Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER

ATTITUDE TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA

AKUNTANSI DALAM MENGGUNAKAN KOMPUTER

AKUNTANSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh :
Lanang Kharisma Perdana Putra
206112007/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONALVETERANJAKARTA
JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Segala puji dan syukur kepada ALLAH SWT

yang telah melimpahkan seluruh rahmat dan hidayahNya bagi kita semua. Shalawat

serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, kerabat

dan para pengikutnya yang setia hingga yaumul kiyamah.

Penulisan usulan penelitian ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi. Selain itu, tujuan penulis

dalam penulisan usulan penelitian ini adalah untuk memberi informasi serta

memaparkan tentang Pengaruh Computer Anxiety dan Computer Attitude Terhadap

Keahlian Mahasiswa Akuntansi Dalam Menggunakan Komputer Akuntansi dengan

sumber-sumber informasi yang penulis dapatkan.

Dalam penyelesaian usulan penelitian ini, penulis cukup mengalami kesulitan,

terutama lebih disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat

bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan, walaupun

masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan doa serta dukungan moril

maupun materiil yang tak terhingga.


2. DR. Erna Hernawati, SE, Ak, MM. selaku dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta serta dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta motivasi

dalam penyusunan usulan penelitian ini.

3. Satria Yudhia Wijaya SE, MS, Ak. Selaku Ketua Program S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

4. Para dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Jakarta.

5. Adik-adikku yang telah memberikan motivasi serta semangat untuk cepat

lulus.

6. Sepupuku Reza, Anggi, Dimas, Gia, Dinda, Nia, Bintang, Windi, Adit yang

telah memberikan semangat serta dorongan.

7. Sahabat baikku Mulet, Cugo, Tumun, Tujo, Babab, Takul, Dogol, Gonek,

Tebo, Topeng, Colo yang telah memberikan pengalaman, inspirasi, semangat

serta waktu untuk bertukar pikiran. You are the best guys!!

8. Sahabat-sahabatku Riry, Melissa, Ayni, Muthe, Abhe, Irfan, Dina, Icha, Boby,

Aki, Kiwil, Bowo, Ichong, Erna, Iken, Ninez, Prisma, Tere, Vanni, Ibun,

Syela, June, Mbe, Pepi, Wede, Kiki, Kitty, Teteh, Adien, Yogi, Jaya, Gudel
yang telah memberikan semangat, inspirasi serta waktu untuk bertukar

pikiran.

9. Teman-teman Moonpala, Slank dan Moonzher yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan inspirasi dan waktu untuk bertukar pikiran.

10. Teman-teman angkatan 2006 dan keluarga besar Akuntansi S1 UPNVJ yang

tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan inspirasi dan waktu

untuk bertukar pikiran.

11. Perpustakan Badan Pusat Statistik Jakarta yang telah memberikan kesempatan

untuk mencari sumber informasi.

12. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas di Jakarta Selatan atas

partisipasinya membantu untuk menjadi responden.

13. Pencipta Google dan Wikipedia yang telah menciptakan situs tersebut

sehingga memudahkan penulis dalam mencari informasi.

Penulis menyadari, sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa

dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan usulan penelitian, bahwa usulan

penelitian ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik serta saran yang membangun agar usulan penelitian ini lebih

baik dan berguna di masa yang akan datang.


Harapan penulis, semoga usulan penelitian ini dapat memberikan informasi

yang cukup untuk menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amin.

Jakarta, Oktober 2010

Lanang Kharisma Perdana Putra


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
ABSTRAK xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Perumusan Masalah 7
1.3. Tujuan Penelitian 7
1.4. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9


2.1. Penelitian Terdahulu 9
2.2. Landasan Teori 15
2.2.1. Pengertian Komputer Akuntansi 15
2.2.1.1. keunggulan Komputer Akuntansi 16
2.2.1.2. Nilai Informasi 16

2.2.2. Pengertian Anxiety 18


2.2.3. Pengertian Computer Anxiety 19
2.2.3.1. Fear 22
2.2.3.2. Anticipation 22
2.2.4. Pengertian Attitude 23

2.2.5. Pengertian Computer Attitude 25


2.2.5.1. Optimism 26
2.2.5.2. Pessimism 26
2.2.6. Keahlian Menggunakan Komputer Akuntansi 27
2.3. Pengembangan Hipotesis 29
2.4. Hipotesis 33
2.5. Kerangka Pemikiran 34
BAB III METODE PENELITIAN 36
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 36
3.1.1. Definisi Operasional 36
3.1.2. Pengukuran Variabel 37
3.2. Populasi dan Sampel 38

3.2.1. Populasi 38
3.2.2. Sampel 39
3.3. Teknik Pengumpulan Data 40
3.3.1. Jenis Data 40
3.3.2. Sumber Data 41
3.3.3. Pengumpulan Data 41

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas 42


3.4.1. Uji Validitas 42
3.4.2. Uji Reliabilitas 43
3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 43

3.5.1. Asumsi BLUE 44


3.5.2. Teknik Analisis Data 45
3.5.3. Uji Hipotesis 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49
4.1. Deskripsi Objek Penelitian 49
4.1.1. Gambaran Umum Kemampuan Mahasiswa Akan
Software Akuntansi 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 51
4.2.1. Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner 51
4.2.2. Distribusi Karakteristik Responden 52
4.3. Statistik Deskriptif 54
4.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 55

4.4.1. Uji Validitas 55


4.4.2. Uji Reliabilitas 59
4.5. Analisis dan Uji Hipotesis 60
4.5.1. Analisis Regresi Berganda 60
4.5.2. Asumsi BLUE 60
4.5.2.1. Uji Multikolinearitas 60

4.5.2.2. Uji Autokorelasi 61


4.5.2.3. Uji Heterokedastisitas 62
4.5.3. Uji Hipotesis 63
4.5.3.1. Uji Simultan (Uji F) 63
4.5.3.2. Uji Parsial (Uji T) 64
4.5.3.3. Koefisien Determinasi 66
4.6. Pembahasan 67

4.7. Keterbatasan Penelitian 72


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73
5.1. Kesimpulan 73
5.2. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Matriks Penelitian Terdahulu 14


Tabel 2 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembaliannya 52
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristiknya 53
Tabel 4 Hasil Statistik Deskriptif 54

Tabel 5 Hasil Uji Validitas CSE (Keahlian Komputer Akuntansi) 56


Tabel 6 Hasil Uji Validitas CARS (Fear) 57
Tabel 7 Hasil Uji Validitas CARS (Anticipation) 57
Tabel 8 Hasil Uji Validitas CAS (Pessimism) 58
Tabel 9 Hasil Uji Validitas CAS (Optimism) 58
Tabel 10 Hasil Uji Reliabilitas 59

Tabel 11 Uji Multikolinearitas 61


Tabel 12 Uji Autokorelasi 62
Tabel 13 Uji Simultan 64
Tabel 14 Uji Parsial 65
Tabel 15 Koefisien Determinasi 66
Tabel 16 Matriks Pengujian Hipotesis 67
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran 35


Gambar 2 Kemampuan Komputer Akuntansi 50
Gambar 3 Perolehan Kemampuan Komputer Akuntansi 51
Gambar 4 Uji Heterokedastisitas 63
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Output SPSS


Lampiran 2 Surat Riset Perpustakaan Fakultas Ekonomi UPN Veteran
Jakarta
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup
PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE
TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM
MENGGUNAKAN KOMPUTER AKUNTANSI

Oleh :
Lanang Kharisma P. P

ABSTRAK

The purpose of this research is to find out how the influence of computer
anxiety (Anticipation and fear) and computer attitude (Optimism and Pessimism)
for accounting students skills in using computers.
The methods used in sampling is a non-probability sampling in the form of
purposive sampling. Research sample was undergraduate accounting students (S1)
economics faculties in the university area of South Jakarta.
From the research results can be seen that computer anxiety (fear) did not
significantly influence accounting students computer skills (S1) economics faculty
in the university area of South Jakarta, with a significance level greater than the
level of real significance, that is 0.085 > 0.05. Computer anxiety (anticipation) has
a significant effect on accounting students computer skills (S1) economics faculty
in the university area of South Jakarta, with a significance level less than the level
of real significance, namely 0.000 < 0.05. Computer attitudes (pessimism) has a
significant effect on accounting students computer skills (S1) economics faculty in
the university area of South Jakarta, with a significance level less than the level of
real significance, namely 0.000 < 0.05. Computer attitude (optimism) does not
significantly influence accounting students computer skills (S1) economics faculty
in the university area of South Jakarta, with a significance level greater than the
level of real significance, namely 0.812 < 0.05.
While determining the coefficient for 0.591 which means that 51,9% use the
computer skills are influenced by computer anxiety (Fear and Anticipation) and
computer attitude (Pessimism and Optimism), the remaining 40,9% is determined
by other factors. The resulting regression equation is Y = 6.612 + 0.238X1 +
2.269X2 + 0.700X3 + 0.192X4

Keyword : Computer Anxiety, Computer Attitude, Computer Self-Efficacy


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Istilah teknologi informasi yang sekarang lazim digunakan banyak

orang, sebenarnya merupakan perpaduan antara teknologi komputer,

komunikasi, dan otomasi kantor yang telah bercampur menjadi satu sehingga

sulit untuk memisahkannya. Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi

informasi dewasa ini memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis

pada kondisi persaingan bebas yang tengah berlaku saat ini. Peran teknologi

informasi sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai

fungsi maupun peringkat manajerial, menjadikan semakin penting bagi

pengelola bisnis karena kemampuan teknologi informasi dalam mengurangi

ketidakpastian.

Salah satu fungsi organisasi yang erat kaitannya dengan keputusan

manajemen adalah fungsi akuntansi yang bertanggungjawab mengontrol dan

melaporkan kinerja keuangan perusahaan. Agar laporan keuangan dan analisa

laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan karakteristiknya, perlu suatu

sistem yang komparatif dan integral dari keseluruhan proses bisnis yang ada.

Dengan menerapkan sistem komputerisasi akuntansi, maka akan

mempercepat proses penyajian analisa dan laporan keuangan karena aplikasi


komputerisasi akuntansi diciptakan untuk mengotomatisasi transaksi-transaksi

akuntansi kedalam sebuah laporan dan analisa laporan untuk mendukung

pengambilan keputusan sehubungan dengan keadaan keuangan perusahaan

dalam suatu periode akuntansi.

Sistem komputerisasi akuntansi merupakan suatu dampak

perkembangan ilmu dan teknologi, dimana pencatatan akuntansi secara

manual kini digantikan oleh komputer. Pada umumnya laporan keuangan

dibagi atas 3 bagian yakni laporan laba-rugi, laporan perubahan modal atau

laporan laba ditahan, dan neraca. Didalam menyusun laporan keuangan ini,

diperlukan bukti transaksi dari setiap departemen yang ada di dalam

perusahaan, dimana transaksi itu akan dicatat kedalam jurnal umum, setelah

itu dikelompokkan ke dalam buku besar disamping membuat jurnal

penyesuaian, proses selanjutnya memasukkan perkiraan-perkiraan yang ada

pada buku besar kedalam neraca lajur, sehingga akan diperoleh laporan

keuangan. Dengan memahami laporan keuangan, kita bisa mengetahui

bagaimana kondisi dan keadaan suatu perusahaan, yang tentunya tidak semua

orang bisa mengetahuinya. Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi seseorang

yang mampu menganalisa laporan keuangan khusunya di dalam mencari

pekerjaan, dengan kata lain kemampuan itu akan dicari dan sangat dibutuhkan

oleh setiap perusahaan. (http://zulidamel.wordpress.com/akuntansi/ak/)

Dalam bidang audit terdapat beberapa tehnik dan prosedur audit baru

yang dapat digunakan dalam melakukan Audit pada Sistem Berbasis


Komputer. Salah satu tehnik audit baru pada audit Sistem Berbasis Komputer

adalah penggunaan Generalized Audit Software (GAS). Teknik ini

merupakan teknik dengan pendekatan audit with the computer yang terdiri

dari satu atau lebih program rutin yang dapat diterapkan untuk berbagai situasi

pengauditan dan untuk berbagai jenis organisasi. Penggunaan teknik GAS ini

relatif tidak sulit karena dapat mengakses hampir segala macam jenis data

elektronik yang dihasilkan dari berbagai macam jenis komputer. Adapun

manfaat GAS semakin penting dengan semakin besarnya data yang harus

dihadapi oleh para auditor maka auditor dapat melakukan pemeriksaan

terhadap kualitas data, kualitas sistem pemrosesan, pemeriksaan atas

keberadaan entitas suatu data, dan melakukan pengujian analisis. Dalam

melakukan pemeriksaan terhadap kualitas data, kemampuan fungsional GAS

dapat dimanfaatkan auditor untuk melakukan pemeriksaan atas keberadaan

(existence), kecermatan (accuracy), kelengkapan (completeness), dan

konsistensi suatu data.

Bagi mahasiswa terutama mahasiswa strata satu akuntansi kewajiban

untuk up to date terhadap perkembangan teknologi komputer akuntansi

merupakan suatu tuntutan tersendiri. Namun berdasarkan kutipan dari

Tempointeraktif.com (Rabu 18 Februari 2009) Saat ini, salah satu penyebab

tingginya tingkat pengangguran adalah perguruan tinggi menghasilkan lulusan

yang tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Apalagi,

perkembangan teknologi terus bergerak. Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi


Informatika dan Komputer (APTIKOM), Professor Richardus Eko Indrajit

menambahkan, saat ini ada ketidak-sesuaian antara tenaga kerja yang

dibutuhkan di dunia industri, dengan lulusan perguruan tinggi. Salah satu

penyebabnya, perkembangan teknologi baru yang sangat cepat, setiap 6 menit

ada teknologi baru.

Menyadari pentingnya penguasaan teknologi komputer akuntansi

dalam dunia bisnis, para pengajar akuntansi menekankan pentingnya

penggunaan komputer dan software di sebagian besar mata kuliah akuntansi

untuk membekali para mahasiswa sehingga dapat meningkatkan nilai jual

mereka di masa depan. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikan

penggunaan komputer akuntansi ke dalam kurikulum pengajaran akuntansi.

Keberhasilan program pendidikan akuntansi yang telah terintegrasi dengan

komputer akuntansi ini sangat dipengaruhi oleh sikap mahasiswa terhadap

komputer. Namun ketika teknologi komputer telah menjadi elemen yang

melengkapi dan tidak terpisahkan dari proses pendidikan akuntansi, masih ada

mahasiswa yang bereaksi negatif mulai dari tanggapan yang pasif hingga

penolakan yang sangat keras terhadap penggunaan komputer akuntansi.

Mereka yang bereaksi negatif tersebut percaya bahwa kelak di dunia kerja

mereka dapat menemukan pekerjaan yang tidak dipengaruhi oleh teknologi

komputer akuntansi. (Ali, 2008)

Dalam menghadapi perkembangan baru teknologi informasi,

seseorang mahasiswa dapat menyikapi kehadiran komputer akuntansi secara


berbeda dan tak jarang disikapi dengan penolakan. Penolakan ini mungkin

disebabkan oleh ketidaktahuan sederhana tentang komputer atau mungkin

juga disebabkan oleh kegelisahan yang mendalam atau ketakutan berlebih

terhadap teknologi komputer yang sering disebut dengan "computerphobia".

Tipe stress tertentu karena computer anxiety berhubungan dengan

kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam

menggunakan komputer atau penolakan terhadap komputer. Sebagian merasa

khawatir dan takut (fear) dengan adanya komputer karena mereka belum

banyak menguasai teknologi komputer, sehingga mereka belum bisa

mendapatkan manfaat dengan kehadiran komputer. Sementara itu sebagian

orang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul

dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan

menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan (anticipation)

terhadap komputer. Berbagai sikap muncul dan ditunjukkan oleh individu

terhadap kehadiran komputer di dunia mereka (computer attitude).

Computer attitude menunjukkan reaksi atau penilaian seseorang terhadap

komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya terhadap

komputer. Sebagian orang merasa optimis atas kehadiran komputer, mereka

merasa bahwa kehadiran komputer mampu meringankan setiap pekerjaan dan

memberikan berbagai manfaat. Sebagian lagi merasa pesimis terhadap

kehadiran komputer, mereka menganggap dengan adanya komputer akan

mengendalikan dan mendomisasi kehidupan manusia. Sikap pemakai


komputer merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja (keahlian) individual

dalam penggunaan komputer. Fenomena yang muncul adalah bahwa

kegelisahan seseorang terhadap komputer (computer anxiety) dan sikap

seseorang terhadap adanya komputer (computer Attitude) dapat

mempengaruhi keahlian seseorang dalam menggunakan atau mengoperasikan

komputer.

Penelitian kali ini mencoba meneliti bagaimana pengaruh faktor

computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian mahasiswa

akuntansi dalam menggunakan komputer akuntansi. Berdasarkan penelitian

Sudaryono, Eko Arief dan Istiati Diah Astuti (2005) menyatakan bahwa

pemakai dengan computer anxiety yang rendah mempunyai keyakinan

bahwa teknologi komputer tidak akan mendominasi atau mengendalikan

kehidupan manusia, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat untuk

mempelajari pemanfaatan teknologi komputer. Oleh karena itu, pemakai

dengan computer anxiety yang rendah akan menyebabkan tingkat keahlian

yang tinggi dalam menggunakan komputer dibanding yang mempunyai

tingkat computer anxiety yang tinggi. Pada penelitian tersebut dikemukakan

keterbatasan berupa variabel computer anxiety yang terdiri dari fear (takut)

dan anticipation (antisipasi) digeneralisasikan sebagai satu variabel

independen, sehingga tidak diketahui faktor mana yang paling berpengaruh

terhadap keahlian menggunakan komputer.


Berdasarkan fenomena dan keterbatasan hasil penelitian terdahulu

yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh dari

computer anxiety dan computer attitude mahasiswa akuntansi terhadap

keahliannya menggunakan komputer akuntansi. Maka penelitian ini berjudul

PENGARUH COMPUTER ANXIETY DAN COMPUTER ATTITUDE

TERHADAP KEAHLIAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM

MENGGUNAKAN KOMPUTER AKUNTANSI.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dirumuskan

adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan computer anxiety (anticipation dan

fear) terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan

komputer akuntansi ?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan computer attitude (optimism dan

pessimism) terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan

komputer akuntansi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris

pengaruh computer anxiety yang diwakili dengan fear serta anticipation dan
computer attitude yang diwakili dengan optimism serta pesimism terhadap

keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer akuntansi.

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana pengaruh computer anxiety

dan computer attitude terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam

menggunakan komputer akuntansi.

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan tambahan informasi ilmiah dan perbendaharaan studi

ilmiah kedepannya, terutama terhadap disiplin ilmu ekonomi khususnya

ekonomi akuntansi.

3. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

serta introspeksi diri akan manfaat dari teknologi komputer dan sejauh

mana kemampuan mahasiswa dalam mengunakan teknologi komputer

tersebut.

4. Bagi instansi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan evaluasi serta masukan dalam menyusun kebijakan tentang

kurikulum pendidikan kedepannya guna lebih meningkatkan penggunaan

teknologi komputer dalam proses belajar mengajar sesuai dengan disiplin

ilmunya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh computer anxiety

dan computer attitude terhadap keahlian menggunakan komputer

diantaranya sebagai berikut :

Zahra Femilia (2009) meneliti tentang pengaruh kualitas informasi,

kemampuan individual, dan norma subjektif terhadap minat mahasiswa dalam

meggunakan internet sebagai sumber pustaka. Penelitian tersebut bertujuan

untuk menganalisis faktor-faktor niat mahasiswa dalam menggunakan internet

sebagai sumber atau referensi. Yaitu, faktor kualitas informasi, kemampuan

individu, dan norma-norma subjektif. Penelitian tersebut menggunakan TAM

(Tecnology Acceptance Model) sebagai model penelitian dasar dan

digabungkan dengan TPB (Theory Planned Behaviour) untuk

menyelesaikan TAM. Data diperoleh dari 360 kuesioner yang disebar ke

seluruh fakultas yang ada di Universitas Gajah Mada Jogjakarta. Analisis data

dilakukan dengan SEM (Structural Equation Model). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kualitas informasi positif dan signifikan

mempengaruhi niat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber

literatur yang dianggap kegunaannya sebagai mediasi. Selain itu, penelitian


tersebut juga menunjukkan kemampuan individu positif dan signifikan

mempengaruhi niat mahasiswa dalam menggunakan internet sebagai sumber

literatur yang dianggap kegunaannya sebagai mediasi. Norma-norma subjektif

dapat secara langsung mempengaruhi niat mahasiswa dalam menggunakan

internet sebagai sumber literatur tanpa mediasi yang dirasakan manfaat dan

dianggap kemudahan penggunaan.

Wibowo Tri & Pancawati Hardiningsih (2008) meneliti tentang

pengaruh faktor personality dan professional commitment terhadap keahlian

computer audit. Variabel dalam penelitian tersebut yakni tingkat professional

komitmen, computer fear, computer anticipation, sikap optimis, sikap

pesimis, dan kesukaan matematika sebagai variabel independen serta keahlian

komputer audit sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut menggunakan

sampel auditor kompartemen sektor publik dan kompartemen akuntan publik.

Dari 225 kuesioner yang disampaikan, mendapat 80 tanggapan atau sebesar

35,5% tingkat pengembalian. Pengujian regresi menggunakan analisis T dan

tes asumsi lain, seperti normalitas, non respon bias, dan gangguan klasik.

Temuan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pada kecemasan

terhadap komputer audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

teknologi komputer telah dimanfaatkan untuk kantor akuntan publik dalam

pengembangan sumber daya manusianya agar dituntut pemahaman dan

keahlian seorang Akuntan di bidang komputer, baik secara umum maupun

dalam menggunakan Audit Software. Hal ini mengidentifikasikan bahwa


penggunaan teknologi komputer dalam lingkungan bisnis menuntut untuk

tercapainya penghematan, ketepatan waktu, peningkatan produktifitas, dan

akurasi informasi yang lebih baik.

Sudaryono Eko Arief dan Istiati Diah Astuti (2005) meneliti tentang

pengaruh computer anxiety terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi

dalam menggunakan komputer. Dalam penelitian tersebut metode

pengumpulan data adalah survey data primer dan kuisoner diterapkan sebagai

alat bantu pengumpulan data. Variabel computer anxiety diukur dengan

menggunakan Computer Anxiety Rating Scale (CARS) dab variabel

penggunaan komputer diukur dengan menggunakan Computer Self-Efficacy

Scale (CSE). Data diuji dengan menggunakan analisi regresi linier sederhana.

Hasil analisis data dari 125 staf akuntansi menunjukkan bahwa computer

anxiety memiliki korelasi secara signifikan dengan keahlian penggunaan

komputer. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian tersebut yakni

responden yang terbatas hanya pada pemakai komputer yang berprofesi

sebagai karyawan bagian akuntansi di perusahaan tekstil di Surakarta, tidak

dilakukan analisis mengenai pengaruh karakteristik responden terhadap

computer anxiety dan keahlian menggunakan komputer, serta

digeneralisasikannya variabel computer anxiety yang terdiri atas fear dan

anticipation sehingga tidak diketahui faktor mana yang paling mempengaruhi

antara fear dengan anticipation terhadap keahlian menggunakan komputer.


Rustiana (2004) meneliti tentang Computer Self Efficacy (CSE)

mahasiswa akuntansi dalam penggunaan teknologi informasi : tinjauan

perspektif gender. Penelitian tersebut untuk menyelidiki kecenderungan

keahlian penggunaan komputer para mahasiswa akuntansi dalam penggunaan

teknologi informasi dan meyelidiki perbedaan keahlian penggunaan komputer

diantara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Variabel dalam penelitian

tersebut meliputi gender sebagai variabel independen serta keahlian

menggunakan komputer sebagai variabel dependen. Sebanyak 149 mahasiswa

yang mengambil mata kuliah sistem informasi manajemen dijadikan sebagai

subjek penelitian dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Analis data yang digunakan dalam penelitian tersebut yakni uji beda dua sisi

dengan alat uji menggunakan independent T test. Penelitian tersebut

membuktikan bahwa CSE mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan

mahasiswa perempuan.

Kuntardi Dhandhung Budi (2004) meneliti tentang pengaruh

computer anxiety dan computer attitude terhadap keahlian akuntan

pendidik dalam menggunakan komputer. Variabel dalam penelitian tersebut

meliputi fear, anticipation, optimism, pessimism, dan anticipation sebagia

variabel independen serta keahlian akuntan pendidik dalam menggunakan

komputer sebagai variabel dependen. Sampel yang digunakan meliputi dosen

akuntansi yang aktif mengajar pada fakultas ekonomi jurusan akuntansi

universitas negri maupun swasta di Jogjakarta dan Jakarta. Alat uji pada
penelitian tersebut menggunakan Spearman Rank-Correlation dan

Kendalls Tau-b Correlation, dimana pengujian tersebut dimaksudkan untuk

mengukur hubungan antara dua variabel. Penelitian tersebut mendapatkan

hasil bahwa variabel fear mempunyai hubungan yang signifikan negatif

terhadap keahlian dosen akuntansi dalam menggunakan komputer, variabel

anticipation mempunyai hubungan yang positif signifikan terhadap keahlian

dosen akuntansi dalam menggunakan komputer, variabel pessimism

mempunyai hubungan negatif yang tidak signifikan terhadap keahlian dosen

akuntansi dalam menggunakan komputer, variabel optimism mempunyai

hubungan yang positif signifikan terhadap keahlian dosen akuntansi dalam

menggunakan komputer, dan variabel intimidation mempunyai hubungan

yang negatif tidak signifikan terhadap keahlian dosen akuntansi dalam

menggunakan komputer.

Rafaat George Raade and Dennis Kira (2009) meneliti tentang

Computer Anxiety in E-learning : The Effect of Computer Self-Efficacy.

Penelitian tersebut meneliti tentang pengaruh computer anxiety pada

perceive ease of use dan efek mediasi computer self-efficacy pada suatu

konteks e-learning. Sebuah survei pendekatan metodologi yang digunakan

dalam penelitian tersebut menggunakan 18 item untuk 3 konstruksi

(perceived ease of use, anxiety, and self-efficacy). Survei data dari 645

mahasiswa yang dianalisis. Sifat-sifat yang psikometrik item dan konstruksi

yang disahkan diikuti oleh penilaian mediasi computer self-efficacy. Hasil


dari penggunaan suatu sistem manajemen pembelajaran menunjukkan bahwa

efektivitas diri memainkan peran penting dalam mediasi dampak kecemasan

pada anggapan adanya kemudahan penggunaan. Peran ini diamati oleh

computer self-efficacy (1) mengurangi kekuatan dan makna dari dampak

kecemasan pada anggapan adanya kemudahan penggunaan dan (2) memiliki

hubungan yang kuat dan signifikan dengan kecemasan komputer. Temuan

menunjukkan pentingnya self-efficacy sebagai mediator antara computer

anxiety dan perceived ease of use dalam suatu sistem manajemen

pembelajaran (LMS).

Tabel 1
Matriks penelitian terdahulu
2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Komputer Akuntansi

Sistem akuntansi berkembang seiring dengan pekembangan

perusahaan, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengetahuan karyawan dan

penggunaan teknologi. Dengan munculnya komputer, semakin banyak data

yang dapat diolah menjadi informasi baik yang bersifat finansial maupun non

finansial, Pengolahan data dapat dilakukan baik secara terpusat maupun

terdistribusi. Namun banyak fakta menunjukan kehadiran komputer tidak

dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku bisnis. Keterlambatan

laporan masih saja merupakan kendala yang dihadapi, bahkan banyak pelaku

bisnis terjebak dalam kepadatan arus informasi. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengendalian dan pemahaman akuntansi, sehingga menghasilkan

banyak informasi yang tidak berguna, dan tidak memenuhi prinsip akuntansi.

Menurut Zulidamel dalam

http://zulidamel.wordpress.com/akuntansi/ak/ :

Sistem komputer akuntansi adalah suatu sistem akuntansi yang


mengalami perubahan akibat pengaruh penggunaan teknologi komputer.
System ini menciptakan banyak kemudahan dalam menyelesaikan persoalan
akuntansi namun tetap memenuhi prinsip-prinsip akuntansi.

sistem komputer akuntansi dapat menimbulkan banyak masalah bila

tidak diikuti peningkatan sumberdaya manusianya. Dalam terapan teknologi,

tingkat kemampuan pemakai dalam menggunakan teknologi komputer sangat

menentukan. Tingkat pengetahuan dan kecenderungan personal untuk


mempertahankan kebiasaannya merupakan hambatan utama dalam

pengembangan sistem komputerisasi akuntansi.

2.2.1.1. Keunggulan Komputer Akuntansi

Secara umum manfaat aplikasi komputer akuntansi yaitu memberikan

kemudahan dalam menyusun laporan keuangan suatu perusahaan secara cepat,

efisien serta akurat. Keuntungan yang bisa dirasakan dengan menggunakan

teknologi informasi aplikasi komputer akuntansi adalah mendapatkan laporan

keuangan secara otomatis, cepat dan memiliki tingkat akurasi yang lebih baik

dibandingkan secara manual. Mempunyai kemampuan untuk menampilkan

data secara cepat dan mudah. Mempunyai sistem pengamanan berupa

password, serta dapat menyajikan laporan keuangan komparasi sesuai dengan

data pada periode yang diinginkan.

(http://blogdinie.blogspot.com/2007/11/pengertian-komputer-akuntansi.html)

2.2.1.2. Nilai Informasi

Nilai informasi bagi pengguna ditentukan berdasarkan keandalannya

(reability). Tujuan informasi adalah untuk mengarahkan pengguna ke

tindakan yang seharusnya. Agar hal ini dapat terjadi, informasi harus memiliki

berbagai atribut tertentu, yakni :


a. Relevan

Isi dari suatu laporan atau dokumen harus bekerja untuk suatu tujuan. Ini

dapat berupa dukungan bagi keputusan manajer atau untuk pekerjaan staf

administrasi. Laporan yang berisi ketidakrelevanan hanya menyia-nyiakan

sumber daya dan dapat menjadi penghalang bagi pengguna.

Ketidakrelevanan memecahkan perhatian dari pesan yang sesungguhnya

dari laporan terkait dan dapat menghasilkan keputusan atau tindakan yang

tidak tepat.

b. Tepat Waktu

Umur informasi adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan

kegunaannya. Informasi harus tidak melebihi periode waktu dari tindakan

yang didukungnya.

c. Akurasi

Informasi harus bebas dari kesalahan yang signifikan. Akan tetapi,

signifikansi adalah konsep yang sulit untuk diukur. Konsep ini tidak

memiliki nilai absolut, ini adalaha konsep yang sangat bergantung pada

masalahnya. Artinya, dalam beberapa situasi, informasi harus benar-benar

akurat. Kesalahan yang signifikan terjadi ketika jumlah ketidakakuratan

informasi menyebabkan pengguna membuat keputusan yang kurang baik

atau gagal membuat keputusan yang dibutuhkan. Sering kali, informasi

yang sempurna tidak tersedia dalam jangka waktu keputusan

penggunaannya. Oleh karenanya, dalam menyediakan informasi, desainer


sistem harus mencari keseimbangan antara informasi yang seakurat

mungkin dengan ketepatan yang memadai agar berguna.

d. Kelengkapan

Semua informasi yang penting bagi sebuah keputusan atau pekerjaan harus

ada.

e. Ringkas

Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Para

manajer dalam tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan

informasi yang sangat terperinci. Ketika informasi mengalir melalui

perusahaan hingga ke pihak manajemen puncak, maka informasi akan

semakin ringkas.

2.2.2. Pengertian Anxiety

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari

Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

mencekik.

Menurut Wiramihardja dalam buku Pengantar Psikologi Abnormal

(2005:67) :

Kecemasan (anxiety) yaitu suatu perasaan yang sifatnya umum,


dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang
tidak jelas asal maupun wujudnya sehingga tidak berani dan mampu untuk
bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya.
Menurut Kartono dalam buku Patologi Sosial 3 Gangguan-

Gangguan Kejiwaan (1986:139) :

Kecemasan ialah semacam kegelisahan kekhawatiran dan ketakutan

terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur, dan mempunyai ciri

yang mengazab pada seseorang.

Menurut Freud dalam

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/16/kecemasan/ :

Kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang


diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan
pernafasan. Kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak
menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah
reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan

suatu bentuk psikologi yang dirasakan oleh manusia akan persepsi tentang

perasaan yang tidak menyenangkan terhadap suatu reaksi yang tidak jelas asal

maupun wujudnya sehingga tidak berani dan mampu untuk bersikap dan

bertindak secara rasional sesuai dengan seharusnya.

2.2.3. Pengertian Computer Anxiety

Menurut (Gudono dan Rifa, 1999 yang dikutip dalam Sudaryono Eko

Arief dan Istiati diah Astuti, 2005) definisi computer anxiety adalah suatu

tipe stress tertentu computer anxiety itu berasosiasi dengan kepercayaan

yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan

komputer dan penolakan terhadap mesin.


Menurut (Igbaria dan Parasuraman, 1989 yang dikutip dalam Kuntardi

Dhandhung Budi, 2004) computer anxiety adalah sebagai suatu

kecenderungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai

penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada

masa yang akan datang.

Menurut Linda V. Orr (2000) computer anxiety merupakan salah satu

technophobia, dimana komputer merupakan salah satu teknologi yang

berkembang dalam kehidupan manusia. Technophobia sendiri dapat

digolongkan menjadi 3 tingkatan,

a. Anxious Technophobe

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini akan menunjukkan

tanda-tanda klasik yang merupakan reaksi kekhawatiran (anxiety

reaction) ketika menggunakan suatu teknologi, tanda-tanda tersebut dapat

berupa munculnya keringat ditelapak tangan, detak jantung yang keras

atau sakit kepala.

b. Cognitive Technophobe

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini pada mulanya

merasa tenang dan relaks, mereka sebenarnya menerima suatu teknologi

baru tetapi muncul beberapa pesan negatif seperti Saya akan menekan

tombol yang salah dan mengacaukan mesin ini.


c. Unconfortable User

Seseorang yang termasuk dalam tingkatan ini dapat dikatan sedikit

khawatir dan masih pernyataan negatif, tetapi secara umum tidak

membutuhkan one-on-one-counselling.

Computer anxiety dapat diasosiasikan dengan pengurangan atau

lebih buruk lagi penghindaran teknologi informasi. Penghindaran terhadap

teknologi informasi memiliki dampak serius terhadap seseorang. Kinerja

yang lebih rendah dalam suatu perusahaan atau organisasi dan pada

akhirnya akan mempengaruhi karier seseorang.

Kegelisahan terhadap komputer dapat memunculkan dua hal, yaitu :

a. Fear (takut)

Seseorang yang merasa takut dengan adanya komputer karena

mereka belum banyak menguasai teknologi komputer, sehingga mereka

belum bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran komputer.

b. Anticipation (antisipasi)

Seseorang merasa perlu melakukan antisipasi terhadap kegelisahan

yang muncul dengan adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat

dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan

(anticipation) terhadap komputer.


2.2.3.1. Fear

Menurut Kaplan dan Sadock dalam buku Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Psikiatri Klinis (1997:3) :

Rasa takut adalah respon dari suatu ancaman yang asalnya

diketahui, eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik.

Menurut Linda V. Orr (2000) Seseorang yang merasa takut dengan

adanya komputer karena mereka belum banyak menguasai teknologi

komputer, sehingga mereka belum bisa mendapatkan manfaat dengan

kehadiran komputer.

Timbulnya rasa takut (fear) seseorang terhadap komputer merupakan

respon dari suatu ancaman kecemasan pada penggunaan komputer tersebut

dan pada hakekatnya rasa takut tersebut disadari namun tidak secara penuh

sehingga mengakibatkan sikap yang negatif.

2.2.3.2. Anticipation

Menurut Linda V. Orr (2000) Seseorang merasa perlu melakukan

antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya komputer.

Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan ide-ide pembelajaran

yang menyenangkan (anticipation) terhadap komputer.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anticipation

merupakan respon positif dari kecemasan berkomputer (computer anxiety)


yang diterapkan dengan ide-ide atau bentuk pembelajaran yang lebih

menyenangkan dan interaktif.

2.2.4. Pengertian Attitude

Menurut (Carl Jung yang dikutip dalam

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html)

mendefinikan sikap sebagai :

Perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain,

perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya

(positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.

Menurut (Diktat mata kuliah Psikologi Umum Jurusan Psikologi

Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan

Indonesia yang dikutip dalam

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html)

mendefinisikan sikap sebagai :

Segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak

tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan.

Menurut Widayatun Tri Rusmi (1999) :

sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah
terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan
dengannya.
sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa

dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka

atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.

Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia

terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu. Sikap muncul

dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu

afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon

fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu.

Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu.

Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek

sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari

lingkungannya. (http://www.wikipedia.org)

Sikap memiliki afektif yaitu sebuah nilai yang ditentukan oleh

kepercayaan seseorang atas objek sikap tersebut. Sikap memiliki hubungan

dengan menggabungkan semua kepercayaan seseorang terhadap objek

tersebut. Sikap terhadap sesuatu objek juga mempunyai hubungan dengan niat

seseorang untuk melakukan berbagai tingkah laku berkaitan dengan objek

tertentu. Apabila telah terbentuk dengan mantap, sikap akan mempengaruhi

pola pembentukan kepercayaan-kepercayaan baru. Begitu jua perlakuan

tingkah laku tertentu mungkin akan membawa kepada kepercayaan-

kepercayaan baru terhadap objek sikap itu dan akibatnya mempengaruhi sikap

yang terbentuk.
Sikap merupakan suatu sistem yang kompleks dan terdiri dari

kepercayaan seseorang terhadap suatu objek, perasaannya terhadap objek

tersebut dan kecenderungan untuk bertindak berkaitan objek tersebut. Ia

menggambarkan bahwa keseluruhan pengalaman seseorang itu berkaitan

dengan objek sikap yang meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan tingkah

laku (psikomotor). Dengan demikian, pengukuran sikap perlu mengambil

ketiga aspek ini untuk penggambaran yang lebih lengkap atas suatu objek.

2.2.5. Pengertian Computer Attitude

Computer attitude menunjukkan reaksi atau penilaian seseorang

terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya

terhadap komputer. Dengan kata lain secara umum attitude menunjukkan

perasaaan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap obyek

stimilus (Rifa dan Gudono, 1999 yang dikutip dalam Kuntardi Dhandhung

Budi, 2004). Teori attitude menyatakan bahwa perilaku (behaviour)

ditentukan oleh nilai manfaat yang diterima (perceived usefulness) dan

norma sosial (social norm), dimana faktor-faktor tersebut merupakan faktor

yang memberikan kontribusi terhadap diterimanya suatu teknologi komputer.

Berbagai sikap muncul dan ditunjukkan oleh individu terhadap

kehadiran komputer di dunia mereka (computer attitude). Terdapat dua

attitude yang ditunjukkan seseorang dalam menghadapi komputer yaitu

optimism dan pessimism.


2.2.5.1. Optimisim

Optimisme seseorang akan muncul atas kehadiran komputer, mereka

merasa bahwa kehadiran komputer mampu meringankan setiap pekerjaan dan

memberikan berbagai manfaat. Mereka percaya bahwa dengan adanya

komputer dalam kehidupan manusia maka efisiensi dalam setiap pekerjaan

akan dapat dicapai, semua pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia

dapat digantikan oleh komputer yang mampu memberikan hasil yang lebih

cepat dan akurat. Pada akhirnya muncul anggapan bahwa komputer

merupakan suatu alat yang mampu membawa kehidupan manusia kedalam

suatu era yang cerah dan lebih maju.

2.2.5.2. Pessimism

Pesimisme seseorang akan muncul atas kehadiran komputer, mereka

menganggap dengan adanya komputer akan mengendalikan dan mendomisasi

kehidupan manusia. Mereka percaya bahwa dengan adanya komputer dalam

kehidupan manusia maka lama kelamaan kegiatan manusia akan tergantikan

oleh teknologi komputer, sehingga timbul kecemasan akan terintimidasi. Pada

akhirnya muncul anggapan bahwa komputer merupakan suatu alat yang akan

mengendalikan serta mendominasi kehidupan manusia, sehingga membawa

kehidupan manusia kedalam suatu era yang terintimidasi oleh kehadiran

komputer.
2.2.6. Keahlian Menggunakan Komputer Akuntansi

Sampai saat ini belum ada definisi operasional yang tepat untuk

menguraikan pengertian keahlian. Keahlian komputer dapat diartikan sebagai

keahlian atau kecakapan seseorang dalam menggunakan atau

mengoperasiakan komputer. Sedangkan ahli (expert) menurut (Trotter, 1986

yang dikutip dalam Astuti, 2003) didefinisikan sebagai berikut:

Ahli adalah seorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau


pengetahuan tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari
pelatihan atau pengalaman ditandai dengan mengerjakan pekerjaan
secara mudah, cepat, intuisi dan jarang atau tidak pernah membuat
kesalahan.

Menurut (Liebowitz dan Beckman, 1998 yang dikutip

http://maksum.web.id/) definisi keahlian adalah

Penggunaan pengetahuan secara pantas dan tepat untuk

memecahkan masalah, meningkatkan kinerja, dan mencapai hasil luar

biasa.

Definisi ini kurang lebih sama dengan apa yang disebut sebagai

wisdom atau kearifan. Dalam Wikipedia dinyatakan bahwa

Wisdom is having gained knowledge, experience, and intuitive

understanding, along with a capacity to apply these well.

Menurut (Compeau dan Higgins, 1995 yang dikutip dalam Rustiana,

2004) CSE didefinisikan sebagai judgement kapabilitas seseorang untuk

menggunakan komputer atau sistem informasi atau teknologi informasi. Hal


ini bukan merupakan judgement pada masa lalu seseorang dalam

menggunakan komputer, tetapi menyangkut judgement yang akan dilakukan

pada masa depan. Hasil riset Compeau dan Higgins (1995) menunjukkan,

bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi CSE, yaitu: dorongan dari

pihak lain, pihak lain sebagai pengguna, dukungan. Dorongan dari pihak lain

mengacu pada kelompok dan menggunakan persuasi verbal. Pada faktor

kedua, seseorang dapat meningkatkan CSE nya karena mengobservasi dan

meniru model perilaku. Ini merupakan cara yang ampuh untuk mengakuisisi

perilaku sebagai model pembelajaran. Sedangkan faktor terakhir yaitu adanya

dukungan dari organisasi bagi pengguna komputer yang dapat meningkatkan

CSE. Dukungan ini dapat berupa ketersediaan dari pihak organisasi untuk

membantu individu yang membutuhkan peningkatan kemampuan dan juga

persepsi kemampuan diri.

Ada empat sumber informasi self efficacy menurut (Compeau dan

Higgins, 1995 yang dikutip dalam Rustiana, 2004), yaitu: guided mastery,

behavior modeling, social persuasion dan physiological states. Sumber

informasi terkuat adalah guide master yang merupakan pengalaman

kesuksesan nyata dalam kaitannya dengan perilaku. Interaksi yang berhasil

antara individu dengan komputer menyebabkan individu mengembangkan self

efficacy-nya lebih tinggi. Dengan demikian praktik langsung merupakan

komponen penting dalam pelatihan, sehingga individu membangun

kepercayaan diri sesuai dengan kemampuannya. Sumber informasi self


efficacy yang kedua adalah pemodelan perilaku / behavior modeling, yang

meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai

proses pembelajaran. menunjukan bahwa pendekatan pemodelan perilaku

untuk pelatihan komputer dapat meningkatkan persepsi self efficacy dan

kinerja dalam kontek pelatihan. Sumber yang ketiga adalah pendekataan

persuatif dapat juga mempengaruhi self efficacy. Jaminan ulang bagi user

yang punya kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan

sukses dapat membantu para user untuk membangun kepercayaan. Sumber

informasi self efficafy yang terakhir adalah physiological states, yang

menunjukkan perasaan kecemasan / anxiety yang berdampak negatif terhadap

self efficacy.

Dengan demikian keahlian menggunakan komputer akuntansi dapat

didefinisikan sebagai suatu perkiraan atas suatu kemampuan seorang untuk

melaksanakan pekerjaan dengan sukses melibatkan teknologi komputer yang

berupa software-software akuntansi.

2.3. Pengembangan Hipotesis

1. Computer anxiety (anticipation) terhadap keahlian dalam

menggunakan komputer akuntansi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Kuntardi Dhandhung

Budi (2004) didapatkan hasil penelitian bahwa computer anticipation

mempunyai hubungan signifikan positif terhadap keahlian akuntan


pendidik dalam menggunakan komputer. Kemudian penelitian yang

dilakukan Sudaryono Eko arief dan Istiati Diah Astuti (2005)

didapatkan hasil penelitian bahwa computer anxiety berpengaruh

signifikan terhadap keahlian karyawan bagian akuntansi dalam

menggunakan komputer. Selain itu berdasarkan definisi computer

anxiety yang disampaikan oleh (Igbaria dan Parasuraman, 1989 yang

dikutip dalam Kuntardi Dhandhung Budi, 2004) computer anxiety

dikatakan sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah,

khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi

(komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang,

kemudian menurut Linda V. Orr (2000) Seseorang merasa perlu

melakukan antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan

adanya komputer. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan

menerapkan ide-ide pembelajaran yang menyenangkan (anticipation)

terhadap komputer. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian kali ini

memiliki hipotesis.

H1 : computer anxiety (anticipation) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi.

2. Computer anxiety (fear) terhadap keahlian dalam menggunakan

komputer akuntansi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Wibowo tri &

Pancawati Hardiningsih (2008) didapatkan hasil penelitian bahwa


computer fear berpengaruh signifikan terhadap keahlian computer

audit. Kemudian penelitian yang dilakukan Sudaryono Eko arief dan

Istiati Diah Astuti (2005) didapatkan hasil penelitian bahwa computer

anxiety berpengaruh signifikan terhadap keahlian karyawan bagian

akuntansi dalam menggunakan komputer. Selain itu berdasarkan

definisi computer anxiety yang disampaikan oleh (Igbaria dan

Parasuraman, 1989 yang dikutip dalam Kuntardi Dhandhung Budi,

2004) computer anxiety dikatakan sebagai suatu kecenderungan

seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai

penggunaan teknologi informasi (komputer) pada masa sekarang atau

pada masa yang akan datang, timbulnya rasa takut (fear) seseorang

terhadap komputer merupakan respon dari suatu ancaman kecemasan

pada penggunaan komputer tersebut dan pada hakekatnya rasa takut

tersebut disadari namun tidak secara penuh sehingga mengakibatkan

sikap yang negatif. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian kali ini

memiliki hipotesis.

H2 : computer anxiety (fear) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi.

3. Computer attitude (optimism) terhadap keahlian menggunakan

komputer akuntansi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Wibowo tri & Pancawati

Hardiningsih (2008) didapatkan hasil penelitian bahwa optimism


berpengaruh signifikan terhadap keahlian computer audit. Kemudian

penelitian yang dilakukan Kuntardi Dhandhung Budi (2004) didapatkan hasil

penelitian bahwa optimism mempunyai hubungan signifikan positif terhadap

keahlian akuntan pendidik dalam menggunakan komputer. Selain itu

berdasarkan definisi menurut Menurut (Carl Jung yang dikutip dalam

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-

perilaku.html) mendefinikan sikap sebagai perasaan seseorang tentang

obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain, perasaan ini menjadi konsep

yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau

netral) seseorang pada sesuatu. Optimisme seseorang akan muncul atas

kehadiran komputer, mereka merasa bahwa kehadiran komputer

mampu meringankan setiap pekerjaan dan memberikan berbagai

manfaat. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian kali ini memiliki

hipotesis.

H3 : computer attitude (optimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi.

4. Computer attitude (pessimism) terhadap keahlian menggunakan

komputer akuntansi.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Kuntardi,

Dhandhung Budi (2004) didapatkan hasil penelitian bahwa pessimism

mempunyai hubungan tidak signifikan terhadap keahlian akuntan

pendidik dalam menggunakan komputer. Selain itu berdasarkan


definisi menurut Menurut (Carl Jung yang dikutip dalam

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-

perilaku.html) mendefinikan sikap sebagai perasaan seseorang tentang

obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain, perasaan ini menjadi konsep

yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau

netral) seseorang pada sesuatu. Pesimisme seseorang akan muncul atas

kehadiran komputer, mereka menganggap dengan adanya komputer

akan mengendalikan dan mendomisasi kehidupan manusia.

Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian kali ini memiliki hipotesis.

H4 : computer attitude (pessimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi.

2.4. Hipotesis

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Computer Anxiety (anticipation) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

H2 : Computer Anxiety (fear) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.
H3 : Computer Attitude (optimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

H4 : Computer Attitude (pessimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

2.5. Kerangka Pemikiran

Keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu computer anxiety dan

computer attitude. Computer anxiety dapat diartikan sebagai sifat individu

yang mengalami kegalisahan kecemasan terhadap adanya komputer.

Sedangkan computer attitude menunjukkan reaksi atau penilaian seseorang

terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya

terhadap komputer.

Dalam computer anxiety sendiri terdapat dua karateristik yang dapat

menjelaskan kegelisahan seseorang terhadap adanya komputer. Karakter-

karakter tersebut adalah fear atau ketakutan terhadap komputer, dan

anticipation yang menunjukan kesenangan terhadap ide pembelajaran

terhadap komputer. Sedangkan dalam computer attitude terdapat dua

karakteristik yang menunjukkan sikap seseorang dalam menghadapi

komputer. Kedua karakter tersebut adalah pessimism dan optimism. Karakter


pessimism menunjukkan sikap yang negatif terhadap keberadaan komputer

dalam kehidupan manusia. Sedangkan optimism menunjukkan sikap percaya

dan yakin bahwa kehadiran komputer mampu meringankan setiap pekerjaan

dan memberikan berbagai manfaat.

Dalam penelitian ini masing-masing variabel dari computer anxiety

dan computer attitude akan diuji bagaimana pengaruh masing-masing

variabel tersebut terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan

komputer akuntansi. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

dijelaskan dalam gambar 1.

Gambar 1
Kerangka Penelitian

Computer Anxiety :
- anticipation Keahlian Mahasiswa
- fear Akuntansi Dalam
Menggunakan
Computer Attitude : Komputer Akuntansi
- Optimism
- Pesimism
Analisis regresi berganda
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk

mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk

mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian

serta cara pengukurannya.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah computer

anxiety (fear dan anticipation) dan computer attitude (pessimism dan

optimism) sebagai variabel independen serta keahlian mahasiswa akuntansi

dalam menggunakan komputer akuntansi sebagai variabel dependennya.

Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

a. Computer Anxiety, merupakan salah satu technophobia atau

kegelisahan yang mendalam atau ketakutan berlebih terhadap

teknologi komputer, dimana komputer merupakan salah satu teknologi

yang berkembang dalam kehidupan manusia.

b. Computer Attitude, menunjukkan reaksi atau penilaian seseorang

terhadap komputer berdasarkan kesenangan atau ketidaksenangannya


terhadap komputer. Attitude menunjukkan perasaaan kesenangan atau

ketidaksenangan seseorang terhadap obyek stimilus.

2. Variabel Dependen

a. Keahlian adalah suatu perkiraan atas suatu kemampuan seorang untuk

melaksanakan pekerjaan dengan sukses, seorang yang menganggap

dirinya mampu untuk melaksanakan suatu tugas, cenderung akan

sukses.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

a. Computer anxiety diukur dengan menggunakan instrumen CARS

(Computer Anxiety Rating Scale) dengan modifikasi yang

dikembangkan oleh Heinsen et al. (1987) Instrumen ini terdiri dari 19

pertanyaan, 10 item digunakan untuk mengukur variabel fear dan 9

item digunakan untuk mengukur variabel intimidation. Responden

diminta untuk memilih jawaban dari pertanyaan dalam bentuk skala

interval empat poin. Sikap responden yang menyatakan sangat tidak

setuju diwakili oleh poin satu (1). Sedangkan sikap responden yang

menyatakan sangat setuju diwakili oleh poin empat (4).

b. Computer attitude diukur dengan menggunakan instrumen CAS

(Computer Attitude Scale) dengan modifikasi yang dikembangkan


oleh Nickel dan Pinto (1986). Instrumen ini terdiri dari 16 item

pertanyaan, 9 item pertanyaan digunakan untuk mengukur variabel

pesimis dan 7 pertanyaan digunakan untuk mengukur variabel optimis.

Responden diminta untuk memilih jawaban dari pertanyaan dalam

bentuk skala interval empat poin. Sikap responden yang menyatakan

sangat tidak setuju diwakili oleh poin satu (1). Sedangkan sikap

responden yang menyatakan sangat setuju diwakili oleh poin empat

(4).

2. Variabel Dependen

a. Keahlian komputer diukur dengan instrumen CSE (Computer Self-

Effifacy) yang dikembangkan oleh Murphy et al (1989). dengan

modifikasi untuk mengukur variabel keahlian komputer akuntansi.

Instrumen tersebut berisi 32 butir pertanyaan. Responden diminta

memilih jawaban dari pertanyaan dalam bentuk skala interval empat

poin. Sikap responden yang menyatakan kurang yakin dinyatakan

dengan poin satu (1) dan sikap responden yang menyatakan sangat

yakin dinyatakan dengan poin empat (4).

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh


peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2001:72). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi program

sarjana (S1) fakultas ekonomi universitas di wilayah Jakarta selatan, yaitu

Universitas AL AZHAR, Universitas Atmajaya, Universitas Budi Luhur,

Universitas Indonesia, Universitas Islam Negri, Universitas Moestopo,

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Nasional, University Of

Bakrie, Universitas Pancasila, Universitas Paramadina, UPNVeteranJakarta,

Universitas Sahid, dan Universitas Satya Negara Indonesia.

3.2.2. Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel (sampling)

adalah non probability sampling yang berupa purposive sampling. Non

probability sampling merupakan metode pengambilan sampel dimana setiap

anggota populasi tidak mengetahui atau tidak mempunyai probabilitas yang

mengikat untuk dipilih sebagai subyek sample (Sekaran, 2000). Sedangkan

purposive sampling adalah metode pengumpulan informasi dari target-target

tertentu, yaitu orang-orang tertentu yang memberikan informasi yang

diperlukan oleh peneliti atau karena mereka sesuai dengan kriteria yang

diperlukan oleh peneliti (Sekaran, 2000).

Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mahasiswa akuntansi yang memenuhi kriteria sebagai berikut :


1. Mahasiswa akuntansi program sarjana (S1) fakultas ekonomi

universitas negeri maupun swasta yang berada di wilayah Jakarta

Selatan.

2. Mahasiswa aktif pada periode perkuliahan (tidak sedang cuti, dll).

3. Mahasiswa semester akhir.

4. Mahasiswa yang mempunyai IPK minimal 2,50.

Alasan menggunakan metode purposive sampling adalah agar sampel

yang diambil bisa representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

oleh peneliti. Disamping itu metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan

cepat.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

data yang diperoleh langsung dari sumber asli yang secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti. Data primer yang digunakan berupa data dari

kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kuesioner tersebut merupakan

kuesioner yang sudah pernah digunakan dalam penelitian terdahulu, dengan

kata lain penulis mengadopsi kuesioner dari penelitian terdahulu dengan

modifikasi. Kuesioner tersebut dibagikan kepada mahasiswa akuntansi tingkat

akhir baik universitas negeri ataupun swasta yang berada di wilayah Jakarta

Selatan.
Adapun dalam pembagiannya supaya kuesioner tersebut tepat

dibagikan pada sampel maka peneliti meminta bantuan ketua himpunan

mahasiswa jurusan akuntansi masing-masing universitas. Adapun batas waktu

pengumpulan kuesioner adalah 2 minggu terhitung dari hari masuknya

kuesioner ke masing-masing universitas.

3.3.2. Sumber Data

Penelitian ini mengacu pada sumber data perseorangan yaitu

mahasiswa strata satu akuntansi yang berkuliah sesuai dengan sampel yang

telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya agar lebih tepat sasaran, penelitian

ini bekerja sama dengan ketua himpunan jurusan masing-masing universitas

guna memperoleh sumber data yang kompeten.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data serta bahan-bahan dalam penelitian ini dilakukan melalui :

a. Kuesioner

Adapun suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada sampel yang telah ditentukan. Bagian

pertama dalam kuesioner tersebut memuat pertanyaan mengenai

karakteristik responden, yaitu : nama responden, jenis kelamin, usia, dan

IPK.
Bagian kedua dalam kuesioner tersebut adalah Computer Self-

Effifacy (CSE), yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur

keahlian menggunakan komputer yang dikembangkan oleh Murphy et. al.

Bagian ketiga dalam kuesioner tersebut adalah CARS (Computer

Anxiety Rating Scale), yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur

computer anxiety yang dikembangkan oleh Heinsen et al.

Bagian terakhir dalam kuesioner tersebut adalah CAS (Computer

Attitude Scale), yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel computer attitude yang dikembangkan oleh Nickel dan Pinto.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Adalah dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-

sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian

c. Dokumentasi

Adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan

atau menggandakan data yang ada.

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk

mengungkapkan sesuatu menjadi obyek pengukuran, yang dilakukan dengan

instrumen yang diajukan. Validitas ditunjukkan dengan koefisien korelasi

antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total. Koefisien korelasi


yang tinggi menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan mempunyai

validitas. Koefisien korelasi yang relatif tinggi menunjukkan bahwa alat ukur

yang digunakan mempunyai validitas. Koefisien validitas setiap item

pertanyaan ditentukan dengan menghitung korelasi antara skor item

pertanyaan dengan skor total. Pengujian validitas ini dilakukan dengan

menggunakan uji validitas correlate bivariate (Pearson).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang

sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten

bila dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala yang sama. Untuk mengukur

konsistensi internal digunakan pengujian dengan teknik cronbachs alpha.

3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Teknik analisis menggunakan statistik deskriptif dan metode analisis

regresi linier berganda dengan uji hipotesis berupa uji F (simultan), dan uji T

(parsial).

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang

bersifat kuantitatif menjadi data kualitatif guna memberikan kemudahan

dalam mengiterpretasikannya.

Analisis regresi linier berganda digunakan karena pada penelitian ini

menggunakan jenis hipotesis kausalitas dan skala data interval serta variabel
independen yang berjumlah lebih dari dua buah, karena menggunakan analisis

regresi linier berganda maka sebelum dilakukan uji hipotesis harus melewati

uji asumsi BLUE agar pengambilan keputusan melalui uji F dan uji T tidak

bias.

3.5.1 Asumsi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)

Di dalam persamaan regresi linear berganda harus bersifat BLUE,

artinya bahwa pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh

bias.

Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dilakukan uji

multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas.

1. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.

2. Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara

penggangu (error term) pada suatu periode dengan kesalahan pada

periode sebelumnya yang biasanya terjadi karena menggunakan data time

series. Uji autokorelasi dilakukan dengan menghitung nilai Durbin

Watson (DW).
a) Untuk nilai autokorelasi positif

- Jika DW > du, maka Ho diterima

- Jika DW < dL, maka Ho ditolak

- Jika dL < DW < du, maka tidak dapat diambil kesimpulan,

disarankan untuk memperbesar sampel.

b) Untuk nilai autokorelasi negatif

- Jika (4-DW) du, maka Ho diterima

- Jika (4-DW) dL, maka Ho ditolak

- Jika dL < (4-DW) < du, maka tidak ada keputusan apakah terdapat

autokorelasi atau tidak didalam model.

3. Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Menurut Santoso (2002 : 301) deteksi adanya

heterokedastisitas adalah :

a) Nilai profitabilitas > 0,05 berarti bebas dari heterokedastisitas

b) Nilai profitabilitas > 0,05 berarti terkena heterokedastisitas.

3.5.2. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh antara Computer Anxiety

(Fear dan Anticipation), dan Computer Attitude (pessimism dan

optimism) terhadap keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi


digunakan metode regresi linier berganda dan untuk mempermudah

pelaksanaan perhitungan maka usulan penelitian ini akan menggunakan alat

bantu program SPSS 16.0 for windows.

Persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan 4 (empat)

variabel independen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y : Keahlian Dalam Menggunakan Komputer Akuntansi

X1 : Computer Anxiety (Anticipation)

X2 : Computer Anxiety (Fear)

X3 : Computer Attitude (Optimism)

X4 : Computer Attitude (Pessimism)

a : Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5 : Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

independen

e : Error
3.5.3. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat dapat digunakan

metode analisis sebagai berikut :

1. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (uji F)

Uji hipotesis dengan uji F yaitu dengan mencari F hitung dan

membandingkan dengan F tabel, apakah variabel independen secara

simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel

dependen. Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H6 : Computer anxiety (anticipation dan fear) serta computer attitude

(optimism dan pessimism) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer akuntansi.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah

- Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan)

- Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh)

Berdasarkan dasar signifikasi, kriterianya adalah

- Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima

- Jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak.

2. Pengujian Individu atau Parsial (uji t)

Uji hipotesis dengan uji t yaitu dengan mencari t hitung dan

membandingkan dengan t tabel, apakah variabel independen secara

parsial memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel

dependen
Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Computer Anxiety (anticipation) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

H2 : Computer Anxiety (fear) mempunyai pengaruh signifikan terhadap

keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer akuntansi.

H3 : Computer Attitude (optimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

H4 : Computer Attitude (pessimism) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap keahlian mahasiswa akuntansi dalam menggunakan komputer

akuntansi.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah

- Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh yang signifikan)

- Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh)

Berdasarkan dasar signifikasi, kriterianya adalah

- Jika signifikasi > 0,05 maka Ho diterima

- Jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kemampuan Mahasiswa Terhadap Software

Akuntansi

Kemampuan mahasiswa di Universitas wilayah Jakarta Selatan yang

meliputi Universitas AL-AZHAR, Universitas Atmajaya, Universitas Budi

Luhur, Universitas Indonesia, Universitas Islam Negri, Universitas

Muhammadiyah Jakarta, Universitas Moestopo, Universitas Nasional,

University Of Bakrie, Universitas Pancasila, Universitas Paramadina,

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Sahid, dan

Universitas Satya Negara Indonesia akan penguasaan terhadap software

akuntansi cukup bervariatif. Dari jumlah 11 macam software akuntansi yang

ditanyakan, rata-rata setiap mahasiswa pernah mempelajari paling tidak satu

software akuntansi. Sofware akuntansi yang paling banyak dipelajari yaitu

Microsoft excel dan MYOB (Mind Your Own Bussiness), berikut grafik

yang menggambarkan kemampuan mahasiswa akan penguasaan terhadap

software akuntansi :
Gambar 2
Kemampuan Komputer Akuntansi

Sumber : data primer yang diolah

Perolehan kemampuan dalam mempelajari software akuntansi

sebagian besar mahasiswa memperolehnya dari pendidikan formal, terbesar

kedua mahasiswa memperolehnya dari otodidak atau belajar sendiri, dan yang

terakhir diperoleh dari pendidikan non formal. Sehingga dapat dikatakan

Universitas yang berada di wilayah Jakarta Selatan cukup menerapkan

komputer akuntansi dalam kurikulum pendidikannya. Namun, hanya beberapa

Universitas yang mengimplementasikan komputer akuntansi menjadi sebuah

mata kuliah dalam kurikulum pendidikannya, sisanya mengimplementasikan

komputer akuntansi menjadi suatu bagian dalam satu mata kuliah tertentu atau

ada pula yang mengimplemantasikannya dalam bentuk seperti sebuah


pelatihan singkat. Berikut adalah grafik yang menggambarkan perolehan

kemampuan mahasiswa dalam mempelajari komputer akuntansi :

Gambar 3
Perolehan Kemampuan Komputer Akuntansi

Sumber : data primer yang diolah

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Responden

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada

mahasiswa akuntansi program sarjana (S1) Universitas di wilayah Jakarta

Selatan. Adapun dalam pembagiannya agar kuesioner tersebut tepat dibagikan

pada sampel maka peneliti meminta bantuan ketua jurusan akuntansi masing-

masing Universitas. Adapun batas waktu pengumpulan kuesioner adalah 2

minggu terhitung dari hari masuknya kuesioner ke masing-masing

Universitas. Keseluruhan kuesioner yang dibagikan berjumlah 280.


Tabel 2
Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembaliannya

No Universitas Disebar Kembali Presentase


1 Universitas AL -AZHAR 20 11 55%
2 Universitas Atmajaya 20 12 60%
3 Universitas Budi Luhur 20 10 50%
4 Universitas Indonesia 20 12 60%
5 Universitas Islam Negri 20 15 75%
6 Universitas Muhammadiyah Jakarta 20 13 65%
7 Universitas Moestopo 20 17 85%
8 Universitas Nasional 20 15 75%
9 University Of Bakrie 20 12 60%
10 Universitas Pancasila 20 13 65%
11 Universitas Paramadina 20 10 50%
12 UPN "veteran" Jakarta 20 20 100%
13 Universitas Sahid 20 17 85%
14 Universitas Satya negara Indonesia 20 15 75%
Jumlah 280 192 69%
Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari sejumlah 280 kuesioner

yang disebar ke 14 Universitas di wilayah Jakarta Selatan, jumlah kuesioner

yang kembali, diisi dengan lengkap dan memenuhi syarat sejumlah 192

kuesioner atau sebesar 69% dari jumlah kuesioner yang disebar.

4.2.2. Distribusi Karakteristik Responden

Distribusi karakterisktik responden yang meliputi gender, usia dan IPK

(indeks prestasi kumulatif) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristiknya

No Karakteristik Jumlah Persentase


1 Gender Pria 101 53%
Wanita 91 47%
2 Usia 19 Tahun 12 6%
20 Tahun 24 13%
21 Tahun 35 18%
22 Tahun 110 57%
23 Tahun 9 5%
27 Tahun 1 1%
30 Tahun 1 1%
3 IPK < 3,00 43 22%
3,00 - 3,50 83 43%
> 3,50 66 34%
Sumber : data primer yang diolah

Dari data diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan karakteristiknya terbagi menjadi 3 kategori yaitu gender, usia dan

IPK. Berdasarkan gendernya distribusi terhadap pria lebih besar daripada

wanita, dengan jumlah pria 101 responden atau sebesar 53% dan jumlah

wanita 91 reponden atau 47%. Berdasarkan usia distribusi responden terbagi

menjadi 6 kelompok usia yaitu 19 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 22 tahun, 23

tahun, 27 tahun, dan 30 tahun dengan usia responden terbanyak 22 tahun atau

sebesar 57%. Berdasarkan prestasi belajar responden yang dinilai melalui

IPK, distribusi reponden terbanyak dengan IPK 3,0 3,5 yaitu sejumlah 83

responden atau sebesar 43%, hal ini menggambarkan secara garis besar bahwa

prestasi dari responden cukup baik untuk selanjutnya dilakukan penelitian


untuk mengukur tingkat keahlian komputer berkenaan dengan perkembangan

sistem informasi.

4.3. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat statistik deskriptif sebagai

berikut.

Tabel 4
Hasil Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

keahlian 192 57 128 96.60

fear 192 10 39 24.98

anticipation 192 15 36 27.53

pessimism 192 12 34 24.95

optimism 192 13 28 21.44

Valid N (listwise) 192

Sumber : data primer yang diolah

Dengan melihat rata-rata jawaban responden, pada umumnya

responden memiliki keyakinan terhadap keahlian komputer akuntansi dengan

skor rata-rata 96.60 atau 96.60 / 32 = 3.01. Artinya rata-rata responden

memiliki tingkat keyakinan yang cukup tinggi terhadap keahlian komputer

akuntansi.

Untuk tingkat computer anxiety, pada umumnya responden memiliki

tingkat fear dengan skor rata-rata 24.98 atau 24.98 / 10 = 2.49. Artinya bahwa
rata-rata responden tidak setuju dengan rasa cemas yang mempengaruhi

mereka dalam menjalankan komputer akuntansi, dengan kata lain yaitu rata-

rata responden memiliki tingkat fear yang rendah. Kemudian untuk tingkat

anticipation, pada umumnya responden memiliki tingkat antisipasi dengan

skor rata-rata 27.53 atau 27.53 / 9 = 3.05. Artinya bahwa rata-rata responden

setuju dengan keberadaan komputer akuntansi yang dapat membantu dalam

aktivitas mereka, dengan kata lain yaitu rata-rata responden memiliki tingkat

anticipation yang cukup tinggi.

Untuk tingkat computer attitude, pada umumnya responden memiliki

tingkat pesimis dengan skor rata-rata 24.95 atau 24.95 / 9 = 2.77. Artinya

bahwa rata-rata responden setuju dengan persepsi bahwa komputer akan

berpengaruh negatif dalam kehidupan (sikap pesimis), dengan kata lain rata-

rata reponden memiliki tingkat pessimism yang tinggi. Selanjutnya untuk

tingkat optimis pada umumnya responden memiliki skor-rata-rata 21.44 atau

21.44 / 7 = 3.06. Artinya bahwa rata-rata responden setuju dengan persepsi

bahwa komputer akan berpengaruh positif dalam kehidupan (sikap optimis),

dengan kata lain rata-rata responden memiliki tingkat optimism yang tinggi.

4.4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

4.4.1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur benar-

benar mampu untuk mengukur. Hasil uji validitas instrumen penelitian yang
dilakukan dengan pearson correlation menunjukkan bahwa semua

pertanyaan adalah valid. Hasil pengujian adalah sebagai berikut.

Tabel 5
Hasil Uji Validitas CSE (Keahlian Komputer Akuntansi)

Pertanyaan Sig. (2-tailed) Status Pertanyaan Sig. (2-tailed) Status


1 .000 Valid 17 .000 Valid
2 .000 Valid 18 .000 Valid
3 .000 Valid 19 .000 Valid
4 .000 Valid 20 .000 Valid
5 .000 Valid 21 .000 Valid
6 .000 Valid 22 .000 Valid
7 .000 Valid 23 .000 Valid
8 .000 Valid 24 .000 Valid
9 .000 Valid 25 .000 Valid
10 .000 Valid 26 .000 Valid
11 .000 Valid 27 .000 Valid
12 .000 Valid 28 .000 Valid
13 .000 Valid 29 .000 Valid
14 .000 Valid 30 .000 Valid
15 .000 Valid 31 .000 Valid
16 .000 Valid 32 .000 Valid
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 6
Hasil Uji Validitas CARS (Fear)

Pertanyaan Sig. (2-Tailed) Status


1 .000 Valid
2 .000 Valid
3 .000 Valid
4 .000 Valid
5 .000 Valid
6 .000 Valid
7 .000 Valid
8 .000 Valid
9 .000 Valid
10 .000 Valid
Sumber : data primer yang diolah

Tabel 7
Hasil Uji Validitas CARS (Anticipation)

Pertanyaan Sig. (2-Tailed) Status


1 .000 Valid
2 .000 Valid
3 .000 Valid
4 .000 Valid
5 .000 Valid
6 .000 Valid
7 .000 Valid
8 .000 Valid
9 .000 Valid
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 8
Hasil Uji Validitas CAS (Pessimism)

Pertanyaan Sig. (2-Tailed) Status


1 .000 Valid
2 .000 Valid
3 .000 Valid
4 .000 Valid
5 .000 Valid
6 .000 Valid
7 .000 Valid
8 .000 Valid
9 .006 Valid
Sumber : data primer yang diolah

Tabel 9
Hasil Uji Validitas CAS (Optimism)

Pertanyaan Sig. (2-Tailed) Status


1 .000 Valid
2 .000 Valid
3 .000 Valid
4 .000 Valid
5 .000 Valid
6 .000 Valid
7 .000 Valid
Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel hasil uji validitas diatas dapat dilihat bahwa data dari

variabel independen maupun dependen memenuhi syarat validitas, dimana

nilai Sig. (2-Tailed) lebih kecil dari 0.05.


4.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala

yang sama. Untuk mengukur konsistensi internal digunakan pengujian dengan

mengukur nilai cronbach alpha.

Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas

Jumlah Cronbach
Variabel pertanyaan Alpha Keterangan
Keahlian komputer (Y) 32 0,745 Reliabel
Computer Anxiety :
Fear 10 0,778 Reliabel
Anticipation 9 0,758 Reliabel
Computer Attitude :
Pessimism 9 0,750 Reliabel
Optimism 7 0,775 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah

Dari tabel hasil uji reabilitas diatas, dapat dilihat bahwa data dari

variabel independen dan variabel dependen memenuhi syarat reabilitas,

dimana angka cronbach alpha lebih besar dari angka alpha standar

realibilitas.
4.5. Analisis dan Uji Hipotesis

4.5.1. Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda, hal ini

dikarenakan hipotesis yang terbentuk adalah hipotesis kausalitas dengan skala

data interval serta variabel indipendennya lebih dari satu. Karena

menggunakan analisis regresi berganda maka, sebelum melakukan uji

hipotesis harus dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik atau analisis BLUE

(Best Linier Unbiased Estimator).

4.5.2. Asumsi BLUE

4.5.2.1. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas pada

model regresi linear berganda yang dihasilkan dapat menghitung nilai

Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas dalam

model regresi.
Tabel 11
Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model VIF

1 (Constant)

fear 2.709

anticipation 1.771

pessimism 2.162

optimism 1.797

a. Dependent Variable: keahlian

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada bagian collinearity

statistics, nilai VIF pada seluruh variabel independen lebih kecil dari 10,

dimana nilai untuk variabel fear adalah 2.709, variabel anticipation adalah

1.771, variabel pessimism adalah 2.162, dan variabel optimism adalah 1.797,

yang artinya seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak terdapat

gejala multikolinearitas.

4.5.2.2. Uji Autokorelasi

Untuk menguji variabel-variabel yang diteliti, yaitu apakah terjadi

autokorelasi atau tidak, maka dapat digunakan uji Durbin-Watson (DW).

Diagnosis adanya autokorelasi dalam model regresi dilakukan dengan

pengujian terhadap nilai Durbin-Watson.


Tabel 12
Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Model Durbin-Watson

1 1.976

a. Predictors: (Constant), optimism, pessimism, anticipation, fear

b. Dependent Variable: keahlian

Dari tabel diatas, diperoleh nilai uji Durbin-Watson (DW) sebesar

1.976. Dengan melihat angka DW tersebut yang berada pada kisaran 1.65 <

DW < 2.35 maka dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat

autokorelasi.

4.5.2.3. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varian dari residual suatu pengamatan lain, maka harus dilakukan uji

heterokedastisitas.
Gambar 4
Uji Heterokedastisitas

Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak

teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak

membentuk pola tertentu. Dengan hasil demikian, bahwa tidak terjadi gejala

homokedastisitas pada model regresi ini.

4.5.3. Uji hipotesis

4.5.3.1. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama

variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil Uji F dapat dilihat

pada tabel ANOVA.


Tabel 13
Uji Simultan

b
ANOVA

Model F Sig.
a
1 Regression 67.439 .000

Residual

Total

a. Predictors: (Constant), optimism, pessimism, anticipation, fear

b. Dependent Variable: keahlian

Dari uji ANOVA menunjukkan bahwa nilai sig. < 0.05, hal ini berarti

bahwa Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh secara

simultan antara fear, anticipation, pessimism dan optimism terhadap

keahlian menggunakan komputer akuntansi.

4.5.3.2. Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Hasil Uji T dapat dilihat pada tabel

Coefficients.
Tabel 14
Uji Parsial

a
Coefficients

Model t Sig.

1 (Constant) 1.162 .247

fear 1.730 .085

anticipation 11.457 .000

pessimism 3.671 .000

optimism .812 .418

a. Dependent Variable: keahlian

Untuk variabel fear, diperoleh nilai sig. > 0.05. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa Ho diterima, yang artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh signifikan antara fear dengan keahlian menggunakan

komputer akuntansi.

Untuk variabel anticipation, diperoleh nilai sig. < 0.05. Sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang artinya secara parsial

terdapat pengaruh signifikan antara anticipation dengan keahlian

menggunakan komputer akuntansi.

Untuk variabel pessimism, diperoleh nilai sig. < 0.05. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak, yang artinya secara parsial terdapat

pengaruh signifikan antara pessimism dengan keahlian menggunakan

komputer akuntansi.
Untuk variabel optimism, diperoleh nilai sig. > 0.05. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa Ho diterima, yang artinya secara parsial tidak

terdapat pengaruh signifikan antara optimism dengan keahlian menggunakan

komputer akuntansi.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat diketahui

persamaan regresi untuk penelitian ini, yaitu

Y = 6.612 + 0.238X1 + 2.269X2 + 0.700X3 + 0.192X4

4.5.3.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen, Koefisien

determinasi terletak pada tabel model summary.

Tabel 15
Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

1 .769a .591

a. Predictors: (Constant), optimism, pessimism, anticipation, fear

b. Dependent Variable: keahlian


Nilai R dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R2 berkisar 0
2

sampai dengan 1. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R = 0.769 dan R2

= 0.591 atau 59,1% keahlian komputer dipengaruhi oleh variabel computer

anxiety (fear dan anticipation) serta computer attitude (pessimism dan


optimism). Sementara sisanya sebesar 40,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain diluar model ini.

Tabel 16
Matriks Pengujian Hipotesis

Uji Hipotesis Hasil Keterangan


Sig. R2
Uji F .000 - Berpengaruh signifikan
Uji T .085 (X1) - Tidak Berpengaruh
.000 (X2) - Berpengaruh signifikan
.000 (X3) - Berpengaruh signifikan
.418 (X4) - Tidak Berpengaruh
Koefisien determinasi - 0,591 Berpengaruh signifikan

4.6. Pembahasan

Penelitian ini dimaksud untuk menguji apakah terdapat pengaruh

antara computer anxiety (fear dan anticipation) dan computer attitude

(pessimism dan optimism) terhadap keahlian komputer akuntansi mahasiswa

akuntansi universitas di wilayah Jakarta Selatan. Dari hasil uji hipotesis

diperoleh hasil sebagai berikut.

Untuk variabel computer anxiety yang terdiri atas computer fear dan

computer anticipation berdasarkan hasil analisis didapatkan hasil bahwa

variabel computer fear tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keahlian mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi serta variabel

computer anticipation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keahlian

mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi. Hal ini menunjukkan


bahwa tinggi rendahnya tingkat kecemasan tidak mempengaruhi keahlian

mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi, yang mempengaruhi

tingkat keahlian mahasiswa yakni ide-ide pembelajaran yang menyenangkan,

menarik serta interaktif akan komputer akuntansi itu sendiri.

Pada variabel computer fear hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan temuan Wibowo Tri & Pancawati Hardiningsih (2008), Sudaryono

Eko Arief & Istiati Diah Astuti (2005) dan Kuntardi Dhandhung Budi (2004).

Ketidak konsistenan dengan hasil sebelumnya dapat disebabkan oleh kondisi

budaya dan perkembangan teknologi. Kondisi budaya pada penelitian yang

terdahulu menganggap komputer masih sebuah barang yang mewah dan

masih tergolong sebuah kebutuhan sekunder sehingga masih timbul rasa

cemas yang tinggi dalam menggunakannya, berbeda dengan kondisi saat ini

dimana komputer sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan primer yang

digunakan setiap hari ditambah dengan perkembangan teknologi yang

memberikan kemudahan dalam menggunakan komputer sehingga tidak ada

lagi rasa cemas karena sudah terbiasa beraktifitas menggunakan komputer

dikesehariannya. Selain itu karakteristik responden yang berdomisili di

Jakarta juga cukup mempengaruhi, dimana Jakarta yang notabene sebagai

Ibukota Negara Indonesia tentu akan sangat up to date terhadap

perkembangan teknologi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.

