Anda di halaman 1dari 22

FINANCIAL ENGINEERING

Sugeng Widodo

Abstrak
Pasar keuangan dan tehnologi mengalami perubahan pesat dan sulit diduga yang antara lain
berdampak pada meningkatnya permintaan produk keuangan Islam. Dalam waktu yang bersamaan,
lembaga keuangan Islam menghadapi persaingan dari lembaga keuangan konvensional antara lain
akibat merger, kolaborasi, penemuan produk dan jasa keuangan yang baru. Guna menjawab
tantangan itu, diperlukan pengembangan/rekayasa produk keuangan Islam dengan tetap
mengutamakan pemenuhan aspek syariahnya di samping juga memenuhi pertimbangan pasar yang
dapat dilakukan dengan menggunakan konsep :imitasi, mutasi dari produk tradisional keuangan
Islam dan inovasi.
Kata kunci : Rekayasa produk keuangan, syar’i, menguntungkan, imitasi, mutasi, inovasi

Abstract
The financial market and technology have experienced rapid and unpredictable changes
which have an impact on the increasing demand for Islamic financial products. At the same time,
Islamic financial institutions face competition from conventional financial institutions, among
others due to mergers, collaborations, the discovery of new financial products and services. In order
to answer that challenge, it is necessary to develop/engineer Islamic financial products while
prioritizing the fulfillment of its sharia aspects as well as meeting market considerations that can be
done using the concept of: imitation, mutation of traditional Islamic financial products and
innovation.
Keywords: Financial product engineering, shar'i, profitable, imitation, mutation, innovation

I. Pendahuluan dilakukannya merger, adanya kolaborasi,


Organisasi dan transaksi keuangan penemuan produk dan jasa keuangan yang
Islam dalam sepuluh tahun terakhir baru di samping tantangan lainnya berupa
mengalami perkembangan yang demikian lingkungan yang selalu mengalami
pesat seiring dengan meningkatnya perminta- perubahan, cepatnya perubahan itu sendiri,
an produk keuangan Islam. Dalam waktu serta dampak internet dan mobile banking,
yang bersamaan, lembaga keuangan Islam serta kebutuhan akan fokus pada pasar
menghadapi persaingan dari lembaga internasional. Guna menanggapi tantangan
keuangan konvensional antara lain akibat demikian, maka lembaga keuangan Islam
harus memiliki sistem manajemen yang dapat Corporation, serta beberapa pakar keuangan
mengintegrasikan manajemen kualitas, dari Barat tertarik untuk melakukan langkah
kreativitas dan inovasi (Gillian Rice, 2001). serupa.
Apalagi adanya kenaikan harga Terlepas motivasinya kemungkinan
minyak dunia yang dalam beberapa waktu besar adalah untuk pertimbangan komersial
lalu, meski akhir-akhir ini mengalami dalam artian hanya sebatas ingin memperoleh
penurunan, namun masih pada kisaran USD ”keuntungan finansial” saja, namun ”manfaat
70 per barel (puncaknya mencapai USD 147 nyata” dalam pengertian ”kemaslahatan umat”
pada bulan Juni 2008). Seandainya harga atas pengembangan atau rekayasa keuangan
minyak tetap berada di atas USD 100 Islami memang ada. Misalnya dalam transaksi
berlanjut hingga tahun 2020, keenam negara opsi, swap, forward dapat dipergunakan
Teluk, yaitu : Arab Saudi, Bahrain, Uni Arab sebagai instrumen ”risk management” guna
Emirat, Kuwait, Oman dan Qatar akan menghadapi perubahan harga yang fluktuatif,
menambah pendapatan mereka sekitar USD 9 contoh dalam pasar komoditi berjangka atau
trilyun. Saat ini saja, di seluruh dunia mata uang asing (currencies). Karenanya,
diperkirakan terdapat aset senilai USD 1 pakar/cendekiawan muslimpun tidak
triliun yang dikelola secara syariah dengan ketinggalan melakukan rekayasa/pengem-
tingkat pertumbuhan 15% per tahun. bangan produk keuangan Islam guna
Berlimpahnya rezeki minyak, tentu akan ”memenuhi kebutuhan umat” sebagaimana
menambah kian cepatnya pertumbuhan dijelaskan di atas. Hal ini antara lain
keuangan Islam. Hal ini membuat perbankan tercermin dari tulisan : Munawar Iqbal, Ausaf
dan lembaga keuangan konvensional serta Ahmad, Tariqullah Khan, Suwailem,
pemerintahan negara-negara Barat ingin pula Mohammed Obaidullah.
meraup berlimpahnya rezeki minyak tersebut. Di samping itu, seiring dengan
Sebagai contoh Merrill Lynch majunya tehnologi, budaya serta
International yang telah lama terlibat dalam perkembangan pasar keuangan konvensional,
bisnis keuangan Islam kini melakukan maka pasar keuangan Islam juga dituntut agar
pengembangan produk keuangan Islami berkembang demikian cepat dan canggih.
antara lain adalah dengan konsep meng- Sehubungan dengan itu, maka kebutuhan
Islam-kan transaksi/produk derivatif konven- adanya inovasi dan financial engineering
sional seperti opsi (option) dan swap. Selain dalam pasar keuangan Islam merupakan suatu
itu, beberapa lembaga keuangan yang keharusan. Kebutuhan masalah perkembangan
induknya beroperasi dengan basis konvensi- pasar keuangan tersebut sangat diperlukan
onal (ribawi) seperti Standard Chartered baik oleh perorangan maupun kemajuan
Bank, Hong Kong And Shanghai Bank bisnis itu sendiri, dan tidak hanya sebatas
produk atau transaksi forward/future, option, keuangan Islami (Islamic financial engi-
atau swap, tetapi juga pengembang- neering product/transaction) dimaksud ?
an/rekayasa/ engineering dalam arti kata
seluas-luasnya untuk kemaslahatan umat. III. Pembahasan
Namun demikian, pengembangan 1. Pengertian “Islamic Financial Engineer-
produk keuangan Islam dimaksud tidak akan ing”
dapat lepas dari dimensi ajaran Islam secara Munawar Iqbal dkk (1998) menyebutkan
utuh. Karenanya, wajar jika produk keuangan bahwa : “Financial Engineering” refers to
Islam yang baru tidak akan muncul kecuali the art of designing financial products to
dengan/setelah melalui persetujuan para meet the needs and tastes of the users with
fuqaha (Dewan Syariah/Badan Pengawas regard to risk maturity and yield.
Syariah). Dalam pelaksanaannyapun, tidak Ditambahkan pula bahwa istilah
lepas dari pengamatan badan di atas guna tersebut diartikan dalam pengertian yang
menjamin bahwa aplikasinya memenuhi/se- luas, yaitu pengembangan produk
suai dengan ketentuan Syariah. Sudah barang keuangan baru dalam wilayah seluruh
tentu, di samping mempertimbangkan aspek operasi keuangan termasuk di dalamnya
syariahnya, juga aspek pasar itu sendiri. adalah mobilisasi sumber, penempatan
Umumnya, para pelaku pasar baru yakin jika dana, manajemen risiko, dan seterusnya.
badan otoritas Syariah telah memberikan
persetujuannya terhadap suatu produk baru Menurut Sami Al-Suwailem (2006),
keuangan Islam. dinyatakan demikian : “ From an Islamic
point of view, there are Shari’ah
II. Pokok Permasalahan principles that should be observed for
Berdasarkan uraian di atas, kini yang developing financial products”.
menjadi pokok permasalahan adalah :
2. Alasan/Dasar/Latar Belakang Islamic
1. Apa yang dimaksud dengan ”Islamic
Financial Engineering
Financial Engineering” itu ?
Menurut Munawar Iqbal dkk (1998),
2. Apa latar belakang sehingga perlu adanya
alasan atau latar belakang adanya tuntutan
”Islamic Financial Engineering” ?
financial engineering adalah didasarkan
3. Apa kriteria suatu transaksi dapat
pada kebutuhan umat dengan tetap
dinyatakan memenuhi aspek syariah
mempertimbangkan syariat Islam, yakni
(syar’ie) ?
aspek maslahah dan ihtisan. Guna
4. Bagaimanakah konsep serta contoh
memperjelas masalah ini, diberikan suatu
pengembangan/rekayasa produk/transaksi
contoh seperti transaksi jual-beli Salam.
Secara umum telah diketahui bahwa 8. Tidak mengandung unsur haram
dalam Islam dilarang memperjualbelikan 9. Tidak menganut prinsip nilai
barang yang belum dimilki oleh waktu dari uang (time value of mo
seseorang. Namun dalam kasus Salam, ney) karena keuntungan yang
Rasulullah Muhammad s.a.w. didapat dalam kegiatan usaha ter
mengijinkan jual-beli ini dikarenakan kait dengan risiko yang melekat
kebutuhan umat, dengan memberikan pada kegiatan usaha tersebut
landasan ketentuan yang jelas guna sesuai dengan prinsip al-ghunmu
melindungi kepentingan para pihak yang bil ghurmi (no gain without
bertransaksi (yaitu : penjual dan pembeli) accompanying risk)
10. Transaksi dilakukan berdasarkan
3. Standar/Kriteria Transaksi Islami
suatu perjanjian yang jelas dan
Suatu transaksi dapat dikatakan
benar serta untuk keuntungan
memenuhi aspek Syariah Islam jika
semua pihak tanpa merugikan
memenuhi kriteria tertentu. Sehubungan
pihak lain sehingga tidak
dengan itu, berikut kami sampaikan
diperkenankan menggunakan
standar/kriteria menurut :
standar ganda harga untuk satu
a. KDPPLKS-IAI (Kerangka Dasar
akad serta tidak menggunakan dua
Penyusunan dan Penyajian Laporan
transaksi bersamaan yang
Keuangan Syariah-Ikatan Akuntan
berkaitan (ta’alluq) dalam satu
Indonesia) tahun 2007
akad
1. Transaksi hanya dilakukan
11. Tidak ada distorsi harga melalui
berdasarkan prinsip saling paham
rekayasa permintaan (najasy),
& saling ridho
maupun rekayasa penawaran
2. Prinsip kebebasan bertransaksi
(ihkitar)
diakui sepanjang obyeknya halal
12. Tidak mengandung unsur kolusi
& baik (thoyib)
dengan suap-menyuap (risywah)
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat
b. Muhammad Ayub (2007).
tukar dan satuan pengukur nilai,
Dalam bukunya yang berjudul :
bukan sebagi komoditas
“Understanding Islamic Finance”,
4. Tidak mengandung unsur riba
menyatakan : “Broad Rules For The
5. Tidak mengandung unsur
Validity of Mu’amalat “ adalah :
kezaliman
a. Free Mutual Consent
6. Tidak mengandung unsur maysir
All transaction, in order to be
7. Tidak mengandung unsur gharar
valid and enforceable, must be
based on free mutual consent of parties can decides wit free will
the parties. Te consent that is and cinfidence.
required for the formation of a b. Prohibition of Gharar
valid contract is free consent. All valid contracs must be free
Consent obtained through from excessive uncertainty
oppresion, fraud and (Gharar) about the subject matter
misperception renders a contract or the consideration (price) given
invalid as per Islamic law. It is in exchange. This is particularly a
also requires that consenting requirement of all compensatory
parties have certain and definite or commutative contracs. In
knowledge of the subject matter of noncompensatory contracts, like
the contract and the rights and gifts, some uncertainty is
obligations aising from it. affordable. Gharar conveys the
Accordingly, inspection of the meaning of uncertainty about the
subject matter and proper ultimate outcome of the contracts,
documentation of the transaction., which may lead to dispute and
particularly if it is involved credit, litigation. Examples of
have been ebcouraged and transactions based on Gharar are
emphasized. the sale of the fish in water, fruits
Practice like Najash (false bidding of trees at the beginning of the
to prices), Ghaban e-Fahish ( season when their quality cannot
charging ex-orbitant prices while be established or the future sale of
giving the impression that the not fully defined or specified
normal market price has been products of a factory which is still
charged), Talaqqi al Rukban (city under construction.
dweller taking advantage of In order to avoid uncertainty,
ignorance od Bedouin by valid sales require that the
purchasing his goods at a far commodity being traded must exist
lower price before the latter comes at the time of sale; the seller
to the market) and concealing any should have acquired the
material defect in the goods or any oenership of that commodity and it
value-related information in trust must be in the physical or
sales like Murabahah have been constructive posession of the
strictly prohibited so that the seller. Salam or Salaf and
Istisna’a are the only two
exceptions to this principles in insurance business. Futures sales
Shari’ah and exemption has been of shares, in which delivery of the
granted by creating such shares is not given and taken and
conditions for their validity that only a difference in price is
Gharar is removed and there is adjusted, trading in shares of
little chance of dispute or provisionally listed companies or
exploitation of any of the parties. speculation in shares and Forex
These conditions relate to the business, in which only the
precise setermination of quality, difference is netted and delivery
quantity, price and the time and does not take place, are other
place of delivery of the Salam exmples of Gharar-based
goods. transactions.
Another relevant example of However, speculation per se,
avoiding uncertainty is that of the which means sale/purchase
sale of debt, which, per se, os not keeping in mind possible change in
alowwed even at the face value, prices in the future, is not
because the subject matter or the prohibited. It is only such sale that
matter or the amount of the debt is may involve the sale of nonexistent
not there and if the debtor defaults and not owned goods/shares and
in payment, the debt purchser will Maisir/Qimar that are prohibited.
lose. Therefore, discounting of the c. Avoiding Riba
bills is not aloowed as per Riba is an increase that has no
Sharia’ah rules. However, corresponding consideration in an
subjecting it to the rules of exchange of an asset for another
Hawalah (assigment of debt) will asset. The increase without
validate the transaction, because corresponding consideration could
under the rules of Hawalah, the be either in exchange or in loan
purchaser of debt (if it is on the transactions. As Islamic banks and
face value) will have recourse to financial institutionas are involved
the original debtor and the Gharar in real sector trading activities as
is removed. well as creation of the debt as a
Other examples of Gharar-based result of credit transactions, they
invalid transactions are short- must give special consideration to
selling of shares, the sale of avoiding Riba lest their income
conventional derivatives and might go to the Charity Account
due to non-Sharia’ah compliance. 2. The sale of single article for
In the conventional sense, the cost two prices when one of the
of funds amiunt to Riba and they prices is not finally stipulated
have to make profit by way of at the time of the execution of
pricing the goods or usufruct of the sale.
assets and not by lending. 3. Contingent sale
d. Avoiding Qimar and Maisir 4. Combining sale and lending in
(Games of Chance) one contract.
Qimar includes every form of In order to avoid this prohibition,
game or money, the acquisition of jurists consider it preferable that a
which depends purely on luck and contract of slae must relate to only
chance. Maisir means getting one transaction, and different
something too easily or getting contracts should not be the mixed
profit without working for it. All in such a way that the reward and
contracts involving Qimar and liability of contracting parties
Maisir are prohibited. Present-day involved in transaction are not
lotteries and prize shemes based fully defined. Therefore, rather
purely on luck come under this than siging a single contract to
prohibition. Dicing and wagering cover more than one transaction,
are rightly held to be within the parties should enter into separate
definition of gambling and Maisir. transactions under the separate
Therefore, Islamic banks cannot contracts.
any such shemes or products Islamic banks may come across a
e. Prohibition of Two Mutually number of transactions in which
Contingent Contracs there could be interdependent
Two mutually contingent and agreements or stipulations that
inconsistent contracts have been have to be avoided. The
prohibited by the holy Prophet combination of some contracts is
(pbuh). This refer to permisssible subject to certain
1. The sale of two article in such conditions :
a way that one who intends to 1. Bai’ (sale) and Ijarah (leasing)
purchse an article is obliged to are two contracts of totally
purchase the othe also at any different impacts; while
given price. ownership nor risk transfer
from lessor to the lessee. It is
necessary, therefore, that the have to be kept totally
lease and sale are kept as separate, requiring “offer and
separate agreements. In acceptance” for each unit.
Islamic banks’ Ijarah 3. Musharakah and Mudarabah
Muntahia-bi-Tamleek (lease can also be combined. For
culminating in trabsfer of example, banks manage
ownership to the lease), the depositos’ funds on the basis of
relationship between the Mudarabah; they can also
parties throughout the lease deploy their funds in the
period remains that of the business with condition that
lessor and lessee and the bank the ratio of profit for a
remain liable for the risks and sleeping partner cannot be
expenses relating ownership. more than the ratio that their
Transfering ownership risk to capital has in the total capital.
the lessee during the lease 4. Contracts of agency (Wakalah)
period would render the and suretyship (Kafalah) can
transaction void. However, one also be combined with sale or
of the parties can undertake a lease contracts, with the
unilateral promise to sell, buy condition that the rights and
or gift the asset at the liabilities arising from various
termination of the lease period. contracts are taken as per their
This will not be binding on the respective rules. As per present
other party practice of Islamic banks,
2. Shirkah and Ijarah can be Wakalah is an important
combined, meaning that a component or Murabaha,
partner can give his part of Salam, Istishna’a agreements.
ownership in an asset on lease 5. Islamic banks can structure
to any co-partmers. Jurists re products by combinaning
unanimous about the different modes subject to the
permissibility of leasing one’s fullfilment of their respective
undivided share in a property conditions. For example, they
to any other partmer. can combine Salam or
However, sale of ownership Istishna’a with Murabaha for
units to the client in preshipment export financing.
Diminishing Musharakah will Diminishing Musharakah is
also a combination of Shirkah Qur’an and Sunnah. Any contract
an Ijarah, added by an or transaction that militates
understanding by one party to against any of these objectives is
periodically sell/purchase the invalid Sharia’ah. It is quiet
ownership to/from another obvious that the rights of fellow
partner. beings have to be honoured in
Similarly, the exchange of two respect of all transactions. The
liabilities is prohibited. rights of Allah (SWT) in Sharia’ah
Transactiona between two parties also refer to everything that
involve an exchnge of any of the involves the benefit of the
following types : corporeal community at large. In this sense,
property for corporeal property, they correspond with public rights
corporeal property for a in modern law. Therefore, any
corresponding liability or a contract should not be against the
liability for both another liability. benefits of the public at large.
Each one of these can be 4. Pendekatan “Islamic Finance Product
immediate for both parties or Development/Engineering”
delayed for both or immediate for Dilihat dari sisi pola pemetaan/mapping,
one party and delayed for the salah satu konsep pengembangan produk
other. In this way, Ibn Rushd has keuangan Islam dapat dianalogikan
identified nine kinds of sales. Out dengan pengembangan akuntansi untuk
of permitted as it amounts to the lembaga keuangan Islam (AAOIFI, 2003)
exchange of the exchange of a debt sebagai berikut :
for a debt, which is prohibited. a. The identification of (accounting)
That is why full prepayment is concepts which has been previously
necessary for valid contracts of developed by other institutions that
Salam. are consistent with Islamic ideals of
f. Conformity of Contracts with the accuracy and fairness. It is unlikely
Maqasid of Shari’ah that anyones would dispute the
The injuction of the Sharia’ah are adoption of such concepts, for
directed towards the realization of example those relating to defing the
various objectives for the welfare characteristics of usefull accounting
of mankind. The objectives of the information such relevance and
Sharia’ah have been emphasized reliability.
in a large number f the texts of
b. The identification of concepts which transactions, and the incurrence of
are used in traditional financial costs and earning profits.
(accounting) for Islamic banks that Sedangkan menurut Suwailem (2006),
are inconsistent with Islamic Shari’a. pengembangan produk dalam Islamic
such concepts were either rejected or Financial Engineering melalui tiga cara :
sufficiently modified to comply with a. Imitasi dari produk konvensional
Shari’a in order to make them usefull. b. Mutasi berdasarkan produk keuangan
An example of such concepts is the Islam
time value of money as a measurement c. Inovasi produk baru berdasarkan
attribute kebutuhan riil pasar
c. The development of those concepts Apapun produk yang dikembangkan
defining certain aspects of financial melalui proses/cara di atas, produk
(accounting) for Islamic banks that keuangan Islam hendaknya lebih efisien
are uniqe to Islamic way of dibandingkan produk konvensional yang
transacting business. The development serupa.
of these concepts was paricularly Secara tehnis, proses Islamic Financial
emphasized in this statement. Example Engineering sebagai berikut :
include concepts developed based on
the islamic laws defining the risks and
rewards associated with business

Product design Evaluation

No Substance
Revise
acceptable?
acceptable?
Ye s

N
Noo Form
acceptable?
acceptable?
Ye s
Product
acceptable

Financial
Financial Engineering 12
12
2. Seolah industri keuangan Islam
5. Contoh pengembangan produk keuangan
hanyalah sekedar ”pengikut”
Islam
produk konvensional
Berdasarkan pola pengembangan dengan
3. Kualitas produk keuangan Islam
konsep sebagaimana yang disampaikan di
lebih rendah dibanding produk
atas, berikut diberikan contoh hasil
keuangan konvensional karena
pengembangan beberapa
hanya mengikutinya saja
produk/transaksi/ akad :
4. Pada dasarnya, produk keuangan
a. Imitasi
konvensional adalah untuk
Rekayasa meragukan (Suwailem,
memenuhi pasar konvensional
2006)
Rekayasa dengan mengutamakan ke-
Strategi imitasi atau ”reverse
Islam-an (konsepsi teoritik)
engineering” (Iqbal, 1999)
Future/Forward-Salam
menjadikan produk konvensional
Esensi transaksi Salam (meski semula
sebagai acuan, kemudian dengan
hanya sebatas dipergunakan untuk
menggunakan akad syar’i dilakukan
transaksi produk pertanian) adalah
duplikasi produk yang serupa
jual-beli barang yang belum ada, dan
(sehingga secara masih dipertanyakan
karenanya guna menghindari
pemenuhan standar ke-Islam-annya,
terjadinya sengketa/permasalahan
Islamically questionable)
tentang difinisi/pengertian barang di
Contoh :
kemudian hari, maka spesifikasi
1. Duplikasi pinjaman konvensional
‘ obyek transaksi Salam‘
dengan tawaruq dan inah
dipersyaratkan dijelaskan secara
2. Deposito berjangka direplikasi
‘rinci’ sehingga tidak dapat ditafsirkan
melalui ”reverse tawaruq”
lain kecuali sebagaimana
3. Financial call option direplikasi
dimaksudkan oleh para pihak (pembeli
dengan ”urbun”
dan penjual)
4. Interest rate swap direplikasi
Dalam konteks syariah, terkait barang
dengan ”reciprocal tawaruq’ dan
generik (di luar bahan kebutuhan
”reverse tawaruq”
pokok seperti : gandum, kurma,
Cara seperti ini merupakan yang
jewawut, garam), maka penggunaan
termudah, namun memiliki banyak
akad Salam untuk melakukan
kekurangan, seperti :
transaksi future/forward Islami dapat
1. Terkesan aplikasi ajaran Islam
dipertimbangkan. Keberatan kalangan
bersifat pasif dan tanpa visi
muslim terhadap future/forward
konvensional adalah penyerahan secara sekaligus di akhir periode
selisih harga tanpa diikuti penyerahan kontrak.
riil/nyata atas obyek transaksi. Future/Forward-Istijrar
Sehubungan dengan ini, dalam Selain kedua akad di atas,
transaksi Salam, harga harus dibayar future/forward Islami dapat dikonsep
di muka dan barang secara nyata dengan menggunakan akad Istijrar,
diserahkan di kemudian hari pada yaitu pembelian berulang atas satu
waktu yang telah disepakati oleh para obyek jual-beli. Dengan pengertian
pihak. Karakter transaksi seperti inilah lain, Istijrar dapat didifinisikan
yang membedakan produk (keuangan) sebagai pembelian dengan pengiriman
konvensional dengan yang Islami bertahap (partial shipment).
(yang mana memenuhi seluruh kriteria
Option-Urbun
transaksi Islami, dan dengan
Atas Opsi/Option ini, konstruksi
demikian, underlying assetnya bersifat
Islaminya adalah dengan
nyata/riil, dapat menghindari risiko
menggunakan transaksi penjualan
perubahan harga, tidak ada para pihak
dengan memakai uang muka ’Bai al-
yang dizalimi, tidak ada barang yang
Urbun’ dengan catatan harga kontrak
haram/mudharat, dan lain sebagainya).
telah disepakati.
Future/Forward-Istishna’
Swap-Qardh
Di samping akad salam, maka akad
Sebagai contoh misal Bank A di Eropa
Istishna’ dapat juga dipergunakan
memperkirakan Euro bertendensi
dalam transaksi future/forward Islami
kursnya turun terhadap Dollar
karena dalam transaksi Istishna’ ini
Amerika Serikat, sementara Bank B di
barang yang dipesan diserahkan di
Amerika Serikat memperkirakan
waktu mendatang yang mana ini
dalam waktu dekat ini kurs Dollar
sesuai dengan esensi karakter
Amerika Serikat akan terdepresiasi
future/forward adalah penyerahan
oleh Euro. Agar kedua bank tersebut
barang di kemudian hari. Bedanya
terhindar dari kerugian kurs, maka
dengan Salam, dalam Istishna’
Bank A meminjamkan dana Euronya
pembayarannya dapat dilakukan
ke Bank B di Amerika Serikat,
secara lebih fleksibel dan unik karena
sementara Bank B juga meminjamkan
pembayaran dapat dilakukan
dana Dollar Amerika Serikatnya ke
(alternatif pertama) secara angsuran/
Bank A.
cicilan atau (alternatif kedua) dibayar
Berdasarkan contoh di atas, terlihat Ini adalah pengembangan
jelas bahwa swap Islami dapat dipakai produk Mudharabah Dua
sebagai alat risk management (risk Tingkat. Jelasnya secara
minimizing), mengurangi cost of rising singkat adalah : lembaga
resources (akad qardh tidak keuangan Islam menerima
mempersyaratkan adanya biaya yang dana dengan akad Mudharabah
besar sebagaimana yang terjadi pada kemudian disalurkan melalui
transaksi konvensional), identifikasi pembiayaan Mudharabah ke
kesempatan investasi secara tepat, (misal lembaga keuangan)
serta managemen aktiva-pasiva secara koperasi untuk para
lebih baik (terhindar dari penurunan anggotanya dengan akad
nilai) Mudharabah juga.
(c). Pengembangan akad Salam
b. Mutasi produk tradisional
Semula akad Salam
keuangan Islam
diaplikasikan untuk transaksi
1. Pengembangan aplikasi produk
produk pertanian. Dalam
tradisional keuangan Islam
pengembangannya, dipahami
(a). Mudharabah Dua Tingkat
bahwa substansi transaksi
Contoh aplikasinya adalah
Salam adalah jual-beli barang
sebagaimana telah dilakukan
yang belum ada dengan
oleh banyak lembaga keuangan
spesifikasi rinci sehingga
Islam seperti Bank Umum
kemungkinan terjadinya
Syariah, BPR Syariah, serta
permasalahan/sengketa
Lembaga Keuangan Mikro
masalah ”difinisi barang” tidak
Syariah (BMT/KJKS), yaitu
ada.
lembaga keuangan menerima
Berdasarkan pemahaman ini,
dana dengan akad Mudharabah
maka akad Salam kemudian
dari para pemilik dana
dikembangkan/ dipakai untuk
(tabungan dan
transaksi perdagangan
deposito/simpanan berjangka)
berjangka atau transaksi
untuk kemudian disalurkan
lainnya di luar dengan obyek
melalui pembiayaan
produk pertanian.
Mudharabah kepada para
(d). Pengembangan akad Istishna’
pengguna dana
Di awal, pemahaman akad
(b). Mudharabah Tiga Tingkat
Istishna’ banyak dikonotasikan
dengan produk konstruksi Transaksi Murabahah semula
dalam pembiayaan di kalangan bukan merupakan salah satu
perbankan. Jadi lebih ke aspek instrumen pembiayaan oleh
mikro. Kemudian karena saat itu Murabahah
dikembangkan ke aplikasi diartikan jual-beli tunai. Ketika
yang lebih luas dengan pola diperkenalkan Murabahah
yang dikenal dengan nama dengan pembayaran secara
BOT-Built, Operate, and kredit, maka fasilitas
Transfer. Pola BOT ini dalam Murabahah menjadi moda
keuangan Islam dapat pembiayaan yang berkembang
diaplikasikan untuk sangat pesat
pembiayaan makro, misal 2. Kombinasi produk tradisional
pembangunan proyek keuangan Islam :
pemerintah (antara lain : jalan (a). Bai’ (jual-beli) dan Ijarah
Toll, pelabuhan laut, bandar (leasing)
udara, kawasan berikat). Produk ini dinamakan IMBT-
Investor membangun jalan Toll Ijarah Muntahiabitamlik.
dengan mengeluarkan biaya Dibandingkan leasing konven-
sendiri, kemudian mengopera- sional khususnya “financial
sikan jalan Toll tersebut lease/sewa-beli”, dalam IMBT
selama periode tertentu yang terdiri dari dua akad/transaksi,
disepakati bersama (Pemerin- yakni sewa-menyewa dan
tah dengan investor). Selama perpindahan kepemilikan
mengoperasikan jalan Toll (transfer of title), di mana
tersebut si investor menerima masing-masing akad dibuat
pendapatan sewa Toll dari secara terpisah dan tidak dalam
pengguna jalan sebagai waktu yang bersamaan, tetapi
pembayarannya, dan dianggap secara berturutan. Maksudnya,
lunas sampai jangka waktu setelah transaksi sewa-
operasi yang disepakati. menyewa selesai atau berakhir,
Setelah itu jalan Toll baru disusul terjadinya perpin-
diserahkan kepada negara dahan kepemilikan, yang
sebagai aset negara. dalam leasing konvensional
(e). Pengembangan akad Mura- ditempuh melalui transaksi
bahah jual-beli.
Terpisahnya akad sewa- yaitu kepemilikan bersama
menyewa dan akad perpindaan (joint ownership); sedangkan
kepemilikan kian memperjelas leasing-nya adalah operating
posisi masing-masing pihak lease/kontrak sewa-menyewa
dalam hal semua yang saja. Kombinasi keduanya
menyangkut hak dan disebut dengan “Akad/transak-
kewajiban yang terkait aset. si Musyarakah Muntanaqisoh”
Saat berlaku masa sewa- atau “Diminishing/Declining/
menyewa, maka kepemilikan Decreasing Musyarakah”
masih berada pada pihak yang Pengertian transaksi Musyara-
menyewakan, dan karenanya kah Muntanaqisoh adalah
(secara umum) dialah yang suatu fasilitas pembiayaan
berkewajiban memikulnya. antara para pihak yang mana
Begitu kepemilkan berpindah salah satu pihak/partmer dalam
ke pihak penyewa, maka periode pembiayaan mengam-
selanjutnya dialah yang bil alih porsi saham/kepemi-
memikul segala yang likan pihak lainnya sehingga di
menyangkut (risiko dan biaya) akhir periode pembiayaan,
aset terkait. kepemilikan obyek transaksi
Dalam transaksi sewa–beli menjadi milik dia sepenuhnya
konvensional, hak dan (100%).
kewajiban terkait dengan Jelasnya, misal dalam suatu
obyek transaksi ada pada usaha/proyek dengan jangka
kedua pihak (penyewa dan waktu 5 tahun, Lembaga
yang menyewakan), oleh sebab Keuangan Islam/LKI (bank)
kontrak/perjanjian sewa- memberikan pembiayaan
menyewa dan jual-beli sebesar 60% dari keseluruhan
berlangsung/terjadi secara ber- dana yang diperlukan, sedang-
samaan/serempak. Ini rawan kan sisanya (40%) dipikul oleh
menimbulkan permasalahan nasabah. Selama periode
pada para pihak pembiayaan (5 tahun, misal)
(b). Syirkah dan Ijarah (leasing) nasabah terkait mengambil alih
Syirkah di sini yang porsi saham/kepemilikan
dimaksudkan adalah “Syirkatul LKI/bank sehingga perban-
milk atau Syirkatul amlak”, dingan porsi saham akan
tampak seperti pada tabel Berdasarkan penjelasan di atas,
berikut : maka kedudukan nasabah
LKI Nasabah Total selain sebagai pemilik dari
Tahun
(%) (%) (%)
suatu joint-ownership obyek
1  Awal 60 40 100
 Akhir 48 52 100 transaksi, juga/sekaligus
2  Awal 48 52 100 sebagai penyewa obyek terkait.
 Akhir 36 64 100
3  Awal 36 64 100 (c). Musyarakah dan Mudarabah
 Akhir 24 76 100 Contohnya misal bank
4  Awal 24 76 100
Akhir 12 88 100 menerima dana deposito
5  Awal 12 88 100 berjangka dengan akad
 Akhir 0 100 100
Mudharabah, kemudian dia
Peta kepemilikan di atas juga bersyirkah dengan nasabah
mengandung konsekuensi pembiayaan sebagai
dalam masalah pembagian pihak/partner pasif/diam, maka
hasil sewa. Jadi misalkan dalam syirkah dimaksud dia
obyek transaksi tersebut akan menerima bagi hasilnya
disewakan senilai misal Rp 10 sesuai dengan kesepakatan
juta/tahun, kebetulan pihak awal.
penyewanya adalah nasabah (d). Wakalah dengan jual-beli atau
tersebut, maka pembagian sewa
hasil sewa selama periode Misal dalam traksaksi
pembiayaan proporsional Murabahah yang mana
dengan porsi saham/kepe- nasabah sekaligus berperan
milikan para pihak. sebagai “wakil” lembaga
Sebagai contoh, pada tahun ke- keuangan Islam (LKI).
4, oleh sebab porsi kepemiikan Dalam transaksi sewa-
LKI hanya sebesar 24%, maka menyewa nasabah bertindak
pendapatan sewa yang menjadi sebagai wakil LKI untuk
haknya adalah 24% dari Rp 10 mencarikan obyek transaksi.
juta  Rp 2,4 juta. Dapat pula dalam transaksi
Mengapa demikian ? Hal ini Istishna’ paralel, nasabah
dikarenakan bahwa yang berperan sebagai wakil LKI.
disewakan kepada nasabah (e). Salam dengan Murabahah.
adalah sebatas porsi kepemi- Contoh dalam kasus/transaksi
likan LKI atas obyek transaksi. pembiayaan ekspor sebelum
pengapalan (preshipment Sebagai contoh adalah ketika suatu
export financing). bank Islam menghadapi kekurangan
(f). Istishna’ dengan Murabahah likuiditas, maka dalam istilah baku
Saat membangun rumah tehnis perbankan, untuk menciptakan
tinggal (misalnya), akadnya likuiditas bagi bank tersebut dapat
adalah antara LKI dengan melalui produk : “Murabahah
kontraktor. Begitu selesai Commodity”. Sudah barang tentu ini
100%, diikuti transaksi jual- dibuat oleh karena adanya kebutuhan
beli antara LKI dengan riil di lapangan pada pasar terkait
nasabah dengan akad dengan tetap (terutama dan yang
Murabahah utama adalah) berlandaskan syariat
Islam yang berlaku.
c. Inovasi
Sebagai gambaran dapat dilihat pada
Dalam inovasi produk kali ini, dibuat
skema berikut :
atau lebih tepatnya disusun produk
keuangan yang sama sekali
berbeda/baru dibandingkan dengan
produk keuangan yang sudah ada.

Penjelasan : misal CPO-Crude Palm Oil senilai


Bank Islam B pesan kepada Bank sekian USD yang akan dibayar secara
Islam A suatu Commodity Murabahah kredit dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian, transaksinya (Delivery Order) atau bukti pembelian
bernama Murabahah pesanan atau dari produsen CPO terkait.
Murabahah by Purchase Orderer. Atas dasar bukti kepemilikan
Atas adanya pesanan ini Bank A beli (konstruktif semacam ini), Bank B
dari suatu produsen CPO sebesar yang mengalami kesulitan likuiditas
pesanan Bank B, setelah akad dapat menjual kembali ke pihak lain
disetujui, CPO diserahkan ke Bank B, (ketiga, di luar Bank A) secara tunai
meski dengan penyerahan yang sehingga dia dapat memenuhi
bersifat konstruktif berupa D.O likuiditas yang dia butuhkan

Penjelasan : Atas adanya pesanan ini Bank A beli


Bank Islam B pesan kepada Bank dari para produsen CPO sebesar
Islam A suatu Commodity Murabahah pesanan Bank B, setelah akad
misal CPO-Crude Palm Oil senilai disetujui, CPO diserahkan ke Bank B,
sekian USD yang akan dibayar secara meski dengan penyerahan yang
kredit dalam jangka waktu tertentu. bersifat konstruktif berupa D.O
Dengan demikian, transaksinya (Delivery Order) atau bukti pembelian
bernama Murabahah pesanan atau dari para produsen CPO.
Murabahah by purchase order. Atas dasar bukti kepemilikan
(konstruktif semacam ini), Bank B
yang mengalami kesulitan likuiditas sehingga dia dapat memenuhi
dapat menjual kembali ke pihak lain likuiditas yang dia butuhkan
(ketiga, di luar Bank A) secara tunai

Penjelasan : (Delivery Order) atau bukti pembelian


Bank Islam B pesan kepada Bank dari para produsen CPO.
Islam A suatu Commodity Murabahah Atas dasar bukti kepemilikan
misal CPO-Crude Palm Oil senilai (konstruktif semacam ini), Bank B
sekian USD yang akan dibayar secara yang mengalami kesulitan likuiditas
kredit dalam jangka waktu tertentu. dapat menjual kembali ke pihak lain
Dengan demikian, transaksinya (ketiga, di luar Bank A) secara tunai
bernama Murabahah pesanan atau sehingga dia dapat memenuhi
Murabahah by purchase order. likuiditas yang dia butuhkan
Atas adanya pesanan ini Bank A beli Komoditas :
dari para produsen CPO sebesar Komoditas sebagai obyek transaksi di
pesanan Bank B, setelah akad atas antara lain sebagai berikut :
disetujui, CPO diserahkan ke Bank B, 1). C.P.O.-Crude Palm Oil
meski dengan penyerahan yang 2). Natural Rubber/Karet Alam
bersifat konstruktif berupa D.O 3). Oil-Minyak Bumi/BBM
4). LME-London Metal Exchange
Aluminium, Copper, Nickel, Tin, pada/persetujuan atas wesel tagih
Zinc, Lead, Plastics; tersebut merupakan bukti otentik
Polypropylene dan linear low bahwa si importir mengakui adanya
density polyethylene hutang kepada si eksportir dalam
negeri. Secara a contrario, si eksportir
Tujuan adalah : memiliki “piutang atau tagihan”
1. Membantu managemen likuiditas kepada importir di luar negeri.
di pasar keuangan Islam Transaksi ekspor-impor tersebut lebih
2. Sebagai instrumen managemen bersifat bank to bank relationship.
risikoMembantu pengembangan Karena itu, sebelum bank eksportir
produk keuangan Islam lain mendukung ekspor berjangka, bank
3. Membantu pemasaran produk dalam negeri memilih partner bank
ekspor strategis (antara lain : CPO (counter party) dengan kelas wahid.
dan karet alam) Artinya bank terpercaya tidak hanya
Structured Alternative asset dari segi ukuran (size) bank,
Salah satu aktivitas LKI antara lain reputasi/nama baik, tetapi juga kondisi
adalah menyelenggarakan transaksi keuangannya.
ekspor-impor. Bagi eksportir, Terkait maslah tagihan eksportir atas
transaksi ekspor adalah kegiatan transaksi ekspor berjangka tersebut,
penjualan, sedangkan bagi importir, jika wesel tagih telah ditandatangani
aktivitas impor adalah kegiatan importir dan dikuatkan (dilegalisir)
pembelian barang. oleh bank importir, maka inilah yang
Khususnya terkait dengan kegiatan disebut ”Akseptasi” yang tidak hanya
ekspor, terdapat transaksi yang kuat dari sisi yuridis formal,
dinamakan ekspor berjangka. kebiasaaan transaksi perbankan
Maksudnya adalah ekspor/jual barang internasional, tetapi juga memiliki
ke luar negeri namun pembayarannya ”nilai ekonomis” baik bagi eksportir
baru beberapa waktu kemudian, bisa yang bersangkutan maupun banknya
satu, dua bahkan enam bulan ke yang di dalam negeri
depan. Jika si eksportir menunggu cairnya
Atas terjadinya transaksi ekspor tagihan tentu akan memakan waktu
berjangka, si eksportir dalam negeri cukup atau bahkan sangat lama, yang
melalui bank mengirimkan wesel tagih akan mempengaruhi kondisi keuangan
guna ditandatangani oleh si importir di atau likuiditasnya. Oleh karena itu,
luar negeri. Penandatanganan bila si eksportir menginginkan
bantuan pembiayaan/pendanaan, dapat Seandainya pengabaian seperti ini
saja dilakukan dengan menjual wesel tidak dibolehkan dalam syariat Islam,
tagihnya ke banknya, yang tentunya maka solusinya adalah bahwa
sesuai transaksi yang diperkenankan pemberian bantuan pendanaan
oleh syriat Islam, dalam hal ini dipersyaratkan dengan hak recourse,
”Hawalah” atau dalam transaksi di yaitu hak untuk meminta
keuangan konvensional disebt dengan pengembalian atas piutang yang
naman ”Anjak Piutang”. diberikan oleh suatu pihak kepada
Demikian juga bank eksportir tadi, pihak lain pada saat piutang tersebut
kalau dia harus menunggu cairnya jatuh waktu
tagihan eksportir, maka akan
memakan waktu cukup atau sangat IV. Kesimpulan
lama. Sehubungan dengan itu bank Berdasarkan uraian bahasan terdahulu, dapat
eksportir dapat memperoleh likuiditas diambil kesimpulan sebagai berikut :
dalam waktu singkat jika dia 1. Perkembangan aset lembaga keuangan
memerlukan dengan instrumen yang Islam
kini dinamakan ”Structured Saat ini diperkirakan aset yang dikelola
Alternative Asset”. Yakni dengan cara lembaga keuangan Islam berkisar USD 1
meminta bantuan dana ke bank lain triliun dengan tingkat pertumbuhan sekitar
dengan menjaminkan ”tagihan 15%/tahun
eksportir” tersebut. 2. Pengertian Islamic Financial Engineering
Dengan demikian, saat wesel tagih di Secara umum, Islamic Financial
atas cair saat jatuh waktu, gugurlah Engineering adalah seni untuk mendesign
kewajiban eksportir ke banknya, juga produk keuangan sesuai syariat Islam.
kewajiban bank eksportir ke bank lain 3. Latar Belakang ”Islamic Financial
yang memberikan bantuan dana. Engineering
Permasalahan pokok yang muncul Di samping mempertimbangkan
adalah ”Apakah tagihan tersebut pasti perkembangan produk keuangan secara
cair”. Secara teoritis, oleh sebab bank keseluruhan, lingkungan yang selalu
importir luar negeri sebagai penjamin berubah serta begitu tingginya kecepatan
si importir sebelumnya telah dipilih perubahan itu sendiri, maka Islamic
bank kelas atas (First Class Bank), Financial Engineering dilakukan semata-
maka kemungkinan tagihan dimaksud mata guna memenuhi kebutuhan atau
”macet” sangatlah kecil, dengan kata kemaslahatan umat.
lain dapat diabaikan. 4. Kriteria transaksi dari aspek syariah
Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), pasar yang pada akhirnya ditempuh dengan
terdapat 12 kriteria agar suatu transaksi helah agar ”terkesan” syar’i padahal ”tidak
dapat dinyatakan memenuhi aspek syar’i, Islami.
sedangkan menurut Muhammad Ayub 6 Bila sudah demikian, bukannya manfaat yang
kriteria yang secara substansi tiada didapat, tetapi kemungkinan besar adalah
perbedaan di antara keduanya. ”laknat Allah” di samping produknya tidak
5. Konsep Islamic Financial Engineering menuai ”berkah atau maslahah”
Pengembangan/rekayasa produk keuangan
Islam dapat dilakukan dengan Daftar Pustaka
menggunakan konsep sebagai berikut : AAOIFI , Accounting, Auditing and
a. Imitasi Governance Standards For Islamic Financial
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Institutions, 2003, Manama, Bahrain
”imitasi” dilakukan berasal dari Al-Suwailem, Sami, Hedging in Islamic
produk keuangan konvensional yang Finance, 2006, Jeddah, Saudi Arabia, IDB.
”di-Islam-kan” sehingga bisa ” syar’i” A. Jobst, Andreas, What is Structured Finance
namun tidak tertutup kemungkinan ?, 2005
”tetap tidak syar’i” Archer, Simon, and Rifaat Ahmed Abdel
b. Mutasi dari produk tradisional Karim, Islamic Finance-Innovation and
keuangan Islam Growth, 2002, Parsoli UK, Ltd
Dapat dilakukan dengan cara Ayub, Muhammad, Understanding Islamic
”pengembangan aplikasi”, namun bisa Finance, John Wiley & Sons, Ltd, 2007,
juga melalui ”kombinasi akad” England
c. Inovasi Iqbal, Munawar, Ausaf Ahmad, Tariqullah
Mendesign produk keuangan Islam Khan, Challenges Facing Islamic Banking,
yang baru sama sekali, namun tetap 1998, Edisi Pertama, IRTI, Jeddah, Saudi
berpedoman pada syariat Islam guna Arabia.
memenuhi kemaslahatan umat Obaidullah, Muhamed, Islamic Finance
Services, 2005, Islamic Economics Centre
V. Saran Rice, Gillian, Integrating Quality
Pengembangan/rekayasa produk keuangan Management, Creativity and Innovation in
Islam (Islamic Financial Engineering) Islamic Bank, 2001
hendaknya senantiasa mengutamakan
”kemaslahan umat” dengan tetap berpedoman
sumber syariat Islam (Al Qur’an dan As
Sunah), dan tidak mengedepankan aspek

Anda mungkin juga menyukai