Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN

“RERANGKA KONSEPTUAL DAN FORMULASI HIPOTESIS”

KELOMPOK 4
OLEH :

NURFATMAWATI (B1C118081)
WA ODE HASNAWATI SARAY (B1C118083)
MULIANTI (B1C118087)
ADI ETYA PRIMA HAQ (B1C118092)
MILDA SRY WAHYUNI (B1C118094)
MAHARANI SAIBA (B1C118095)
SHINTA WULANDARI (B1C118100)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Rerangka Konseptual dan Formulasi Hipotesis.

    Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

    Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Rerangka Konseptual dan
Formulasi Hipotesis ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

    
                                                                               

       Kendari,  April 2021

   
                                                                                           

   Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. TELAAH KRITIS HASIL RISET TERDAHULU..........................................................................5
B. RERANGKA KONSEPTUAL........................................................................................................5
C. PENGERTIAN HIPOTESIS...........................................................................................................5
D. JENIS HIPOTESIS..........................................................................................................................6
E. FORMULASI HIPOTESIS.............................................................................................................7
F. PENGUJIAN HIPOTESIS............................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................13
B. SARAN.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kerangka konseptual memberikan gambaran dan mengarahkan asumsi mengenai
variable-variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual memberikan petunjuk kepada
peneliti di dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti akan menggunakan kerangka
konseptual yang telah disusun untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan mana yang
harus dijawab oleh peneliti dan bagaimana prosedur empiris yang digunakan sebagai alat
untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan tersebut.

Hipotesis berarti pendapat yang kebenarnnya masih dangkal dan perlu diuji, atau dalil
sementar, yang kebenarannya akan dibutktikan dalam penelitian. Hipotesis adalah
kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap
bukti-bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hypothesis ini
dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak. Hipotesis memiliki kegunaan antara
lain yaitu memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang serta memberikan arah kepada peneliti.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang ingin diketahui yaitu :

1. Bagaimana menelaah secara kritis hasil riset terdahulu ?


2. Apa pengertian rerangka konseptual dan hipotesis ?
3. Apa saja jenis hipotesis ?
4. Bagaimana formulasi hipotesis?
5. Bagaimana pengujian hipotesis ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui telaah kritis hasil riset terdahulu
2. Untuk mengetahui pengertian rerangka konseptual dan hipotesis
3. Untuk mengetahui jenis hipotesis
4. Untuk mengetahui formulasi hipotesis
5. Untuk mengetahui pengujian hipotesis
BAB II

PEMBAHASAN

A. TELAAH KRITIS HASIL RISET TERDAHULU

Sebagaimana telah dijelaskan dalam tahap awal proses riset yaitu studi pendahuluan
yang di dalamnya terdapat proses peneliti diwajibkan untuk membaca dan melakukan
telaah kritis atas hasil riset terdahulu yang dapat dijadikan acuan utama. Biasanya,
peneliti yang baik mempunyai kemampuan yang baik pula dalam membaca dan
memahami hasil riset peneliti lain. Setelah membaca dan memahami beberapa artikel
hasil riset peneliti terdahulu, peneliti melakukan telaah kritis atas hasil riset terdahulu,
yang kemudian dapat dijadikan landasan untuk menyusun rerangka konseptual. Hasil
telaah kritis riset terdahulu kemudian disusun dan dirangkai menjadi sintesis teori atau
hasil riset terdahulu.

B. RERANGKA KONSEPTUAL

Masing-masing peneliti dapat memilih ukuran yang dapat digunakan untuk


mengukur variabel yang diteliti. Peneliti tertentu dapat menggunakan variabel yang sama
dengan penelitilain, namun berbeda dalam mengukurnya (definisi operasionalnya
berbeda antar-keduanya) dengan peneliti yang lainnya. Teori-teori yang disintesis sebagai
dasar untuk memformulasikan hipotesis penelitian, digambarkan dalam suatu bagan alur
yang disebut dengan rerangka konseptual. Rerangka konseptual memuat semua variabel
yang diteliti beserta pengukuran variabelnya dan menyebutkan peneliti terdahulunya
disertai tahun publikasi di jurnal. Produk akhir dari rerangka konseptual adalah gambar
model penelitian, yang kemudian dapat disajikan dalam model persamaan statistik.

C. PENGERTIAN HIPOTESIS

Hipotesis adalah dugaan sementara yang diformulasikan oleh peneliti atas dasar
teori, yang kebenarannya masih dibutuhkan adanya pembuktian secara empiris. Apakah
semua riset akuntansi harus ada hipotesisnya? Tidak semua penelitian akuntansi
diwajibkan mempunyai hipotesis. Ada tidaknya hipotesis dalam suatu penelitian
tergantung pada desain penelitiannya. Untuk jenis penelitian yang disusun dengan desain
kualitatif deskriptif tentu saja tidak diperlukan ada hipotesis penelitiannya. Untuk peneliti
dengan desain kausalitas diperlukan ada hipotesis, misalnya hipotesis tentang ada
tidaknya hubungan, pengaruh atau dampak variabel independen X terhadap variabel
dependen Y. Hipotesis ada tidaknya perbedaan antara perusahaan yang menggunakan
metode akuntansi tertentu dengan metode akuntansi yang lain.

D. JENIS HIPOTESIS

Jenis atau macam hipotesis ada dua yaitu hipotesis alternatif (the alternative
hypothesis) dan hipotesis nol (the null hypothesis). Hipotesis nol dikembangakan dengan
argumentasi bahwa metode riset ilmiah hypothetico-deductive mensyaratkan hipotesis
yang diformulasikan dapat digugurkan (hypotheses to be falsifiable), dengan kata lain,
tujuan riset adalah menolak hipotesis (to reject the null hypotheses). Hipotesis nol
merupakan hipotesis yang bertentangan dengan teori (pernyataannya berlawanan dengan
teori atau hasil penelitian yang diacu). Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang
didukung teori (pernyataannya sejalan dengan teori atau hasil penelitian yang diacu).

Contoh Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif:

H 0 : Laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap harga saham

H a : Laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham

Tujuan peneliti memformulasikan hipotesis nol adalah untuk menolak hipotesis


nol (to reject the null hypothesis). Hipotesis nol harus ditolak karena hipotesis nol
merupakan hipotesis yang tidak sejalan dengan teori atau berlawanan dengan teori.
Tujuan peneliti memformulasikan hipotesis alternatif adalah untuk memelihara hipotesis
alternatif (to maintain the alternctive hypothesis). Hipotesis alternatif harus dipelihara
atau didukung karena hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang sejalan dengan teori
atau mendukung teori.

Pada risetnya, peneliti dapat memformulasikan hipotesis dengan memilih salah


satu jenis hipotesis, tidak perlu dua-duanya dikemukakan. Biasanya yang dipilih peneliti
adalah hipotesis alternative dengan argumentasi tujuan riset cenderung memverifikasi
teori, bukan menolak teori. Namun demikian, peneliti juga dapat memformulasikan
hipotesis nol dengan tujuan riset. Peneliti dapat memilih menggunakan hipotesis nol atau
hipotesis alternative, hal ini merupakan hal peneliti karena masing-masing ada
argumentasinya yang penting konsisten. Jika hipotesis pertama menggunakan hipotesis
alternative, maka seluruh hipotesis yang diformulasikann dalam riset tersebut harus
menggunakan hipotesis alternative, begitupun sebaliknya dengan menggunakan hipotesis
nol.
Jika mpeneliti memformulasikan hipotesis, maka peneliti harus siap dengan
teknik analisis data yang dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengujian atas
hipotesis tersebut.

