REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : M.01-PR.08.10 TAHUN 2006
TENTANG
POLA PENYULUHAN HUKUM
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka mengembangkan budaya hukum di semua lapisan
masyarakat agar dapat tercipta kesadaran dan kepatuhan hukum
demi tegaknya supremasi hukum di Negara Kesatuan Republik
Indonesia, perlu dilakukan penyuluhan hukum secara nasional;
b. bahwa agar pelaksanaan penyuluhan hukum secara nasional dapat
berjalan secara tertib, terarah, dan terpadu, perlu didasarkan
pada Pola Penyuluhan Hukum;
c. bahwa Peraturan Menteri Kehakiman Nomor : M.05-PR.08.10 Tahun
1988 tentang Pola, Pemantapan Penyuluhan Hukum yang selama ini
berlaku, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan
hukum masyarakat oleh karena itu perlu dicabut dan diganti yang
baru;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a huruf b dan huruf c perlu ditetapkan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tentang Pola Penyuluhan
Hukum;
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 8; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4358);
2. Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
5. Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004
tentang Pembentukan Kabinet Bersatu.
7. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.04-PR.07.10 Tahun 2004 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
TENTANG POLA PENYULUHAN HUKUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUJUAN PENYULUHAN HUKUM
Pasal 2
BAB III
MATERI PENYULUHAN HUKUM
Pasal 3
Pasal 5
Pasal 6
BAB IV
METODE DAN SASARAN PENYULUHAN HUKUM
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
BAB V
PELAKSANAAN PENYULUHAN HUKUM
Pasal 11
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
(1) Lomba Kadarkum tingkat kecamatan diikuti oleh peserta dari desa
atau nama lain yang setingkat atau kelurahan yang ada di
wilayah kecamatan tersebut.
(2) Lomba Kadarkum tingkat kabupaten/kota diikuti oleh pemenang
pertama Lomba Kadarkum tingkat kecamatan yang ada di wilayah
kabupaten/kota tersebut.
(3) Lomba Kadarkum tingkat kabupaten/kota diikuti oleh pemenang
pertama Lomba Kadarkum tingkat kabupaten/kota yang ada di
wilayah kabupaten/kota tersebut.
(4) Lomba Kadarkum tingkat pusat diikuti oleh Kadarkum wakil dari
instansi/organisasi tingkat pusat.
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
BAB VI
KADARKUM
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 33
Pasal 34
BAB VII
DESA BINAAN ATAU KELURAHAN BINAAN
DESA SADAR HUKUM ATAU KELURAHAN SADAR HUKUM
Pasal 35
Pasal 36
(1) Desa Binaan atau Kelurahan Binaan dapat ditetapkan menjadi Desa
Sadar Hukum atau Kelurahan Sadar Hukum jika diusulkan oleh
bupati/walikota yang membawahi wilayah desa atau kelurahan yang
bersangkutan setelah desa atau kelurahan tersebut memenuhi
persyaratan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Badan
Pembinaan Hukum Nasional.
(2) Desa Sadar Hukum atau Kelurahan Sadar Hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur
atas usul Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
(3) Penetapan Desa Sadar Hukum atau Kelurahan Sadar Hukum dapat
ditinjau kembali jika di kemudian hari tidak memenuhi lagi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 37
BAB VIII
PEMBINAAN PENYULUHAN HUKUM
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
BAB IX
TATA LAKSANA PENYULUHAN HUKUM
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
(1) Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Penyuluhan Hukum di
Provinsi dan Kabupaten/kota kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum
Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan tembusan
kepada Gubernur dan Bupati/Wali kota.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap
triwulan, tengah tahun, dan akhir tahun anggaran.
(3) Kepala Hukum Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen dan Hak
Asasi Manusia setiap akhir tahun anggaran menyampaikan laporan
pelaksanaan penyuluhan hukum Pusat dan Daerah kepada Menteri
hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 54
BAB X
BIAYA
Pasal 55
Pasal 56
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 57
Kadarkum, Kadarkum Binaan, Desa Binaan dan Desa Sadar Hukum yang
telah terbentuk sebelum berlakunya Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia ini dinyatakan tetap sebagai Kadarkum, Kadarkum
Binaan, Desa Binaan dan Desa Sadar Hukum, sepanjang masih memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini beserta
dalam peraturan pelaksanaannya.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 58
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri Kehakiman
Nomor M.05-PR.08.10 Tahun 1988 tentang Pola Pemantapan Penyuluhan
Hukum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 9 Pebruari 2006
ttd.
HAMID AWALUDIN