Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL KELAS D

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG ‘’CAPITAL BUDGETING’’

Dosen Pengampu : Dr. Diana Sulianti K. Tobing, SE., M.Si., CRA

digunakan untuk melengkapi tugas Kelompok 4

Oleh kelompok 2 :

Vika Syahputri 190810201029


Husnia 190810201030
Kamillaeni Jamillah 190810201032
Chica Dewi Q. 190810201039
Damas Fitria H.S 190810201041
Rahma Yunita S. 190810201047
Merlinda A. 190810201050

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021

1
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah dengan judul
“Pengambilan Keputsusan Jangka Panjang” dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
terutama kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami telah menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jember, 7 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Prakata...........................................................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4 `

1.1 Latar Belakang.......................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5

1.3 Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Capital Budgeting (Penganggaran Modal)............................................6

2.1.1 Pengertian Capital Budgeting......................................................6

2.1.2 Pentingnya Capital Budgeting....................................................7

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Capital Budgeting.......................................7

2.1.4 Prinsip Capital Budgeting............................................................8

2.1.5 Aspek Capital Budgeting............................................................8

2.1.6 Klasifikasi Capital Budgeting......................................................8

2.1.7 Tahap Capital Budgeting..........................................................12

2.1.8 Metode Capital Budgeting........................................................13

2.2 Contoh Soal Capital Budgeting...........................................................20

BAB III PENUTUP..................................................................................................23

3.1 Kesimpulan..........................................................................................23

3.2 Saran.....................................................................................................23

Daftar Pustaka.............................................................................................................24

1.1 Latar Belakang BAB 1


PENDAHULUAN

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga


harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi jangka panjang.
Proses pengambilan keputusan investasi ini disebut Capital Budgeting. Definisi
Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak,
termasuk dalam pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian
aktiva, yaitu tanah, bangunan, mesin, alat-alat lainya.

Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber


utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting
mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada
jangka panjangnya Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada
saat berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah
tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran
modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja.

Capital budgeting pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan


bahwa perusahaan harus melakukan produksi atau melakukan kegiatan komersial
sehingga pendapatan marjinal produk sesuai dengan biaya marjinal. Prinsip ini dalam
kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan investasi
tambahan sehingga pengembalian marjinal atas investasi sesuai dengan biaya. Daftar
proyek investasi yang berbeda dari pengembalian tinggi ke rendah mencerminkan
persyaratan modal untuk investasi perusahaan.

Maka dari itu harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal
(capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan
saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka
panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang
manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang
manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat
diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian, pentingnya, fungsi dan manfaat capital budgeting?
2. Apa saja aspek, tahap dan klasifikasi dari capital budgeting ?
3. Apa saja metode yang digunakan capital budgeting ?
4. Bagaimana contoh soal capital budgeting ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian, pentingnya, fungsi dan manfaat
capital budgeting.
2. Mahasiswa/i dapat memahami aspek, tahap dan klasifikasi dari capital budgeting.
3. Mahasiswa/i dapat memahami metode yang digunakan capital budgeting.
4. Mahasiswa/i dapat memahami contoh soal capital budgeting.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Capital Budgeting (Penganggaran Modal)


2.1.1 Pengertian Capital Budgeting
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi jangka panjang.
Proses pengambilan keputusan investasi ini disebut Capital Budgeting. Definisi
Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah
keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran
dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Batas waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak, termasuk dalam pengeluaran dana
ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva, yaitu tanah, bangunan, mesin,
alat-alat lainya.

Pengertian Capital Budgeting menurut para ahli

1. Lukman Syamsuddin (2009) Capital Budgeting adalah keseluruhan proses


pengumpulan, pengevaluasian, penyeleksian dan penentuan alternatif
penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk
jangka waktu lebih dari setahun (capital expenditure)..
2. Riyanto (2010:121) capital budgeting adalah “keseluruhan proses perencanaan
dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
3. Darmawan Sjahrial (2008:14) mengemukakan Capital Budgeting adalah
proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana di
mana jangka pengembalian dananya melebihi waktu 1 tahun. Berdasarkan
beberapa definisi di atas, Capital Budgeting adalah keseluruhan aktivitas
perencanaan dana untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang atau
keseluruhn proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut.
2.1.2 Pentingnya Capital Budgeting (Penganggaran Modal)

Capital budgeting sangat penting bagi perusahaan karena di dalamnya


terdapat jumlah biaya yang besar sedangkan manfaatnya baru dapat dinikmati dalam
jangka panjang. Keputusan di bidang capital budgeting ini akan memiliki pengaruh
yang besar terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Menurut
Darmawan Sjahrial (2008:19) Capital Budgeting mempunyai arti yang sangat
penting bagi perusahaan karena :

1. Dana yang akan dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk
jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan depresiasi
dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi
dan penjualan dimasa datang.
3. Pengeluaran investasi untuk pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin produksi,
alat pembangkit tenaga listrik, alat transportasi merupakan pengeluaran yang
cukup besar.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian
barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.

2.1.3 Fungsi dan Manfaat Capital Budgeting

Fungsi dari kegiatan Capital Budgeting adalah untuk menganalisis investasi


yang memiliki nilai yang cukup potensial. Jika telah menemukannya, cara ini dapat
digunakan untuk memilih cara lain atau alternatif investasi. Setelah memilih, baru
dapat melakukan audit dalam pelaksanaannya.

Berikut ini adalah manfaat dari Penganggaran modal yaitu :

1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat
jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment.
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang
sangat besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
2.1.4 Prinsip Dasar Proses Capital Budgeting

1. Capital budgeting pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa
perusahaan harus melakukan produksi atau melakukan kegiatan komersial
sehingga pendapatan marjinal produk sesuai dengan biaya marjinal.
2. Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus
melakukan investasi tambahan sehingga pengembalian marjinal atas investasi
sesuai dengan biaya. Daftar proyek investasi yang berbeda dari pengembalian
tinggi ke rendah mencerminkan persyaratan modal untuk investasi perusahaan.
3. Biaya marginal dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk mengumpulkan modal tambahan untuk membiayai investasi.
Biaya modal marjinal menunjukkan serangkaian biaya yang harus ditanggung
perusahaan untuk mendapatkan dana eksternal (Dengan meminjam atau menjual
saham dan biaya peluang/peluang) yang dapat dicapai dari modal yang tersedia.

2.1.5 Aspek Penting dalam Capital Budgeting

1. Selalu Menggunakan Cash Flow

Dalam melakukan capital budgeting, yang selalu digunakan adalah cash flow,
bukannya accounting profit. Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik
yang sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat direalisasikan ketika diterima di
kemudian hari, sementara arus kas benar-benar merupakan kas yang sudah diterima
dan siap untuk diinvestasikan kembali. Misalnya, jikamempunyai tanah,
perlengkapan dan aset tetap lainnya, tentunya terdepresiasi selama beberapa tahun
umur ekonomisnya. Dalam perhitungan laba akuntansi, depresiasi dimasukkan dalam
komponen beban yang mengurangi laba akuntansi, padahal depresiasi tidak
mengurangi arus kas. Sehingga, cash flow menjadi lebih relevan dalam melakukan
capital budgeting.

2. Think Incrementally

Ketika mengevaluasi satu proyek capital budgeting, berusahalah untuk


selalu think incrementally, yaitu bagaimana tambahan yang dihasilkan oleh suatu
proyek terhadap kondisi yang ada sekarang. Apakah dengan mengambil proyek yang
satu ini akan menghasilkan tambahan yang menguntungkan, ataukah justru lebih
menguntungkan jika tidak melakukan apapun. Misalnya, ketika perusahaan ingin
memperbarui peralatan produksi yang sudah dimilikinya selama beberapa tahun
dengan yang baru, dan menjual yang lama. Tentunya harus diperhitungkan
incremental cash flow setelah pajak yang dihasilkan dari peralatan produksi yang
baru tersebut. Mungkin saja ternyata incremental cash flow yang dihasilkan justru
negative karena biaya perawatan peralatan baru lebih mahal, misalnya sementara
penghematan tidak terlalu signifikan.

3. Perhitungkan Opportunity Cost

Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih
suatu alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. Opportunity cost
merupakan komponen yang seringkali dilupakan maupun salah dihitung dalam
evaluasi capital budgeting. Hal ini seringkali disebabkan karena orang seringkali
tidak menyadari adanya peluang lain yang dapat dihasilkannya. Contoh, misalnya
kita mempunyai sebidang tanah pribadi yang kita beli dengan harga Rp 1 miliar, dan
ingin digunakan untuk suatu proyek. Harga pasar tanah ini sekarang sekitar 2 miliar.
Kesalahan yang seringkali terjadi adalah sama sekali tidak menghitung penggunaan
tanah pribadi sebagai opportunity cost atau hanya menghitung Rp1 miliar saja
sebagai opportunity cost, padahal potensi penjualannya mencapai Rp2 miliar, yang
seharusnya jadi opportunity cost.

4. Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan

Cash flow yang boleh diperhitungkan dalam analisa capital budgeting


hanyalah cash flow yang terpengaruh dari hasil keputusan capital budgeting tersebut.
Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi
dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk
memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting, karena biayanya
sudah terjadi sementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masa
depan. Misalnya, ketika suatu perusahaan melakukan riset pasar terhadap produknya,
maka itu adalah sunk cost. Sehingga, ketika melakukan evaluasi capital budgeting
sebelum produksi dijalankan, sunk cost tersebut tidak diikutsertakan, karena memang
sudah terjadi dan tidak akan terjadi lagi.
5. Konsekuensi Proyek

Dalam melakukan analisa capital budgeting, kita harus punya pandangan


jauh ke depan. Arahkan fokus kepada implikasi-implikasi yang dihasilkan dari
keputusan proyek yang akan diambil. Jika ada biaya-biaya yang tersembunyi,
perhitungkan juga dalam analisa. Misalnya, proyek dari pengembangan produk baru,
tentunya berpotensi untuk memakan pangsa pasar dari produk yang lama. Sehingga
ini juga penting untuk dipertimbangkan.

6. Melakukan Proyeksi Secara Akurat

Dalam proses capital budgeting, penentuan asumsi menjadi salah satu aspek
yang paling critical. Hal ini karena asumsi menentukan discount rate yang digunakan
dalam proyek. Jika asumsi tidak tepat, maka reliabilitas dari analisa tersebut juga
dipertanyakan. Misalnya, proyek yang ingin dianalisa usianya 10 tahun. Salah satu
komponen dalam discount rate adalah risk-free rate,sehingga kita bisa menggunakan
tingkat suku bunga Surat Utang Negara (SUN). Namun, supaya analisanya relevan,
maka gunakan suku bunga SUN dengan tenor yang sesuai, minimal 10 tahun. Jika
seandainya kita menggunakan SUN tenor 5 tahun misalnya, tentunya asumsi yang
digunakan tidak relevan, karena jangka waktunya tidak sesuai. Oleh karena itu, kita
bisa memilih SUN dengan tenor 10 tahun supaya lebih sesuai. Jika menggunakan
SUN tenor 5 tahun, maka analisanya berpotensi overvalued.

7. Perhitungkan Penggunaan Working Capital

Seringkali dalam perhitungan, working capital tidak disertakan dalam analisa.


Padahal, setiap proyek baru pasti menyertakan working capital tambahan. Working
capital tetap dihitung sebagai cash flow meskipun working capital tersebut tidak
kemana-mana. Perubahan yang terjadi pada awal proyek masuk kedalam perhitungan
initial outlay, namun ketika terjadi penambahan kebutuhan working capital atau
working capital kemudian tidak dibutuhkan lagi (proyek selesai) maka terhitung
sebagai cash outflow atau cash inflow dalam periode tersebut. Misalnya, mengapa
penambahan persediaan dihitung sebagai cash outflow, padahal persediaan tersebut
masih ada di gudang. Hal ini disebabkan karena perusahaan belum bisa memperoleh
nilai kas dari persediaan tersebut, sehingga uang tersebut tidak dapat digunakan
untuk investasi lainnya. Kemudian, pada akhir proyek. Sebuah proyek mulai, maka
kita akan membutuhkan working capital, namun ketika proyek selesai, working
capital tersebut kembali bebas, dan dapt menjualnya, sehingga dihitung kembali
sebagai cash inflow di akhir periode.

8. Perlakuan Terhadap Overhead Costs

Sesuai dengan prinsip dari capital budgeting, yakni memperhitungkan


incremental, maka perlu dipastikan bahwa cash flow yang terukur memang benar-
benar incremental. Seringkali, dalam beberapa kasus, beberapa beban overhead pasti
akan terjadi meskipun proyek tersebut diterima ataupun ditolak. Oleh karena itu,
pastikan bahwa cash flow yang masuk dalam perhitungan capital budgeting adalah
cash flow incremental yang relevan. Misalnya, ketika sebuah proyek diterima,
tentunya terdapat incremental expense berupa salary, seiring dengan bertambahnya
karyawan yang dipekerjakan di proyek. Ini merupakan incremental cash flow yang
relevan. Berbeda dengan biaya sewa, misalnya, yang meskipun proyek tersebut
ditolak pun, bakal tetap terjadi, sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai
incremental cash flow dan tidak masuk perhitungan.

9. Lihat Big Picture

Ketika melakukan evaluasi capital budgeting, terutama terkait dengan produk


baru, perlu untuk melihat secara big picture, atau keseluruhan. Misalnya, ketika ingin
meluncurkan produk baru, tentunya kita ingin melihat bagaimana incremental cash
flow yang dihasilkan oleh produk tersebut. Hanya saja, yang perlu diwaspadai adalah
meskipun peluncuran produk tersebut bisa membuat perusahaan merebut pangsa
pasar dari competitor, namun juga berpotensi untuk mengkanibalisasi penjualan dari
produk perusahaan sendiri. Oleh karena itu, perhitungan capital budgeting juga harus
memasukkan aspek-aspek tersebut. Jadi, intinya lihat secara big picture, evaluasi
bagaimana jika produk tersebut ada maupun tidak ada.

10. Risk Management

Satu hal yang tidak boleh terlupakan dalam capital budgeting adalah risk
management, karena ketidakpastian pasti selalu hadir. Jika kita menentukan asumsi
sekian, tentunya ini bukan jaminan bahwa kondisi tersebut mutlak terjadi. Oleh
karena itu, disini pentingnya dilakukan sensitivity analysis. Sensitivity analysis
mencakup berbagai skenario yang mungkin terjadi di masa depan. Misalnya, terjadi
inflasi atau kejadian buruk yang mengakibatkan discount rate meningkat, atau
ternyata penjualan tidak sebaik yang diperkirakan. Sehingga, manajemen risiko
memungkinkan kita untuk turut mengevaluasi risiko-risiko yang berpotensi akan
terjadi di masa depan.

2.1.6 Klasifikasi Capital Budgeting

1. Penggantian : perawatan

Kategori ini meliputi pengeluaran yang dibutuhkan untuk mengganti


peralatan yang rusak akibat digunakan untuk menghasilkan produk yang dapat
menguntungkan. Proyek ini diperlukan agar usaha dapat terus dipertahankan.

2. Penggantian : pengurangan biaya

Dalam kategori ini dicakup pengeluaran untuk menggantikan peralatan yang


masih bisa diperbaiki tetapi peralatan tersebut dinilai sudah usang. Tujuannya adalah
untuk menurunkan biaya pekerja, bahan, dan biaya lainnya seperti listrik dan air.
Kaputusan ini lebih membutuhkan kehati – hatian sehingga perlu didukung dengan
analisis yang lebih rinci.

3. Ekspansi atas produk atau oasar yang ada saat ini

Kategori ini mencakup pengeluaran untuk meningkatkan jumlah produk yang


ada atau utntuk menambah kios penjualan serta fasilitas distribusi pada pasar yang
sudah ditekuni saat ini. Keputusan ini lebih kompleks karena permintaan atas produk
bersangkutan dimasa mendatang harus benar – benar dipertimbangkan. Dalam hal ini
kemungkinan terjadi kesalahan lebih besar sehingga diperlukan analisis terinci, dan
keputusan akhir silakukan pada tingkat manajemen yang lebnih tinggi.

4. Eskpansi atas produk atau pasar yang baru

Dalam kategori ini, pengeluaran dimakdukan untuk memperoduksi peroduk


baru atau untuk memperluas pasar ke wilayah yang belum terjamah perusahaan.
Proyek ini berdagkutan dengan keputusan strategis yang dapat mengakibatkan
perubahan berdasarkan pada sifat usaha perusahaan yang pada umumnya
pengekuaran tersebut berjumlah besar serta berjangka panjang. Proyek ini juga
memerlukan analisis yang sangat terperinci serta keputusan akhir atas produk atau
pasar baru biasanya diambil oleh bagian dari rencana strategis.

5. Proyek pengamanan atau lingungkungan

Pengeluaran yang diperlukan untuk mengikuti peraturan pemerintah,


ketentuan serikat pekerja atau persyaratan dalam polis asuransi termasuk dalam
kategori ini. Pengeluaran ini sring disebut sebagai “investasi wajib” atau proyek yang
tidak menghasilkan pendapatan. Cara penganggaranmya tergantung pada jumlahnya,
dimana pengeluaran kecil kurang lebih akan diperlakukan sebagai kategori diatas.

2.1.7 Tahap Penganggaran Modal

Secara konseptual tahap-tahap dalam membuat penganggaran modal adalah


sebagai berikut (Sjahrial, 2008:19) :

 Biaya proyek harus ditentukan.


 Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva.
 Risiko aliran kas proyek harus diestimasi.
 Dengan mengetahui risiko aliran kas proyek, manajemen menentukan biaya
modal yang tepat untuk mendiskontokan aliran kas proyek.
 Dengan menggunakan dasar nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva pada perusahaan.
 Nilai sekarang (present value) aliran kas masuk yang diharapkan dengan present
value pengeluaran yang diperlukan. Perusahaan harus mengetahui pentingnya dan
tahap-tahap dalam Capital Budgeting, untuk memudahkan dalam menganalisis
suatu usulan proyek.

