Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :


MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :
Dr. H. Hefniy, M.Pd

OLEH :

IIN MASRUROH
2252600086

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang, dengan segala
cinta dan kasih yang tiada terbatas oleh ruang dan waktu, sehingga penulis dapat
menyusun dan mengerjakan sebuah karya tulis berbentuk makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan Islam.
Dengan segala daya upaya yang kami miliki, kami maksimalkan kemampuan kami
untuk menyusun makalah ini. Tidak lupa penulis menghaturkan salam ta’dzim dan terima
kasih yang dalam kepada :
1. KH. Moh. Zuhri Zaini, BA, selaku pengasuh PP Nurul Jadid yang selalu memberikan
mauidzoh dan nasehat yang menjadi motivator untuk melangkah maju menuju yang
lebih baik.
2. K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag. selaku Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton
Probolinggo.
3. Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Nurul
Jadid Paiton Probolinggo.
4. Bapak Dr. H. Hefniy, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Pembiayaan Pendidikan Islam
5. Terimakasih untuk semuanya, semoga budi baik dan pengorbanan mereka diterima di
sisi-Nya dan dibalas dengan balasan yang lebih baik.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mengucapkan
mohon maaf atas kesalahan yang kami lakukan, kami juga mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Paiton, 20 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kas ................................................................................. 3
B. Tujuan Manajemen Kas ....................................................................................... 5
C. Fungsi Manajemen Kas ........................................................................................ 7
D. Dasar Syariah Manajemen Kas ............................................................................ 7
E. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas ...................................................... 8
F. Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas ......................................................... 9
G. Proses Kas (Cash Cycle) ...................................................................................... 10
H. Siklus Manajemen Kas ........................................................................................ 10
I. Sumber Penerimaan Kas ...................................................................................... 11
J. Penggunaan Kas ................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kas merupakan awal dari investasi dan operasi dari suatu perusahaan. Kas terdiri
atas mata uang (currency), Giro dan rekening koran di bank (bank deposit).
Perusahaan atau perseorangan menyimpan uang tunai (kas) untuk motif transaksi,
motif pencegahan, dan motif spekulatif. Suatu perusahaan harus memiliki uang kas
yang cukup dengan alasan untuk memperoleh potongan harga pada saat membeli
bahan baku atau peralatan, ada juga untuk menjaga rasio cair (acid test ratio) agar
tetap memperoleh kepercayaan dari kreditur.
Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas
dan untuk mengetahui defisit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas
periode tertentu di masa mendatang tentang penerimaan kas serta tentang pengeluaran
kas. Penerimaan kas ini pada umumnya dari modal pemilik, utang, penjualan tunai,
penerimaan piutang, penjualan aktiva tetap serta lainya. Sedangkan pengeluaran kas
ini pada umumnya untuk pembelian aktiva tetap, pembelian bahan baku, pembayaran
upah tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak langsung pabrik, pembayaran
biaya pemasaran, pembayaran biaya umum dan administrasi, pembayaran bunga,
pembayaran dividen, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi asuransi,
pembayaran pajak, dan pengeluaran lainnya.
Makalah ini bermaksud untuk memberikan gambaran singkat tentang Manajemen
Kas dalam keuangan syariah. Untuk mencapai sasaran tersebut, bagian ini akan
diuraikan dahulu tentang Pengertian manajemen kas, tujuan dari manajemen kas,
fungsi dari manajemen kas serta dasar syariah dari manajemen kas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Manajemen Kas
2. Apa saja Tujuan Manajemen Kas
3. Apa saja Fungsi Manajemen Kas
4. Apa saja Dasar Syariah Manajemen Kas
5. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas
6. Apa saja Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas
7. Apa saja Proses Kas (Cash Cycle)
8. Apa saja Siklus Manajemen Kas

1
9. Sumber Penerimaan Kas
10. Penggunaan Kas
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Kas
2. Untuk mengetahui Tujuan Manajemen Kas
3. Untuk mengetahui Fungsi Manajemen Kas
4. Untuk mengetahui Dasar Syariah Manajemen Kas
5. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas
6. Untuk mengetahui Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas
7. Untuk mengetahui Proses Kas (Cash Cycle)
8. Untuk mengetahui Siklus Manajemen Kas
9. Untuk mengetahui Sumber Penerimaan Kas
10. Untuk mengetahui Penggunaan Kas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kas


Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi.
Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu
organisasi dengan menggunakan kas atau sumberdaya likuid yang dimilikinya dengan
cara yang tepat.
Mike Williams (2004) mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai
strategi dan proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas
jangka pendek dan saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara
pemerintah dengan sektor-sektor lain. Dari definisi ini ada beberapa hal yang
ditekankan:
1. Definisi ini mencakup persoalan kebijakan dan rancangan proses-proses yang
lebih seragam.
2. Manajemen arus kas dan saldo kas memunculkan berbagai tantangan yang
berbeda-beda yang harus dihadapi secara bersama-sama.
3. Definisi ini mencakup manajemen kas pada sektor pemerintahan dan interaksi
antara pemerintah dengan sektor-sektor lain, terurama sektor keuangan.
Sementara itu, Storkey (2001) mendefinisikan manajemen kas sebagai “memiliki
uang yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar
kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien.1
Ada pun pengertian tentang kas, baik dari sisi perundang undangan maupun
dari sisi teori maupun konsep ekonomi.
a. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara
Konsep-konsep, unsur-unsur dan Current Issue Manajemen Kas Sektor Publik.
Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh
penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Dengan demikian
kas dalam pengertian undang-undang ini semua uang Negara yang bersumber dari
seluruh penerimaan Negara dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran
Negara.

1
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung: ALFABETA Cv, 2018), hlm.109.

3
b. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas daerah adalah tempat
penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bendaharawan umum daerah
untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kas Negara
adalah tempat menyimpan uang Negara yang ditentukan Menteri Keuangan selaku
Bendaharawan untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah
pusat.
c. Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi
komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk
memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas
dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara
kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya.
Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi
investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang
dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah
ditentukan.
Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun
demikian, cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pengelolaan kas perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen
kas dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut timbulnya
fluktuasi saldo bank dari positif ke overdraft.
Arus kas tidak mencukupi mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas
atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari
pengelolaan kas perusahaan dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pengertian
kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka pendek

4
dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
resiko perubahan nilai yang signifikan.
B. Tujuan Manajemen Kas
Tujuan utamanya adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintahan
dapat manajemen kas mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya
dan memenuhi setiap kewajibannya ketika jatuh tempo. Tujuan-tujuan tambahannya
adalah efektivitas biaya, pengurangan risiko dan efisiensi. Secara khusus, Williams
(2004) menyatakan tujuan-tujuan dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah:
a. Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan
menekan seminimal mungkin biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo
tersebut pada sistem perbankan.
b. Mengurangi risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang terkait dengan
kegiatan pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah.
c. Menambah fleksibelitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas
pemerintah dibandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah.
d. Mendukung kebijakan-kebijakan keuangan lainnya.
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan-tujuan
manajeman kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian berikut:
1. Manajemen likuiditas
Manajemen likuiditas penting untuk memastikan negara memiliki kas yang
cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang jatuh tempo. Untuk itu
pemerintah perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran yang akan
dilakukan.
a. Monitoring penerimaan dan pengeluaran kas negara
Pemerintah perlu mengetahui berapa besar pengeluaran kas yang akan
dilakukan. Beberapa pengeluaran pemerintah mungkin saja dapat ditunda atau
dipercepat, pemerintah harus mampu melihat saat pengeluaran kas yang
menguntungkan pemerintah.
Penerimaan kas negara seluruhnya harus segera disetor (Undang-Undang No. 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pasal 16). Penerimaan negara yang
tidak sgera disetor akan menguntungkan penyetor atas biaya pemerintah.
b. Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas
Kekurangan/kelebihan kas akan membebani keuangan pemerintah karena
adanya time value of money.

5
2. Minimalisasi kas yang menganggur (idle cash)
a. Pemanfaatan kas secara maksimal untuk memperoleh keuntungan (yield)
Sesuai dengan UU.No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada
pasal 24 dinyatakan bahwa pemerintah berhak untuk mendapatkan bung/jasa
giro atas dana yang disimpan pada bank umum maupun bank sentral, bunga/jasa
giro yang diperoleh didasarkan pada tingkat suku bunga yang berlaku.
Pemerintah juga dapat melakukan investasi jangka panjang untuk
memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan serta manfaat lainnya. Investasi
tersebut dapat berupa saham, surat utang dan investasi langsung (pasal 41, UU
No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara).
Pembelian kembali (Buy back) Surat Utang Negara (SUN). Pembelian
kembali SUN akan menberikan dampak positif terhadap pengurangan beban
bunga yang harus dibayar oleh pemerintah.
b. Mengurangi cost of financing
Jika negara mempunyai manajemen kas yang baik negara dapat melakukan
penundaan penerbitan SUN dengan membiayai pengeluaran-pengeluaran dari
kas yang berasal dari pendapatan yang ada atau melakukan buy back SUN untuk
mengurangi pembayaran beban bunga.
3. Mengurangi biaya transaksi keuangan pemerintah
a. Mengurangi jumlah bank accounts pemerintah
Banyaknya rekening pemerintah yang tersebar di berbagai bank menimbulkan
biaya tinggi untuk memelihara rekening tersebut. Selain itu tersebarnya
rekening mengakibatkan semakin banyaknya „idle cash’.
b. Mengurangi biaya revenue collection dan expenditure processing
(administration of payment process)
Manajemen kas akan merestrukturisasi cara-cara pengumpulan pendapatan
pemerintah sebagai contoh banking arragement mengenai saat penyetoran oleh
bank persepsi dan renumerasi yang diberikan atau yang harus dibayarkan oleh
pemerintah kepada bank persepsi. Restrukturisasi tersebut perlu agar penerimaan
negara dapat masuk kerekening kas umum negara sesegera mungkin dengan biaya
seminimal mungkin. Demikian pula dengan pemrosesan pengeluaran. Pemrosesan
pengeluaran perlu dilakukan dengan se-efisien dan secepat mungkin, misalnya
dengan menggunakan fasilitas perbankan. Jika hal tersebut dapat berjalan dengan
baikmaka manfaat lain yang didapatkan adalah minimalisasi terjadinya

6
penyelewengan keuangan negara. Manajemen kas sektor publik meliputi empat
elemen antara lain: perencanaan (forecasting), mobilisasi dan manajemen arus kas
(mobilizing and managing the cash flow), pemeliharaan hubungan dengan
perbankan (maintaining banking relations), dan investasi kelebihan kas (investing
surplus cash). Setiap elemen harus dikelola secara aktif untuk mencapai
efektifitasmanajemen kas.
C. Fungsi Manajemen Kas
Fungsi manajemen kas antara lain:
a. Mengeliminasi kas menganggur. Setiap uang yang di simpan dan tidak di gunakan
untuk meningkatkan pendapatan serta mengurangi biaya merupakan kerugian (lost
opportunity). Dana-dana yang tidak dipakai untuk membayar transaksi-transaksi
yang akan terjadi dapat digunakan untuk melunasi utang yang ada serta dapat
diinvestasikan untuk menghasilkan arus kas masuk ke rekening pembedaharaan.
b. Mendespositokan penerimaan tepat pada waktunya. Memiliki uang di tangan lebih
baik daripada memiliki piutang (tagihan kepada pihak lain). Kas mudah
dikonversi dengan segera menjadi sesuatu yang berharga. Piutang, suatu pos yang
akan dikonversi di masa yang akan datang, sering mengalami keterlambatan
penyelesaian transaksi atau mengalami penurunan nilai.
c. Membayar tepat pada waktunya. Beberapa pembayaran harus dilakukan pada
tanggal tertentu, seperti gaji pegawai atau bantuan langsung secara tunai.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dicapai dengan menentukan jumlah dana alokasi dan
untuk keprluan pelaksanaan kegiatan operasional penting, karena sumberdaya
keuangan yang terbatas sehingga di butuhkan kegiatan perancanaan dan
pengalokasian dana yang dimiliki. Kegiatan ini untuk memastikan semua kegiatan
operasional dapat di biayai, jika kemudian setelah semua kegiatan telah dialokasikan
dananya dan masih ada yang tersisa, maka sisa dana in tersebut dapat dipergunakan
untuk kegiatan investasi.2
D. Dasar Syariah Manajemen Kas
Kas adalah mata uang kertas atau logam, baik rupiah maupun valuta asing
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Kas terdiri dari Giro pada
Bank Indonesia, dan Giro pada bank lain. Dengan kata lain, kas adalah harta tunai

2
Farah Margareta, Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2007), hlm.73.

7
yang dimiliki oleh sseorang atau perusahaan. Harta tunai yang tersimpan mencapai
nistakan dan halnya, maka ia wajib terkena zakat. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan
jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-
orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahulah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
“ (QS. At-Taubah: 34)
Sedangkan Haditsnya berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Tak seorang pemilik emas dan perakpun yang tidak membayar haknya (zakatnya)
kecuali pada hari kiamat dibentangkan untuk pedang-pedang dari api Neraka, maka
emas dan perak tersebut dipanaskan dalam api Neraka. “ (HR. Muslim)
Husein Syahta, menjelaskan macam-macam harta yang wajib dizakati, karena
kedudukannya sebagai harta tunai, yakni:
1. Al-Nuqud al-Mutlaqah: emas, perak dan yang di hukum sama dengan keduanya.
2. Uang, baik uang logam maupun uang kertas serta yang sehukum dengan
keduanya.
3. Piutang, amanah dan perjanjian keuangan.
4. Perhiasan dan mahar.
5. Surat-surat berharga, seperti: saham, obligasi dan cek.
6. Simpanan investasi pada bank. 3
E. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas
a. Ramalan arus kas dan saldo kas yang akurat dan tepat pada waktunya untuk
mengeliminasikan kebutuhan (atau untuk meminimalisasi biaya) akan pinjaman
jangka pendek.
b. Proses penagihan piutang yang efisien Dari titik penerimaan sampai ke tempat di
mana dana yang diperoleh dapat digunakan serta diinvestasikan.
c. Perencanaan pengeluaran yang akurat untuk memastikan bahwa semua kewajiban
dibayar tepat waktu, tetapi bukan berarti sebelum jatuh tempo.
d. Efisien dan responsivitas yang lebih tinggi dalam proses manajemen kas dan
penyediaan kas menunjang layananan .
e. Manajemen posisi-posisi risiko terkonsolidasi

33
Husain Syahata, Akutansi Zakat: Panduan Zakat Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Progressif, 2014),
hlm 400.

8
f. Integrasi manajemen kas dengan manajemen hutang.
g. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak
melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru,
atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini dapat juga terjadi bila
perusahaan hendak melakukan ekspansike bidang usaha lainnya.
h. Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan
kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan
maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini akan
mempengaruhi jumlah uang kas.
Di samping faktor-faktir yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula
faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perubahan jumlah uang kas, yaitu:
1. Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva.
2. Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut)
dan tidak dapat dipakai lagi.
3. Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasidan
deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan pengeluaran kas).
4. Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak
dapat ditagih lagi.
5. Adanya pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen).
6. Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba.
7. Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.
8. Dan faktor lainnya.
Terhadap semua transaksi yang tidak mempengaruhi kas, maka perlu dibuatkan
jurnal penyesuaiannya.
F. Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas
Terdapat tiga motif dasar 1 dalam menyimpan kas yaitu:
a. Motif Bertransaksi (Transactions Motive)
Motif ini melihat kas secara sempit yaitu sebagai media untuk pertukaran
dalam rangka membiayai transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada
pemasok dan pembayaran gaji. Besarnya tingkat saldo transaksi tergantung pada
besar kecilnya organisasi dan periode waktu kas masuk dan kas keluar.
Organisasi yang besar pada umumnya cenderung melakukan banyak transaksi.
Jika arus kas masuk dan keluar dapat disinkronisasi maka saldo kas dapat
diminimalisasi.

9
b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat
timbul kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat
ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia.
Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disesiakan dengan menggunakan
portofolio dari pasar uang dan pasar modal. Kriteria kunci dari penggunaan metode
ini adalah tingkat keamanan yang tinggi, likuiditas, dan kemudahan untuk
mencairkan surat berharga menjadi kas.
c. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif ini timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki
sejumlah kas yang dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan
yang timbul secara tidak terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa
saldo kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi
normal organisasi. Pada umumnya, organisasi-organisasi tidak menyimpan kas
untuk tujuan spekulasi.4
G. Proses Kas (Cash Cycle)
Proses arus kas (cash cycle) adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses
daripengeluaran kas sampai dengan penerimaan kas. Proses ini merupakan bagian dari
proses operasional (operating cycle). Proses operasional terdiri dari empat komponen,
yaitu periode persediaan, periode utang , periode piutang dan siklus kas. Pada
umumnya periode persediaan ditambah dengan periode utang akan sama dengan
periode utang dan siklus kas. Akan tetapi, persamaan ini tidak berlaku untuk
pendapatan pemerintah dan perpajakan karena pendapatan ini tidak terkait dengan
layanan yang diberikan pemerintah.
H. Siklus Manajemen Kas
Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga
(efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham
biasa, dan saham preferen. Pemberian efek dilakukan untuk tujuan menjaga likuiditas
dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar
perbedaan harga jual dan harga beli. Investasi pada efek yang jangka panjang yang

4
Handono, Mardiyanto, Inti Sari Manajemen Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), hlm. 111.

10
semata-mata bertujuan untuk memperoleh keuntungan disebut “permanent investment
“ atau “investment” yang dikelompokkan dalam harga tetap.
Dalam usaha meluaskan pasar, pada umumnya perusahaan menjual hasil
produksinya secara tangguh (mu'ajjal) atau kredit (taksit) yang menimbulkan piutang.
Kemudian diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai. Siklus kas
perusahaan yakni: Kas – persediaan – piutang – kas.
Pengeluaran kas untuk persediaan itu meliput persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Semakin tinggi nilai
persediaan maka semakin besar kas yang tertanam. Besarnya investasi dalam piutang
ditentukan oleh:
a. Volume penjualan marabahah.
b. Syarat pembayaran murabahah.
c. Ketentuan tentang pembatasan murabahah.
d. Kebijakan pengumpulan piutang.
e. Kebiasaan dan karakter pelanggan.
Pertimbangan pemberian pembiayaan didasarkan pada:
1) Character, yakini karakter para manajemen.
2) Capacity, yaitu kemampuan atau kesanggupan membayar.
3) Capital, yakni kondisi posisi keuangan.
4) Collateral, yaitu bersarnya harta pelanggan.
5) Condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik dan bisnis.
Pemberian pembiayaan kepada babah ditentukan oleh hasil penelitian dan analisis
kondisi likuiditas, rentabititas, dan soliditas nasabah (soliditas moral, komersial,
finansial). Ketiga unsur tersebut yang terpenting adalah unsur soliditas atau
kepercayaan, untuk menjaga kepercayaan dari luar maupun dari dalam perusahaan,
manajer keuangan harus membuat anggaran kas.5
I. Sumber Penerimaan Kas
Dalam kegiatan sehari-hari sekalipun sudah direncanakan dengan baik, maka
faktor kekuangan dan kelebihan uang kas sering kali terjadi.
Hal ini terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya terjadi kekurangan
kas, atau uang kas yang berlebihan. Kedua hal tersebut baik kekurangan maupun
kelebihan perlu segera dicarikan solusinya. Khusus untuk kekurangan uang kas maka

5
Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), hlm.401.

11
perlu dicarikan melalui penerimaan dari sumber-sumber kas yang tersedia.
Penerimaan kas atau sumber yang diperoleh harus diseleksi terlebih dahulu, terutama
kas yang diperoleh dari sumber pinjaman. Artinya, harus dipilih sumber mana yang
lebih memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Berikut ini beberapa sumber penerimaan kas yang dapat dipenuhi di luar dari
pinjaman yang disediakan kreditor, yaitu:
1. Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya, baik
berupa barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga
menghasilkan uang kas.
2. Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya
untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan. Terurama piutang
yang sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga
menghambat penerimaan kas.
3. Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan
sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap
yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktif
lagi.
4. Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham
yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat
pembayarannya dilakukan secara tunai.
5. Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang
menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak
lebih dari 1 tahun.
6. Pengeluaran sutar utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat
utang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti obligasi.
7. Penerimaan dari sewa, sumber ini diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap
aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu.
8. Penerimaan dari sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial
penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini
sering terjadi.
9. Pengembalian kelebihan pajak. Artinya, adanya kelebihan pembayaran pajak
pada masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke
perusahaan.
10.

12
11. Dan bentuk penerimaan lainnya.
Semua penerimaan diatas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan,
sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan
kebutuhan uang kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun.
Disamping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus
menginventarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang.
Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seperti halnya dengan penerimaan kas,
maka penggunaan kas juga terjadi akibat berbagai hal yang harus dikelola secara
baik.6
Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas, sesuai
dengan rencana yang telah disusun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya.
Berikut ini hal-hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yaitu:
1. Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik
barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah)
untuk industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash).
2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan
rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun
secara mingguan.
3. Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan
baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau perusahaan lainnya.
4. Pembayaran asurans, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk
perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.
5. Pembayaran pajak, yaitu banyak yang harus dibayar dan merupakan kewajiban
perusahaan baik pajak badan maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan
usaha perusahaan.
6. Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mempromosikan produk perusahaan agar masyarakat
tertarik membelinya.
J. Penggunaan Kas
Disamping sumber penerimaan kas, pihak manajemen kas juga harus
menginvestigasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan

6
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 196.

13
penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan
rencana yang telah disusun. Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka
penggunaan kas juga terjadi akibat berbagai hal harus di kelola secara baik.
Sebaliknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas, sesuai
dengan rencana yang telah disusun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya.
Berikut hal-hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yakni:
1. Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik
barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk
industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (Cash).
2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin
operasional perusahaan terhadap karyawan, baik secara bulanan maupun secara
mingguan.
3. Penyewaan sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik
terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.
4. Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk
melindungi usahanya dalam bentuk premi asuransi.
5. Pembayaran pajak, yakni banyak yang harus dibayar dan merupakan kewajiban
perusahaan baik pajak badan maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan
usaha perusahaan.7

7
Ibid, hlm. 199

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut, pemakalah menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi.
Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu
organisasi dengan menggunakan kas atau sumberdaya likuid yang dimilikinya
dengan cara yang tepat.
2. Tujuan dari manajemen kas sendiri yakini, Menyimpan seminimal mungkin saldo
menganggur, Mengurangi risiko operasional.
3. Dasar hukum yang menjelaskan tentang manajemen kas yaitu, QS. At-Taubah: 34,
dan Hadits HR. Muslim.
4. Tiga motif mengapa perusahan perlu memegang kas adalah (1) motoif transaksi, (2)
Motif berjaga-jaga, (3) Motif Sperkulasi.
5. Siklus Kas merupakan rentang waktu dari baranf dagangan diterima. Siklus kas juga
merupakan penjumlahan umur rata-rata dari persediaan ditambah peroide
pengumuplan rata-rata piutang dikurangiperiode pembayaran utang usaha.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Keterbatasan Jumlah Literatur yang digunakan, dimana dalam menyusun makalah
ini hanya digunakan 5 (lima) literatur berupa buku dan beberapa bahan hasil
penelusuran di internet;
2. Keterbatasan Jumlah Contoh Kasus Penerapan Manajemen Kas yang mampu
ditampilkan.
Terkait keterbatasan tersebut diatas, kami sangat mengharapkan masukan dan
saran dari Pembaca sehingga makalah terkait Analisis Laporan Keuangan dapat
menjadi lebih sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham.2018. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: ALFABETA CV

Kasmir.2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana

Mardiyanto, Handono.2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo

Margareta, Farah.2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Muhammad.2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Syahata, Husain. 2014. Akutansi Zakat: Panduan zakat Kontemporer. Jakarta: Pustaka

Progresif.

16

Anda mungkin juga menyukai