Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

COST OF CAPITAL & CAPITAL BUDGETING

Disusun Oleh :

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


( STIE INABA )
2018/2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya penulis dapat
menyusun makalah “Cost of Capital & Capital Budgeting” dapat diselesaikan
dengan baik.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Agung


Muhammad S.A.W, sebagi tokoh yang membawa umat manusia dari zaman
jahiliyah menuju jalan kemuliaan. Semoga dengan sholawat kita termasuk
kedalam golongan orang-orang yang mendapat syafa’at di hari akhir kelak, Amin.
Penulis tidak dapat memberikan balasan kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini kecuali ucapan terima kasih untuk
semua bantuannya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk hasil yang lebih baik di kemudian hari.
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Semoga karya ini berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak. Amin ...
Bandung, 07 Januari 2019
Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
1. Cost Of Capital.............................................................................................................. 3
A. Pengertian Cost Of Capital .......................................................................................... 3
B. Cost of Debt (kd) ......................................................................................................... 4
C. Cost of Preferred Stock (kp) ........................................................................................ 6
D. Cost of Common Stock (ke) ........................................................................................ 7
E. Cost of Retained Earning (kr) ..................................................................................... 7
F. Weighted Average Cost of Capital (WACC) .............................................................. 8
G. Penggunaan Schedule WMCC dalam Capital Budgeting ....................................... 10
2. Capital Budgeting ( Penganggaran Modal ) ............................................................. 10
A. Definisi Capital Budgeting ........................................................................................ 10
B. Resiko Dalam Penganggaran Modal ......................................................................... 10
C. Keseluruhan Peranan Capital Budgeting................................................................... 11
D. Tahap – tahap Penganggaran Modal ......................................................................... 12
E. Manfaat Penganggaran Modal .................................................................................. 12
F. Metode Keputusan Penganggaran Modal ................................................................. 13
G. Net Present Value (NPV) .......................................................................................... 13
H. Internal Rates Of Return (IRR) ................................................................................. 14
I. Profitability Index ..................................................................................................... 14
J. Accounting Rate of Return ........................................................................................ 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber
utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting
mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada
jangka panjangnya
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat
berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah
tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran
modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus
memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar
penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan
keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun
jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan
harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang
akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar
berdampak baik pada perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertolak dari latar belakang di atas
1. Apa itu Capital Budgeting (Penganggaran Modal) ?
2. Bagaimana keseluruhan peranan Capital Budgeting bagi perusahaan?
3. Pengertian Cost Of Capital ?
4. Pengertian Cost of Debt (kd) ?
5. Pengertian Cost of Preferred Stock (kp) ?
6. Pengertian Cost of Common Stock (ke) ?
7. Pengertian Cost of Retained Earning (kr) ?
8. Pengertian Weighted Average Cost of Capital (WACC)?
9. Penggunaan Schedule WMCC dalam Capital Budgeting ?

1
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui lebih jelas lagi apa itu capital budgeting, manfaat, peranan, serta hal-
hal lain yang berhubungan dengan masalah tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Cost Of Capital
A. Pengertian Cost Of Capital
Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang
saling berkaitan. Kita tidak bida menentukan besarnya cost of capital jika tidak
mengetahui besaran capital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan
jumlah capital budget jika tidak tahu nilai cost of capital. Dengan demikian, jika
manajer keuangan ingin memaksimalkan nilai perusahaan, maka biaya modal dan
capital budgeting harus ditentukan secara simultan. Demikian pula, dalam
pembahasan bab-bab selanjutnya akan lebih jelas bahwa infornasi tentang biaya
modal dibutuhkan pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan leasing
dan pendanaan kembali obligasi (bond refunding).
Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai
biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang
harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak
dinyatakan merugi.
Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan
utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital
budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital
(WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat
pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya modal
tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing-masing.
Dengan demikian, rumus dari WACC adalah :

WACC =

= w1k1 + w2k2 + ….+ wnkn

Dimana wi adalah bobot atau bagian (dalam persentase) dari tiap komponen
sumber modal; ki adalah biaya modal dari komponen sumber modal dan n adalah
jumlah variasi atau ragam sumber modal yang digunakan oleh perusahaan.

3
Singkatnya, perhitungan WACC sangat terkait dengan pertimbangan bagaimana suatu
proyek didanai, atau dengan kata lain, dari sumber pendanaan atau keuangan apa
sajakah modal itu berasal.
Untuk mengestimasikan WACC, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
memutuskan tipe modal yang mana yang digunakan. Mengingat CoC utamanya
digunakan dalam proses pembuatan keputusan investasi jangka panjang, fokus
pembahasan adalah pada perhitungan CoC yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam hal capital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam pembahasan
investasi jangka panjang adalah sumber modal yang bersifat jangka pendek,
digunakan untuk menunjang jalannya operasi perusahaan. Dengan kata lain,
perusahaan umumnya menggunakan short-term liabilities sebagai sumber dana bagi
working capital yang bersifat siklus atau musiman.
Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan
CoC yang digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan
penggunaan long-term debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba
ditahan) sebagai sumber utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal
jangka panjang itulah yang termasuk dalam perhitungan WACC. Untuk itu, untuk
menentukan WACC perlu perhitungan biaya modal masing-masing sumber modal
secara individual.
B. Cost of Debt (kd)
Dalam periode awal atau tahap perencanaan, manajer keuangan harus
mengetahui dengan tepat tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan
digunakan untuk mendanai proyek dalam capital budgeting. Tipe hutang akan
sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam
satu periode. Dengan demikian, manajer keuangan diharapkan mampu memahami
tipe hutang yang cocok dengan bidang usaha perusahaan.
Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk
mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak
yang timbul karena pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi
pajak) atau dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after tax
basis. Dikatakan penghematan pajak karena logika yang digambarkan dari
persamaan di bawah ini.

Biaya hutang setelah pajak (kd) = Tingkat bunga atas hutang – penghematan pajak

4
= ki – ( kd.t ) = ki ( 1 - t )

Dimana: ki = biaya bunga sebelum pajak


ki = Nnominal = Nilai nominal obligasi (par value)
Nbersih = Nilai bersih (net proceed
penjualan obligasi)
n = umur obligasi
Contoh
PT Jaya mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal per lembar $1.000,
coupon rate 8% umur 20 tahun. Penerimaan bersih dari penjualan obligasi adalah $
940. Tingkat pajak 30%. Besarnya biaya modal atas obligasi tersebut adalah:

kd = 8,56 % (1 – 0,3) = 5,992%

ki = = 8,56%

Selain menggunakan rumus di atas, dapat juga menggunakan metode interpolasi


karena pada dasarnya perhitungan ini sama dengan mencari tingkat bunga efektif,
yaitu tingkat bunga dimana present value dari pembayaran bunga per tahun plus nilai
nominal/pokok obligasi sama dengan present value tingkat penerimaan.

PVbunga + pokok obligasi = PVpenerimaan bersih

Dengan demikian perhitungan besarnya tingkat bunga efektif adalah:

80 80 +........ 80 100
+ +
940 = (1+r)1 (1+r)2 + (1+r)20 (1+r)20
Dengan coupon rate 9%

5
1. PV Tingkat bunga = 80 [ PVIFA 9%; 20 tahun ] = 730,284
2. PV Pokok obligasi = 1000 [ PVIF 9%; 20 tahun] = 178,430
Jadi nilai sekarang obligasi + bunga = 908,715
Metode interpolasi:
8% 1000 1000
Sesungguhnya 940
9% 908,715

Sehingga kd = 8, 657% (1 – 0,3) = 6,06 %

C. Cost of Preferred Stock (kp)


Sejumlah perusahaan menggunakan saham prioritas sebagai bagian dari
permanent financing mix mereka. Untuk menghitung biayanya, data utama yang
digunakan adalah berapa besarnya deviden saham preferen. Karena deviden ini
tidak mengurangi pajak (non tax deductible), atau pembayaran dilakukan setelah
pajak, maka tidak ada penyesuaian terhadap pajak (tax adjustment) dalam
menghitung biaya modal saham preferen, sebagaimana dilakukan penyesuaian
pajak terhadap biaya modal obligasi. Biaya modal saham preferen dihitung dengan
cara membagi deviden saham preferen per tahun (dp) dengan keuntungan bersih
penjualan saham preferen.