2.1.8 Metode Keputusan Penganggaran Modal

Ada beberapa alat analisa atau metode dalam keputusan investasi. Metode
yang sering digunakan antara lain :
a. Metode Net Present Value
“Net present value” adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan
nilai sekarang dari investasi. Dengan metode ini pertama yang harus dilakukan
adalah menghitung present value dari penerimaan dengan tingkat discount rate
tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value dari investasi. Keputusan dari
penilaian dengan metode ini bila selisih antara PV dari cash flow lebih besar berarti
nilai NPV bernilai positif, artinya investasi yang dijalankan layak, dan sebaliknya
apabila selisih PV dari cash flow lebih kecil dibanding dengan PV investasi, maka
investasi dipandang tidak layak.
Menghitung NPV memerlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang
direncanakan. Perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang
didiskontokan. Langkah menghitung NPV (Brigham dan Houston alih bahasa Ali
Akbar Yulianto, 2011:48):
 Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar
yang didiskontokan pada biaya modal proyek.
 Jumlahnya arus kas didiskontokan, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek,
 Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah
negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif
adalah mutually exclusive, maka salah satu nilai NPV tersebar harus dipilih.
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Proyek yang memiliki NPV
positif, dapat menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup
utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham
perusahaan. Keunggulan NPV adalah menggunakan konsep nilai waktu uang (time
value of money). Sebelum perhitungan/penentuan NPV hal yang paling utama adalah
mengetahui atau menaksir aliran kas masuk dimasa yang akan datang dan aliran kas
keluar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aliran kas ini yaitu:
o Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar setelah pajak,
o Informasi tersebut haruslah didasarkan atas “incremental” (kenaikan atau selisih)
suatu proyek. Jadi harus diperbandingkan adanya bagaimana aliran kas
seandainya dengan dan tanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyek
pengenalan produk baru, bisa terjadi bahwa produk lama akan “termakan”
sebagian karena kedua produk ini bersaing dalam pemasaran,
o Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkan unsur bunga, apabila proyek itu
direncanakan akan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biaya bunga tersebut
termasuk sebagai tingkat bunga yang disyaratkan (required rate of return) untuk
penilaian proyek tersebut. Masuknya unsur bunga di dalam perhitungan aliran kas
ke luar, akan terjadi perhitungan ganda. Formula NPV adalah sebagai berikut
(Brigham dan Houston alih bahasa Ali Akbar Yulianto, 2011:50) :
NPV = 1/((1+i)^n)*net cash flow
Dimana:
NPV = Nilai bersih sekarang
Net cash flow = Aliran kas masuk tahun ke –t
n = Tahun aliran kas
i = Bunga

Kelebihan Net Present Value:


1. Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya.
2. Mudah menyesuaikan risiko, yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang
berbeda untuk tahun berikutnya.
3. Sarana mengevaluasi kelayakan rencana investasi barang modal, penggunaan
nilai waktu uang untuk menghitung nilai cash flow yang diperoleh pada yang
akan datang sehingga dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih
mendekati nyata.
Kelemahan Net Present Value:
1. Sulitnya menentukan rate minimum yang diinginkan.
2. Tidak menunjukan rate of return sebenarnya.
3. Cara menghitung NPV secara manual memakan waktu yang lama, disamping itu
ada kemungkinan timbul kesalahan perhitungan angka-angka sehingga dapat
menimbulkan hasil yang kurang tepat.
Setiap tahun investasi menghasilkan proceeds yang sama besarnya, maka Net
Present Value dapat dihitung dengan menggunakan batuan tabel Present Value
annuity. Lukman Syamsuddin (2009) berpendapat bahwa salah satu dari teknik
capital budgeting yang mempertimbangkan nilai waktu yang paling banyak
digunakan yaitu Net Present Value.

b. Metode Payback Period


“Payback period” adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto
(net cash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasi dapat
diperoleh kembali seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya,
maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi
jumlah investasi dengan proceeds tahunan. Rumus umum payback period sebagai
berikut (Brigham dan Houston alih Bahasa Ali Akbar Yulianto, 2011:65):
Payback Period = n + (𝒂+𝒃+𝒙 𝟏
(𝒄−𝒃)

Dimana:
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi
mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun n+1
Semakin pendek periode payback nya maka semakin menarik investasi
tersebut, apabila periode “payback” kurang dari suatu periode yang telah ditentukan
maka proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Metode ini
mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu:
1. Tidak memperhatikan nilai waktu uang.
2. Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh sesudah payback period suatu
rencana investasi tercapai.
3. Mengabaikan nilai sisa (salvage value) investasi.
Metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode ini
masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi, tetapi
metode ini tidak digunakan sebagai alat melainkan hanya sebagai indikator dari
1. Likuiditas dan risiko investasi. Keunggulan metode payback period adalah
sebagai berikut: Perhitungan mudah dimengerti dan sederhana.
2. Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
3. Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah
risiko kerugian.
Kelemahan yang terdapat pada teknik payback period karena mengabaikan
nilai waktu uang dapat diperbaiki dengan present value arus kas dan dihitung
payback period nya. Cara ini disebut sebagai discounted payback period.
Kriteria Penilaian :
o Jika payback period > umur ekonomis = investasi tidak layak dilakukan.
o Jika payback period < umur ekonomis = investasi layak dilakukan.

c. Metode Profitability Index


Metode profitability index sering juga disebut dengan cost benefit analysis
method adalah metode yang menghitung perbandingan antara present value dari
penerimaan dengan present value dari investasi. Bila profitability index lebih besar
dari 1 maka proyek investasi layak untuk dijalankan. Rumus umum :
𝑷𝑽 𝒐𝒇 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒄𝒂𝒔 𝒇𝒍𝒐𝒘𝒔
PI = 𝑰𝒏𝒊𝒕𝒊𝒂𝒍 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒎𝒆𝒏𝒕

Kriteria penilaian:
o Jika PI > maka investasi diterima
o Jika PI < maka investasi ditolak
Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai suatu usulan
investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten dengan kata lain jika NPV
mengatakan diterima, maka PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada
beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil
keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV. Metode PI yang dipergunakan
untuk memilih proyek yang mutually exclusive, bisa kontradiktif dengan NPV.

d. Metode Average Rate of Return


Metode “average rate of return” atau sering juga disebut “accounting rate of
return” menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari
“average investment” atau “initial investment”. Apabila tiga metode lainnya yaitu
payback period, NPV, dan internal rate of return mendasarkan diri pada proceeds
atau “cash flows”, maka metode average rate of return ini mendasarkan diri pada
keuntungan yang dilaporkan dalam buku (reported accounting income). Berikut
formula yang dipakai (Lukman Syamsuddin, 2009:438):
𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒆𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒇𝒕𝒆𝒓 𝒙𝟏
ARR
𝒕𝒂𝒙𝒆𝒔 =
𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒎𝒆𝒏𝒕

Average eat = Average cash flow – Average annual deprecation


Average investment = 𝑪𝒐𝒔𝒕+𝑺𝒂𝒍𝒗𝒂𝒈𝒆 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆
𝟐

Kriteria keputusan =
ARR > biaya investasi, investasi
diterima ARR < biaya investasi,
investasi ditolak
Metode ARR mengatakan bahwa semakin tinggi ARR, semakin menarik
usulan investasi tersebut, tetapi secara konseptual belum ada cara untuk
menentukannya. Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya. Mudah dilakukan
dari data akuntansi yang tersedia. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tingkat
bung tertentu, diterima atau ditolaknya usulan investasi tersebut.
Kelemahan utama dari metode ini adalah keuntungan didasarkan pada
keuntungan berdasarkan laporan akuntansi, dan bukannya mendasarkan atas aliran
kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang (time value of money). Selain itu
dengan menggunakan metode ARR terdapat kelemahan lain yang mendasar yaitu 24
hasil perhitungan yang bisa berbeda apabila digunakan angka rata-rata dan dihitung
setiap tahun yang disebabkan oleh bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang
dianggap layak dan konsep ARR menggunakan konsep laba akuntansi bukan arus
kas serta mengabaikan nilai waktu uang. Kelemahan lain uga nampak pada masalah
pemilihan usulan investasi.

e. Metode Internal Rate of Return


Metode penilaian usul-usul investasi lain yang menggunakan “discounted
cash flow” ialah apa yang disebut metode “internal rate of return”. Pengertian
“internal rate of return” itu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang
akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima
(PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal
(PV of capital outlays). Pada dasarnya “internal rate of return” harus dicari dengan
cara “trial and error” dengan cara coba-coba.
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan
tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan nilai
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama
dengan nol. Formula metode IRR adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston alih
bahasa Ali Akbar Yulianto, 2011:53):
𝑪𝑭𝟐 𝑪𝑭𝒏
IRR = CF0 + 𝑪𝑭𝟏
+ +⋯+
(𝟏+𝑰𝑹𝑹)𝟏 (𝟏+𝑰𝑹𝑹)𝟐 (𝟏+𝑰𝑹𝑹)𝒏
𝐶𝐹𝑡
=∑𝑛 = 0 =0
𝑡 (1+𝐼𝑅𝑅)𝑡

