PEMERIKSAAN PIUTANG
Oleh Kelompok 4
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiran Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat
berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Pemeriksaan Kas dan Setara Kas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk kedepannya dapat kami gunakan
untuk kedepannya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Makalah........................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
A. Definisi Pemeriksaan Kas dan Setara Kas...................................................................................5
B. Definisi Kas Dan Setara Kas.........................................................................................................5
a. Kas...............................................................................................................................................5
b. Setara Kas....................................................................................................................................6
c. Piutang.........................................................................................................................................7
C. Tujuan Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas...................................................................................7
D. Prosedur Pemeriksaan Kas Dan Setara Kas...............................................................................8
E. Antisipas Penyimpangan Kas........................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kas adalah suatu elemen penting dalam aktivitas operasional,investasi, maupun
pendanaan suatu Perusahaan. Jika suatu Perusahaan mengalami kesulitan likuidutas
atau ketersediaan kas, maka kehidupan Perusahaan tersebut akan terganggu.
Disamping itu, kas adalah asset Perusahaan yang paling mudah untuk diselewangkan
dikarenakan sifatnya yang sangat likuid dan bebas digunakan kapanpun untuk semua
kegiatan Perusahaan.
Menurut L. Suparwoo (1990:70), untuk menghindari terjadinya berbagai macam
penyelewangan terhadap kas. Sistem pengendalian intern (SPI) yang baik akan
mengurangi potensi penyelewangan terhadap kas Perusahaan. Contoh metode klasik
dalam penerapan SPI terhadap kas, yaitu penggunaan system voucher, pemisahan
tanggung jawab antara pencatat dan pemegang kas, dan pemberian cuti untuk
menghindari fraud.
Pemeriksaan pada kas dan setara kas menjadi salah focus utama auditor dalam
tugasnya melakukan audit kepada Perusahaan/entitas non-laba. Apabila auditor tidak
mendapatkan temuan-temuan yang janggal pada saat pemeriksaan kas dan setara kas
dan penilaian yang baik terhadap pengendalian internal kas Perusahaan yang lainnya.
Sebaliknya,jika auditor menilai bahwa pengendalian internal terhadap kas Perusahaan
tidak berjalan dengan baik, auditor akan melakukan uji substantif secara intensif
terhadap kas Perusahaan.
B. Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud peeriksaan kas dan setara kas?
2. Apakah tujuan dari pemeriksaan kas dan setara kas?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan kas dan setara kas?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud peeriksaan kas dan setara kas
2. Untuk mengetahui apakah tujuan dari pemeriksaan kas dan setara kas
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan kas dan setara kas
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Kas menjadi begitu penting bagi perorangan, perusahaan bahkan pemerintah
yang harus mempertahankan tingkat likuiditas yang memadai untuk membayar
kewajiban pada saat jatuh tempo agar aktivitas yang bersangkutan dapat terus
berjalan. Pada setiap transaksi usaha, kas secara langsung atau tidak langsung terlibat
didalam perusahaan. Penyajian kas dalam neraca lazimnya disajikan pada urutan
pertama aktiva karena kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar).
Kas merupakan unsur harta yang paling likuid dibanding dengan harta
perusahaan lainnya dan memiliki sifat-sifat yang istimewa. Selain itu kas merupakan
harta perusahaan yang dalam penggunaannya dapat dilakukan setiap saat dan
memerlukan pemeriksaan yang baik agar terhindar dari penyelewengan,
penyalahgunaan serta ketidakefisienan dari penerapannya. Karakteristik umum suatu
aset dikatakan sebagai kas adalah bahwa aset tersebut dapat diterima oleh bank
sebagai setoran dengan jumlah yang sama dengan nominal yang tertera pada aset
tersebut. Dengan demikian, yang termasuk dalam kategori kas adalah aset yang
digunakan sebagai alat pembayaran atau media tukar ketika diperlukan.
Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits),
sedangkan setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang
dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.
b. Setara Kas
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap
dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Instrumen yang dapat diklasifikasikan sebagai setara kas meliputi:
a. Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 3 (tiga)
bulan dari tanggal penempatan serta tidak dijaminkan.
b. Instrumen pasar uang yang diperoleh dan akan dicairkan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.
c. Investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 (tiga)
bulan.
7
c. Piutang
Piutang adalah suatu hak pembayaran milik perusahaan terhadap suatu pihak
karena telah menerima produk/jasa tapi belum membayarnya dengan lunas
(accounts receivable). Di dunia akuntansi, pengertian piutang adalah hak
pembayaran yang legal ditagih atas produk/jasa dengan pembayaran tidak tuntas di
periode tutup buku.
Piutang adalah jenis aktiva termasuk dalam aset lancar. Oleh karena itu, proses
pembayarannya harus jelas dan sesuai tempo. Jika sebuah perusahaan dengan
sangat terpaksa tidak dapat mengklaim piutangnya, maka pihak keuangan
berkewajiban memasukkan piutang tersebut ke dalam jurnal tersendiri, yaitu jurnal
piutang tak tertagih.
8
Ciri pengendalian yang baik atas kas dan setara kas menurut Soemarso
(2010 : 109) yaitu :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan
yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan
otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank.
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang
mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus
ditelaah oleh kepala bagian akuntansi.
c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas, cek & giro harus di setor ke bank dalam jumlah
seutuhnya
e. Uang kas disimpan di tempat yang aman misalnya di brankas.
