Anda di halaman 1dari 131

DIKTAT

MANAJEMEN KEUANGAN

OLEH

YULIATI BASRI,MM
NIDN. 0820077601

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 1


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BIMA 2016

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia dan

berkah kepada penulis karena diktat ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Diktat ini

merupakan revisi dari diktat yang pernah penulis terbitkan dan dibuat dengan maksud memenuhi

kebutuhan materi pembelajaran tentang manajemen keuangan baik secara teoritis maupun secara

praktis.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

revisi dan perbaikan perlu terus dilakukan sehingga meteri pembelajaran dapat memenuhi

kebutuhan mahasiswa. Dan sesuai dengan judulnya diktat ini memuat tentang materi manajemen

keuangan, laporan keuangan, analisis laporan keuangan, manajemen modal kerja, sumber dana,

efek (surat berharga ). Walaupun tersaji secara ringkas namun pembelajaran tentang manajemen

keuangan dapat menjadi lebih sempurna dan lebih baik setiap tahunnya.

Diktat ini merupakan dasar untuk mempelajari tentang manajemen keuangan dan tersaji

beserta dengan latihan- latihan untuk mempermudah mahasiswa mempelajari tentang manajemen

keuangan.

Dengan selesainya diktat ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima yang telah mempercayakan

kepada penulis untuk menjadi pengasuh pada mata kuliah Manajemen Keuangan

dan memberikan dukungan yang maksimal selama penulis menyelesaikan diktat

ini.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 2


2. Kelompok Keuangan STIE Bima atas segala dorongan, motivasi, bantuan dan

waktunya sejak awal hingga terselesainya diktat ini

3. Rekan-rekan Dosen yang telah banyak membantu dengan penuh saling pengertian

sehingga diktat ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga diktat ini dapat memacu dan menjadi stimulan bagi mahasiswa untuk tertarik

mempelajari tentang manajemen keuangan sehingga tumbuh semangat dan motivasi kuat untuk

mengembangkan manajemen keuangan kearah yang lebih baik.

Bima, Februari 2016

Yuliati Basri, MM

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 3


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 1

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN ......... 3

BAB II. LAPORAN KEUANGAN ........................................................... 13

BAB III. KONSEP NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE OF MONEY) . 26

BAB IV. KEBIJAKSANAAN INVESTASI .......................................... 32

BAB V. ANALISIS RATIO KEUANGAN PERUSAHAAN ....................... 39

BAB VI. MANAJEMEN MODAL KERJA ................................................ 55

BAB VII. MANAJEMEN KAS .................................................................... 68

BAB VIII. KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA ....................................... 79

BAB IX. PASAR MODAL.......................................................................... 89

BAB X. BIAYA MODAL DAN STRUKTUR CAPITAL PERUSAHAAN .. 102

DAFTAR PUSTAKA

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 4


BAB I. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEUANGAN

RUANG LINGKUP BIDANG KEUANGAN

Perkembangan teori keuangan banyak didasarkan pada kondisi perusahaan dan pasar
finansial , namun demikian konsep dan teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam
bidang keuangan dapat diaplikasikan pada lingkup pemerintah dan perusahaan. Penerapan teori
keuangan dalam lingkup perusahaan disebut sebagai keuangan perusahaan ( corporate finance )
atau manajemen keuangan dan dalam perusahaan kontrol keuangan dilakukan oleh seorang
manajer keuangan. Peranan dari manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu
belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan
bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara
tradisional peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh
perusahaan dan membelanjakannya. Dengan perkembangan itu manajer keuangan harus
mengubah pandangan tradisional kearah keputusan-keputusan yang berhubungan dengan semua
aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva,
alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-
masing kegiatan, penumpukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapital yang
rasional.
Untuk melakukan tugas-tugas tersebut manajer keuangan perlu memiliki kecakapan baik
kualitatif maupun kuantitatif. Dia harus dapat memperoleh input-input keuangan untuk
membantu perusahaan dalam beberapa hal sebagai berikut :
.a Desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan oleh
perkembangan luas usaha yang semakin meningkat dan kompleks.
.b Diversifikasi produk.
.c Diversifikasi pasar baik pasar domestic maupun luar negeri
.d Menitikberatkan pada perkembangan usaha (growth) dengan mengusahakan
pengerahan dana yang ada sebaik mungkin, dan mencari dana tambahan yang diperlukan.
.e Memperhatikan perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi serta
pengaruhnya terhadap situasi keuangan. (Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000).
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 5
Manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan dan manajemen aset dengan
didasari beberapa tujuan umum. Jadi, fungsi keputusan dalam manajemen keuangan dapat dibagi
menjadi tiga area utama :
.1 Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah hal yang paling utama dari ketiga keputusan lainnya ketika
perusahaan ingin menciptakan nilai.
.2 Keputusan Pendanaan
Keputusan kedua yang penting dalam perusahaan berkaitan dengan keputusan pendanaan.
Dalam keputusan ini, manajer keuangan berhubungan dengan komposisi bagian kanan
dalam laporan posisi keuangan.
Kebijakan deviden perusahaan juga harus dipandang sebagai bagian integral dari keputusan
pendanaan perusahaan. Ratio pembayaran deviden (deviden – payout ratio) menetapkan
jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan. Semakin banyak jumlah laba saat ini
yang ditahan dalam perusahaan berarti semakin sedikit uang yang akan tersedia untuk
pembayaran deviden saat ini.
.3 Keputusan Manajemen Aset
Keputusan penting ketiga bagi perusahaan adalah keputusan mengenai manajemen aset.
Ketika aset telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah tersedia, aset ini masih harus
dikelola secara efisiean. Manajer keuangan dibebani berbagai tanggung jawab operasional
atas berbagai aset yang ada. (Horne, James & Machowics, Jr, 2014).
Keuangan merupakan suatu fungsi dari suatu perusahaan yang memperhatikan pada aliran
uang di dalam, dari dalam dan luar ke dalam perusahaan. Peranan manajer keuangan tidak saja
diperlukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan industri, akan tetapi
diperlukan oleh bank-bank, sekolah-sekolah maupun lembaga–lembaga pemerintah. Bidang
keuangan sebenarnya terdapat tiga jenis bidang (medan). Bidang keuangan tersebut adalah :
1. Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya
Perbankan merupakan lembaga untuk dapat dipergunakan sebagai tempat sumber dana,
penyimpanan dana dan mitra bagi perusahaan yang go public. Lembaga Keuangan lainnya
sebagai area bidang keuangan antara lain asuransi, lembaga pemberi modal (modal
ventura) dan lainnya yang merupakan tempat sumber dana dan atau penjamin risiko.
2. Pasar Modal
Pasar Modal merupakan lembaga untuk memperjual-belikan sekuritas dalam rangka
khususnya mencari sumber dana. Manajer keuangan dituntut pula dengan suatu
keterampilan dan pengetahuan tentang “securities and investment analysis” (analisa
investasi dan surat-surat berhaga). Seorang investor dalam situasi itu harus mempelajari

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 6


peraturan dan karakteristik dari surat-surat berharga, mengukur tingkat risiko dari setiap
investasi serta memperkirakan harga saham (atau surat berharga tersebut) di masa depan.
Dalam hal analisa investasi ini diusahakan untuk memperoleh metode guna membantu
investor atau calon investor (pembeli saham) dalam guna mengurangi risiko dan
menaikkan hasil pembelian saham itu.
3. Manajemen Keuangan Perusahaan
Area meliputi bagaimana memperoleh dana yang efisien dan membelanjakannya untuk
operation yang efisien serta membelanjakannya untuk investasi yamg menguntungkan.
Keuntungan dari kegiatan opersional dan investasi tersebut akan disimpan sebagai
cadangan masa depan dan dibagi dalam bentuk dividen.
TUJUAN PERUSAHAAN
Pada umumnya perusahaan adalah merupakan organisasi yang mencari untung, maka
tujuan dari perusahaan biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Dalam hal ini terdapat dua
tujuan utama yang perlu dikemukakan yaitu maksimisasi keuntungan (profit) dan maksimisasi
kemakmuran (wealth).
Maksimisasi Keuntungan
Banyak perusahaan yang berpandangan bahwa apabila dapat memperoleh hasil sebanyak
mungkin dan menekan ongkos yang serendah mungkin maka dapat mencapai tujuan. Hal ini
adalah suatu pernyataan yang paling mudah dihayati dan mudah ditangkap dalam pengertian,
tetapi sulit dilaksanakan.
Adapun konsep ini memiliki beberapa kelemahan yaitu:
1. Pandangan Jangka Pendek
Persoalannya di sini terletak sebenarnya pada pengertian profit atau laba. Laba dalam
jangka pendek dapat berbeda dengan laba jangka panjang. Apabila suatu perusahaan
menjalankan usahanya dengan sebuah mesin tanpa pemeliharaan yang semestinya, maka
perusahaan tersebut dapat menekan ongkos produksinya. Hal ini tentu saja akan dapat
menaikkan laba pada saat itu. Akan tetapi sebenarnya penghematan semacam itu harus
dibayarnya di masa depan dengan biaya yang tinggi karena mesin-mesin akan dengan cepat
mengalami kerusakan yang cukup serius sebagai akibat dari dilupakannya/ditiadakannya
pemeliharaan terhadapnya. Oleh karena maksimisasi laba tidak berarti bahwa kita harus
melupakan pertimbangan jangka panjang dan hanya meningkatkan laba jangka pendek
saja.
2. Mengabaikan Unsur Waktu
Uang yang diterima sekarang adalah lebih berharga daripada uang yang akan diterima
kemudian. Perusahaan harus mempertimbanmgkan unsure waktu darim penerimaan-

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 7


penerimaan uang (cash flow) mereka dengan discount factor. Apabila perusahaan akan
memaksimumkan laba, maka apakah dia akan memiliki proyek yang berusia 3 tahun
dengan hasil 23% ataukah memiliki proyek yang berusia 5 tahun dengan hasil 13 %?
Proyek yang kedua (13%) akan mengakibatkan laba total yang lebih besar daripada proyek
yang pertama (20 % hasil). Hal ini benar apabila perusahaan tidak dapat dengan segera
menginvestasikan kembali investasi yang diperoleh dari proyek yang pertama setelah
berjalan 3 tahun. Akan tetapi hal itu dapat berbeda apabila perusahaan dapat
menginvestasikan kembali dengan segera hasil dari proyek yang pertama tersebut dengan
segera.
3. Meninggalkan Aspek Sosial
Perusahaan sebenarnya tidaklah semata-mata hanya berusaha untuk memperoleh laba yang
setinggi-tingginya. Beberapa perusahaan kadang-kadang mengutamakan pada
perkembangan penjualan yang pesat dan bersedia memperoleh laba yang tidak terlalu
tinggi guna menciptakan adanya stabilitas usaha dalam volume penjualan yang tinggi.
Sementara perusahaan melaksanakan diversifikasi usahanya ke dalam berbagai produk dan
berbagai pasar sehingga dapat memperkuat perusahaan, meskipun untuk keperluan itu
perusahaan dalam jangka pendek harus mengurangi jumlah laba yang diperoleh perusahaan
lain yang diperolehnya untuk keperluan sosial. Oleh karena jelas bahwa faktor-faktor
bukan laba tetap mempengaruhi keputusan manejer perusahaan.
TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Dalam rangka menciptakan tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran yang
maksimal, manajer harus menjabarkan tujuan perusahaan itu kedalam tujuan-tujuan yang lebih
terperinci.
Tujuan manajemen keuangan dalam meningkatkan nilai (value) perusahaan dengan
meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai perusahaan
dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya
perlunya pertimbangan nilai waktu dan uang (time value of money).
Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau
pemasukkan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan
harus dilakukan sekarang (present value). Untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto
dalam pengeluaran atau pemasukkan yang akan datang.
Maksimisasi nilai (value) perusahaan berarti maksimisasi kekayaan/kemakmuran dari
pemegang saham dan pihak lain yang terkait. Maksimasi kekayaan pemegang saham dapat
diukur dari pendapatan per lembar saham (Earning per Share/EPS)

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 8


Sebagai contoh, perusahaan memiliki 1 juta lembar saham dan mendapat keuntungan
bersih sesudah pajak Rp 10.000.000,-
Earning After Tax
Maka Earning per Share (EPS) =
Jumlah lembar saham

Rp. 10.000.000,-
=
1.000.000 lembar

= Rp 10,00 per lembar

pada tahun yang akan datang menerbitkan saham baru sebanyak 1 juta lembar lagi, dengan
perkiraan dana itu akan manghasilkan laba neto sesudah pajak Rp. 8.000.000,- (laba
maksimum).
Jadi pada tahun yang akan datang :
- Lembar saham menjadi 2 juta lembar
- Laba neto sesudah pajak menjadi Rp. 18.000.000,-
Rp 18.000.000,-
- EPS-nya menjadi =
2 juta lembar
= Rp 9,00/lembar

Sehingga akibat ditambahkan saham baru 1 juta lembar akan meningkatkan laba menjadi
Rp 18.000.000,00, tetapi EPS-nya turun dari Rp 10,00/lembar menjadi Rp 9,00. Berarti laba
maksimum tidak meningkatkan Value (nilai) kekayaan pemegang saham.
Agar meningkatkan EPS, maka penambahan lembaran saham baru harus dapat
menghasilkan EAT yang menjadi EPS lebih tinggi. Dari contoh di atas seharusnya EAT atas
penambahan saham baru menghasilkan keuntungan lebih dari Rp 10.000.000,00. Maksimisasi
EPS tidak selalu memaksimisasikan value (nilai) kekayaan pemegang saham sekarang.
FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

Fungsi pokok manejemen keungan antara lain menyangkut tentang keputusan mengenai
penanaman Modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden pada suatu
perusahaan. Dan diperoleh dari sumber keuangan eksternal dan dialokasikan pada berbagai
bentuk penggunaan. Arus dana yang terjadi dalam kegiatan operasi Perusahaan hurus dipantau.
Pihak sumber keuangan akan menerima imbalan dalam bentuk hasil pengembalian, pembayaran
kembali, produksi dan jasa. Semua organisasi, baik perusahaan bisnis unit pelayanan masyarakat,
badan sosial seperti palang merah maupun organisasi nirlaba seperti Musium dan lembaga
kesenian harus menjalankan fungsi manajemen keuangan. Dengan demikian tugas pokok

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 9


menejer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana
tersebut untuk memaksimasi nilai perusahaan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan
manajer keuangan menyangkut empat aspek. Aspek yang pertama yaitu dalam perencanaan dan
prakiraan, di mana manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer, lainnya yang ikut
bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan. Aspek yang kedua, manajer
keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaannya,
serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang berhasil biasanya mengalami laju
pertumbuhan penjualan yang tinggi dan memerlukan dukungan penambahan investasi. Para
manajer keuangan perlu menetukan laju pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan
membuat prioritas alternatif investasi yang tersedia. Aspek yang ketiga manajer keungan harus
bekerjasama dengan para manajer lainya diperusahaan agar perusahaan dapat berorientasi
seefisien mungkin. Semua keputusan bisnis menyangkut implikasi keuangan dan semua manajer
baik manajer keuangan maupun manajer bukan keuangan perlu mempertimbangkan aspek
keuangan tersebut. Perubahan investasi harus mempertimbangkan dampaknya terhadap (Atau
bagaimana investasi dipengaruhi oleh) tersedianya dana, kebijakan persedian, penggunaan
kapasitas mesin dan sebagainya. Aspek yang keempat menyangkut penggunan pasar uang dan
pasar modal.

Dari keempat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan
berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas
manajer keuangan berkaitan dengan keputusan pokok perusahaan yang akan mempengaruhi nilai
perusahaan.

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian


kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut dengan manajer
keuangan. Meskipun demikian kegiatan keuangan tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang
menduduki jabatan seperti Direktur Keuangan, , Kepala Bagian Keuangan, Manajer Keuangan.
Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan dengan berbagai kegiatan yang
harus dijalankan oleh Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur Produksi. Meskipun
demikian kegiatan kegiatan tersebut dapat dikelompokka menjadi dua kegiatan utama yaitu
kegiatan menggunakan dana dan mencari pendanaan. Dua kegiatan utama (atau fungsi) tersebut
disebut sebagai fungsi keuangan. ( Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006).

FUNGSI MANAJER KEUANGAN


Dalam hubungan dengan pencapaian tujuan tersebut diatas maka manajer keuangan harus
melakukan tugas-tugas dalam beberapa bidang. Tugas-tugas yang harus dilakukan itu merupakan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 10


fungsi dari manajer keuangan. Adapun fungsi tersebut, dapat mengikuti alur gambar sebagai
berikut :

Operasion
al Bank -bank
Manajer
Perusahaa Keuangan
n Rutin Pasar Modal
(Pemegang
dan Saham)
Ekspansi

Gambar A-1. Arus Sumber Dana, Pembelajaran dan Pembagian Laba


Fungsi manajer Keuangan dapat mengikuti alur kas tersebut yaitu :
1. Mencari sumber-sumber dari perbankan maupun dari pasar modal
2. Membelanjakan dana tersebut untuk kegiatan operasional rutin melalui pengelolaan
modal kerja dan untuk investasi dalam aktiva tetap.
3. Mendapatkan laba dari aliran kas bersih hasil operasional perusahaan
4. Membagikan laba kepada para pemegang saham berupa deviden
5. Menarik kembali deviden sebagai sumber dana atas bantuan

KEDUDUKAN MANAJEMEN KEUANGAN PADA STRUKTUR ORGANISASI


PERUSAHAAN

Pada hirarki organisasi perusahaan, jabatan direktur utama (chef financial officer)
dianggap tinggi, oleh karena dibidang keungan merupakan titik pusat dalam pengambilan
keputusan ditingkat pimpinan puncak (top level). Struktur organisasi yang biasanya dianut oleh
perusahaan perusahaan besar di Amerika Serikat Dapat dilihat pada gambar 1.1. Dewan direksi
mewakili pemegang saham dan memiliki wewenang penuh atas kegiatan operasi perusahaan.
Direktur utama atau presiden direktur adalah pejabat yang menerima laporan dari para direktur.
Salah satu direktur adalah direktur keungan yang bertanggungjawab atas perumusan kebijakan
keuangan diperusahaan. Tugas lain direktur keuangan adalah melakukan analisis keuangan,
yang dibantu oleh bendaharawan ( treasure) dan bagian akuntansi (controler)

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 11


Gambar 1.1 Kedudukan manajemen keuangan pada struktur organisasi perusahaan

Dewan Direksi

Ketua
Dewan direksi

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Direktur


Penelitian dan Produksi Pemasaran Keuangan
Pengembangan

Bendahara Administrasi
Pembukuan

Fungsi keuangan tertentu dalam suatu organisasi bisanya dipisahkan jadi dua jabatan yaitu,
bendaharawan dan administrasi pembukuan. Bendaharawan bertangung jawab atas perolehan
dana dan pengamanannya. Bidang tanggung jawab kontroler adalah mencatat, melaporkan dan
pengendalian.
Fungsi pokok kontroller mencatat dan membuat laporan tentang informasi keuangan
perusahaan. Tugas lain kontroler dalam menyusun laporan keuangan dan anggaran yaitu dua alat
penting yang digunakan dalam proses pengendalian perusahaan.
Pada perusahaan kecil, pemilik perusahaan dapat menjalankan sendiri fungsi bendaharawan
dan kontroler atau seorang pejabat keuangan dapat menjalan kedua fungsi tersebut. Beberapa
perusahaan besar menanbahkan jabatan baru pada struktur organisasinya, yaitu sekretaris

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 12


perusahaan yang pada hakikatnya tugasnya lebih banyak menyangkut bidang keuangan. Tugas
lainya adalah menyimpan dokumen kepemilikan perusahaan, laporan keuangan yang berkaitan
dengan kegiatan perusahaan dalam mencari pinjaman.
Sejarah perusahaan dan kemampuan perorangan para manajer sangat mempengaruhi
luasnya tanggung jawab jabatan bidang keuangan. Pada perusahaan besar komite keuangan
masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok disamping komite keuangan yang bersifat
keuangan umum masih dibentuk komite penyediaan modal yang bertanggung jawab atas belanja
barang modal dan penganggarran modal. Suatu komite anggaran bertanggung jawab atas
anggaran operasianal untuk periode satu tahun yang akan datang. Komite urusan pensiun
dibentuk tersendiri oleh karena dana pensiun yang dihimpun cukup besar jumlahnya. Komite gaji
dan bonus bertanggung jawab atas administrasi penggajian, penyusun penggolongan dan gaji
untuk para manajer.
Peranan aspek keuangan biasanya sangat erat hubungannya dengan manajemen puncak
pada struktur organisasi, oleh karna keputusan-keputusan dibidang keuangan menentukan hidup
matinya perusahaan. Semua kejadian penting dalam kehidupan perusahaan mengandung aspek
keuangan didalamnya. Penambahan tentang penambahan suatu lini produk baru atau mengurangi
pada produk lama; memperluas atau menambah mesin pabrik atau memindahkan lokasinya;
menjual surat berharga baru; mengadakan perjanjian leasing; pembagian deviden dan membeli
kembali saham perusahaan; semuanya itu contoh peristiwa yang tidak bisa mengabaikan aspek
keuangan.

KEBIJAKSANAAN KEUANGAN

Seperti telah dikemukakan di muka bahwa kebijaksanaan bidang keuang an haruslah


merupakan penjabaran dari kebijaksanaan perusahaan yang maksimisasi kemakmuran. Oleh
karena itu kebijaksanaan bagian keuangan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimisasi
keuntungan. Kebijaksanaan keuangan sebenarya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori,
di mana ketiga kategori itu akan saling pengaruh mempengaruhi terhadap nilai perusahaan atau
nilai saham perusahaan. Kebijaksanaan tersebut adalah :
a. Kebijaksanaan pembelanjaan.
b. Kebijakan investasi dan
c. Kebijakan dividen.
Masing-masing kebijaksanaan haruslah diperhitungkan pengaruhnya ter hadap
pencapaian tujuan perusahaan yaitu maksimisasi kesejahteraan atau nilai perusahaan. Tinggi
rendahnya nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh ketiga kebijaksanaan tersebut. Dengan kata
lain nilai perusahaan adalah merupakan fungsi dari kebijaksanaan di bidang investasi, bidang

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 13


sumber dana dan politik dividen. Keadaan tersebut dapat diformulasikan dalam persamaan
fungsi sebagai berikut :

V = f (F,I,D)
Di mana:
V = Nilai perusahaan (value)
F = Kebijaksanaan finansial
I = Kebijaksanaan investasi
D = Kebijaksanaan dividen.

Kebijakan Pembelanjaan (Financial)

Kebijaksanaan ini sering juga disebut juga sebagai kebijaksanaan finansial. Dalam hal ini
manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan, dan menganalisa kombinasi sumber-
sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan rutin
dalam kegiatan usahanya.

Kebijakan Investasi

Kebijaksanaan investasi sering juga disebut capital budgeting problem, adalah masalah
bagaimana manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan
dapat mendatangkan keuntungan di masa depan. Bentuk, macam dan komposisi serta investasi
tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan. Keuntungan di
masa depan yang diharapkan dan investasi tersebut adalah tidak dapat diperkirakan secara pasti.
Oleh karena itu investasi akan menanggung risiko atau tidak pasti. Risiko dan hasil yang
diharapkan dan investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan kebijaksanaan
maupun nilai perusahaan.

Kebijakan Dividen

Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada


pemagang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang
diharapkan oleh pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tentu saja akan
sangat mempengaruhi pencapaian tujuan maksimisasi kesejahteraan tersebut.
Point Pembelajaran Bab 1
 Keuangan merupakan suatu fungsi dari suatu perusahaan yang memperhatikan aliran uang di
dalam, dari dalam dan luar kedalam perusahaan.
 Bidang keuangan : perbankan dan lembaga keuangan lainnya, pasar modal, manajemen
keuangan perusahaan.
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 14
 Tujuan perusahaan memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan nilai.
 Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan
nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan.
 Fungsi manajemen keuangan antara lain menyagkut tentang keputusan mengenai
penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden pada suatu
perusahaan.
 Fungsi manajer Keuangan :
1. Mencari sumber-sumber dari perbankan maupun dari pasar modal
2. Membelanjakan dana tersebut untuk kegiatan operasional rutin melalui pengelolaan
modal kerja dan untuk investasi dalam aktiva tetap.
3. Mendapatkan laba dari aliran kas bersih hasil operasional perusahaan
4. Membagikan laba kepada para pemegang saham berupa deviden
5. Menarik kembali deviden sebagai sumber dana atas bantuan

 Kebijaksanaan keuangan meliputi kebijakan pembelanjaan, kebijakan investasi dan


kebijakan deviden.
Latihan :
1. Jelaskan perbandingan tujuan untuk memaksimalkan laba dan memaksimalkan
kesejahteraan.
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen keuangan?
3. Jelaskan fungsi dan tujuan manajemen keuangan ?
4. Jelaskan peranan dewan direksi dalam sebuah organisasi ?
5. Menurut saudara apakah manajemen keuangan merupakan hal penting dalam sebuah
organisasi, Jelaskan !
6. Jelaskan fungsi utama dari seorang manajer keuangan.

Referensi :
Brigham F. Eugene & Houston F. Joel, 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11 Buku
1), Salemba Empat, Jakarta.

Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta .

Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke Enam).
UPP STIM YKPN, Yokyakarta.

Van Horne C, James & Wachowics, Jr. M, John, 2014. Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 15
( Fundamental of Financial Management ). Salemba Empat, Jakarta.

Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI
Jakarta.

.BAB II
LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan secara konsep


Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca (balance sheet) dan
laporan rugi laba (income statement)) yang berisi informasi tentang prestasi atau kinerja
keuangan perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan
keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang. Laporan keuangan disusun dengan tujuan
unttuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam
mengahasilkan kas ( dan setara kas) dan waktu serta kepastian perusahaan dari hasil tersebut.
( Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, 2002)
Adapun tujuan dari pembuatan atau penyusunan dari Laporan keuangan itu adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat
itu;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan saat itu;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu priode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva
dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu;
7. Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan;
8. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut tentang posisi keuangan, kinerja dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
9. Informasi keuangan lainnya. (Kasmir, 2015)

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 16


Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
 Neraca yang artinya menggambarkan informasi tentang posisi atau keadaan keuangan
sebuah perusahaan
 Laporan laba rugi ( menggambarkan informasi kinerja) dan juga memberikan informasi
tentang keadaan , beban dan pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan.
 Laporan perubahan ekuitas menggambarkan perubahan ekuitas yang dimiliki oleh
perusahaan
 Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
laporan arus dana
 Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan perusahaan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Menurut standar Akuntansi keuangan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan
mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu :
a. Dasar akrual
Dengan dasar keuangan ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
b. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang
berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya dimasa depan.
Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen yang
bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report maka laporan keuangan terdiri dari data- data yang merupakan hasil dari suatu
kombinasi antara :
1. Fakta yang telah dicatat, ini berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari
catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang
disimpan di bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos – pos ini berdasarkan catatan historis dari
peristiwa- peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan jumlah – jumlah uang yang
tercatat dalam pos – pos itu dinyatakan dalam harga – harga pada waktu terjadinya prristiwa
tersebut ( at original cost ) dengan sifat demikian maka laporan keuangan tidak dapat

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 17


mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang
paling akhir karena segala sesuatunya sifatnya historis sehingga mungkin terdapat beberapa
hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam
pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan – kebiasaan di dalam akuntansi, berarti bahwa data yang
dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan – anggapan tertentu yang merupakan
prinsip – prinsip akuntansi yang lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan
pencatatan atau untuk keseragaman, misalnya cara mengalokasikan biaya untuk persediaan
alat tulis menulis, apakah harus dinilai menurut harga belinya atau menurut harga pasar pada
tanggal penyusunan laporan keuangan ? menurut laporan keuangan yang konvensional pos
semacam ini dinilai menurut harga belinya. Untuk penentuan piutang, menurut metode atau
peraturan yang konvensional adalah berdasarkan jumlah yang akan direalisir ( dengan
menggunakan taksiran yang tidak akan dapat ditagih terhadap jumlah piutang tersebut).
3. Pendapat pribadi dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh
konvensi- konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standar
praktek pembukuan namun penggunaan penggunaan dari dalil dasar tersebut tergantung
kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang
tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang disetujui akan digunakan di
dalam beberapa hal ( Munawir, 2007)
Dari sifat laporan keuangan tersebut dapat juga di jelaskan bahwa karakteristik sebuah laporan
keuangan perlu diketahui oleh mahasiswa dalam rangka mengetahui ciri khas yang membuat
laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan :
( Menurut, Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002) bahwa Karakteristik kualitatif laporan
keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut
berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, berikut Karakteristik
kualitatif laporan keuangan ini meliputi :
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini para pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
sulitnya memahami informasi yang kompak jangan dijadikan alasan untuk tidak
memasukkan informasi tersebut dalam laporan keuangan.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 18


mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya,
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil
atas dasar laporan keuangan.
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliabel), Informasi mempunyai kualitas andal
jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat di andalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharunya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Selain itu informasi dimaksudkan untuk
menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka
peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realita ekonomi
dan bukan hanya bentuk hukumnya ( substansi mengungguli bentuk)
4. Dapat dibandingkan
Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan
kinerja perusahaan, selain itu pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
Jenis dan bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
1. Neraca
2. laporan rugi laba,
3. Laporan perubahan posisi keuangan,
4. Catatan dan laporan lain
5. Materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul
dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan
Adapun jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan
(aktiva, kewajiban dan ekuitas) pada saat tertentu.
2. Laporan Rugi Laba adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai
kemampuan (potensi) peusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Modal adalah daftar yang memuat ikhtisar terperinci tentang perubahan
modal suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Untuk menggambarkan posisi keuangan peusahaan pada saat tertentu, neraca mempunyai 3
(tiga) unsur laporan keuangan yaitu :
1. Aktiva

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 19


Adalah sumber daya yang dikuasai perusahaan dapat di subklasifikasi lebih jauh menjadi
lima subklasifikasi aktiva, yaitu :
a. Aktiva lancar yaitu aktiva yang manfaat ekonominya diharapkan akan diperoleh dalam
waktu satu tahun atau kurang (atau siklus operasi normal ) misalnya kas, surat berharga,
Piutang dagang, persediaan dan persekot biaya.
b. Investasi jangka panjang yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dan
jangka waktunya lebih dari satu tahun, misalnya invetasi saham, investasi obligasi.
c. Aktiva tetap yaitu aktiva yang memiliki substansi fisik, digunakan dalam operasi normal
perusahaan (tidak dimaksudkan untuk dijual) dan memberikan manfaat ekonomi lebih
dari satu tahun, antara lain tanah, gedung, kendaraan dan mesin serta peralatan.
d. Aktiva yang tidak terwujud yaitu aktiva yang tidak mempunyai substansi fisik dan
biasanya berupa hak atau hak istimewa yang memberikan manfaat ekonomi bagi
perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.
e. Aktiva lain –lain yaitu aktiva yang tidak dapat dimasukkan kedalam salah satu dari
empat sub-klasifikasi tersebut, misalnya beban ditangguhkan, piutang kepada direksi,
deposito, pinjaman karyawan.
2. Kewajiban
Yang merupakan utang perusahaan masa kini dapat sub-klasifikasi lebih jauh menjadi tiga
yaitu ;
a. Kewajiban lancar yaitu kewajiban yang penyelesaiannya diharapkan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat
ekonomi) dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (atau siklus dagang, operasi
normal).
b. Kewajiban jangka panjang,yaitu kewajiban yang penyelesaiannya di harapkan akan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan (yang memiliki manfaat
ekonomi) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
c. Kewajiban lain-lain yaitu kewajiban yang tidak dapat di kategorikan kedalam salah satu
sub-klasifikasi kewajiban tersebut,misalnya utang pada Direksi,utang kepada para
pemegang saham.
3. Ekuitas
yaitu merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada.
Unsur ekuitas ini dapat disubklasifikasi lebih jauh menjadi dua subklasifikasi, yaitu:
a. Ekuitas yang berasal dari pemilik misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada)
dan
b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi,yaitu laba yang tidak di bagikan kepada para
pemilik,misalnya dalam bentuk dividen (ditahan)
Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu perusahaan selama periode satu
tahun, dibutuhkan sebuah laporan perhitungan rugi-laba dan dua neraca, yaitu neraca awal tahun

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 20


dan neraca akhir tahun. Setiap neraca mencerminkan posisi aktiva dan kewajiban perusahaan
pada saat tertentu, sedangkan perubahan antara dua neraca menggambarkan kegiatan yang
dilakukan perusahaan
Contoh neraca dapat digunakan untuk mulai memahami beberapa topik pembahasan dan istilah-
istilah keuangan Berdasarkan susunannya, nilai buku dari total aktiva pada neraca harus sama
dengan nilai buku dari total kewajibannya. Kewajiban terdiri dari dua unsur pokok yaitu modal
sendiri (equiti) dan berbagai bentuk hutang (termasuk hutang dagang, wesel bayar, biaya-biaya
terhutang dan hutang jangka panjang ). Modal sendiri dapat dipandang sebagai suatu kewajiban
oleh karena perusahaan adalah suatu badan hukum yang berdiri sendiri (legal entity) yang
meminjam modal tersebut dari pemiliknya, yaitu para pemegang saham. Selisih antara aktiva
jangka pendek ( yang disebut juga aktiva lancar ) dengan kewajiban jangka pendek (kewajiban
lancar) disebut modal kerja bersih (net wolking capital). Selama aktiva jangka pendek lebih
besar dari pada kewajiban jangka pendek, perusahaan dikatakan dalam posisi likuiditas yang
baik, oleh karena perusahaan tersebut mampu memenuhi semua kewajiban jangka pendeknya
tanpa harus mencairkan aktifa jangka panjangnya.
Tabel 2.3 Contoh Neraca

Aktifa dan kewajiban per Akhir Tahun 19XX


Aktiva Kewajiban
Jangka pendek (lancar) Current Assets Jangka pendek (Hutang Lancar)
Kas Hutang dagang
Surat berharga Hutang jangka pendek (wesel bayar)
Piutang dagang Biaya-biaya terhutang (pajak, gaji & upah)
Jangka panjang( fixed Assets) Jangka panjang
Nilai perolehan, bangunan dan mesin Hutang jk panjang
Dikurangi akumulasi penyusutan Saham preferen
Peralatan,bangunan dan mesin Modal Sendiri
Saham biasa pada nilai nominal
Kelebihan saham terhadap nilai nominal
Laba ditahan Dikurangi saham perbendaharaan
Total Aktiva Total Kewajiban

Perlu dicatat bahwa perkiraan aktiva jangka panjang terbagi atas tiga unsur. Peralatan, bangunan
dan mesin, mula-mula dinyatakan menurut nilai perolehannya. Setiap tahun atas setiap unsur
aktiva jangka panjang (yang juga disebut aktiva tetap) diperhitungkan besarnya penyusutan dan
ditambah pada jumlah penyusutan yang telah dihitung untuk tahun-tahun sebelumnya. Hasil
penambahan tersebut,berupa akumulasi penyusutan, dikurangkan dari nilai perolehan aktiva
jangka panjang, sehingga diperoleh nilai bersih aktiva tetap. Aktiva tetap bersih merupakan nilai
buku dari aktiva berwujud saat ini yang telah mengalami penyusutan. Jika suatu aktiva tetap
dijual,maka nilai buku awalnya akan dihapuskan dari perkiraan aktiva tetap kotor dan akumulasi
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 21
penyusutannya dikurangkan dari perkiraan tersebut. Nilai pasar pada suatu aktiva bisa berada di
atas atau dibawah nilai bukunya, dan selisihnya merupakan keuntungan atau kerugian modal atas
penjualan aktiva tetap tersebut dan dicatat pada perhitungan rugi-laba.
Pada sisi kewajiban dari neraca akan kita bahas secara singkat kewajiban jangka pendek. Hutang
dagang (accounts payable) merupakan janji untuk membayar karena adanya tagihan dari pihak
luar (istilah populer lainnya adalah IOU, kependekan dari I owe you). Seringkali hutang jangka
pendek tersebut merupakan hutang kepada pemasok atas barang dan jasa yang diterima
perusahaan tetapi belum dibayar. wesel bayar (notes payable) merupakan hutang jangka
pendek, yang biasanya berupa perjanjian penarikan kredit pagu tertentu dari bank komersial.
Biaya-biaya yang sudah saatnya harus dibayar akan tetapi belum dibayar juga merupakan
kewajiban jangka pendek, misalnya gaji dan upah yang belum diambil karyawan, pajak
terhutang . Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan, merupakan keputusan bidang
keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang terhadap modal sendiri (debt to
qualiti ratio) menggambarkan struktur permodalan perusahaan dan seperti telah disebutkan
dimuka, rasio hutang terhadap modal menentukan besarnya leverage keuangan. Biaya atas
seluruh modal yang digunakan perusahaan disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang
(weigted average cost of capital) yang merupakan rata-rata tertimbang dari biaya marjinal
sesudah pajak dari sumber modal itu sendiri – hutang dan modal sendiri. Menurut pandangan
pihak investor, hutang dianggap mengandung resiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
modal sendiri, oleh karena pembayaran bunga merupakan suatu kontrak pemenuhan kewajiban
dan juga karena dalam kasus perusahaan yang mengalami pailet maka pihak yang memberikan
pinjaman (debtholers atau kreditor) mempunyai hak klaim sisa atas arus kas perusahaan, yaitu
bagian dari laba bersih yang diputuskan manajemen untuk dibagikan. Oleh karena modal sendiri
mengandung resiko yang lebih besar dari pada hutang, maka dana yang berasal dari hutang
merupakan tingkat hasil pengembalian (rate of return) nominal yang lebih rendah dari pada
modal sendiri.
Pilihan struktur permodalan sangat penting oleh karena suatu perbandingan tertentu antara
hutang dan modal sendiri pada tingkat arus kas operasi tertentu, meminimisasi biaya modal rata-
rata tertimbang, yang berarti dapat memaksimasi nilai pasar dari perusahaan
Saham preferen (preferred stock) adalah suatu bentuk saham yang mempunyai dua ciri campuran
antara hutang dan modal sendiri. Pembiayaan imbalan kepada para pemengangnya disebut
deviden preveren. Berdasarkan jumlah pembayarannya yang konstan, saham preferen sama
halnya dengan pembayaran bunga atas hutang. Akan tetapi jika laba perusahaan tidak cukup
untuk membayar deviden preferen, perusahaan tidak bisa dipaksa untuk membayarnya
melainkan ditangguhkan. Dividen preferen komulatif harus dibayar sebelum dividen saham biasa

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 22


diumumkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Tampak disini bahwa saham preferen
lebih banyak mengandug resiko dibanding dengan hutang, akan tetapi lebih rendah resikonya
dengan modal sendiri.
Perkiraan modal sendiri terbagi dalam empat unsur. Jika terjadi penjualan saham baru, nilai
saham yang diterima perusahaan dipisahkan menjadi saham biasa pada nilai nominal (common
at part) dan kelebihan atas nilai nominal suatu agio (common in excess of part). Misalnya saja
perusahaan menerima hasil penjualan saham sebesar Rp20.000 per saham dengan nilai nominal
Rp 1000, maka yang Rp 19.000 Per saham yang diterbitkan dicatat sebagai “ kelebihan atas nilai
nominal saham biasa”. Penggunaan nilai nominal sebenarnya merupakan konsep yang
ketinggalan jaman. Banyak perusahaan di Amerika Serikat menerbitkan sahamnya tanpa nilai
nominal. Nilai nominal dahulu karena jika seorang investor membeli saham dibawah nilai
nominal, pada kasus perusahaan mengalami pailit, maka investor secara pribadi bertanggung
jawab atas selisih harga beli dengan nilai nominal saham. Unsur ketiga dari modal sendiri adalah
laba ditahan (retained earnings), yang menguraikan secara kronologis besarnya laba ditahan
setiap tahun yang disisihkan Dari perhitungan rugi-laba. Sebuah perusahaan yang didirikan tahun
1950, maka jumlah laba yang ditahan merupakan akumulasi laba ditahan sejak tahun 1950. Perlu
diingat kembali bahwa laba bersih (net income) perusahaan adalah jumlah deviden yang
dibayarkan kepada pemegang saham dan laba ditahan yang ditambahkan pada neraca.
NI (Laba bersih) = Deviden + Laba ditahan (2.1)

Dengan demikian laba ditahan merupakan rantai penghubung anatara arus kas pada
perhitungan rugi-laba pada posisi aktiva dan kewajiban pada neraca. Unsur terakhir dari modal
sendiri adalah saham perbendaharaan (treasure stock), yang nilainya dikurangkan terhadap
modal sendiri oleh karena biaya untuk membeli kembali saham biasa perusahaan baik melalui
tender maupun pembelian melalui pasar. Pembelian saham perbendaharaan berpengaruh
terhadap jumlah saham yang beredar, tanpa adanya efek terhadap arus laba yang diharapkan
perusahaan. Akibatnya adalah laba per saham (earnings per share, EPS) dan saham lainya akan
naik begitu terjadi pembelian kembali saham perusahaan. Contoh berikut ini menunjukan
bahwa pembelian kembali saham berkaitan erat dengan kebijakan pembagian deviden.
Misalnya saja sebuah perusahan memperoleh laba sebesar Rp 3 juta, dan diputuskan bahwa Rp
1 Juta digunakan untuk membeli kembali saham atau dibayarkan sebagai deviden. Jika
dibayarkan sebagai deviden, maka laba ditahan pada sisi kewajiban dineraca akan bertambah
besar Rp 2 juta. Pemegang saham akan menerima Rp 1juta sebelum pajak, sehingga harus
diperhitungkan dahulu pajak atas deviden yang diterimanya (Di Indonesia berlaku pjak atas
bunga, dividen dan royalti atau PBDR). Alternatif lain adalah pembelian kembali dari saham-
saham dari pemegang saham yang lain dengan asumsi secara pro-rata (dalam presentase yang
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 23
sama) sehingga laba sebesar Rp3juta akan ditambahkan pada laba ditahan dan Rp1juta dicatat
pada saham perbendaharaan (treasure stock = saham yang dibeli kembali) yang merupakan
faktor pengurang terhadap modal sendiri. Pertambahan bersih pada sisi kewajiban neraca
adalah Rp2 juta, sehingga baik pembayaran dividen maupun maupun pembelian kembali saham
berpengaruh sama terhadap nilai buku kewajiban (liabilities), akan tetapi dampaknya bagi
kekayaan pemegang saham tidaklah lam. Dividen yang dibayarkan dikenakan paja (pajak atas
bunga dividen dan ricailities, PBDR) sedangkan pembelian kembali sahammenghasilkan
keuntungan modal (capital gain) sebagai akibat kenaikan harga saham dan tidak dikena pajak
sebelum saham tersebut terjual. Jika saham tersebut dijual, maka terhadap keuntungan modal
dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah dari tarif pajak penghasilan. Oleh karena itu
pemegang saham lebih suka memilih keputusan pembelian kembali saham, yang tarif pajaknya
lebih murah dibandingkan dengan tarif pajak atas pembayaran dividen.
Di dalam neraca, masing-masing unsur tersebut disajikan dengan menganut ketentuan –
ketentuan tertentu.
Neraca dapat disajjikan dengan menggunakan dua bentuk yaitu :
a. Rekening (skontrol)
Pada bentuk ini, unsur aktiva disajikan pada sisi kiri (debit),sedangkan unsur kewajiban dan
ekuitas disajikan pada sisi kanan (Kredit).
b. Laporan (stafel)
Pada bentuk ini baik aktiva, kewajiban maupun ekuitas disajikan secara urut dari atas
kebawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas.

PT. BAGAS PERKASA JAYA


NeracaPer 31 Desember 2016 ( Bentuk Rekening)
Aktiva Kewajiban
Aktiva lancar Rp 100.000,00 Kewajiban Lancar Rp 250.000,00
Investasi 250.000,00 Kewajiban Jangka Panjang 200.000,00
Aktiva Tetap 1.000.000,00 Kewajiban lain lain 50.000,00
Aktiva tak berwujud 100.000,00 Total Kewajiban 500.000,00
Aktiva Lain2 50.000,00 Modal saham 800.000,00
Laba di tahan 200.000,00
Total Aktiva Rp 1.500.000,00 Total Kewajiban & Ekuitas 1.500.000,00
PT. BAGAS PERKASA JAYA
NeracaPer 31 Desember 20011(Bentuk laporan)
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas Rp. 25.400,00
Surat Berharga 15.200,00
Piutang Dagang 42.000,00
Persediaan Supplies 4.700,00
Persekot Biaya 4.900,00
Total Aktiva Lancar Rp. 92.000,00
Investasi Rp. 16.000,00

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 24


Aktiva Tetap :
Tanah Rp. 60.500,00
Bangunan 882.400,00
Mesin 18.300,00
Mebel dan Peralatan 227.900,00
Akumulasi Depresiasi (422.000,00)
Total Aktiva Tetap Rp. 767.100,00
Aktiva tak berwujud
Patent Rp. 10.000,00
Trade Mark 5.000,00
Total Aktiva tak Berwujud Rp. 15.000,00
Aktiva Lain-lain 10.000,00
Total Aktiva Rp. 900.300,00
Kewajiban Dan Ekuitas
Kewajiban Lancar Rp. 16.500,00
Utang Dagang 4.200,00
Utang wesel 20.900,00
Utang PPh 800,00
Utang Biaya 26.000,00
Utang Jatuh Tempo
Total Kewajiban Lancar Rp. 68.400,00
Kewajiban Jangka Panjang Rp. 486.800,00
Kewajiban Lain2 25.000,00
Total Kewajiban 580.200,00
Ekuitas
Modal Saham Rp. 200.000,00
Laba di Tahan 120.100,00
Rp. 320.100,00
Total Kewajiban & Ekuitas Rp. 900.300,00

Bentuk Laporan Rugi Laba


(Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002) bahwa untuk dapat menggambarkan informasi mengenai
potensi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (kinerja),
laporan rugi laba mempunyai dua unsur yaitu penghasilan dan beban yang di jelaskan sebagai
berikut :
1. Penghasilan yang diartikan sebagai kenaikan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan
atau peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban yang menyebabkan kenaikan ekuitas
selain yang berasal dari kontribusi pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat
disubklasifikasikan menjadi :
a. Pendapatan (revenue), yaiu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
yang biasa dan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan barang
dagang, penghasilan jasa (fees), pendapatan bunga, pendapatan diveden, royaltis dan
sewa.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 25


b. Keuntungan (gains), yaitu pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin timbul atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang rutin
misalnya pos yang timbul dalam pengalihan.
2. Beban (Expense) yang diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi dalam beban arus
keluar, penurunan aktiva, keawajiban ( yang dapat menyebabkan penurunan ekonomi yang
tidak menyangkut pembagian kepada pemilik perusahaan selama periode tertentu dapat
disubklasifikasikan menjadi :
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa ( yang
biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas persediaan,
aktiva tetap), yang meliputi misalnya harga pokok penjualan, gaji dan upah,
penyusutan.
b. Kerugian, yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang timbul
atau tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi
karena bencana kebakaran, banjir atau pelepasan aktiva tidak lancar.
Selisih antara total penghasilan (revenue) dan beban (expense) disebut penghasilan bersih
(laba). Didalam laporan rugi laba, keuntungan (gains) dan kerugian biasanya disajikan
secara terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang lebih baik dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Pada laporan laba rugi, sering kali penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan
aktivitas perusahaan. Berdasarkan sifat aktivitas ini, penghasilan dan beban dapat disajikan
menjadi penghasilan dan beban usaha dari aktivitas yang bersifat biasa dan rutin dan menjadi
penghasilan dan merupakan usaha/aktivitas utama, penghasilan dan beban diluar usaha (dari
aktivitas yang rutin tetapi bukan merupakan usaha/aktivitas utama perusahaan) dan pos-pos luar
biasa (yang memenuhi criteria tidak rutin dan tidak normal).
Laporan laba rugi dapat disajikan dengan menggunakan dua bentuk yaitu :
a. Single-Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan/aktivitas
dikelompokan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok penghasilan, sedangkan untuk
semua beban dikelompokkan kedalam satu kelompok yang disebut beban.
b. Multiple-Step
Penghasilan bersih (laba) dihitung secara bertahap sesuai dengan aktivitas perusahaan.
Dengan demikian, semua penghasilan dari beban disajikan sesuai dengan kegiatan/aktivitas,
yaitu kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa.
Tabel 2.1 Contoh Laporan Rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2001
(Single-Step)

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 26


PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Rugi Laba
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2001 (Multiple-Step, All-Inclusive)
Penjualan barang Rp. 1.000.000,00
Harga Pokok Penjualan 600.000,00
Laba Kotor Rp. 400.000,00
Beban usaha
Biaya pemasaran Rp. 25.000,00
Biaya administrasi Umum 75.000,00
Laba Usaha Rp. 300.000,00
Pendapatan dan Beban di Luar Usaha
Pendapatan Sewa Rp. 10.000,00
Pendaapatan Dividen 10.000,00
Biaya Bunga (15.000,00)
Rp. 5.000,00
Laba Sebelum Pos Luar Biasa Rp. 305.000,00
Pos Luar Biasa
Rugi Kebakaran Gedung (25.000,00)
Laba Sebelum Pajak Rp. 280.000,00
Pajak (15 %) Rp. 42.000,00
Penghasilan (laba) Bersih Rp. 238.000,00

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 27


Pada tabel diatas dapat dilihat suatu cara penyajian yang lengkap dari perhitungan rugi-laba
{income statement} perusahaan,yang mengukur arus pendapatan dan beban selama jangka waktu
tertentu,biasanya satu tahun..
Contoh perhitungan rugi-laba pada table diatas dimulai dengan pendapatan {revenue} dengan
simbol R., yang besarnya tidak dapat diketahui dengan pasti {sekurang-kurangnya untuk tujuan
perencanaan}. Tanda gelombang “~” digunakan untuk membedakan antara unsur variabel acak
dengan unsur-unsur lain yang secara khas, tidak acak,seperti biaya kas tetap,penyusutan dan
beban bunga.

Tabel 2.1 contoh perhitungan rugi-laba

Perhitungan rugi-laba untuk tahun 19XX


R = Pendapatan
~
-VC = Biaya variabel (variabel kost)
-VCC = Biaya kas tetap (fixed cash costs)
-dep = Biaya tetap non –kas (misalnya penyusutan)
~
EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and taxes)
-rD = Pembayaran beban bunga yang besarnya tetap
~
EBT = Laba sebelum pajak (earnings before tax)
~
-tak = Pajak 40 %
~
NI = Laba bersih (net income)
~
-Div = Pembayaran deviden ke pemegang saham
~
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 28
Rtd.E. = Laba ditahan (retained earnings),

Biaya-biaya yang tercantum pada perhitungan rugi-laba menggambarkan teknologi


produksi yang digunakan pada suatu perusahaan untuk menghasilkan produk tertentu dapat
ditempuh berbagai cara. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa jenis teknologi yang dipilih
akan menentukan biaya-biaya relatif atas faktor masukan (inputs) utama, yaitu modal dan tenaga
kerja perhitungan rugi-laba mencerminkan pilihan teknologi produksi yang dianut dilihat dari
rasio biaya tetap(biaya kas tetap dan penyusutan) terhadap biaya produksi variabel. Yang
tergolong biaya variabel adalah gaji,upah,bahan baku dan jasa-jasa lain yang digunakan
dalam proses produksi besarnya biaya variabel selama satu tahun tergantung dari berapa
besar keluaran (outputs) yang terjual . Jika tidak ada penjualan sama sekali, maka besarnya
biaya variabel sama dengan nol. Sebaliknya biaya tetap yang jumlahnya konstan harus
dikeluarkan tanpa memandang adanya penjualan atau tidak. Biaya tetap terdiri dari dua
komponen, yaitu biaya kas tetap misalnya pajak kekayaan, gaji dan upah di bagian administrasi
dan biaya tetap non-kas, oleh karena nilai pasar dari perusahaan ditentukan oleh arus kasnya
(cash flows). Penyusutan tidak termaksud arus kas akan tetapi merupakan suatu perkiraan
penurunan nilai fisik modal yang digunakan dalam proses produksi (penurunan nilai karena
usang,aus atau rusak).
Laba bersih, NI, (net income) merupakan arus sisa dari laba yang menjadi milik para pemegang
saham besar kecilnya laba bersih yang diterima pemegang saham dipengaruhi oleh keuangan
yang menjadi tanggung jawab manajer keuangan perusahaan untuk mengatasinya. Atas nama
para pemegang saham dewan direksi memutuskan besarnya bagaian dari laba bersih yang
dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk deviden,(Div), dan berapa bagian yang harus
diinvestasikan kembali keperusahaan.Bagian laba bersih yang diinvestasikan kembalikan disebut
laba ditahan (retained earning) Rtd.E, yang merupakan salah satu simpanan (bukan untuk
dikonsumsi) perusahaan.
Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana
Perubahan posisi kas perusahaan akan didefinisikan sebagai perbedaan antara sumber dana
dan penggunaan dana.

 Kas = Sumber dana - penggunaan dana = SALDO (2.2)

Tabel 2.2 contoh laporan sumber dan penggunaan dana

Sumber Dana Penggunaan Dana

1. Dari kegiatan operasi = laba bersih+ 1. Dividen


penyusutan (NI+dep) 2. Kenaikan aktiva jangka pendek
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 29
2. Penurunan ativa jangka pendek (tidak termasuk kas)
(tidak termasuk kas) 3. Penurunan kewajiban jangka pendek
3. Kenaikan kewajiban jangka pendek 4. Kenaikan nilai kotor aktiva tetap
4. Penurunan nilai kotor aktiva tetap (peralatan, bangunan dan mesin)
( peraltan, bangunan dan mesin ) 5. Penirunan hutang jangka panjang
5. Kenaikan hutang jangka panjang 6. Pembelian kembali saham preferen
6. Penjualan saham preferen atau saham biasa atau saham biasa (treasury stock)

Setiap unsur sumber dan penggunaan dana disebutkan dengan jelas sesuai dengan
maksudnya. Laba bersih + penyusutan (NI+dep), merupakan suatu cara pelaporan untuk
meringkaskan sumber (atau penggunaan) dana yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan.
Dengan menggunakan contoh perhitungan rugi-laba laba bersih dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :

NI=R-FC-FCC-dep-rD-T(R-FC-FCC-dep-rD). (2.3)

Pendapatan (R= refenue) merupakan sumber dana pokok dan unsur yang bertanda negatif
merupakan penggunaan dana, kecuali penyusutan yang meerupakan pembebanan non kas. Oleh
karna itu, penyusutan harus ditambah kembali kelaba bersih (net income) agar diperoleh hasil
akhir sumber dana yang berasal dari hasil kegiatan operasi.

NI+dep= sumber dana yang berasal dari operasi .................... (2.4)

Sudah barang tentu penyusutan bukan berarti suatu sumber dana, karna dalam
memperhitungkan beban penyusutan tudak terjadi arus kas sama sekali.
Penyusutan adalah pembebanan tahun tarhadap laba yang mencerminkan biaya atas
penggunaan peralatan dan mesin dalam proses produksi. Sebagai contoh sebuah mesin yang
diharapkan berumur ekonomis 10 tahun dibeli pada tahun1978 dengan harga Rp100 juta. Biaya
tersebut harus dibebankan pada produksi salama 10 tahun umur mesin, dan jika hal ini tidak
dilakukan laba yang dihitung menjadi terlalu tinggi. Jika mesin disusutkan dengan metode garis
lutus maka biaya penyusutan yang dihitungpertahun adalah Rp 10 juta. Dalam perhitunganlaba
penyusutan ini dikurangkan dari pendapatan penjualan bersama-sama dengan biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya lain.akan tetapi biaya penyusutan bukan merupakan biaya kas. Dan
sebesar Rp 10 juta telah dikeluarkan pada tahun 1978, sehingga perhitungan beban penyusutan
setiap tahun yang dikurang dari laba bukan merupakan pengeluaran kas. Dengan cra demikian
penyusutan dibedakan dengan pengeluaran untuk bahan baku dan upah tenaga kerja yang
merupakan biaya-biay tunai.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 30


Untuk menjelaskan sifat penyusutan dalam analisis arus kas, berikut ini disajikan
perhitungan rugi-laba tahun 19X1 dari PT. Pupuk Kimia Jabar :

Pendapatan penjualan Rp 300 juta


Biaya-biaya tidak termasuk penyusutan Rp 270 juta
Penyusutan 10 juta
Laba sebelum pajak Rp 20 juta
Pajak ( misalnya 40 %) 8 juta
Laba bersih sesudah pajak (Net Income ) Rp 12 juta

Bahwa asumsi pendapatan penjualan diterima secara tunai dan semua biaya kecuali
penyusutan dibayar dibayar tunai selama tahun19X1, berapa uang tunai dari kegiatan operasi
yang tersedia untuk membayar dividen, membayar hutang yang jatuh tempo atau melaksakan
investasi aktiva tetap maupun aktiva lancar ? Jawabannya adalah Rp 22 juta, yaitu jumlah yang
berasal dari laba sesudah pajak ditambah penyusutan. Semua penjulan diterima secara tunai
sebesar Rp 300 juta. Biaya-biaya selain penyusutan sebesar Rp 270 juta harus dibayar secara
tunai, sehingga sisanya adalah Rp30 juta. Penyusutan bukan merupakan pengeluaran tunai –
perusahaan tidak mengeluarkan beban penyusutan sebesar Rp10 juta – sehingga dana sebesar
Rp30 juta masih tersedia setelah diperhitungkan penyusutan. Akan tetapi, pajak harus bibayar
secara tunai, sehingga Rp8 juta untuk pajak harus dikurangkan dari arus kas operasi kotor
sebesar Rp 30 juta, yang menghasilkan sisa arus kas bersih operasi sebesar Rp 22 juta.karna arus
masuk adalah sebesar Rp 300 juta dan arus keluar 278 juta maka sisanya adalah Rp 22 juta.
Jumlah sebesar 22 juta ini sudah barang tentu sama dengan laba bersih sesudah pajak ditambah
dengan penyusutan, yaitu Rp 12 juta ditambah dengan 10 juta, atau Rp 22 juta. Penyusutan
merupakan biaya nonkas yang ditambahkan pada laba bersih, sehingga terdapat dana yang
dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan.
Pada kolom penggunaan dana, Tabel 2.4 yang terletak sebaris dengan dana dari kegiatan
operasi (NI+dep) tertulis dividen, yang benar-benar merupakan pengeluaran kas, dan biasanya
merupakan unsur penggunaan dana yang terbesar. Dari persamaan 2.1, jika laba bersih dikurangi
dengan dividen, akan diperoleh laba ditahan. Oleh karna itu pada baris pertama pada laporan
sumber dan penggunaan dana diktisarkan semua informasi arus kas dari perhitungan rugi-laba.
Baris lainya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi perkiraan neraca.
Penuruan (atau kenaikan )pada aktiva jangka penedek kecuali kas, merupakan sumber (atau
pengunaan) dana. Misalnya persedian yang menurun digolongkan sebagai sumber dana yang
berasal dari penjualan beberpa produk sebaliknya, kenaikan (atau penurunan) kewajiban jangka
pendek merupakan sumber dana. Jika hutang dagang meningkat, berarti perusahaan telah
meminjam dari pemasok berupa barang atau jas yang diterima perusahaan. Kejadian ini

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 31


merupakan penambahan dana yang tersedia bagi perusahaan. Yang lebih mudah di pahami
adalah perubahan pada nilai peralatan, bangunan, dan mesin. Kenaikan nilai kotor pada
peralatan, bangunan dan mesin berarti penggunaan dana dan sebaliknya jika terjadi penurunan
nilai peralatan, bangunan dan mesin, yang berarti sumber dana. Sayang sekali bahwa kebayakan
perusahaan hanya melaporkan peralatan bangunan dan mesin dalam nilai bersihnya dan
akumulasi penyusutannya. Jika terjadi demikian, maka dapat dicari perubahan nilai kotor
peralatan, bangunan dan mesin (  GPP& E= gross property, plant,and equipment) sama dengan
nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin dari neraca akhir, NPP & E atau net peoperty, plant,
and equipment (akhir) ditambah penyusutan (dep) selama satu periode laporan keuangan,
dikurangi nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin dari neraca awal (NPP & E awal ).

 GPP & E = NPP & E (akhir) + dep – NPP & E (awal ) (2.5)

 GPP & E : Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin
NPP & E : Nilai bersih dari peralatan bangunan dan mesin
dep : Penyusutan
untuk membuktikan permasalahan tersebut, maka perkiraan awal dan akhir dari peralatan,
bangunan dan mesin disusun sebagai berikut :
awal akhir
Nilai kotor PP&E 1.000 1.100
DikurangiAkumulasi Penyusutan 500 550
Nilai bersih PP&E 500 550

Perubahan nilai kotor dari peralatan, bangunan dan mesin adalah 100. Penyusutan selama
periode laporan keuangan adalah 50, yaitu perubahan akumulasi penyusutan. Sedangkan
perubahan pada nilai bersih peralatan, bangunan dan mesin adalah sebasar 50. Oleh karna itu
dapat diperoleh :
 GPP&E = 100 = NPP&E (akhir) + dep – NPP&E (awal)
= 550+50-500 = 100

Jadi kedua cara perhitungan diatas dapat digunakan untuk menghitung pengaruh perubahan
aktiva jangka panjang terhadap sumber dan penggunaan dana. Kenaikan (atau penurunan) hutang
jangka panjang merupakan sumber (atau penggunaan) dana, oleh karena merupakan pinjaman
(membayar hutang). Penjualan (pembelian kembali) saham juga merupakan sumber
(penggunaan) dana.
Tahap selanjutnya dalam menyusun laporan sumber dan penggunaan dana adalah (1)
membuat penyesuaian terhadap laba bersih dan dividen, dan(2) memisahkan perubahan pada
modal kerja (aktifa lancar dan kewajiban lancar). Perubahan-perubahan ini telah disusun dalam
Tabel 2.7. Laba bersih tahun 19X1 sebesar Rp 12 juta merupakan sumber dana yang digunakan
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 32
untuk membayar dividen (penggunaan dana) sebesar Rp 2 juta. Sisa sebesar Rp 10 juta sebagai
laba ditahan dapat dilihat pada Tabel 2.6. Dan hapuskan dari Tabel 2.7. Untuk menghindari
terjadinya perhitungan ganda. Laporan sumber dan penggunaan dana tersebut memberikan
informasi kepada manajer keuangan bahwa perusahaan telah melakukan perluasan pabrik,
penambahan kepemilikan aktifa tetap sebesar Rp 25juta, persediaan dan piutang dagang
mengalami peningkatan sesuai dengan kenaikan penjualan dan perusahaan membutuhkan
tambahan dana untuk membiayai modal kerja dan aktifa tetap.

Tabel 2.6 PT Pupuk Kimia Jabar


Neraca perbandingan beserta sumber dan penggunaan dana
(dalam jutaan rupiah)

Peng-
31 Des. 2009 31 Des. 2010 Sumber gunaan

Aktiva
Kas Rp 10 Rp 5 - -
Surat berharga 25 15 Rp 10 -
Piutang bersih 15 20 - Rp 5
Persedian 25 35 - 10
Aktiva tetap, kotor Rp 150 Rp 175 - 25
(- akumulasi penyusutan)* -40 -50
Aktifa tetap, bersih 110 125
Total Aktifa Rp 185 Rp.200

Kewajiban :
Hutang Dagang Rp 10 Rp 6 - Rp 4
Wesel bayar 15 10 - 5

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 33


Kewajiban lancar lainya 10 14 4 -
Hutang jangka panjang 60 70 10 -
Saham preferen 10 10 - -
Saham biasa 50 50 - -
Laba ditahan 30 40 10
Total kewajiban Rp 185 Rp. 200

*Akumulasi penyusutan sebenarnya merupakan perkiraan kewajiban (sebagai lawan dari


aktiva) yang dicatat pada sisi sebelah kiri neraca. Perlu diingat bahwa besarnya akumulasi
penyusutan dikurangkan bukanya menambah bila mentotalkan.

Pada masa sebelumnya, perumbuhan PT Pupuk Kimia Jabar dibiayai dengan kredit bank
(wesel bank) Jangka pendek. Pada periode pertumbuhan sekarang ini, manajemen telah
memutuskan untuk memperoleh pembiayaan dari sumber-sumber permanen yaitu hutang jangka
panjang. Hutang jangka panjang ini digunakan untuk membiayai pertumbuhan aktifa tetap dan
juga membayar sebagian kredit bank, sehingga mengurangi besarnya hutang bank/wesel bayar.
Dana juga diperoleh dari laba usaha dan beban penyusutan. Disamping itu, perusahaan
sebelumnya telah mengumpulkan surat berharga untuk bersiap-siap menghadapi program
perluasan dan sebagian telah dijual untuk membiayai penambahan bangunan dan mesin baru.
Akhirnya perlu dicatat bahwa jumlah penggunaan melampaui sumber dana sebesar Rp 5juta,
sehingga posisi kas perusahaan berkurang dengan Rp 5 juta.
Dari contoh tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa laporan sumber dan penggunaan dana
secara lengkap menyajikan gambaran tentang kegiatan operasi perusahaan, disertai dengan
tinjauan tentang arus dana yang terjadi diperusahaan. Dengan diberikan informasi tentang
proyeksi neraca, rugi-laba, dividen dan penyusutan, maka manajer keuangan perusahaan dapat
menyusun laporan proyeksi (pro forma) sumber dan penggunaan dana.
Tabel 2.7 PT. Pupuk Kimia Jabar
Laporan kegiatan posisi keuangan, 2011
(dalam jutaan rupiah)

Jumlah Persen
Sumber dana (tidak termasuk kas)
Laba bersih Rp 12 26,1
Penyusutan 10 21,7

Penurunan modal kerja 47,8


Penjualan surat berharga Rp 10 21,7
Kenaikan kewajiban lainya 4 8,7
Total penurunan modal kerja Rp 14 30,4
Kenaikan hutang jangka panjang 10 21,7
Total sumber dana 46 100,0

Penggunaan dana
Kenaikan modal kerja
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 34
Investasi pada persedian Rp 10 19,6
Kenaikan piutang 5 9,8
Pengurangan wesel bayar 5 9,8
Pengurangan hutang dagang 4 7,9
Total Kenaikan modal kerja Rp 24 47,1
Penambahan aktiva tetap kotor 25 49,0
Dividen untuk pemegang saham 2 3,9 52,9
Total penggunaan Rp 51 100,0

Total sumber – total penggunaan =  kas = Rp -5

Kebutuhan Pelaporan

Salah satu tanggung jawab penting dari seorang manajer keuangan adalah membuat laporan
keuangan, baik untuk perusahaan maupun pihak keluar sesuai dengan kebutuhananya pada
gambar 2.1 dirinci berbagai jenis laporan keuangan yang mungkin diperlukan oleh berbagai
pihak.
Disamping tugasnya menyusun laporan, manajer keuangan harus bekerja untuk berbagai
pemakaian informasi keuangan. Para manajerdi dalam perusahaan harus diberi informasi tentang
anggaran yang disusun berdasarkan tata-cara akuntansi biaya sebaliknya, para manajer
menympaikan usulan pembiayaan proyek baru kemanajer keuangan. Disamping itu proyek-
proyek yang sedang berjalan perlu secara kontinyu dikaji, sumber danpenggunaan dananya
dipantau dan perlu dilakukan pemeriksaan internal (internat audits) untuk mengetahhui ketepatan
dan keabsahan data yang dilaporkan ke pimpinan induk perusahaan dikantor pusat.
Selain menyusun berbagai laporan, manajer keuangan perusahaan harus menyajikan data
bagi
Pemegang saham, dewan direksi, perusahaan akuntansi publik, lembaga keuangan (seperti
bapepam) dan berbagai kantor pajak. Para pemakai informasi keuangan dari laur perusahaan
tersebut masing-masing memerlukan data yanng berdeba-beda, dan yang lebih memusingkan
lagi permintaan yang sering kali tidak patuh pada azas. Misalnya saja berdasarkan perhitungan
akuntansi, laporan tahunan menghasilakan kenaikam laba persaham, akan tetapi arus kas bisa
menurun oleh karna adanya perubahan peraturan perpajakan.
Berikut ini terlebih dahulu akan dibahas tentang laporan tahunan yang diperlukan oleh para
pemegangan saham. Mengapa mereka juga memerlukan laporan tahunan ? Dan mengapa laporan
tahunan perlu diperiksa atau diaudit ( dengan beban tertentu) oleh akuntan publik? Suatu
jawaban yang beralasan atau pertanyaan tersebut dikemukakan oleh Watts dn Zimmerman (1978)
jika perusahaan semkain besar sering kali diperlukan peningkatan modal dari luar. Akibatnay
terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan kekuasaan pengendalian yang semakin besar. Para
manajer spesialis pada kenyataanya menjalankan perusahaan dengan modal luar yang berasal
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 35
dari berbagai pemegang saham, sehingga kepemilikan perusahaan menjadi tersebar. Tanpa
adanya beberapa persetujuan dalam hal mementau kegiatan perusahaan, para pemegang saham
harus menyediakan modal dengan biaya yang sangat tinggi, oleh karena para manajer bia
melemparkan tanggung jawab atau menggunakan kelebihan laba perusahaan atas beban para
pemegang saham. Maka sebaiknya para manajer dan pemegangan saham menyetujui terlebih
dahulu adanya pihak ketiga yang mementau jalanya perusahaan, asal saja biaya untuk memantau
lebih rendah dari pada biaya-biaya yang timbul tanpa adanya pemantauan.
Prosedur yang biasa dilakukan oleh pemegang saham adalah memilih dewan direksi, dewan
kemudiam akan menunjuk (1) suatu komite pemeriksa untuk mengatur dan mengawasi audotor
eksternal, serta mengarahkan penyusunan laporan keuangan tahunan ke pemegang saham dan (2)
subuah perusahaan akuntan publik untuk memeriksa laporan keuangan tahunan dan menyetujui
(atau tidak menyetujui) laporan tersebut. Komite periksa biasanya terdiri dari orang-orang luar
atau yang tidak menduduki jabatan eksekutif diperusahaan dan direktur keuangan.
Laporan dalam bentuk lain adalah laporan keuangan untuk kepentingan. Seringkali
dijumpai aturan akuntansi untuk perpajakan berbeda dengan prinsip-prinsip akuntansi umum
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan. Sebagai contoh pada umumnya
perusahaan di AS menggunakan cara penyusutab yang dipercepat dalam laporan pajaknya agar
diperoleh nilai sekarang yang maksimal dari beban penyusutan yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan. Pada waktu yang bersamaan. Perusahaan juga menggunakan cara penyusutan garis
lurus ( Straight line deprecetion) dalam penyusunan laporan keuangan tahunan untuk para
pemegang saham.
Pihak –pihak yang membutuhkan laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan beberapa pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan :
1. Pemilik
Pemilik adalah merupakan mereka yang memiliki usaha dan ini tercermin dari kepemilikan
sahan yang dimiliki, adapun kepentingan pemegang saham/pemilik terhadap laporan
keuangan adalah
a. Melihat kondisi dan posisis perusahaan saat ini.
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan yang dmilikinya.
c. Menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan
2. Manajemen
Pihak manajemen memiliki kepentingan akan kebutuhan dari laporan keuangan karena bagi
pihak manajemen laporan keuangan merupakan cerminan kinerja dalam suatu priode

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 36


tertentu, dan adapun arti penting dari laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah
sebagai berikut :
a. Laporan keuangan merupakan cerminan dari nilai kinerja dalam suatu priode tertentu
termasuk dalam pencapaian target dan tujuan yang telah dicapai.
b. Manajemen dapat melihat kemampuan mengoptimalkan segala sumber daya yang
dimilikinya secara efektif dan efisien.
c. Dapat melihat kelemahan dan kekuatan dalam manajmen
d. Untuk pengambilan keputusan keuangan kedepan.
3. Kreditor
Kreditor merupakan penyandang dana bagi perusahaan atau pihak yang memberi dana
seperti perbankan atau lembaga keuangan lainnya, bagi pihak kreditor laporan keuangan
memiliki arti penting sebagai :
a. Melihat ukuran kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman yang telah dilakukan
kepada kreditor.
b. Memantau kredit yang diberikan termasuk dalam kepatuhan perusahaan mengembalikan
pinjaman yang dilakukan
4. Pemerintah
Adapun arti penting dari laporan keuangan bagi pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui kewajiban perusahaan terhadap pemerintah dari laporan keuangan yang
dilaporkan.
b. Melihat kejujuran dari perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan.
5. Investor
Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana dalam perusahaan, jika suatu
perusahaan membutuhkan dana untuk memperluas usahanya dapat mendapatkan dana
melalui para investor.
Gambar 2.1 Pihak- Pihak yang memerlukan laporan keuangan

Dewan Direksi
Komite pemeriksa

Perusahaan : Manajemen keuangan


(chief financial officer)
1. Anggaran dan Penggunaan
akuntansi biaya internal
2. Usulan dan penilaian
proyek
5. Perhitungan rugi-laba dan
dikonsulidasi
3.7. Sumber
Laporandankelembaga
DIKTAT MANAJEMENkeuangan
penggunaan (diAS
dana
KEUANGAN 37
Laporan 10 k dan 8 k
ditujukan kepada
4. Pemeriksaan internal Ukuran Publik
securities and
exchangen
6. Laporan pajakcommision, SEC (di Indonesi , Bappepam)
SEC
Aparat perpajakan
1. Pusat
2. Daerah
3. Penguasa Pajak
internasional

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 38


Point Pembelajaran Bab II
 Laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca (balance sheet)
dan laporan rugi laba (income statement)) yang berisi informasi tentang prestasi atau kinerja
keuangan perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan
keputusan atau kebijakan dimasa yang akan datang.
 Adapun karakteristik dari laporan keuangan adalah dapat dipahami, relevan, keandalan,
dapat dibandingkan.
 Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca,laporan rugi laba,Laporan
perubahan posisi keuangan, Catatan dan laporan lain, Materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan keuangan
 Pihak pihak yang membutuhkan laoran keuangan adalah pemilik, manajemen, kreditor, dan
pemerintah.
Latihan :
1. Jelaskan :
a. Laporan keuangan.
b. Tujuan dari laporan keuangan.
c. Sifat dari laporan keuangan
d. Unsur dari laporan keuangan
2. Menurut saudara apakah laporan keuangan merupakan hal penting dalam sebuah organisasi,
Jelaskan !
3. Carilah laporan keuangan dari beberapa perusahaan di Indonesia.
Referensi :
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

Brigham F. Eugene & Houston F. Joel, 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11 Buku
1), Salemba Empat, Jakarta.

Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan ( Konsep dan Aplikasi),
Cetakan kedua (revisi), Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yokyakarta

Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke delapan, PT.


RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Mamduh & Abdul Halim, 2016, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kelima
Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN Yokyakarta.

Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta .

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 39


Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat cetakan
keempatbelas, Liberty Yokyakarta.

Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke Enam).
UPP STIM YKPN, Yokyakarta.

Van Horne C, James & Wachowics, Jr. M, John, 2014. Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan
( Fundamental of Financial Management ). Salemba Empat, Jakarta.

Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI
Jakarta.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 40


BAB III.
KONSEP NILAI WAKTU UANG (TIME VALUE OF MONEY)

Kalau kepada seseorang kita tanyakan mana yang lebih dia sukai, menerima Rp.100 saat
ini ataukah menerima Rp.100 nanti (misalnya satu tahun lagi). Meskipun penerimaan tersebut
pasti sifatnya, artinya dia pasti menerima sat ini atau nanti, kta bisa menduga bahwa dia akan
lebih suka menerima jumlah yang sama pada saat ini daripada nanti, sebaliknya kalau kita harus
membayar Rp.100 saat ini ataukah Rp.100 nanti, maka kita tentunya lebih senang untuk
membayar nanti, apabila jumlah sama.
Contoh diatas menunjukan bahwa sebenarnya kita menghargai uang secara berbeda,
apabila waktunya tidak sama. Dengan kata lain kita mengakui bahwa uang mempunyai nilai
waktu.
Mengapa kita selalu merasa bahwa nilai mata uang mengalami penurunan? Sebabnya
tidak lain adalah adanya pengaruh inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin cepat
penurunan nilai mata uang. Hal semacam ini jelas kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Kalau
inflasi diharapkan meningkat, maka umumnya bank-bank harus memberikan suku bunga
simpanan yang makin tinggi agar masyarakat tetap bersedia menyerahkan dana mereka. Apabila
tingkat bunga simpanan ini lebih kecil daripada tingkat inflasi yang diharapkan oleh masyarakat,
maka tidak akan ada seorangpun yang bersedia menyimpan dananya di bank.
Untuk membicarakan konsep nilai waktu uang (time value of money) ini kita akan bicarakan
tentang bunga majemuk dan nilai sekarang (present value).
Bunga Tetap
Perhitungan bunga yang sangat sederhana yang didasarkan pada besarnya pokok yang sama
dengan tingkat bunga yang sama pada setiap waktu.
Contoh ;
Perusahaan akan meminjam uang untuk membiayai proyek investasi sebesar Rp. 10.000.000,-
dengan bunga 15 % per tahun dengan waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali. Maka bunga yang harus
dibayar adalah :
No. Pokok pinjaman Besarnya Besarnya bunga Jumlah bunga secara
angsuran pertahun keseluruhan
1. 10.000.000,- 2.500.000,- 1.500.000,- 1.500.000,-
2. 7.500.000,- 2.500.000,- 1.500.000,- 3.000.000,-
3. 5.000.000,- 2.500.000,- 1.500.000,- 4.500.000,-
4. 2.500.000,- 2.500.000,- 1.500.000,- 6.000.000,-

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 41


Jadi besarnya bunga setiap tahun mulai tahun kedua tidak bedasarkan pada sisa pinjaman.
Apabila diformulasikan menjadi sebagai berikut :
I = P n i ................ (3.1)
Keterangan rumus :
I = besarnya bunga
P = besarnya pinjaman
n = jumlah tahun, i = bunga
Bunga Majemuk
Bunga majemuk, sering juga disebut dengan bunga berbunga, menunjukan bahwa bunga dari
suatu pokok pinjaman msalnya, juga akan dikenakan bunga pada periode selanjutnya. Pengertian
ini sangat penting bagi kita nantinya. Sebagai misal Rp.100,00 dibungamajemukkan dengan
tingkat bunga 10% per tahun. Berapa nilainya pada akhir tahun pertama? Dengan mudah kita
bisa menghitung NT (nilai terminal) yang merupakan nilai pada akhir periode.
NT1 = Rp.100,00 (1 + 0,10) = Rp.110,00
Sedangkan pada akhir period ke-2
NT2 = Rp.110,00 (1 + 0,10) = Rp.121,00
Atau
NT2 = Rp.110,00 (1 + 0,10) = Rp.121,00 dan seterusnya.
Secara umum hal ini dirumuskan sebagai berikut :
NTn = X0 (1 + i)n ..... (3.2)
Keterangan :
X0 = Jumlah simpanan pada awal periode
NT = Nilai Terminal ( Nilai Masa Depan)
i = Tingkat bunga
n = Jumlah periode
Dengan demikian, kalau kita buat tabel sampai dengan tahun ke-5 misalnya, maka
Rp.100,00 dengan bunga 10% per tahun akan tampak sebagai berikut :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 42


Tabel 3.1 Ilustrasi Bunga Majemuk Nilai Rp.100,00 Dengan Bunga 10% Per Tahun
Nilai Bunga yang diperoleh Nilai
Tahun
Awal Pada periode tersebut (i) Terminal
1 Rp.100 Rp.10 Rp.110
2 Rp.110 Rp.11 Rp.121
3 Rp.121 Rp.12,10 Rp.133,10
4 Rp.133,10 Rp.13.31 Rp.146,41
N Rp.146,41 Rp.14,46 Rp.161,05
Rumus 3.2 diatas merupakan rumus dasar kita yang berguna untuk penilaian nilai terminal. Dari
rumus tersebut kita bisa mengetahui bahwa semakin besar i (tingkat bunga) dan semakin lama n
(periode) semakin besar nilai terminalnya.
Pada gambar berikut ini kita mengggambarkan pertumbuhan dalam nilai terminal untuk deposito
sebesar Rp.100,00 yang dibungamajemukkan dengan tingkat bunga 10%, 15%, dan 20%.
Semakin tinggi tingkat bunganya, semakin curam kemiringan garisnya.

260 -
240 -

220 -
20%
N ila i Te rm in a l ( R u p ia h )

200 - 15%

180 -
10%
160 -

140 -

120 -

100 Ta h u n
-
-
-

0 1 2 3 4 5
Gambar 13.1. Nilai Majemuk untuk deposito Rp.100,00 dengan tingkat bunga 10%, 15% dan
20%.
Dari gambar tersebut kita bisa mengamati, bahwa disamping semakin tinggi tingkat
bunga menyebabkan semakin curam garisnya, semakin lama periodenya, semakin tinggi nilai
terminalnya.
Dengan memahami konsep ini, kita akan mudah menentukan nilai-nilai yang
memerlukan perhitungan penggandaan majemuk.
Bunga Majemuk Digandakan Lebih Dari Sekali Dalam Satu Tahun
Sampai sekarang kita masih beranggapan bahwa bunga dibayar setiap tahun. Meskipun demikian
ada kemungkinan bahwa bunga, misalnya dibayar setiap 6 bulan sekali. Dengan demikian, pada
contoh diatas, kalau bunga dibayarkan setiap 6 bulan sekali (bunga 10% per tahun, nilai awal
Rp100,00), maka nilai terminal pada akhir 6 bulan pertama akan,
NT0,5 = Rp.100,00 [1+(0,10 : 0,5)] = Rp.105,00
Dan pada akhir tahun

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 43


NT0,5 = Rp.100,00 [1+(0,10 : 0,5)]2 = Rp.110,25
Jumlah ini dibandingkan dengan Rp100,00 apabila bunga dibayarkan sekali dalam
setahun lebih besar Rp.0,15. jadi semakin sering bunga dibayar dalam satu tahun, semakin tinggi
nilai terminal pada akhir tahun tersebut.
Rumus umumnya akan berbentuk
i
NTn = X0 (1 + ) m.n .......... ( 3.3)
m

Dimana m menunjukan berapa kali bunga dibayar dalam satu tahun. Jadi, seandainya
bunga dibayar bulanan, maka
0,10
NTn = Rp.100,00 (1 + ) 12 x 1 = 110,51
12

dan kalau untuk dua tahun, nilai terminalnya akan

0,10
NTn = Rp.100,00 (1 + ) 12 x2 = 122,04
12

Apabila m mendekati tidak terbatas (infinity), (1+i/m)m,n akan mendekati em dimana e


kurang lebih sama dengan 2,71828 dan didefinisikan sebagai :
lim i
e= (1+ )m
m ∞ m

dimana ∞ menunjukan symbol tidak terbatas

Dengan demikian, nilai terminalnya apabila bunga dibungakan terus menerus pada tingkat bunga
r adalah :
NTn =Xo em .... ( 3.4)
Jadi contoh diatas, apabila n = 2 tahun, maka nilai terminalnya sama dengan
NTn = Rp.100,00 (2.71828)(0,1) (2)
= Rp.122.14 (bandingkan dengan contoh dimuka)
Present Value (Nilai Sekarang)
Present Value menunjukkan berapa jumlah uang pada saat ini untuk jumlah tertentu yang
akan diterima pada beberapa tahun yang akan datang.
Present value menunjukan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu dimasa
yang akan datang. Misalnya kita mengetahui bahwa harga TV berwarna satu tahun yang akan
datang adalah Rp.500.000,00 dan tingkat bunga simpanan (deposito misalnya) 15% per tahun,
kalau kita ingin membeli TV berwarna tersebut satu tahun kemudian, berapa uang yang harus
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 44
kita tabung pada saat ini? Apabila A, menunjukkan jumlah yang ditabung serta k merupakan
tingkat bunga, maka kita akan bisa merumuskan :
FV= PV (1 + i) ........ (3.5)
Dalam contoh kita ini berarti akan
Rp.500.000,00 = PV (1,15)
Rp.500.000,00
PV = = Rp.434.783,00
1,15

Dengan demikian Rp.434.783,00 merupakan nilai sekarang dari Rp.500.000,00 pada satu tahun
yang akan datang. Sedangkan present value dari jumlah uang tertentu pada tahun 2 mendatang
akan sama dengan
A2
PV =
(1 + k)2
jadi, pada contoh kita akan sama dengan

Rp.500.000,00 Rp.500.000,00
PV = =
(1,15)2 1,3225

= Rp. 378.072,00

jadi semakin lama suatu jumlah tertentu akan diterima semakin kecil nilai sekarangnya.
Sebagaimana dengan bunga majemuk, maka kita juga bisa menggambarkan grafik nilai sekarang
ini, untuk tingkat bunga dan periode yang berbeda-beda. Keadaan tersebut kita gambarkan
dengan menggunakan tingkat bunga 10%, 15%. Gambar tersebut menunjukan semakin tinggi
tingkat bunga dan semakin jauh uang yang tersebut akan diterima, semakin kecil nilainya
sekarangnya. Sebagai misal, apabila kita menerima Rp.100,00 pada waktu 5 tahun lagi, maka
nilai sekarangnya adalah Rp.40.80, kalau kita menggunakan tingkat bunga 20% per tahun.

-
100 -
90 -
P re s e n t v a lu e (R u p ia h )

80 -
70 -
60 - 10%

50 - 15%
40 - 20%
Ta h u n
-
-
-

0 1 2 3 4 5

Present Value apabila tingkat bunga digunakan lebih dari sekali dalam satu tahun
Apabila tingkat bunga digandakan lebih dari sekali dalam satu tahun, maka rumus present value
haruslah diubah seperti halnya dalam perhitungan nilai terminal. Rumus present value akan
nampak seperti :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 45


An
PV =
i
mn
1+
m

dimana An, adalah kas pada akhir tahun, mn adalah berapa kali bunga digandakan dalam satu
tahun, dan i adalah tingkat bunga.
Jadi apabila kita akan menerima Rp.100,00 pada akhir tahun ke-3 dan tingkat bunga adalah 15%
digandakan setiap bulan, maka present valuenya adalah :
Rp.100,00
PV = (4) (3)
0.15
1+
4
= Rp.64.29
apabila tingkat bunga digandakan terus menerus, present value dari aliran kas pada akhir tahun n
akan sama dengan
An
PV =
en
dimana e kurang lebih sama dengan 2,71828.
Contoh Soal :
Sebuah Sepeda Motor yang akan akan dibeli setahun yang akan datang seharga Rp.
15.000.000,00. Berapa jumlah uang yang ditabung saat ini apabila bunga deposito konstan 18 %.
Rumus yang digunakan adalah :
A2
PV =
(1 + k)2
Rp.15.000.000 Rp.15.000.000,00
PV = =
(1 + 0,18) 1,18

= Rp. 12.711.864,41
Apabila jumlah tersebut akan diterima 5 tahun yang akan datang maka jumlah sekarang akan
menjadi :
A2
PV =
(1 + k)2
Rp.15.000.000 Rp.15.000.000,00
PV = =
(1 + 0,18)5 2,288

= Rp. 6.555.944,00

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 46


Dengan demikian Rp. 6.555.944,00 merupakan nilai sekarang dari uang sejumlah Rp.
15.000.000,00 lima tahun yang akan datang. Berdasarkan perhitungan tersebut kita bisa
memisahkan faktor tingkat bunga yaitu bagian yang ada dalam tanda kurung yang disebut
dengan discount factor, jadi discount factor untuk n tahun dengan tingkat bunga i akan sama
dengan 1/ (1 + i)n.
Contoh 1.
Jika Anda pada 5 tahun yang akan datang akan memperoleh uang sebesar Rp 4.000.000, tingkat
bunga 12% per tahun. Karena Anda butuh uang sekarang, berapa yang Anda terima sejumlah
uang itu yang seharusnya Anda terima 5 tahun lagi?
Jawab:
Ringkasan soal itu menjadi
F = Rp 4.000.000;
i = 12%;
n = 5 dan
P=?
P = F (P/F,i,n)
P = Rp 4.000.000 ( 1/ ( 1 + 12 %)5)
P = Rp 4.000.000 x 0,567427
P = Rp 2.269.708,
Contoh 2
Jika Anda meminjam uang sebesar Rp 2000; untuk jangka waktu 2 tahun, bunganya 18% per
tahun, berapa uang itu harus dikembalikan seteiah 2 tahun itu?
Jawab:
Diketahui
P = Rp 2000; i = 18%, n = 2
F = P(F/P,18,2)
F = Rp 2000 x (1+18/100)2
F = Rp 2000 x 1,3924
F = Rp 2.784,80

Annuity (cicilan)
Di dalam time evaluation di samping pengertian baik mencari F maupun P masih ada yang lain
yakni Annuity atau Uniform series yakni jumlah yang dibayar atau diterima berturut-turut

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 47


misalnya untuk masalah pembayaran "angsuran/cicilan" Annuity yang disingkat (A) mempunyai
beberapa sifat ialah:
– Jumlah harus sama (equal payments)
– Jangka waktu (periodenya) antara angsuran juga harus sama (equal period
between payments) dan pembayaran pertama dilakukan pada akhir periode pertama.
Adapun jenis –jenis annuity dapat dilihat dibawah ini :
1. Compounding Factor per annum
Compounding Factor per annum ialah untuk mencari besarnya nilai (F), jika yang diketahui A,
i dan n-nya, dengan rumus sebagai berikut F=A(F/A,i,n):
F = A (1 + i)n - 1
i
Contoh 1.
Perusahaan harus membayar royalty sebesar US$ 25.000 setiap akhir tahun selama 5 tahun
berturut-turut. Jumlah tersebut dibayar sekaligus pada akhir tahun kelima (bukan diangsur), jika
diketahui bunga 15%/tahun untuk tiap pembayaran yang ditahan. Hitunglah jumlah yang harus
dibayar sekaligus itu pada akhir tahun kelima.
Jawab:
Diketahui :
A = US$ 25.000,
i =15%,
n=5
F = ................................ ?
F = A (F/A,i,n)
F = US$ 25.000 (F/A,15,5)
F = US$ 25.000 (1+0,15)5 -1
0,15
F = US$ 25.000 x 6,742
F = US$ 168.550
2. Sinking Fund Factor
Sinking Fund Factor ialah untuk mencari A jika/ yang diketahui F, i dan n, dengan
rumus sebagai berikut

A= F i .
(1 + i)n-1

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 48


Contoh 2.
Jika Anda beniat sesudah 6 tahun bisa membeli motor dengan harga Rp 5.000.000, jika bunga
per tahun 20% berapa Anda harus menabung per tahunnya untuk bisa membeli motor sesudah 6
tahun menabung itu?
Jawab:
Buat ringkasan soal sebagai berikut :
F = Rp 5.000.000,-;
i = 20%;
n = 6,
A = ................................. ?
A= F i .
(1+ i)n-1
A = 5.000.000 20 % .
(1+ 20%)6- 1
A = Rp 5.000.000 x 0,100706
A = Rp 503.530
3. Present worth (value) of an annuity factor
Present worth (value) of an annuity factor adalah untuk mencari P jika yang diketahui A, i dan
n-nya dengan rumus sebagai berikut :
P= A (1+i)n -1
i(1+i)n
Contoh :
Perusahaan harus membayar royalty sebesar US$ 25.000 setiap akhir tahun selama 5 tahun
berturut-turut. Tetapi akhirya perusahaan me-mutuskan untuk membayarnya sekaligus pada
permulaan tahun pertama. Bunga 15%. Ditanya berapa yang harus dibayar?
Jawab:
A = US$ 25.000; i = 15%; n = 5; P = ?
P= 25.000 (1+15 %)5 -1
15 %(1+15 %)5
P = US$ 25.000 x 3,352155
P = US$ 83.803,90
4. Capital recovery factor
Capital recovery factor yakni untuk mencari A jika yang diketahui i dan (n) dengan
rumus sebagai berikut :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 49


A= P i (1 + i)n .

(1 + i)n -1
Contoh :
Seorang ayah menyetor uang ke Bank sebesar Rp 5.000.000 yang akan digunakan untuk anaknya
pada setiap tahun dengan jumlah yang sama mulai akhir tahun pertama, selama 7 tahun. Bunga
dihitung 10% per tahun. Berapa anak itu menerima uang setiap tahunnya?
Jawab:
Diketahui:
P = Rp 5.000.000;
i = 10%;
n = 7 dan A = ..................................... ?
A = P i (1 + i)n .

(1 + i)n -1
A = 5.000.000 10 % (1 + 10 %)7 .

(1 + 10 %)7 -1
A = Rp 5.000.000 x 0,205405
A = Rp 1.027.025
Point Pembelajaran Bab II
 Uang memiliki nilai yang lebih berharga pada saat sekarang dibandingkan nilai di masa
depan dengan konsep nilai waktu dari uang.
 Uang memiliki konsep nilai waktu di sebabkan oleh adanya suku bunga dan waktu.
 Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin besar perbedaan nilai sekarang dengan nilai
yang akan diterima di masa mendatang
Latihan :
1. Jelaskan Konsep dari Nilai Waktu dari Uang ?
2. Ahmad meyimpan duitnya di bank sebesar Rp.500 juta dan memperoleh bunga sebesar 10 %
per tahun, tetapi bunga tersebut dibayarkan bulan. Berapa jumlah uang ahmad pada akhir
tahun.
Referensi :
Amin Widjaja Tunggal, 2000, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

Brigham F. Eugene & Houston F. Joel, 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi 11 Buku
1), Salemba Empat, Jakarta.

Dwi Prastowo & Rifka Juliaty, 2002, Analisis Laporan Keuangan ( Konsep dan Aplikasi),
Cetakan kedua (revisi), Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yokyakarta.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 50


Faisal Abdullah, 2013. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Kasmir, 2015, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke delapan, PT.


RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Mamduh & Abdul Halim, 2016, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kelima
Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN Yokyakarta.

Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta .

Munawir, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi keempat cetakan


keempatbelas, Liberty Yokyakarta.

Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi ke Enam).
UPP STIM YKPN, Yokyakarta.

Van Horne C, James & Wachowics, Jr. M, John, 2014. Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan
( Fundamental of Financial Management ). Salemba Empat, Jakarta.

Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI
Jakarta.

BAB IV. KEBIJAKSANAAN INVESTASI

Setiap perusahaan melakukan investasi dalam rangka meningkatkan pendapatan yang diperoleh,
perusahaan melakukan investasi dalam inventory, piutang, aktiva tetap dan lain- lain dengan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 51


harapan perusahaan akan memperoleh dana yang yang telah diinvestasikan baik dalam bentuk
aktiva tetap maupun aktiva lancar.
Investasi dalam Persediaan
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang
selalu mengalami perputaran. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam
persediaan mempunyai efek langsung kepada keuntungan perusahaan kesalahan dalam
penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan.
Persediaan merupakan bagian dari harta yang selalu mengalami perputaran dimana selalu terjadi
pembelian dan disertai dengan penjualan.
Tingkat Perputaran Barang (Merchandise Turnover)
Untuk mengetahui nilai Merchandise Turnover dalam suatu periode tertentu adalah sebagai
berikut :
Merchandise Turnover =
Investasi dalam Piutang
Investasi dalam Aktiva Tetap

Perbedaan investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar terletak pada tingkat perputarannya dan
waktu perputarannya. Perputaran dana yang diinvestasikan dalam bentuk aktiva lancar melalui
kas menuju pada aktiva lancar dan kembali menjadi kas. Sedangkan perputaran dana yang
diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap dapat di jelaskan dari kas kemudian terjadi pembelian
aktiva tetap kemudian terjadi penyusutan setiap tahunnya dan kembali menjadi kas. Jumlah dana
yang dinvestasikan akan terus mengalami penurunan menyesuaikan dengan jumlah penyusutan
sesuai dengan metode penyususan yang perusahaan gunakan.
Untuk lebih jelasnya mengenai investasi aktiva tetap ini mari kita liat pada contoh berikut ini :
Perjalanan dari dana yang ditanamkan dalam 5 buah alat produksi tahan lama, dimana masing –
masing umur penggunaannya 5 tahun dan masing – masing alat produksi tersebut dibeli secara
berturut-turut dengan beda waktu satu tahun dengan menggunakan penyusutan dengan
persentase tetap dari harga beli dan masing – masing alat produksi tersebut harga belinya Rp.
5.000,00.
Perjalanan dana yang tertanam dalam kelima alat produksi tersebut dapat digambarkan dalam
tabel sebagai berikut:

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 52


Tabel 4.1 Perhitungan Dana yang tertanam dalam Aktiva Tetap pada Setiap Permulaan dan akhir
tahunnya
Tahun Dana yang tertanam Jumlah Depresiasi Dana yang tertanam
dalam mesin-mesin pada setiap tahunnya dalam mesin-mesin
permulaan tahun pada akhir tahun
1 A. Rp. 5.000,00 Rp. 1.000,00 Rp.4.000,00
2 A. Rp. 4.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 3.000,00
B. Rp. 5.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 4.000,00
Rp. 9.000,00 Rp. 2.000,00 Rp. 7.000,00
3 A. Rp. 3.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00
B. Rp. 4.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 3.000,00
C. Rp.5.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 4.000,00
Rp. 12.000,00 Rp. 3.000,00 Rp. 9.000,00
4 A. Rp. 2.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
B. Rp. 3.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00
C. Rp. 4.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 3.000,00
D. Rp.5.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 4.000,00
Rp. 14000,00 Rp. 4.000,00 Rp. 10.000,00
5 A. Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00 0,00
B. Rp. 2.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
C. Rp. 3.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00
D. Rp. 4.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 3.000,00
E. Rp.5.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 4.000,00
Rp. 15.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 10.000,00
6 A. Rp. 5.000,00x) Rp. 1.000,00 Rp. 4.000,00
B. Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00 0,00
C. Rp. 2.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 1.000,00
D. Rp. 3.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 2.000,00
E. Rp.4.000,00 Rp. 1.000,00 Rp. 3.000,00
Rp. 15.000,00 Rp. 5.000,00 Rp. 10.000,00
x) Beli mesin baru lagi
apabila pada akhir tahun ke 5 atau permulaan tahun keenam mesin A yang sudah habis susut
tidak diganti, jumlah dana yang tertanam dalam mesin-mesin sebesar Rp. 10.000,00. Tapi apabila
dalam permulaan tahun keenam segera dibeli mesin baru untuk mengganti mesin A dengan harga

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 53


Rp. 5.000,00, maka jumlah dana yang tertanam dalam mesin kembali berjumlah Rp. 15.000,00.
Demikian seterusnya terjadi hal yang sama bagi mesin – mesin berikutnya.

METODE-METODE PENILAIAN INVESTASI

Pada umumnya ada 5 (lima) metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam
penilaian investasi. Metode-metode tersebut adalah :
1. Metode Average Rate of Return
2. Metode Payback
3. Metode Net Present Value
4. Metode internal Rate of Return
5. Metode Profitability index.
Mekanisme dan perbedaan masing-masing metode tersebut diberikan dibawah ini.
1. Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu
investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total atau
average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam presentase. Angka ini kemudian
diperbandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Apabila lebih besar daripada
tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih
kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek ditolak. Untuk lebih jelasnya, berikut
ini diberikan contoh perhitungan.
Misalkan ada suatu proyek yang memerlukan investasi untuk aktiva sebesar Rp.800 juta dan
Rp.200 juta untuk modal kerja. Aktiva tetap ini ditaksir mempunyai usia ekonomis 8 tahun,
tanpa nilai sisa dan disusutkan dengan metode garis lurus (Stright line). Penghasilan dari
penjualan ditaksir sebesar Rp.1.500 juta per tahun. Biaya-biaya operasional tunai,
diperkirakan per tahun sebesar Rp.1.000 juta. Tarif pajak sebesar 35 %.
Untuk menghitung “Average Rate of Return”nya, kit perlu hitung terlebih dahulu laba setelah
pajak investasi ini.
Penghasilan dari penjualan Rp. 1.500 juta
Biaya-biaya :
Operasional tunai Rp. 1.000 juta
Penyusutan (Rp.800 juta/8) 100 juta Rp.1.100 juta
Laba sebelum pajak Rp. 400 juta
Pajak (35%) Rp. 140 juta
Laba setelah pajak Rp. 260 juta
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 54
Dengan demikian, maka “ rate of return” pada setiap tahunnya adalah :
Laba Setelah Pajak = ARR (Average Rate ot Return)
Total investasi
Rp. 260 juta
x 100% = 26 %
Rp. 1.000 juta
Karena laba setelah pajak yang diperoleh setiap tahunnya sama, maka average rate of
returnnya juga sama dengan 25%. Angka 26% ini merupakan angka yang diperoleh dari
initial investment, yaitu Rp. 1.000 juta.
Beberapa analis berpendapat bahwa yang dipergunakan lebih baik pengertian average
investment.
2. Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan
hasilnya bukan presentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun dan sebagainya). Kalau periode
payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan
menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
Problem utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum
yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif, memang
tida kada pedoman yang bisa dipakai untuk menentuka payback umumnya dari peusahaan
yang sejenis.
Misalya nilai investasi adalah sebesar Rp.100.000.000,-, kemudian berdasarkan hasil analisa
dapat diketahui bahwa tingkat pengembalian setiap tahunnya adalah
Tahun Nilai pengembalian
1. 0
2. 50.000.000,-
3. 150.000.000,-
4. 250.000.000,-
Total 450.000.000,-
Syarat bahwa tingkat pengembalian selama 4 tahun. Pertanyaannya
apakah investasi ini layak atau tidak berdasarkan metode payback.
MP = 200.000.000/100.000.000 = 2,0

Kelemahan-kelemahan lain dari metode payback adalah :


1. Diabaikannya nilai waktu
2. Diabaikannya aliran kas setelah periode payback.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 55


Untuk mengatasi kelemahan yang pertama ada yang menggunakan discounted payback,
dimana aliran kas operasional tersebut dan juga terminal cash flow di-discounted-kan dengan
tingkat bunga yang dianggap relevan.
3. Metode Net Present Value
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang
akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu
tingkat bunga yang dianggap relevan. Ada beberapa konsep untuk menghitung tingkat bunga
yang dianggap relevan ini. Pada dasarnya tingkat bunga tersebut adalah tingkat pada
pembelanjaan ataupun waktu kita mulai mengaitkan keputusan investasi dengan keputusan
pembelanjaan. Perhatikan disini keterkaitan ini hanya mempengaruhi tingkat bunga, bukan
aliran kas. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan
datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan
menguntungkan sehingga diterima. Sedangkan apabila lebih kecil (NPV negative), proyek
ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.
4. Metode internal Rate of Return
Metode ini menguntungkan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan
nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Apabila tingkat
bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan),
maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
Kalau kita terapkan pada contoh, maka untuk menghitung internal rate of return (IRR)nya
adalah sebagai berikut :
360 360 360 + 200
1.000 = + + ……….+
(1 + r ) ( 1+ r )2 (1 + r )8
r yang menyamakan sisi kiri persamaan dengan sisi kanan persamaan merupakan IRR proyek
tersebut. Sayangnya dalam perhitungan IRR ini terpaksa perlu dilakukan “Trial dan Error”
(terutama kalau aliran kasnya tidak sama dari tahun ke tahun) dan interpolasi. Kecuali, tentu
saja kalau kita menggunakan bantuan alat hitung elektronis yang shopisticated.
Kalau kita menggunakan angka 33%, maka hasil sisi kanan persamaan adalah Rp.999,99.
suatu angka yang cukup tepat untuk mengatakan bahwa IRR proyek tersebub adalah 33%.
(meskipun demikian kita nanti mungkin tidak selalu seberuntung itu untuk mendapatkan
angka yang relatif tepat pada presentase yang utuh. Untuk itulah perlu dilakukan interpolasi).
Karena IRR proyek ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratklan, yaitu 33%
lebih besar dari 25%, maka kita mengatakan bahwa proyek ini menguntungkan, sehingga
bisa diterima.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 56


5. Metode Profitability index
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan –penerimaan kas
bersih di masa sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan
nilai sekarang investasi. Kalau Profitability Indeks (PI)-nya lebih besar dari 1, maka proyek
dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan.
Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga
yang dipergunakan.
PERBANDINGAN METODE-METODE TERSEBUT
Pertanyaan pertama yang timbul dari adanya berbagai metode untuk menilai investasi
(proyek) tersebut adalah apakah metode-metode tersebut akan selalu memberikan keputusan
yang sama, baik dalam masalah penilaian suatu usulan investasi maupun pemilihan investasi.
Dengan kata lain, kalau ada proyek, misalnya kita beri nama A, apakah proyek ini kalau dinilai
dengan average rate of return misalnya menguntungkan berarti juga menguntungkan kalau
dinilai dengan metode payback, NPV, IRR, dan IP. Kalau jawabannya selalu ya, maka
sebenarnya kita boleh saja memakai metode manapun.
Atau kalau kita diharuskan memilih salah satu atau beberapa usulan investasi dari
beberapa usulan investasi yang ada, apakah keputusan kita akan konsisten? Dengan kata lain,
kalau dengan metode average rate of return kita memilih proyek A, apakah kita juga akan
memilih proyek A, apabila kita menggunakan metode payback, NPV, IRR, dan IP? Kalau
jawabannya Ya, berarti tidak ada masalah dalam penggunaan metode-netode tersebut.
Sayangnya, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah tidak selalu ya jadi,
suatu proyek bisa saja nilainya menguntungkan dengan menggunakan suatu metode, tetapi
ternyata dinilai tidak menguntungkan kalau dinilai dengan metode lain. Demikian juga dengan
menggunakan metode tertentu kita mungkin memilih suatu proyek, tetapi dengan metode lain
kita mungkin memilih proyek lain. Karena itulah timbul pertanyaan tentang metode mana yang
harus dipergunakan.
Untuk itu marilah kita coba bandingkan metode-metode tersebut. Dua metode yang
pertama, yaitu average rate of return dan payback, mempunyai kelemahan yang sama yaitu
diabaikannya nilai waktu uang. Padalah kita tahu nilai waktu uang sangat penting bagi proyek
yang memberikan manfaat jangka panjang. Kalaupun metode payback tersebut di-discounted-
kan masih ada kelemahan yaitu diabaikannya aliran kas setelah periode payback, kelemahan
utama dari payback sebenarnya adalah tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan berapa
payback maksimum yang diperkenankan.
Karena alasan itulah, maka pilihan kita tinggal pada 3 metode terakhir, yaitu NPV, IRR
dan PI. Ketiga metode ini mempunyai kesamaan yaitu diperhatikannya nilai waktu uang dan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 57


menggunakan dasar alian kas. Marilah kita coba bandingkan metode-metode tersebut. Kita mulai
dari NPV dan PI.
Kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan investasi, maka per
definisi, hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain, kalau NPV mengatakan diterima,
maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya.hal ini akan tampak jelas kalau
kita amati mekanisme kedua metode tesebut. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan
bersih kas dimasa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka berarti
NPV-nya positif (proyek menguntungkan). Dengan demikian, berarti perbandingan antara nilai
sekarang investasi, akan lebih berarti dari satu (PI lebih besar dari satu) yang berarti proyek
menguntungkan.
Dengan demikian maka metode NPV memberikan hasil yang lebih baik daripada kalau
kita menggunakan metode PI. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan metode NPV, kita
menggunakan absolute, bukan dalam perbandingan seperti dalam PI. Karena itu apabila
dibandingkan dengan metode PI, NPV lebih baik.
Sekarang kalau kita bandingkan antara NPV dan IRR, mana yang lebih baik di antara
kedua metode tersebut? Untuk itu kita akan menempuh prosedur perbandingan yang sama
dengan diatas. Kalau kita bandingan antara metode NPV dan IRR untuk menilai suatu usulan
investasi yang sama, maka hasilnya umumnya akan sama, meskipun mungkin bisa tidak selalu
sama. Hal ini terutama untuk pola aliran kas yang tidak normal. Contoh berikut ini akan lebih
memperjelas.
Misalkan ada proyek yang mempunyai pola aliran kas semacam ini.
Tahun 0 1 2

Aliran kas -Rp.1,6 +Rp. 10 -Rp.10

Pola aliran kas semacam ini kita katakan tidak normal, karena operasional cash flow
ternyata tidak selalu positif setiap tahunnya.
Keadaan tersebut bisa kita tuliskan persamaannya menjadi
10 10
1,6 = +
(1 + r) (1 + r)2

kalau kita kalikan kedua sisi persamaan dengan (1 + r)2, maka hasilnya adalah
1,6 (1 + r)2 = 10 (1 + r) – 10
1,6 r2 – 6,8 + 1,6 = 0
dengan menggunakan rumus abc, maka kita bisa mencari nilai-nilai r yaitu :
r1 = 4 (yang berarti 400%), dan
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 58
e2 = 0,25 (yang berarti 25%.
Dengan demikian, tinbul masalah tingkat bunga mana yang seharusnya dipakai. Kalau
misalkan tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 30%, maka dengan menggunakan r 1 =
400%, kita mengatakan proyek ini menguntungkan, tetapi kalau kita memakai r2 = 25%, kita
mengatakan proyek ini perlu ditolak. Hal ini kalau kita gambarkan, akan nampak seperti pada
gambar.

N e t P re s e n t V a lu e
( R u p ia h )

1 ,0

0 25 100 200 300 400

T in g k a t b u n g a ( % )
- 1 ,6

Gambar. IRR Ganda


Keadaan semacam ini tidak akan kita jumpai kalau kita menggunakan metode NPV.
Kalau kita menggunakan tingkat bunga 30%, maka NPV proyek itu adalah Rp.0,175 juta, karena
positif berarti proyek diterima. Ada beberapa kelemahan metode IRR, tetapi disini kita hanya
membatasi sampai disini saja.
Kesimpulan dari semua perbandingan ini adalah bahwa metode yang seharusnya
dipergunakan adalah metode NPV.
MENILAI INVESTASI DENGAN NET PRESENT VALUE
Setelah kita mengetahui bahwa metode NPV-lah yang seharusnya dipergunakan daam menilai
usulan-usulan investasi, maka disini kita akan memberikan berbagai contoh yang bervariasi
untuk menggunakan metode NPV itu. Variasi-variasi yang akan kita bicarakan disini adalah
tentang: pemilihan aktiva, yang mempunyai nilai investasi, usia ekonomis, dan biaya operasi
yang berbeda; masalah penggantian aktiva (replacement); dan terakhir kalau kita perlu
memperhatikan factor inflasi dalam menilai usulan investasi.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 59


Penilaian Aktiva
Seringkali perusahaan dihadapkan pada masalah penggunaan aktiva yang mempunyai
karakteristik yang berbeda. Sebagai misal, apakah kita akan menggunakan alat angkut yang
menggunakan bahan bakar ensin ataukah solar, apakah kita akan menggunakan mesin ketik IBM
atau Canon, dan lain sebagainya. Pemilihan ini timbul karena ada dua atau lebih aktiva yang bisa
memberikan pelayanan yang sama, tetapi mungkin mempunyai harga, usia ekonomis, dan biaya
operasi yang berbeda. Kalau kita misalkan ada 2 mesin, A dan B, yang berkapasitas sama,
harganya sama, usia ekonomis sama pula, tetapi masalahnya mugkin ketiga factor tersebut
(harga, usia ekonomis, dan biaya operasi) berbeda. Dengan demikian pemilihannya tidaklah
sesederhana contoh tadi. Umumnya kalau suatu mesin mempunyai harga yang lebih mahal,
mesin tersebut akan mempunyai usia ekonomis yang lebih lama, dan biaya operasi yang lebih
rendah.
Penggantian Aktiva
Perlu dikemukakan masalah penggantian mesin lama dengan mesin baru, dimana keduanya
mempunyai usia ekonomis yang sama. Karena sudah diberikan taksiran aliran kasnya, maka kita
tinggal menghitung NPV-nya dengan menggunakan suatu tingkat bunga yang dianggap relevan.
Misalkan tingkat bunga tersebut adalah 30%, maka NPV proyek penggantian aktiva tersebut
adalah

20,5 20,5 20,5 20,5


NPV = - 40 + + + +
1,3 1,32 1,33 1,34
= - 40 + 44,403
= + Rp.4,403 juta
Karena itu proyek dikatakan menguntungkan.
Sekarang aktiva yang baru mempunyai usia ekonomis yang lebih lama. Dalam hal ini kita
harus menggunakan dimensi waktu yang sama yaitu 4 tahun (sesuai dengan usia ekonomis mesin
lama), dan sisa usia ekonomis mesin baru kita anggap sebagai sisa, yang merupakan terminal
cash flow. Dengan demikian NPV proyek penggantian mesin tersebut adalah
17,5 17,5 17,5 17,5 40
NPV = - 40 + + + +
1,3 1,32 1,33 1,34 1,35

= - 40 + 48,32
= + Rp.8,32 juta

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 60


BAB V. ANALISIS RATIO KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis keuangan yang mencakup analisis ratio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan
dibidang financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi perusahaan dalam manajemen
masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Analisis keuangan akan sangat membantu
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan seorang business enterprise. Ratio tersebut dapat
memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban
finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efesiensi manajemen persediaan,
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 61
perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaximumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Dengan menganalisis prestasi keuangan seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah
manajer keuangan dapat merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan
secara konsisten dengan tujuan memaximumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai,
disamping itu dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti lembaga perbankan untuk menilai
apakah cukup layak untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calopn investor untuk
memproyeksikan prospek poerusahaan dimasa datang.
Dalam analisis ratio keuangan dikembangkan 6 kelompok ratio keuangan yang dapat
menjawab kepentingan aspek analisis keuangan baik yang jangka pendek maupun jangka
panjang sebagai berikut
1. Rasio Liquiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendenya bila jatuh tempo.
2. Rasio Leverage, yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
3. Rasio Aktivitas, yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber
dayanya.
4. Rasio Profitabilitas yang mengukur efektivitas manajemen yang di tunjukan oleh laba
yang di hasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.
5. Rasio Pertumbuhan ( growth Ratios ), yang mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonomi didalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
6. Rasio Penilaian ( Valutions Ratios ), yang mengukur kemampuan manajemen
menciptalkan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio penilaian
merupakan ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan, karena
mencerminkan rasio resiko ( Dua rasio yang pertama ) dan rasio pengambilan ( Tiga rasio
berikutnya ). Rasio penilaian sangat penting oleh karena rasio tersebut berkaitan langsung
dengan tujuan memaksimasikan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham.
Berikut contoh perhitungan analisis ratio keuangan ;

Neraca PT “ AY”
Per 31 Desember 1985 (dalam ribuan dollar)
Aktiva 31 Desember 1984 31 Desember 1985

Kas $ 52 $ 50
Surat berharga 195 150
Piutang dagang 255 200
Persediaan 340 300
Total aktiva lancer 832 700
Peralatan dan mesin 1.610 1.800

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 62


Dikurangi penyusutan 400 500
Peralatan & Mesin2 bersih 1.210 1.300
Total aktiva 2.042 2.000
Kewajiban
Hutang dagang $ 85 $ 60
Hutang bank 100 100
Biaya yang terhutang 10 10
Pajak 135 130
Jumlah hutang lancar 342 300
Obligasi Hipotik 520 500
Debentures 200 200
Saham biasa 600 600
Laba ditahan 380 400
Total modal 980 1.000
Total kewajiban dan 2.042 2.000
modal
Penyisihan dana yang diperlukan untuk obligasi hipotik adalah $ 20.000 per tahun.
Perhitungan rugi laba PT “AY”

Laporan Rugi Laba PT “ AY”


Per 31 Desember 1985 (dalam ribuan dollar)

Penjualan bersih $ 3.000.000


Harga pokok penjualan 2.555.000
Laba kotor 455.000
Dikurangi beban operasi
Beban penjualan $ 22.000
Beban umum dan administrasi 40.000
Pembayaran sewa gedung 28.000
90.000
Laba operasi kotor 355.000
Penyusutan 100.000
Laba operasi bersih 255.000
Pendapatan dan beban lain kecuali bunga 15.000
Laba sebelum bunga dan pajak 270.000
Dikurangi beban bunga
Bunga wesel $ 10.000
Bunga hipotik pertama 40.000
Bunga debentures 20.000
70.000
Laba sebelum pajak 200.000
Pajak penghasilan (@ 40 %) 80.000
Laba bersih sesudah pajak penghasilan yang tersedia
Bagi pemegang saham biasa 120.000/720.000
Laba per saham 0.60

Laporan Laba ditahan ( statement of Retained Earnings )

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 63


Saldo laba ditahan per 31 Desember 1984 $. 380.000
Ditambah laba bersih Tahun 1985 120.000
Dikurangi pembayaran dividen ke pemegang saham 100.000
–––––––––
Saldo laba ditahan per 31 Desember 1985 $. 400.000

Berikut perhitungan rasio keuangan :

Rasio Rumus Perhitungan Nilai Rata2 Penilaian


industri
1. Liquiditas
 Ratio Lancar $ 700.000 2,3 kali 2,3 kali Sangat baik
(current rasio) $ 300.000

 Cepat/axid test
1,3 kali 1 kali Baik

2. Leverage
 Hutang thd total
aktiva 50 % 33 % Buruk

 Laba thp beban


bunga
3,9 kali 8 kali Buruk
 Penutupan beban
tetap
3 kali 5,5 kali Buruk

3. Aktivitas

 Perputaran
persediaan

10 kali 9 kali Sangat baik


 Priode Penagihan
rata2
2 hari 20 hari Sangat baik
 Perputaran aktiva
tetap
 Perputaran total
aktiva
 2,3 kali 5 kali Buruk
4. Profitabilitas
 Margin laba thp
penjualan 1,5 kali 2 kali Buruk
 Hasil pengembalian
thp total aktiva
 Hasil pengembalian
thp modal
4% 5% Sedang
5.Penilaian
 Harga thp laba 8,1 % 11,4 % Buruk

 Harga pasar thp nilai


buku 12 % 15 % Buruk

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 64


7,5 kali 8 kali Sedang

0,9 kali 1 kali Buruk

1. Rasio Likuiditas
Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar
kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk dirubah menjadi kas yang meliputi kas,
surat berharga, piutang dagang, persediaan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang
terdiri atas Neraca, Laporan Rugi-Laba, laporan perubahan modal maka rasio-rasio tersebut :
Current Ratio/ Rasio Lancar, rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.

Aktiva Lancar
Current Ratio = =
Utang Lancar
Rp50.190.000,-
=
Rp25.523.000,-
= 1,96
Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar yang dimaksud termasuk kas,
piutang, surat berharga dan persediaan. Dari aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan
aktiva lancar yang kurang liquid dibanding dengan yang lain.

Aktiva Lancar - Persediaan


Acid Test Ratio =
Utang Lancar

Rp50.190.000,- - Rp27.530.000,-
=
Rp25.533.000,-

= 0,88
Acid Test Ratio/ Quick Ratio atau Rasio cepat, Rasio ini seperti halya current ratio,
tetapi hanya memperhitungkan aktiva lancar yang benar-benar liquid saja, yakni di luar
persediaan, persediaan merupakan rekening yang paling rendah tingkat liquiditasnya dan
tingkat kepastian nilainya rendah (harga persediaan mungkin tidak sama dengan yang
dicantumkan dalam neraca), maka persediaan dikeluarkan dari perhitungan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 65


Pengertian likuiditas sebenarnya mengandung dua dimensi, (1) waktu yang
diperlukan untuk mengubah aktiva menjadi kas dan (2) kepastian harga yang akan terjadi.
Dengan demikian di antara ketiga elemen aktiva lancar tersebut memang piutang lebih liquid
dibanding dengan persediaan dan memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mengubah
menjadi kas.
Tabel 1
PT. Silih Berganti
Laporan Rugi Laba 1/1-31/12/1989
(Dalam Rp.000,-)
Penjualan Bersih Rp112.760,-
Harga Pokok Penjualan 85.300,-
Laba Kotor Rp27.460,-
Biaya Pemasaran Rp6.540,-
Biaya Administrasi dan Umum 9.400,-

Biaya Operasi Rp15.940,-

Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) Rp11.520,-


Bunga Utang 3.160,-

Laba Sebelum Pajak Rp8.360,-


Pajak Pendapatan 48% 4.013,-

Laba Setelah Pajak Rp.4.347,-


Pembayaran Dividen 2.800,-

Laba Ditahan Rp1.547,-

Tabel. 2
Neraca Akhir PT Sillih Berganti
(Dalam Rp.000,-)
31 Desember 1989 31 Desember1988

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 66


AKTIVA
Kas Rp2.540,- Rp2.750,-
Surat Berharga 1.800,- 1.625,-
Piutang 18.320,- 26.850,-
Persediaan 27.530,-

Total Aktiva Lancar Rp50.190,- Rp47.695,-


Bangunan dan Perlengkapan Rp43.100,- Rp39.500,-
Akumulasi Depresiasi 11.400,- 9.500,-

Aktiva Tetap Neto Rp31.700,- Rp30.000,-

Total Aktiva Rp81.890,- Rp77.695,-


PASIVA
Utang Dagang Rp9.721,- Rp8.340,-
Utang Wesel 8.500,- 5.635,-
Utang Pajak 3.200,- 3.150,-
Utang Gaji 4.102,- 3.750,-

Total Utang Lancar Rp25.523,- Rp20.875,-


Utang Jangka Panjang 22.000,- 24.000,-
Modal Saham Rp.13.000,- Rp13.000,-
Capital Surplus 10.000,- 10.000,-
Laba Ditahan 11.367,- 9.800,-

Total Modal Sendiri Rp34.367,- Rp32.820,-

Total Pasiva Rp81.890,- Rp77.695,-

2. Rasio Aktivitas
Salah satu tujuan manajer keuangan adalah menentukan seberapa besar efisiensi
investasi pada berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana
sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan
rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan
dalam industri.
Periode pengumpulan piutang, yaitu rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi kas. Biasanya ditentukan dengan membagi piutang dengan rata-
rata penjualan harian. Ada yang menggunakan piutang rata-rata yang dibagi dengan
penjualan kredit, hal ini dilakukan apabila piutang awal tahun sangat berbeda dengan piutang
akhir tahun.

Piutang x 360
Periode Pengumpulan Piutang =
Penjualan Kredit

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 67


Rp18.320.000,- x 360
=
Rp112.760.000,-

= 58,49 hari

Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
Piutang

Rp112.760.000,-
=
Rp18.320.000,-

= 6,15 Kali
Perputaran Piutang, rasio ini mengukur seberapa cepat piutang dilunasi dalam satu
tahun. Kedua rasio ini berhubungan, dimana hari dalam satu tahun, 360 dibagi dengan
periode pengumpulan piutang, 58,49 hari akan menghasilkan perputaran piutang, 6,15 kali.
Apabila piutang berfluktuasi sangat besar, maka sebaliknya menggunakan piutang rata-rata.
Terlalu tinggi periode pengumpulan piutang itu berarti bahwa kebijakan kredit terlalu
liberal atau bebas, akibatnya timbul bed-debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu
besar akibatnya keuntungan akan menurun. Sebaliknya periode pengumpulan piutang yang
terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu ketat dan besar kemungkinannya perusahaan
akan kehilangan untuk memperoleh keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu diperlonggar.
Perputaran Persediaan =
Rata-Rata Persediaan
Harga Pokok Penjualan
Rp85.300.000,-
=
Rp27.000,000,-

= 3,16 Kali

Perputaran Persediaan, mengukur berapa lama rata – rata barang berada di gudang.
Penggunaan rata-rata di sini, seperti halnya perputaran piutang dimaksudkan agar lebih tepat
lagi apabila kita akan membandingkan dengan yang telah dicapai pada periode sebelumnya
maka harus konsisten. Perusahaan yang perputaran persediaannya yang makin tinggi itu
berarti makin efisien, tetapi perputaran yang terlalu tinggi juga tidak baik, untuk itu perlu
ditentukan keseimbangan.
Perputaran Aktiva Tetap, adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap neto.
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung,
kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor.

Penjualan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 68


Perputaran Aktiva Tetap =
Aktiva Tetap

Rp112.760.000,-
=
Rp31.7000.000,-

= 3,56 Kali
Perputaran Total Aktiva, menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba.
Tingkat perputaran ini, juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri.

Penjualan
Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva

Rp112.760.000,-
=
Rp81.890.000,-

= 1,38 Kali
3. Financial Leverage
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal
sendiri 100%. Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi (1)
pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan, (2)
dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar dari beban totalnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat dan (3)
dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan
pengendalian perusahaan.
Debt Ratio/ Rasio Hutang merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara
hutang dan total aktiva yang dimiliki.

Total utang
Debt Ratio =
Total aktiva
Rp47.523.000,-
=
Rp81.890.000,-

= 58,03 %
Debt Rasio sebesar 58,03% berarti bahwa total aktiva yang dimiliki perusahaan
58,03% dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 69


dihadapi, dan ivenstor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang
tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
Debt To Equity Ratio/ Rasio Hutang Terhadap Modal Sendiri, rasio ini
menunjukkan perbandingan antara jumlah hutang dan modal sendiri.

Total Utang
Debt To Equity Ratio = =
Total Modal Sendiri

Rp47.523.000,-
=
Rp34.367.000,-

= 138,28%
Time Interest Earned Ratio/ Rasio Laba Terhadap Beban Bunga, adalah rasio
antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa
jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak
mampu membayar bunga.

Laba sebelum bunga dan pajak


Time Interest Earned Ratio =
Beban Bunga

Rp 11.520.000,-
=
Rp 3.160.000,-

= 3,65 Kali
Fixed Charge Coverage Ratio/ Rasio Penutupan Beban Tetap, mengukur berapa
besar kemampuan perusahaan untuk tutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen
saham preferen, bunga angsuran aman, dan sewa. Karena tidak jarang perusahaan menyewa
aktivanya dari perusahaan lising dan harus membayar angsuran tertentu, misalkan
pembayaran sewa yang harus dibayar Rp 1.500.000,-.

EBIT + Bunga + Pembayaran Sewa


Fixed Charge Coverage =
Bunga + Pembayaran Sewa

Rp 11.520.000,- + RP 3.160.000,- +
Rp 1.500.000,-
=
Rp 3.160.000,- + Rp 1.500.000,-
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 70
= 3,47 Kali

Debt Service Coverage/ Rasio Pemenuhan Beban Tetap, mengukur kemampuan


perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman. Jadi sama dengan
leverage yang lain, hanya dengan memasukan angsuran pokok pinjaman. Misalkan angsuran
pokok pinjaman sebesar Rp. 2.000.000,- dan tarif pajak 40 % maka :

Laba sebelum bunga dan pajak

Debt Service Coverage = Angsuran Pokok pinjaman


Bunga + Sewa +
(1-tarif pajak)

Rp 11.520.000,-
= Rp2.000.000,-
Rp 3.160.000,- + Rp 1.500.000,- +
(1-40%)
= 1,44 Kali

4. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi insvetor jangka
panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi
memegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk
dividen.

Penjualan - Harga pokok Penjualan


Gross profit margin =
Penjualan

Rp 27.460,-
=
Rp 112.760,--

= 24,35%

Gross Profit Margin atau Margin Laba Kotor sebesar 24,35 % berarti bahwa
setiap Rp. 1,- penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,2435. semakin tinggi
profitabilitasnya berarti semakin baik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa gross profit margin

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 71


sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat
maka gross margin akan menurun begitu pula sebaliknya.
Net Profit Margin Atau Margin Laba Bersih.

Laba setelah pajak


Net profit margin =
Penjualan

Rp 4.347.000,-
=
Rp 112.760.000,-

= 3,86%
Apabila gross profit margin selama suatu periode tidak berubah sedangkan net profit
marginnya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relative lebih besar
daripada peningkatan penjualan.

Laba setelah pajak


Return on investment =
Total aktiva

Rp 4.347.000,-
=
Rp 81.890.000,-

= 5,31%
Return On Investment Atau Return On Assets, menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan atau jumlah laba bersih yang
diperoleh dari kekayaan perusahaan. Return on investment sebesar 5,31 % berarti bahwa
dengan menggunakan Rp. 1.000,- aktiva akan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar
Rp. 53,10.

Laba setelah pajak


Return on equity =
Modal sendiri

Rp 4.347.000,-
=
Rp 34.367.000,-

= 12,65%

Return On Equity/ Return On Net Worth atau Rentabilitas Modal Sendiri,


mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 72


perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila
proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.
Profit Margin/ Margin Laba , rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan
operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.

EBIT
Profit margin = Penjualan

Rp 11.520.000,-
=
Rp 112.760.000,-

= 10,22%
Rentabilitas Ekonomi, rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan
memperoleh laba dari operasi peruhaan. Karena hasil operasi yang di ukur digunakan laba
sebelum bunga dan pajak.

EBIT
Rentabilitas Ekonomi =
Total Aktiva

Rp 11.520.000,-
=
Rp 81.890.000,-

= 14,07%
Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit margin maka
dapat dicari earning power atau return on assets ratio. Earning Power atau Rentabilitas
Ekonomi adalah hasil kali profit margin dengan perputaran aktiva.

Penjualan Laba setelah pajak


Earning power = x
Total Aktiva Penjualan

Rp 112.760.000,- Rp 4.347.000,-
= x
Rp 81.890.000,- Rp 112.760.000,-
Rp 4.347.000,-
Earning Power =
Rp 81.890.000,-

= 5,31%
Earning power, merupakan tolok ukur kemampuan perusahan dalam menghasilkan
laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 73


yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net
profit margin tetap maka earning power juga akan meningkat. Dua perusahaan mungkin akan
mempunyai earning power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profit margin
keduanya berbeda.
HPP
Rp 85.300.000

Biaya operasi
Rp.15.940.000
Penjualan
Rp.112.760.000 Bunga
Rp 3.160.000
Net Profit Penjualan
margin Rp 112.760.000
3,85% Total Biaya Pajak
Rp 108.413.000 Rp 4.013.000

Return Kas
Asset Rp 2.540.000
5,31% Aktiva lancar
Rp 50.190.000
Penjualan Surat Berharga
Rp 112.760.000 Rp 1.800.000
Total Assets
Turnover
1,38
Total Assets Total Aktiva Piutang
To Equity Rp 81.890.000 Aktiva tetap Rp 18.320.000
2,83 Rp 31.700.000

Persediaan
Rp 27.530.000
Return On
Equity
12,65%

Gambar 6.1
System Du Pont Dan Earning Power
Analisis keuangan sistem Du Pont dan Rentabilitas Ekonomi merupakan dua analisis
keuangan yang menggunakan rasio keuangan . Analisis sistem Du Pont menghitung return on
investment (ROI) yang di definisikan sebagai laba setelah pajak /total aktiva. Rentabilitas
ekonomi didefinisikan sebagai laba sebelum bunga dan pajak/total aktiva. Analisis keuangan
sistim du pont menunjukkan keterkaitan rentabilitas modal sendiri (return on equity/ ROE),
ROI dan rasio hutang. Apabila perusahaan memperolrh ROI yang sama maka perusahaan
yang menggunakan rasio hutang yang lebih tinggi akan menghasilkan ROE yang lebih tinggi
bagi pemilik modal ROE ini akan sangat diperhatikan ,
Sedangkan analisis rentabilitas ekonomi menekankan pada kemungkinan penggunaan
hutang. Analisis ini menyatakan bahwa hutang bisa dipergunakan kalau tingkat bunga hutang
tersebut lebih kecil dari rentabilitas ekonomi yang mungkin diperoleh dari penggunaan
hutang tersebut.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 74


5. Rasio Pertumbuhan
yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonomi
dalam pertumbuhan ekonomi dan industri
6. Rasio Penilaian
Price earning ratio, rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh
dari pasar modal) dan laba per sahamyang diperoleh pemilik perusahaan.
Price Earning Ratio : harga saham/ laba per saham.
Misalnya diketahui bahwa jumlah lembara saham yang beredar 1.000.000 lembar,dengan
laba per saham Earning per share sebesar Rp.166,dan harga saham PT.X di bursa adalah
Rp.1000 maka price earning ratio
= 1.000/166 = 6x
Apabila pasar modal efisien maka rasio ini mencerminkan pertumbuhan laba
perusahaan , semakin tinggi rasio ini smakin tinggi pertumbuhan laba yang diperoleh
pemodal.
Market To Book Value Ratio, semakin tinggi rasio ini semakin besar tambahan
wealth pemilik perusahaan. Rasio ini dihitung dengan : harga saham/nilai buku per saham.
Nilai buku modal sendiri PT.X Rp. 517 juta , dengan 1.000.000 lembar saham, maka laba
per saham Rp.517 dengan demikian market to book value = 1000/517 = 1,93.
Rasio ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan melebihi 93 % dari apa yang telah dan
sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan
MASALAH INFLASI DAN ANALISIS KEUANGAN
Di dalam analisis rasio keuangan ini pengaruh inflasi tidak dapat dihindarkan.
Inflansi mengakibatkan harga-harga secara umum meningkat dan bagi perusahaan inflasi
merupakan faktor eksternal yang tidak terkendali. Sebagai contoh, berikut Neraca PT ABL
31 Desember 1988.

Aktiva Pasiva
Kas Rp. 40.000,- Modal saham Rp. 240.000,-
Persediaan Rp. 100.000,-
Aktiva Tetap Rp. 100.000,-
Rp. 240.000,- Rp. 240.000,-

Aktiva tetap didepresiasi dengan metode garis lurus selama 10 tahun. Metode
pencatatan persediaan dengan FIFO (first in first out). Indeks inflasi diperkirakan 20 %
asalkan penjualan untuk tahun pertama seperti :
Penjualan Bersih Rp 170.000,-

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 75


Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Rp 100.000,-
Pembelian 120.000,-

Persediaan siap jual Rp 220.000,-


Persediaan akhir 120.000,- Rp 100.000,-
Depresiasi (Rp 100.000,-/10) 10.000,-
Biaya Administrasi & Umum 30.000,-

Laba bersih sebelum pajak 30.000,-

Rp 30.000,-
Profit margin =
Rp 170.000,-

= 17,65%

Rp 30.00,-
Return on assets =
Rp 240.000,-

= 12,50%
Misalkan nilai persediaan akhir tahun 1989 karena inflasi akan menjadi Rp120.000,-,
maka keadaan neraca akhir 31 Desember 1989 menjadi :
Aktiva Pasiva
Kas Rp 60.000,- Modal saham Rp. 240.000,-
Persediaan 120.000,- Laba Ditahan 30.000,-
Aktiva Tetap 90.000,-
Rp. 270.000,- Rp. 270.000,-
Dengan metode FIFO maka persediaan dijual dengan harga pada saat persediaan
itu dibeli. Tetapi tidak memperhatikan inflasi, sehingga harga tersebut lebih rendah
daripada replacement cost. Begitu juga terhadap aktiva tetap, bahwa replacement cost
aktiva tetap adalah Rp 120.000,-. Penggunaan metode FIFO semacam ini cenderung akan
menghasilkan perhitungan yang keliru, mengakibatkan over estimate terhadap profit yang
diperoleh. Untuk itu sebaiknya menggunakan metode LIFO. Dengan demikian tidak terjadi
over estimate terhadap keuntungan yang diperoleh.

Penjualan Bersih Rp 170.000,-


Harga Pokok Penjualan 120.000,-
Derpresiasi (Rp 10.000,-/10) 12.000,-
Biaya Administrasi & Umum 30.000,-

Laba bersih sebelum pajak 30.000,-

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 76


Rp 8.000,-
Profit margin =
Rp 170.000,-

= 4,70%

Rp 8.000,-
Return on assets =
Rp 240.000,-

= 3,33%

BAB VI. MANAJEMEN MODAL KERJA

Terdapat beberapa konsep tentang pengertian dari Modal Kerja adalah sbb :

1. Konsep Kuantitatif
2. Konsep Kualitatif
3. Konsep Fungsional

Ad.1 KONSEP KUANTITATIF


Dalam konsep Kuantitatif pengertian Modal Kerja adalah :
Sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas,
piutang-piutang, persediaan, persekot biaya.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 77


Dana yang tertanam dalam aktiva lancar akan mengalami perputaran
dalam waktu yang pendek. Jadi besarnya modal kerja adalah sejumlah
aktiva lancar.

Ad.2 KONSEP KUALITATIF


Dalam konsep Kualitatif pengertian Modal Kerja dikaitkan dengan “
besarnya utang lancar atau utang yang harus dibayar segera dalam jangka
pendek “.
Besarnya Modal Kerja adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva
lancar yang benar-benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasinya
perusahaan atau sesudah dikurang besarnya utang lancar.

Ad.3 KONSEP FUNGSIONAL


Besarnya Modal Kerja adalah didasarkan pada fungsi dari dana untuk
menghasilkan pendapatan. Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan
dalam satu periode accounting (current income) bukan pada periode-
periode berikutnya (future income).
Dari pengertian tersebut maka terdapat sejumlah dana yang tidak
menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan tidak sesuai dengan
Misi Perusahaan , yang disebut Nonworking Capital.
Sehingga besarnya modal kerja adalah ; Besarnya kas, besarnya
persediaan, besarnya piutang (yang dikurangi besarnya keuntungan),
besarnya sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap.

Modal kerja terbagi atas dua yaitu :

1. MODAL KERJA PERMANEN ( Permanent Working Capital )


Yaitu :
”Modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi
dengan baik dalam satu periode akuntansi ”.

MODAL KERJA PERMANEN


▼ ▼
Modal Kerja Primer Modal Kerja Normal
( Primary Working Capital ) ( Normal Working Capital )
adalah : sejumlah modal kerja Adalah : sejumlah modal kerja yang
minimum yang harus ada pada dipergunakan utk dpt
perusahaan untuk menjamin menyelenggarakan kegiatan produksi
kelangsungan kegiatan usaha. pada kapasitas normal.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 78


2. MODAL KERJA VARIABEL ( Variable Working Capital )
Yaitu :

” Modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang


berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode ”.
Modal Kerja variabel dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a). Modal Kerja Musiman ( seasonal working capital )
b). Modal Kerja Siklis ( cyclical working capital )
c). Modal Kerja Darurat ( emergency working capital )
Ad.a) MODAL KERJA MUSIMAN (seasonal working capital )
Yaitu :

Sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh


perubahan musim.
Ad.b) MODAL KERJA SIKLIS (cyclical working capital )
Yaitu :

Sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh


perubahan permintaan produk.

Ad.c) MODAL KERJA DARURAT (emergency working capital )


Yaitu :

Modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak


diketahui sebelumnya. ( mis : kebakaran , banjir , gempa bumi , buruh
mogok dsb ).

BESAR KECILNYA MODAL KERJA DIPENGARUHI OLEH


BEBERAPA FAKTOR :

1. Volume Penjualan
Faktor ini adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan
modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya
itu adalah tinggi penjualan.
Dengan demikian pada tingkat penjualan tinggi diperlukan modal kerja yang
relative tinggi dan sebaliknya ► Bila penjualan rendah dibutuhkan modal kerja
yang relative rendah.
2. Pengaruh Musim
Adanya pergantian musim, akan dapat mempengaruhi besar-kecilnya barang/jasa
kemudian mempengaruhi besarnya tingkat penjualan. Tingkat penjualan akan
mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja yg dibutuhkan untuk
menyelenggarakan kegiatan produksi.
3. Kemajuan Teknologi
Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau mengubah proses produksi

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 79


menjadi lebih cepat & lebih ekonomis , dengan demikian dapat mengurangi
besarnya kebutuhan modal kerja.
Dengan perkembangan Tekhnologi suatu perusahaan perlu mengimbangi dengan
membeli alat-alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relative
besar.
4. Kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan :

a. Politik Penjualan Kredit.


Panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja
dalam satu periode.
b. Politik Penentuan Persediaan Bersih.
Apabila diinginkan persediaan yang tinggi, baik persediaan Kas, persediaan
bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan Modal Kerja yang
relative besar dan sebaliknya, bila ditetapkan persediaan rendah maka
diperlukan modal kerja yg relative rendah.

MODAL KERJA , RISIKO DAN HASIL


Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan berhasil diperlukan sejumlah modal kerja
yang cukup, namun dalam kenyataannya perusahaan yang berhasil dalam
pelaksanaan kegiatan adalah perusahaan yang mempunyai modal kerja lebih dari
cukup.
Dengan modal kerja yang lebih dari cukup, manajer dapat mencurahkan pikirannya
agar didapatkan hasil yang lebih besar.
Ada 2 (dua) pendapat terhadap pengaruh dari penyediaan modal kerja yang lebih
dari cukup , adalah :
1. Pendapat Pertama :
Modal kerja yang berlebihan dapat mengurangi resiko , tetapi juga akan mengurangi
laba / hasil. Pendapat ini didasarkan pada pengertian bahwa dengan berlebihan
modal kerja akan memerlukan biaya utk menyimpan/perawatan. Dengan demikian
akan menurunkan laba / hasil.
2. Pendapat kedua :
Modal kerja yg lebih dari cukup akan mengurangi risiko dan menaikkan laba / hasil.
Pendapat ini didasarkan atas pandangan bahwa dengan cukup tersedianya modal
kerja maka kegiatan dpt diarahkan pd pencarian hasil yg lebih tinggi dgn perluasan
usaha.
Kedua pendapat memiliki kebaikan dan kelemahan sendiri-sendiri, namun kedua pendapat
memiliki kesamaan bahwa kekurangan modal kerja berakibat risiko yang timggi dari hasil yang
rendah.

PERENCANAAN BESARNYA KEBUTUHAN MODAL

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 80


Perubahan dari aktivitas usaha suatu perusahaan akan mengakibatkan perubahan
terhadap kebutuhan modal kerja. Dimana kebutuhan Modal Kerja dalam suatu
periode (satu tahun) pada waktu yang akan datang diperhitungkan sbb :

Kebutuhan Modal Kerja = Periode Perputaran Modal Kerja x Rata-rata


Pengeluaran Kas per Periode.

a). Periode Perputaran Modal Kerja


Adalah : dimulai saat dimana Kas diinvestasikan ke dalam komponen-komponen
Modal Kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi Kas.
Panjang pendeknya perputaran modal kerja tergantung dari perputaran masing-
masing komponen Modal Kerja. ► Semakin pendek tingkat perputarannya
berarti semakin tinggi ratio turn over-nya, dan sebaliknya ► semakin panjang
tingkat perputarannya berarti semakin rendah rate turn over-nya.

b). Rata-rata pengeluaran kas per periode


Adalah : hasil perhitungan rata-rata dari segala pengeluaran Kas untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan sehari-hari baik berupa bahan baku, pembayaran
upah tenaga kerja , biaya overhead, biaya administrasi umum dan penjualan.
SUMBER-SUMBER PEMENUHAN MODAL KERJA
1). Sumber Intern ( internal resources )
Adalah : modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri dr aktivitas
Operasional.
Sumber Modal Kerja Intern terdiri dari :
- Laba yang ditahan, dimana besar-kecilnya laba ditahan menjadi sumber
intern pemenuhan modal kerja.
- Penjualan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh perusahaan.
- Keuntungan penjualan surat-surat berharga / efek di atas harga normal.
- Cadangan Penyusutan, dimana penyusutan merupakan biaya
operasional perusahaan, tetapi penyusutan bukan merupakan
pengeluaran Kas.
Oleh karena itu apabila dalam satu periode, dalam perusahaan tidak terjadi
transaksi penjualan maka penyusutan bukan merupakan sumber modal kerja,
tetapi bila terjadi transaksi penjualan maka penyusutan merupakan sumber
modal kerja.
2). Sumber-sumber Ekstern ( external sources )
Adalah : pemenuhan modal kerja yang dapat diambil dari sumber-sumber luar
perusahaan yang merupakan utang atau modal sendiri bagi perusahaan .

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 81


Pihak-pihak luar sebagai sumber pemenuhan modal kerja adalah :

- Suplier , dimana supplier memberikan dana sebagai pemenuhan


kebutuhan modal kerja kepada perusahaan dengan memberikan
penjualan bahan baku, bahan penolong atau alat-alat investasi secara
kredit baik jangka pendek maupun jangka menengah yang besarnya
merupakan utang bagi perushaan.
- Bank-bank , banki adalah lembaga pemberian kredit, baik kredit
jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang dan pemberian jasa-
jasa lain dibidang keuangan . Pemberian kredit oleh Bank biasanya
didasarkan pada hasil penilaian dari bank terhadap perusahaan sebagai
pemohon kredit.
- Pasar Modal , pada pasar modal ini berfungsi mengalokasikan dana
dari perorangan atau lembaga yang mempunyai surplus tabungan
kepada perusahaan yang mempunyai kekurangan modal.
Pada pasar modal ini , perusahaan dapat menjual saham dan efek-efek
yang lain kepada perorangan atau lembaga yang mempunyai surplus
tabungan.
Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang berasal dari luar/ekster
dapat dibelanjai dari kombinasi sumber dana jangka pendek, jangka menengah
atau jangka panjang. Menghubungkan salah satu unsur dari modal kerja dengan
salah satu bentuk sumber dana harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Misalnya saja kita mengeluarkan obligasi pada pasar modal, maka obligasi
tersebut mungkin kita gunakan untuk berbagai keperluan baik uang kas,
piutang dagang maupun persediaan bahan dan tidak untuk salah satu jenis
unsur kebutuhan modal kerja saja, oleh karena itu sumber dana tersebut
membentuk suatu kesatuan sumber dana yang digunakan untuk satu kesatuan
kebutuhan modal kerja. Akan tetapi tidak logis apabila dikatakan bahwa utang
dagang menunjukkan sumber dana untuk uang kas (meskipun pembelian bahan
dasar secara kredit memungkinkan perusahaan untuk menahan uang kas). Hal
ini akan lebih tepat bila dikatakan bahwa utang dagang adalah merupakan
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 82
sumber dana dari bahan dasar yang dibeli secara kredit. Dan lebih tepat lagi
bila dikatakan bahwa utang dagang merupakan sebagian dari sumber-sumber
dana lain, seperti utang-utang lain maupun modal sendiri yang dipakai untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja kita.
PENGGUNAAN MODAL KERJA
Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar
tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh
perusahaan.
Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah
sebagai berikut :
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah,
gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-
biaya lainnya.
b. Pembayaran kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan. Dikatakan sebagai
penggunaan modal kerja apabila perusahaan mengalami kerugian yaitu jumlah biaya
dalam suatu periode lebih besar dari pada jumlah penghasilannya. Operasional
perusahaan yang menimbulkan kerugian (total penjualan tidak mampu menutupi biaya-
biaya) maka berakibat berkurangnya modal kerja.
c. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat
berharga. Apabila penjualan surat-surat berharga mengalami kerugian (nilai jual lebih
kecil dari pada nilai perolehan) maka akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Guna menutup kerugian inilah perusahaan menggunakan modal kerja.
d. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam
jangka panjang. Adanya pembentukan dana ini berarti adanya perubahan bentuk aktiva
dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
e. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap. Investasi jangka panjang atau aktiva
tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya
hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
f. Adanya pembelian obligasi dan pembayaran hutang-hutang jangka panjang. Apabila
penjualan obligasi berakibat menambah modal kerja, maka pembelian obligasi oleh
perusahaan akan berakibat penggunaan atau mengurangi modal kerja. Demikian halnya
apabila perusahaan membayar kembali / mengangsur hutang jangka panjang lainnya juga
berakibat berkurangnya modal kerja.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 83


g. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan
pribadinya (prive). Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan
untuk kepentingan pribadi berakibat berkurangnya modal kerja. Hal yang sama juga
terjadi apabila adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan
perseorangan atau adanya pembayaran deviden dalam bentuk kas.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA
1. Sifat atau type dari perusahaan
Modal kerja dari suatu perusahaan jasa relative akan lebih rendah bila dibandingkan
dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak
memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Perusahaan
industri membutuhkan modal kerja yang lebih besar. Bahkan di antara perusahaan
industri sendiri kebutuhan akan modal kerjanyapun tidak sama, perusahaan yang
memproduksi barang akan membutuhkan modal kerja yang lebih besar daripada
perusahaan perdagangan atau perusahaan eceran, karena perusahaan yang memproduksi
barang harus mengadakan investasi yang relative besar dalam bahan baku, barang dalam
proses dan persediaan barang jadi.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual
serta harga persatuan dari barang tersebut.
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan
diproduksi sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk
memproduksi atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang
dibutuhkan.
3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk
memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian
menguntungkan, makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan
bahan ataupun barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang
yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas
yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.
4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan
mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam
sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 84


diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tidak
dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli,
karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya
dalam periode diskonto tersebut.

5. Tingkat perputaran persediaan


Tingkat perputaran persediaan (inventory turn-over), menunjukkan berapa kali
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali.Semakin tinggi tingkat
perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang
harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat
perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan
secara teratur dan efisien.
6. Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja tergantung dari jangka waktu yang diperlukan untuk menagih
piutang. Makin sedikit waktu yang diperlukan untuk menagih piutang, makin sedikit
modal kerja yang diperlukan. Pengendalian piutang secara efektif dapat dilaksanakan
dengan mengatur kebijakan mengenai pemberian kredit, syarat penjualan, ditetapkannya
kredit maksimum bagi para pembeli dan cara penagihan.
7. Siklus usaha
Siklus usaha aktivitas perusahaan diperluas dan ada kecenderungan bagi perusahaan
untuk membeli barang mendahului kebutuhan agar dapat memanfaatkan harga rendah
dan untuk memastikan diri akan adanya persediaan yang cukup.
8. Resiko kemungkinan penurunan harga aktiva lancar
Suatu penurunan harga dibandingkan dengan nilai buku dari aktiva lancar seperti surat
berharga, persediaan, piutang maka mengakibatkan penurunan modal kerja. Sehubungan
dengan makin besar resiko kerugian semacam itu makin besar modal kerja yang
diperlukan. Untuk dapat menampung kontingensi tersebut (kemungkinan yang belum
pasti akan terjadi) perusahaan mengusahakan adanya banyak uang / surat berharga.
9. Musim
Apabila perusahaan tidak terpengaruh oleh musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata
sama. Tetapi dalam hal ada musim, maka terdapat perbedaan di dalam musim maka
terjadi aktivitas yang besar, sedangkan diluar musim aktivitas adalah rendah. Perusahaan
yang mengalami musim memerlukan sejumlah modal kerja yang maksimum untuk
jangka relatif pendek.
Besar kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 85


1. Volume penjualan
Faktor ini adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja
unutk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tinggi
penjualan. Dengan demikian pada tingkat penjualan tinggi diperlukan modal kerja yang
relatif tinggi dan sebaliknya, bila penjualan rendah dibutuhkan modal kerja yang relatif
rendah.
2. Faktor musiman / pengaruh musim
Adanya pergantian musim, akan dapat mempengaruhi besar-kecilnya barang/jasa
kemudian mempengaruhi besarnya tingkat penjualan. Tingkat penjualan akan
mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
kegiatan produksi.
3. Perkembangan / kemajuan teknologi
Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau mengubah proses produksi menjadi
lebih cepat dan lebih ekonomis, dengan demikian dapat mengurangi besarnya kebutuhan
modal kerja. Dengan perkembangan teknologi suatu perusahaan perlu mengimbangi
dengan membeli alat-alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif
besar.
4. Kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan
a. Politik Penjualan Kredit
Panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja dalam
satu periode.
b. Politik Penentuan Persediaan
Apabila diinginkan persediaan yang tinggi, baik persediaan kas, persediaan bahan
baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan modal kerja yang relatif besar dan
sebaliknya,bila ditetapkan persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang
relatif rendah.
MACAM-MACAM MODAL KERJA
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital), yaitu modal kerja yang harus tetap
ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya dalam satu periode akuntansi
atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran
usaha.
Modal kerja permanen dapat dibedakan, yaitu :
1) Modal Kerja primer (Primary working capital) yaitu sejumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas / kelangsungan kegiatan
usahanya.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 86


2) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu sejumlah modal kerja yang
diperlukan dan dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada
kapasitas normal.

b. Modal Kerja variabel (Variable Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu sejumlah modal kerja yang
jumlahnya / besarnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi / perubahan musim.
2) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu sejumlah modal kerja yang
jumlahnya / besarnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtor / perubahan
permintaan produk.
3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
(misalnya adanya kebakaran, banjir, gempa bumi, pemogokan buruh, perubahan
ekonomi yang mendadak, dan sebagainya).
UNSUR-UNSUR MODAL KERJA
Modal kerja adalah nilai aktiva / harta yang dapat segera dijadikan uang kas, yaitu
dipakai perusahaan industri / jasa untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji
pegawai, membeli bahan baku / barang, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan
sebagainya.
Dengan demikian unsur-unsur modal kerja adalah sebagai berikut :
a. Kas atau yang ada di bank.
Setiap perusahaan industri ataupun perusahaan jasa dalam menjalankan usahanya selalu
membutuhkan uang kas. Uang kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan /
pemilik perusahaan yang dapat segera digunakan.
b. Surat-surat berharga yang cepat dapat dijadikan uang kas.
Pengaturan penanaman modal dalam surat-surat berharga dimaksudkan agar perusahaan
dapat menggunakan kelebihan dananya atau saldo kasnya, dengan maksud untuk
penjajagan likuiditas ataupun dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan dari dana
yang ditanamkan dalam surat-surat berharga tersebut.
c. Piutang dagang.
Piutang dagang timbul karena perusahaan menjual produk / barang dagangannya secara
kredit. Penjualan kredit dilaksanakan dalam rangka memperbesar volume penjualan.
Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang,

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 87


dan kemudian pada hari jatuhnya pembayaran piutang tersebut terjadilah penerimaan kas.
Dengan demikian, piutang merupakan unsur modal kerja yang terus berputar.
d. Persediaan barang
Persediaan barang dagangan merupakan persediaan yang selalu dalam perputaran, yang
selalu dibeli dan selalu dijual lagi tanpa mengalami proses lebih lanjut di dalam
perusahaan, yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.
Semua yang ada diatas itu sebetulnya yang disebut sebagai aktiva lancar yang ada pada
laporan neraca suatu perusahaan. Aktiva lancar yaitu semua harta kekayaan perusahaan yang
dapat dengan cepat dijadikan uang kas atau mempunyai tingkat likuiditas kurang dari satu tahun.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja dimasa yang akan
datang bagi manajemen, diperlukan laporan perubahan modal kerja yang menunjukkan secara
rinci terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja dari tahun ke tahun berikutnya serta
penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan itu. Perubahan modal kerja yang terjadi, dengan
kenaikan aktiva lancar dan penurunan utang lancar dinilai amat baik apabila berasal dari hasil
operasi perusahaan yang bersangkutan, dapat dinilai kurang baik jika modal kerja itu berasal dari
uatng jangka panjang.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja merupakan suatu laporan yang
menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan modal kerja, pembahasan pos-pos
sumber maupun penggunaan modal kerja dan posisi akhir modal kerja pada suatu periode
tertentu. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja digunakan untuk mengetahui hasil-hasil
aktivitas keuangan pada perusahaan dalam satu periode tertentu dan untuk melihat penyebab-
penyebab terjadinya perubahan modal kerja serta untuk mengetahui dari mana sumber modal
kerja diperoleh dan untuk apa modal kerja tersebut digunakan. Laporan tentang perubahan modal
kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana manajemen mengelola perputaran atau
sirkulasi modal kerja. Laporan tersebut akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
memungkinkan baik dari manajemen, kreditur, bank dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan perubahan modal kerja akan menunjukkan :
a. Perubahan yang terjadi untuk setiap jenis atau elemen modal kerja yaitu perubahan
masing-masing pos aktiva lancar atau utang lancar dan perubahannya secara keseluruhan
dalam periode tertentu.
b. Sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja dan dari mana modal kerja diperoleh serta
berbagai penggunaan modal kerja tersebut.
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja dapat digunakan untuk :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 88


 Memberikan input kepada manajer keuangan tentang hal-hal yang terjadi, terutama
ketidakwajaran baik peningkatan maupun penurunan modal kerja secara keseluruhan dan
rinci dari struktur modal kerja.
 Sebagai dasar penilaian pembelanjaan perusahaan, yaitu menunjukkan besarnya
pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam dan dari luar perusahaan.
 Sebagai perencanaan pembelanjaan jangka menengah dan jangka panjang.
 Merupakan alternatif perkiraan perubahan kas.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 89


BAB VII. MANAJEMEN KAS

Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang dalam perusahaan beserta pos-pos
lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan
financial, yang mempunyai sifat paling tinggi liquiditasnya.
Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan di perusahaan, rekening-rekening giro atau
rekening lainnya yang dapat dicairkan pada saat dibutuhkan.
Kas dalam kegiatan operasional diperlukan :
a. membelanjai seluruh kegiatan operasional sehari-hari.
b. Mengadakan infestasi baru dalam aktifa tetap.
c. Membayar dividen, pajak, bunga dan pembayaran lain-lain.
1. Aliran kas (cashflow)
Proses aliran kas yang terjadi di perusahan adalah terus-menerus sepanjang hidup
perusahaan yang bersangkutan terdiri dari aliran kas masuk (Cash Flow).
Aliran kas masuk terdiri dari :
a. Hasil penjualan produk atau jasa perusahaan secara tunai.
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c. Penjualan aktiva tetap yang ada.
d. Penanaman infestasi dari pemilik atau pemilik saham bila perseroan terbatas.
e. Pinjaman/utang dari pihak lain.
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain.
Dari sejumlah aliran kas masuk tersebut mempunyai sifat terus-menerus sepanjang waktu
dan aliran kas pada saat-saat tertentu saja (incidental).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas :
a. budget penjualan.
b. Keadaan dan posisi pesaing.
c. Syarat pembayaran tunai maupun kredit.
d. Kebijaksanaan dalam penagihan piutang.
e. Budget perubahan aktiva tetap.
f. Rencana penerimaan non operating.
g. Kebijaksanaan penjualan surat-surat berharga.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 90


Sedangkan aliran kas keluar terdiri dari :
a. pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain
(overhead).
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Untuk pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran kembali utang-utang perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Sifat dari aliran kas ini juga terus-menerus dan ada pula yang hanya saat-saat tertentu atau
insidentil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas :
a. Budget biaya bahan baku.
b. Budget biaya tenaga kerja langsung.
c. Budget biaya pabrik lain-lain (overhead).
d. Budget biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
e. Budget penambahan aktiva tetap.
f. Budget pengeluaran non operating.
2. Saldo Kas
Apabila aliran kas masuk (cash in flow) lebih besar dari aliran kas keluar (cash
outflow) pada suatu saat tertentu maka akan terjadi saldo kas (proceeds) dan sebaliknya bila
aliran kas masuk lebih kecil dari aliran kas keluar pada suatu saat tertentu maka akan terjadi
deficit kas (kekurangan kas). Jumlah besarnya saldo kas yang akan terjadi di dalam
perusahaan akan sangat tergantung tiga motif di dalam uang kas yaitu:
a. Motif transaksi. Suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk membayar transaksi
harian. Semakin meningkatnya luas usaha akan meningkatkan pula transaksi financial,
dan akan menuntut kanaikan uang kas yang dibutuhkan. Transaksi tersebut dapat berupa
pembayaran utang dagang atau pembelian bahan, pembayaran upah/gaji, asuransi, tarif
pemakaian listrik, pajak, dividend an lain-lain.
b. Motif spekulasi. Dalam motif ini, memegang uang dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga baikharga barang ataupun harga nilai uang itu sendiri.
Apabila harga-harga barang naik maka jelas memiliki uang. Di samping itu apabila
tingkat bunga di bank tamoak akan turun maka uang akan banyak dibelikan surat-surat
berharga atau mungkin dalam bentuk barang.
c. Motif berjaga-jaga. Karena keadaan yang tidak pasti maka pengusaha akan selalu
memperhitungkan ketidakpastian tersebut dan berjaga-jaga untuk menjamin liquiditas

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 91


perusahaan apabila penerimaan kas tidak terjadi seperti yang direncanakan sebelumnya,
maka harus dijaga agar terdapat safety cash balance (persediaan besi kas).
Perlu diingat dalam hal ini bahwa hasil hanya akan diperoleh apabila uang
diinvestasikan dan apabila tidak (hanya disimpan saja dikantong atau di almari besi) maka
tentu saja tak akan diperoleh hasil apa-apa. Oleh karna itu maka manajer mengusahakan agar
jumlah uang yang harus disimpan dalam bentuk uang kas dapat sekecil mungkin tanpa
mengurangi pertimbangan liquiditas.
Suatu keadaan yang ideal dalam hal ini adalah adanya pengaturan terhadap aliran kas
dimana aliran uang masuk dapat menutup segala aliran kas keluar tanpa ada yang tersisa.
Apabila terjadi surplus maka haruslah segera dicairkan bentuk investasinya sehingga
menimbulkan aliran kas masuk di kemudian hari yang lebih besar lagi. Oleh karna itu
pengawasan dan pengamanan terhadap cash flowakan sangat penting terutama untuk
menjaga terjadinya kebocoran-kebocoran terhadap aliran kas. Kebocoran aliran uang kas
masuk dapat terjadi dalam 3 bentuk:
Kurang pengaman. Sering kali terjadi, bahwa hasil penjualan tidak seluruhnya tercatat atau
sengaja tidak dicatatkan. Hal ini berarti tidak seluruh uang dapat dimasukkan ke kas
perusahaan. Oleh karena itu haruslah selalu diusahakan perbaikan sistim pengawasan dan
pengamanan terhadap kebocoran kas seperti itu.
a. Kurangnya pengaturan pelayanan. Sering pula terjadi bahwa toko yang sangat sibuk dan
langganan menjadi antri terlalu lama unutki menunggu palayan. Hal ini dapat
menimbulkan ketidaksabaran para langganan dan akhirnya lalu pindah ke perusahaan
atau took lain. Oleh karena itu pengaturan terhadap layanan kepada pelanggan harus
diperhatikan untuk menjamin timbulnya aliran kas masuk yang besar dan kontinya.
b. Kesalahan pekerja. Semakin sibuknya seseorang pekerja melakukan pekerjaan dapat
menimbulkan kesalahan misalnya saja kesalahan hitung dalam penerimaan uang, maka
hal ini dapat pula menimbulkan hilangnya aliran kas masuk bagi perusahaan.
c. Disamping kebocoran dalam aliran uang masuk maka kebocoran dapat pula terjadi dalam
aliran uang keluar yang berupa diperbesarnya laporan (catatan) uang keluar dari
pengeluaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu pula perlu diciptakan pula system dan
prosedur yang dapat menjaga pengamanan terhadap kebocoran ini pula.

RESIKO MENAHAN SALDO KAS

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 92


Uang tunai tidak pernah akan mengalami kesukaran secara fisik seperti halnya bahan
mentah atau bahan pembantu. Begitu pula simpanan uang tidak akan terkena resiko perubahan
permintaan konsumen. Akan tetap menahan uang tunai tidak akan terlepas dari resiko pula.
Risiko tersebut yang terpenting adalah berasal dari nilai turunnya nilai tukar dari uang tersebut
serta, baik nilai tukar terhadap barang dan jasa, maupun nilai tukar terhadap valuta asing. Dalam
keadaan inflasi maka, tingkat inflasi itu adalah merupakan resiko yang harus diperhitungkan
sebagai biaya untuk menahan uang tunai. Dalam masa inflasi maka uang tunai dan begitu pula
saldo kas di bank serta surat-surat berharga akan dengan cepat merosot nilainya.
MANAJEMEN KAS
Manajemen kas pada dasarnya meliputi kegiatan dalam:
a. Perencanaan kas
b. Pengendalian kas
c. Pengelolaan saldo kas
1. Perencanaan Kas
Yang dimaksud sebagai perencanaan kas atau budget kas yaitu perkiraan/estimasi terhadap
posisi kas pada saat tertentu dalam suatu periode tentang yang akan datang.
Tujuan perencanaan kas:
a. Untuk mengetahui kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
b. Untuk mengetahui kemungkinan adanya saldo kas atau deficit (kekurangan) kas dari
rencana operasi dan nonoperasional.
c. Untuk mengetahui besarnyakebutuhan dan beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan
untuk menutup defisit kas.
d. Untuk mengetahui saat-saat dana itu diinvestasikan pada kegiatan lain bila ternyata terjadi
saldo kas yang relatif tinggi.
e. Sebgai penentuan saat-saat kredit harus di bayar kembali.
f. Sebagai dasar permintaan kredit kepada lembaga-lembaga keuangan.
g. Sebagai dasar dalam pengendalian/pengawasan posisi kas yang sedang berjalan.
Tahap Penyusunan Perencanan Kas
Dalam penyusunan perencanaan kas, akan meliputi tahap-tahap antara lain:
a. Menyusun estimasi/perkiraan penerimaan kas baik dari kegiatan operasional perusahaan
maupun nonoperasional, dengan rincian seperti tersebut dalam aliran kas kas masuk.
b. Menyusun estimasi/perkiraan pengeluaran kas baik dari kegiatan operasional perusahaan
maupun nonoperasional dengan rincian seperti tersebut dalam aliran kas keluar.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 93


c. Menghitung selisih antara perkiraan penerimaan kas dan perkiraan pengeluaran kas dan di
ketahui adanya saldo kas atau defisit/kekurangan kas pada suatu saat tertentu dalm suatu
priode yang akan datang.
d. Apabila terjadi saldo kas yang berlebihan kemudian direncanakan untuk investasi atau
kegiatan yang lain untuk menghindari terjadinya idle cash/kas yang menganggur.
e. Apabila terjadi deficit/kekurangan kas maka akan diperkirakan besarnya kebutuhan dana
yang akan dipenuhidari kredit pada lembaga-lembaga di luar perusahaan dan perkiraan
pembayaran kembali kredit pinjaman.
f. Menyusun kembali perkiraan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran kas setelah
adanya transaksi finansial baik penanaman investasi maupun perancanaan kredit dari
pihak lain. Hasil aktiva penyusunan kembali ini merupakan budget kas/perencanaan kas
yang purna.
Penetapan Persediaan Kas
Saldo kas yang merupakanpersediaan kas apabila jumlah terlalubanyak berakibat bayak uang
yang menganggur sehingga kan timbul resiko-resiko dan memperkecil keuntungan pad
perusahaan. Tetapi sebaiknya bila terlau kecil maka kondisi perusahaan dalam keadaan
illikuid bila sewaktu-waktu terjadi penagihan dari utang-utangnya tidak dapat membayarnya.
Jumlah persediaan kas yang sebelumnyaharus dipertahankan, ratio standard yang bersifat
umum belum ada rumusnya tetapi HG. Gutham menuliskan bahwa jumlah kas yang
sebaiknya dipertahankan perusahaan yang dalam posisi keuangan yang baik hendaknya tidak
kurang dari 5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
Contoh:
Aktiva lancar
- kas Rp 700.000,00
- Piutang dagang Rp. 3.200.000,00
- Piutang Wesel Rp. 500.000,00
- Persediaan Rp. 3,000.000,00
- Persekot Biaya Rp. 70.000,00 (+)
Jumlah aktiva lancar Rp. 7.670.000,00
Maka persediaan kas yang “Well Finance”adalah antara Rp. 383.500,00
sampai dengan Rp. 767.000,00.
2. Pengendalian Kas
Menahan uang sebenarnya menanggung suatu biaya (cost). Dengan konsep
opportunity cost maka biaya menahan uang tunai adalah berupa laba yang sebenarnya dapat
diperoleh apabila dana tersebut digunakan untuk penggunaan untuk investasi.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 94


Apabila perusahaan dapat menghasilkan 20% dari investasi dananya, maka
penghasilan tersebut adalah merupakan biaya yang dipikuldi dalam mempertahankan saldo
kas yang besar. Biaya tersebut mungkin dapat sebagian ditutup dari hasil penanaman dalam
bentuk surat-surat brharga atau bunga simpananrekening Koran di bank, akan tetapi jumlah
tersebut adalah sangat kecil. Kecuali apabila terdapat alas an-alasan (motif) khusus seperti
diterangkan di muka, maka menahan uang tunai yang berlebihan menunjukkan tidak adanya
manajemen keuangan yang baik. Sebaliknya begitu pula bila terjadi kekurangan saldo uang
kas yang mencolok. Pengendalian uang tunai dan setengah tunai didasarkan pad ramalan
jangka pendek atas kebutuhan uang tunai. Ramalan ini akan membantu menentukan
kebutuhan minimum dan maksimum akan uang tunai selama priode tertentu. Apabila terjadii
perubahan-perubahan karena dengan musim atau lainnya, maka pola ramalan
kebutuhan uang tunai dapat di gambarkan seperti terlihat pada.
Gambar 4 – 1

B B

A A
C C Waktu
Gambar 4 – 1. pola kebutuhan uang kas
Dalam gambar tersebut, kurva AA menunjukan pola kebutuhan uang selam priode
tertentu dengan gelombang pengaruh musim tampak di situ. Apabila pembelanjaan
permanen dinaikan sampai melebihi tingkat yang ditunjukan oleh garis BB, maka uang
akan menganggur sepanjang tahun, sebesar jumlah kelebihannya. Sedangkan apabila
dana permanent dinaikan untuk menutup kebutuhan CB, maka dana itu hanyaakan di
pergunakan pada sebagian dari tahun/priode itu dan sisanya akan menganggur dan hanya
memperoleh hasil yang sangat kecil.
Apabila dana jangka panjang tidak menutup kemungkinan sampai sebesar A,
maka hal ini berarti bahwa dana jangka pendek telah dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan jangka panjang. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan liquiditas. Yang
paling ideal adalah memebelanjai uang tunai sampai kebutuhan variabel antara A dan B
dengan pinjaman jangka pendek. Di samping itu dalam memenuhi kebuthan varibel ini
terdapat pula prinsip optimum modal yang perlu diperhitungkan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 95


Kebutuhan manajemen mungkin jauh lebih terbatas dari yang digambarkan di
atas, karena adanya dua faktor sebagai berikut :
a. Dana jangka panjang biasanya diperoleh melalui saluran yang besar dengan jarak
yang panjang sehingga mungkin hanya beberapa tahun sekali.
b. Untuk memperoleh dana jangka panjang diperlukan pengaturan waktu agar biaya
menjadi minimal.
Dalam mempertimbangkan sampai di mana tingkat kebutuhan uang tunai harus
dibelanjai dengan dana jangka panjang, manajemen harus mendasar keputusannya atas
faktor-faktor berikut ini :
a. Perubahan persentase biaya emisi apabila kebutuhan modall kerja jangka panjang
dipenuhi dengan banyak emisi dalam nilai yang kecil-kecil agar pengumpulan dana
lebih sesuai dengan kebutuhan dana, maka biaya akan menjadi lebih tinggi.
b. Manfaat-manfat potensial dari penentu waktu pengumpulan apabila biaya dana
jangka panjang histopris memang rendah.
c. Perbandingan biaya dan tersedianya dana jangka pendek dan jangka panjang.
d. Hilangnya penghasilan karna dana jangka panjang untuk jangka pendek dengan
bunga yang rendah.
e. Resiko liquiditas apabila dana jangka pendek diperlukan untuk keperluan jangka
panjang.
f. Berubah–ubahnya situasi sector industri, dalam mana perusahaan melakukan
operasinya.
g. Akibat terlalu besarnya penggunaan dana jangka pendek terhadap tingkat kelayakan
kredit perusahaan yang bersangkutan.
Kebijaksanaan manajemen harus diarahkan pada tercapainya keseimbangan
optimal antara faktor-faktor tersebut dengan memasukkan sekadarnya sikap mau
menanggung resiko. Pokok permasalahannya ialah bahwa keputusan yang tepat tidak
mungkin diambil jikalau kebuthan uang tunai dari keputusan-keputusan tersebut tidak
diketahui dean didasarkan atas pengetahuan itu, disusun suatu kebujaksanaan untuk
memenuhi kebutuhanuang tunaii yang sudah ditentukan dalam batas-batas biaya/resiko
yang sudah diketahui. Siasat ini dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menysun
anggaran uang tunai, untuk mengendalikan peredaran uang tunai dan untuk mengadakan
tindakan korektif.
3. Pengelolaan Saldo Kas
Teori pengelolaan saldo kas, disajikan tiga model yang dikembangkan oleh William J.
Boumol, Merton H. Miller dan Daniel Orr, serta William Beranek. Dalam model-model

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 96


tersebut akan dii temukan besarnya saldo kas yang optimum. Masing-masing model
diuraikan sebagai berikut:
Model W.J Boumol
Tentang manajemen saldo kas yang disusun oleh W.J Boumol sesuai dengan model
EOQ khusus untuk permasalah manajemen kas. Boumol mengakui ada kesamaan anatara
persediaan dank as bi9la dilihat dari aspek keuangan. Dalam hal persediaan, biaya pesan dan
biaya kehabisan barang mengakibatkan kebijakan untuk tidak menyimpan, sehingga
kebijakan yang optimal adalah menyeimbangkan biaya pesan dan biaya penyimpangan
dimana kedua niaya tersebut arahnya berlawanan.
Situasi serupa terjadi pada kas dan surat berharga.
Biaya pesan : Berupa biaya pekerjaan administarasi komisii
pedangangefek yang dikeluarkan untuk mentransfer uang
kas menjadi surat berharga dan sebaliknya.
Biaya penyimpangan : Antara lain berupa hasil bunga yang hilangkarena
perusahaan menyimpan uang tunai yang besar.
Di samping itu ada biaya bunga karena kehabisan uang tunaii pada suatu saat. Dalam hal
manajemen kas menentukan saldo kas optimum yang kemudian mengakibatkan biaya-biaya
minimum. Untuk memperhitungkan Boumol mengasumsikan saldo kas perusahaan selalu
memiliki pola yang seperti gergaji, yang digambarkan :
Kas

0 1 2 3 waktu
Gambar 4 – 2. Pola pengeluaran dan penerimaan kas model Boumol
Penerimaan uang terjadi secara priodik, yaitu pada suatu waktu 0, 1, 2, dan 3 seterusnya,
sementara pengeluaran berlangsung sepanjang waktu. Dalam teori ini menganggap adanya suatu
kepastian, sehingga perusahaan dapat menetapkan kebijakan optimum dengan cara menanam
sebesar 1 pada portofolio investasi jangka pendek pada setiap awal priode kemudian menarik
portofolio sebanyak C untuk keperluan kas dan terjadii setiap interval selama priode tertentu.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 97


Dalam hal ini mempertimbangkan biaya transaksi untuk investasi dan biaya yang terjadi
karena menahan sejumlah saldo kas. Perusahaan mempunyai uang tunai sejumlah T yang
diperlukan untuk transaksi-transaksi selama priode tertentu. Sejumlah R disimpan dalam uang
tunai dan sisanya untuk investasi (I) dalam portofolio jangka pendek yang menhasilkan bunga
(i). Dari sejumlah investasi I akan ditarik sebesar C yang dipergunakan dalam priode waktu
tertentu.

Kalau digambarkan:
Kas

to t1 t2 t3 t4 t5 Waktu
Gambar 4 – 3. Transfer dari surat brharga ke kas menurut model Boumol

Jadi yang disimpan dalam bentuk kas sebesar R cukup untuk priode to, - t1, dan
saat t1, t2, t3, t4, akan menarik investasi sebesar masing-masing C dan seterusnya
berlangsung pada priode berikutnya.
Uang tunai yang ditahan sebesar R = T – I digunakan untuk pembayaran selama
priode tertentu antara penerimaan yang satu dengan
(T-I)
yang berikutnya sama dengan dikalikandengan lamanya
T (T-I)
priode. Jumlah kas rata-rata yang ditahan sebesar maka biaya
2

bunga (biaya kesempatan) untuk mempertahankan kas =


(T-I) (T-I)
i
T 2
I = merupakan tingkat suku bunga dari uang yang ditahan untuk keperluan investasi
sebesar 1, dikeluarkan biaya:
Biaya menanam (biaya per deposito) = bd + kd I

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 98


bd = biaya dasar per deposit.
kd = biaya variabel sesuai besarnya deposit.
Biaya penarikan dari surat berharga menjadi kas = bw + kw C
bw = biaya tetap untuk penarikan
kw C = biaya variabel untuk penarikan.

Jadi biaya untuk memperoleh uang tunai/kas yang duiperlukan:


C I I
i +(bw + kw C)
2 T C

C I
i adalah biaya bunga untuk menahan kas rata-rata
2 T
(bw + kw C) I adalah biaya komisi pedagang efek untuk menarik dana dari investasi.
Lalu keseluruhan biaya memilki fungsi :
T-I T-I C I I
z = + bd + kd 1 + i + (bw – kwC)
2 T 2 T C

Nilai optimum C ditemukan dengan menurunkan (derivatif) dari persamaan z dan


kemudian hasil turunannya dengan nol :

C= 2 bw T
I
Besarnya R yaitu saldo kas optimum yang ditetapkan dari penerimaan awal dapat dicari
dengan turunan persamaan Z, manjadi :
kw + kd
R=T–I=C+ T
I
Pada akhirnya agar didapatkan biaya minimum, manajer keuangan harus
menetapkan untuk kas awal sebanyak R yaitu untuk menutup pengeluaran pada awal
periode, lalu menarik kembali menjadi kas sebesat C dari porfolio investasi setiap
periode dan sebanyak periode dan sebanyak C kali.
I
Contoh:
Perusahaan memiliki saldo kas Rp 12.000.000,00 per tahun dan seterusnya biaya-biaya
untuk keperluan penanaman investasi serta sebaliknya adalah sebagai berikut:
bd = Rp 100,00

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 99


bd = Rp 100,00
kd = 0,00
I = 10% per tahun
bw = 0

Dari data tersebut dapat diperhitungkan :

2 x Rp 260,00 + 12.000.000,00
C= 0,10

= Rp 250.000,00

Jadi dari saldo kas Rp12.000.000.00 atau Rp1.000.000,00 tiap bulan akan terjadi
optimum, bila penarikan kas sebesar Rp250.000,00 atau empat kali dalam satu bulan.
0+0
Besarnya R = Rp250.000,00 + Rp1.000.000,00
0,10
= Rp250.000,00 (perbulan)
Dari sejumlah saldo kas Rp 12.000.000,00 akan ditahan dalam awall periode Rp
250.000,00 dan ditanam dalam portofolio (investasi) sebesar
Rp 11.750.000,00 seterusnya dari investasi tersebut diambil setiap periode (+71\2 hari)
sebesar Rp 250.000,00.

Besarnya keseluruhan biaya =

Rp 250.000,00 0,10 Rp 250.000,00


Z = + Rp 100,00 +
2 2 Rp 100.000,00

Rp 250.000,00 0,10 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00


+ Rp26,00
2 12 Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

Z = (Rp 125.000) (0,00833) (0,25) + Rp 100.000 +


= (Rp 125.000) (0,00833) (0,75) + (Rp 16,00) (3)
= Rp 260,3125 + Rp 100,00 + Rp 780,9375 + Rp 78,00
= Rp 1219,25

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 100


Kelemahan dari model Boumol ini adalah pada asumsi atau anggapan dasarnya
bahwa kondisi penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu kepastian. Apabila
kenyataan tidak demikian maka sulit untuk diterapkan.

BAB VIII. KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA

Bab ini membicarakan tentang bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik kebutuhan
dana untuk aktiva tetap, maupun dana untuk modal kerja. Selain itu juga dibicarakan sumber
dana yang bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan akan dana tersebut. Pemilihan sumber
dana ini bisa ditinjau dari berbagai aspek. Dalam praktik banyak dipergunakan semacam
“pedoman” untuk menentukan sumber dana apa yang “seharusnya” digunakan.
SUMBER DANA JANGKA MENENGAH DAN JANGKA PANJANG
“ Term Loan “
Bank-bank komersial telah banyak memberikan kredit jangka menengah kepada dunia
industri. “Term Loan” ini mempunyai karakteristik (1) berusia lebih satu tahun, dan (2)
merupakan kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian formal. Kebanyakan kredit seperti ini
harus dilunasi secara berkala (dengan pembayaran berkala) baik bulanan, triwulan, tengah tahun,
maupun tahunan. Frekuinsi pembayaran kredit ini dihubungan dengan kemampuan aliran kas
perusahaan sehingga tidak membahayakan liquiditas perusahaan. Biasanya angsuran ini
dilakukan jumlah yang sama(dengan cara Annuity), meskipun bisa juga pembayaran pokok
pinjaman dilakukan pada akhir usia kredit.
Misalkan bank memberikan term loan kepada perusahaan sebesar Rp. 10 juta, dengan
bunga 18% per tahun dan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun. Apabila perusahaan
diharuskan mengansur dalam jumlah yang sama per tahunnya, maka perhitungan adalah sebagai
berikut :
10 = X X X
–––––––– + –––––––––– + … + ––––––––––
( 1+0,18 ) ( 1+0,18 )2 ( 1+0,18)5

X = Rp. 3.198.000,- (jumlah angsuran per tahun dibulatkan).

Sisa pokok Angsuran Angsuran Pokok


Tahun Ke Bunga (Rp)
pinjaman (Rp) (Rp) Pinjaman (Rp)
1 10.000.000 3.198.000 1.800.000 1.398.000
2 8.602.000 3.198.000 1.548.000 1.650.000

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 101


3 6.952.000 3.198.000 1.251.000 1.947.000
4 5.005.000 3.198.000 901.000 2.297.000
5 2.078.000 3.198.000 490.000 2.708.000
di bulatkan 10.000.000

“Tearm Loan” ini sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang terlalu kecil untuk
mengeluarkan surat berharga, baik jangka pendek maupun jangka panjang kepasar uang atau
pasar modal sebagai salah satu sumber dana.
Equipment Financing
Perlengkapan yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu kekayaan yang bisa
dipergunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Apabila perusahaan mempunyai
perlengkapan yang mudah dijual, atau ingin membeli peralatan seperti itu, maka perusahaan bisa
menggunakan bentuk kredit semacam ini sebagai alat pembelanjaan.
“Equipment Financing” ini bisa diperoleh dari bank-bank komersial, ataupun lembaga-
lembaga keuangna lainnya atau bisa juga dari penjual peralatan tersebut.
Lease Financing
` Leasing adalah suatu cara dimana perusahaan bisa menggunakan suatu aktiva tanpa harus
membelinya, dengan kata lain “leasing” merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka
waktu tertentu. “Leasing” ini sering merupakan suatu bentuk pembelanjaan yang penting bagi
beberapa jenis perusahaan. “Financial lease” adalah bentuk persewaan yang tidak bisa dibatalkan
selama periode persewaan tersebut, dan diharuskan membayar biaya sewa secara periodic selam
periode sewa tersebut.
Dalam Lease Financing, kewajiban dan hak penyewa (leasee) dan pihak yang menyewakan
(lessor) diruangkan dalam kontrak sewa-menyewa, yang berisikan :
 Periode persewaan, selama periode tersebut sewa-menyewa tidak bisa dibatalkan.
 Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode persewaan.
 Kemungkinan untuk memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut, apabila
periode kontrak telah selesai.
 Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, ansuransi dan lain-lain
biaya. Dengan Net Lease, penyewa membayar biaya-biaya ini. Dengan maintenance
lease, pihak yang menyewakan menanggung pemeliharaan aktiva tersebut dan membayar
ansuransinya.
Bentuk-bentuk Financial Leasing

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 102


Ada tiga bentuk utama financial leasing ini, yaitu sale and lease back, direct leasing dan
leveraged leasing. Bermacam-macam bentuk leasing bisa dikelompokkan kedalam salah satu
dari kelompok tersebut.
Sale and lease back, ini menunjukkan bahwa perusahaan menjual dan menyewa kembali aktiva
tersebut, dengan kata lain apabila suatu perusahaan menjual suatu aktiva ke bank misalnya, maka
bentuk ini disebut sebagai sale and lease back.
Direct leasing. Dengan cara ini perusahaan menyewa aktiva yang sebelumnya tidak menjadi
miliknya. Misalnya perusahaan menyewa aktiva dari pabriknya; IBM menyewakan komputer,
Xerox menyewakan foto copy dan lain-lain.
Leveraged leasing. Dalam cara ini ada tiga pihak yang terlibat dalam leasing yaitu pihak yang
menyewa, pihak yang menyewakan dan pihak pemberi pinjaman.
Kredit Modal Permanen
Pemerintah memberikan satu bentuk kerdit jangka menengah yang bisa dimanfaatka oleh
perusahaan-perusahaan kecil dalam mengembangkan usahanya. Pengertian modal kerja adalah :
1. yang dimaksud dengan kredit modal kerja permanent adalah kredit modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
2. kerdit modal kerja permanent ini daapat diberikan untuk semua usaha terutama unit-unit
produksi yang melukukan usaha rehabilitasi dan perluasan yang menghasilkan barang
dan jasa, keculi jasa-jasa yang bersifat hiburan, baik yang ada maupun yang tidak ada
untuk investasinya
3. jumlah kredit modal kerja permanent yang dapat dipertimbangkan untuk setiap pemohon
adalah maksimal 5 juta.
4. bunga kredit adalah 12% per tahun (berlaku mulai tanggal 1 januari 1978 )
5. jangka waktu kredit adalah maksimal 5 tahun.
6. cara memberikan kredit modal kerja permanent oleh bank dilakukuan sebagai lazimnya
pada pemberian kredit modal kerja lain.
7. guna memperkuat jaminan pembayaran kembali ole nasabah, bank mengadakan
perjanjian pertanggungjawaban dengan PT. Askrindo.
SUMBER DANA JANGKA PANJANG
Kredit jangka menengah adalah kredit dengan waktu satu sampai dengan sepuluh tahun
dan sumber dana jangka panjang ini adalah saham yang tertanam dalam perusahaan untuk
jangka waktu sepuluh tahun. Sumber dana jangka menengah adalah berasal dari luar perusahaan
(sumber ekstern) dan merupakan modal asing (hutang), maka pada sumber dana jangka panjang
ini kita akan melihat bahwa sebagian sumber dana jangka panjang itu ada yang berasal dari
dalam perusahaan (sumber intern) dan sebagian dari luar (sumber ekstern), sebagian merupakan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 103


modal asing, sebagian modal sendiri. Perhatikan bahwa sumber yang berasal dari luar
perusahaanpun bisa merupakan modal sendiri, yaitu apabila perusahaan mengeluarkan saham.
Saham seperti hutang, merupakan dana yang berasal dari perusahaan yaitu laba yang ditahan.
Karena itu pembicaraan kita disini akan dimulai dengan dana pinjaman yang berasal dari
perusahaan, kemudian dana dari luar, yang merupakam modal sendiri dan dana yang berasal dari
dalam pereusahaan.
Pinjaman Jangka Panjang
Beberapa bentuk hutang jangka panjang yang dibicarakan pada bagian ini adalah
obligasi, hipotek dan kredit investasi kecil. Hutang jangka panjang ini memberikan penghasilan
yang tetap bagi pihak yang meminjamkan. Untuk penghasilan obligasi penghasilan yang tetap ini
ditunjukkan dari coupon rate nya. Misalnya suatu obligasi 8,5% berarti bahwa peruasahaan
( pihak yang mengeluarkan) akan membayar Rp. 85,00 untuk setiap nilai nominal sebesar Rp.
1.000,00.
Obligasi
Obligasi adalah surat tanda hutang yang di keluarkan oleh suatu perusahaan/badan
usaha atau lembaga- lembaga lain sebagai pihak yang berhutang yang mempunyai nilai tertentu
dan kesanggupan untuk membayar bunga secara priodik atas dasar prosentase tertentu yang
tetap . Pada surat tersebut tercantum nilai nominal,dan) hutang tersebut. Surat berharga bunga
yang akan di bayarkan, dinyatakan dalam coupon rate, serta jangka waktu pembayaran kembali
(atau pelunasan ini di perjual belikan ke masyarakat luas, dan harga pasar yang terbentuk bisa
berubah-ubah sesuai dengan (harapan terhadap) tingkat bunga yang berlaku di masyarakat.
Apabila tingkat bunga di perkirakan naik, maka harga obligasi tersebut akan turun, dan apabila
tingkat bunga diperkirakan akan turun maka harga obligasi tersebut akan naik.
Tentu saja tidak semua perusahaan bisa menjual obligasi ke masyarakat. Ada suatu badan
yang bertugas mengawasi bahwa perusahaan yang menjual obligasi ke masyarakat adalah
perusahaan yang benar-benar baik. Obligasi yang di keluarkan oleh perusahaan bisa bebentuk
bermacam-macam. Diantaranya yang lazim adalah debenture, subordinate debenture, dan
income bond.
Debenture. Istilah ini menunjukan bentuk obligasi yang tidak di jamin dengan suatu aktiva
tertentu (unsecured bonds) dari suatu perusahaan; para investor melihat kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba sebagai jaminan atas obligasi tersebut. Karena bentuk obligasi ini tidak
dijamin dengan suatu aktiva tertentu, maka pada peristiwa likuiditas (perusahaan dibubarkan),
pemilik obligasi ini menjadi kreditor umum. Artinya, mereka baru di lunasi kalau kekayaan yang
sudah di jaminkan yang sudah dijaminkan dipakai untuk membayar hutang-hutang yang dijamin.
Baru sisa kekayaan di pakai untuk melunasi kreditor umum. Meskipun hutang ini tidak dijamin,

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 104


pemegang obligasi dilindungi oleh peraturan bahwa perusahaan tidak bisa menjaminkan
kekayaan kepada kreditor lain. Persyaratan ini melindungi para investor (pemilik obligasi) dari
kemungkinan dijamin oleh jaminan yang negative. Karena perusahaan yang mengeluarkan
obligasi harus membayar bunga plus pokok pinjaman pada akhir priode obligasi, maka hanya
perusahaan yang benar-benar baik yang mengeluarkan obligasi ini.
Subordinate, istilah ini menunjukan bahwa pemegang obligasi bentuk ini mempunyai hak
setelah obligasi yang lebih “senior” dilunasi terlebih dahulu. Jadi dalam peristiwa likuiditas,
pemegang obligasi senior dilunasi trlebih dahilu, baru sisa kekayaan da pakai untuk melunasi
subordinate debenture ini. Walaupun demikian, pemegang subordinate debenture ini tetap
mempunyai hak yang lebih tinggi dari pada pemegang saham preferen dan saham biasa . Jadi
kalau suatu perusahaan mempunyai obligasi senior sebesar Rp 100 juta, dan obligasi subordinate
juga sebesar Rp 100 juta, maka apabila perusahaan dilikuidasikan dan memperoleh kekayaan
sebesar Rp 150 juta, maka Rp 100 juta yang pertama dibayarkan kepada pemilik obligasi senior,
dan sisanya (Rp 150 juta) di bayarkan kepada pemilik subordinate debenture.
Bagi perusahaan pengeluaran subordinate ini lebih menguntunkan dari pada penge luaran
saham preferen, karena bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan bisa di pakai untuk
mengurangi pajak. Seringkali subordinate debenture ini kemudian di ubah menjadi saham bisa
dalam peristiwa reorgansi keuangan1. tetapi dipandang dari pemilik surat berharga tersebut
perubahan status surat berharga ini sebenarnya sama saja, dalam artian bahwa yang dipentingkan
adalah tingkat keuntungan nya, dibandingkan dengan resilonya.
Income bonds, income bonds adalah suatu bentuk obligasi di mana perusahaan berkewajiban
membayar bunga apabila perusahaan mendapatkan keuntungan. Bunga ini mungkin bersifat
komualtif, tetapi biasanya tidak lebih dari tiga tahun. Artinya apabila dalam waktu tiga tahun
perusahaan berturut-turut menderita rugi, maka pada tahun ke 4 kerugian yang bisa ikut
dipertimbangkan adalah hanya kerugian selama 2 tahun terakhir. Jadi pada tahun ke 4
perusahaan harus membayar keuntungan untuk tahun 2,3 dan 4. jadi bentuk ini memberikan
jaminan penghasilan tetap yang lebih tidak pasti daripada bentuk obligasi yang lain. Meskipun
demikian bentuk obligasi ini tetap lebih tinggi tingkat likuiditasnya apabila dibandingkan dengan
sahama preferen atau saham biasa.
Hipotek
Hipotek adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah,
bangunan). Kekecualian bisa terjadi yaitu digunakan kapal sebagai jaminan hipotek. Tidak
seperti bentuk obligasi yang disebutkan aktiva apa yang dijaminkan dalam hutang, dalam hipotek
disebutkan secara jelas apa yang dipakai sebagai jaminannya. Dalam peristiwa likuiditas maka
aktiva-aktiva tersebut dibayarkan terlebih dahulu kepada pemilik hutang-hutang hipotek ini. Jadi

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 105


aktiva yang dijaminkan dijual dan hasil penjualannya dibayarkan terlebih dahulu kepihak yang
memberikan hipotek tersebut. Apabila hasil penjualan aktiva tersebut masih kurang, maka
kekurangannya menjadi kreditor umum sifatnya.

Kredit Investasi Kecil (KIK)


Berikut ini dijelaskan apa yang dimaksud dengan kredit investasi kecil, atau yang popular
disebut dengan KIK :
1. Yang dimaksud dengan kerdit investasi kecil adalah kredit investasi yang berjumlah
maksimal Rp. 5,00 juta per nasabah.
2. Bunga kredit adalah 10,5% per tahun (berlaku mulai 1 januari 1978).
3. Jangka waktu kredit maksimal 10 tahun termasuk masa tenggang (grace period) yang
diperlukan.
4. Kewajiban pembiayaan sendiri (self financing) pemohon tidak ditetapkan secara mutlak
25%, melainkan menurut kemampuan yang nyata.
5. Sektor ekonomi yang dapat dibiayai dengan kredit investasi kecil adalah semua kegiatan
terutama unit-unit produksi yang melakukan usaha rehabilitas dan perluasan yang
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa kecuali jasa-jasa yang bersifat
hiburan/asument. Khusus untuk kredit investasi kecil ini tidak diperlukan ketentuan
pembatsan sector-sektor yang sudah jenuh (kecuali untuk penbangunan proyek baru)
serta ketentuan tentang keharusan menggunakan devisa kredit untuk mengimpor barang-
barang.
6. Jaminan kredit dari nasabah ditetapkan sebagai berikut :
a. Jaminan pokok adalah berupa proyek yang dibiaya, dengan kredit investasi kecil
yang bersangkutan.
b. Apabila nilai jaminan fisik tidak mencukupi, maka nasabah harus menyediakan
jaminan tambahan berupa kekeyaan milik nasabah atau dari pihak ke tiga,
sehingga seluruh nilai jaminan berjumlah minimal 100% dari jumlah kredit.
7. Guna memperkuat jaminan pembayaran kembali kredit tersebut, bank mengadakan
perjanjian pertanggungan dengan PT.Askrindo.
Sumber Dana Jangka Panjang Yang Merupakan Modal Sendiri
Sumber modal sendiri ini ada yang berasala dari dalam perusahaan, yaitu laba yang
ditahan, dan ada juga yang berasal dari luar perusahaan, yaitu saaham. Dipandang dari segi biaya
modalnya, maka biaya laba yang ditahan dan biaya saham baru adalah modalnya, maka biaya
laba yang ditahan dan biaya saham baru adalah sama saja, kalu kita tidak memperhatikan biaya

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 106


pengeluaran saham baru (“flotation cost”). Tetapi apabila kita mempertimbangkan “flotation
cost” ini maka biaya laba yang ditahan akan lebih rendah daripada biaya saham (cost of
commonstock). Tentang kebijaksanaan dividen, telah diuraikan bahwa laba sebaiknya tidak
dibagikan apabila tingkat keuntungan menginvestasikan kembalidari laba tersebut lebih besar
daripada biaya modalnya. Karenannya keputusan laba akan ditahan atau dibagikan, harus
dihubungkan dengan apa yang terjadi dengan harga saham.
Pada umunya saham yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa dibagi menjadi dua, yaitu
saham bisa dan saham preferen. Teori yang mendasari penggunaan kedua jenis surat berharga ini
sudah dibicarakan pada bab yang lain, maka pada bab ini kita hanya membicarakan tentang apa
yang dimaksud dengan kedua jenis surat berharga tersebut.
Saham Preferen
Saham preferen sebernanya merupakan kombinasi antara bentuk hutang dan modal
sendiri. Dalam peristiwa likuidasi, pemilik (pemegang) saham preferen memperoleh hak setelah
para kreditor, tetapi sebelum pemegang saham biasa. Biasanya hak adalah terbatas dari nilai
nominal yang tercantum tercantum pada saham preferen tersebut. Jadi apabila nilai nominal
saham preferen tersebut adalah Rp.100,00 maka pada saat likuidasi, maksimal para pemilik sahm
preferen tersebut hanya berhak atas Rp. 100,00 tersebut.
Pemegang saham preferen berhak atas dividen yang tetap besarnya, berapapun
keuntungan perusahaan, karena itu dalam saham preferen ini disanping adanya nilai nominal
juga besarnya dividen yang dibayarka kepada pemegangnya. Misalkan saham tersebut
membesarkan dividen sebesar 16%, maka apabila nilai nominal saham tersebut adalah Rp.
100,00 maka pemegang saham tersebut akan memperoleh dividen sebesar Rp. 16,00, tanpa
memperhatikan berapa besarnya keuntungan.
Sahan preferen kadang-kadang memberikan dividen yang kumulatif selama dua tahun.
Jadi kalau tahun lalu perusahaan menderita rugi maka perusahaan tidak membagi dividen kepada
pemilik saham preferen. Apabila tahun ini perusahaan memperoleh laba dalam jumlah yanh
cukup besar, maka pemegang saham preferen berhak menerima dividen selama dua tahun, yaitu
2 x Rp. 16,00 = Rp. 32,00. meskipun demikian, kadang-kadangperturan tentang komulatif ini
tergantung kepada keputusan manajemen.
Apabila saham preferen mempunyai participating feature, maka pemegang sakham
preferen
Ini berhak berpasitipasi atas sisa keuntungan setelah dibagikan pada pemilik saham preferen.
Jadi, apabila pemilik saham preferen telah menerima Rp. 16,00 per saham, dan pemegang saham
bisa menerima dividen Rp. 20,00 maka pemegang saham preferen berhak atas tambahan sebesar
Rp. 4,00. umumnya pemegang saham preferen tidak berhak atau tidak mempunyai suara dalam

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 107


rapat pemegang saham. Kecuali kalau pemegang saham preferen tidak pernah menerima dividen
dalam suatu jangka waktu tertentu.
Untuk mengakhiri peredaran saham preferen , kadang-kadang digunakan cara call price,
atau sinking fund. Sebenarnya saham preferen, seperti saham biasa, tidak mempunyai jatuh
tempo. Dengan kata lain pemilik saham tersebut tidak mengetahui kapan perusahaan akn
melunasi surat berharga yang mereka pegang.
Call price, adalah harga yang disebutkan sebagai harga pelunasan apabila perusahaan
memutuskan untuk melunasi preferen tersebut. Cara ini juga dipergunakan untuk melunasi
obligasi. Call price ini merupakan harga yang lebih tinggi dari nilai nominalnya. Karena harga
saham preferen akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi tingkat bunga, maka untuk mencegah
perusahaan terpaksaharus melunasi saham preferen dengan harga yang lebih tinggi, perusahaan
menentukan call price ini.
Sinkin Fund yang bisa juga diterapkan untuk obligasi, jarang yang menggunakannya.
Salah satu alasannya adalah tidak bo\isa dipergunakan dividen sam preveren sebagai pengurang
beban pajak. Semakin naik tariff pajak, semakin tidak menarik penggunaan saham preferen.
Saham Biasa
Saham biasa secara bersama-sama merupakan pemilik perusahaan dan menaggung resiko
perusahaan. Walaupun demikian, tanggung jawab pemilik hanya terbatas pada modal yang
disetorkan. Pemilikan modal sendiri, dalam bentuk saham biasa, dalam peristiwalikuidasi
merupakan bagaian yang paling akhir dalam memperoleh kekayaan yang dilikuidasikan. Mereka
menerima sisanya setelah para kreditor, pemagang sanam preferen mendapatkan haknya secara
penuh.
Dalam saham biasa ini ada berbagai istilah seperti, jumlah saham yang diotorisir, saham
yang dikeluarkan dan saham yang beredar (“out standing”). Pada anggaran dasar perusahaan
sisebutkan jumlah saham yang dioterisir, jumlah maksimum yang dikeluarkan oleh perusahaan
tanpa harus merubah anggaran dasarnya. Untuk alasan inilah perusahaan menentukan jumlah
maksimum saham yang bisa dikeluarkan, tetapi belum dikeluarkan.
Saham biasa dikeluarkan mungkin mempunyai, mungkin pula, nilai nominal. Nilai nominal
adalah nilai yamg dinyatakan dalam saham biasa tersebut, dan hamper tidak ada nilai / arti
ekonomi.
Apabila jumlah saham biasa yang beredar adalah 100 ribu lembar, maka nilai buku perlembar
saham biasa adalah Rp. 2500 Juta dibagi dengan 100 ribu lembar yaitu sama dengan Rp. 25.000
perlembar. Secara teoritis nilai buku saham biasa akan sama dengan selisih antara nilai kekayaan
dikekurangi dengan untung-untangnya.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 108


Saham biasa juga mempunyai harga pasar yaitu harga saham tersebut diaperjual belikan
pada saat ini. Untuk saham yang selalu diperjual belikan, harga pasar ini mudah sekali diketahui
tetapi untuk saham yang tidak popular, relatif cukup sukar untuk menentukan berapa harga pasar
saham tersebut.
Harga pasar saham umumnya berbeda dengan harga bukunya, harga pasar merupakan
fungsi atau tergantung dari dividen saat ini dan dimasa-masa yang akan datang, serta resiko yang
dirasakan oleh para investor.
Pemegang saham biasa berhak atau mempunyai suara dalam rapat umum pemegang
saham. Tergantung dengan ketentuan yang berlaku, maka peraturan ini bisa berwujud satu
saham saatu suara, bisa pula tidak. Karena pemegang saham jarang yang datang pada rapat
pemegang saham, terutama yang hanya mempunyai beberapa lembar saham, maka mereka bisa
mewakilkan suaranya kepada orang lain lewat proxy. Proxy tidak lain adalah suara yang
menyatakan bahwa pemegang saham menguasakan suaranya pada orang lain yang ditunjuk.
Pemegang saham biasa mempunyai hak atas keuntungan yang diperoleh oleh
perrusahaan, meskipun bukan kewajiban manajemen untuk memberikan keuntungan ini,
sebagian, atau semua, kepada para pemegang saham. Dengan demikian jelaslah perbedaan antara
kreditor dan pemegang saham. Kreditor berhak secara hukum atas bunga dan pokok pinjaman,
sedangkan pemegang saham tidak mempunyai dasar hukum atas haknya ini. Besar kecilnya
dividen yang dibagikan tergantung antara lain manajemen yang menentukan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 109


BAB IX. PASAR MODAL

A. PENGERTIAN PASAR MODAL


Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar di mana dana-dana jangka
panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka panjang yang
diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang
diperjual belikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dan satu tahun dan ada yang
tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdagangkan
biasanya obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri
berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Pasar modal
dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi di mana
surat berharga (efek-efek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock
exchange).
Pasar modal terdiri dan pasar primer/perdana (primary market) dan pasar
sekunder (secondary market). Pasar primer adalah pasar untuk surat-sutat berharga yang baru
diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari arus penjualan surat berharga atau sekuritas
(security) baru dan pembeli sekuritas (disebut investor) kepada perusahaan yang menerbitkan
sekuritas lersebut (disebut emiten), Sedangkan pasar sekunder adalah pasar perdagangan
surat berharga yang sudah ada (sekuritas lama) di bursa efek. Uang yang mengalir dan
transaksi ini tidak lagi mengalir ke perusahaan penerbit efek tetapi hanya mengalir dari
pemegang sekuritas yang satu kepada pemegang sekuritas yang lain.
Pasar modal di Indonesia dimulai ketika pemerintab Hindia Belanda mendirikan
Bursa efek Batavia pada akhir tahun 1912. Tujuan didirikannya bursa efek tersebut untuk
memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat itu
dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia. Pendirian bursa efek di Batavia dikuti
pendirian Bursa Efek di Semarang dan di Surabaya pada tahun 1955. Dengan berbekal
pengalaman di negeri Belanda bursa efek tersebut mengalami perkembangan yang pesat
sampai akhirnya terhenti dengan adanya perang dunia kedua. Selanjutnya memasuki efek
kemerdekaan Bursa Efek Indonesia kembali diaktifkan dengan diterbitkannya obligasi
pemerintah dan diberlakukannya UU darurat tentang Bursa No.13 Tahun 1951 yang
kemudian ditetapkan dengan UU NO. 15 Tahun 1952. Namun usaha mengaktifkan bursa

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 110


efek tidak mengalami perkembangan sampai dekade 1970-an. Pemerintah mulai
mengaktifkan kembali pasar modal di Indonesia tahun 1976 dengan dikeluarkannya Keppres
No. 52 tahun 1976 tentang Pasar Modal. Kemudian pada tanggal 10 Agustus tahun 1977.
Pemerintah membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) serta PT. Danareksa.
Kemudian pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan dengan adanya SK Keuangan
pada tanggal 23 Desember 1987 (Paket Desember, Pakdes I) kekuatan lebih besar bagi
pengembangan pasar modal. Kebijakan selanjutnya Pakto 1988 yang dikeluarkan pada
tanggal 27 Oktober 1988 dan Pakdes II yang dikeluarkan pada tanggal 20 Desember 1988.
Kegiatan operasional pasar modal akhirnya rnemperoleh perhatian besar dari
pemerintah dengan dikeluarkannya Keppres No.53/1990 tentang Pasar Modal dan SK
Menteri Keuangan No. 119/ KMK. 010/1991 tentang Pasar Modal. Kemudian pada tahun
1991 didirikan PT. Bursa Efek Jakarta, sebagai tempat dan kegiatan transaksi perdagangan
surat-surat berharga (security) berdasarkan akta notaris yang dibuat pada tanggal 4 Desember
1991 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI pada tahun 1991.

B. PERANAN DAN MANFAAT PASAR MODAL


1. Peranan Pasar Modal
Dilihat dari sudut ekonomi makro, peranan pasar modal adalah sebagai suatu
piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Akibat lebih jauh
dari berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk mengalokasikan sumber daya
ekonomi secara optimal adalah naiknya pendapatan nasional, terciptanya kesempatan
kerja, dan semakin meningkatnya pemerataan hasil-hasil pembangunan.
2. Manfaat Pasar Modal
Ada beberapa manfaat pasar modal yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan
penerbit sekuritas (emiten), pemodal (investor), pemerintah maupun lembaga penunjang
pasar modal. Manfaat pasar modal bagi emiten, yaitu :
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
4. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil
5. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dan harga nominal perusahaan,
6. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi
7. Tidak ada beban finansial yang tetap
8. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas
9. Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 111


10. Profesionalisme dalam manajemen meningkat
Perusahaan penerbit sekuritas (emiten) memanfaatkan pasar modal untuk menarik
dana umumnya didorong oleh beberapa tujuan, yaitu:
a. Untuk perluasan usaha
Untuk mengadakan perluasan usaha (ekspansi) selain ditunjang oleh
manajemen yang profesional juga diperlukan modal, baik untuk investasi pada aktiva
tetap maupun Untuk modal kerja. ApaiIa jumlah modal yang diperlukan untuk
ekspansi tersebut relatif kecil dapat menggunakan dana yang bersumber dari laba
yang ditahan (retained earning). Apabila dalam mengadakan ekspansi tersebut
membutuhkan dana yang besar, maka perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal
yaitu dengan menerbitkan (emisi) saham baru atau obligasi.
b. Untuk memperbaiki struktur modal
Modal perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan pinjaman (kredit).
Penggunaan hutang dalam perusahaan menanggung riisiko finansial yaitu
pembayaran beban tetap yang berupa bunga. Lebih-lebih apabila pinjaman tersebut
berasal dari mata uang asing (misalnya US dollar), maka jumlah pembayaran hutang
pokok dan bunganya akan menjadi besar. Kondisi yang demikian sangat merugikan
perusahaan. Untuk mengatasinya perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal
dengan menerbitkan saham baru. Dana yang berasal dan penjualan saham tersebut
digunakan untuk membayar hutang. Tindakan yang demikian disebut restrukturisasi
modal, yaitu dengan merubah komposisi modal di mana bagian modal saham menjadi
besar sedangkan bagian modal pinjaman menjadi kecil.
c. Untuk melaksanakan pengalihan pemegang saham (divestment)
Perusahaan yang sudah go public adalah perusahaan yang secara hukum dan
nyata sudah beroperasi (melakukan kegiatan usaha) dimana pemilik perusahaannya
adalah para pemegang saham yang dimiliki oleh masyarakat umum. Apabila dengan
pertimbangan tertentu pemegang saham akan mengalihkan atau melepas sahamnya,
mereka dapat menjual sahamnya melalui pasar modal.
Manfaat pasar modal bagi investor adalah :
1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini
tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi capital gain.
2. Memperoleh dividen bagi yang memiliki saham dan mendapatkan bunga tetap atau
bunga mengambang bagi yang memiliki obligasi.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 112


3. Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) bagi
pemegang saham dan mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang
obligasi (RUPO) bagi pemegang obligasi.
4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misalnya dari saham
perusahaan A berganti ke saham perusahaan B sehingga dapat meningkatkan
keuntungan atau mengurangi nisiko.
5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi
risiko.
Para pemodal (investor) yang masuk di pasar modal berasal dari bermacam-
macam kalangan masyarakat. Ditinjau dari tujuan mereka menjadi pemodal, maka
dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Pemodal yang bertujuan memperoleh dividen.
Kelompok pemodal ini mencari perusahaan-perusahaan (emiten) yang sudah
stabil, sehingga menjamin untuk memperoleh keuntungan yang stabil pula. Dari
keuntungan perusahaan yang stabil tersebut kelompok pemodal ini mengharapkan
bagian (dividen) yang stabil pula.

b. Pemodal yang bertujuan untuk berdagang.


Harga saham di Bursa Efek tidak stabil, ada kalanya naik dan turun tergantung
kekuatan permintaan dan penawaran. Perubahan harga ini sangat menarik bagi
kelompok pemodal yang ingin berdagang di bursa efek dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain).
c. Kelompok yang berkepentingan dalam kepemilikan perusahaan.
Kelompok ini mengutamakan ikut sertanya mereka sebagai pemilik perusahaan.
Oleh karena itu kelompok ini memilih perusahaan yang bonafit dan sudah
mempunyai nama baik.
d. Kelompok spekulator
Kelompok ini lebih tertarik pada saham-saham perusahaan yang baru
berkembang, tetapi mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Dalam
kegiatan di pasar modal kelompok spekulator ini berperanan untuk meningkatkan
aktivitas pasar dan meningkatkan likuiditas saham di bursa efek.
Manfaat pasar modal bagi pemerintah adalah :
1. Mendorong laju pembangunan
2. Mendorong investasi
3. Penciptaan lapangan kerja

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 113


4. Bagi BUMN mengurangi beban anggaran
Manfaat pasar modal bagi lembaga perninjang yaitu:
1. Menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan
bidang tugas masing-masing
2. Sebagai pembentuk harga dalarn bursa paralel
3. Semakin bervariasinya jenis lembaga penunjang
4. Likuiditas efek semakin tinggi
C. LEMBAGA-LEMBAGA PENGELOLA PASAR MODAL
Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi emiten dan wadah investasi pemodal
melibatkan berbagai pihak. Agar tercipta iklim investasi yang baik, dan belakunya
pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan yang baik diperlukan pengeloaan pasar modal
efektif dan efisien. Ada beberapa lembaga yang mengelola pasar modal, yaitu:
1. Badan Pembina Pasar Modal
Tugas pokok Badan Pembina Pasar Modal adalah
a. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan
wewenangnya di bidang pasar modal berdasarkan UU No. 15 tahun 1952 tentang
Bursa.
b. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan
wewenangnya terhadap BUMN, PT (Persero) Danareksa sebagaimana dimaksud Keppres
no.52 tahun 1976.
Keanggotaan Badan Pembina pasar modal terdiri dari:
Ketua : Menteri Keuangan
Wakil Ketua : Menteri Negara Perencanaan Nasional /Ketua
Bappenas
Anggota : 1. Menteri Perdangangan dan Industri
2. Menteri Sekretaris Negara
3. Gubernur Bank Indonesia
4. KetuaBKPM
Sekretaris : Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan
2. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Tugas pokok BAPEPAM menurut Keppres No. 53 tahun 1990 tetang pasar modal adalah:
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga surat berharga dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan wajar, dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga berikut :

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 114


1. Reksa dana
2. Bursa efek
3. Lembaga kliring, penyelesaian dan simpanan
4. Perusahaan efek dan perorangan
5. Lembaga penunjang pasar modal yaitu: Tempat Penitipan Harta, Biro Administrasi
Efek, Wali Amanat atau Penanggung
6. Profesi Penunjang Pasar Modal
3. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang ini penting dalam mempertemukan antara emiten dengan pemodal
dan menjalankan fungsinya berada di antara kepentingan emiten dan pemodal (investor).
Pada prinsipnya lembaga penunjang menawarkan atau menyediakan jasa-jasa, baik bagi
emiten maupun investor. Lembaga penunjang pasar modal dilihat dari fungsinya dapat
dibedakan lembaga penunjang yang terlihat dalam pasar perdana dan pasar sekunder.
a. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
Lembaga penunjang pasar perdana antara lain: Penjamin emisi efek (underwriter),
Akuntan publik, Konsultan hukum, Notaris, Agen penjual dan perusahaan penilai
untuk pasar saham. Sedangkan lembaga penunjang dalam emisi obligasi antara lain:
Wali amanat, Penanggung (Guarantor), dan Agen pembayar
b. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan jasa-jasa
dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga ini terdiri dari: Pedagang
efek, Perantara perdagangan efek (broker), Perusahaan efek, Biro administrasi efek,
clan reksa dana (mutual fund atau investment fund).
D. PROSES EMISI EFEK
Emisi efek atau sering disebut penawaran umum (go public) merupakan suatu
proses yang melibatkan lembaga penunjang pasar modal dalam rangka penjualan efek
(saham dan obligasi) suatu perusahaan kepada masyarakat umum.
Proses emisi efek di pasar modal adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang akan rnenerbitkan efek (emiten atau issuer) menyampaikan pernyataan
maksud (Letter of intent) kepada Bapepam.
b. Emiten menghubungi dan menunjuk penjamin emisi (underwriter) serta lembaga
penunjang emisi lainnya.
c. Emiten dan underwriter mempersiapkan dokumen pernyataan pendafttaran emisi efek
berikut lampiran dan dokumen emisi iarnnya
d. Emiten melalui underwriter menyampaikan pendaftran emisi efek kepada Bapepam

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 115


e. Bapepam melakukan penelaah kesesuaian dokumen emisi dengan ketentuan yang berlaku
f. Ijin emisi diberikan oleh Bapepam bilamana semua dokumen emisi telah lengkap dan
memenuhi ketentuan.
g. Pengumuman dan pendistribusian prospektus.
Dalam prospektus tersebut memuat informasi yang perlu diketahui calon investor,
antara lain:
1. Tujuan penawaran
2. Keterangan tentang perseroan antara lain riwayat perusahaan dan susunan dewan
direksi dan dewan komisaris
3. Masa penawaran
4. Tanggal penjatahan
5. Tanggal pengembalian uang pesanan (refund)
6. Tanggal pencatatan di bursa
7. Harga, jumlah dan jenis saham yang ditawarkan
8. Nama-nama penjamin emisi yang terdiri dan : penjamin utama, penjamin pelaksana,
penjamin peserta
9. Ikhtisar keuangan perusahaan dan rasio-rasio keuangan penting
10. Kegiatan dan prospek usaha perusahaan
11. Struktur permodalan perusahaan sebelum dan sesudah emisi
12. Faktor-faktor risiko yang mungkin dihadapi dalam usaha emiten
13. Persyaratan dan tata cara pemesanan efek
14. Perpajakan
15. Nama-nama dan agen penjual
Sedangkan dalam prospektus obligasi di samping hal-hal tersebut di atas juga
dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
1. Ketentuan mengenai pembayaran dan penetapan bunga (tetap dan atau mengambang)
2. Jatuh waktu
3. Jaminan atas obligasi
4. Masa kadaluwarsa obligasi dan kupon bunga
5. Nama wali amanat (trustee) dan penanggung (guarantor)
6. Emiten dan underwriter melakukan penawaran efek melalui pasar perdana
7. Penjatahan saham
8. Pengembalian uang kepada pemesan (refund)
9. Penyerahan sertifikat efek
10. Pencatatan saham di bursa

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 116


E. PASAR PERDANA
Pemberian izin emisi oleh ketua Bapepam merupakan tahap yang sangat menentukan apakah
efek akan diterbitkan oleh perusahaan dapat ditawarkan kepada masyarakat. Penawaran efek
tersebut kepada masyarakat setelah pemberian izin emisi sampai dengan saat pencatatan di
bursa disebut Pasar Perdana (Primary Market). Proses penawaran efek melalui pasar perdana
akan meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
1. Pengumuman dan pendistribusian prospektus
Sebelum penawaran umum dimulai, emiten mempunyai kewajiban untuk
mengumumkan prospektus ringkas kepada masyarakat rnelalui surat kabar. Di samping
itu, emiten masih mempunyai kewajiban untuk menyediakan prospektus lengkap yang
harus disebar luaskan kepada pemodal melalui penjamin emisi dan agen penjual.
2. Masa penawaran
Sebagai tindak lanjut dari pemberian izin emisi dan penyebarluasan prospektus,
tahap selanjutnya dalam rangka pasar perdana adalah masa penawaran. Jangka waktu
minimum ditetapkan 3 hari kerja dan jangka waktu antara pemberian izin emisi dan saat
pencatatan di bursa ditetapkan maksimum 90 hari. Masa penawaran ini merupakan saat
yang sangat menentukan apakah efek yang ditawarkan oleh emiten akan terserap
seluruhnya (full over subscribe) atau masih sisa, di mana jumlah efek yang diminta iebih
kecil dari pada jumlah yang ditawarkan (under subscribe).
Dalam masa penawaran ini, para pialang mempunyai peran ganda. Di satu pihak
pialang dapat merupakan agen pihak penjamin emisi atau emiten untuk menjual efek
yang ditawarkan. Di lain pihak para pialang dapat membantu para pemodal dalam rangka
pemberian nasehat dan analisis mengenai berbagai altematif investasi yang tersedia di
pasar modal. Kelancaran pelaksanaan masa penawaran ini akan sangat ditentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya formulir pesanan yang cukup
b. Lengkapnya informasi dalam formulir pesanan tersebut
c. Profesionalisme dari penjamin emisi dan pialang atau agen-agen penjual
d. Kemampuan para pemodal untuk memahami dan mentaati aturan main yang
ditetapkan.
3. Masa penjatahan (allotment)
Penjatahan terhadap efek-efek yang ditawarkan perlu dilaksanakan apabila diperkirakan
jumlah efek yang diminta oleh pemodal jauh melebihi jumlah efek yang ditawarkan oleh
emiten. Masa penjatahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditetapkan maksimum
selama 12 hari kerja terhitung mulai berakhirnya masa penawaran. Ada beberapa sistem

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 117


penjatahan yaitu:
a. Fixed allotment. Yaitu cara penjatahan di mana anggota penjamin emisi maupun agen
penjual telah memiliki pembeli sehingga jatah saham yang diberikan oleh penjamin
pelaksana tidak dijual kepada klien lainnya
b. Separate account. Sistem ini hampir sama dengan sistem fixed allotment. Hanya saja,
pada sistem ini di samping ada jatah untuk klien dekat, juga menyediakan saham
yang akan dijual kepada investor di luar klien dekat. Kelemahan kedua sistem ini
tidak mencerminkan pemerataan.
c. Pooling. Dalam sistem mi seluruh pemesanan saham di pool pada penjamin emisi
pelaksana. Jika terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribe akan dilakukan
penjatahan secara proporsional. Seluruh pemesan diberi jatah satu satuan
perdagangan. Apabila jumlah saham yang tersedia tidak mencukupi, maka penjatahan
dilakukan dengan cara diundi.
d. Gabungan Fixed allotment dan Pooling. Merupakan gabungan system ftxed allotment
dan pooling, guna mengatasi kelemahan kedua sistem tersebut.
4. Masa pengembalian dana (refund)
Sebagai kelanjutan masa penjatahan di mana tidak semua pesanan dapat dipenuhi, maka
masa pengembalian juga merupakan masa yang sangat penting. Masa pengembalian dana
ini adalah empat hari terhitung mulai berakhirnya masa penjatahan. Pengembalian dana
melibatkan modal yang besar kepada banyak orang mengharuskan para penjamin
bertindak hati-hati dan cepat, karena pengembalian dana yang tepat waktu akan
mempercepat likuiditas dalam pasar modal.
5. Penyerahan efek di bursa
Efek yang telah dipesan dan memperoleh kepastian untuk dipenuhi harus diserahkan oleh
penjamin emisi kepada pemodal melalui agen penjual. Masa pada proses ini adalah 12
hari kerja terhitung mulai tanggal berakhirnya penjatahan.
6. Pencatatan efek di Bursa Efek
Pencatatan (listing) efek di bursa merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh dalam
rangka pasar perdana. Dengan tercatatnya efek di bursa berarti secara resmi sudah dapat
diperdagangkan di bursa sekunder.
F. PASAR SEKUNDER
Yang dimaksud dengan pasar sekunder adalah penjualan efek setelah pasar perdana berakhir.
Pelaku dalam perdagangan di pasar sekunder adalah para pemegang saham dan calon
pemegang saham. Uang yang berputar dalam pasar sekunder, tidak lagi mengalir ke dalam
perusahaan penerbit efek (emiten) tetapi hanya berpindah tangan dari pemegang efek yang

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 118


satu ke tangan pemegang efek lainnya. Di Indonesia sekarang ini sudah ada Bursa Efek
Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES) dan bursa paralel. Bursa paralel adalah sistem
perdagangan efek yang terorganisir di luar BEJ, dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan
diselenggarakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek-efek (PPUE), serta diawasi
dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bursa paralel merupakan tempat
bagi perusahaan-perusahaan yang belum memenuhi syarat untuk listing dibursa utama.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi calon emiten pada pasar paralel relatif lebih mudah
dan pada pasär sekunder.
G. INSTRUMEN PASAR MODAL
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum
diperjual belikan melalui pasar modal. Menurut keputusan Menteri Keuangan No.
15481KMK.013/1990 tanggal 4 Desember 1990, yang dimaksud dengan efek adalah setiap
surat pengakuan hutang, surat berharga komersiil, saham,obligasi, sekuritas kredit, tanda
bukti hutang, right, warrants, opsi atau setiap derivatif dan efek atau setiap instrumen yang
ditetapkan oleh Bapepam sebagai efek. Sifat efek yang diperdagangkan di pasar modal,
(bursa efek) berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjual belikan
melalui bursa efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi.
1. Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan.
Ada beberapa jenis saham dalam praktek, yang dapat dibedakan menurut cara peralihan
dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
a. Jenis saham menurut cara pengalihannya
Ditinjau menurut cara pengalihannya, saham dibedakan menjadi:
1. Saham atas unjuk (brearer stock)
Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham
atas unjuk, seseorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau
memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik
saham atas unjuk harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena kalau
saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat memintakan gantinya. Di
Indonesia PT. Zebra Taxi yang berada di Surabaya adalah satu-satunya
perusahaan yang menerbitkan saham atas unjuk dengan nilai nominal yang
didaftarkan di bursa paralel.
2. Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen
peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 119


khusus memuat daftar nama pemegang saham. Kalau sertifikat ini hilang, pemilik
dapat meminta ganti. Di Indonesia selain PT. Zebra Taxi, semua perusahaan yang
menerbitkan saham merupakan saham atas nama.
b. Jenis saham menurut manfaatnya
1. Saham Biasa
Saham biasa (common stock atau common share) biasanya selalu ada dalam
modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain:
a. Saham unggulan (blue chips). Saham yang diterbitkan besar, yang telah
memperlihatkan kemampuan dalam memperoleh keuntungan dan
pembayaran dividen.
b. Growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang laba dan pangsa
pasar mengalami perkembangan.
c. Emerging growth stocks. Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif
lebih kecil tetapi mempunyai daya tahan yang kuat dalam kondisi ekonomi
yang kurang bãik.
d. Income stocks. Yaitu saham yang membayar dividen melebihi jumlah rata-rata
pembayaran pendapatan.
e. Cyclical stocks. Adalah saham perusahaan yang mempunyai keuntungan
berfluktuas. dan sangat dipengaruhi oleh siklus usaha.
f. Defensive stocks. Yaitu saham perusahaan yang dapat bertahan dan tetap stabil
dan periode atau kondisi yang tidak menentu.
g. Speculative stocks. Pada prinsipnya semua saham yang diperdagangkan adalah
saham spekulatif, karena pada waktu membeli tidak ada kepastian keuntungan
yang akan kita dapat.
2. Saham Preferen
Saham preferen (preferred stocks) dalam praktek terdapat beberapa jenis yaitu:
a. Cumulative preferred stock
Saham preferen jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian
dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu.
Sehingga jika pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi
atau tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun
berikutnya.
b. Non cumulative stock
Pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen
sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak kumulatif.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 120


c. Parcipating preferred Stock
Pemilik saham ini selain memperoleh dividen tetap juga memperoleh dividen
tambahan (extra dividend).

2. Obligasi
Obligasi dapat dibedakan dalarn beberapa jenis, tergantung sudut mana kita melihatnya,
diantaranya dan sudut pengalihannya, jangka waktu, jaminan atas obligasi, dan bunga
yang dibayarkan, dan sebagainya.
a. Jenis obligasi berdasarkan cara pengalihannya
Berdasarkan dan cara pengalihan obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
obligasi atas unjuk danobligasi atas nama.
1. Obligasi atas unjuk
Ciri-ciri obligasi ini atara lain nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat
obligasi, kupon bunga yang dibayarkan tercantum dalam sertifikat, sangat mudah
dipindah tangankan, sertifikat dan kupon yang hilang tidak dapat diganti, dan
sebagainya. Pada umumnya obligasi di Indonesia adalah jenis obligasi atas unjuk.
2. Obligasi atas nama
Pada obligasi atas nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik dan kupon bunga
tercantum dalam sertifikat. Sedangkan obligasi atas nama untuk bunga dan nama
pemilik tidak tercantum dalam sertifikat tetapi dicatat di perusahaan emiten guna
mempermudah dalam pengiriman bunga.
b. Jenis Obligasi berdasarkan jaminan yang diberikan
Berdasarkan jaminan yang diberikan obligasi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
obligasi dengan jaminan (secured bonds) dan obligasi tanpa jaminan (unsecured
bonds).
Obligasi dengan jaminan terdiri:
a. Guaranted bond (obligasi bergaransi)
Obligasi ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang kekurangan dana.
Perusahaan ini biasanya berfariasi atau menjadi anak perusahaan dan perusahaan
yang lebih besar. Perusahaan besar inilah yang memberikan jarninan terhadap
pelunasan pokok dan bunga obligasi dalam bentuk garansi
b. Mortgage bond (obligasi dengan jaminan rel estate)
Obligasi ini dikenal juga dengan jaminan hipotik, Nilai jaminan yang diberikan
perusahaan penerbit obligasi tentu melebihi dan obligasi yang diterbitkan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 121


c. Colleteral trust bond
Obligasi ini dijamin dengan efek yang dimiliki emiten dalam bentuk portfolio
Kemungkinan pula emiten menjamin saham-saham anak perusahaannya.

H. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL


Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari
keuntungan dan kerugian yang akan terjadi, oleh karena bermain di pasar modal tidak
mendapat jaminan untuk mendapat capital gain, yaitu selisih antar harga beli saham dengan
harga jual saham. Dengan demikian bermain di bursa juga sangat mungkin seorang investor
mengalami capital loss. Untuk itu ada beberapa strategi investasi yang dapat dilakukan,
khususnya dalam bentuk saham agar mendapat capital gains antara lain:
1. Beli di pasar perdana, kemudian dijual begitu dicatatkan di bursa
Strategi ini dilakukan dengan keyakinan bahwa harga saham akan naik begitu suatu
emisi saham dicatatkan di bursa.
2. Mengumpulkan beberapajenis saham dalarn satu portofolio
Strategi mi dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai
jenis saham.
3. Beli dan simpan
Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki keyakinan berdasarkan analisis
bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek betrkembang dimasa depan.
4. Beli saham tidur
Saham tidur merupakan saham saham yang tidak mendapat perhatian masyarakat
pemodal dan cenderung nilainya di bawah harganya (undervalued).
5. Strategi berpindah
Pemodal yang spekulatif cenderung berpindah dan saham yang satu ke saham yang lain
dengán manfaat perbedaan sikius harga individual. Pemodal seperti mi hams senantiasa
mengikuti pergerakkan atau perubahan harga saham di bursa.
6. Strategi konsentrasi pada Industri
Strategi ini dilakukan dengan memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri
tertentu. Dengan demikian. strategi ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada
industri yang dinilai mempunyai kondisi dan mekanisme kerja yang baik.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 122


BAB X
BIAYA MODAL & STRUKTUR CAPITAL (MODAL ) PERUSAHAAN

A. BIAYA MODAL
Biaya modal (Cost Of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besanya biaya
riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Sebagai
contoh, pada umumya orang menganggap bahwa biaya modal yang berasal dari hutang
yang dipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dalam
kontrak perjanjian hutang.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas :
a. Ditinjau dari sumbernya atau dari mana modal tersebut diperoleh, dapat
dibedakan atas 2 macam yaitu modal sendiri dan modal pinjaman ( modal asing ) .
1. Modal sendiri adalah modal yang bersumber dari pemilik itu sendiri atau hasil dari
penyisihan keuntungan yang diperoleh.
2. Modal pinjaman atau modal asing adalah modal yang diperoleh dari berbagai pihak
diluar perusahaan, misalnya pinjaman ke Bank, penjualan obligasi.
b. Ditinjau dari sifatnya, modal dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu modal
lancar, modal variabel, modal tetap.
1. Modal lancar adalah modal yang habis dalam sekali proses produksi atau
berubah bentuk menjadi barang jadi misalnya: bahan dasar, bahan penolong, bahan
bakar
2. Modal variabel adalah modal yang selalu berubah yaitu modal berupa uang
sehingga dapat dipergunakan untuk membayar gaji, membeli bahan , biaya telpon
3. Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan dan tidak habis sama sekali
proses produksi , misalnya : mesin-mesin, gedung-gedung, pabrik.
c. Ditinjau dari fungsinya, modal dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu modal
masyarakat, modal perorangan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 123


1. Modal masyarakat adalah modal yang dapat digunakan oleh masyarakat secara
bersama-sama untuk kesjahteraan masyarakat misalnya: bendungan, danau,
jembatan, jalan raya, rumah sakit, tempat ibadah, tempat parkir.
2. Modal perorangan dalah semua modal yang dimiliki seseorang dan dapat
memberikan penghasilan atau nafka bagi pemiliknya, misalnya sewa rimah, truk,
bus, obligasi, dan deposito.
d. Ditinjau dari wujud atau bentuk, modal dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
modal barang,modal uang.
1. Modal barang adalah semua modal yang secara fisik berbentuk barang yang
dapat memperlanca proses produksi, misalnya: gedung, tanah/lahan
2. Modal uang adalah uang yang dapat digunakan untuk memperlancar jalanya
proses produksi, misalnya: membeli bahan baku, membeli mesin. ( M.Firman,dkk ,
1999: 82-83).
B. FUNGSI BIAYA MODAL
Perhitungan biaya modal sangat erat kaitannya dengan pajak yang dikenakan
kepada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman akan berbeda
dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal dapat didasarkan
pada perhitungan sebelum pajak (before tax basis) atau perhitungan setelah pajak .
Perbedaan konsep ini karena pajak merupakan pengurangan laba yang diperoleh
perusahaan.
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi,yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan dari
usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Yang dimaksud biaya modal disini adalah
biaya modal yang menyeluruh. Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value
atau Profitability Indekx untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi,
maka biaya modal berfungsi sebagai “ discount rate “ yang digunakan untuk menghitung
nilai sekarang dari pengeluaran investasi. ( Martono , Su , 2008 ).
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA MODAL
Ada dua faktor yang mempengaruhi biaya modal yaitu:
a. Faktor-faktor yang tidak dikendalikan perusahaan terdiri dari :
1. Tingkat Suku bunga
Jika suku bunga dalam perekonomian meningkat, maka biaya utang juga akan
meningkat karena perusahaan harus membayar pemegang obligasi dengan suku
bunga yang lebih tinggi untuk memperoleh modal utang.
2. Tarif pajak

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 124


Tarif pajak yang berada diluar kendali perusahaan ( walaupun perusahaan telah
melakukan lobi untuk mendapatkan perlakuan pajak yang lebih lunak, memiliki
pengaruh penting terhadap biaya modal.
b. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan terdiri dari :
1. Kebijakan Struktur modal
Kebijakan Biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya ekuiditas.
2. Kebijakan deviden
Kebijakan laba yang belum dibayarkan sebagai deviden.
3. Kebijakan investasi
Kebijakan mengestimasi biaya modal dengan menggunakan tingkat pengembalian
yang diperlukan atas saham dan obligasi perusahaan yang bereda sebagai titik
awal.( Agus Zainul Arifin )
D. MASALAH DALAM BIAYA MODAL
Adapun Masalah dalam biaya modal yaitu :
a. Dana yang dihasilkan dari penyusutan
Merupakan dana yang dihasilkan arus kas penyusutan yang dapat dikembalikan
kepada investor, pemegang saham atau kreditor.
b. Perusahaan tertutup
Merupakan perusahaan yang tidak mampu lagi mengelola modalnya atau mengalami
kebangkrutan untuk mengelola faktor-faktor produksinya.
c. Usaha Kecil
Merupakan suatu unit kegiatan yang melakukan aktivitas pengolahanfaktor-faktor
produksi,untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat, serta
melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan
kebutuhan masyarakat.
d. Masalah Pengukuran Dana
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaa untuk mengukur sejau mana
kemampuan biaya modal dalam mengelola usahanya.
e. Biaya Modal untuk proyek dengan resiko yang berbeda
Maksudnya ialah dalam menangani suatu proyek otomatis suatu perusahaan
mempunyai resiko yang berbeda-beda dalam peneloaan biaya modal tersebut baik
dalam segi keuntungan maupun segi kerugian perusahaan tersebut.
f. Bobot Struktur Modal

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 125


Merupakan nilai perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan
antara perbanndingan hutang jangka panjang terhadap hutang jangka pendek ( modal
sendiri ).

E. STRUKTUR KAPITAL ( MODAL ) PERUSAHAAN

Pengertian struktur Kapital ( modal ) adalah perbandingan atau imbangan


pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap hutang Jangka Pendek ( modal sendiri). pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan dari sumber modal sendiri masih mengalami kekurangan maka perlu
dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang. Namun
dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif –alternatif
pendanaan yang efisien. Struktur modal yang optimal terjadi pada levearge keuangan
sebesar tingkat kapitalisasi perusahaan atau biaya modal keseluruhan, minimal yang akan
memberikan harga saham tertinggi. Leverage keuangan merupakan penggunaan dana
dimana dalam penggunaan dana tersebutperusahaan harus mengeluarkan beban tetap.
( Martono , 2008 ).
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang jadwal pembayaran tidak lebih
dari satu tahun. Ada 3 sumber utama Pendanaan jangka pendek yaitu :
1. Kredit Dagang antar perusahaan
Merupakan sumber pembiayaan spontan yang timbul dari berbagai transaksi bisnis.
2. Pinjaman dari bank ( Kredit )
Merupakan sumber pembiayaan yang timbul dari pinjaman ( kredit ) pada pihak
perbankan yang dikenakan suku bunga yang ditentukan berdasarka ketentuan yang
berlaku.
3. Surat berharga komersial
Merupakan surat tampa jaminan yang diterbitkan perusahaan untuk membiayai
kebutuhan kredit jangka pendek.
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun. Pembiayaan hutang jangka panjang pada umumnya melalui pasar modal, dengan
menjual surat bergharga yang berbentuk hutang (obligasi) atau surat berharga kepemilikan
(saham). Selain obligasi dan saham, saham preferen merupakan salah satu alternatif
pembiayaan jangka panjang perusahaan, saham preferen memiliki karakteristik saham biasa
dan surat hutang. Artinya, saham preferen memiliki kewajiban yang tetap dalam pembayaran
dividen, namun tidak memiliki jatuh tempo layaknya seperti saham biasa. ( Agus Zainul
Arifin ).
DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 126
Karakteristik Struktur modal dinegara maju dan negara berkembang mempunyai
tiga persamaan , yaitu (Gitman, 1997: 485 )
1. Pada industri yang sama mempunyai pola struktur modal yang sama
2. Struktur modal antara negara maju , yang terdapat banyak perusahaan multinasional
dan mempunyai akses luas pada pasar keunangan, mempunyai kemiripan dengan
struktur modal dinegara berkembang.
3. Secara global, ada perubahan kecendrungan arah pendanaan, dari pendanaan melalui
ban menjadi pendanaan dengan menerbitkan sekuritas, sehingga perbedaan struktur
modal antara perusahaan di Amerika dengan perusahaan bukan Amerika dalam waktu
panjang menjadi kecil.
Struktur modal menghasilkan manfaat dan biaya. Manfaat dari hutang adalah
timbulnya keringanan pajak dari pembayaran bunga. Biaya dari struktur modal timbul dari 3
( tiga ) faktor yaitu :
1. Kemungkinan naiknya risiko kebangrutan akibat kewajiban atas hutang.
2. Agenncy cost yang timbul dari monitoring dan pengendalian oleh tindakan perusahaan
3. Biaya yang timbul akibat manager mempunyai lebih banyak informasi tentang prospek
perusahaan dibandingkan investor. (Gitman, 1997: 486 )

F. KOMPONEN STRUKTUR MODAL

Komponen Modal merupakan salah satu tipe dari modal yang digunakan
perusahaan untuk meningkatkan Keuntungan.Adapun yang menjadi komponen Struktur
modal ialah :
1. Saham Preferen
Merupakan jenis saham yang memiliki kewajiban tetap dalam pembayaran
deviden,namun tidak memiliki jatuh tempo layaknya saham biasa.
2. Saham biasa
Merupakan jenis saham yang tidak memiliki kewajiban tetap dalam pembayaran
dividen, namun memiliki jatuh tempo.
Setiap peningkatan harus diperhitungkan dengan kenaikan dari satu atau lebih
komponen modal tersebut. ( Agus Zainul Arifin)
Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Karena secara langsung akan berpengaruh terhadap
posisi finansial perusahaan. Pembicaraan mengenai struktur modal ini adalah berkaitan erat
dengan kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sumber dana jangka panjang
yang akan diambil. Struktur modal ini di pengaruhi oleh tingkat bunga, dimana akan

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 127


berpengaruh terhadap pemilihan jenis modal yang ditarik dengan maksud apakah
perusahaan dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak .
G. STRUKTUR MODAL OPTIMAL

Struktur Modal optimal Merupkan Struktur modal yang ditentukan dengan


penambahan hutang sampai tercapai keuntungan marginal sama dengan kerugian marginal
dari biaya kepailitan. Dalan theory balancing dapat dijelaskan bahwa hutang atau pinjaman
memiliki manfaat dan biaya. Perimbangan antara manfaat dan biaya inilah yang
mengantarkan pada struktur modal optimal.
Manfaat pinjaman terjadi karena ada perbedaan perlakuan pajak terhadap bunga dan
dividen. Hutang menguntungkan perusahaan karena pembayaran bunga diperhitungkan
sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga jumlah pajak yang dibayar
perusahaan berkurang .Sebaliknya pembagian deviden kepada pemegang saham tidak
mengurangi pembayaran pajak perusahaan. Jadi dilihat dari sisi pajak, akan lebih
menguntungkan bila perusahaan menandai investasinya dengan hutang.
Selain mempunyai segi positif, hutang memiliki sisi negatif, yaitu meningkatnya
peluang bangkrut dengan segala aspeknya. Bila hutang terlalu besar maka peluang arus kas
tidak mencukupi pembayaran bunga dan cicilan hutang juga semakin besar, yang pada
akhirnya akan mengarah pada pailit. Dengan demikian ada perimbangan antara manfaat
pajak dan biaya bahaya keuangan . Sampai titik tertentu penambahan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan, karena manfaat pajak masih mendominasi biaya kepalitan.
Melewati titik optimal, biaya kepalitan akan mendominasi manfaat pajak sehingga
penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan.

H. STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

Struktur Kepemilikan saham atau ekuitas dari perusahaan adalah pihak-pihak yang
memiliki saham secara proposional. ( Kuznetov dan Muravyev, 2001 )
Permasalahan yang timbul dalam hubungan keagenan adalah adanya pemisahan
antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengendalian (Jensen dan Meckling,1976).
Manajemen sebagai manusia biasanya mempunyai keinginan dan kehendak , dapat
melakukan tindakan untuk kepentingan diri sendiri ( oportunistik ) dengan membebankan
biaya pada pada pemegang saham yang berakibat pengurangan hak atas laba dari
pemegang saham, sehingga timbul yang disebut biaya keagenan.Untuk mengurangi
masalah keagenan, maka pihak manajerial diberi hak kepmilikan atas saham perusahaan,
sehingga segala keputusan akan berdampak juga pada dirinya sendiri ( Dhani, 2003 )

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 128


Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan mensejajarkan pihak
manajemen dengan pemilik saham eksternal, sehingga manajemen akan mengurangi
tingkat hutang seiring dengan semakin meningkatnya kepemilikan saham dalam
Perusahaan.Kepemilikan saham managerial dan kepemilikan saham institusional dapat
mempengaruhi kebijakan pencarian dana apakah melalui hutang atau penerbitan saham
baru kepada pemegang saham lama. ( Bathala, Moon dan Pao 1994 ).
Crutchley dan Hansen ( 1989 ) menemukan bahwa bukti saham perusahaan
kepemilikan sahamnya tersebar pada berbagai kelompok, dan manjemen memiliki saham
lebih banyak dari pada kelompok pemegang saham lainnya, maka perusahaan memiliki
leverage yang rendah.
Berdasarkan penjelasan mengenai hubungan antara struktur kepemilikan saham
dengan struktur modal dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara proporsi kepemilikan saham oleh non manajemen ( eksternal )
dengan manjemen ( internal ) terhadap struktur modal, namun penelitian yang melihat
hubungan struktur kepemilikan saham dengan struktur modal masih sedikit dilakukan.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 129


DAFTAR PUSTAKA

Agus Zainul Arifin , 2000, Seminar Manajemen keuangan, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Agus Zainul Arifin, 2004, Manajemen Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Husnan Suad, 1998, Manajemen Keungan Teori Dan Penerapan ( Keputusan Jangka
Pendek), Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Martono, SU, 2008, Manajemen Keuangan , Edisi ketujuh, Penerbit Ekonisia,


Yogyakarta .

Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi 4, Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.

Weston Fred & Copeland E. Thomas, 2000, Manajemen Keuangan, Erlangga anggota IKAPI
Jakarta.

DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 130


DIKTAT MANAJEMEN KEUANGAN 131

Anda mungkin juga menyukai