Anda di halaman 1dari 11

Bank Syariah

• Infographic Style Disusun oleh :

Iqbal
(18383021087)

Kinatur Rohmah
(18383022094)

Moh. Calvin Ar-Raziqi


(183820)
Ruang Lingkup Bank
Syariah
Istilah lain yang di gunakan untuk sebutan Bank Syariah adalah Bank Islam. Secara akademik, istilah
Islam dan Syariah memang mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis untuk
penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah mempunyai pengertian yang sama.
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi kredit dan jasa-jasa dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip Syariat Islam.
Bank syariah memiliki system oprasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah
memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabah.balam system oprasional bank syariah,
pembayaran dan penarikan bunga di larang dalam semua bentuk transaki. Bank syariah tidak
mengenal system bunga, baik bunga yang di peroleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga
yang di bayar kepada penyimpan dana di bank syariah.
Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan
dan investasi menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga
member pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.
Prinsip Operasional Bank
Syariah
Prinsip operasional lembaga keuangan Adapun Prinsip-prinsip perbankan
syariah yakni berdasarkan prinsip syariah sumber lain sebagai berikut:
syariah, yaitu kegiatan usaha yang tidak 1. Prinsip titipan atau simpanan
mengandung unsur: 2. Prinsip bagi hasil, pada dasarnya
1. Riba prinsip ini terbagi atas: Musyarakah
2. Maisir dan Al-Mudharabah
3. Gharar 3. Prinsip al-Murabahah
4. Haram 4. Prinsip sewa-menyewa
5. Zalim 5. Prinsip pinjam-meminjam
6. Prinsip jasa
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank
Syariah
Secara tehnis operasional antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional terlihat tidak ada perbedaan, seperti tehnis
menerima setoran dan pengambilan uang, mekanisme transfer,
kliring[7], cheque[8], giro bilyet, ATM, dan prosedur pemberian
pinjaman.
perkembangan perbankan syariah di indonesia
dan di dunia
1. Perkembangan perbankan syariah di dunia
Pelopor berdirinya perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1991.
Bank ini dilahirkan oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI), pengusaha Muslim dan juga pemerintah. Sayangnya bank tersebut kurang popular
dan kinerjanya stagnan, baru setelah krisis ekonomi dan reformasi, Bank Muamalat mulai
dilirik nasabah.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan
eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah pertama dan menjadi
pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah
menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah
menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan
systembunganya.Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap
eksis dan mampu bertahan. Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global
yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah
kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis.
lanjutan
Oleh karena itu perlu langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya. Langkah
strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di upayakan adalah pemberian izin
kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS)
atau konversi sebuah bank konvensional menjadi bank syariah. Langkah strategis ini
merupakan respon dan inisiatif dari perubahan Undang – Undang perbankan no.10 tahun
1998. Undang-undang pengganti UU no.7 tahun 1992 tersebut mengatur dengan jelas
landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh
bank syariah.
2. Perkembangan perbankan di dunia
Menurut Khurshid Ahmad, yang dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, ada beberapa
tahapan perkembangan dalam wacana pemikiran ekonomi Islam, yaitu:
a. Tahapan Pertama, dimulai ketika sebagian ulama, yang tidak memilikipendidikan
formal dalam bidang ilmu ekonomi namun memilikipemahaman terhadap persoalan-
persoalan sosio-ekonomi pada masa itu,mencoba untuk menuntaskan persoalan bunga.
Mereka berpendapat bahwabunga bank itu haram dan kaum muslimin harus meninggalkan
hubunganapapun dengan perbankan konvensional. Masa ini dimulai kira-kira pada
pertengahan dekade 1930-an dan mengalami puncak kemajuannya padaakhir dekade
1950-an dan awal dekade 1960-an.
lanjutan

b. Tahapan kedua dimulai pada akhir dasa warsa 1960-an. Pada tahapan inipara ekonom Muslim
yang pada umumnya dididik dan dilatih diperguruan tinggi terkemuka di Amerika Serika dan
Eropa mulai mencobamengembangkan aspek-aspek tertentu dari sistem moneter Islam.
Merekamelakukan analisis ekonomi terhadap larangan riba (bunga) danmengajukan alternatif
perbankan yang tidak berbasis bunga. Serangkaiankonferensi dan seminar internasional tentang
ekonomi dan keuangan Islamdigelar beberapa kali dengan mengundang para pakar, ulama, ekonom
baikmuslim maupun non-muslim.
c. Tahapan ketiga ditandai dengan upaya-upaya konkrit untukmengembangkan perbankan dan
lembaga-lembaga keuangan non-riba baikdalam sektor swasta maupun dalam sektor
pemerintah. Tahapan inimerupakan sinergi konkrit antara usaha intelektual dan material
paraekonom, pakar, banker, para pengusaha dan para hartawan muslim yangmemiliki kepedulian
kepada perkembangan ekonomi Islam. Pada tahapanini sudah mulai didirikan bank-bank Islam dan
lembaga investasi berbasisnon-riba dengan konsep yang lebih jelas dan pemahaman ekonomi
yanglebih mapan. Bank Islam yang pertama kali didirikan adalah IslamicDevelopment Bank (IDB)
padatahun1975diJeddah,SaudiArabia.
lanjutan

d. Tahapan keempat ditandai dengan pengembangan pendekatan yang lebihintegratif dan sophisticated
untuk membangun keseluruhan teori danpraktek ekonomi Islam terutama lembaga keuangan dan
perbankan yangmenjadi indikator ekonomi umat. pengetahuan (knowledge) dan inovasidianggap sebagai
pendorong utama (the driving force) bagi pembangunanekonomi. Suatu sistem ekonomi mengandung 2
sektor, yakni sektor riildan keuangan. Dalam perkembangannya, sektor keuangan dalam ekonomiIslam
lebih cepat berkembang daripada sektor riilnya. Bahkan dalamempat puluh tahun terakhir, keuangan
Islam telah bertumbuh dengan pesatdan saat in telah menjadi industri yang memiliki kontribusi penting dalam
perekonomian nasional tidak hanya di negara-negara Muslim, namun jugadi berbagai negara di seluruh
dunia. Keuangan Islam telah membuatterobosan signifikan dalam lingkungan global dengan
memfasilitasidiversifikasi resiko dan berkontribusi dalam stabilitas keuangan global.Kini keuangan Islam
telah menjadi bagian integral dalam sistem keuanganinternasional. Di beberapa negara, termasuk Indonesia,
Malaysia dan lain-lain, sistem ekonominya menganut dual economic system, sistemkeuangannya
punjugadualfinancialsystem.
lanjutan

Saat ini Sistem Ekomomi Islam dan Perbankan Syariah sudah banyakdigunakan oleh
bergabai negara di dunia. Dalam Global Islamic Finance Report2015, dengan menetapkan
5 kriteria yaitu Advocacy, Infrastructure, HumanResource,Linkages. Regulation, ditetapkan
ada 10 negara yang disebut sebagai thetop 10 Centres of Excellence in Islamic Banking and
Finance18, yaitu:
1. Kuala Lumpur – Malaysia
2. Manama – Bahrain
3. Dubai – UAE
4. London - United Kindom
5. Doha - Qatar 6. Kuwait – Kuwait
7. Karachi – Pakistan
8. Riyadh - Saudi Arabia
9. Jakarta - Indonesia
10. Istanbul – Turkey
Dari data tersebut, nomor 1 ternyata masih Malaysia, sedangkan Indonesia berada pada
nomor 9
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai