Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi kebutuhan nilai tugas Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu:

Sania Nuraziza

Disusun Oleh :

Kelompok 11

1. Friska Sayekti Artafiyeni : 2151040245


2. Ibnu Azizzul Fikri : 2151040252
3. Joko Nurcahyono : 2151040264
Semester/Kelas : 4/F

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
<Manajemen Kas.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
kami, yang diperoleh dari berbagai sumber, baik dari buku referensi, jurnal ilmiah, makalah,
maupun website. Dan kami berterima kasih kepada Ibu Sania Nuraziza selaku dosen cpengampu
mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah memberikan amanah dan kepercayaan kepada
kelompok kami untuk membuat makalah ini.

Dan kami harap bimbingannya jika masih ada kekurangan dari makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari isi makalah
dan segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami siap menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami bisa memperbaiki isi dari makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat
bagi pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Metro, 4 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Pengertian Kas dan Manajemen Kas.......................................................................3


B. Tujuan Manajemen Kas........................................................................................4
C. Fungsi Manajemen Kas.........................................................................................5
D. Motif Manajemen Kas..........................................................................................6
E. Unsur-Unsur Manajemen Kas................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan yang bergerak baik dibidang jasa, dagang dan manufaktur selalu
dihadapi dengan masalah pengelolaan dan pengawasan harta bendanya. Terutama
dalam pengolahan harta perusahaan yang berbentuk kas. Kas adalah komponen aktiva
yang paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi yang terjadi.
Kas digunakan untuk memperoleh barang dan jasa serta aktiva tetap yang
diperlukan untuk menghasilkan persediaan, pada tahap akhirnya, persediaan dijual dan
menghasilkan penerimaan kas. Uang kas yang diperoleh sebagian digunakan untuk
pembelian persediaan, membayar upah gaji, membayar deviden dan bunga pinjaman
serta untuk memulai kembali proses operasional berikutnya. Intinya, semua aktivitas
perusahaan pada akhirnya bermuara pada pengeluaran dan penerimaan kas, sehingga
kas sering digunakan sebagai alat ukur untuk menilai tingkat keberhasilan perusahaan.
Pentingnya arti kas menyebabkan semua pihak terkait dengan perusahaan lebih
memusatkan perhatian pada arus (aliran) kas sesuai dengan kepentingan masing-
masing. Secara internal, pihak manajemen menggunakan arus kas sebagai dasar untuk
membuat berbagai kebijakan atau keputusan sehubungan dengan aktivitas perusahaan.
Sedangkan pihak eksternal, khususnya investor dan kreditor menggunakan arus kas
sebagai dasar pertimbangan untuk memutuskan beri mutasi atau pemberian pinjaman
perusahaan. Namun pada dasarnya pihak internal dan eksternal sama-sama bertujuan
untuk meningkatkan peneriman kas, sehingga perusahaan perlu menyajikan informasi
yang jelas dan akurat mengenai arus kas perusahaan melalui laporan arus kas.
Kas adalah harta perusahaan yang sangat penting dan likuid karena merupakan
alat pembayaran atas setiap pembayaran yang dilakukan. Kas yang paling banyak
terlibat dalam transaksi-transaksi perusahaan. Hal ini disebabkan sifat-sifat transaksi
perusahaan yang mencakup harga dan kondisi yang memerlukan pengelolaan dalam
bentuk bahasa dan alat tukar. Alat tukar yang dimaksud adalah uang. Kas yang terlibat
langsung dalam transaksi ataupun kegiatan perusahaan, baik itu dalam bentuk
penerimaan maupun bentuk pengeluaran kas. Hal ini sangat diperlukan perhatian
khusus karena berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengelola kekayaan
yang dimiliki. Kas adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki
resiko tinggi untuk dijadikan sasaran kecurangan, karena kas sendiri merupakan aktiva