kp=

Contoh

Saham preferen PT Jaya bernilai nominal $100 per lembar dengan deviden 7%.
Biaya penjualan saham 1% atau $1 per lembar. Saham dijual dengan harga $98 per
lembar. Perhitungan biaya modal saham preferen adalah:

kp= 7,22%

6
D. Cost of Common Stock (ke)
Perusahaan dapat meningkatkan modal saham melalui dua cara, yaitu dengan
menahan laba dan kedua, menerbitkan saham biasa baru. Jika ekspansi perusahaan
berlangsung secara cepat hingga laba ditahan sudah digunakan seluruhnya,
perusahaan akan menerbitkan saham baru. Jika demikian, saham bias akan
memiliki biaya modal yang lebih tinggi dibandingkan laba ditahan,
karena melibatkan adanya biaya emisi (flotation cost). Adanya biaya emisi akan
memperkecil jumlah rupiah yang dapat digunakan dari penjualan saham biasa, dan
akibatnya akan memperbesar biaya modal. Berikut ini adalah formula untuk
menghitung biaya modal dari saham biasa.
Jika tidak melakukan emisi saham baru

Dimana
d = Deviden
ke=D/P+ g p = harga /lembar saham (price)
g = tingkat pertumbuhan (growth)

E. Cost of Retained Earning (kr)


Seperti halnya biaya hutang, saham preferen serta saham biasa, biaya modal
untuk laba ditahan didasarkan pada tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atau
diinginkan oleh investor atas sekuritas yang dimilikinya. Jadi biaya modal untuk
laba di tahan sama dengan tingkat pengembalian yang diinginkan pemegang
saham atas modal ekuitas yang bersumber pada laba ditahan.
Mengapa pada laba ditahan diperhitungkan pula biayanya? Alasannya adalah
prinsip opportunity cost. Laba perusahaan setelah pajak pada dasarnya adalah hak
pemegang saham. Pemegang obligasi mendapat imbalan dari pembayaran bunga,
sementara pemegang saham preferen mendapat deviden preferen. Akan tetapi laba
setelah pajak dan deviden preferen merupakan hak pemegang saham biasa atas
modal yang investor tanamkan. Manajemen memiliki pilihan untuk membagikan
laba tersebut sebagai deviden atau menahannya untuk diinvestasikan kembali
dalam bisnis. Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba tersebut, maka
terdapat biaya oportunitas (dibandingkan dengan jika laba dibagi dalam bentuk
deviden), karena akan terbuka kesempatan bagi pemegang saham untuk

7
mendapatkan laba dari tambahan investasi. Jadi, atas dana tersebut perusahaan
harus menghasilkan laba sekurang-kurangnya sebesar tingkat pengembalian yang
bisa diperoleh pemegang saham dari alternative investasinya dengan tingkat risiko
yang sebanding.
Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya modal untuk laba ditahan
sama halnya dengan rumus perhitungan biaya modal saham biasa, yaitu:

kr=

F. Weighted Average Cost of Capital (WACC)


Setiap perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal, yaitu bauran atau
perpaduan hutang, saham preferen dan saham biasa yang dapat memaksimumkan
harga saham perusahaan. Dengan modal saham biasa seluruhnya berasal dari laba
ditahan, tetapi biaya saham biasa menjadi ke jika perusahaan telah menggunakan
seluruh laba ditahan dan kemudian harus menjual saham baru. Jadi jika seluruh
laba ditahan PT Jaya telah habis dipakai sehingga tidak mencukupi untuk investasi
baru, PT Jaya harus mengeluarkan saham baru untuk menjaga struktur modal pada
posisi sekarang ini. Jika flotation cost untuk penjualan saham biasa baru yang
bernilai $100 adalah 10% dan tingkat pertumbuhan deviden 1,12% sehingga akan
dibayarkan deviden tahun ini sebesar $8 per lembar saham, maka perhitungan
biaya modal untuk saham biasa adalah:

ke = %

Dengan demikian, biaya modal untuk saham biasa eksternal ini naik dari
9% menjadi 10% dan peningkatan ini akan menyebabkan kenaikan WACC dari
9,15% menjadi 9,75%:
WACC baru = 0,25(15%)(0,6) + 0,15(10%) + 0,60(10%)
= 9,75%

