NIM : 131221177
Kelas : Hukum Islam C-1
Bank syariah di Malaysia memiliki akar yang dalam dan berkembang seiring dengan
pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat Muslim yang ingin memiliki alternatif
perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Perkembangan bank syariah di Malaysia dimulai pada tahun 1963 ketika Bank Islam Malaysia
Berhad (BIMB) didirikan sebagai bank syariah pertama di negara ini. BIMB didirikan untuk
memenuhi kebutuhan perbankan umat Islam yang ingin bertransaksi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Selama dekade ini, Malaysia mulai memperkuat sektor perbankan Islamnya
dengan mengambil beberapa langkah penting. Pada tahun 1983, Perbadanan Wang Simpanan
Bakal (PASB) didirikan untuk mengelola dana pensiun syariah. Pada tahun 1989, tabungan
syariah mulai diperkenalkan untuk memberikan opsi perbankan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
Pada tahun 1999, Bank Muamalat Malaysia Berhad (Bank Muamalat) didirikan sebagai
bank syariah kedua di Malaysia. Ini adalah salah satu tonggak sejarah yang penting dalam
perkembangan perbankan syariah di negara ini. Untuk mendukung pertumbuhan perbankan
syariah, Bank Negara Malaysia (Bank Sentral Malaysia) memperkuat kerangka regulasi dan
pengawasan. Ini melibatkan penyusunan pedoman dan standar yang memungkinkan perbankan
syariah berkembang dengan baik. Selama tahun 2000-an dan seterusnya, berbagai bank
konvensional di Malaysia juga memperkenalkan divisi perbankan syariah. Ini memberikan lebih
banyak opsi bagi masyarakat Muslim untuk bertransaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Selain itu, bank-bank ini juga mulai menawarkan produk-produk keuangan syariah yang
beragam, termasuk pembiayaan perumahan, pembiayaan kendaraan, dan investasi syariah.
Selain perbankan syariah, Malaysia juga memperkuat pasar modal syariah. Pada tahun
1993, Bursa Malaysia memperkenalkan papan perdagangan saham syariah (Syariah-compliant
board) yang mengkhususkan diri dalam saham-saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Ini membantu perkembangan investasi syariah di Malaysia. Malaysia telah berusaha
untuk menjadi pusat keuangan syariah global. Negara ini telah mengembangkan hubungan
dengan berbagai negara dan lembaga keuangan syariah internasional, dan juga menjadi tuan
rumah berbagai konferensi dan forum keuangan syariah.
Penerapan hukum Islam dalam sistem bank syariah di Malaysia didasarkan pada prinsip-
prinsip syariah, yang merupakan landasan utama untuk operasi bank-bank syariah di negara ini.
Salah satu prinsip utama dalam perbankan syariah adalah larangan riba. Bank-bank syariah di
Malaysia dilarang memberikan atau menerima bunga dalam bentuk apa pun. Sebagai gantinya,
mereka menjalankan operasi yang sesuai dengan prinsip bagi hasil atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, di mana keuntungan dan kerugian dibagi bersama antara bank dan nasabah.
Salah satu prinsip utama dalam perbankan syariah adalah larangan riba. Bank-bank
syariah di Malaysia dilarang memberikan atau menerima bunga dalam bentuk apa pun. Sebagai
gantinya, mereka menjalankan operasi yang sesuai dengan prinsip bagi hasil atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, di mana keuntungan dan kerugian dibagi bersama antara bank dan
nasabah. Bank-bank syariah di Malaysia harus memberikan laporan keuangan yang memadai dan
transparan kepada otoritas regulasi dan nasabah. Laporan ini harus mencakup informasi tentang
kepatuhan terhadap prinsip syariah, kebijakan risiko, dan bagaimana laba dan kerugian dibagi
antara bank dan nasabah.
Bank syariah di Malaysia umumnya lebih berorientasi pada pembiayaan berdasarkan aset
(asset-backed financing) daripada pembiayaan berdasarkan bunga. Ini berarti bank syariah
cenderung terlibat dalam pembiayaan yang didukung oleh aset fisik atau proyek konkret, seperti
pembiayaan perumahan, kendaraan, atau proyek investasi, alih-alih memberikan pinjaman
dengan bunga. Bank-bank syariah di Malaysia diharuskan untuk menghindari investasi dalam
aktivitas atau bisnis yang dianggap haram dalam Islam, seperti alkohol, perjudian, atau produksi
dan penjualan barang haram.
Bank-bank syariah di Malaysia diharuskan untuk menghindari investasi dalam aktivitas
atau bisnis yang dianggap haram dalam Islam, seperti alkohol, perjudian, atau produksi dan
penjualan barang haram. Bank syariah di Malaysia sering memiliki program zakat dan sadaqah
untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Mereka dapat mengumpulkan zakat dari
nasabah dan menyalurkannya ke program kesejahteraan sosial dan amal.
Penerapan hukum Islam dalam sistem bank syariah di Malaysia didasarkan pada
kerangka regulasi yang ketat dan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Negara Malaysia.
Prinsip-prinsip ini berfungsi untuk memastikan bahwa bank-bank syariah di Malaysia beroperasi
sesuai dengan nilai-nilai Islam dan memberikan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip
syariah kepada nasabah Muslim.
Memahami Implementasi Hukum Is- lam pada Perbankan Syariah di Indonesia memiliki
urgensitas yang bernilai tinggi, baik dalam bentuk prinsip, undang-un- dang, dan model
aplikasinya, agar Per- bankan Syariah mampu mengejar keter- tinggalannya dari bank-bank
konvensio- nal yang ada di tanah air dan atau bank Islam yang ada di dunia.