E. FORMULASI HIPOTESIS

Hipotesis yang diformulasi harus atas dasar teori atuu hasil-hasil riset yang
terdahulu. Oleh karena itu, pada konteks riset disarankan menggunakan
literatur yang lebih banyak dari hasil riset-riset terdahulu hukan textbook.
Textbook tujuannya digunakan untuk proses pernbelajaran di kelas yang
menjelaskan topik-topik tertentu, misalnya buku teori akuntansi oleh
Hendrikscn disusun untuk menjelaskan tentang topik-topik yang berkenaan
dengan teori akunransi keuangan saja atau Informasi lain yang terkait dengan
tcori akuntansi. Narnun demikian bukan berarti textbook tidak boleh digunakan
scbagai acuan atau referensi, boleh saja asalkan rele~an dan jurnlahnya dibatasi
(riset yang baik, lebih banyak mengacu pada hasil riset terdahulu yang berupa artikel riset
yang dimual dalam jurnal). Textbox yang relevan sebenarnya sebatas dapat menginspirasi
peneliti dalam memilih topik atau ide tertentu, kecuali buku-buku metode riset atau alat
analisis seperti analisis multivariat, regresi, ekonometri, dan yang sejenisnya.

Hipotesis yeng diformulasikan berasal dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang


disintesiskan dan kemudian disuse menjadi satu rerangka konseptual penelitian.
Mendalam atau tidaknya kajian atau sistesis teori yang mendasari teori tergantung pada
tujuan penelitiannya.

Untuk tujuan membangun teori di level strata tiga (program doktor) mutlak harus
ada grand theory dan ada kebaruannya (novelty), sehingga jelas posisi, perbedaan dan
persamaannya dengan hasil-hasil riset terdahulunya. Hal ini sangat berbeda dengan hasil
riset di jenjang strata satu yang berupa skripsi, cukup ada dasar teori yang relevan dan
tidak diperlukan kajian teori yang mendalam dan mendasar sampai pada grand theory,
mengingat tujuannya hanya untuk melatih mahasiswa mampu melakukan riset saja.

Terjadinya normalisasi sebuah teori dinyatakan bahwa teori dibangun dari hasil-
hasil riset terdahulu yang hasilnya konsisten dan robust, sehingga dapat menjadi sebuah
teori yang dapat digeneralisasi. Misalnya, teori kandungan informasi laba akuntansi
(information content of earnings) yang pionirnya adalah Ball dan Brown (1968),
menyatakan bahwa laba akuntansi (yang nota bene merupakan variabel akuntansi, hasil
akhir, in the bottom line dalam laporan laba rugi) mempunyai kandungan informasi, pasar
modal akan bereaksi ketika ada laba diumumkan. Perubahan (naik turunnya) laba
akuntansi direspons oleh harga saham searah dengan perubahan laba tersebut. Hasil riset
laba dan harga saham adalah konsisten, sudah dilakukan pengujian dimanapun di seluruh
dunia baik pasar modal yang ada di negara maju seperti New York Stock Exchange
(NYSE) dan London Stock Exchange (LSE) maupun di negara berkembang seperti
Indonesia yang pasar modalnya masih termasuk emerging market. Oleh karena itu, teori
kandungan informasi laba tersebut adalah robust, atau sudah mapan. Permasalahannya
berkembang pada apakah laba akuntansi yang berpengaruh terhadap harga saham atau
sebaliknya, harga saham yang berpengaruh terhadap laba akuntansi (earnings lead to
price or price lead to earnings).

Sehebat atau se-robust apa pun sebuah teori maka pada suatu saat tertentu dapat
juga digugurkan oleh teori berikutnya, ketika ada seseorang yang mempunyai hasil
berbeda (yang disebut sebagai anomali) dan ternyata pada akhirnya banyak hasil-hasil
riset yang menjadi pendukungnya. Oleh karena teori itu bersifat falsified, dapat
digugurkan oleh teori-teori berikutnya, tidak dokmatis seperti halnya kitab suci. Teori
bahwa dunia datar telah digugurkan oleh teori bahwa dunia bulat (globe). Teori ekonomi
klasik tidak gugur dan tetap menjadi acuan karena masih banyak pengikutnya, walaupun
ada seseorang yang bernama Keynes mampu menghasilkan teori yang dikenal dengan
nama teori Keynes. Teori tersebut dua-duanya tetap establish dan keduanya masing-
masing masih banyak pendukungnya.

Demikian juga riset dividen yang dulunya hanya masuk pada area manajemen
keuangan, sekarang sudah berkembang menjadi topik yang juga diteliti oleh paru akuntan
(masuk pada area akuntansi juga), Miller dan Rock (1985) mengamati tentang kebijakan
dividen berkaitan dengan informasi asimetri. Tidak hanya laba akuntansi, clividen juga
mempunyai kandungan informasi. Miller dan Rock (1985) menyatakan bahwa dividen
mempunyai pengaruh terhadap informasi asimetri. Teori Signaling (signaling theory)
menyatakan bahwa dividen sebagai signal, jika dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham nilainya besar maka hal tersebut merupakan good signel bagi investor, sedangkan
jika dividen yang dibagikan kepada pemegang saham nilainya kecil maka merupakan bad
signal. Teori tentang dividen yang menyatakan bahwa perusahaan yang membagi dividen
besar merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik.
Hipotesis yang dikembangkan oleh Miller din Rock (1985) dan Bhattacharya
(1979), mengindikasikan bahwa investor berorientasi pada dividen karena dapat
meningkatkan kesejahteraan. Di lain pihak, hipotesis Easterbrook (1984) menyatakan
bahwa perusahaan yang membayar dividen besar dan secara simultan melakukan utang
untuk pendanaannya adalah tampaknya lebih kaya dibandingkan dengan perusahaan yang
membayar dividen besar tanpa melakukan utang. Kebijakan dividen berpengaruh
terhadap kebijakan pendanaan, Dividen tidak secara langsung menunjukkan informasi
berkenaan dengan prospek perusahaan. Smith dan Watts (1992) juga menyatakan bahwa
kebijakan dividen tidak konsisten dengan hipotesis signaling. Jadi tidak semua pihak
setuju dan puas terhadap hipotesis signaling. Apakah dua argumentasi tersebut dapat
menjadi signal yang mendasari indikator kinerja perusahaan hanya karena tidak atau
membagi dividen. "Teori Modigliani dan Miller (1961) serta Miller dan Rock (1985)
akhirnya banyak juga pendukungnya, sehingga atas dasar debat teori tersebut maka teori
dividen terbagi menjadi dua aliran yang mana pendukungnya dapat memilih apakah
masuk sebagai pengikut Miller dan Rock (1985).

Hipotesis sebaiknya diformulasikan pada tataran konseptual variabel bukan pada


tataran operasional. Contoh formulasi hipotesis yang diformulasi pada tataran konsep
atau variabel.

H1:Laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham

H2: Aliran kas berpengaruh terhadap harga saham

H3: Ada perbedaan antara laba akuntansi dan aliran kas sebelum peristiwa merger dan
akuisisi

Ketika menggunakan alat analisis regresi linear berganda atau regresi lain yang
sejenis sebaiknya masing-masing variable independen dihipotesiskan satu per satu,
sehingga jelas hipotesis mana yang signifikan dan yang tidak signifikan (permasaahan
akan timbul jika tidak semua variable signifikan, jika semuanya signifikan maka tidak
ada masalah). Namun ketika peneliti akan menggunakan alat analisis SEM maka
diperbolehkan menyusun hipotesis yang memuat variable eksogen menjadi satu dengan
variable eksogen yang lain yang akan dirumuskan. Lihat contoh beikut.

H 1 : Motivasi dan budaya organisaasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor


H 2 : Motivasi dan budaya organisasi bepengaruh terhadap kinerja auditor

H 3 : Kepuasan keja bepengaruh terhadap kinerja auditor

H 4 : Motivasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor dan
berimplikasi terhadap kinerja auditor

Perkembangan topic dan metode riset dibidang akuntansi begitu pesat dan cepat.
Dewasa ini banyak riset yang mengembangkan hipotesis dan bahkan membei judul pada
tataran operasional atau pengukuran variable, lihat contoh hipotesis alternative berikut.

H 1 : Economic Value Added berpengaruh tehadap Market Value Added

H 2 : Rasio keuangan berpengaruh terhadap Price Earnings Ratio

Pertanyaannya adalah Economic Value Added (EVA) dan Marcet Value Added
(MVA) serta rasio keuangan dan Price Earnings Ratio (PER) itu merupakan ukuran atau
proksi dari variable apa, apakah variable kineja keuangan peusahaan? Hal ini sangat
berbeda dengan hipotesis yang diformulasi pada tataran konsep seperti hipotesis laba dan
harga saham sebagaimana terebut diatas. Pada hipotesis laba akuntansi dan harga saham,
laba dapat diukur dengan laba itu sendiri (earnings in the bottom line), laba operasi atau
unexpected earnings atau dengan ukuran kinerja keuangan perusahaan intrinsic yang lain,
sedangkan harga saham dapat diukur dengan harga saham itu sendiri atau perubahannya,
return, abnormal return, cumulative abnormal return (CAR), atau ukuran kinerja pasar
yang lain.

F. PENGUJIAN HIPOTESIS

Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk menentukan ketepatan/keakuratan, jika


hipotesis nol dapat ditolak maka dalam rangka mendukung hipotesis alternative.
Hipotesis nol dapat ditolak melalui pengujian atas data dengan tingkat keyakinan /
kepercayaan (level of confidence) tertentu. Jika peneliti menemukan derajat kebebasan
(degree of freedom), Alpha sebesar 5% maka tingkat keyakinan peneliti bahwa risetnya
benar adalah 95%. Jadi, ada kemungkinan riset tidak benar atau ada kesalahan yang
ditoleansi hanya jika signifikansi probabilitasnya kurang atau sama dengan 0,05 dan jika
signifikansi probabilitasnya lebih dari 0,05 maka tidak ada toleransi untuk kesalahan
tersebut.

Menurut Sekaran (2010: 336-338), ada empat langkah dalam penguian hipotesis,
yaitu sebagai berikut.

1. Menyatakan hipotesis nol dan hiotesis alternative


2. Menentukan tingkat signifikansi
3. Memiliki teknik statistic yang tepat
4. Mengamati hasil uji hipotesis untuk dilakukan interpretasi
Berkenaan dengan pengujian hipotesis, ada tiga konsep yang pentinng yaitu: (1)
kesalahan tipe I, (2) kesalahan tipe II, dan (3) kekuatan statistik (statistical power). Focus
ridet akuntansi umumnya pada kesalahan tipe I. Kesalahan tipe I mengacu pada Alpha
(α), yaitu probabilitas penolakan hipotesis nol ketika hipotesis nol tersebut sesungguhnya
benar (tidak salah). Kesalahan tipe I ini dapat terjadi jika peneliti menyimpulkan
berdasarkan data, yang dihilangkan karena dianggap mempengaruhi intense atau tujuan,
padahal kenyataannya tidak demikian. Probabilitas kesalahan tipe I dikenal dengan
tingkat signifikansi (significancelevel), yang dapat ditentukan oleh peneliti, missal Alfa
(α) sebesar 1% (p<0,01) atau 5% (p<0,05). Kesalahan tipe II merujuk pada Beta (β),
yaitu probabilitas gagalnya menolak hipotesis nol yang ada, padahal hipotesis alternative
yang sesungguhnya benar, yaitu peneliti menyimpulkan berdasarkan data, yang
dihilangkan karena dianggap tidak memengaruhi intense, padahal kenyataanya
mempengaruhi. Probabilitas kesalahan tipe II kebalikan probabilitas kesalahan tipe I.
semakin kecil risiko jenis kesalahan yang satunya, maka semakin tinggi risiko jenis
kesalahan yang lain. Kekuatan statistik (statistical power),

Teknik univariat :
Pengujian hipotesis atas rerata tunggal (single mean) :
Data metrik : Orie sample (test)
Data nonmetrik : Chi -square
Pegujian hipotetsis dua rerata yang berhubungan ( two related mean)
Sampel independen
Data metrik : Independent Sampel test
Data nonmetrik : China square
Mann whitnay U-test
Related samples
Data metrik : paned samoles t-test
Data nonmetrik : China square
Wilcexon
McNemar
Pengujian hipotesis atas beberapa rerata
Data metrik :one-way analysis of variance
Data nonmetrik : chi-saure
Wilcexon
McNemar
Teknik Multivariat :
Pengujian hipotesis atas rerata tunggal (single mean) :
Satu variabel dependen metrik :
Analisis varian & kovarian
Analisis regresi multipel
Conjoint analysis
Satu variabel dependen nonmetrik
Analisis diskriminan
Regresi logistik
Lebih dari satu variabel dependen metrik
Multivariate analysis of variate
Canonical correlation

(1 − β) merupakan probabilitas menolak hipotesis nol secara benar atau probabilitas


signifikasi statistik akan diindikasikan jika kekuatan itu ada kekuatan statistik ini
tergantung pada alpha (a), ukuran pengaruh, dan ukuran sampel.

Kriteria pengujian hipotesis untuk data yang dianalisis menggunakan koefisien


lancar berganda adalah sebagai berikut.

H0 : β1=0

H0 : salah satu dari β1 ≠ 0

Beberapa teknik statistik yang dapat dipilih meneliti untuk menguji hipotesis
yang diformulasikan yang secara garis besar sebagaimana berikut :

1. Pengujian hipotesis rerata tunggal (single mean)

2. Pengujian hipotesis atas dua rerata yang berhubungan.

3. Pengujian hipotesis atas beberapa rerata.

Secara garis besar, teknik statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis
telah diringkas dalam gambar 6.1. Bagian tersebut dapat dijadikan pedoman bagi peneliti
untuk menentukan dan memilih teknik analisis yang dapat digunakan untuk pengujian
hipotesis yang diformulasikan dalam riset tertentu. Peneliti dapat memilih teknik
univariat dan multivariat bergantung pada pertanyaan riset yang di wujudkan dalam
pengujian hipotesis yang ditentukan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori-teori yang disintesis sebagai dasar untuk memformulasikan hipotesis
penelitian, digambarkan dalam suatu bagan alur yang disebut dengan rerangka
konseptual. Rerangka konseptual memuat semua variabel yang diteliti beserta
pengukuran variabelnya dan menyebutkan peneliti terdahulunya disertai tahun publikasi
di jurnal. Produk akhir dari rerangka konseptual adalah gambar model penelitian, yang
kemudian dapat disajikan dalam model persamaan statistik.
Hipotesis adalah dugaan sementara yang diformulasikan oleh peneliti atas dasar
teori, yang kebenarannya masih dibutuhkan adanya pembuktian secara empiris. Untuk
jenis penelitian yang disusun dengan desain kualitatif deskriptif tentu saja tidak
diperlukan ada hipotesis penelitiannya. Untuk peneliti dengan desain kausalitas
diperlukan ada hipotesis, misalnya hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, pengaruh
atau dampak variabel independen X terhadap variabel dependen Y.

B. SARAN
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dari berbagai
kalangan pada umumnya, dan bagi masyarakat ilmiah Mahasiswa Universitas Halu Oleo
pada khususnya.Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Chandrarin, Grahita. 2018. Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai