Anda di halaman 1dari 2

TUGAS HUKUM ISLAM C-1

UU WAKAF

SHAREEN ALISJAH ADMADJA


131221177
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf di Indonesia mengatur
mengenai prinsip syariah wakaf. Pasal 2 UU 41/2004 menyatakan:

"Prinsip syariah wakaf sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini adalah wakaf
yang memenuhi ketentuan syariah Islam yang meliputi unsur hakim, maknawi, dan manfaat bagi
umat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku."

Dalam konteks ini, prinsip syariah wakaf mengacu pada prinsip-prinsip dasar wakaf
dalam hukum Islam. Beberapa poin penting yang dapat diambil dari Pasal 2 ini adalah:

Unsur Syariah: Wakaf harus mematuhi prinsip-prinsip syariah Islam. Ini berarti wakaf
harus sesuai dengan ajaran agama Islam dan prinsip-prinsip hukum Islam.
Unsur Hakim: Wakaf harus didasarkan pada kepemilikan hakim (milik pribadi atau milik
umum), yang berarti harta yang diwakafkan harus sah secara hukum dan dimiliki dengan jelas
oleh wakif (orang yang mewakafkan harta).
Unsur Maknawi: Wakaf harus memiliki unsur maknawi, yang berarti harus ada niat atau
tujuan yang kuat untuk mengabdikan harta tersebut untuk kepentingan agama atau kemaslahatan
umat.
Unsur Manfaat bagi Umat: Wakaf harus menguntungkan umat atau masyarakat dalam arti
bahwa harta yang diwakafkan harus digunakan untuk kepentingan umum, seperti pembangunan
masjid, sekolah, rumah sakit, dan keperluan sosial lainnya.
Tidak Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang Berlaku: Wakaf juga
tidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku di negara tersebut. Ini berarti
bahwa wakaf harus sejalan dengan undang-undang nasional yang mengatur masalah properti dan
hukum perdata.
Dengan demikian, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 bertujuan untuk
memastikan bahwa wakaf di Indonesia dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
dan hukum nasional yang berlaku, dengan tujuan untuk meningkatkan manfaat bagi umat dan
masyarakat secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai