BANK SYARIAH
Deskripsi Awal
Pada Bab ini dibahas tentang Bank Syariah. Dimana Bank Syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah atau prinsip hukum islam dengan tujuan untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan. Dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
A. Sejarah Singkat
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di
dunia, namun diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi islam
sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Sedangkan prakarsa untuk
mendirikan Bank Syariah di indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990.
1. Al-wadi’ah (Simpanan)
Al-wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan.
Prinsip Al- wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak
yang lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga
dan dikembalikan kapan saja bila si penitip mengkehendaki. Penerima
simpanan disebut yad al-amanah yang artinya tangan amanah. Si
penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan
kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara
barang titipan.
a. Al-musyarakah
b. Al-mudharabah
PengertianAl-mudharabah adalah akad kerja sama antara
dua pihak , dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal
dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka
akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat
dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan
kelalaian pengelola, maka si pengelolahlah yang bertanggung
jawab.
c. Al-muzara’ah
Pengertian Al-muzara’ah adalah kerja sama pengolahan
pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan
dalam hal ini menyediakan lahan, benih, dan pupuk. Sedangkan
penggarap menyediakan keahlian, tenaga, dan waktu. Keuntungan
yang diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah
disepakati. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk
pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen.
d. Al-musaqah
Pengertian Al-musaqah merupakan bagian dari al-
muzara’ah yaitu penggarap hanya bertanggung jawab atas
penyiraman dan pemeliharaan denan menggunakan dana dan
peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase
hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam kontek kerja sama
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap.
3. Bai’ al –Murabahah
Pengertian Bai’al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada
harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal
ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang
ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya. Sebagai contoh
harga pokok barang “X” Rp 100.000,-. Keuntungan yang diharapkan
adalah sebesar Rp 5.000,-. Sehingga harga jualnya Rp 105.000,-.
Kegiatan bai’al-Murabahah ini baru dilakukan setelah ada
kesepakatan dengan pembeli, baru kemudian dilakukan pemesanan.
Dalam dunia perbankan kegiatan Bai’al-Murabahah pada pembiayaan
produk barang-barang investasi baik dalam negeri maupun luar negeri
seperti letter of credit atau lebih dikenal dengan nama L/C.
4. Bai’as-salam
Bai’as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian
hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus
dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah
barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk uang.
5. Bai’ A l istishma
Bai’ A l istishma merupakan bentuk khusus dari akad Bai’as-
salam, oleh karena itu ketentuan dalam Bai’ Al istishma’ adalah
kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat barang).
Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih dulu
tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat
dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di
muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
6. Al-Ijarah (Leasing)
Pengertian Al-Ijarah adalah akad pemindah hak guna atas barang
atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa di ikuti dengan
pemindah kepemilikan atas barang itu sendiri. Dalam Praktiknya
kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan
operating lease maupun financial lease.
7. Al-Wakalah (Amanat)
Wakalah atau Wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau
pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus
diilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi
mandat.
8. Al-Kafalah (Garansi)
Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab
dari satu pihak ke pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan
dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.
9. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain
pemindahan beban utang dari satu pihak ke lain pihak. Dalam dunia
keuangan atau perbankan dikenal denhan kegiatan anjak piutang atau
factoring.
10. Ar- Rahn
Ar –Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan
seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.
F. Rangkuman
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di
dunia, namun diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi
islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980. Sedangkan
prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di indonesia dilakukan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus
1990.
Secara Filosofi, Bank Syariah adalah Bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran
bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang
dihadapi dunia islam dewasa ini. Perbankan Syariah didirikan
didasarkan pada alasan filosofis maupun praktik. Alasan
Filosofisnya adalah dilarangnya riba dalam transaksi keuangan
maupun non-keuangan |Allah menghalalkan jual-beli dan
mengharamkan riba….. (QS. Al-Baqarah(2): 275)| dan alasan
praktisnya adalah sistem perbankan berbasis bunga atau
konvensional.
Dalam sistem perbankan konvensional, bank selain berperan
sebagai jembatan antara pemilik dana dan dunia usaha, juga masih
menjadi penyekat antara keduanya karena tidak adanya
transferability risk dan return. Tidak demikian halnya dengan
sistem perbankan syariah. Pada perbankan syariah, bank menjadi
manajer investasi, wakil, atau pemegang amanat (custodian) dari
pemilik dana atas investasi di sektor riil
Produk Bank Syariah diantaranya:
Al-wadi’ah (Simpanan)
Pembiayaan dengan bagi hasil
Bai’ Al-murabahah
Bai’ As-salam
Bai’ Al-ishtisma
Al-ijarah (Leasing)
Al-wakalah (Amanat)
Al-kafalah (Garansi)
Al-hawalah
Ar-Rahn