9
prosedur penarikan mundur (trace back) ke tanggal neraca dan bila
dilakukan sebelum tanggal neraca lakukan penarikan maju (trace
forward) ke tanggal neraca.
f. Bandingkan saldo buku besar dengan saldo perhitungan kas setelah
prosedur penarikan per tanggal neraca.
g. Periksa penjumlahan (footing atau cross footing) lembaran-lembaran
buku kas, perhatikan pemindahan saldo pada lembaran tersebut ke
lembaran berikutnya.
h. Jika kas kecil menggunakan sistem dana tetap (Imprest fund), teliti
apakah sudah ada petanggungjawaban dari dana tetap sebelum diadakan
pengisian kembali.
i. Pastikan bila ada kas yang dalam mata uang asing telah dikonversikan ke
dalam kurs yang benar per tanggal neraca.
j. Buat daftar koreksi yang diperlukan
k. Buat kesimpulan dan komentar hasil pemeriksaan kas yang perlu
diketahui oleh para partner serta saran perbaikan kepada pihak
manajemen yang juga merupakan salah satu penilaian terhadap mutu
pemeriksaan.
10
Berikut penjelasannya.
1. Kertas Kerja Pemeriksaan.
Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh
auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari pihak klien, analisa yang
dibuat oleh auditor, dan dari pihak ketiga.
2. Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedur audit
yang dilakukannya, tes yang diadakan, indormasi yang didapat dan kesimpulan yang
dibuat atas pemeriksaan, analisa, memorandum, surat konfirmasi dan representasi,
ikhtisar dokumen perusahaan, rincian pos neraca dan laba rugi serta komentar yang
dibuat atau diperoleh oleh auditor
3. Sistem Pengendalian Intern (SPI)
IAI mendefinisikan SPI sebagai suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris,
manajemen dan persolnel lain entitas yang didisain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan
keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
4. Komisaris, manajemen dan persolnel lain entitas yang didisain untuk Pengendalian
intern terdiri dari lima komponen:
a. Lingkungan pengendalian. Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya.
b. Penaksiran resiko. Identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relefan
untuk mncapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana
resiko harus dikelola.
c. Aktivitas pengendalian. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan
yang diperlukan untuk menangulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah
dilaksanaka
d. Informasi dan Komunikasi. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan
11
yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi
entitas
e. Pemantauan. Proses penentuan kualitas kinrja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat
waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan
penyimpangan adalah berupaya untuk menghilangkan sebab-sebab timbulnya
kecurangan tersebut. Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang
dilaksanakan manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan
komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk dapat memberikan
keyakinan memadai dalam mencapai 3 pokok yaitu ; keandalan pelaporan keuangan,
efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
12
F. Pemeriksaan Piutang
Audit piutang usaha merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak
independen kepada sebuah perusahaan berkaitan dengan saldo piutang yang timbul
dari penjualan perusahaan tersebut untuk menentukan kesesuaian informasi atas
saldo piutang usaha dengan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan.
tujuan dari audit saldo saldo akun piutang usaha adalah untuk memastikan piutang
usaha jumlahnya sama dengan file induk terkait piutang usaha dan jumlahnya sudah
dihitung dengan benar dan sesuai dengan buku besar umm dalam neraca saldo,
keberadaaan utang usaha yang telah dicatat, seluruh piutang usaha yang ada telah
dicantumkan, piutang usaha yangada sudah akurat, telah diklasifikasikannya utang
usaha dengan benar, kebenaran pisah batas atas akun piutang usaha, piutang usaha
yang dinyatakan pada nilai yang realistis serta memastikan bahwa klien memiliki hak
atas piutang usaha tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kas adalah aktiva lancar yang paling likuid, merupakan alat pembayaran
yangditerima umum, yang tersedia untuk pembayaran kewajiban jangka pendek,
yangtidak dibatasi penggunaannya, baik yang berada ditangan (cash on hand)
maupunyang berada di bank. Sedangkan setara kas (cash equivalent) yang
sangat miripdengan kas namun tidak dapat dijadikan sebagai alat pembayaran karena
tidak dalambentuk yang diterima umum seperti hal uang tunai. Yang termasuk ke dalam
kategorikas yaitu: uang tunai (kertas dan logam). cek, wessel cek yang ada dalam
perusahaandan simpanan di bank tabungan dan giro yang sewaktu-waktu dapat
diambil.Prosedur audit kas merupakan langkah – langkah untuk menilai
suatukebenaran atas bukti – bukti yang berkaitan dengan kas serta melaporkan
apakahbukti – bukti kas tersebut telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Adapun
ujisubstantif yang dilakukan untuk melaksanakan prosedur kas dan setara kas.
Jadi,pengujian substantif ini untuk membuktikan bahwa saldo kas yang terdapat
padalaporan posisi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai SAK.
B. Saran
Saran dari penulis untuk pembaca jika ada kekurangan dan ketidaktepatan pada materi
yang dipaparkan dalam makalah ino dimohon untuk pembaca dapat memilah dan mencari
sumber yng tepat untuk memperbaiki makalah ini. Dan juga pembaca dapat
mengaplikasikan ilmu yang ditulis dalam keseharian maupun praktik dalam belajar
14
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. S. (2012) Auditing : Petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik (4 th ed.,
vol 1) jakarta : selemba 4
Ikatan akuntansi Indonesia (2010). Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta : Salemba Empat
Mulyadi (2009;105)
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/22/piutang-adalah
http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/index.php/home/detail/detail_koleksi/0/null/judul/
00000000000000094674
15