Pada jumlah modal berapakah CoC akan naik dari 9% menjadi 10%
dan menyebabkan WACC naik dari 9,15% menjadi 9,75%? Jika perusahaan

8
memperkirakan akan memperoleh laba $ 300.000 dan manajemen
memutuskan untuk tidak membagi deviden, maka tambahan modal dari laba
ditahan adalah $300.000. Dengan modal berasal dari laba ditahan $300.000,
berapakah modal tambahan yang harus didapat dari hutang dan saham
preferen? Dalam hal ini, perusahaan mencari jumlah X yang disebut breaking
point (titik patahan) yang menunjukkan total jumlah pendanaan yang dapat
dilakukan sebelum PT Jaya mengemisi saham baru. Maka total kebutuhan
dana adalah:
Laba ditahan = 0,6 (Total capital) = $300.000

X=

Jadi total pendanaan dimana seluruh laba ditahan telah habis


digunakan untuk investasi adalah $500.000. Dengan kata lain, PT Jaya dapat
menambah modal hingga $500.000 yang terdiri dari laba ditahan $300.000,
hutang $150.000 dan saham preferen $50.000 tanpa mengubah struktur
modalnya.

Sumber Modal Jumlah Komposisi


Obligasi $125.000 25%
Saham Preferen 75.000 15%

Penggunaan Laba ditahan 300.000 60%

Total ekspansi yang didukung oleh Laba $500.000 100%

Ditahan

Tetapi, jika kebutuhan tambahan modal untuk investasi PT Jaya lebih besar
dari laba ditahan $300.000, maka PT Jaya terpaksa akan menjual saham baru. Jika
ini terjadi, maka WACC PT Jaya akan naik menjadi 9,75% karena adanya
kenaikan CoC dari saham biasa yaitu dari 9% menjadi 10%.

9
G. Penggunaan Schedule WMCC dalam Capital Budgeting
Sebagaimana telah disebutkan pada awal pembahasan, biaya modal adalah
kunci penting dalam proses capital budgeting. Salah satunya adalah dengan
menggabungkan kurva atau skedul WMCC dengan Investment Opportunity
Schedule (IOS) yang menunjukkan rate of return yang diharapkan dari setiap
kesempatan investasi (proyek). Analis keuangan perlu menghitung expected rate
of return dari tiap proyek dan kemudian menggabungkannya dengan skedul
WMCC. Dalam hal ini, WMCC skedul digunakan sebagai cut off rate untuk
menentukan proyek mana yang layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selama RoR
proyek lebih besar dari pada CoC, beberapa proyek sekaligus dengan karakter
independent projects dapat dijalankan seluruhnya.

2. Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )


A. Definisi Capital Budgeting
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting )Istilah penganggaran modal digunakan
untuk melukiskan tindakan perencanaan danpembelanjaan pengeluaran modal,
seperti untuk pembelian equipmen baru untukmemperkenalkan produk baru, dan
untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal adalah Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu
konsep investasi, sebab penganggaran modalmelibatkan suatu pengikatan
(penanaman) dana di masa sekarang dengan harapanmemperoleh keuntungan
yang dikehendaki di masa mendatang.Investasi membutuhkan dana yang relatif
besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta
mengandung resiko.
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang
untukmenghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau
pembahasankapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat
dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali
menjadi uang tunaitidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi
dalam jangka waktu yang lama.
B. Resiko Dalam Penganggaran Modal
Ada 3 (tiga) jenis dalam proses penggaran modal. Masalahnya adalah sulit
untuk mengukur resiko-resiko tersebut secara tepat. Kelemahan ini menyebabkan
perhitungan resiko dalam keputusan penganggaran modal menjadi sulit. Pada

10
dasarnya ada 2 (dua) metode untuk memasukkan pertimbangan risiko kedalam
keputusan penganggaran modal, yaitu :
1. Metode Certainly Equivalent (CE)
Konsep Certainty Equivalent adalah merubah sesuatu yang tidak pasti
menjadi sesuatu yang pasti. Pada umumnya metode ini semakin tinggi resiko
maka semakin kecil certainly equivalentnya. Metode ini memasukkan unsur
resiko pada arus kas proyek dan tidak pada tingkat diskonto. Metode CE
sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun kelemahan dari metoda ini
adalah faktor subyektif dalam menentukan CE sangat tinggi karena setiap
orang punya pandangan dan keengganan terhadap risiko yang berbeda.
Kelebihan CE adalah kita dapat mempertimbangkan resiko yang tidak sama
setiap tahun.
2. Metode Risk adjusted Discount Rate (RADR)
Metode Risk Adjusted Discount rate (RADR) memasukkan unsur
risiko kedalam Discount rate. Menurut metoda ini untuk menghitung NPV
suatu proyek, kita tetap menggunakan arus kas yang diharapkan. Arus kas
yang diharapkan ini lalu didiskontokan dengan discount rate yang sudah
disesuaikan dengan resiko proyek. Metoda CE sangat sederhana dan mudah
dimengerti, namun RADR lebih sering digunakan karena lebih mudah
diperkirakan berdasarkan data yang ada pada pasar daripada menentukan arus
kas CE.
C. Keseluruhan Peranan Capital Budgeting
1. Pentingnya Penganggaran Modal
a) Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu panjang.
b) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang.
c) Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah
yang besar.
d) Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut
akan berakibat panjang dan sulit diperbaiki.
e) Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu
dan kualitas dari penambahan aktiva.
f) Pengeluaran modal sangatlah penting.
2. Klasifikasi Proyek

11
a) Replacement: perawatan bisnis
Mengganti peralatan yg rusak
b) Replacement: pengurangan biaya
Mengganti peralatan yg sudah ketinggalan jaman sehingga mengurangi
biaya
c) Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada
Pengeluaran2 untuk meningkatkan output produk yg sudah ada atau
menambah toko.
d) Ekspansi ke produk atau pasar yang baru
e) Proyek keamanan atau lingkungan
f) Penelitian dan pengembangan
g) Kontrak2 jangka panjang
Kontrak untuk menyediakan produk atau jasa pada kustomer tertentu
h) Lain-lain
Bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan
D. Tahap – tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya

E. Manfaat Penganggaran Modal


1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang
terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah
yang sangat besar.

12
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
F. Metode Keputusan Penganggaran Modal
1. Payback periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti
semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang
menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)
Kebaikan : Sangat mudah diterapkan
Kelemahan :
 tidak memperhatikan time of money value
 tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback
sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur.
Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed

jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak

jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

G. Net Present Value (NPV)

Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash

flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang

dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).

Rumus :

NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :

1. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau

Required Rate Of Return.

2. Menghitung present value dari net cash flow.

3. Menghitung present value dar net outlay.

13
4. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan

PVNOL.

5. Kriteria = * jika NPV (+), investasi diterima

Jika NPV (-), investasi ditolak.

Kebaikan :

 Memperhitungkan time value of money

 Memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi

Kelemahan :

 Dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya,

nilai tunai netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.

H. Internal Rates Of Return (IRR)

Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate

yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay IRR yang

didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

Rumus :

P2-P1

IRR = P1-C1

C 2-C1

Dimana :

P = Discount rate

C = NPV

Jika IRR > P, investasi diterima

Jika IRR < P, Investasi ditolak

I. Profitability Index

14
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima

diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.

· Rumus :

Profitability Index = PV. Proceed

PV.outlay

Jika PI > 1, investasi diterima

Jika PI < 1, investasi ditolak

J. Accounting Rate of Return

Mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku/reported

acc.Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata-

rata dengan jumlah modal yang ditanam (initial investment) dengan ratio antara

laba bersih dengan rata-rata modal yang ditanam.

Kebaikan :

 terletak pada kesederhanannya yang mudah dimengerti karena

menggunakan data akuntansi yang tersedia

Kelemahan :

 Tidak memperhatikan time of money value

 Untuk proyek yang ada rata-rata laba bersihnya

Rumus :

ARR = Jumlah EAT * 100%

Investasi

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah
penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila
perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan
sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil
keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.

B. Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku Keuangan Lanjutan – Biaya Modal


Buku Gramedia “MANAJEMEN KEUANGAN” edisi 2.

Buku Karangan Kaplan, Robert S, Akuntansi Manajemen, 1982.

Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997

17

Anda mungkin juga menyukai