1
perusahaan yang paling likuid, mudah digelapkan dan diselewengkan serta dipindah
tangankan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kas Dan Manajemen Kas?
2. Apa Tujuan Manajemen Kas?
3. Apa Fungsi Manajemen Kas?
4. Apa Motif Manajemen Kas?
5. Apa saja Unsur-Unsur Manajemen Kas?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui yang dimaksud dengan Kas Dan Manajemen Kas.
2. Untuk Mengetahui Tujuan dari Manajemen Kas.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Manajemen Kas.
4. Untuk Mengetahui Motif Manajemen Kas.
5. Untuk Mengetahui Unsur-Unsur Manajemen Kas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kas dan manajemen kas


Kas merupakan unsur yang paling penting dalam perusahaan, kehidupan
dan kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari kas.Setiap perusahaan dalam
menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, kas diperlukan baik untuk membiayai
operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi
baru dalam aktiva tetap. Kas dapat diibaratkan sebagai darah perusahaan oleh karena
itu manajemen harus mengelola kas dengan sebaik-baiknya agar perusahaan
mempunyai kas yang cukup dan terhindar dari kekurangan dan kelebihan kas karena
kekurangan kas dapat menghambat kelancaran kegiatan perusahaan, sedangkan
kelebihan kas dapat mengakibatkan pemborosan. Pengeluaran kas dalam prakteknya,
tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek.
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling
likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. 1 Kas merupakan aset
yang paling lancar dibanding aset lainnya. Oleh sebab itu, kas merupakan aset yang
paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi, dan diselewengkan. Dalam neraca, kas
selalu disajikan pada urutan pertama, setelah itu diikuti akun piutang usaha, dan
seterusnya sesuai urutan tingkat likuiditasnya.2
Terdapat 3 (tiga) kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu itu dapat dikatakan
(diklasifikasikan) sebagai kas yaitu :
1. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-
hari.
2. Harus dapat diterima oleh umum sebagai alat pembayaran dan diterima
oleh bank sebagai simpanan sebesar nilai nominalnya.
3. Bebas dari ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya.

1
Fetria Eka Yudiana, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Ombak,Yogyakarta, 2013, hal. 140
2
Hery, Pengendalian Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Kencana, Jakarta, 2014, hal.
28

3
Yang termasuk ke dalam kategori kas yaitu: uang tunai (kertas dan logam),
cek, wessel cek yang ada dalam perusahaan dan simpanan di bank tabungan dan
giro yang sewaktu-waktu dapat diambil.

Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur


arus kas (cash inflow) untuk mempertahankan likuidititas perusahaan serta
memanfaatkan ide cash dan perencanaan kas.3 Manajemen kas merupakan suatu
pengelolaan dari sumber daya kas yang ada dalam sebuah perusahaan. Manajemen kas
ini yakni sebagai manajemen alat untuk berfungsinya perusahaan dengan
memanfaatkan sumber daya kas atau sumber daya likuid yang telah dimiliki perusahaan
secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus benar-benar dapat mengelola sumber
daya kas ini dengan efektif dan efisien sebagai strategi untuk mengembangkan
perusahaan. Begitupula dalam dunia perbankan, hal paling utama yang harus
diperhatikan adalah sumber daya kas yang dimiliki, mengatur pemasukan dan
pengeluaran dari Bank tersebut, agar tidak sampai terjadinya kekurangan dana
kemudian menyebabkan masalah serius dalam perbankan tersebut.

Adapun beberapa teknik pengelolaan kas agar diperoleh jumlah kas yang efisien,
yaitu sebagai berikut.
1. Memanfaatkan masa mengambang/float
Masa mengambang didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang
diperlihatkan dalam buku cek dan saldo pada catatan bank.
Untuk pengelolaan kas yang lebih efisien maka diusahakan penagihan dan
proses kliring cek lebih cepat sehingga diterima lebih banyak cek dan lebih
cepat masuk ke saldo rekening kita. Sebaiknya untuk pembayaran diusahakan
float yang lebih lama dan lebih sedikit jumlahnya.
2. Mempercepat penerimaan
Ada banyak cara mempercepat penerimaan misalnya pembayaran di muka,
misalnya diminta membuka cek mundur.
3. Memperlambat pembayaran
Beberapa cara yang lazim dilakukan misalnya membuka bilyet giro dengan
tanggal mundur untuk tagihan jatuh tempo.
B. Tujuan Manajemen Kas
Tujuan utama dari Manajemen kas yakni, pengelolaan manajemen kas yang baik
dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen kas mendanai pengeluaran yang
telah dilakukan dengan baik tepat pada waktunya begitupun dalam memenuhi
kewajiban yang harus dibayar ketika terjadinya jatuh tempo. Adapun tujuan-tujuan
lainnya yakni sebagai berikut :
1. Penyediaan kas yang diharapkan cukup untuk memenuhi operasi dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
2. Penetapan tanggung jawab untuk pemasukan kas dan perlindungan dana yang
cukup hingga dana disimpan.
3. Pemeliharaan saldo Bank yang cukup, yang dapat berguna untuk mendukung
hubungan dengan bank komersil.
4. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.
5. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya
dilakukan dengan tujuan yang benar atau sah.

3
Hermansyah Sembiring dan Muhammad Rizal, Buku Pintar Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama,
Ciptapustaka Media Perintis, Bandung, 2011, hal. 80

4
C. Fungsi Manajemen Kas
Fungsi manajemen kas antara lain4;
1. Mengeliminasi saldo kas menganggur. Setiap uang yang disimpan dan tidak
digunakan untuk meningkatkan pendapatan atau mengurangi biaya merupakan
kerugian (lost opportunity). Dana-dana yang tidak dipakai untuk membayar transaksi-
transaksi yang akan terjadi dapat digunakan untuk melunasi utang yang ada (dan
pengurangan arus kas keluar dari Perbendaharaan untuk pembayaran bunga) atau
dapat diinvestasikan untuk menghasilkan arus kas masuk ke rekening
Perbendaharaan. Minimalisasi atas saldo kas menganggur memerlukan informasi
yang akurat atas perkiraan pendapatan dan kemungkinan pengeluaran.
2. Mendepositokan penerimaan tepat pada waktunya. Memiliki uang di tangan lebih
baik daripada memiliki piutang (tagihan kepada pihak lain). Kas mudah dikonversi
dengan segera menjadi sesuatu yang berharga atau barang. Piutang, suatu pos yang
akan dikonversi di masa depan, sering kali mengalami keterlambatan penyelesaian
transaksi (menunggak) atau mengalami penurunan nilai. Segera setelah penerimaan
(piutang) jatuh tempo kepada pemerintah, penerimaan tersebut harus segera
direalisasikan dalam bentuk kas dan segera disetorkan ke rekening Perbendaharaan.
3. Membayar tepat pada waktunya. Beberapa pembayaran harus dilakukan pada
tanggal tertentu, seperti gaji pegawai ataupun bantuan langsung tunai. Untuk
pembayaran-pembayaran seperti ini, tidak diperlukan keputusan manajemen kas.
Untuk pembayaran-pembayaran lain, seperti pembayaran kepada rekanan,
keputusan kapan membayar mungkin dilakukan. Rekanan pemerintah juga
menghadapi kebutuhan manajemen kas yang sama dengan pemerintah. Mereka
ingin mempercepat penerimaan kas. Salah satu caranya adalah memberikan
potongan pembayaran apabila pembayaran atas barang yang dijual dilakukan tepat
pada waktunya.
Fungsi-fungsi tersebut dapat tercapai dengan menentukan jumlah dana alokasi
dana untuk keperluan pelaksanaan kegiatan operasional penting karena sumber
daya keuangan yang terbatas sehingga dibutuhkan kegiatan perencanaan dalam
pengalokasian dana yang dimiliki. Kegiatan 19 ini untuk memastikan semua
kegiatan operasional pemerintah dapat dibiayai, jika kemudian setelah semua

4
Rahmadi Murwanto dkk, Manajemen Kas, Jakarta, 2006

5
kegiatan telah dialokasikan dananya dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana
tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan investasi.

D. Motif Manajemen kas


Kas sering disebut sebagai aktiva yang tidak menghasilkan (nonearning asset). Kas
diperlukan untuk menjaga likuiditas perusahaan, seperti: membayar tenaga kerja,
membeli bahan baku, membayar utang dan bunga, dan lain sebagainya. Akan tetapi jika
kas yang dimiliki disimpan di brankas perusahaan, maka kas tersebut tidak
menghasilkan. Besar kecilnya saldo kas yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan
tergantung pada karakteristik perusahaan dan manajemen. Namun demikian, secara
umum ada beberapa alasan atau motivasi perusahaan untuk mengadakan sejumlah kas.
1. Motif transaksi (transaction motive),
Perusahaan mengadakan kas untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan
dengan transaksi yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan, seperti: membeli bahan baku, membayar upah atau gaji
karyawan, membayar bunga, dividen, pajak, dan sebagainya. Pengeluaran dan
penerimaan kas perusahaan tidak selalu sinkron sehingga dibutuhkan sejumlah kas
untuk keperluan pengaman, agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan
perusahaan.
2. Motif spekulasi (speculative motive),
Kas untuk spekulasi diperlukan agar perusahaan dapat memanfaatkan peluang
bisnis yang menguntungkan, seperti: suku bunga yang menarik, perubahan nilai
tukar mata uang dan sebagainya. Pada kebanyakan perusahaan cadangan
kemampuan untuk meminjam dan surat-surat berharga dapat dipergunakan
memenuhi kebutuhan kas untuk motif spekulasi.
3. Motif Berjaga-jaga (Precautionar motive)
Perusahaan mengadakan kas dengan maksud untuk mengamankan kagiatan
perusahaan terhadap kondisi yang bersifat tidak pasti, seperti terjadinya bencana
alam, dan sebagainya. Karena nilai surat-surat berharga pasar uang seperti SBI,
relatif stabil maka perusahaan tidak perlu mengadakan sejumlah kas yang cukup
besar untuk maksud berjaga-jaga, tetapi cukup menginvestasikan dalam bentuk
surat berharga pasar uang yang sangat likuid.
4. Motif Saldo Kompensasi (Compensating balances motive)
Motif saldo kompensasi merupakan salah satu alasan perusahaan untuk
mengadakan kas. Perusahaan memiliki saldo kas tertentu di bank dalam bentuk
rekening giro, sebagai kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan bank kepada
perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mesar kecilnya kas minimal suatu


perusahaan jumlah kas ideal yang diperlukan perusahaan, hingga kini belum
terstandarisasi. Meski demikian, terdapat pedoman untuk menentukan jumlah
kas perusahaan. Jumlah kas yang ada di perusahaan yang “well finance”
sebaiknya tidak kurang dari 5% - 10% dari jumlah aktiva lancar. Jumlah kas
dapat pula dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara sales dengan
jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover).

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kas minimal suatu


perusahaan, antara lain :
1. Perimbangan antara aliran kas masuk mengenai kuantitas maupun timing
antara arus kas masuk (cash inflow) dengan arus kas keluar (cash outflow)
dalam suatu perusahaan.
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan, untuk menjaga
lukuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai
aliran kas di dalam perusahaan.
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank-bank.

E. Unsur-Unsur Manajemen Kas


Unsur-unsur Manajemen Kas terdiri dari tiga elemen antara antara lain5:
1. Perencanaan (forecasting)
Yang dimaksud dengan perencanaan kas atau budget kas yaitu
perkiraan atau estimasi posisi kas pada suatu saat tertentu dalam suatu
periode tertentu yang akan datang. Tujuan perencanaan kas adalah:
a. Untuk mengetahui kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana
operasi perusahaannya.
b. Untuk mengetahui adanya saldo kas defisit (kekurangan) kas dari
rencana operasi dan non operasional.
c. Untuk mengetahui besarnya kebutuhan dana beserta saat-saat kapan
dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
d. Untuk mengetahui saat-saat dana itu diinvestasikan pada kegiatan lain
bila ternyata terjadi saldo kas yang relatif tinggi.
e. Sebagai penentuan saat-saat kredit kepada lembaga-lembaga
keuangan.
f. Sebagai dasar permintaan kredit kepada lembaga-lembaga keuangan.
g. Sebagai dasar dalam pengendalian atau pengawasan posisi kas yang
sedang berjalan.
2. Pengendalian Kas
Menahan uang sebenarnya menanggung biaya (cost). Dengan konsep
oppurtunity cost maka biaya menahan uang adalah berupa laba yang
sebenarnya dapat diperoleh apabila dana tersebut digunakan untuk
penggunaan untuk investasi. Menahan uang muka yang berlebihan
menunjukkan adanya Manajemen Kas yang baik. Pengendalian uang tunai
dan setengah tunai didasarkan pada ramalan jangka pendek atas kebutuhan
uang tunai, ramalan ini akan membantu menemukan kebutuhan minimum
dan maksimum akan uang tunai. Ramalan ini akan membantu

5
Indriyo Gitusudarmo, Manajemen Keuangan, Yogyakarta:BPFE. 2002
menemukan kebutuhan minimum dan maksimum akan uang tunai selama
periode tertentu. Kebijakan manajemen harus diarahkan pada tercapainya
keseimbangan optimal antara faktor-faktor tingkat kebutuhan uang tunai dengan
memasukkan sikap mau menanggung risiko. Pokok permasalahannya adalah
bahwa keputusan yang tepat tidak diketahui dan didasarkan atas pengetahuan
itu, disusun suatu kebijakan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai yang sudah
ditentukan dalam batasbatas biaya atau risiko yang sudah diketahui. Siasat ini
kemudian dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun anggaran uang
tunai, untuk mengendalikan peredaran uang tunai dan untuk mengadakan
tindakan korektif.
3. Pengelolaan Saldo Kas
Tujuan dasar dari pengelolaan kas adalah untuk meminimumkan saldo kas
dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya. Apabila aliran kas masuk (cash flow) lebih besar dari aliran kas
keluar (cash outflow) pada suatu saat tertentu maka akan terjadi saldo kas
(proceeds) dan sebaliknya bila aliran kas masuk lebih kecil dari aliran kas keluar
pada suatu saat tertentu maka akan terjadi defisit (kekurangan kas).
Unsur diharapkan dapat berfungsi sesuai dengan porsinya dengan optimal.
upaya pengoptimalan unsur-unsur yang ada diharapkan dapat tercapainya
Manajemen Kas yang baik.

Model-model Manajemen Kas


1. Model Persediaan
Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam
suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan
memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kerugian dalam
bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada
kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Begitu pula sebaliknya.
Model ini dipakai untuk menentukan saldo kas yang ditargetkan perusahaan,
yaitu saldo kas yang ditentukan berdasarkan keseimbangan antara biaya
penyimpanan kas dan biaya transaksi untuk memperoleh kas.

Rumus yang disajikan oleh Baumol adalah sebagai berikut:


C=
¿

√ 2x T x F
k
Keterangan :
C ¿ = Jumlah kas optimal
F = Biaya transaksi tetap
T = Jumlah penggunaan kas dalam suatu periode
k = Tingkat suku bunga pada surat berharga

2. Model Miller dan Orr


Dua penulis Miller dan Orr merumuskan model dimana dalam keadaan
penggunaan dan pemasukan kas bersifat acak, perusahaan perlu menetapkan
batas atas dan batas bawah saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas,
perusahaan perlu merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo kas kembali ke
jumlah yang diinginkan dan sebaliknya.
Apabila saldo kas mendekati h, maka sebesar (h-z) surat berharga dibeli.
Sebaliknya jika saldo kas mendekati 0, maka sebesar z surat berharga dijual
sehingga saldo kas menjadi z lagi.
Nilai z optimal ditentukan dengan rumus :

[ ]
2 1
¿ 3bσ 3
Z=
4i
Keterangan:
h = Batas atas
Z* = Saldo kas yang optimal
b = Biaya tetap untuk melakukan transaksi
2
σ = Varians arus kas masuk bersih harian
i = Bunga harian untuk investasi pada sekuritas

Sumber Penerimaan Kas


Sumber penerimaan kas dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Hanya
saja untuk memilih salah satu atau lebih dari sumber kas yang ada harus memiliki
kriteria tertentu yang telah ditetapkan manajemen, terutama yang berkaitan dengan
untung ruginya menggunakan sumber penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu,
pihak manajemen, terutama tugas seorang manajer keuangan untuk mencari sumber kas
agar kebutuhan kas segera dapat terpenuhi.
Berikut ini beberapa sumber penerimaan kas yang dapat dipenuhi di luar dari
pinjaman yang disediakan kreditor yaitu:
1. Penjualan barang secara tunai.
2. Pembayaran piutang oleh pelanggan.
3. Hasil penjualan aktiva tetap.
4. Penjualan saham dalam bentuk kas.
5. Pengeluaran surat utang jangka pendek. Contohnya: wesel
6. Pengeluaran surat utang jangka panjang. Contohnya : obligasi.
7. Penerimaan dari sewa.
8. Penerimaan dari sumbangan.
9. Pengembalian kelebihan pajak.
10. Dan bentuk penerimaan lainnya.

Penggunaan Kas
Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus
menginvetarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang dan benar-benar
dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Berikut ini hal-hal yang
menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yaitu:
1. Pembelian barang secara tunai
2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah.
3. Pembayaran sewa, asuransi, persekot, angsuran pinjaman.
4. Pembeliaan surat berharga jangka pendek dan panjang.
5. Penarikan kembali saham yang beredar.
6. Pengambilan kas oleh pemilik.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kas merupakan aset yang paling lancar dibanding aset lainnya. Oleh
sebab itu, kas merupakan aset yang paling digemari untuk dicuri,
dimanipulasi, dan diselewengkan. Dalam neraca, kas selalu disajikan pada
urutan pertama, setelah itu diikuti akun piutang usaha, dan seterusnya sesuai
urutan tingkat likuiditasnya.
Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang
mengatur arus kas (cash inflow) untuk mempertahankan likuidititas
perusahaan serta memanfaatkan ide cash dan perencanaan kas.
Tujuan utama dari Manajemen kas yakni, pengelolaan manajemen kas
yang baik dalam suatu perusahaan akan membantu manajemen kas mendanai
pengeluaran yang telah dilakukan dengan baik tepat pada waktunya begitupun
dalam memenuhi kewajiban yang harus dibayar ketika terjadinya jatuh
tempo.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dari berbagai referensi yang ada masih banyak
kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penyusunan dan penulisan. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini lebih sempurna, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan
barokah. Aamiin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fetria Eka Yudiana, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Ombak,Yogyakarta,


2013, hal. 140

Hery, Pengendalian Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,


Kencana, Jakarta, 2014, hal. 28

Hermansyah Sembiring dan Muhammad Rizal, Buku Pintar Manajemen Keuangan,


Cetakan Pertama, Ciptapustaka Media Perintis, Bandung, 2011, hal. 80

Rochmaniyah, Mengenal Manajemen Kas, 2020,hal 8-9.

Rahmadi Murwanto, Manajemen Kas, lembaga pengkajian keuangan publik dan akuntansi
pemerintah, Jakarta, 2006.

Indriyo Gitusudarmo, Manajemen Keuangan, Yogyakarta:BPFE. 2002

Fahlevi, M., Rita, R., & Rabiah, A. (2019). WOMEN ENTREPRENEURS IN


INDONESIA. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2416-2425.

Fahlevi, M. (2019). ISLAMIC ECONOMY AND POLITICS IN THE VIEW OF


MUHAMMAD BAQIR SADR. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2431-2436.
10

Anda mungkin juga menyukai