Oleh kelompok 2 :
UNIVERSITAS JEMBER
2021
1
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah dengan judul
“Pengambilan Keputsusan Jangka Panjang” dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
terutama kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami telah menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Prakata...........................................................................................................................2
Daftar Isi.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4 `
1.3 Tujuan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................23
3.2 Saran.....................................................................................................23
Daftar Pustaka.............................................................................................................24
Maka dari itu harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal
(capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan
saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka
panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang
manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang
manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat
diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian, pentingnya, fungsi dan manfaat
capital budgeting.
2. Mahasiswa/i dapat memahami aspek, tahap dan klasifikasi dari capital budgeting.
3. Mahasiswa/i dapat memahami metode yang digunakan capital budgeting.
4. Mahasiswa/i dapat memahami contoh soal capital budgeting.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Dana yang akan dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk
jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan depresiasi
dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi
dan penjualan dimasa datang.
3. Pengeluaran investasi untuk pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin produksi,
alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang
cukup besar.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian
barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.
1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang
sangat besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
2.1.4 Prinsip Dasar Proses Capital Budgeting
1. Capital budgeting pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus melakukan produksi atau melakukan kegiatan komersial
sehingga pendapatan marjinal produk sesuai dengan biaya marjinal.
2. Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan investasi tambahan sehingga pengembalian marjinal atas investasi
sesuai dengan biaya. Daftar proyek investasi yang berbeda dari pengembalian
tinggi ke rendah mencerminkan persyaratan modal untuk investasi perusahaan.
3. Biaya marginal dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk mengumpulkan modal tambahan untuk membiayai investasi.
Biaya modal marjinal menunjukkan serangkaian biaya yang harus ditanggung
perusahaan untuk mendapatkan dana eksternal (Dengan meminjam atau menjual
saham dan biaya peluang/peluang) yang dapat dicapai dari modal yang tersedia.
Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash flow,
bukannya accounting profit. Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik
yang sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di
kemudian hari, sementara arus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima
dan siap untuk diinvestasikan kembali. Misalnya, jikamempunyai tanah,
perlengkapan dan aset tetap lainnya, tentunya terdepresiasi selama beberapa tahun
umur ekonomisnya. Dalam perhitungan laba akuntansi, depresiasi dimasukkan dalam
komponen beban yang mengurangi laba akuntansi, padahal depresiasi tidak
mengurangi arus kas. Sehingga, cash flow menjadi lebih relevan dalam melakukan
capital budgeting.
2. Think Incrementally
Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih
suatu alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost
merupakan komponen yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam
evaluasi capital budgeting. Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali
tidak menyadari adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya. Contoh, misalnya
kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga Rp 1 miliar, dan
ingin digunakan untuk suatu proyek. Harga pasar tanah ini sekarang sekitar 2 miliar.
Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitung penggunaan
tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanya menghitung Rp1 miliar saja
sebagai opportunity cost, padahal potensi penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang
seharusnya jadi opportunity cost.
Dalam proses capital budgeting, penentuan asumsi menjadi salah satu aspek
yang paling critical. Hal ini karena asumsi menentukan discount rate yang digunakan
dalam proyek. Jika asumsi tidak tepat, maka reliabilitas dari analisa tersebut juga
dipertanyakan. Misalnya, proyek yang ingin dianalisa usianya 10 tahun. Salah satu
komponen dalam discount rate adalah risk-free rate,sehingga kita bisa menggunakan
tingkat suku bunga Surat Utang Negara (SUN). Namun, supaya analisanya relevan,
maka gunakan suku bunga SUN dengan tenor yang sesuai, minimal 10 tahun. Jika
seandainya kita menggunakan SUN tenor 5 tahun misalnya, tentunya asumsi yang
digunakan tidak relevan, karena jangka waktunya tidak sesuai. Oleh karena itu, kita
bisa memilih SUN dengan tenor 10 tahun supaya lebih sesuai. Jika menggunakan
SUN tenor 5 tahun, maka analisanya berpotensi overvalued.
Satu hal yang tidak boleh terlupakan dalam capital budgeting adalah risk
management, karena ketidakpastian pasti selalu hadir. Jika kita menentukan asumsi
sekian, tentunya ini bukan jaminan bahwa kondisi tersebut mutlak terjadi. Oleh
karena itu, disini pentingnya dilakukan sensitivity analysis. Sensitivity analysis
mencakup berbagai skenario yang mungkin terjadi di masa depan. Misalnya, terjadi
inflasi atau kejadian buruk yang mengakibatkan discount rate meningkat, atau
ternyata penjualan tidak sebaik yang diperkirakan. Sehingga, manajemen risiko
memungkinkan kita untuk turut mengevaluasi risiko-risiko yang berpotensi akan
terjadi di masa depan.
1. Penggantian : perawatan
Ada beberapa alat analisa atau metode dalam keputusan investasi. Metode
yang sering digunakan antara lain :
a. Metode Net Present Value
“Net present value” adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan
nilai sekarang dari investasi. Dengan metode ini pertama yang harus dilakukan
adalah menghitung present value dari penerimaan dengan tingkat discount rate
tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi. Keputusan dari
penilaian dengan metode ini bila selisih antara PV dari cash flow lebih besar berarti
nilai NPV bernilai positif, artinya investasi yang dijalankan layak, dan sebaliknya
apabila selisih PV dari cash flow lebih kecil dibanding dengan PV investasi, maka
investasi dipandang tidak layak.
Menghitung NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang
direncanakan. Perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang
didiskontokan. Langkah menghitung NPV (Brigham dan Houston alih bahasa Ali
Akbar Yulianto, 2011:48):
Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar
yang didiskontokan pada biaya modal proyek.
Jumlahnya arus kas didiskontokan, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah
negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif
adalah mutually exclusive, maka salah satu nilai NPV tersebar harus dipilih.
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Proyek yang memiliki NPV
positif, dapat menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup
utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham
perusahaan. Keunggulan NPV adalah menggunakan konsep nilai waktu uang (time
value of money). Sebelum perhitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah
mengetahui atau menaksir aliran kas masuk dimasa yang akan datang dan aliran kas
keluar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aliran kas ini yaitu:
o Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
o Informasi tersebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih)
suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas
seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan”
sebagian karena kedua produk ini bersaing dalam pemasaran,
o Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu
direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut
termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk
penilaian proyek tersebut. Masuknya unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas
ke luar, akan terjadi perhitungan ganda. Formula NPV adalah sebagai berikut
(Brigham dan Houston alih bahasa Ali Akbar Yulianto, 2011:50) :
NPV = 1/((1+i)^n)*net cash flow
Dimana:
NPV = Nilai bersih sekarang
Net cash flow = Aliran kas masuk tahun ke –t
n = Tahun aliran kas
i = Bunga
Dimana:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi
mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun n+1
Semakin pendek periode payback nya maka semakin menarik investasi
tersebut, apabila periode “payback” kurang dari suatu periode yang telah ditentukan
maka proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Metode ini
mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
1. Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
2. Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu
rencana investasi tercapai.
3. Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini
masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi
metode ini tidak digunakan sebagai alat melainkan hanya sebagai indikator dari
1. Likuiditas dan risiko investasi. Keunggulan metode payback period adalah
sebagai berikut: Perhitungan mudah dimengerti dan sederhana.
2. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
3. Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah
risiko kerugian.
Kelemahan yang terdapat pada teknik payback period karena mengabaikan
nilai waktu uang dapat diperbaiki dengan present value arus kas dan dihitung
payback period nya. Cara ini disebut sebagai discounted payback period.
Kriteria Penilaian :
o Jika payback period > umur ekonomis = investasi tidak layak dilakukan.
o Jika payback period < umur ekonomis = investasi layak dilakukan.
Kriteria penilaian:
o Jika PI > maka investasi diterima
o Jika PI < maka investasi ditolak
Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan
investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten dengan kata lain jika NPV
mengatakan diterima, maka PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada
beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil
keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV. Metode PI yang dipergunakan
untuk memilih proyek yang mutually exclusive, bisa kontradiktif dengan NPV.
Kriteria keputusan =
ARR > biaya investasi, investasi
diterima ARR < biaya investasi,
investasi ditolak
Metode ARR mengatakan bahwa semakin tinggi ARR, semakin menarik
usulan investasi tersebut, tetapi secara konseptual belum ada cara untuk
menentukannya. Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan
dari data akuntansi yang tersedia. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tingkat
bung tertentu, diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut.
Kelemahan utama dari metode ini adalah keuntungan didasarkan pada
keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, dan bukannya mendasarkan atas aliran
kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang (time value of money). Selain itu
dengan menggunakan metode ARR terdapat kelemahan lain yang mendasar yaitu 24
hasil perhitungan yang bisa berbeda apabila digunakan angka rata-rata dan dihitung
setiap tahun yang disebabkan oleh bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang
dianggap layak dan konsep ARR menggunakan konsep laba akuntansi bukan arus
kas serta mengabaikan nilai waktu uang. Kelemahan lain uga nampak pada masalah
pemilihan usulan investasi.
Keterangan:
CF = Arus kas bersih
IRR = Tingkat bunga yang dicari
harganya n = Tahun
Kriteria Internal Rate of Return: -
o Internal Rate of Return > tingkat pengembalian yang disyaratkan : diterima.
o Internal rate of Return < tingkat pengembalian yang disyaratkan :
ditolak. Kelebihan metode Internal Rate of Return:
1. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek.
2. Memperhitungkan nilai waktu uang.
Kelemahan metode Internal Rate of Return adalah masih memerlukan hasil dari
NPV di dalam perhitungannya.
Metode Internal Rate of Return pada dasarnya merupakan metode untuk
menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua
aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Husnan dan
Suwarsono (2010) berpendapat bahwa metode ini menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa mendatang. IRR menggambarkan presentase keuntungan yang
akan diperoleh dari investasi barang modal proyek yang direncanakan.
2.2 Contoh soal capital
budgeting Soal 1 :
Manajer Produk Otomatis sedang mempertimbangkan pembelian mesin baru
yang akan menelan biaya $300.000 dan memiliki masa manfaat lima tahun. Mesin
akan menghasilkan pengurangan biaya (akhir Tahun) untuk Produk Otomatis sebesar
$50.000 pada tahun 1, $60.000 pada tahun 2, $75.000 pada tahun 3, dan $90.000
dalam tahun 4 dan 5. Berapakah present value dari penghematan biaya mesin jika
tingkat bunganya adalah 8 persen? Haruskah manajer membeli mesin tersebut?
Jawab: Dengan membelanjakan $300.000 hari ini untuk mesin baru, perusahaan akan
mengurangi biaya sebesar $365.000 selama lima tahun. Namun, present value dari
penghematan biaya hanya:
PV = 50.000 +60.0001.082 + 75.0001.083 + 90.0001.084 + 90.0001.085= $284,679
1.08
Soal 2 :
Berikut adalah aliran kas dari dua usulan proyek yang bersifat mutually
exclusive selama umur proyek yang memerlukan dana investasi sama :
Tahun Jasuke Kebab jamur
0 (50.000.000) (50.000.000)
1 15.000.000 20.000.000
2 15.000.000 20.000.000
3 15.000.000 15.000.000
4 15.000.000 15.000.000
Soal 3 :
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar
Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun
tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan pendapatan kas
sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp3.000.000,00.
Diminta:
a. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi
awal dan (2) investasi rata-rata!
c. Hitungkah IRR mesin otomatis!
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000 = Rp900.000,00 per tahun
Jawab:
a. Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun = 2,67 tahun = 2 tahun 8
bulan
b. Penyusutan = Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas/tahun - penyusutan = Rp900.000 - Rp480.000 =
Rp420.000,00
(1) ARR (investasi awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2) ARR (investasi rata-rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%
c. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5 kali
arus kas tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00. Dengan df
sebagai faktor diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka dihasilkan
persamaan:
I - CF (df)
df = I/CF = Rp2.400.000/Rp900.000 = 2,67
Soal 4 :
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal
Rp.400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp. 5.000.000 per
bulan.Jika investor mengharapkan return 𝐽12 = 12%, tentukan apakah proyek ini
dapatditerima dengan menggunakan kriteria indeks profitabilitas.
Jawab :
I0 = Rp.400.000.000
IP = 𝑃𝑉/I0
= 𝐶𝐹𝑖 /K/ I0
= (5.000.000/0.01)/400.000.000
= 500.000.000/400.000.000
= 1.25
3.1 Kesimpulan
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi jangka panjang.
Proses pengambilan keputusan investasi ini disebut Capital Budgeting. Definisi
Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak,
termasuk dalam pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian
aktiva, yaitu tanah, bangunan, mesin, alat-alat lainya.
3.2 Saran
Kami telah menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin. Kami
menerima segala kritik dan saran membangun agar perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arie, W. 2006. Analisis Kelayakan Proyek Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi
dengan Menggunakan Capital Budgeting Technique. Bandung. Universitas
Padjajaran.
Tridiani, H.N. 2016. Analisis Capital Budgeting sebagai Salah Satu Alat untuk
Mengukur Kelayakan Investasi (Studi pada PT. Sinergi Multi Minindo).
Bandung. Universitas Padjajaran.