Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN KAS

NAMA : HANUM SURAYAH ZARAHMAN


NIM: 63210521
KELAS: 63.3C.01
MATKUL: MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
JAKARTA 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya makalah mengenai Manajemen Kas untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tetap tercurahakan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kegelapan menuju
jalan yang terang benderang yakni agama islam.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang Manajemen Kas. Makalah ini meliputi
pengertian, aliran, beberapa faktor yang mempengaruhi persediaan kas dan masih banyak lagi
mengenai Manajemen Kas.

Saya juga mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Elmira Siska,
SP.,M.B.A selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan.

Demikian yang dapat disampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sepenuhnya menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
kedepannya dapat tersusun dengan baik. Mohon maaf apabila ada salah kata.

Jakarta, 20 November 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................................. 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Kas ................................................................................................................................... 6
B. Aliran Kas ........................................................................................................................................... 7
C. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas ...................................................... 7
D. Motif Penahanan Kas ........................................................................................................................ 7
E. Tujuan Manajemen Kas .................................................................................................................... 8
F. Perecanaan Kas .................................................................................................................................. 9
G. Sumber Kas ........................................................................................................................................ 9
H. Manfaat Pokok Jumlah Kas Yang Memadai .................................................................................. 9
I. Savety Level Of Cash Balance .......................................................................................................... 10
J. Kas Minimum .................................................................................................................................... 10
K. Model Manajemen Kas ................................................................................................................... 11
Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol) .................................................................................. 11
M. Model Random Aliran Kas ( Model Miller –ORR )..................................................................... 12
BAB III....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP.................................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ....................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada sebuah perusahaan, tentunya memiliki suatu tujuan tertentu yang mana tujuan ini
harus dapat menjamin kelanjutan dari perusahaan tersebut. Tentunya, suatu tujuan dari setiap
perusahaan tersebut berbeda-beda, tergantung dari perusahaan tersebut berjenis dan berbentuk
seperti apa. Untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut,
perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber yang ada. Sumber yang dimaksud, salah satunya
yaitu dengan bagaimana cara perusahaan dapat mengelola Kas perusahaan dengan efisien, yang
mana diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan dari perusahaan.

Hal inilah, yang membuat adanya Manajemen kas itu sangat penting. Karena, jika tidak
adanya manajemen kas tersebut, perusahaan akan sulit bertransaksi dengan pihak lain. Oleh
karena itulah, manajemen kas adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan, baik dalam
perusahaan dari pemerintah maupun perusahaan swasta. Sebuah perusahaan yang dapat
mengelola Kas dengan baik, mengelola pemasukan dan penarikan yang telah diakukan dijamin
akan lebih mudah mengembangkan perusahaannya. Karena dengan adanya Manajemen Kas yang
baik inilah, perusahaan dapat dengan mudah menyediakan berbagai sumber daya lain yang
dibutuhkan dengan tepat waktu tanpa harus menghadapi masalah kekurangan Kas. Begitupun
juga pada Bank syariah, adanya Manajemen Kas juga sangat berpengaruh terhadap Likuiditas
dari Bank tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Kas?

2. Bagaimana Aliran kas?

3. Apa sajakah Faktor yang mempengaruhi besarnya Persediaan Kas?

4. Bagaimana Motif Penahanan Kas?

5. Apakah Tujuan dari Manajemen Kas?

6. Bagaimana Model Manajemen Kas?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Definisi dari Kas.

2. Untuk mengetahui Aliran Kas.

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya Persediaan Kas.


4. Untuk mengetahui Motif Penahanan Kas.

5. Untuk mengetahui tujuan dari Manajemen Kas.

6. Untuk mengetahui Model Manajemen Kas.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid ( paling lancar ), yang
bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Terdapat beberapa
macam pengertian mengenai Kas, dapat ditinjau dari sisi Teori Konsep ekonomi maupun dari
sisi Perundang-Undangan. Berikut adalah pengertian Kas yaitu:

1. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah


Kas merupakan saldo simpanan di bank atau dengan berupa uang tunai yang dapat
dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan, termasuk kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintahan setiap waktu. Dalam pemerintahan, terdapat Kas daerah, yang merupakan tempat
untuk menyimpan uang daerah yang telah ditentukan oleh Bendaharawan Umum Daerah,
dipergunakan untuk menampung berbagai pemasukan dan pengeluaran dari pemerintahan
daerah. Adapun Kas Negara, yang merupakan tempat untuk menyimpan uang negara yang telah
ditentukan oleh Menteri Keuangan yang berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk
menampung berbagai pemasukan dan pengeluaran pada pemerintahan pusat.

2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan


Kas merupakan rekening giro setara kas dan juga saldo kas yang merupakan investasi
yang bersifat likuid, berkurun waktu pendek dan yang paling cepat dijadikan kas dalan jumlah
tertentu tanpa menghadapi berbagai resiko perubahan nilai yang cukup besar. Setara kas ini
dapat dimiliki untuk memenuhi komitmen kas yang berkurun waktu pendek, bukan bertujuan
untuk melakukan investasi atau tujuan lainnya. Investasi harus diubah menjadi kas sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan, tanpa memberikan resiko yang dapat berpengaruh, itu
merupakan syarat setara kas. Investasi baru dapat mempengaruhi syarat setara kas saat akan
jatuh tempo dalam kurun tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehan.

3. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Keuangan Negara


Kas negara merupakan tempat penyimpanan uang negara yang telah ditentukan oleh
Menteri keuangan yang berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk menampung
seluruh pemasukan dan membayar semua pengeluaran yang dilakukan oleh negara.

Demikian kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari – hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap, memiliki
sifat kontinyu contohya, bahan baku, membayar upah dan gaji dan tidak kontinyu contohnya,
deviden, pajak, angsuran hutang. Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam
perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya.
Kas meliputi : Uang tunai (kertas/logam) baik yang ada ditangan perusahaan (Cash in hand)
atau ada di bank (bank), Cek, demand deposit, money order (kas bon) dll.
B. Aliran Kas
Pada sebuah perusahaan, terdapat yang namanya aliran kas, nah aliran kas tersebut
terbagi menjadi dua, yaitu: Aliran kas masuk dan juga Aliran kas keluar, kemudian Aliran kas
adapula yang bersifat kontinyu dan tidak kontinyu. Berikut merupakan contoh dari masing-
masing Aliran Kas:
1. Aliran kas masuk kontinyu, contohnya seperti hasil penjualan produk yang
dilakukan secara tunai, dan juga penerimaan piutang.

2. Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan


pemilik perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari
Bank.

3. Aliran kas keluar kontinyu, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum jadi
atau bahan mentah, dan juga gaji karyawan.

4. Aliran kas keluar intermittent, contohnya seperti pengeluaran untuk pembayaran


dividen, pembayaran angsuran hutang untuk pembelian kembali saham.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan Kas

Kas merupakan suatu unsur paling penting yang harus selalu ada pada seluruh
perusahaan, karena kas tersebut merupakan unsur modal kerja yang paling besar tingkat
likuiditasnya. Jika jumlah kas tinggi, maka perusahaan akan semakin likuid, dan begitupun juga
sebaliknya. Besarnya jumlah kas pun dapat dikaitkan dengan besarnya penjualan, perbandingan
penjualan dan jumlah kas rata-rata menunjukkan tingkat perputaran kas.

Kas memiliki persediaan minimal atau juga disebut dengan persediaan bersih biasa juga
disebut dengan Safety Cash Balance yang merupakan jumlah kas minimal tertentu yang harus
di pertahankan oleh suatu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan finansial dari
perusahaan tersebut setiap waktu jika dibutuhkan.

Faktor yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan bersih kas, antara lain yaitu
sebagai berikut:
 Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow

 Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan

 Adanya hubungan financial yang baik dengan bank- bank

 Penganggaran kas

D. Motif Penahanan Kas

1. Motif Transaksi

Kas sangat dibutuhkan perusahaan utnuk dapat memenuhi kebutuhan transaksi dari
perusahaan tersebut pun dipergunakan untuk membayar upah para karyawan, membayar
tagihan listrik, menyetok bahan baku dan lain-lain.

2. Motif Berjaga-jaga

Kas sangat dibutuhkan untuk mengatasi adanya ketidakpastian perusahaan yang akan
dialami di masa mendatang, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan nantinya.

3. Motif Spekulasi

Kas sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan harga surat berharga
maupun investasi berharga, dengan begitu perusahaan dapat tetap memperoleh
keuntungan.

E. Tujuan Manajemen Kas

Didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti
tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian kas, dan pengawasan terhadap posisi kas.
• Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal: likuiditas dan earning.

• Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas yang harus
ada dalam perusahaan.

• Earning tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan


hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu manajemen harus
menjamin pembayaran dilakukan secara ekonomis Manajemen kas merupakan suatu
pengelolaan dari sumber daya kas yang ada dalam sebuah perusahaan.

Manajemen kas ini yakni sebagai manajemen alat untuk berfungsinya perusahaan dengan
memanfaatkan sumber daya kas atau sumber daya likuid yang telah dimiliki perusahaan secara
efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus benar-benar dapat mengelola sumber daya kas ini
dengan efektif dan efisien sebagai strategi untuk mengembangkan perusahaan. Begitupula
dalam dunia perbankan, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah sumber daya kas yang
dimiliki, mengatur pemasukan dan pengeluaran dari Bank tersebut, agar tidak sampai terjadinya
kekurangan dana kemudian menyebabkan masalah serius dalam perbankan tersebut.

Tujuan utama dari Manajemen kas yakni, pengelolaan manajemen kas yang baik dalam
suatu perusahaan akan membantu manajemen kas mendanai pengeluaran yang telah dilakukan
dengan baik tepat pada waktunya begitupun dalam memenuhi kewajiban yang harus dibayar
ketika terjadinya jatuh tempo. Adapun tujuan-tujuan lainnya yakni sebagai berikut:
1. Penyediaan kas yang diharapkan cukup untuk memenuhi operasi dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.

2. Penetapan tanggung jawab untuk pemasukan kas dan perlindungan dana yang cukup
hingga dana disimpan.

3. Pemeliharaan saldo Bank yang cukup, yang dapat berguna untuk mendukung hubungan
dengan bank komersil.

4. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.

5. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya


dilakukan dengan tujuan yang benar atau sah.

F. Perecanaan Kas

Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus
menyiapkan daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan
menggunakan kas (pengoperasian dan penginvestasian). Atau membuat proyeksi Cash in flow,
Cash out flow dan balance (saldo)

Agar tujuan tercapai, ada 2 hal yang harus dilakukan:


1. Menentukan sumber penerimaan kas, misal; kas dari operasi rutin, kas dari
pelunasan utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap,
mengeluarkan obligasi dll.

2. Menentukan rencana penggunaan kas, misal; pembayaran dividen, pembayaran


utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dll
Berdasarkan 2 hal tadi maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas
yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur, selanjutnya dapat
ditentukan langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan/menganggur.

G. Sumber Kas

 Hasil Penjualan tunai & penerimaan piutang

 Penjualan aktiva tetap

 Penjualan atau emisi saham atau adanya penambahan modal oleh pemilik.

 Pengeluaran tanda bukti hutang (wesel), hutang obligasi, hutang bank dll

 Penerimaan diluar usaha perusahaan (ex: bunga)

 Adanya penerimaan kas dari sewa, bunga atau dividen, hadiah, atau restitusi pajak dari
periode sebelumnya. .

H. Manfaat Pokok Jumlah Kas Yang Memadai

Dapat memanfaatkan potongan harga dalam pembelian barang.


Syarat perdagangan seperti 2 / 10 net 30.
Perhitungan biaya karena tidak memanfaatkan potongan :
% 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 360/365
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 =
(100 − % 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛) (ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑜 − 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 = 2 / 98 𝑥 360 / 20 = 0,37 (37%)

1. Dalam analisa kredit curent rasio dan acid test rasio merupakan tolak ukur yang
pokok,

Perusahaan akan lebih dipercaya oleh bank atau lembaga kredit lainnya.

2. Untuk mengambil peluang bisnis sewaktu-waktu.


Untuk menanggulangi keadaan darurat, seperti pemogokan, kebakaran,
kekeringan atau serangan dari pesaing melalui program kampanye pemasaran.

I. Savety Level Of Cash Balance

 Saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk melindungi
perusahaan dari resiko kesalahan-kesalahan saldo kas.

 Savety level of cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode normal dan
periode puncak.

 Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas memuncak.

 Rumus :
Savety level of Cash Balance:
 Jumlah hari yang diinginkan X Rata-rata harian pengeluaran kas.

J. Kas Minimum

Contoh 1:
Perusahan Maju Jaya menetapkan bahwa

safety level of cash harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari. Pengeluaran kas
rata-rata sehari berjumlah Rp. 600.000,00
Jadi, Safety level of cash Balance = 7 x Rp. 600.000,00 = Rp. 4.200.000,00

Contoh 2:
Selama 3 hari puncak dalam bulan Agustus pengeluaran kas perusahaan Maju Jaya berturut-
turut Rp. 750.000,00, Rp. 800.000,00, Rp. 850.000,00.
Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 800.000,00

Bilamana jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari. Maka safety level of
cash Balance pada periode puncak perusahaan Maju Jaya adalah 5 x Rp. 800.000,00 = Rp.
4.000.000,00
K. Model Manajemen Kas

Model Manajemen kas ini akan menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset
likuid dalam sebuah perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, jika perusahaan tersebut memiliki
kas terlalu rendah, maka perusahaan akan menjual surat berharga yang dimiliki tersebut,
ataupun membeli kembali surat berharga untuk menjadi pengganti dari surat berharga yang telah
dijual tersebut lebih sering daripada jika kasnya lebih tinggi. Dengan begitu, trading cost yang
dimiliki akan turun saat saldo dari kas tersebut bertambah besar. Sedangkan opportunity cost,
kas akan bertambah sejalan dengan peningkatan dari saldo kas. Dibawah ini, merupakan model
dari manajemen kas yaitu sebagai berikut:

L. Menentukan Saldo Kas Optimal (Model Baumol)


William Boumal (1952) merupakan seorang ekonom pertama yang menjelaskan mengenai
model formal dari manajemen kas yakni dengan memasukkan opportunity cost dan trading cost.
Model ini biasa digunakan untuk menentukan suatu target saldo kas. Menurut Boumal,
kebutuhan kas dalam perusahaan hampir mirip dengan pemakaian persediaan. Maka dari itu,
Boumal berkata jika manajemen kas dan manajemen perusahaan memiliki suatu kesamaan jika
ditinjau dari aspek keuangan. Jika sebuah perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, maka
perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya tersebut
jika terdapat kesempatan investasi lain yang akan lebih menguntungkan begitupun juga
sebaliknya.
Model Economic Order Quantity (EOQ) dipergunakan untuk menghitung pesanan barang
yang paling ekonomis. Konsep ini juga berlaku untuk memperhitungkan persediaan kas yang
paling ekonomis atau disebut dengan saldo kas yang ditargetkan.
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal terdiri
dari dua item:
 Biaya Simpan
 Biaya Transaksi
Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi
TC = (C/2) i + (T/C) b
C = [(2 x b x T) : i]1/2

Keterangan:
C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas

Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)


Misalkan: Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp. 20 juta. Perusahaan memperoleh kas
dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas adalah Rp. 10 ribu, sedangkan
tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau 1,5% per bulan.
Saldo kas dapat dihitung sebagai berikut:
C = [(2 x 10.000 x 20.000.000)/0,015)]1/2 = Rp. 5.163.978
Saldo kas yang optimal adalah Rp. 5.163.978.
Keterangan:
Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak 20juta/5,163 juta
= 3,9 kali atau sekitar empat kali.
TC = (5.163.978/2) x 0,015 + (20.000.000/5.163.978) x 10.000
TC = 38.730 + 38.730 = 77.460

M. Model Random Aliran Kas ( Model Miller –ORR )


Dikemukakan oleh Merton Miller dan Daniel Orr, dimana mereka berdua
mengembangkan sebuah model saldo kas dimana keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar
berfluktuasi secara acak pada setiap harinya. Dalam model manajemen kas ini, baik pemasukan
maupun pengeluaran kas turut disertakan. Model ini, berasumsi bahwa arus kas bersih
harian(arus kas masuk dikurangi arus kas keluar) tersebar secara normal. Arus kas bersih dapat
berupa nilai yang diharapkan (Expected Value) atau bisa juga disebut nilai lebih tinggi atau nilai
yang lebih rendah.
 Perusahaan perlu menetapkan batas atas (h) dan batas bawah (z) saldo kas.
Apabila saldo kas mencapai batas atas perusahaan perlu merubah sejumlah
tertentu kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang diinginkan. Sebaliknya
apabila saldo kas menurun, perusahaan perlu menjual sekuritas.
 Batas atas dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h dan batas bawah oleh
titik 0.
 Perbaikan model Boumol – 1966

Model ini memperjelas mengenai persoalan yang ada pada manajemen kas. Model ini,
menunjukkan bahwa titik kembali terbaik yakni Z*, berhubungan positif dengan trading cost F,
Juga berhubungan negatif dengan K. Kemudian Model Miller Orr menunjukkan bahwa titik
kembali yang paling baik dan saldo kas ratarata terkait dengan positif dengan variabilitas dari
arus kas. Yang artinya, perusahaan yang memiliki suatu ketidakpastian yang besar harus pula
memiliki saldo kas yang besar. Berikut merupakan rumus Model MILLER dan ORR :

Nilai z bisa hitung dengan formula:


z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3
h=3z
C=4z/3

Keterangan:
z = batas bawah yang akan dicari
h = batas atas
b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga
σ2 = varians aliran kas bersih harian
i = tingkat bunga harian pada surat berharga
C = rata-rata saldo kas

Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10%per
tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp.100.000 Berapa batas bawah dan
atas?
Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365 hari.
i = 0,1 / 365 = 0,000274
Varians aliran kas bersih harian:
σ 2 = (2.000)2 = Rp. 4.000.000
Batas bawah (z) dan batas atas (h)
dihitung sebagai berikut:
z = [3 x 100.000 x 4.000.000 / (4 x 0,000274)]1/3 = Rp. 103.068
h = Rp. 103.0 68 x 3 = Rp. 309.204
Rata-rata saldo kas adalah
C = (4 x Rp. 103.068)/3 = Rp. 137.424

Misalkan kita menetapkan batas minimal adalah Rp. 100.000, sehingga saldo kas tidak akan
pernah menyentuh nilai 0. Nilai z, h dan C adalah:
z = Rp. 103.068 + Rp. 100.000 = Rp. 203.068
h = Rp. 309.204 + Rp. 100.000) = Rp. 409.204
C = ((4 x Rp. 203.068) – (Rp. 100.000)) / 3 = Rp. 237.424
Formula: z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3 + L
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa macam pengertian mengenai Kas, dapat ditinjau dari sisi Teori
Konsep ekonomi maupun dari sisi Perundang-Undangan. Berikut adalah pengertian Kas yaitu:

1. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah Kas merupakan saldo simpanan di bank atau
dengan berupa uang tunai yang dapat dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan,
termasuk kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan setiap waktu.

2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Kas merupakan rekening giro setara kas dan
juga saldo kas yang merupakan investasi yang bersifat likuid, berkurun waktu pendek dan yang
paling cepat dijadikan kas dalan jumlah tertentu tanpa menghadapi berbagai resiko perubahan
nilai yang cukup besar.

3. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Keuangan Negara Kas negara


merupakan tempat penyimpanan uang negara yang telah ditentukan oleh Menteri keuangan yang
berjabat sebagai Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh pemasukan dan
membayar semua pengeluaran yang dilakukan oleh negara.

Dalam Manajemen Kas terdapat Aliran kas, seperti dibawah ini:

1. Aliran kas masuk kontinyu, contohnya seperti hasil penjualan produk yang dilakukan secara
tunai, dan juga penerimaan piutang.

2. Aliran kas masuk intermittent, contohnya seperti pendapatan dari penyertaan pemilik
perusahaan, penjualan saham, dan penerimaan kredit yang berasal dari Bank.

3. Aliran kas keluar kontinyu, contohnya seperti untuk pembelian bahan belum jadi atau bahan
mentah, dan juga gaji karyawan.

4. Aliran kas keluar intermittent, contohnya seperti pengeluaran untuk pembayaran dividen,
pembayaran angsuran hutang untuk pembelian kembali saham.

Faktor yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan bersih kas, antara lain yaitu sebagai
berikut:
 Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow

 Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan

 Adanya hubungan financial yang baik dengan bank- bank

 Penganggaran kas
Motif penahanan kas, yakni sebagai berikut:

1. Motif Transaksi Kas sangat dibutuhkan perusahaan utnuk dapat memenuhi kebutuhan
transaksi dari perusahaan tersebut pun dipergunakan untuk membayar upah para karyawan,
membayar tagihan listrik, menyetok bahan baku dan lain-lain.

2. Motif Berjaga-jaga Kas sangat dibutuhkan untuk mengatasi adanya ketidakpastian


perusahaan yang akan dialami di masa mendatang, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
nantinya.

3. Motif Spekulasi Kas sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan
harga surat berharga maupun investasi berharga, dengan begitu perusahaan dapat tetap
memperoleh keuntungan.

Adapun tujuan-tujuan Manajemen Kas adalah sebagai berikut:

 Likuiditas manajemen harus secara sadar menjaga likuiditas dan jumlah kas yang harus
ada dalam perusahaan.

 Earning tiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan


hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan. Selain itu manajemen
harus menjamin pembayaran dilakukan secara ekonomis Manajemen kas merupakan
suatu pengelolaan dari sumber daya kas yang ada dalam sebuah perusahaan.

Model Manajemen kas ini akan menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset
likuid dalam sebuah perusahaan. Diantaranya model kas manajemen adalah sebagai berikut:

Model Miller-Orr Model Miller Orr menunjukkan bahwa titik kembali yang paling baik
dan saldo kas rata-rata terkait dengan positif dengan variabilitas dari arus kas. Yang artinya,
perusahaan yang memiliki suatu ketidakpastian yang besar harus pula memiliki saldo kas yang
besar.
Berikut merupakan rumus model Miller Orr z = (3 b σ2 / 4 i ) 1/3
h=3z
C=4z/3

Keterangan:
z = batas bawah yang akan dicari
h = batas atas
b = biaya transaksi (tetap) pembelian/penjualan surat berharga
σ2 = varians aliran kas bersih harian
i = tingkat bunga harian pada surat berharga
C = rata-rata saldo kas

Model Boumal Model Economic Order Quantity (EOQ) dipergunakan untuk menghitung
pesanan barang yang paling ekonomis. Konsep ini juga berlaku untuk memperhitungkan
persediaan kas yang paling ekonomis atau disebut dengan saldo kas yang ditargetkan. Biaya
Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi
TC = (C/2) i + (T/C) b
C = [(2 x b x T) : i]1/2

Keterangan:
C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umsida.ac.id/6773/1/Eprint%20SITI%20AYU%20ROCHMANIAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai