Dosen Pengampu:
Dr. Sumani, S.E., M.Si., CRA.
Disusun Oleh :
Kelompok III :
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk berkumpul dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi tentunya perlu adanya hirarki
pimpinan dan bawahan. Oleh karena itu diperlukan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menjadi pimpinan dan bawahan. Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang
yang di pimpin atau bawahannya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana
di kehendaki oleh pemimpin tersebut.Koesmono mengungkapkan bahwa keberadaan seorang
pemimpin dalam organisasi dibutuhkan untuk membawa organisasi kepada tujuan yang telah
ditetapkan. Pemimpin biasanya menerapkan gaya kepemimpinan tertentu untuk
mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola
perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang
dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi
anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Berdasarkan penjelasan mengenai
definisi gaya kepemimpinantersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan
setiap orangpemimpin mempunyai karakter, tingkah laku, dan watak kepribadiantersendiri
yang membedakan dengan orang lain. Pemimpin yang efektif dapatmempengaruhi bawahan
agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Gaya Kepemimpinan Demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan.
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, motivasi menjadi penting
karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
mencapai kinerja yang tinggi (Suranto dan Lestari, 2014). Motivasi Kerja merupakan daya
pendorong yang mengakibatkan seorang karyawan mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuan dalam membentuk keahlian dan keterampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran perusahaan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian, sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang paling
penting sehingga harus di kelola dengan baik, karena mereka memegang peranan penting
dalam membentuk dan mencapai setiap tujuan organisasi. Perusahaan harus memiliki sumber
daya manusia yang kompeten dengan mutu dan kualitas kinerja yang tinggi untuk memajukan
bisnisnya, berhasil tidaknya perusahaan dalam bisnisnya akan diketahui dari kemampuan
perusahaan bagaimana mengelola sumber daya manusianya (Tampi, 2014)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan dalam suatu perusahaan?
2. Apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif pada kinerja dan
motivasi karyawan?
3. Bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan dikatakan berhasil
mewujudkan visi misi perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif pada
kinerja dan motivasi karyawan.
3. Untuk mengetahui bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan dikatakan
berhasil mewujudkan visi misi perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar dapat mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
2. Agar dapat mengetahui apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif
pada kinerja dan motivasi karyawan.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan
dikatakan berhasil mewujudkan visi misi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan hasil kesimpulan sementara atau pre-posisi tentatif tentang
hubungan atau pengaruh yang berada diantara dua variabel atau lebih.Hipotesis adalah suatu
pernyataan yang ditentukan dalam bentuk rumusan yang harus dapat diuji dan dapat
menjelaskan bentuk hubungan atau pengaruh yang ada diantara dua variabel atau lebih dan
pernyataan tersebut masih dianggap sebagai jawaban sementara atas suatu permasalahan
penelitian.Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya,
karena itu perlu diuji kebenarannya (Siregar, 2013, p. 38).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini
sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan PT. Pilar Bina Cakrawala.
Ha : Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan PT. Pilar Bina Cakrawala.
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Mustikoweni (2002, p. 1), regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan
dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan. Menurut Kriyantono (2008,
p. 181), analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan
kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional.
Dalam penelitian ini, lebih disarankan menggunakan analisis regresi untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan fungsional atau
sebab-akibat. Rumus persamaan regresi liner sederhana yaitu:
Y=a+bX
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Dependent Variable)
X = Variabel Bebas (Independent Variable)
a = konstanta regresi
b = slope atau kemiringan garis regresi
• Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji kebenaran antara variabel X dan variabel Y
yang ada pada penelitian. Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2007, p. 377), adalah
dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara
empiris untuk mengetahui apakah ada pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima
atau tidak. Sedangkan menurut Iskandar (2008, p. 56), hipotesis merupakan pernyataan
yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
Oleh karena itu pernyataan yang telah dibuat perlu melalui uji hipotesis untuk
mengetahui apakah pernyataan tersebut dapat diterima atau tidak.
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
a. Hipotesis Nol (Ho) : Berarti tidak ada pengaruh antara variabel X dan Y
b. Hipotesis Alternatif (Ha) : Berarti terdapat pengaruh antara variabel X dan Y
Rumus:
• ANOVA
Menurut Unaradjan (2013, p. 243), analysis of variance (Anova) adalah tergolong
analisis komparatif dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata yang digunakan untuk
melihat data sampel dapat mewakili populasi. Margono menyebutkan analisis varian
digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau
lebih (Sinambela, 2014).
Sedangkan Hidayat (2012), mengemukakan bahwa Anova merupakan salah satu uji
komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data yang lebih
dari dua kelompok. Dapat dikatakan bahwa Anova digunakan untuk menguji perbedaan
mean (rata-rata) data dua kelompok atau lebih. Untuk melakukan uji Anova, harus
dipenuhi beberapa asumsi yaitu:
1. Sampel berasal dari kelompok yang independen
2. Varian antar kelompok harus homogen
3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal
Uji Anova dikenal dengan uji-F (Fisher Test), sedangkan arti Variansi berasal dari
konsep “Mean Square” atau Kuadrat Rerata (KR), sehingga rumus sistematisnya
adalah:
𝐾𝑅 = JK
𝑑𝑘
Keterangan :
JK : jumlah kuadrat (some of squire)
dk : derajat kebebasan (degree of freedom)
Menurut Sujarweni (2014, p. 115), untuk dasar pengambilan keputusan dalam uji Anova
adalah:
1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak