Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS TERHADAP MOTIVASI

KERJA KARYAWAN PADA PT PILAR BINA CAKRA


Mata kuliah : Metodologi Penelitian (E)

Dosen Pengampu:
Dr. Sumani, S.E., M.Si., CRA.

Disusun Oleh :
Kelompok III :

1. Dyas Arum Valentina 190810201026


2. Luis Oktavia Mitra 190810201042
3. Citra Septiya Dewi 190810201058
4. Febrian Ilyas R 190810201165
5. R.Moh. Wildan. S 190810201167

S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk berkumpul dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam organisasi tentunya perlu adanya hirarki
pimpinan dan bawahan. Oleh karena itu diperlukan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas untuk menjadi pimpinan dan bawahan. Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang
yang di pimpin atau bawahannya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana
di kehendaki oleh pemimpin tersebut.Koesmono mengungkapkan bahwa keberadaan seorang
pemimpin dalam organisasi dibutuhkan untuk membawa organisasi kepada tujuan yang telah
ditetapkan. Pemimpin biasanya menerapkan gaya kepemimpinan tertentu untuk
mempengaruhi kinerja bawahannya.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi
para pengikutnya. Menurut Thoha (1995) Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola
perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang
dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi
anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Berdasarkan penjelasan mengenai
definisi gaya kepemimpinantersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan
setiap orangpemimpin mempunyai karakter, tingkah laku, dan watak kepribadiantersendiri
yang membedakan dengan orang lain. Pemimpin yang efektif dapatmempengaruhi bawahan
agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Gaya Kepemimpinan Demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama-sama antara pimpinan dan bawahan.
Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, motivasi menjadi penting
karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk
mencapai kinerja yang tinggi (Suranto dan Lestari, 2014). Motivasi Kerja merupakan daya
pendorong yang mengakibatkan seorang karyawan mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuan dalam membentuk keahlian dan keterampilan tenaga dan waktunya untuk
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan
kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran perusahaan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dengan demikian, sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang paling
penting sehingga harus di kelola dengan baik, karena mereka memegang peranan penting
dalam membentuk dan mencapai setiap tujuan organisasi. Perusahaan harus memiliki sumber
daya manusia yang kompeten dengan mutu dan kualitas kinerja yang tinggi untuk memajukan
bisnisnya, berhasil tidaknya perusahaan dalam bisnisnya akan diketahui dari kemampuan
perusahaan bagaimana mengelola sumber daya manusianya (Tampi, 2014)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan dalam suatu perusahaan?
2. Apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif pada kinerja dan
motivasi karyawan?
3. Bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan dikatakan berhasil
mewujudkan visi misi perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif pada
kinerja dan motivasi karyawan.
3. Untuk mengetahui bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan dikatakan
berhasil mewujudkan visi misi perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Agar dapat mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap
motivasi kerja karyawan dalam suatu perusahaan.
2. Agar dapat mengetahui apakah gaya kepemimpinan demokratis berpengaruh positif
pada kinerja dan motivasi karyawan.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana patokan kepemimpinan di suatu perusahaan
dikatakan berhasil mewujudkan visi misi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Teori dan Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya yang digunakan untuk membantu penyusunan dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan penelitian yang diambil dari beberapa jurnal. Jurnal yang
pertama berjudul Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja : Studi pada Karyawan PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat Surabaya. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol. 43 No. 1 yang ditulis oleh Rizki Dwi Setyawan, M. Al Musadieq, dan Mochammad
Djudi ini diterbitkan di Malang pada Februari 2017.
Jurnal kedua yang digunakan yaitu jurnal yang berjudul Pengaruh Komunikasi
Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jambi. Jurnal Online Mahasiswa FISIP Vol. 3 No. 1 yang ditulis oleh Nevi Ariessetyawati ini
diterbitkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau pada Februari 2016.
Jurnal ketiga yang digunakan adalah jurnal yang berjudul Pengaruh Persepsi Gaya
Kepemimpinan Atasan terhadap Motivasi Berprestasi Bawahan : Studi pada Karyawan BCA
Kantor Cabang Alam Sutera. Jurnal Psikologi Vol. 13 No.2 yang ditulis oleh Safitri Debby
Rosiana ini diterbitkan di Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul pada Desember 2015.
Jurnal Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja : Studi pada Karyawan PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat Surabaya.
Latar belakang dari penelitian yang pertama. Pemimpin merupakan sebuah agen
perubahan yaitu sebagai pengatur atau penggerak jalannya suatu organisasi yang dapat
mengubah seseorang dan dapat mepengaruhi orang lain sehingga dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kepemimpinan dalam sebuah perusahaan tentunya disiapkan dengan begitu
matang dengan mengadakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan sehingga banyak faktor yang
dapat menentukan keberhasilan seorang pemimpinan untuk mencapai tujuan, salah satunya
yaitu gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini berhubungan dengan motivasi, dengan
adanyamotivasi yang diberikan seorang pemimpin dapat menggerakan karyawan untuk
bekerja lebih bai dan lebih memudahkan untuk mecapai tujuan yang telah dibuat. Perusahaan
selalu mengharapkan memiliki karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi untuk
perusahannya, karena ketika karyawan memiliki motivasi yang tinggi maka perusahaan akan
dengan cepat mencapai keberhasilan, dan ini merupakan salah satu tugas dari seorang
pemimpin yaitu memotivasi karyawannya.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat Surabaya merupakan perusahaan
BUMN yang besar di Jawa Timur. Perusahaan ini memiliki 17 kantor cabang perusahaan
yang tersebar di 7 provinsi di Indonesia Timur. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Pemerintah (BUMN). Fokus pada penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja yang meliputi gaya kepemimpinan direktif, gaya
kepemimpinan suportif, gaya kepemimpinan partisipatif, dan gaya kepemimpinan
berorientasi prestasi pada PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat Surabaya.
Berdasarkan hasil analisis regresi, gaya kepemimpinan yang diterapkan pada PT. Pelabuhan
Indonesia III (Persero) Kantor Pusat Surabaya secara simultan memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.
Jurnal Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jambi.
Latar belakang dari penelitian kedua. Kepemimpinan memiliki pengaruh besar bagi
karyawan di semua perusahaan, kepemimpinan merupakan upaya mempengaruhi orang lain
untuk mencapai sebuah tujuan. Cara mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
petunjuk ataudengan sebuah perintah yang mana tindakan tersebut membuat orang lain
bertidak atau merespon untuk melakukan sesuatu dan dapat menimbulkan perubahan yang
positif sehingga pemimpin memiliki kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan
dukungan di antara bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Stimulus Response Theory
mengasumsikan bahwa kepemimpinan dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pimpinan
dalam mengarahkan, mendorong, dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau
organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan, sehingga
menghasilkan kinerja karyawan yang lebih maksimal.
Jurnal Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Atasan terhadap Motivasi Berprestasi
Bawahan : Studi pada Karyawan BCA Kantor Cabang Alam Sutera.
Latar belakang dari penelitian ketiga. BCA terus meningkatkan pelayanan dan inovasi
terbaru yaitu dengan membuka Kantor Cabang Utama Alam Sutera yang memiliki konsep
“Individual Banking Mall” di mana terdapat layanan one-stop-solution untuk seluruh
kebutuhan finansial mulai dari informasi, pembukaan rekening, pengajuan kredit, cicilan
kartu kredit, inquiry, perubahan data, dan customer care.
Dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa pemimpin yang sukses adalah pemimpin
yang mampu menjadi pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya
kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan dapat memotivasi karyawannya, serta memiliki
kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan
pekerjaan sesuai dengan arahan dan tujuan yang ingin dicapai. BCA KCU Alam Sutera
memperoleh penghargaan yaitu sebagai nominasi BCA award untuk tim prioritas terbaik dan
mendapatkan juara ketiga se-Indonesia. Pada tahun 2014 BCA KCU Alam Sutera menjadi
Juara pertama terbaik nasional untuk tim prioritasnya. Hal tersebut dikarenakan BCA KCU
Alam Sutera mendapatkan nilai Gallup yang baik untuk CE (Customer Engagement), BSQ
(Banking Service Quality), dan TE (Team Engagement), serta mendapatkan nilai yang baik
dari sisi penjualan atau bisnisnya. BCA KCU Alam Sutera dipimpin oleh para pemimpin baru
yang diantaranya Kepala KCU, Kepala Operasi, Kepala Pengembangan Bisnis Cabang, serta
seluruh Kepala Bidang dan Kepala Bagian yang baru. Meskipun BCA KCU Alam Sutera
merupakan sebuah kantor cabang baru dengan seluruh struktur organisasi yang baru, namun
para karyawannya bisa menunjukkan prestasi yang gemilang. Kesuksesan prestasi tersebut,
tidak terlepas dari peran serta bawahan dan juga pemimpin yang mampu mempengaruhi
bawahannya. Regina (2010) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang mengutamakan
kerja dan kekompakan tinggi, dan baik digunakan dalam pembentukan kelompok. Pemimpin
perlu menjadi model untuk kelompok dengan menunjukkan perilaku yang membuat
kelompok efektif dan puas.Seperti kekompakkan dan keberhasilan BCA KCU Alam Sutera di
tahun pertamanya tidak lepas dari peran pemimpin.Sebagai pemimpin yang membawahi
karyawan diharapkan mampu memberikan contoh yang baik, mengayomi bawahannya,
memotivasi dan tidak hanya memikirkan target perusahaan.
2.2 Kerangka Konseptual Penelitian

2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan hasil kesimpulan sementara atau pre-posisi tentatif tentang
hubungan atau pengaruh yang berada diantara dua variabel atau lebih.Hipotesis adalah suatu
pernyataan yang ditentukan dalam bentuk rumusan yang harus dapat diuji dan dapat
menjelaskan bentuk hubungan atau pengaruh yang ada diantara dua variabel atau lebih dan
pernyataan tersebut masih dianggap sebagai jawaban sementara atas suatu permasalahan
penelitian.Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya,
karena itu perlu diuji kebenarannya (Siregar, 2013, p. 38).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini
sebagai berikut:
Ho : Tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan PT. Pilar Bina Cakrawala.
Ha : Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap motivasi kerja
karyawan PT. Pilar Bina Cakrawala.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Sugiyono (2014, p. 7), mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen peneliti, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.Menurut Sugiyono (2014, p. 55), penelitian asosiatif adalah
suatu pertanyaan penelitian yang bersifat mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis)
antara variabel satu dengan yang lain.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metodologi kuantitatif adalah penelitian yang
ditujukan pada sejumlah sampel atau populasi tertentu dengan suatu masalah yang akan
diteliti sehingga dapat disimpulkan dengan metode pengujian hipotesis.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu dan
pada waktu yang tertentu pula. Sugiyono (2014,p.80), mendefinisikan populasi sebagai
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari dan ditarik
kesimpulan. Populasi bukan hanya sebatas manusia, melainkan seluruh objek dan benda-
benda alam lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek / subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau
subjek tersebut.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Populasi yang besar membuat peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari semua yang
ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2014, p.81).
Sedangkan menurut Siregar (2013, p.30), sampel adalah suatu prosedur pengambilan data
dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat
serta ciri yang dikehendaki dari populasi tersebut.
Pada topik ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan nonprobability
sampling yang mana tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah Sampling Jenuh atau teknik penentuan
sampel dimana setiap anggota populasi dipilih menjadi sampel. Teknik ini bisa digunakan
apabila jumlah populasi relatif kecil. Sampel jenuh sering disebut dengan istilah sensus,
dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel.

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Penelitian
Dalam hal ini perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal
(hipotesis) antara variabel satu dengan yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metodologi kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan pada sejumlah sampel atau populasi
tertentu dengan suatu masalah yang akan diteliti sehingga dapat disimpulkan dengan metode
pengujian hipotesis.
Dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh variabel gaya kepemimpinan terhadap motivasi
kerja karyawan yang menggunakan pengujian hipotesis dengan pendekatan kuantitatif lebih
disarankan menggunakan metode penelitian asosiatif dengan analisis regresi. Variabel
independent yang digunakan pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan dan variable
dependent (yang terpengaruh) adalah variabel motivasi kerja.

3.3.2 Sumber Data


Pengumpulan data dilakukan secara khusus untuk mengatasi masalah riset yang
sedang diteliti. Dalam hal ini, sumber data berasal dari beberapa jurnal yang dirasa relevan
dengan topik yang kami bahas. Kami menggunakan referensi jurnal terbaru dengan kisaran
tahun 2015-2017 dengan tujuan agar data yang kami dapatkan lebih relevan dan akurat.

3.4 Identifikasi Variabel


Variabel dependen, yang didalamnya terdapat (Variabel Y) atau Motivasi Kerja
Dimensi variabel Y meliputi:
1. Existence Needs yaitu kebutuhan untuk eksistensi atau keberadaan. Kebutuhan ini
mencakup bentuk kebutuhan fisik dan keamanan, seperti bonus kerja, gaji tambahan,
dan kebutuhan keamanan seperti asuransi kesehatan, dan jaminan masa depan.
2. Relatedness Needs yaitu kebutuhan untuk hubungan. Kebutuhan ini mencakup semua
kebutuhan yang melibatkan hubungan sosial dan hubungan antar pribadi.
3. Growth Needs yaitu kebutuhan untuk terus berkembang atau bertumbuh. Kebutuhan
ini mencakup kebutuhan yang melibatkan orang-orang yang membuat usaha kreatif
diri mereka dan meningkatkan kompetensi diri.
Variabel independen, yang didalamnya terdapat (Variabel X) atau Gaya Kepemimpinan
Demokratis
Dimensi variabel X meliputi:
1. Perilaku pemimpin dalam memimpin
2. Perilaku pemimpin dalam menghadapi bawahannya
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Menurut Hamidi 2007, Definisi Operasional Konsep merupakan petunjuk bagaimana sebuah
variable diukur. Dalam mengukur suatu variabel dapat diambil langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menetapkan sebuah konsep/ variabel apa yang diukur
2. Membuat definisi konseptual (pengertian variabel)
3. Menentukan jenis dan jumlah varibel yang telah dibuat berdasar pada definisi
konseptual variabel yang dibuat sebelumnya, indikator adalah konsep-konsep internal,
tanda-tanda, gejala, dari variabel tersebut
4. Membuat sebuah kuesioner, berdasar pada indikator-indikator yang telah disebutkan.
Penelitian ini menggunakan Gaya Kepemimpinan Demokratis (X) sebagai variabel bebas dan
Motivasi Kerja sebagai variabel terikat (Y).
3.6 Metode Analisis Data
Menurut Wina Sanjaya (2013, p. 106) analisis data adalah proses mengolah dan
menginterpretasikan data dengan tujuan memperoleh berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya sehingga memiliki arti.
Bisa dikatakan bahwa analisis data adalah cara peneliti dalam proses mencari dan
menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkapkan
suatu kejadian untuk mencapai tujuan pokok peneliti.
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah statistik dengan menggunakan
alat bantu program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). SPSS merupakan
program komputer statistik yang mampu memproses data statistik dengan cepat dan
akurat. Pemilihan penggunaan program SPSS ditujukan untuk memudahkan perhitungan
dan kecepatan penyajian data hasil pengolahan sesuai dengan yang dikehendaki peneliti.
• Uji Regresi Linear

Menurut Mustikoweni (2002, p. 1), regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan
dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan. Menurut Kriyantono (2008,
p. 181), analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan
kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional.
Dalam penelitian ini, lebih disarankan menggunakan analisis regresi untuk mencari
hubungan antara dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan fungsional atau
sebab-akibat. Rumus persamaan regresi liner sederhana yaitu:

Y=a+bX
Keterangan :
Y = Variabel Terikat (Dependent Variable)
X = Variabel Bebas (Independent Variable)
a = konstanta regresi
b = slope atau kemiringan garis regresi

• Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk menguji kebenaran antara variabel X dan variabel Y
yang ada pada penelitian. Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2007, p. 377), adalah
dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara
empiris untuk mengetahui apakah ada pernyataan atau dugaan jawaban itu dapat diterima
atau tidak. Sedangkan menurut Iskandar (2008, p. 56), hipotesis merupakan pernyataan
yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
Oleh karena itu pernyataan yang telah dibuat perlu melalui uji hipotesis untuk
mengetahui apakah pernyataan tersebut dapat diterima atau tidak.
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
a. Hipotesis Nol (Ho) : Berarti tidak ada pengaruh antara variabel X dan Y
b. Hipotesis Alternatif (Ha) : Berarti terdapat pengaruh antara variabel X dan Y

Rumus:

• ANOVA
Menurut Unaradjan (2013, p. 243), analysis of variance (Anova) adalah tergolong
analisis komparatif dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata yang digunakan untuk
melihat data sampel dapat mewakili populasi. Margono menyebutkan analisis varian
digunakan untuk menguji hipotesis yang berkenaan dengan perbedaan dua mean atau
lebih (Sinambela, 2014).
Sedangkan Hidayat (2012), mengemukakan bahwa Anova merupakan salah satu uji
komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data yang lebih
dari dua kelompok. Dapat dikatakan bahwa Anova digunakan untuk menguji perbedaan
mean (rata-rata) data dua kelompok atau lebih. Untuk melakukan uji Anova, harus
dipenuhi beberapa asumsi yaitu:
1. Sampel berasal dari kelompok yang independen
2. Varian antar kelompok harus homogen
3. Data masing-masing kelompok berdistribusi normal
Uji Anova dikenal dengan uji-F (Fisher Test), sedangkan arti Variansi berasal dari
konsep “Mean Square” atau Kuadrat Rerata (KR), sehingga rumus sistematisnya
adalah:

𝐾𝑅 = JK
𝑑𝑘

Keterangan :
JK : jumlah kuadrat (some of squire)
dk : derajat kebebasan (degree of freedom)

Menurut Sujarweni (2014, p. 115), untuk dasar pengambilan keputusan dalam uji Anova
adalah:
1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

Anda mungkin juga menyukai