Keterangan:
CF = Arus kas bersih
IRR = Tingkat bunga yang dicari
harganya n = Tahun
Kriteria Internal Rate of Return: -
o Internal Rate of Return > tingkat pengembalian yang disyaratkan : diterima.
o Internal rate of Return < tingkat pengembalian yang disyaratkan :
ditolak. Kelebihan metode Internal Rate of Return:
1. Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek.
2. Memperhitungkan nilai waktu uang.
Kelemahan metode Internal Rate of Return adalah masih memerlukan hasil dari
NPV di dalam perhitungannya.
Metode Internal Rate of Return pada dasarnya merupakan metode untuk
menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua
aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Husnan dan
Suwarsono (2010) berpendapat bahwa metode ini menghitung tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa mendatang. IRR menggambarkan presentase keuntungan yang
akan diperoleh dari investasi barang modal proyek yang direncanakan.
2.2 Contoh soal capital
budgeting Soal 1 :
Manajer Produk Otomatis sedang mempertimbangkan pembelian mesin baru
yang akan menelan biaya $300.000 dan memiliki masa manfaat lima tahun. Mesin
akan menghasilkan pengurangan biaya (akhir Tahun) untuk Produk Otomatis sebesar
$50.000 pada tahun 1, $60.000 pada tahun 2, $75.000 pada tahun 3, dan $90.000
dalam tahun 4 dan 5. Berapakah present value dari penghematan biaya mesin jika
tingkat bunganya adalah 8 persen? Haruskah manajer membeli mesin tersebut?
Jawab: Dengan membelanjakan $300.000 hari ini untuk mesin baru, perusahaan akan
mengurangi biaya sebesar $365.000 selama lima tahun. Namun, present value dari
penghematan biaya hanya:
PV = 50.000 +60.0001.082 + 75.0001.083 + 90.0001.084 + 90.0001.085= $284,679
1.08

Akibatnya, present value bersih dari mesin baru adalah:


NPV = PV – C0 = $284,679- $300,000 = -$15,32
Karena present value bersih dari mesin adalah negatif, manajer tidak boleh
membeli mesin tersebut. Dengan kata lain, manajer dapat memperoleh lebih banyak
dengan menginvestasikan $300.000 sebesar 8 persen dari pada dengan
membelanjakan uangnya untuk teknologi penghematan biaya.

Soal 2 :
Berikut adalah aliran kas dari dua usulan proyek yang bersifat mutually
exclusive selama umur proyek yang memerlukan dana investasi sama :
Tahun Jasuke Kebab jamur
0 (50.000.000) (50.000.000)
1 15.000.000 20.000.000
2 15.000.000 20.000.000
3 15.000.000 15.000.000
4 15.000.000 15.000.000

Tentukan Payback Period dari kedua usulan investasi tersebut.


 Untuk Investasi Jasuke:
karena Cashinflow setiap tahun pada usulan Jasuke besarnya sama maka payback
period dapatdihitung sebagai berikut :
PP jasuke = 50.000.00015.00.000 = 3.3 tahun
 Untuk investasi Kebab Jamur:
Perhitungan Payback Period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Tahun CF Kumulatif CF
0 (50.000.000) (50.000.000)
1 20.000.000 (30.000.000)
2 20.000.000 (10.000.000)
3 15.000.000 5.000.000
4 5.000.000
PP Jamur = 2 tahun + 10.000.000 15.00.000 = 2.67 tahun
Berdasarkan hasil perhitungan payback period diatas, maka proyek ”Jamur”
lebih layak untuk dipilih karena memilik payback period lebih pendek (2,67 tahun
untuk Jamur dan 3,33tahun untuk Jasuke

Soal 3 :
Aloha Company ingin membeli mesin otomatis yang menggunakan teknologi
komputerisasi terbaru. Pembelian mesin otomatis tersebut memerlukan biaya sebesar
Rp2.400.000,00. Mesin tersebut dianggap memiliki umur ekonomis selama 5 tahun
tanpa adanya nilai residual. Setiap tahunnya, Aloha mengharapkan pendapatan kas
sebesar Rp3.900.000,00 dan pengeluaran kas sebesar Rp3.000.000,00.
Diminta:
a. Hitunglah payback period untuk mesin otomatis tersebut!
b. Hitunglah ARR (accounting rate of return) dengan menggunakan (1) investasi
awal dan (2) investasi rata-rata!
c. Hitungkah IRR mesin otomatis!
Arus kas bersih/tahun = arus kas masuk - arus kas keluar
= Rp3.900.000 - Rp3.000.000 = Rp900.000,00 per tahun
Jawab:
a. Payback period = Rp2.400.000/Rp900.000 per tahun = 2,67 tahun = 2 tahun 8
bulan
b. Penyusutan = Rp2.400.000/5 tahun = Rp480.000,00/tahun
Laba bersih = arus kas/tahun - penyusutan = Rp900.000 - Rp480.000 =
Rp420.000,00
(1) ARR (investasi awal) = Rp420.000/Rp2.400.000 = 17,5%
(2) ARR (investasi rata-rata) = Rp420.000/(Rp2.400.000/2) = 35%
c. IRR
IRR dalam investasi ini adalah tingkat suku bunga yang menyamakan antara 5 kali
arus kas tahunan Rp900.000,00 dengan investasi sebesar Rp2.400.000,00. Dengan df
sebagai faktor diskonto dan CF sebagai arus kas tahunan, maka dihasilkan
persamaan:
I - CF (df)
df = I/CF = Rp2.400.000/Rp900.000 = 2,67

Soal 4 :
Sebuah proyek investasi membuka kafe baru membutuhkan investasi awal
Rp.400.000.000 dan mampu menghasilkan arus kas bersih Rp. 5.000.000 per
bulan.Jika investor mengharapkan return 𝐽12 = 12%, tentukan apakah proyek ini
dapatditerima dengan menggunakan kriteria indeks profitabilitas.

Jawab :

k = 12% p.a atau 1% per bulan = 0,01

𝐶𝐹𝑖 = A = Rp.5.000.000 per bulan

I0 = Rp.400.000.000

IP = 𝑃𝑉/I0

= 𝐶𝐹𝑖 /K/ I0

= (5.000.000/0.01)/400.000.000

= 500.000.000/400.000.000

= 1.25

IP > 1 → proyek di terima


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga
harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi jangka panjang.
Proses pengambilan keputusan investasi ini disebut Capital Budgeting. Definisi
Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak,
termasuk dalam pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian
aktiva, yaitu tanah, bangunan, mesin, alat-alat lainya.

Capital budgeting pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan


bahwa perusahaan harus melakukan produksi atau melakukan kegiatan komersial
sehingga pendapatan marjinal produk sesuai dengan biaya marjinal. Prinsip ini dalam
kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan investasi
tambahan sehingga pengembalian marjinal atas investasi sesuai dengan biaya. Daftar
proyek investasi yang berbeda dari pengembalian tinggi ke rendah mencerminkan
persyaratan modal untuk investasi perusahaan. Biaya modal marjinal menunjukkan
serangkaian biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk mendapatkan dana
eksternal (Dengan meminjam atau menjual saham dan biaya peluang / peluang) yang
dapat dicapai dari modal yang tersedia.

3.2 Saran
Kami telah menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin. Kami
menerima segala kritik dan saran membangun agar perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Arie, W. 2006. Analisis Kelayakan Proyek Pembangkit Listrik Energi Panas Bumi
dengan Menggunakan Capital Budgeting Technique. Bandung. Universitas
Padjajaran.

Febriansyah, A. 2019. Anggaran Modal Capital Budgeting. Repository. Unikom.

Khaulah, Siti. 2009. “Analisis Pengambilan Keputusan Dalam Anggaran Modal


Pada Mesin Produksi Madurasa PT Air Mancur”. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 03 November
2021. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/7319/Analisis-pengambilan-
keputusan-dalam-penganggaran-modal-pada-mesin-produksi-Madurasa-di-
PT-Air-Mancur

Novia, D. 2011. Modul Capital Budgeting. Manajemen Keuangan. Universitas


Brawijaya.

Rosdiana, Y. & Vici, W. 2010. Analisis Capital Budgeting dalam Upaya


Pengembangan Usaha pada PT. Ewindo

Siregar, John Freddy. 2020. Modul Kuliah Ke 10 Penganggaran Perusahaan. Jakarta


: Universitas Internasional Emas Indonesia. Diakses pada 02 November
2021. https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/modul-8-Penggaran-
perusahaan-1.pdf

Tridiani, H.N. 2016. Analisis Capital Budgeting sebagai Salah Satu Alat untuk
Mengukur Kelayakan Investasi (Studi pada PT. Sinergi Multi Minindo).
Bandung. Universitas Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai