Anda di halaman 1dari 10

KARYA TULIS ILMIAH

“ TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(STUDI KASUS PADA PT.TELKOM) “
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si

Disusun Oleh:

Rani Setiana (43217120002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Abstrak ( Ringkasan Materi )

Decision support systems (DSS) atau bisa juga disebut Sistem pendukung keputusanadalah
sistem berbasis software yang dimaksudkan untuk membantu manajer dalam pengambilan
keputusan dengan mengakses sejumlah besar informasi yang dihasilkan dari berbagai sistem
informasi terkait yang terlibat dalam proses bisnis organisasi, seperti sistem automatis kantor,
sistem pemrosesan transaksi, dan lain-lain

DSS menggunakan ringkasan informasi, pengecualian, pola, dan tren menggunakan model
analisis. Sistem pendukung keputusan membantu dalam pembuatan keputusan namun tidak harus
memberikan keputusan itu sendiri. Para pengambil keputusan mengumpulkan informasi yang
berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan / atau model bisnis untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Decision Support System atau sistem pendukung keputusan (SPK), secara umum
didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik
kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pemgkomunikasian untuk masalah
semi-terstruktur. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang
membantu pembuatan keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk
menunjang seluruh tahapan pembuatan keputusan, yang dimulai dari tahapan
mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang
digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi
pemilihan alternatif.

Proses pengambilan keputusan telah dianggap sebagai hal kritis di perusahaan yang
dicapai melalui pengalaman (knowledge). Tetapi dengan semakin bertumbuhnya tingkat
kerumitan dari bisnis tersebut telah membuat proses pengambilan keputusan tersebut
menjadi lebih sulit. Butuh suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem tersebut dapat
memberikan informasi mengenai keputusan yang terbaik berdasarkan informasi yang
didapatkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalahsebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pengambilan keputusan ?
2. Apa pengertian sistem pendukung keputusan ?
3. Apa saja sistem pendukung pengambilan keputusan ?
4. Model apa saja dalam pendukung keptusan ?
Literatur Teori

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk


mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Menurut Herbert A. Simon (Kadarsah, 2002:15-16), tahap –
tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace )
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses
dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap Perancangan ( Design Phace )
Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan /
solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk
mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace )
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan
kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )
Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada
tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.

B. Sistem Pengambilan Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung


keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang
diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian
sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by
perception.
2. Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control
proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi
seluruh tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras
maupun lunak. Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan
perbedaan tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
 Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
 Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
 Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
bersifat rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit,
interaktif,real time, internal, dan detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama dilakukan pada manajemen tingkat bawah.
Contoh: Keputusan pemesanan barang dan keputusan penagihan piutang; menentukan
kelayakan lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.

2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian
keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif, internal, real
time, dan terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan
pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena tidak
terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan
berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen
tingkat atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh:
Pengembangan teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain,
perekrutan eksekutif.
Tahapan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan Menurut Simon, proses pengambilan
keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian
menambahkan fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Tahapan
dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang), klasifikasi masalah, dan
kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji
solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih sebuah prinsip
pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah
fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk
mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas
karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat
sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat
menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.
Sebuha solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-
variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi
sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan
batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi
yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem
komputer.
Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):

 Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.


 Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang
berubah-ubah.
 Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara
cepat dan tepat.
 Pandangan dan pembelajaran baru.
 Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
 Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
 Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
 Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
 Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan
dengan sedikit usaha.
 Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur
oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan
manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.

C. Pemodelan Dalam Sistem Pendukung Keputusan

Definisi Model
Menurut Raymond McLeod, Jr (McLeod, 1998) adalah penyederhanaan
(abstraction)dari sesuatu. Sedangkan menurut Efraim
Turban (Turban, 1998) adalah sebuah representasi atau abstraksi realitas yang
disederhanakan. Karenarealitas terlalu kompleks untuk ditiru secara tepat dan karena
banyak dari kompleksitas itu sebenarnya tidak relevan dalam penyelesaian masalah yang
spesifik.
Representasi sistem atau masalah berdasarkan model dapat dilakukan dengan
berbagai macam tingkat abstraksi, oleh karenanya model diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok menurut tingkat abstraksinya, antara lain (Turban, 1998) :
 Model Iconik (Skala)
Sebuah model iconik, model abstraksi terkecil adalah replika fisik sebuah sistem,
biasanya pada suatu skala yang berbeda dari aslinya. Model iconik dapat muncul pada
tiga dimensi (miniatur maket), sebagaimana pesawat terbang, mobil, jembatan, atau alur
produksi. Photografi adalah jenis model skala iconik yang lain, tetapi hanya dalam dua
dimensi.
 Model Analog
Sebuah model yang tidak tampak mirip dengan model aslinya, tetapi bersifat seperti
sistem aslinya. Model analog lebih abstrak dari model iconik dan merupakan
perpresentasi simbolik dari realitas. Model ini biasanya berbentuk bagan atau diagram 2
dimensi, dapat berupa model fisik, tetapi bentuk model berbeda dari bentuk sistem nyata.
Berikut beberapa contoh lain :
a. Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan struktur otoritas, dan tanggung
jawab.
b. ƒ Sebuah peta dimana warna yang berbeda menunjukkan obyek yang berbeda
misalnya sungai atau pegunungan.
c. ƒ Bagan pasar modal yang menunjukkan pergerakan harga saham.
d. ƒ Cetak biru dari sebuah mesin atau rumah.
 Model Matematik (Quantitatif)
Kompleksitas hubungan pada banyak sistem organisasional tidak dapat disajikan secara
model icon atau model analog, atau representasi semacam itu malah dapat menimbulkan
kesulitan dan membutuhkan banyak waktu dalam pemakaiannya. Oleh karena itu model
yang tepat dideskripsikan dengan model matematis. Sebagian besar analisis sistem
pendukung keputusan dilakukan secara numerik dengan model matematis atau model
quantitatif yang lain.

Manfaat Model

Sistem pendukung manajemen (Management Support System – MMS) menggunakan


model karena :
 Model memungkinkan penghematan waktu. Waktu operasi yang bertahun-tahun dapat
disimulasikan dalam beberapa menit atau detik denganmenggunakan komputer.
 Manipulasi model (perubahanvariabel-variabel atau lingkungan) adalah jauh lebih mudah
daripada memanipulasi sistem nyata. Oleh karenanya eksperimentasi lebih mudah
dilakukan dan tidak menggangguoperasi organisasi sehari – hari.
 ƒBiaya analitis pemodelan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya eksperimen
yangsama yang dilakukan pada sistem nyata.
 Biaya dari kesalahan yang dibuat selama eksperimen trial-anderror jauh lebih murah jika
digunakan model dibandingkan dengan sistem nyata.
 ƒModel meningkatkan dan memperkuat pembelajaran dan pelatihan.
Pembahasan ( Studi kasus )

Contoh perusahaan yang menggunakan DSS

PT. Telkom adalah salah satu yang menggunakan sistem DSS. Di dalam era persaingan yang ketat,
rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi menarik karena tuntunan supply dan
demand selalu bergeser dalam periode yang cepat. Decision Support System (DSS) sebagai metode
pengambilan keputusan yang taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan
karena perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Didalam
hal ini PT Telkom membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah
PT.Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang diambil
berdasarkandatafaktayangberadadilapangan.
Aplikasi yang menggunakan Telkom e-Service akan membantu pengambilan keputusan karena
hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat membantu evaluasi
pemilihan pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang akan dikembangkan PT.Telkom,
karena Telkom e-service berfungsi juga agar hubungan antara PT.Telkom dan costumer terjalin.
Dengan adanya Telkom e-service PT.Telkom dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh
costumer untuk pengembangan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system management
PT Telkom itu sendiri. Terutama saran tentang Speedy apakah melalui
saluranwirelessataukahwireline.
Dengan adanya DSS akhirnya PT Telkom dapat dengan cepat menanggapi keluhan-keluhan
pelangga dan pegambilan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien. Sehingga dengan
menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi dua pihak, baik dari segi PT.Telkom maupun
dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi costumer, karena dengan
menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada PT Telkom secara
langsung. Sedangkan dari segi PT Telkom DSS memberikan keuntungan yaitu, membuat
konsumen lebih dengan PT Telkom (RCM) dan saran-saran serta keluhan yang diberikan oleh
konsumen dapat langsung ditanggapi secara cepat. Sehingga PT Telkom dapat mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang ada pada PT Telkom.
Kesimpulan

Para manajer membuat berbagai keputusan dalam proses pemecahan masalah dimana
keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap perusahaan. Para manajer membuat rangkaian
keputusan dalam proses menyelesaikan suatu masalah melaui empat aktivitas: intelijen,
perancangan, pemilihan dan pengkajian. Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah
memberikan kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang efekif dan efesien.
Proses penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen penting. Berbagai standar dan
informasi masing-masing memberikan status yang diinginkan dan status saat ini, dan cara manajer
dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya. Dengan
melaksanakan proses ini, solusi terhadap suatu masalah dapat dicapai. Pemilihan alternatif yang
terbaik dapat dicapai melaui analisis, penilaian, atau penawaran.

Daftar Pustaka

"Putra, Y. M. (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana".
http://decisionsupportsystemaddres.blogspot.com/
http://ernaanjani.blogspot.com/2016/07/makalah-sistem-pengambilan-keputusan.html
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/08/pengertian-dss-decision-support-system.html
McLeod, Raymond; George P.Schell. Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: PT Indeks. 2007

Anda mungkin juga menyukai