latihan Kerja Padang. Agar kajian masalah yang terdapat pada
Laporan tidak keluar dari pokok bahasan yang ingin dicapai, maka harus diberikan
batasan masalah yang akan dibahas yang terdapat pada Laporan ini. Pada bab
pendahuluan juga terdapat sub-bab mengenai sistematika penulisan. Pada sistematika
penulisan berisi intisari dari masing-masing bab yang menerangkan secara garis besar
isi dari masing-masing bab pada Laporan ini.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang landasan teori dari masing- masing pengukuran
yang akan dilakukan dengan menggunakan alat ukur. Pada bab 2 ini juga membahas
tentang langkah kerja masing-masing pengukuran yang akan dilakukan. Setelah
didapatkan hasil pengukuran maka dilakukan pengolahan data dengan di lampirkan
sketsa gambar dan juga gambar hasil pengolahan datanya.
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari apa yang dibahas
pada bab-bab sebelumnya dalam laporan ini. Pada bab ini memberikan beberapa
kesimpulan yang sangat penting dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan dalam isi
laporan dan saran-saran terhadap kesimpulan yang didapatkan dalam upaya
mendukung agar tercapai apa yang disimpulkan dalam laporan ini untuk
penyempurnaan isi laporan yang telah dibuat.
BAB II
PEMBAHASAN
pemetaan. Tidak semua peralatan K3 dapat dimanfaatkan untuk semua jenis pekerjaan,
pemanfaatannya harusb disesuaikan dengan kondisi yang ada. Peralatan dari K3 sangat
bervariasi, seperti sepatu keselamatan ada yang berbahan dari karet untuk lahan basah,
bahan yang berelemen baja pada bagian depan sesuai dengan pekerjaan didalam atau diluar
gedung yang berpotensi menimbulkan bahaya tertimpa benda yang berat atau tajam di kaki.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3
bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Berikut adalah pelindung diri dalam bekerja :
Gambar. 4. Payung
7
5. Safety flag
Bendera pengaman, warna terang mencolok, digunakan untuk memberikan tanda
dan bmemberitahukan pada orang lain di sekitar lokasi pengukuran agar berhati hati
saat mendekati lokasi pengukuran. Misal kendaraan yang melintas
diharapkan mengurangi kecepatan kendaraan.
6. Pakaian (Optional)
Untuk kegiatan praktikum, gunakan pakaian praktikum semacam overall
(Ketelpak) agar nyaman, rapi dan mudah dikenali.
7. Safety Box
Kotak penyimpanan alat (1 set), demi keamanan peralatan sebelum dan sesudah
selesai pengukuran dan saat tidak digunakan.
3. Mengisi informasi awal pada formulir yaitu unit kerja, pekerjaan, tanggal,
penilaian.
4. Melakukan identifikasi langsung dilapangan.
B. Pita Ukur
B.1 Landasan Teori
Pita ukur sering disebut juga dengan meteran atau tape karena umumnya tersaji dalam
bentuk pita dengan panjang tertentu. Panjang pita ukur bervariasi dari 20 m, 30 m, 50 m,
dan 100 m. Kegunaan utama dari pita ukur adalah untuk mengukur jarak atau panjang. Pita
ukur juga berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku dan juga dapat
digunakan untuk membuat lingkaran. Satuan yang dipakai dalam meteran yaitu mm atau cm,
feet atau inch. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm. Ada tiga jenis
pita ukur yaitu:
1. Pita ukur dari kain
Pita ukur ini terbuat dari kain linen dan anyaman kawat halus yang terbuat dari
tembaga atau kuningan. Meteran ini mempunyai sifat fleksibel, mudah rusak,
pemuaiannya besar serta mempunyai tingkaketelitian yang rendah.
2. Pita ukur baja (steel tape)
Pita ukur yang terbuat dari baa memiliki sifat agak kaku, tahan lama, tahan air,
tingkat pemuaiannya kecil, dan memiliki tingkat ketelitian yang sedang.
3. Pita ukur baja alloy (steel aloy)
9
Pita ukur ini terbuat dari bahan campuran antara baja dan nikel. Meteran ini
mempunyai sifat tahan lama, tahan air, tidak dipengaruhi oleh suhu, dan memiliki
tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan meteran yang lain.
B.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuruan adalah:
1. Meteran
2. Kompas.
C. Theodolit
C.1 Landasan Teori
Theodolit adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut
mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan
sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan
jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Theodolit didesain untuk pengukuran sudut(
sudut horizontal dan sudut vertical) dengan teropong yang dapat digerakkan secara mendatar
dan vertical (geleng dan angguk). Adapun kelebihan dari theodolit zipp02 adalah:
1. Mudah untuk dioperasikan
2. Presisi pengukuran sudut mencapai 2”
3. Tahan terhadap debu dan air
4. Dual energy power, batrai isi ulang dan memiliki batrai cadangan
5. Lasser plumet yang memudahkan dalam centering instrumen
12
Gambar. 9. Theodolit
Gambar 11.
Gambar. 11.Statif
Statif
14
b. Rambu ukur
Rambu ukur digunakan sebagai target yang dibidik oleh digital theodolite yang
didirikan di objek yang beda tinggi untuk mengetahui tinggi rendah permukaan tanah.
c. Pita ukur
Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak secara langsung dari titik dimana
instrumen berdiri ke titik target yang dibidik. Selain itu juga bisa digunakan untuk
mengukur tinggi instrumen pada saat nelakukan pengukuran.
d. Payung
Payung digunakan untuk melindungi instrumen dari sinar matahari langsung
ataupun hujan ringan karena komponen – komponen instrumen sensitif terhadap sinar
matahari.
e. Patok
f. Alat tulis
g. Form data
D. Total Station
D.1 Landasan teori
Total Station (TS) adalah alat yang digunakan dalam pemetaan dan konstruksi
bangunan. Total Station merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara
computasi. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan komponen
pengukur jarak elektronik (electronic distance meter (EDM)) untuk membaca jarak dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak
dan sudut (sudut horisontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip
memori, sehingga data pengukuransudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-
download dan diolah secara computerize. Adapun komponen-komponen pada total station
adalah:
D.3 PERALATAN
a. Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran menggunakan total station
pada pembuatan polygon tertutup, detail bangunan (Perhotelan, Aula Maninjau,
Aula Singkarak, Sekretariat, Roti dan Kue, Asrama Melati, Tata boga ) adalah:
b. Statif atau kaki kerja
c. Prisma
d. Prisma base
e. Pita ukur
f. Paying
g. Pole
h. Patok
i. Alat tulis
j. Form data
Gambar. 18 Prisma
a Gambar. 17. Statif
Gambar. 19. Pole
E. Geodetik
E.1 Landasan teori
GNSS singkatan dari Global Navigation Satellite System merupakan suatu metode
pengoperasian dan kesesuaian dari gabungan beberapa sistem satelit navigasi seperti GPS,
GLONASS, dan Galileo yang disediakan untuk kepentingan sipil di seluruh dunia. GPS
merupakan salah satu bagian dari GNSS. Prinsip penentuan posisi GNSS diadopsi dari
prinsip penentuan posisi GPS. GNSS merupakan gabungan dari beberapa sistem satelit
navigasi, GNSS merupakan suatu sistem yang baru yang memiliki keunggulan dari sistem
GPS yang lama. Salah satu faktor yang menjadi penentu ketelitian posisi sistem satelit
adalah dari banyaknya sinyal satelit yang ditangkap. Semakin banyak sinyal satelit yang
ditangkap, semakin banyak pula data yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai
koordinat, hal ini mempengaruhi tingkat ketelitian datanya.
GNSS yang paling dikenal saat ini adalah GPS (Global Positioning System). Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai
waktu, secara kontinyu diseluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca kepada banyak
orang scara simultan. Pada saat ini, sistem GPS sudah sangat banyak digunakan di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi. Alat geodetik terbagi atas 2 yaitu :
a. Base
Yaitu alat geodetik yang di tinggal dan tetap berdiri selagi Rover berjalan
dengan radius rover 1-2 km dari posisi berdiri base. Penempatan geodetik dalam
posisi base yaitu di letakan dengan posisi geodetik berada di atas statip pada area
yang terbuka.
b. Rover
yaitu alat geodetik yang di bawa-bawa mengitari base untuk proses pemetaan
lokasi dengan radius posisi rover sejauh 1-2 km dari posisi base. Pembawaan geodetik
senagai rover dilakukan dengan geodetik di pasangkan pada pool sebagai tongkat
pegangannya.
Metode yang digunakan dalam pemetaan survey menggunakan
geodetik:
1) Metoda Ntrip
Yaitu metoda signal yang digunakan pada geodetik menggunakan
signal yang berasal dari pantulan satelit.
2) Metoda RTK Radio
Yaitu metoda signal yang digunakan pada geodetik berasal dari signal
radio. Alat bantu dalam pengoperasian geodetik dapat berupa smartphone
27
dengan jaringan data atau menggunakan alat kontrol berupa Getak, yang
berfungsi dalam pengaturan serta pengoperasian alat geodetik.
m. Klik kanan pada data kel 1 - New folder - Shapefile - ganti nama - Ubah
tipe ke polygon - Edit - Project koordinat - UTM - WGS 84 - Southern -
WGS 47S
n. Edit features - Start editing - Create features
o. Klik polygon
p. Sambungkan titik-titik polygon
q. Save edit
r. Stop edit
F. DRONE
F.1 Landasan Teori
Drone adalah salah satu jenis wahana tanpa awak yang memiliki empat
motor yang di lengkapi dengan empat propeller pada masing–masing motornya
yang digunakan untuk terbang dan bermanuver. Masing-masing rotor (baling-
baling dan motor penggeraknya) menghasilkan daya angkat dan memiliki jarak
yang sama terhadap pusat massa wahana. Dengan daya angkat masing-masing
rotor sebesar lebih dari seperempat berat keseluruhan, memungkinkan drone untuk
terbang. Kecepatan quadrotor tergantung pada kekuatan motor dan berat quadrotor
itu sendiri. Untuk menghindari terjadinya momen putar pada body, arah putaran
baling-baling pada setiap rotornya berbeda. Terdapat 2 rotor yang bergerak searah
jarum jam (CW) dan 2 rotor yang bergerak berlawanan arah jarum jam (CCW).
Konfigurasi yang paling sering adalah X-quadcopter. Ketika quadcopter
sedang terbang dan melayang di udara (hovering) kecepatan putar pada setiap
rotornya adalah sama. Saat Drone melakukan gerakan maju, 2 buah baling-baling
atau propeller yang berada di belakang akan berputar lebih cepat sehingga body
drone akan miring ke depan. Gaya dorong yang dihasilkan keempat propeller akan
mempunyai komponen gaya ke atas dan ke depan sehingga drone akan terdorong
kearah depan sambil mempertahankan ketinggiannya.
F.2 Peralatan
a. Drone Mavic Pro
b. Aplikasi DJIS Go
c. Aplikasi Drone Harmoni
d Planing the Flight atau waypoint, atur ketinggian terbang, overlap dan lama
waktu penerbangan.
e. Take Off
4) Setelah itu pada cari pencarian (Sourch) yaitu Contour, apabila sudah
muncul buat kontur intervalnya 1 atau bernilai 1
5) Setelah itu kita akan mengambil kontur yang akan diperlukan saja maka kita
buat batas untuk memotong kontur dengan cara pada drawing pilih poligon
setelah itu konvert batas menjadi SHP, apabila batas telah siap maka kita
akan lakukan clip pada geoprocessing.
6) Setelah itu lakukan layout pada peta
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pelatihan ini menggunakan beberapa alat pengukuran survey dan
pemetaan, yaitu meteran (pita ukur), Theodolite, Total Station, Geodetic, dan Drone.
Setiap alat pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Data
yang didapat diolah dengan menggunakan beberapa software, antara lain ; Microsoft
Excel untuk data yang perlu pengolahan terlebih dahulu, AutoCad, ArcGIS,
Geomatica, dan Agisoft untuk sketsa dan pemetaannya. Output dari pengukuran ini
adalah titik-titik koordinat, gambar dari hasil pengukuran, peta situasi, dan peta
kontur, sehingga dapat terbiasa dengan pengukuran dalam dunia kerja nantinya.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan melalui laporan ini adalah
sebagai berikut :
1. Alat -alat yang dipakai di kalibrasi terlebih dahulu, agar data didapat lebih
detail dan akurat.
2. Memerhatikan K3 dalam praktek dalam pengukuran baik dari siswa
dan juga instrukturnya.
3. cermat dalam memeriksa kelengkapan alat sebelum dan setelah
digunakan.
4. Berhati-hati dalam penggunaan alat, sehingga tidak terjadi kerusakan
pada alat yang akan digunakan.
5. Meningkatkan kekompakkan antar sesama anggota kelompok saat
sedang bekerja, agar praktek sesuai dengan planning awal.
36