OLEH
ALFIANSYAH
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil Penelitian oleh Alfiansyah, ini telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk diajukan pada panitia Seminar Hasil Penelitian.
Kendari, 2022
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
2
NIP. 19671220 199512 1 001
DAFTAR ISI
COVER HALAMAN…..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR SKEMA vii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 8
1.4.1 Manfaat Teoritis: 8
1.5 Ruang lingkup penelitian 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 10
2.1.1 Teori Atribusi 10
2.1.2 Fraud Tree Theory 11
2.1.3 Fraud Triangle Theory 13
2.2 Auditing 14
2.2.1 Pengertian Auditing 14
3
2.2.2 Tujuan Audit 16
2.2.3 Jenis-Jenis Audit 17
2.2.4 Proses Audit 18
2.2.4 Standar audit 20
2.3 Audit Investigasi 22
2.3.1 Pengertian Audit Investigasi 22
2.3.2 Jenis-Jenis audit Investigasi 23
2.3.4 Tujuan Audit Investigasi 24
2.3.5 Teknik-Teknik Audit Investigasi 25
2.3.6 Prinsip-Prinsip Audit Investigasi 26
2.3.7 Sasaran dan target audit investigasi 27
2.3.8 Perbedaan Audit Investigasi 28
2.4 Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pengungkapan Kecuranga.29
2.5 Kecurangan/Fraud 30
2.5.1 Klasifikasi Kecurangan 31
2.6 Hubungan Kemampuan Auditor Investigasi Terhadap Efektivitas
Pelaksanaan Prosedur Audit dalam pengungkapan kecurangan 32
2.7 Hubungan Pengalaman Auditor Investigasi Terhadap Efektivitas
Pelaksanaan Prosedur Audit dalam pengungkapan kecurangan 34
2.8 Penelitian Terdahulu 35
2.9 Kerangka Pikir 40
2.10 Paradigma Penelitian 42
2.11 Hipotesis Penelitian 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian 46
3.2 Populasi dan Sampel 46
3.2.1 Populasi 46
3.2.2 Sampel 47
3.3 Jenis dan Sumber Data 48
3.3.1 Jenis Data 48
3.3.2 Sumber Data 48
3.4 Metode Pengumpulan Data 49
3.4.1 Uji Validitas 50
3.4.2 Uji Reliabilitas 50
3.5 Metode Analisis Data 51
4
3.5.1 Analisis Deskriptif 51
3.5.2 Uji Asumsi Klasik 52
3.5.3 Uji Hipotesis 54
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 56
3.6.1 Variabel Penelitian 56
3.6.2 Definisi Operasional 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 61
4.1.1 Sejarah Singkat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara 61
4.1.2 Struktur Organisasi 64
4.1.3 Visi dan Misi BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara 69
4.2 Hasil Penelitian 70
4.2.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner 70
4.2.2 Karakteristik Respoden 71
4.2.3 Deskripsi Variabel Penelitian 74
4.2.4 Uji Validitas dan Uji Realibilitas 80
4.2.5 Analisis Deskriptif 82
4.2.6 Uji Analisis Faktor 84
4.2.7 Profil Variabel Penelitian ditinjau dari Nilai Bobot Faktor dan Mean 86
4.2.7 Uji Asumsi Klasik 88
4.2.8 Analisis Regresi Linier Berganda 93
4.2.9 Uji Hipotesis 95
4.2.10 Koefisien Determinasi 96
4.3 Pembahasan 97
4.3.1 Pengaruh Kemampuan Auditor Investigasi terhadap Efektivitas
Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. 97
4.3.2 Pengaruh Pengalaman Auditor Investigasi terhadap Efektivitas
Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. 100
4.3.3 Pengaruh Kemampuan dan Pengalaman Auditor Investigasi Terhadap
Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. 102
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 105
5.2 Saran 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
6
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Persentase Hasil Pengawasan Investigasi yang dimanfaatkan
dipersidangan...........................................................................................................4
Tabel 3.1 Jumlah Auditor pada BPKP Sulawesi Tenggara Tahun
2022.................47
Tabel 3.2 Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan Responden...................................49
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel................................................................60
Tabel 4.1 Data Persentase Pembagian dan Pengembalian Kuesioner....................70
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin............................71
Tabel 4.3 Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia...........................................72
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................73
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Lama Bekerja..............74
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Responden atas Variabel Kemampuan Auditor
Investigasi..............................................................................................................75
Tabel 4.7 Rekapitulasi Jawaban Responden atas Variabel pengalaman Auditor
Investigasi..............................................................................................................77
Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Responden atas Variabel Efektivitas Pelaksanaan
Proseudur Audit dalam Pembuktian Kecurangan..................................................79
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas.....................................81
Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif......................................................................83
Tabel 4.11 Hasil Uji Analisisi Faktor Kemampuan Auditor Investigasi...............84
Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis faktor Pengalaman Auditor Investigasi..................85
Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Faktor Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit
dalam Pembuktian Kecurangan..............................................................................86
Tabel 4.14 Persepsi Responden Terhadap Variabel Penelitian..............................87
Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi.........................................................................89
Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov.............................................91
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................92
Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda...............................................94
Tabel 4.19 Ringkasan Uji t, Uji F, dan Koefisien Determinasi.............................95
7
DAFTAR SKEMA
Hal
Skema 2.1 Fraud Triangle Theory.......................................................................13
Skema 2.2 Kerangka Pikir....................................................................................41
Skema 2.3 Paradigma Penelitian..........................................................................42
Skema 4.1 Struktur Organisasi.............................................................................69
8
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 4.1 Normal Probability Plot.....................................................................90
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.............................................................93
9
BAB I
PENDAHULUAN
macam cara yang dapat digunakan seseorang dengan keahlian tertentu untuk
salah. Perkembangannya dari tahun ke tahun selalu meningkat, baik dari jumlah
kasus yang terjadi sampai jumlah kerugian keuangan negara. Korupsi merupakan
salah satu bentuk kecurangan yang terjadi pada organisasi sektor publik maupun
Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat korupsi yang tinggi. Indonesia
menempati peringkat ke-102 dari 180 negara di dunia, dengan skor 37 dari skala
berdasarkan indikator 0 (sangat korup) hingga 100 yang berarti (sangat bersih)
dimana skor ini turun tiga poin dari tahun 2019 lalu. Di level ASEAN, Indonesia
berada di peringkat lima, berada di bawah Singapura yang memperoleh skor 85,
Beberapa kasus korupsi besar yang pernah terjadi di Indonesia, antara lain:
Kasus suap bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang menyeret eks Menteri Sosial
Juliari Peter Batubara yang merugikan keuangan negara senilai Rp. 2 triliun,
1
2
mencapai Rp. 22,78 triliun yang timbul akibat adanya kecurangan dalam
korupsi E-KTP yang merugikan keuangan negara senilai Rp. 1,52 triliun, dan
Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang
belanja negara/daerah dapat dilakukan secara transparan, akuntabel dan bebas dari
audit dan pengawasan keuangan negara seperti salah satunya BPKP, menjadikan
Namun, terdapat beberapa kasus dimana hasil audit BPKP diragukan dan
Sulawesi Tenggara lamban dan terkesan tidak serius dalam mengaudit dugaan
3
kerugian negara dari anggaran refocussing APBD Pemda Buton Utara untuk
(Tribunbuton.com/2021)
kerugian negara dari BPKP Sulawesi Tenggara. Audit kerugian negara dari
BPKP tersebut mengenai dugaan korupsi dana kas operasional Bank Sultra
penyelidikan dugaan korupsi Bank Sultra kini berjalan molor. Untuk diketahui,
kasus dugaan korupsi Bank Sultra telah bergulir sejak Maret 2021 dan BPKP
Sultra telah diminta melakukan audit sejak pertengahan Juni 2021. Dari hasil
pemeriksaan sementara, modus operasi kasus ini berupa pembuatan slip setoran
fiktif senilai Rp. 9,6 Miliar mulai tahun 2018 sampai 2020.
(sultra.tribunnews.com/2021)
dari hal ini adalah kualitas audit dari BPKP menjadi semakin diragukan, tidak
hanya dari sudut pandang masyarakat, namun juga dari sudut pandang hakim di
Tabel 1.1
dipersidangan
realisasinya masih belum maksimal dan target yang konsisten. Hal ini
melalui BPKP yaitu dengan adanya kegiatan pemeriksaan yang biasa disebut
5
dengan audit. Audit pada umumnya dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk
pemerintah dan sektor publik melalui audit investigasi dan penerapan ilmu
adalah peran dan tanggung jawab auditor yang terkait dengan kehati-hatian
bahwa tidak terdapat kesalah sajian yang bersifat material yang disebabkan oleh
audit investigatif dapat tercapai jika auditor mampu menjalankan setiap tahapan
yang terdapat dalam standar audit. Jika auditor bekerja tanpa standar audit, ia
keahlian auditor, untuk itu kemampuan merupakan hal yang penting yang dimiliki
pengetahuan dasar, kemampuan teknis dan sikap mental. Hal ini dikarenakan
untuk menentukan ada atau tidaknya kecurangan dan unsur pidana dalam kasus
yang ditangani. Prosedur dan teknik yang digunakan dalam proses penyelidikan
jumlah penugasan praktik audit yang pernah dilakukan oleh auditor. Pengalaman
dari segi lamanya waktu, maupun banyaknya penugasan audit yang pernah di
lakukan
prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Hal ini berarti bahwa semakin baik
pengalaman audit yang dimiliki auditor dalam melaksanakan tugas audit maka
semakin meningkat.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas penelitian ini akan menguji
penelitian ini pada penelitian sebelumnya terletak pada objek dan waktu
dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 dan pada
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
8
kecurangan?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
pembuktian kecurangan?
suatu permasalahan secara ilmiah, teoritis, dan sistematis. Serta sebagai tambahan
9
dapat digunakan sebagai referensi dan literatur untuk penelitian yang akan datang.
dibatasi agar hasilnya akurat dan tidak bias. Maka peneliti membatasi penelitian
KAJIAN PUSTAKA
penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah
dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain sebagainya, maupun eksternal
misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh
dapat menyimpulkan penyebab tingkah laku yang dilakukan diri sendiri atau
orang lain. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana proses yang terjadi dalam
diri sendiri sehingga dapat memahami tingkah laku orang lain. Dalam penelitian
ini didasarkan pada teori atribusi sebagai dasar untuk mengetahui faktor-faktor
faktor internal dan eksternal dari diri seorang auditor. Faktor-faktor yang
auditor, keduanya merupakan faktor yang dimiliki dan eksternal oleh auditor
atau kecurangan.
10
11
laporan keliru kepada pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar
prosedur audit. Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak faktor dalam diri
occupational fraud dalam bentuk fraud tree. Fraud tree ini menjelaskan tentang
menjelaskan, occupational fraud tree ini mempunyai tiga cabang utama, yaitu
sebagai berikut:
12
a. Korupsi (Corruption)
Korupsi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
2. Penyuapan (Bribery).
Fraud ini sangat dikenal para auditor yang melakukan general audit
(opinion audit) dimana fraud ini terjadi karena adanya salah saji
Tekanan
Kesempatan Pembenaran
Skema 2.1
kondisi dimana ingin memenuhi gaya hidupnya, faktor motivasi juga menjadi
salah satu faktor karena adanya tekanan untuk dapat selalu menunjukan
kinerja yang baik sesuai dengan target-target tuntutan kerja yang ada.
kinerja; kurangnya perhatian terhadap uraian secara rinci (detail); tidak ada
pemisahan antara pemegang aset dan fungsi pencatatan; tidak ada pemisahan
adanya kebutuhan yang mendesak, gaji yang rendah, dan berpikir bahwa apa
yang mereka ambil adalah pinjaman dan dapat menggantinya suatu saat.
terjadinya kecurangan. Teori diatas menjadi dasar bagi auditor investigatif dalam
kecurangan.
2.2 Auditing
berlaku umum. Berikut ini beberapa pengertian audit menurut pendapat para ahli:
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa audit adalah suatu
proses untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara sistematis dan objektif
auditnya, auditor harus dapat selalu melaksanakan tugas secara sistematik untuk
yang akan disajikan dan mengevaluasinya secara objektif yaitu tidak memihak
kepada pemberi kerja (manajemen) maupun pihak ketiga (pemakai hasil audit).
16
terhadap laporan keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh
auditor mengenai apakah laporan keuangan disusun dalam segala hal yang
pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh auditor tentang
apakah laporan keuangan yang disajikan secara wajar dalam semua hal yang
dalam pelaksanaan kegiatan harus diawasi dan sumber daya ekonomi yang
beberapa definisi audit yang telah dijelaskan diatas, kita dapat melihat tujuan audit
aset. Oleh karena itu, tujuan audit mengharuskan akuntan memberi pendapat
mengenai kesesuaian pelaporan keuangan yang tepat sesuai standar audit yang
berlaku.
17
Dalam melakukan audit, ada beberapa jenis audit sesuai dengan tujuan
audit yang dilakukan oleh auditor. Menurut Sukrisno Agoes (2017:11) dari jenis
apakah operasi tersebut telah dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis.
Yang dimaksud dengan efisien disini adalah dapat mencapai hasil yang telah
lain) Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP ataupun bagian internal audit.
umum yang telah dilakukan auditor internal biasanya lebih baik daripada
4. Computer Audit
serta pengendalian internal atas laporan keuangan. Prosedur audit adalah suatu
teknik yang dapat digunakan oleh auditor untuk mengevaluasi bahan atau bukti-
bukti yang mencukupi dan kompeten. Menurut Arens, Elder dan Beasley
adalah:
yang digunakan oleh auditor, yaitu: pengumpulan bukti audit yang cukup
metode audit yang efektif dengan tingkat biaya audit yang wajar. Perencanaan
dan perancangan metode audit dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Dua
mengevaluasi risiko.
pengendalian.
transaksi.
pengujian ini sering disebut uji pengendalian (test of control). Auditor juga
hubungan untuk mengevaluasi apakah saldo akun atau data lain yang
khusus yang dirancang untuk menguji salah saji moneter dari akun-akun
tujuan audit dan setiap akun dalam laporan keuangan, penting untuk
Ini adalah proses yang sangat subjektif yang bergantung sepenuhnya pada
Penggabungan akhir adalah suatu penyajian akhir pada saat akhir penugasan
audit. Saat suatu proses audit telah selesai dilakukan, akuntan publik harus
dipublikasikan klien.
mencapai tujuan audit yang dimana merupakan kriteria atau ukuran dalam
1. Standar umum
a) Audit harus dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan pengetahuan
audit dan menentukan sifat, waktu, dan ruang lingkup pengujian yang
akan dilakukan.
3. Standar Pelaporan
yang memenuhi tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme serta ditindaklanjuti
2016).
atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan tindakan hukum
selanjutnya.
laporan hasil audit dengan menggunakan pendekatan dan teknik audit investigatif
yang kemudian akan ditindak lanjuti sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
yaitu:
proses awal auditnya belum tidak didahului oleh informasi tentang adanya
keuangan.
24
perekonomian negara. Istilah reaktif itu sendiri didasarkan pada fakta bahwa
penyimpangan tersebut.
berikut:
ini akan menekankan bisa diterimanya bukti-bukti sebagai alat bukti untuk
siapa yang bersalah. Mereka yang tidak bersalah terbebas dari tuduhan.
maka tujuan dari investigasi ini adalah menjaga keutuhan dokumen. Ruang
kerja harus diamankan, tidak boleh ada orang masuk keluar tanpa izin,
rekening, izin-izin untuk proses penyitaan dan atau penjualan aset, dan
investigasi itu.
Teknik yang dipakai dalam audit investigatif sama dengan audit pada umumnya,
dengan fokus diarahkan kepada pembuktian ada atau tidaknya fraud atau
26
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee (inquiries of the auditee).
7. Mengamati (observation).
3. Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu
5. Bukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai kapanpun akan
investigatif ditentukan sasaran dan target secara cermat agar tujuan audit dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Adapun sasaran audit investigasi adalah:
1. Subjek yaitu pelaku, saksi, dan ahli. Dalam mengungkap terjadinya fraud
2. Objek, yang menjadi sasaran audit investigasi adalah hasil kecurangan dan
dimana terjadinya.
tersebut dilakukan pengumpulan bukti dengan berbagai teknik audit dan teknik
aset hasil kecurangan tidak menjadi tugas auditor investigasi, namun pada
audit didasarkan pada standar audit, sedangkan ruang lingkup investigasi tunduk
tertentu atau yang biasa disebut “ADTT” merupakan audit yang dilakukan dengan
khusus diluar audit keuangan dan audit kinerja. ADTT dilakukan oleh auditor
eksternal yaitu BPK, atau APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) selaku
auditor internal pemerintah yang terdiri dari BPKP dan Inspektorat yang berada di
3. Bukti yang diperoleh dari proses audit bersifat menyakinkan, sedangkan sifat
kebutuhan organisasi. Untuk audit investigasi karena memang dasar dari audit
ini adalah perintah dari Pimpinan Tertinggi atas hal-hal khusus, atau misalnya
adanya permintaan audit kepada BPKP atau Inpektorat Jendral sehingga dapat
Kecurangan
organisasi mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif.
dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar
kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang
sesuai perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya maka dapat
didukung oleh kemampuan dan pengalaman yang cukup memadai untuk menjadi
apabila auditor memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk dapat
pelaporan dan tindak lanjut. Bila tidak memiliki kemampuan dan pengalaman
yang cukup, auditor lebih baik mundur dalam menerima tugas karena terdapat
2.5 Kecurangan/Fraud
keuntungan secara tidak sah yang dapat berupa uang, barang/harta, jasa dan tidak
membayar jasa, yang dilakukan oleh satu individu atau lebih dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, pegawai, atau pihak ketiga. (Badan Pemeriksa
laporan keliru kepada pihak lain) dilakukan orang-orang dari dalam atau luar
penyesatan kepada pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan
jujur, yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan orang lain.
fraud (kecurangan) dalam 3 (tiga) jenis atau tipologi berdasarkan perbuatan, yaitu:
atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja
sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik
sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali
tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan.
fraud adalah gabungan antara pengacara, akuntan, kriminolog dan detektif (atau
investigator).
yang meliputi pengetahuan dasar bidang yang terkait dan sikap mental dalam diri
mampu melaporkan fakta-fakta itu secara akurat dan lengkap. Seiring dengan
membutuhkan kesabaran dan pola pikir analitis. Auditor investigasi harus melihat
melampaui angka dan memahami substansi situasinya. seorang auditor yang akan
dalam bidang audit dan akuntansi, melainkan juga harus memahami hukum dan
melalui pengalaman kerja yang cukup, baik dalam audit umum, audit operasional,
audit kinerja, maupun audit dengan tujuan tertentu atau audit investigatif.
lapangan baik dari aspek lamanya waktu audit maupun banyaknya penugasan
audit yang diterima dan pernah dilakukan. Dengan memiliki pengalaman yang
cukup, auditor akan lebih percaya diri untuk melaksanakan proses audit dan
berbeda dengan auditor yang lain akan berbeda pula pada tingkat pengetahuan
Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik pengumpulan data
dimiliki auditor investigatif pada BPKP di Kota Bandung baik. Secara parsial
berarti bahwa semakin baik pengalaman audit yang dimiliki auditor dalam
Pengawasan Mahkamah Agung RI. Hasil Penelitian ini yaitu Pengalaman dan
investigatif.
Dwirandra (2018).
Audit Investigasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh
dengan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi
audit investigatif.
39
Dalam Pengungkapan Kecurangan Pada BPKP Pusat. Hasil dari penelitian ini
investigasi, hal ini karena independensi menjadi hal utama dalam pelaksanaan
6. Wijayanti (2016).
Kecurangan. Hasil dari penelitian ini yaitu Dari hasil analisis data dan pengujian
secara parsial tidak berpengaruh positif signifikan namun terdapat hubungan yang
kuat karena koefisien korelasi bernilai positif sehingga semakin baik kemampuan
40
dan sikap auditor investigatif semakin baik juga efektivitas pelaksanaan prosedur
Fraud. Hasil dari penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Indonesia Tahun 2015 sudah baik karena sudah memiliki kemampuan teknis,
prosedur audit dalam pengungkapan internal fraud sudah berjalan dengan baik.
berikut:
41
Skema 2.2
Kerangka Pikir
Pengaruh Kemampuan dan Pengalaman Auditor Investigasi terhadap efektivitas pelaksanaan
Prosedur Audit dalam pembuktian kecurangan Pada Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sulawesi Tenggara
Studi Empirik
Studi Teoritis
● Kemampuan Auditor
42
● Pengalaman Auditor
● Efektivitas Pelaksanaan
Prosedur Audit Dalam
Pembuktian Kecurangan
Rumusan Masalah
Hipotesis
H3
Kemampuan Auditor
(X1) H1
Efektivitas Pelaksanaan
Prosedur Audit dalam
Pembuktian Kecurangan
(Y)
Pengalaman Auditor H2
(X2)
Keterangan:
: Variabel
: Parsial
: Simultan
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
yang dimiliki oleh seorang auditor investigatif tersebut sangat diperlukan, baik
(2019) dengan sampel auditor yang bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Barat Kota
Ngurah Bagus Dwirandra (2018) dengan penelitian yang dilakukan pada Badan
berpengaruh positif terhadap pelaksanaan prosedur audit investigasi. Hasil ini juga
didukung oleh hasil penelitian Aulia (2013), Nada Firanita Dewi (2020), Fransetia
kemampuan dasar, kemampuan teknis, dan sikap mental. Kemampuan ini sangat
46
Pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi
seorang auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keahlian yang
dimiliki auditor karena seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih
investigasi. Hasil ini juga didukung oleh Fransetia Jurjur Benedikta (2019).
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh auditor yang bertugas di BPKP
46
47
Tabel 3.1
No Jabatan Jumlah
1. Auditor Madya/Korwas 10
2. Auditor Muda 8
3. Auditor Pertama 19
4. Auditor Penyelia 5
5. Auditor Pelaksana 7
Jumlah 52
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017: 81) sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penarikan sampel pada
penelitian ini menggunakan sampling jenuh atau biasa disebut dengan metode
(sensus). Menurut Arikunto (2013:104) jika jumlah populasinya kurang dari 100
populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 100 orang, maka bisa
Karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang, maka penulis
mengambil 100% jumlah populasi auditor yang ada pada BPKP Sulawesi
seluruh populasi tanpa harus menarik sampel penelitian sebagai unit observasi
1. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan atau angka. Ini
(Sugiarto, 2017: 178). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban
skala Likert.
Data primer, yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh pihak
yang melaksanakan penelitian (Sugiarto, 2017: 205). Data primer yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
49
Tenggara.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh pihak
sekunder berupa profil dan data lainnya yang bersumber dari buku-buku referensi.
1. Kuesioner
sebagai berikut :
2. Dokumentasi
organisasi, tugas dan tanggung jawab auditor, pangkat dan golongan, dan
jenis kelamin.
3. Studi kepustakaan
dan diperoleh dari berbagai referensi atau literatur seperti jurnal, media
cetak, dokumen arsip dan sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
ketepatan suatu alat ukur. Menurut Sugiyono (2017:172) valid berarti instrumen
Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
intrumen
SPSS Statistic 25. Setelah pengujian dilakukan maka diperoleh hasil bahwa
pengertian bahwa suatu indikator cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data. Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan dan
lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
sama.
bantuan aplikasi SPSS. Dari hasil pengukuran variabel dapat dikatakan reliable
Teknik analisis data adalah suatu teknik atau prosedur untuk menguji
hipotesis penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah statistik
52
suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, dan maksimum
minimum. Selain itu menggunakan pengujian analisis statistik, uji asumsi klasik,
dan model persamaan regresi berganda.. Aktivitas dalam analisis data ini yaitu:
gambaran atau deskripsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata
tendensi sentral (mean, median dan modus) dari sekumpulan data hasil kuesioner.
Uji statistik deskriptif akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS Versi
25.
mengetahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik
atau tidak (Rambat dan Ridho, 2015: 134). Uji asumsi klasik yang dilakukan
Model regresi dapat dikatakan baik apabila model regresi yang memiliki nilai
normal jika hasil analisis nilai sig > 0.05 maka model regresi dikatakan
normal.
b) Uji Autokorelasi
regreesi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
kurang kuat atau penaksir OLS akan menimbulkan distorsi terhadap nilai
c) Uji Multikolinieritas
regresi yang baik seharusnya antara variabel bebas tidak terjadi korelasi.
dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan
d) Uji Heteroskedastisitas,
yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
(Abs_Res). Jika hasil pengujian diperoleh nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi
(0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
dependen. Apabila nilai signifikan < 0.05 maka hipotesis diterima yang
Sebaliknya, apabila nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak yang
jika R2=1 berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
seberapa besar pengaruh atau hubungan antara variabel independent (X) yang
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
kecurangan
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
E = Error
Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu variabel bebas
(X1) yaitu:
a. Pengetahuan Dasar
Sub indikator:
kompeten.
b. Kemampuan Teknis
Sub indikator:
1. Pengetahuan Terhadap IT
c. Sikap Mental
Sub indikator:
2. Bersikap independen.
4. Bersifat kritis.
auditor akan lebih percaya diri untuk melaksanakan proses audit dan
b. Pengalaman kerja
Sub Indikator:
keputusan.
5. Mengembangkan karir.
Sub indikator:
Sub indikator:
2. Konfirmasi (confirmation).
auditee).
7. Mengamati (observation).
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Instrumen
Variabel Indikator Skala
Penelitian
Variabel Independen
1. Kemampuan Dasar
Kemampuan
2. Kemampuan Teknis Angket Interval
Auditor (X1)
3. Sikap Mental
2. Pengalaman Kerja
Variabel Dependen
Efektivitas
Pelaksanaan 1. Prosedur Audit Investigatif
Prosedur Audit Angket Interval
dalam Pembuktian 2. Teknik Audit Investiatif
Kecurangan (Y)
BAB IV
tentang Instruksi bagi Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN
semua pekerjaan akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan
61
62
usaha/jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan Thesauri Jenderal. DJPKN
(LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
1983 tentang BPKP adalah diperlukannya badan atau lembaga pengawasan yang
kedudukannya yang terlepas dari semua departemen atau lembaga sudah barang
tentu dapat melaksanakan fungsinya secara lebih baik dan obyektif. Tahun 2001
pembinaan dan tidak sepenuhnya audit atau represif. Kegiatan sosialisasi, asistensi
atau pendampingan, dan evaluasi merupakan kegiatan yang mulai digeluti BPKP.
melakukan reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya. Reposisi dan
revitalisasi BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi BPKP
yang baru adalah "Auditor Intern Pemerintah yang Proaktif dan Terpercaya dalam
dan Bersih". Pada akhir 2014, sekaligus awal pemerintahan Jokowi, peran BPKP
ditegaskan lagi melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
pembangunan nasional.
64
terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; b. audit dan evaluasi
Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar; c. audit dan evaluasi terhadap pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah; d. audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/
terdiri:
65
1. Kepala Perwakilan.
pengawasan.
Tenggara meluputi:
c. Pengelolaan kepustakaan
pemerintah
Pemerintah (SAKIP);
bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan- badan lain yang di dalamnya
f. Asistensi KPI;
68
lainnya.
Sultra meliputi:
c. Kajian pengawasan
Skema 4.1
Kepala Perwakilan
efektif, dan
dan kompeten.
Data penelitian ini dari hasil jawaban atas kuesioner yang dibagikan
Tabel 4.1
(rangkap) (%)
(responden rate) adalah sebesar 86,54% atau 45 dari total kuesioner yang
hingga batas yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan pada BPKP Perwakilan
Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari 3 variabel dengan item pertanyaan yang
Tabel 4.2
Laki-Laki 27 60
Perempuan 18 40
Jumlah 45 100
sebanyak 27 orang atau 60% dari total responden dan perempuan sebanyak 18
Tabel 4.3
21-30 17 37,8
31-40 19 42,2
41-50 7 15,6
>50 2 4,4
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa 45 orang BPKP yang
berada pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 19 orang dengan tingkat persentase
42,2%. Pada rentan usia 21-30 tahun sebanyak 17 orang dengan tingkat persentase
37,8%, untuk usia 41-50 tahun sebanyak 7 orang dengan tingkat persentase 15,6%
dan pada tingkat >50 tahun merupakan rentan usia minoritas pada responden
73
Perwakilan Sulawesi Tenggara secara umum dalam usia atau masa produktif.
Tabel 4.4
D-III 17 37,8
S-1 23 51,1
S-2 4 8,9
S-3 1 2,2
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa auditor BPKP yang
responden memadai yaitu tingkat pendidikan adalah sarjana strata satu sehingga
Tenggara.
Tabel 4.5
1-5 22 48,9
6-10 15 33,3
>15 8 17,8
Jumlah 45 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa auditor BPKP yang menjadi
responden dalam penelitian ini seluruhnya berada pada tingkat lama bekerja pada
rentan 1-5 tahun yakni sebanyak 22 orang (48,9%), rentan 6-10 tahun yakni
sebanyak 15 orang (33,3) dan rentan >15 tahun yakni 8 orang (17,8). Berdasarkan
data diatas, dapat dikatakan bahwa responden pada BPKP Perwakilan Sulawesi
Tenggara memiliki masa kerja yang relatif baru sehingga diharapkan mampu
menerapkan disiplin ilmu dengan baik dan dapat meningkatkan kinerja BPKP
mempunyai penilaian dari sangat tidak setuju ke sangat setuju yang dituangkan
(X1.1), kemampuan teknis (X1.2), dan sikap mental (X1.3). Rekapitulasi jawaban atas
Tabel 4.6
76
Investigasi (X1)
Auditor Investigasi (X1) dengan nilai persepsi rata-rata sebesar 4,19 termasuk
dalam kategori baik. Dari persepsi responden tersebut tampak bahwa indikator
Pengetahuan Dasar (X1.1) dan Sikap Mental (X1.3) termasuk dalam kategori
Sangat baik sehingga mendapat perhatian yang lebih kuat di bandingkan dengan
termasuk dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,27 termasuk dalam
kategori sangat baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa Pengetahuan Dasar dapat
termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,09 termasuk
dalam kategori baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa Kemampuan Teknis dapat
dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,22 termasuk dalam kategori
sangat baik. Hal tersebut menjelaskan bahwa Sikap Mental dapat mempengaruhi
Investigasi (X2) dengan nilai persepsi rata-rata sebesar 4,31 termasuk dalam
79
responden termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,34
termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini mengandung makna bahwa
bahwa Intensitas atau Banyaknya tugas pemeriksaan auditor akan berdampak baik
dalam kategori baik dengan nilai rata-rata sebesar 4,27 termasuk dalam kategori
sangat baik. Hal ini mengandung bahwa auditor pada BPKP Perwakilan Provinsi
Kecurangan
80
(Y) diukur dengan menggunakan 12 butir item pernyataan dari 2 indikator yaitu
Tabel 4.8
.8 00 00 2 8 22 6 56 Baik
Rata-rata Indikator Teknik Audit Investigasi (Y1.2) 4,28 Sanga
t Baik
Rata-Rata Variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Sanga
4,29
dalam Pengungkapan Kecurangan (Y) t Baik
Sumber: Data Primer diolah 2022
intrumen dikatan
25. Setelah pengujian dilakukan maka diperoleh hasil bahwa seluruh instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reabilitas instrumen akan diuji dengan
koefisien cronbach alpha. Bila dari hasil pengujian instrumen diperoleh nilai
memenuhi syarat (reliabel). Hasil koefisien korelasi dan cronbach alpha untuk
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Indikator Ite Koefisis Si Ket Cronba Ket.
Variabel m en g. . ch
Variabel
korelas Alph
i a
X1.1 0,356 0,0
.1 0
Kemampuan
X1.1 0,443 0,0
Auditor
.2 0
Investigasi
X1.1 0,648 0,0
(X1)
.3 0
X1.1 0,559 0,0
.4 0
Pengetahuan Dasar X1.1 0,630 0,0 Reliabe
(X1.1) .5 0 Valid 0,698
l
X1.1 0,312 0,0
.6 0
X1.1 0,421 0,0
.7 0
X1.1 0,529 0,0
.8 0
X1.1 0,471 0,0
.9 0
X1.2 0,445 0,0
.1 0
X1.2 0,620 0,0
.2 0
X1.2 0,669 0,0
Kemampuan .3 0
Reliabe
Teknis (X1.2) X1.2 0,408 0,0 Valid 0,700
l
.4 0
X1.2 0,586 0,0
.5 0
X1.2 0,414 0,0
.6 0
Sikap Mental X1.3 0,795 0,0 Valid 0,779 Reliabe
(X1.3) .1 0 l
X1.3 0,893 0,0
83
.2 0
X1.3 0,502 0,0
.3 0
X1.3 0,572 0,0
.4 0
X2. 0,707 0,
Intensitas atau 1.1 00 Vali 0,768 Reliab
Banyaknya Tugas X2. 0,691 0, d el
Pemeriksaan 1.2 00
(X2.1) X2. 0,689 0,
1.3 00
X2. 0,673 0,
2.1 00
Pengalaman X2. 0,632 0,
Auditor 2.2 00
Investigasi X2. 0,482 0,
Pengalaman 2.3 00
(X2) Reliab
Kerja X2. 0,700 0, Valid 0,763
el
(X2.2) 2.4 00
X2. 0,747 0,
2.5 00
X2. 0,726 0,
2.6 00
Y.1. 0,713 0,
1 00 Vali 0,790 Reliab
Prosedur Y.1. 0,694 0, d el
Audit 2 00
Investigasi Y.1. 0,798 0,
(Y.1.1) 3 00
Y.1. 0,708 0,
Efektivitas 4 00
Pelaksanaan
Y.2. 0,528 0,
Prosedur 1 00
Audit dalam
Y.2. 0,682 0,
Pengungkapa 2 00
n
Teknik Audit Y.2. 0,681 0,
Kecurangan 3 00
(Y) Investigasi Reliab
Y.2. 0,636 0, Valid 0,755
(Y.1.2) el
4 00
Y.2. 0,547 0,
5 00
Y.2. 0,659 0,
6 00
Y.2. 0,653 0,
7 00
84
Y.2. 0,634 0,
8 00
Sumber: Data Primer diolah 2022
Tabel 4.9 diatas menunjukan hasil uji validitas dari seluruh instrument
memiliki nilai koefisien korelasi (r) > 0,30 dan nilai signifikan dari seluruh
sebagai instrument dalam penelitian ini adalah valid. Kemudian hasil uji reabilitas
menunjukan nilai koefisien alpha dari seluruh item pertanyaan yang dijadikan
sebagai instrument dalam riset ini berada di atas cut of value > 0,60 yang berarti
disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan adalah valid dan
reliabel atau dapat dikatakan kuesioner yang digunakan layak digunakan sebagai
merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari
suatu distribusi data. Sedangkan, standar deviasi merupakan perbedaan nilai data
Tabel 4.10
Descriptive Statistics
Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation
X1 45 3,49 4,65 4,1909 ,23747
X2 45 3,67 4,93 4,3064 ,35869
Y1 45 3,88 5,00 4,2900 ,28829
Valid N (listwise) 45
Sumber: Data Primer diolah 2022
3,49 dan nilai maksimumnya yaitu 4,65. Mean untuk kemampuan auditor
investigatif adalah sebesar 4,1909. Standar deviasinya 0,23747 hal ini berarti
3,67 dan nilai maksimumnya yaitu 4,93. Mean untuk pengalaman auditor
investigatif adalah sebesar 4,3064. Standar deviasinya ,35869 hal ini berarti
menunjukkan nilai minimum yaitu 3,88 dan nilai maksimumnya yaitu 5,00.
86
Uji analisis faktor merupakan uji yang digunakan untuk melihat faktor
mana dari indikator-indikator yang ada pada sebuah variabel yang dominan
Tabel 4.11
Loading KMO
N Indikator Sig
o Factor MSA
1. Pengetahuan Dasar 0,78
6 0,000
2. Kemampuan Teknis 0,73
0,642
5
3. Sikap Mental 0,74
8
Sumber: Data Primer diolah 2022
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil uji analisis factor untuk Tiga
auditor investigasi dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti bahwa keseluruhan
87
indikator sangat berarti terhadap variabel Kemampuan Auditor. Jika dilihat dari
nilai 0,642 diatas 0,50 artinya proses analisis tiga indikator indikator variabel
Tabel 4.12
Loading KMO
N Indikator Sig
o Factor MSA
1. Intensitas atau banyaknya tugas 0,92
pemeriksaan 9 0,500 0,000
2. Pengalaman Kerja 0,92
9
Sumber: Data Primer diolah 2022
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil uji analisis faktor untuk kedua
dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti bahwa keseluruhan indikator sangat
berarti terhadap variabel pengalaman auditor. Jika dilihat dari uji KaisarMeyen-
Olkin Measure Of Sampling Adequacy (KMO MSA) diperoleh nilai 0,500 diatas
0,50 artinya proses analisis kedua indikator variabel pengalaman auditor dapat
0,929
88
Tabel 4.13
Loading KMO
N Indikator Sig
o Factor MSA
1. Prosedur Audit Investigasi 0,88
7 0,500 0,000
2. Teknik Audit Investigasi 0,88
7
Sumber: Data Primer diolah 2022
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji analisis faktor untuk kedua
Prosedur Audit dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti bahwa keseluruhan
MSA) diperoleh nilai 0,500 diatas 0,50 artinya proses analisis kedua indikator
4.2.7 Profil Variabel Penelitian ditinjau dari Nilai Bobot Faktor dan Mean
hasil bobot faktor dan mean menggunakan software IBM SPSS statistics 25. Hal
89
terhadap indikator-indikator variabel penelitian ditinjau dari nilai bobot faktor dan
Tabel 4.14
Bobot
Variabel Indikator Mean
Faktor
Kemampuan Pengetahuan Dasar 0,61 4,27
Auditor Investigasi 8
(X1) Kemampuan Teknis 0,54 4,09
0
Sikap Mental 0,55 4,22
9
Pengalaman Intensitas atau Banyaknya 0,86 4,34
Auditor Investigasi Tugas Pemeriksaan 4
(X2) Pengalaman Kerja 0,86 4,27
4
Efektivitas Prosedur Audit Investigasi 0,78 4,30
Pelaksanaan 7
Prosedur Audit
dalam Teknik Audit Investigasi 0,78 4,28
Pembuktian 7
Kecurangan
(Y)
Sumber : Data Primer diolah tahun 2022
Prosedur Audit. Hasil uji nilai bobot faktor untuk variable Kemampuan Auditor
tersebut menunjukkan rata-rata skor 4,27. Hal Tersebut dapat disimpulkan hawa
Hasil uji nilai bobot faktor untuk variable pengalaman auditor investigasi
terlihat bahwa kedua indikator tersebut memiliki nilai yang sama yaitu 0, 864
menunjukkan ratarata skor 4,34 dan 4,27. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
Hasil uji nilai bobot faktor untuk variabel efektivitas pelaksanaan prosedur
audit terlihat bahwa kedua indikator tersebut memiliki nilai yang sama yaitu 0,787
indikator tersebut menunjukkan ratarata skor 4,30 dan 4,28. Hal tersebut dapat
Uji Asumsi Klasik Adalah pengujian yang dilakukan untuk menilai apakah
dalam model regresi terdapat masalah asumsi klasik. Untuk menghasilkan model
regresi yang tidak bias dan yang terbaik maka harus dipenuhi beberapa asumsi
1. Autokorelasi
linier terdapat korelasi antara residual (kesalahan penggangu) dari suatu periode
ke periode lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi
atau korelasi serial. Deteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durwin-
Tabel 4.15
Model Summaryb
Mod R Adjusted R Std. Error of Durbin-
el R Square Square the Estimate Watson
1 ,741a ,548 ,527 ,19829 1,617
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y1
Sumber: Data Primer diolah tahun 2022
W) adalah 1,617 dimana angka tersebut berada diantara -2 sampai +2 yang berati
2. Uji Normalitas
variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang berdistribusi norman atau mendekati normal. Untuk
menguji normalitas ini dapat diketahui dari tampilan grafik Normal Probability
Plot (P-P Plot Test) dan grafik histogram. Jika data menyebar disekitar diagonal
dan mengikuti arah gatif diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garif diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, kemudian
K-S yang tersedia dalam program SPSS. Kriteria yang digunakan adalah dengan
yang digunakan, dimana data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila sig. >
0,05
Gambar 4.1
Tabel 4.16
Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.16 di atas, terlihat nilai
signifikansi dari unstandardized residual lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,200
sehingga dapat disimpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi
normal.
3. Uji Multikolinearitas
variabel bebas yang ditunjukan oleh angka tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Apabila angka tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka menunjukkan tidak
Tabel 4.17
Collinearity
Statistics
Toleran VI
ce F
,834 1,
19
9
,834 1,
19
9
variabel dalam penelitian ini berada diatas 0,10 dan nilai VIF berada dibawah 10.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kolerasi antar variabel bebas sehingga dapat
4. Uji Heterokedastistas
95
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu dan menjauhi
angka skala 0. Hasil analisis data menunjukkan diagram pancar yang dihasilkan
sebagai berikut:
Gambar 4.2
Gambar 4.3 scatter plot diatas, terlihat secara visual nilai residual dan nilai
variabel bebasnya.
metode regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program IBM
SPSS Statistic 25, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
Tabel 4.18
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
1 (Consta ,694 ,551 1,258 ,215
nt)
X1 ,423 ,138 ,349 3,070 ,004 ,834 1,199
X2 ,423 ,091 ,527 4,641 ,000 ,834 1,199
a. Dependent Variable: Y1
Sumber: Data Primer diolah 2022
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas maka dapat diperoleh persamaan Sebagai Berikut:
dengan t-tabel dan nilai t-sig dengan α : 0,05. Apabila t-hitung > t-tabel atau t-sig
< dari α : 0,05, maka diterima H1 atau tolak H0. Sebaliknya, apabila t-hitung< t
tabel atau t- sig > dari α : 0,05 maka tolak H1 atau terima H0
Tabel 4.19
Persamaan
Variab thitu Ttabel Sig. Fhitung Ftabel Sig R.
ng
el . Square
X1 3.0 2.037 0,0 25,503 3,23 0,0 0,548
98
70 04
X2 4.6 2.037 0,0 00
41 00
Sumber: Data Primer diolah 2022
Kemampuan Auditor Investigasi sebesar 3.070 > dari t-tabel yaitu sebesar
2.037 atau dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004 < dari α = 0,05, maka
Sulawesi Tenggara.
pengalaman kerja sebesar 4.641 > dari t-tabel yaitu sebesar 2.037 atau dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000 < dari α = 0,05, maka dari hasil pengujian
Tenggara.
99
dengan nilai sig. = 0,00 lebih kecil dari nilai a = 0,05. Maka dari hasil
(Y) adalah sebesar 54,8%. Hal ini berarti bahwa ada variabel epsilon (ɛ) sebesar
45,2% yang mempengaruhi variabel Y namun tidak diukur dalam penelitian ini
4.3 Pembahasan
Audit dalam Pembuktian Kecurangan. Artinya , Hal ini menunjukkan bahwa jika
meningkat yang artinya bahwa dengan kemampuan audit yang tinggi maka
menangani kasus sudah sangat baik sehingga audit investigasi dapat dilakukan
Tenggara termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa
luas. Hal tersebut berdampak baik terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit
Tenggara termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa seorang
pembuktian kecurangan.
termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor
dengan skeptisme professional, dan bersikap kritis. Hal tersebut akan berdampak
kecurangan.
Hal ini didukung juga Fransetia Jurjur (2019) dalam penelitiannya yang
adanya kemampuan auditor yang telah dibuat pada saat pelaksanaan. Hal ini
pemeriksaan investigasi.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati
dengan skeptisme sebagai variabel moderasi dan Nada Firanita Dewi (2020) yang
laku yang dilakukan diri sendiri atau orang lain. Teori ini menjelaskan tentang
bagaimana proses yang terjadi dalam diri sendiri sehingga dapat memahami
auditnya.
baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata skor tanggapan responden terhadap item ini
yang berada pada kategori sangat baik. Artinya bahwa mayoritas pegawai di
intensitas atau banyaknya tugas pemeriksaan dengan efektif sebagai auditor dapat
Tenggara sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata jawaban responden
terhadap item ini yang berada dikategori sangat baik. Pengalaman kerja
memberi peluang auditor mengaudit entitas dengan latar belakang yang sama
sehingga dapat membuatnya menjadi lebih cepat dan lebih baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
104
yang masih muda karena auditor pada usia tersebut lebih matang dalam berpikir
dengan banyaknya hal yang telah dilewati. Selain itu, tingkat pendidikan juga
berpengalaman cenderung lebih ahli dan memiliki pemahaman yang lebih baik
internal dan eksternal dari diri seorang auditor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
merupakan faktor yang dimiliki dan eksternal oleh auditor untuk mencapai
Sulawesi Tenggara.
Sulawesi Tenggara termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan
Indikator teknik audit investigasi termasuk dalam kategori sangat baik. Hal
baiik dalam melaksanakan audit. Dengan kata lain Teknik Audit Investigasi audit
intern di BPKP Provinsi Sulawesi Tenggara telah tepat waktu, lengkap, akurat,
objektif, meyakinkan, konstruktif, jelas, serta ringkas dan singkat. Laporan hasil
hasil penugasan audit intern akhir, tetapi mengingatkan kepada pejabat terkait
akhir diselesaikan.
kemampuan dalam hal kemampuan dasar, kemampuan teknis, dan sikap mental.
Pelaksanaan prosedur audit yang dilakukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi
seorang auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keahlian yang
dimiliki auditor karena seorang auditor yang lebih berpengalaman akan lebih
merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil audit. Semakin banyak jumlah
jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan hasil audit yang
berkualitas daripada seorang auditor yang baru memulai karirnya. Hal ini
investigasi. Hasil ini juga didukung oleh Fransetia Jurjur Benedikta (2019) yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
sebagai berikut:
dengan kata lain kualitas audit yang dihasilkan akan semakin lebih baik.
105
106
melakukan tugasnya.
5.2 Saran
audit.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi bagi auditor BPKP
kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Achyarsyah, P., & Rani, M. (2020). Pengaruh Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif Terhadap Pengungkapan Kecurangan Pelaporan Keuangan.
(Studi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia).
Arens A. Alvin, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. (2015). Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Edisi Lima Belas. Jakarta:
Erlangga.
Firanita, Nada & Ginting, Rudi & Yoyoh (2020). Pengaruh Kompetensi,
Pengalaman, Independensi Dan Skeptisisme Profeisonal Auditor
Terhadap Pelaksanaan Prosedur Audit Investigasi Dalam Pengungkapan
Kecurangan Pada Bpkp Pusat.
Lupiyoadi, Rambat dan Ikhsan, Ridho Bramulya. (2015). Praktikum Metode Riset
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Ramadhan, Ardito. (2021). Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2020 Turun
Jadi 37, Peringkat 102 Dunia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/28/14120521/indeks-persepsi-
korupsi-indonesia-pada-2020-turun-jadi-31-peringkat-102-di/. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2021.
KUESIONER PENELITIAN
Yth:
Bapak/Ibu/Saudara/I Auditor
Hormat Saya,
Alfiansyah
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Tujuan utama dari kuesioner ini adalah untuk menguji dan menganalisis
Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif dan Pengalaman Auditor Investigatif
Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.
Kuesioner ini terdiri dari 4 (empat) bagian. Satu bagian pertama berisi tentang profil responden
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
Karakteristik Individu
1. Nama :
4. Jabatan :
Lainnya..........
10 – 15 Tahun 1 – 5 Tahun
Untuk bagian 2-4 dibawah ini, silahkan menjawab dengan memberi tanda cek () untuk jawaban yang
BAGIAN 2 K
S
N Kemampuan Auditor SS S TS ST
(4
o (5) (3 (2) S
)
) (1)
Dalam melakukan audit anda menerapkan
1
Ilmu Auditing.
Anda melakukan pemahaman Standar
2
Operasional Prosedur (SOP).
Rekan mengerti setiap perkataan yang anda
3
katakan pada saat pemeriksaan.
Anda Memiliki pengetahuan tentang investigasi
4
Anda merahasiakan segala sesuatu yang
5
berkaitan dengan informasi yang telah
diperoleh
6 Anda melakukan evaluasi suatu bukti
7 Anda memahami tentang masalah Cyber Crime
Anda melakukan penelusuran lebih serius
8 dengan sikap curiga profesional (professional
skeptisisme).
Anda melakukan analisis kasus sebelumnya
9
agar menambah wawasan atas kasus yang akan
datang.
Anda Menggunakan tenaga ahli IT
10
Anda mengetahui tentang hukum (undang-
1 undang) yang berkaitan dengan kasus yang
1 ditangani.
Anda mengacu pada Undang-
1
Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2
Anda bersikap independen dalam menghadapi
1
3 suatu kasus
Setelah melakukan audit, anda memperoleh
1 hipotesis pada suatu tahap penyidikan
4
Data-data dikumpulkan untuk membuktikan
1
5 hipotesis.
Anda melaksanakan audit sesuai standar yang
1 berlaku umum
6
Anda memiliki sikap tidak mudah mempercayai
1 setiap pernyataan/jawaban yang diberikan oleh
7 tersangka setelah menemukan beberapa bukti
yang berkaitan dengan kasus yang dihadapi.
Pada saat investigasi anda memiliki sikap
mental yang bebas dari pengaruh pihak luar
1
sehingga dapat bersikap tidak memihak dalam
8
memberikan pendapat.
Auditor melakukan evaluasi secara kritis
1 terhadap bukti-bukti audit.
9
Sumber : A.Arini Lestari Patunru (2014)
BAGIAN 3
N Pengalaman Auditor K S
S
o SS S TS T
(4
(5) (3 (2) S
)
)
(1)
Banyaknya tugas yang dihadapi memberikan
1 kesempatan untuk belajar dari kegagalan dan
keberhasilan yang pernah dialami.
Banyaknya tugas pemeriksaan membutuhkan
2 ketelitian dan kecermatan dalam
menyelesaikannya.
Banyaknya tugas yang diterima dapat memacu
3 auditor untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat dan tanpa terjadi penumpukan tugas.
Kekeliruan dalam pengumpulan dan pemilihan
4 bukti serta informasi dapat menghambang
proses penyelesaian pekerjaan
Semakin lama bekerja sebagai auditor, semakin
5 dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan
obyek pemeriksaan.
Semakin banyak pengalaman yang dimiliki
6 auditor, semakin besar kemampuan auditor
dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada.
Semakin lama bekerja, semakin dapat
7 mengetahui informasi yang relevan untuk
mengambil keputusan.
Semakin lama menjadi auditor, semakin
8 mengerti menghadapi entitas pemeriksaan
dalam memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan
Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya
9
dapat mengembangkan karir.
Sumber : Ika Sukriah Akram Biana Adha Inapty (2010)
BAGIAN 4
K
Efektivitas Pelaksanaan Prosedur ST
N SS S S TS
Audit Dalam Pembuktian S
o (5) (4) (3 (4)
Kecurangan )
(5)
Auditor menerapkan prosedur audit
1
dalam melaksanakan pemeriksaan.
Program audit yang telah disusun
2
mempermudah pembagian tugas bagi tim
auditor
Dalam pelaksanaan audit , auditor dituntut
3 untuk mengembangkan teknik-tekniknya
secara tepat.
Laporan hasil audit disusun dengan tepat
4
waktu.
Pihak BPKP melaksanakan pemantauan atas
5 tindak lanjut rekomendasi yang telah diberikan
kepada penegak hukum.
Auditor memeriksa fisik dengan menghitung
6
berbagai komponen dalam laporan keuangan.
Auditor meminta konfirmasi kepada auditee
7 untuk menegaskan kebenaran
atau
ketidakbenaran suatu informasi.
Auditor memeriksa dokumen termasuk
8 informasi yang diolah kemudian disimpan
secara elektronik (digital).
Auditor mempunyai gagasan untuk melakukan
9
review analitycal.
Auditor meminta informasi baik secara lisan
1
0 maupun tertulis kepada auditee.
Auditor melaksanakan perhitungan
1
kembali (mengecek kebenaran
1
perhitungan).
Auditor memberikan rekomendasi mengenai
1 bagaimana mengelola risiko terjadinya
2 kecurangan dengan tepat
Sumber : A.Arini Lestari Patunru (2014)
61
2. Tabulasi Data Pengalaman Auditor Investigasi
61
3. Tabulasi Data Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan (Y)
61
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
61
Indikator Kemampuan Teknis (X1.2)
Indikator Sikap Mental (X1.3)
Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengalaman Auditor Investigasi (X2)
1. Autokorelasi
2. Normalitas
3. Multikolinearitas
4. Heterokedastistas