Selanjutnya pada variabel computer anticipation hasil penelitian ini

konsisten dengan temuan Wibowo Tri & Pancawati Hardiningsih (2008),


Sudaryono Eko Arief & Istiati Diah Astuti (2005) dan Kuntardi Dhandhung

Budi (2004). Hasil penelitian ini melihat adanya bukti bahwa kondisi yang

sama juga terjadi bagi para mahasiswa akuntansi dalam keahlian di bidang

komputer akuntansi. Hal ini dapat menjadi masukan bagi Instansi Pendidikan

guna merumuskan suatu konsep bentuk pembelajaran yang menarik dan

interaktif dalam proses pembelajaran komputer akuntansi. Kemudian

penelitian ini pun mejawab keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh

Sudaryono Eko Arief & Istiati Diah Astuti (2005) dimana dalam penelitian

tersebut terdapat keterbatasan berupa digeneralisasikannya variabel computer

anxiety yang terdiri dari anticipation dan fear, sehingga tidak dapat

diketahui faktor mana yang paling mempengaruhi keahlian menggunakan

komputer. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa berdasarkan analisis

persamaan regresi yang didapat antara variabel anticipation dan fear yang

memiliki pengaruh signifikan adalah variabel anticipation.

Untuk variabel computer attitude yang terdiri atas variabel computer

pessimism dan computer optimism berdasarkan analisis didapatkan hasil

bahwa variabel computer pessimism memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keahlian mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi serta

variabel computer optimism tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keahlian mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi. Hal

ini menunjukkan bahwa pandangan atau sikap pesimis mahasiswa

mempengaruhi keahlian dalam menggunakan komputer akuntansi sedangkan


pandangan atau sikap optimis mahasiswa tidak mempengaruhi keahlian dalam

menggunakan komputer akuntansi.

Pada variabel computer pessimism hasil penelitian ini konsisten

dengan temuan Kuntardi Dhandhung Budi (2004). Pada variabel computer

optimism hasil penelitian ini konsisten dengan temuan Wibowo Tri &

Pancawati Hardiningsih (2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak

selalu pandangan atau sikap optimis memiliki pengaruh terhadap keahlian

dalam menggunakan komputer akuntansi. Dalam penelitian ini dimana

karakteristik responden memiliki respon positif terhadap perkembangan

teknologi serta memiliki rata-rata tingkat keyakinan yang cukup tinggi akan

keahlian terhadap komputer akuntansi menjadikan tinggi rendahnya

pandangan atau sikap optimis tidak berpengaruh terhadap keahlian dalam

menggunakan komputer akuntansi, pandangan atau sikap pesimislah yang

memiliki pengaruh terhadap keahlian dalam menggunakan komputer

akuntansi. Hal ini disebabkan faktor dorongan serta motivasi baik dari dalam

diri sendiri maupun dari luar untuk mempelajari lebih lanjut tentang komputer

akuntansi tersebut. Mahasiswa yang merasa optimis cenderung merasa cukup

puas dengan kemampuannya akan penguasaan komputer akuntansi sehingga

kecil kecenderungannya untuk mengasah lebih lanjut kemampuannya.

Mahasiswa yang merasa pesimis cenderung memiliki motivasi untuk

mempelajari komputer akuntansi lebih lanjut karena sikapnya yang merasa

belum cukup menguasai akan komputer akuntansi tersebut. Hal ini dibuktikan
dengan gambaran perolehan kemampuan komputer akuntansi (gambar 2)

dimana sebesar 31% mahasiswa memperoleh kemampuan komputer akuntansi

dari otodidak.

Nilai koefisien determinasi sebesar 51,9% menunjukkan masih banyak

faktor lain yang mempengaruhi keahlian mahasiswa akuntansi dalam

menggunakan komputer akuntansi. Dengan kondisi tersebut, diharapkan

adanya kelanjutan dari penelitian ini khususnya faktor dorongan dari pihak

lain, pihak lain sebagai pengguna serta dukungan.

Landasan teori yang mendukung hasil penelitian ini dapat

dikemukakan melalui komponen sikap yang meliputi kognisi, afeksi, dan

keinginan yang tercerminkan pada users. Sikap memiliki afektif yaitu sebuah

nilai yang ditentukan oleh kepercayaan seseorang atas objek sikap tersebut.

Sikap memiliki hubungan dengan menggabungkan semua kepercayaan

seseorang terhadap objek tersebut. Sikap terhadap sesuatu objek juga

mempunyai hubungan dengan niat seseorang untuk melakukan berbagai

tingkah laku berkaitan dengan objek tertentu. Users yang mempunyai kognisi

serta rasa suka akan teknologi komputer akan memberikan manfaat bagi

dirinya serta akan menimbulkan afeksi bahwa komputer dapat membantu

mengatasi masalah dalam pekerjaan sehingga seseorang merasa senang

bekerja dengan komputer, tidak merasa susah, cemas atau ketakutan oleh

kehadiran teknologi komputer.


4.7. Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengakui sejumlah keterbatasan dalam penelitian ini yang

kemungkinan dapat menimbulkan bias hasil penelitian ini, antara lain sebagai

berikut :

1. Responden penelitian ini terbatas pada mahasiswa universitas

yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Dimana Jakarta yang

notabene Ibukota Negara sudah tentu sangat cepat dalam

penerimaan perkembangan teknologi dan keadaan ini belum tentu

sama dengan mahasiswa universitas yang berada diluar Jakarta.

Penggunaan sampel yang terbatas ini kemungkinan akan

mengurangi hasil penelitian ini untuk digeneralisasikan.

2. Dalam penelitian ini hanya menganalisis mengenai pengaruh

computer anxiety (fear dan anticipation) serta computer

attitude (pessimism dan optimism) terhadap keahlian dalam

menggunakan komputer akuntansi. Masih terdapat faktor lain

yang mempengaruhi keahlian diantaranya dorongan dari pihak

lain, pihak lain sebagai pengguna serta dukungan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil analisis menunjukkan pada variabel computer anxiety terdapat

satu variabel yang terbukti berpengaruh signifikan yaitu variabel computer

anticipation dengan signifikansi 0.000. Dengan demikian H1 terbukti.

Sedangkan variabel computer fear terbukti tidak berpengaruh dengan

signifikansi 0.085. Dengan demikian H2 tidak terbukti. Pada variabel

computer attitude terdapat satu variable yang terbukti berpengaruh

signifikan yaitu variabel computer pessimism dengan signifikansi 0.000.

Dengan demikian H4 terbukti. Sedangkan variabel computer optimism

terbukti tidak berpengaruh dengan signifikansi 0.812. Dengan demikian H3

tidak terbukti

Kemampuan prediksi keempat variabel independen terhadap keahlian

mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi sebesar 51,9%

sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi. Hasil ini

menunjukkan masih terdapat faktor lain yang mempngaruhi keahlian

mahasiswa dalam menggunakan komputer akuntansi, diantaranya dorongan

dari pihak lain, pihak lain sebagai pengguna serta dukungan.


5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat berikan adalah :

a. Menambahkan faktor lain yang mempengaruhi keahlian menggunakan

komputer.

b. Memperluas sampel penelitian, agar hasil penelitian lebih dapat

digeneralisasikan.

c. Untuk lebih meningkatkan keahlian dalam menggunakan komputer kepada

mahasiswa akuntansi, maka universitas diharapkan lebih mengoptimalkan lagi

perkembangan teknologi komputer yang kemudian diaplikasikan dalam proses

pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Syaiful dan Fadila. 2008. Kecemasan Berkomputer (Computer Anxiety) dan
Karakteristik Tipe Kepribadian Pada Mahasiswa Akuntansi. SNA 11.
Pontianak.

Astuti, Annisaa Prima. 2003. Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Hubungan


Computer Anxiety Dengan Keahlian Auditor Menggunakan Teknik Audit
Berbantuan Komputer. Skripsi S-1 UNS (tidak dipulikasikan). Fakultas
Ekonomi UNS.

Birol, Cem, dkk. 2009. Gender and Computer Anxiety, Motivation, Self-Confidence,
and Computer Use. Eurasian Journal of Educational Research, 34, pp.

Chodidjah, Siti dan Imam Moertono Soenhadji. 2006. Sikap dan Pengalaman
Mahasiswa Dalam Menggunakan Komputer Serta Pengaruhnya Terhadap
Computer Self-Efficacy. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem
Intelejen. Depok.

Hall, James. A. 2007. Accounting Information Systems. Jakarta : Salemba Empat.

http://blogdinie.blogspot.com/2007/11/pengertian-komputer-akuntansi.html

http://bisnis3x.blogspot.com/2009/10/pengertian-sikap-dan-perilaku.html

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2788561

http://www.creasoft.wordpress.com/2008/04/16/kecemasan/

http://maksum.web.id/

http://zulidamel.wordpress.com/akuntansi/ak/
Kaplan and Sadock. 1997. Sinopsi Psikiatri Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis.
Jakarta : Binarupa Aksara.

Kartono, Kartini. 1986. Patologi Sosial 3 Gangguan-Gangguan Kejiwaan. Jakarta :


CV. Rajawali.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi 3. Jakarta :
Erlangga.

Kuntardi, Dhandhung Budi. 2004. Pengaruh Computer Anxiety dan Computer


Attitude Terhadap Keahlian Akuntan Pendidik Dalam Menggunakan
Komputer. Skripsi S-1 UNS (tidak dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UNS.

Linda, V, Orr, 2000. Computer Anxiety. University Of Southern Maine.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Kontribusi Teknologi Pedidikan Dalam Pembangunan


Pendidikan. Seminar Internasional & Temu Ilmiah FIP/JIP Se-Indonesia.
Manado.

Moekijat. 1993. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Rustiana. 2004. Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam


Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender. Jurnal
Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 1.

Saade, Rafaat George and Dennis Kira. 2009. Computer Anxiety in E-Learning : The
Effect of Computer Efficacy. Journal Of Information Technology Education
Vol. 8.

Sam, H. K, dkk. 2005. Computer Self-Efficacy, Computer Anxiety, and Attitudes


toward the Internet: A Study among Undergraduates in Unimas. Educational
Technology & Society, 8 (4), 205-219.
Santosa, Purbaya Budi dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel &
SPSS. Yogyakarta : ANDI.

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business: A skill Buliding Approach.
Third Edition. New York : John Willey & Son Inc.

Sudaryono, Eko Arief dan Istiati Diah Astuti. 2005. Pengaruh Computer Anxiety
Terhadap Keahlian Karyawan Bagian Akuntansi Dalam Menggunakan
Komputer. SNA VIII. Solo.

Supriyati. 2005. Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi


Komputerisasi Akuntansi. Majalah Ilmiah Unikom Vol.6. Bandung.

Wardiana, Wawan. 2002. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia. Seminar


Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.
Bandung.

Widhiartha, Putu. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Pendidikan


Nonformal. E-book ilmukomputer.com

Wibowo, Tri dan Pancawati Hardiningsih. 2008. Pengaruh Faktor Personality dan
Profesional Commitment Terhadap Keahlian Komputer Audit. Jurnal Bisnis &
Ekonomi. Jakarta.

Wiramihardja, Sutardjo A. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : PT.


Refika Aditama.

Zahra, Femilia. 2009. Pengaruh Kualitas Informasi, Kemampuan Individual dan


Norma Subjektif Tehadap Minat Mahasiswa Dalam Menggunakan Internet
Sebagai Sumber Pustaka. SNA XII. Palembang
LAMPIRAN

Correlations

Reliability
Correlations

Reliability
Correlations

Reliability
Correlations

Reliability
Frequencies

Descriptives
Regression
HASIL KUESIONER (VARIABEL KEAHLIAN)
HASIL KUESIONER (VARIABEL COMPUTER ANXIETY FEAR)
HASIL KUESIONER (VARIABEL COMPUTER ANXIETY ANTICIPATION)
HASIL KUESIONER (VARIABEL COMPUTER ATTITUDE PESSIMISM)
HASIL KUESIONER (VARIABEL COMPUTER ATTITUDE OPTIMISM)

Anda mungkin juga menyukai