Disusun Oleh :
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber
utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting
mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada
jangka panjangnya
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat
berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah
tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran
modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus
memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar
penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan
keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun
jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan
harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang
akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar
berdampak baik pada perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertolak dari latar belakang di atas
1. Apa itu Capital Budgeting (Penganggaran Modal) ?
2. Bagaimana keseluruhan peranan Capital Budgeting bagi perusahaan?
3. Pengertian Cost Of Capital ?
4. Pengertian Cost of Debt (kd) ?
5. Pengertian Cost of Preferred Stock (kp) ?
6. Pengertian Cost of Common Stock (ke) ?
7. Pengertian Cost of Retained Earning (kr) ?
8. Pengertian Weighted Average Cost of Capital (WACC)?
9. Penggunaan Schedule WMCC dalam Capital Budgeting ?
1
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui lebih jelas lagi apa itu capital budgeting, manfaat, peranan, serta hal-
hal lain yang berhubungan dengan masalah tersebut
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Cost Of Capital
A. Pengertian Cost Of Capital
Capital Budgeting dan Cost of Capital (CoC) merupakan dua konsep yang
saling berkaitan. Kita tidak bida menentukan besarnya cost of capital jika tidak
mengetahui besaran capital budget, dan sebaliknya, kita tidak bisa menentukan
jumlah capital budget jika tidak tahu nilai cost of capital. Dengan demikian, jika
manajer keuangan ingin memaksimalkan nilai perusahaan, maka biaya modal dan
capital budgeting harus ditentukan secara simultan. Demikian pula, dalam
pembahasan bab-bab selanjutnya akan lebih jelas bahwa infornasi tentang biaya
modal dibutuhkan pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan leasing
dan pendanaan kembali obligasi (bond refunding).
Biaya modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai
biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang
harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak
dinyatakan merugi.
Perhitungan biaya modal secara keseluruhan (overall cost of capital) bertujuan
utamanya untuk menentukan biaya modal dalam hal penganggaran modal (capital
budgeting). Konsep ini mengarah pada Weighted Average Cost of Capital
(WACC), yaitu batas untuk mengevaluasi apakah proyek-proyek memiliki tingkat
pengembalian yang lebih baik. Dari namanya, WACC merupakan biaya modal
tertimbang dari berbagai sumber modal sesuai dengan komposisi masing-masing.
Dengan demikian, rumus dari WACC adalah :
WACC =
Dimana wi adalah bobot atau bagian (dalam persentase) dari tiap komponen
sumber modal; ki adalah biaya modal dari komponen sumber modal dan n adalah
jumlah variasi atau ragam sumber modal yang digunakan oleh perusahaan.
3
Singkatnya, perhitungan WACC sangat terkait dengan pertimbangan bagaimana suatu
proyek didanai, atau dengan kata lain, dari sumber pendanaan atau keuangan apa
sajakah modal itu berasal.
Untuk mengestimasikan WACC, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
memutuskan tipe modal yang mana yang digunakan. Mengingat CoC utamanya
digunakan dalam proses pembuatan keputusan investasi jangka panjang, fokus
pembahasan adalah pada perhitungan CoC yang digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam hal capital budgeting. Asumsi yang berlaku dalam pembahasan
investasi jangka panjang adalah sumber modal yang bersifat jangka pendek,
digunakan untuk menunjang jalannya operasi perusahaan. Dengan kata lain,
perusahaan umumnya menggunakan short-term liabilities sebagai sumber dana bagi
working capital yang bersifat siklus atau musiman.
Dengan demikian, hutang jangka pendek tidak termasuk dalam perhitungan
CoC yang digunakan dalam konteks capital budgeting, dan mempertimbangkan
penggunaan long-term debt, saham preferen dan modal sendiri (saham biasa plus laba
ditahan) sebagai sumber utama modal bagi kepentingan ekspansi. Jadi sumber modal
jangka panjang itulah yang termasuk dalam perhitungan WACC. Untuk itu, untuk
menentukan WACC perlu perhitungan biaya modal masing-masing sumber modal
secara individual.
B. Cost of Debt (kd)
Dalam periode awal atau tahap perencanaan, manajer keuangan harus
mengetahui dengan tepat tipe dan jumlah hutang jangka panjang (debt) yang akan
digunakan untuk mendanai proyek dalam capital budgeting. Tipe hutang akan
sangat ditentukan oleh asset yang akan didanai serta kondisi pasar modal dalam
satu periode. Dengan demikian, manajer keuangan diharapkan mampu memahami
tipe hutang yang cocok dengan bidang usaha perusahaan.
Biaya hutang setelah pajak (kd) dihitung dengan formula ki(1-t) untuk
mencerminkan tingkat bunga atas hutang dikurangi dengan penghematan pajak
yang timbul karena pembayaran bunga (pembayaran bunga bersifat mengurangi
pajak) atau dengan kata lain biaya bunga obligasi didasarkan pada prinsip after tax
basis. Dikatakan penghematan pajak karena logika yang digambarkan dari
persamaan di bawah ini.
Biaya hutang setelah pajak (kd) = Tingkat bunga atas hutang – penghematan pajak
4
= ki – ( kd.t ) = ki ( 1 - t )
ki = = 8,56%
80 80 +........ 80 100
+ +
940 = (1+r)1 (1+r)2 + (1+r)20 (1+r)20
Dengan coupon rate 9%
5
1. PV Tingkat bunga = 80 [ PVIFA 9%; 20 tahun ] = 730,284
2. PV Pokok obligasi = 1000 [ PVIF 9%; 20 tahun] = 178,430
Jadi nilai sekarang obligasi + bunga = 908,715
Metode interpolasi:
8% 1000 1000
Sesungguhnya 940
9% 908,715
kp=
Contoh
Saham preferen PT Jaya bernilai nominal $100 per lembar dengan deviden 7%.
Biaya penjualan saham 1% atau $1 per lembar. Saham dijual dengan harga $98 per
lembar. Perhitungan biaya modal saham preferen adalah:
kp= 7,22%
6
D. Cost of Common Stock (ke)
Perusahaan dapat meningkatkan modal saham melalui dua cara, yaitu dengan
menahan laba dan kedua, menerbitkan saham biasa baru. Jika ekspansi perusahaan
berlangsung secara cepat hingga laba ditahan sudah digunakan seluruhnya,
perusahaan akan menerbitkan saham baru. Jika demikian, saham bias akan
memiliki biaya modal yang lebih tinggi dibandingkan laba ditahan,
karena melibatkan adanya biaya emisi (flotation cost). Adanya biaya emisi akan
memperkecil jumlah rupiah yang dapat digunakan dari penjualan saham biasa, dan
akibatnya akan memperbesar biaya modal. Berikut ini adalah formula untuk
menghitung biaya modal dari saham biasa.
Jika tidak melakukan emisi saham baru
Dimana
d = Deviden
ke=D/P+ g p = harga /lembar saham (price)
g = tingkat pertumbuhan (growth)
7
mendapatkan laba dari tambahan investasi. Jadi, atas dana tersebut perusahaan
harus menghasilkan laba sekurang-kurangnya sebesar tingkat pengembalian yang
bisa diperoleh pemegang saham dari alternative investasinya dengan tingkat risiko
yang sebanding.
Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya modal untuk laba ditahan
sama halnya dengan rumus perhitungan biaya modal saham biasa, yaitu:
kr=
ke = %
Dengan demikian, biaya modal untuk saham biasa eksternal ini naik dari
9% menjadi 10% dan peningkatan ini akan menyebabkan kenaikan WACC dari
9,15% menjadi 9,75%:
WACC baru = 0,25(15%)(0,6) + 0,15(10%) + 0,60(10%)
= 9,75%
Pada jumlah modal berapakah CoC akan naik dari 9% menjadi 10%
dan menyebabkan WACC naik dari 9,15% menjadi 9,75%? Jika perusahaan
8
memperkirakan akan memperoleh laba $ 300.000 dan manajemen
memutuskan untuk tidak membagi deviden, maka tambahan modal dari laba
ditahan adalah $300.000. Dengan modal berasal dari laba ditahan $300.000,
berapakah modal tambahan yang harus didapat dari hutang dan saham
preferen? Dalam hal ini, perusahaan mencari jumlah X yang disebut breaking
point (titik patahan) yang menunjukkan total jumlah pendanaan yang dapat
dilakukan sebelum PT Jaya mengemisi saham baru. Maka total kebutuhan
dana adalah:
Laba ditahan = 0,6 (Total capital) = $300.000
X=
Ditahan
Tetapi, jika kebutuhan tambahan modal untuk investasi PT Jaya lebih besar
dari laba ditahan $300.000, maka PT Jaya terpaksa akan menjual saham baru. Jika
ini terjadi, maka WACC PT Jaya akan naik menjadi 9,75% karena adanya
kenaikan CoC dari saham biasa yaitu dari 9% menjadi 10%.
9
G. Penggunaan Schedule WMCC dalam Capital Budgeting
Sebagaimana telah disebutkan pada awal pembahasan, biaya modal adalah
kunci penting dalam proses capital budgeting. Salah satunya adalah dengan
menggabungkan kurva atau skedul WMCC dengan Investment Opportunity
Schedule (IOS) yang menunjukkan rate of return yang diharapkan dari setiap
kesempatan investasi (proyek). Analis keuangan perlu menghitung expected rate
of return dari tiap proyek dan kemudian menggabungkannya dengan skedul
WMCC. Dalam hal ini, WMCC skedul digunakan sebagai cut off rate untuk
menentukan proyek mana yang layak untuk dilaksanakan atau tidak. Selama RoR
proyek lebih besar dari pada CoC, beberapa proyek sekaligus dengan karakter
independent projects dapat dijalankan seluruhnya.
10
dasarnya ada 2 (dua) metode untuk memasukkan pertimbangan risiko kedalam
keputusan penganggaran modal, yaitu :
1. Metode Certainly Equivalent (CE)
Konsep Certainty Equivalent adalah merubah sesuatu yang tidak pasti
menjadi sesuatu yang pasti. Pada umumnya metode ini semakin tinggi resiko
maka semakin kecil certainly equivalentnya. Metode ini memasukkan unsur
resiko pada arus kas proyek dan tidak pada tingkat diskonto. Metode CE
sangat sederhana dan mudah dimengerti, namun kelemahan dari metoda ini
adalah faktor subyektif dalam menentukan CE sangat tinggi karena setiap
orang punya pandangan dan keengganan terhadap risiko yang berbeda.
Kelebihan CE adalah kita dapat mempertimbangkan resiko yang tidak sama
setiap tahun.
2. Metode Risk adjusted Discount Rate (RADR)
Metode Risk Adjusted Discount rate (RADR) memasukkan unsur
risiko kedalam Discount rate. Menurut metoda ini untuk menghitung NPV
suatu proyek, kita tetap menggunakan arus kas yang diharapkan. Arus kas
yang diharapkan ini lalu didiskontokan dengan discount rate yang sudah
disesuaikan dengan resiko proyek. Metoda CE sangat sederhana dan mudah
dimengerti, namun RADR lebih sering digunakan karena lebih mudah
diperkirakan berdasarkan data yang ada pada pasar daripada menentukan arus
kas CE.
C. Keseluruhan Peranan Capital Budgeting
1. Pentingnya Penganggaran Modal
a) Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu panjang.
b) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang.
c) Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah
yang besar.
d) Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut
akan berakibat panjang dan sulit diperbaiki.
e) Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu
dan kualitas dari penambahan aktiva.
f) Pengeluaran modal sangatlah penting.
2. Klasifikasi Proyek
11
a) Replacement: perawatan bisnis
Mengganti peralatan yg rusak
b) Replacement: pengurangan biaya
Mengganti peralatan yg sudah ketinggalan jaman sehingga mengurangi
biaya
c) Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada
Pengeluaran2 untuk meningkatkan output produk yg sudah ada atau
menambah toko.
d) Ekspansi ke produk atau pasar yang baru
e) Proyek keamanan atau lingkungan
f) Penelitian dan pengembangan
g) Kontrak2 jangka panjang
Kontrak untuk menyediakan produk atau jasa pada kustomer tertentu
h) Lain-lain
Bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan
D. Tahap – tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya
12
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
F. Metode Keputusan Penganggaran Modal
1. Payback periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti
semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang
menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)
Kebaikan : Sangat mudah diterapkan
Kelemahan :
tidak memperhatikan time of money value
tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback
sehingga tidak bisa digunakan sebagai alat ukur.
Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed
flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang
dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).
Rumus :
Langkah – langkah :
13
4. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan
PVNOL.
Kebaikan :
Kelemahan :
Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate
yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay IRR yang
Rumus :
P2-P1
IRR = P1-C1
C 2-C1
Dimana :
P = Discount rate
C = NPV
I. Profitability Index
14
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima
· Rumus :
PV.outlay
acc.Income. Metode ini menilai suatu dengan memperhatikan rasio antara rata-
rata dengan jumlah modal yang ditanam (initial investment) dengan ratio antara
Kebaikan :
Kelemahan :
Rumus :
Investasi
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah
penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila
perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan
sangatlah penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil
keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17